Anda di halaman 1dari 5

Nama : Taufik Saputra

NIM : 22010117130173

Kelas/Prodi : D/Kedokteran Umum

Kasus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Polda Metro Jaya menetapkan tersangka terhadap dokter
Randall Cafferty terkait dugaan malpraktik terapi chiropractic yang menewaskan Allya Siska Nadya (27
tahun).

"Dokter Randall sudah ditetapkan tersangka dengan jeratan empat undang-undang," kata Direktur Reserse
Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti di Jakarta Senin (18/1).

Krishna mengatakan pihaknya masih melengkapi proses penyidikan, serta mengejar keberadaan dr
Randall yang diduga belum keluar dari Indonesia. Hal itu berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal
Imigrasi namun pihak kepolisian akan memastikan kembali keberadaan dr Randall.

"Kalau dia (dr Randall) masih di Indonesia akan segera kita tangkap," ujar Krishna.

Krishna mengungkapkan jika dr Randall telah keluar dari Indonesia maka penyidik Polda Metro Jaya telah
berkoordinasi dengan FBI dan Interpol. Krishna menyatakan petugas Polda Metro Jaya akan berbagi
informasi dengan FBI dan Interpol guna mengejar dr Randall.

Terkait kendala tidak ada perjanjian ekstradisi Indonesia dengan negara yang menjadi pelarian dr Randall,
Krishna menjelaskan penyidik Polda Metro Jaya akan menyerahkan proses persidangan kepada aparat
penegak hukum di Amerika Serikat.

Selain mempidanakan dugaan malpraktik, Krishna menegaskan polisi akan menyelidiki indikasi
pelanggaran klinik terapi tanpa izin. Termasuk dugaan pidana mempekerjakan tenaga kesehatan asing
tanpa izin hingga menewaskan salah satu pasien.

Bahkan pihak kepolisian membentuk satuan tugas (Satgas) dari imigrasi, dinas kesehatan dan dinas tenaga
kerja untuk kegiatan razia klinik ilegal yang membahayakan. Sebelumnya, dr Randall menangani Allya
saat pengobatan terapi di Klinik Chiropratic First Pondok Indah.
Sehari setelah diterapi, Allya meninggal dunia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pondok Indah
Jakarta Selatan pada 7 Agustus 2015.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/01/18/o151sy330-dokter-randal-resmi-
jadi-tersangka-kasus-malapraktik-chiropractic

Analisa Masalah

Dalam kasus tersebut, dr.Randall telah melakukan malpraktik yang menyebabkan pasiennya (Allya
Siska Nadya) meninggal dunia saat pengobatan terapi chiropractic. Mungkin beberapa dari kita merasa
asing saat mendengar istilah ‘Chiropractic’ . Pengertian terapi chiropractic sendiri adalah terapi yang
fokusnya perawatan pada system musculoskeletal, khususnya pada bagian tulang belakang. Praktisinya
meyakini gangguan kesehatan bisa disembuhkan tanpa obat karena penyebabnya adalah adanya masalah
pada system musculoskeletal. Terapi ini dicetuskan pertama kali oleh Daniel David Palmer pada tahun
1895 di Davenport, Iowa, AS. Ada pro dan kontra di kalangan dokter Indonesia tentang terapi ini, yaitu
chiropractic bukanlah pengobatan tradisional tapi pengobatan komplementer seperti pemberian suplemen.
Sudah ada biomechanical course selama 18 bulan untuk dokter di Indonesia yang dilengkap dengan
kurikulum. Namun, chiropractic tidak termasuk terapi yang ada dalam ilmu kedokteran khususnya
ortopedi. Dokter spesialis ortopedi tidak akan mendiagnosa ataupun memberi terapi chiropractic dan tidak
akan merujuk pasien ke terapisnya. Menurut Peraturan Kementrian Kesehatan,terapi ini tidak termasuk
penangan medis dan bukan terapi yang dijamin dalam program Jaminan Kesehatan Nasional.

Kembali kepada fokus masalah yang dibahas dalam kasus ini. Sebelumnya dokter asal AS tersebut
sudah lama melang melintang sebagai seorang chiropractor. Tetapi dalam perjalanannya, dr. Randall juga
pernah tersandung masalah terkait praktiknya. Akibatnya, izin praktik Randall dicabut pada 13 maret
2013.

Selama praktik di Indonesia, dr.Randall telah melakukan pelanggaran terhadap peraturan


perundang-undangan yang berlaku. Selain UU tentang kesehatan, Randall juga telah melanggar UU di
bidang lainnya seperti ketenagakerjaan dan imigrasi. UU yang dimaksud diantaranya adalah :
 Pasal 191 UU RI No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
“Setiap orang yang tanpa izin melakukan praktik pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan alat
dan teknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) sehingga mengakibatkan kerugian harta
benda, luka berat atau kematian dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda
paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).”

Sudah jelas dr.Randall terjerat pasal ini karena melakukan praktik pelayanan kesehatan tradisional yang
mengakibatkan kematian kepada pasiennya (Allya Siska Nadya).Selain itu, dr.Randall juga diduga
mempunyai lisensi praktik yang palsu.

 Pasal 122 huruf A UU RI No 6 tahun 2011 Tentang Keimigrasian

(1) Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah):

a. setiap Orang Asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau melakukan


kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian Izin Tinggal yang
diberikan kepadanya;

b. setiap orang yang menyuruh atau memberikan kesempatan kepada Orang Asing
menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud atau
tujuan pemberian Izin Tinggal yang diberikan kepadanya.

Dalam pasal ini, dr.Randall telah menyalahgunakan izin tinggal yang semula hanya untuk kunjungan
bisnis, bukan untuk melakukan praktik kerja. dr.Randall pun telah overstay di Indonesia. Hal itu jelas
telah melanggar UU tentang keimigrasian yang lainnya.

 Pasal 83 UU RI No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

“Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan melakukan praktik seolah-olah sebagai Tenaga Kesehatan
yang telah memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun.”

dr.Randall dapat dijerat pasal ini mungkin karena diduga tidak punya lisensi praktik asli yang dikeluarkan
oleh pemerintah Indonesia.
 Pasal 84 UU RI No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang mengakibatkan Penerima Pelayanan
Kesehatan luka berat dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun.

(2) Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kematian, setiap Tenaga
Kesehatan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.

dr.Randall terjerat pasal ini dan dapat dipidana dengan kurungan penjara paling lama 5 tahun karena
melakukan kelalaian yang menyebabkan pasiennya (Allya Siska Nadya) meninggal dunia setelah
menjalani perawatan terapi chiropractic.

 Pasal 359 KUHP

“Barangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain meninggal, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.”

Penetapan tersangka dr.Randall telah dipastikan terkait dengan hasil autopsi yang telah dilakukan
dokter forensik.

Sumber :

UU RI No.36 Tahun 2009

UU RI No.6 Tahun 2011

UU RI No.36 Tahun 2014

KUHP

Anda mungkin juga menyukai