Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembentukan energi pada tumbuhan menggunakan masukan karbon dioksida dan air.
Karbon dioksida merupakan gas buangan proses respirasi hewan dan manusia serta beberapa
aktivitas manusia lainnya. Selama pembentukan energi, tumbuhan mengeluarkan oksigen.
Oksigen di butuhkan oleh organisme untuk bernapas. Jadi, tumbuhanlah yang membuat udara
dibumi menjadi bersih. Tanpa tumbuhan, kita tidak tahu bagaimana kelangsungan hidup
organisme di bumi. Kita terkadang tidak menyadari besarnya ketergantungan kita pada
tumbuhan. Akibatnya, kadang kita melalaikan keberadaan tumbuhan dan tidak turut menjaga
nya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan tumbuhan lumut?
2. Apa yang dimaksud dengan tumbuhan paku ?
3. Apayang dimaksud tumbuhan berbiji?
4. Apa yang dimaksud dengan alga ?

C. Tujuan

Untuk mengetaui dunia tumbuhan yang meliputi Bryophihyta ( Tumbuhan Lumut )


Pterydophyta (Tumbuhan Paku ), Dan Spermathophyta (Tumbuhan Berbji ), Dan Protista Mirip
Tumbuhan (Alga ).

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. BRYOPHYTA (LUMUT)

Ketika kalian berada di daerah pegunungan atau batu-batuan yang ada di sungai atau di
tembok-tembok didekat sumur rumah kalian sering kalian temukan tumbuhan yang berwarna
hijau, hidup menempel.tumbuhan tersebut adalah bryophyta ( tumbuhan lumut ).

1. Ciri- Ciri Bryophyta

Bryophyta berasal dari bahasa yunani, kata bryum yang berarti lumut dan phyta artinya
adalah tumbuhan. Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri :

a. Memiliki habitat di daerah lembab.


b. Tumbuhan lumut merupakan peralihan dari thallopyta ke cormopyta, karena
tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.
c. Akar pada tumbuhan lumut masih berupa rhizoid, selain itu tumbuhan ini belum
memiliki berkas pembuluh xylem dan floeem, sehingga untuk mengangkut zat
hara dan hasil fotosintesisnya menggunakan sel-sel parenkim yang ada.
d. Tumbuhan lumutmemiliki klorofil atau zat hijau daun sehingga cara hidupnya
fotoautotrof.
e. Tumbuhan lumut dalam hidupnya dapat ber reproduksi secara aseksual dengan
pembentukan spora haploid dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet
jantan dan gamet betina.
f. Dalam siklus hidupnya atau metagenesisi tumbuhan lumut, akan di dapati fase
gametofit, yaitu tumbuhan lumut sendiri yang lebih dominan dari fase sporofit,
yaitu sporogonium.

2
2. Klasifikasi Bryophyta

Diviso tumbuhan lumut dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:

a. Musci (lumut daun)


Disebut lumut daun karena pada jenis lumut ini telah ditemukan daun meskipun
ukurannya masih kecil. Lumut daun merupakan jenis lumut yang banyak dijumpai
sehingga paling banyak dikenal. Contoh spesiesnya adalah Polytrichum juniperinum,
furarida, pogonatum cirratum dan sphagnum.
b. Hepaticae (lumut hati)
Lumut daun atau hepaticae dapat berproduksi secara seksual dengan peleburan
gamet jantan dan betina, secara aseksual dengan pembentukan gemmae. Contohnya
adalah marchantia polymorpha.
c. Anthocerotaceae (lumut tanduk)
Disebut lumut tanduk karna morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk hewan.
Contohnya anthoceros leavis.

3. Metagenesis Atau Pergiliran Keturunan Lumut

Pada tumbuhan lumut, proses reproduksi baik secara seksual dan aseksual berlangsung
melalui suatu proses yang disebut sebagai metagenesis. Dalam metagenesis, terjadi pergiliran
keturunan antara generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n).

Ketika ada spora yang jatuh pada tempat yang sesuai, maka spora tadi akan tumbuh menjadi
protonema. Protonema tadi akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut dewasa yang akan
menghasilkan gamet jantan, yaitu anteridium yang akan menghasilkan spermatozoid dan juga
menghasilkan gamet betina, yaitu arkegonium yang akan menghasilkan ovum. Apabila terjadi
fertilisasi antara spermatozoid dengan ovum maka akan terbentuk zigot, zigot tadi akan segera
berkembang menjadi sporogonium yang akan menghasilkan spora. Spora yang akan dihasilkan
sporogonium akan membelah dan akan keluar serta tumbuh lagi menjadi protonema. Siklus akan
berjalan seperti semula.

3
4. Peranan Tumbuhan Lumut Dalam Kehidupan

Dalam kehidupan, tumbuhan lumut juga memiliki manfaat, diantaranya adalah :

a. Dalam ekosistem yang masih alami, lumut merupakan tumbuhan perintis karena dapat
melapukan batuan sehingga dapat ditempati oleh tumbuhan yang lain.
b. Lumut dapat menyerap air yang lebih, sehingga dapat mencegah terjadinya banjir.
c. Lumut jenis marchantia polymorpha dapat digunakan sebagai obat radang hati.
d. Lumut sphagnum, dapat dijadikan sebagai bahan pengganti kapas untuk industri tekstil.

B. PTERYDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU)

Sama dengan tumbuha lumut, tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang sebagian besar
hidup ditempat-tempat yang lembab :

1. Ciri-ciri Pterydophyta

Tumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan
daun sejati. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kormophyta berspora.
b. Baik pada akar, batang dan daun, secara autonomi sudah memiliki berkas pembuluh
angkut, yaitu xylem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar
menunju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang berfungsi mengedarkan
hasil fotosintesis keseluruh bagian tubuh tumbuhan.
c. Habitat tumbuhan paku ada yang didarat dan ada pula yang diperairan serta ada yang
hidupnya menempel.
d. Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik.
e. Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat berproduksi secara aseksual dengan
pembentukan gammae dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan
gamet betina.
f. Dalam siklus hidup (metagenesis) dapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku itu
sendiri.

4
g. Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan dari
pada fase gametofitnya.
h. Memiliki klorofil sehingga secara hidupnya fotoautotrof.

Macam-macam daun pada tumbuhan paku adalah :

a. Berdasarkan ukurannya
1) Mikrofil
Berdasarkan dari kata mikro yang berarti kecil dan folium yang berarti
daun, jadi daun ini memiliki ukuran yang kecil dan jaringan-jaringan didalamnya
belum terdiferensasi secara jelas.
2) Makrofil
Berdasarkan dari kata makro yang artinya besar dan folium yang berarti
daun, jadi daun ini memiliki ukuran yang sangat besar dan sudah terdiferensiasi.
Disini sudah bisa didapatkan jaringan epidermis serta daging daun yang berdiri
atas jaringan spons dan jaringan bunga karang.
b. Berdasarkan fungsinya
1) Tropofit
Merupakan daun yang hanya berguna untuk fotosintesis. Pada daun ini, tidak
dihasilkan spora yang merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan paku.
2) Sporofit
Merupakan jenis daun pada tumbuhan paku yang selain dapat digunakan untuk
fotosintesis juga dapat menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku terletak dalam sorus yang merupakan kumpulan dari kotak
spora (sporangium).
Berdasarkan jenis-jenis spora yang dihasilkan, dikenali tumbuhan paku
homospora, paku peralihan, dan paku heterospora :
a) Paku homospora
Merupakan jenis paku yang hanya menghasikan spora jantan atau spora betina
saja. Contohnya adalah lycopodium atau paku kawat.
b) Paku peralihan

5
Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan dua macasm spora, yaitu spora
jantan dan spora betina. Namun, spora-spora yang tersebut memiliki bentuk dan
ukuran yang sama. Contohnya equisetum debile.
c) Paku heterospora
Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan spora dengan jenis dan ukuran
yang berbeda, yaitu spora jantan dan spora betina. Spora jantan memiliki ukuran
lebih kecil, atau bisa disebut sebagai makrospora. Contohnya adalah marsilea
crenata (semanggi) dan selaginella widenowii.
2. Klasifikasi Pterydophyta
Tumbuhan paku dapat dikasifikasikan menjadi 4 kelas :
a. Psilophytinae
Contohnya psilotum nodum. Anggota kelas ini banyak yang telah punah.
b. Equisetinae
Contohnya equisetum debile atau paku ekor kuda.
c. Lycopodinae
Contohnya lycopodium atau paku kawat dan marsilae crenata (semanggi).
d. Filicinae
Contohnya adalah paku pakis.

3. Metagenesis Atau Pergiliran Keturunan Paku

Pada metagenesis tumbuhan paku, baik pada paku homospora, ataupun paku peralihan, pada
prinsipnya sama. Ketika ada spora yang jatuh di tempat yang cocok, spora tadi akan berkembang
menjadi protalium yang merupakan generasi penghasil gamet atau biasa disebut sebagai generasi
gametofit, yang akan segera membentuk anteredium yang akan menghasilkan spermatozoid dan
ovum bertemu, akan terbentuk zigot yang dploid yang akan segera berkembang menjadi
tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang kita lihat sehari-hari merupakan generasi sporofit karena
mampu membentuk sporangium yang akan menghasilkan spora untuk perkembangbiakan.

Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase
gametofitnya.

6
Apabila kita amati daun tumbuhan paku penghasil spora (sporofil), di sana akan kita jumpai
organ-organ khusus pembentuk spora, spora di hasilkan dan di bentuk dalam suatu wadah yang
di sebut sebagai sporangarium, biasanya sporangium pada tumbuhan paku berkumpil permukaan
bawah daun.

4. Manfaat Tumbuhan Paku


Dalam kehidupan sehari-hari, tumbuhan paku juga berperan dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
a. Sebagai tanaman hias misalnya adiantum cuneatum (suplir), asplenium midus (paku
sarang burung) dan platycerium diforme (paku simbar menjangan).
b. Sebagai tanaman obat, misalnya limpang dari aspidium filixmas (dryopteis) yang
mampu mengobati cacingan.
c. Sebagai bingkai dalam karangan bunga.
d. Sebagai pupuk hijau.
e. Sebagai sayuran, contohnya adalah marsilea crenata (smanggi).

C. SPERMATHOPYTA (TUMBUHAN BERBIJI)

Seperti halnya tumbuhan paku,tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan berkomus karna sudah
memiliki akar, batang, dan daun sejati.

1. Ciri-Ciri Spermathopyta
Spermathopyta berasal dari kata spermae yang berarti biji dan phyton yang berarti
tumbuhan. Tumbuhan ini memiliki ciri utama, yaitu di temukan nya suatu organ,yaitu
biji yang berasal dari bakal biji. Pada tumbuhan berbiji, juga sudah di lengkapi berkas
pembuluh angkut, yaitu xilem dan flom.
2. Klasifikasi Spermathopyta
Spermathopyta dibagi menjadi dua kelas yaitu:
a. gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
tumbuhan gymnospermae di sebut juga tumbuhan berbiji telanjang, karna
bakal biji nya tidak di bungkus oleh daun buah. Terdapat kanbium sehingga dapat
tumbuh membesar. Daun kebanyakan kaku dan sempit, ada berbentuk jarum,

7
misalnya pada pinus, ada seperti pita bertulang daun sejajar, misalnya pake saji
dan ada pula agak lebar bertulang daun menyirip, misalnya daun meninjo. Bunga
umumnya tidak memiliki mahkota atau bila memiliki mahkota tidak berwarna
mencolok dan bentuknya seperti sisik.
Klasifikasi tumbuhan gymnospermae di bagi menjadi:
1) coniferales
coniferales berarti kerucut, di tandai dengan adanya strobilus yang
berbentuk kerucut. Bakal buah ada pada strobilus betina yang memiliki
ukuran lebih besar dari pada strobilus jantan yang mengandung serbuk sari.
Selain itu, secara morfologo memiliki bentuk bangun tubuh seperti kerucut.
Contohnya adalah pinus merkusii (pinus), araucaria,cupresus.
2) Ginkgoales
Sama halnya dengan ordo cycadales, anggota ginkgoales juga tumbuhan
yang berumah dua. Stobilus jantan dan stobilus betina di hasilkan pada
individu yang berlainan. Contohnya adalah ginkgo biloba.
3) Cycadales
Batang adri tanaman yang termasuk anggota ordo ini tidak bercabang,
memiliki daun majemuk seperti daun kelapa yang tersusun pada tajuk pada
batang yang memanjang.
Morfologi tumbuhan ini sangat mirip dengan tumbuhan palem-paleman.
Contohnya yang masih ada sampai sekarang adalah tanaman pakis haji (cycas
rumphi).
Anggota dari ordo cycadales adalah berumah dua, dimana strobilus di atas
jantan dan strobilus betina di hasilkan pada individu yang berlainan.
4) Gmetales
Sampai sekarang contoh spesies dari kelas ini sering kita jumpai adalah
tumbuhan melinjo (genetum genemon). Sama hal nya dengan yang lainnya,
melinjo dalam berkembangbiakannya juga di temukan adanya bunga jantan
dan bunga betina.
b. Angiosternae (tumbuhan berbiji tertutup)

8
Di sebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup di karenakan bakal biji yang di
miliki tumbuhan ini dilindungi oleh daun buah. Pada tumbuhan ini juga telah
memiliki tumbuhan yang sesungguhnya, memiliki betuk dan susunan urat daun
yang beranekaragam. Ada daun yang pipih, sempit, ataupun lebar, dan susunan
urat daunnya ada yang menyirip, menjari, melengkung, ataupun sejajar seperti
pita. Alat perkembangbiakan secara generatif berupa bunga.

Macam-macam bunga:
1) Bunga lengkap
Merupakan bunga yang memiliki semua bagian bung tanpa terkecuali,
yaitu tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik.
Contohnya adalah (bunga mawar, melati, jasminu, sambac), dan bunga
sepatu.
2) Bunga tidak lengkap
Merupakan bunga yang tidak memiliki salah satu bagian bunga.
Contohnya adalah bunga tanaman, rumput-rumputan yang memiliki mahkota
bunga.
3) Bunga sempurna
Merupakan bunga yang memiliki benang sari dan putik segaligus, selain
itu juga memiliki bagian-bagian bunga yang lain. Contohnya adalah bunga
sepatu.
4) Bunga tidak sempurna
Merupakan bunga yang hanya memiliki benang sari atau hanya memiliki
putik saja,selain itu juga memiliki bagian bagian bunga yang lain. Contohnya
adalah bunga salak, bunga kelapa, jagung, dan melinjo. Bunga yang hanya
memiliki benang sari biasa disebut juga sebagai bunga jantan dan bunga yang
hanya memiliki putik saja disebut bunga betina.
Klasifikasi angiospermae berdasarkan jumlah keping biji yang ada,dibedakan
menjadi dua kelas,yaitu:
1) Monokotil

9
Berdasarkan kata mono yang berarti satu atau tunggal dan
kotiledonae yang artinya keping biji. Jadi, tumbuhan monokotil adalah
tumbuhan yang hanya memiliki satu keping atau daun biji. Tumbuhan ini
memiliki perakaran serabut dan secara umum tumbuhan ini tidak
bercabang. Daun yang dimiliki memiliki tulang daun sejajar ataupun
melengkung. Bagian bagian bunga yang dimiliki berjumlah lipatan tiga.
Secara anatomi, baik pada bagian batang ataupun akar tidak akan
dijumpai kambium, sehingga pada tumbuhan monokotil hanya mengalami
pertumbuhan memanjang saja,tumbuhan monokotil memiliki berkas
pembulu angkut yang tersebar dan tidak teratur.
Berikut ini adalah famili famili dari tumbuhan monokotil:
a. Liliaceae ,contohnya kembang sungsang.
b. Poaceae atau graminae, contohnya padi,alang alang,dan jagung.
c. Zingiberaceae, contohnya jahe,lengkuas dan kencur.
d. Musaceae ,contohnya pisang.
e. Orchidaceae, contohnya kelapa,palem.
2) Dikotil
Pada biji dikotil akan didapatkan dua keping atau daun biji. Itulah
ciri pokok dari tumbuhan dikotil. Selain itu, secara umum pada batang
tumbuhan dikotil didapatkan cabang,serta memiliki sistem perakaran
tunggang.
Tumbuhan dikotil memiliki sistem tulang daun menyirip atau menjari baik
didalam akar ataupun batang akan dijumpai adanya kambium yang
memiliki fungsi untuk pertumbuhan. Selain tumbuh memanjang,tumbuhan
dikotil juga mengalami pertumbuhan membesar atau melebar,dikarenakan
aktivitas kambium. Berkas pembulu angkut xylem dan floem tersusun
teratur dalam satu lingkaran.

Berikut ini adalah famili famili tumbuhan dikotil :

a. Euphorbiaceae,contohnya karet.
b. Moraceace, contohnya beringin.

10
c. Papilionaceace, contohnya kacang tanah.
d. Labiate, contohnya kentang.
e. Convolvulaceae, contohnya kangkung.
f. Apocynaceace,contohnya kamboja.
g. Rubiaceae,contohnya kopi.
h. Verbenaceae,contohnya jati.
i. Myrtaceae, contohnya cengkeh.
j. Rutaceae,contohnya jeruk.
k. Bombacaceae,contohnya durian.
l. Malvaceae,contohnya waru
m. Mimosaceae, contohnya putri malu.
n. Caesal piniaceae, contohnya asam.

D. PROTISTA MIRIP TUMBUHAN (ALGA)


1. Karakteristik Alga
Alga memiliki struktur tubuh yang sangat sederhana. Tubuh berupa talus, yaitu
tidak memiliki organ akar, batang, dan daun sejati. Oleh karena itu, berapa ahli botani
menempatkan alga pada taksom Thallophyta (tumbuhan tingkat rendah). Tubuuh alga
ada yang tersusun dari satu sel ( uniseluler). Mereka dapat ditemukan melayang
dipermukaan air, melekat di dasar perairan, atau berenang dengan menggunakan
flagelanya. Beberapa jenis alga berukuran besar ( panjang mencapai 30 meter ) dan
terdiri atas banyak sel (multiselulr)tidak semua alga hidup diperairan, beberapa jens
ada yang hidup pada kulit pohon, tanah lembab bahkan pada permukaan tubuh paus
biru. Selai itu, ada pula yang hidup di dalam tubuh organisme yang ditempeli, bahkan
pada kenyataan lebih sering membantu menyuplai makanan dengan melakukan
fotosintesis.
Sel-sel alga ada yang berklompok membentuk koloni berupa filamen bercabang
atau tidak bercabang. Kebanyakan alga membentuk lapisan lendir pada permukaan
tubuhnya. Pertumbuhan alga, antara lain dipengaruhi oleh suhu lingkungan, intensitas
cahaya, jumlah oksigen dan karbondioksida, serta kandungan mineral di dalam air.

11
Reproduksi dilakukan secara aseksual, seksual, atau keduanya. Pemilihan cara
reproduksi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Reproduksi aseksual (fegetatif) terjadi melalui pembelahan biner, fragmentasi,
dan pembntukan pora, pembelahan biner kebanyakan terjadi pada alga unieluler,
sedangkan fragmentasi biasa dilakukan oleh alga multiseluler berbentuk filamen.
Setiap fragmen yang terputus dapat tumbuuh menjadi individu baru. Reproduksi
melalui pembentukan spora dapat terjadi pada alga uniseluler dan multiseluler. Spora
yang berbbentuk dapt berupa spora kembara (zoospora) yang berflagela sehinggga
dapat berenang bebas. Zoospora dapat tumbuh secara langsung menjadi tunbuh alga.
Reproduksi seksual (generatif ) terjdi mlalui konjugasi atau peleburan dua gamet
yang berbeda jenis. Berdasarkan jenis gametnya, dikenal tiga tipe reproduksi seksual
alga, yaitu isogami ( dua gamet berbeda jenis, tetapi memiliki bentuk dan ukuran
yang sama)dan heterogami atau oogami (dua gamet memiliki sifat dan ukuran yang
berbeda). Gamet jantan (sperma) biasanya berukuran lebih kecil dan dapat bergerak,
sedangkan gamet betina (sel telur) berukuran lebih besar dan tidak dapat bergerak.
Pada beberapa alga, terjadi pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi
penghasil spora (sporofit) dan generasi penghasil gamet (gametofit). Pergiliran
keturunan biasa terjadi pada alga hijau, alga coklat, dan alga merah multiseluler.
Alga mengandung klorofil sehingga organisme tersebut dapat melakukan
fotosintesis. Selain klorofil, alga jua mengandung pigmen lain seperti pigmen biru
(fikosianin), pigmen merah (fikoeritrin), pigmen coklat (fikosantin), pigmen
keemasan (karotin), dan pigmen kuning (xantofil).
2. Klasifikasi Alga
Alga memiliki bermacam pigmen yang berbeda-beda. Perbedaan warna pigmen
tersebut sering dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian alga, selain susunan sel dan
cara reproduksi. Berdasarkan pigmen yang dimiliki, anggota alga yang berjumlah
sekitar 30.000 spesies dapat diklasifkasikan menjadi lima filum, yaitu chlorophyta
(alga hijau), chryshophyta (alga keemasan atau diatom), phaeophyta (alga coklat)
rhodophyta (alga merah), dan pyrrophyta (Dinoflagellata).
a. Filum cholorophyta (alga hijau)

12
Susunan tubuh alga hijau bervariasi, mulai dari 1 sel hingga berupa kumpulan dari
beberapa sel yang membentuk koloni. Alga hijau kebanyakan hidup di air tawar,
tetapi ada juga yang hidup di air laut dan di darat. Alga hijau memiliki klorofil a
dan b serta pigmen karoten sehingga menyebabkan alga tampak warna hijau
hingga hijau kekuningan. Dengan adanya klorofil, alga hijau mampu membuat
makanan sendiri berupa glukosa yang kadang disimpan dalam bentuk pati
didalam sel. Didalam klorofas juga terdapat firenoid, yaitu butir protein untuk
membentuk pati. Contoh beberapa jenis alga hijau adalah protococus, chlorella,
chlamydomonas, volvox, spirogyra, ulotrix, oedogonium, dan ulva.
1) Protococus, merupakan alga hijau yang paling dikenal. Alga ini tumbuh pada
kulit batang pohon, bangunan yang tidak dicat, atau pun batuan basah.
Organisme ini memiliki sel berbentuk bulat (oval) dan berreproduksi dengan
cara membelah duri.
2) Chlorella, merupakan alga bersel 1dan kaya akan protein sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan, PST (Protein Sel Tunggal).sel
berbetuk bulat, dinding sel mengandung selulosa, berrepoduksi dengan cara
membelah diri. Chlorella hidup di air tawar, laut, bahkan ditemukan hidup
didalam sel protozoa, jaringan hewan spons dan ubur-ubur.
3) Chalmydomonas, merupakan alga hijau uniseluler, banyak ditemukan di parit,
selokan, atau kolam, dan didalam tanah. Sel berbentuk oval dan memiliki 2
flagela sama panjang pada bagian anterior tubuh. Dinding sel tersusun dari
bahan glikoprotein dan memiliki satu kloroplas besar benbentuk seperti
cawan didalam kloroplas terdapat klorofil, pirenoid, dan stigma (bintik mata)
yang berfungsi untuk menanggapi rangsangan cahaya. Reproduksi pertama
secara aseksual dengan membelah diri.
4) Volvox, merupakan salah satu contoh alga hijau yang berkoloni dan dapat
bergerak (motil) karna memiliki flagela. Tiap koloni dapat tersusun dari 4, 8,
16, 32, atau lebih sel bergantung pada spesiesnya. Satu koloni volvox
globaton membentuk bangunan seperti bola yang terdiri atas 500-200.000 sel.
Tiap sel dalam koloni dihubungkan oleh benang sito plasma harus yang
berfungi untuk interaksi dan koordinasi secara langsung diantara sel tersebut.

13
5) Spiogyra, berbentuk seperti benang, berwarna hijau terang dengan panjang
beberapa centi meter sampai setengah meter. Didalam sel terdapat 1 atau lebih
kloroplas berbentuk spiral dan banyak pirenoid. Reproduksi dilakukan secara
aseksual dan seksual. Reproduksi secara seksual dengan cara konjugasi yang
terjadi pada saat kondisi lingkungan tidak mendukung seperti suhu yang
terlalu tinggi atau sebaliknya.
6) Ulothrix, hidup menempel dibebatuan pada perairan yang dangkal melalui alat
khusus yang di sebut holdfast. Pada kondisi lingkungan yang ideal reproduksi
aseksual terjadi melalui pembentukan zoospora. Reproduksi seksual dilakukan
melaui peleburan 2 isogami.
7) Oedogonium, hidup menempel melalui holdfast pada batuan atau benda lain di
perairan yang tenang. Tiap sel memiliki 1 kloroplas. Reproduksi aseksual
dilakukan melalui pembentukan zoospora, sedangkan reproduksi seksual
melalui pembentukan heterogami.
8) Ulva, lebih dikenal dengan nama selada laut karena memiliki talus yang lebar
mirip tumbuhan selada reproduksi seksualnya diawali dengan pembelahan
mitosis zoospora (n), sehingga terbentuk talus multiseluler (n). talus haploid
itu disebut juga generasi gamettofit karna akan menghasilkan gamet.
Kemudian terjadi fertilisasi antara gamet jantan dengan gamet betina sehingga
membentuk zigot (2n). zigot membelah secara mitosis membentuk talus
diploiddan tumbuh menjadi ulva dewasa. Ulva dewasa disebut juga generasi
sporofit karena akan menghasilkan spora. Dengan demikian, dalam daur
hidupnya, ulva mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan.
b. Filum chrysophyta (alga keemasan atau diatom)
Alga keemasan memiliki ciri dan ukuran yang bervariasi. Hampir semua
anggota memiliki klorofil didalam kloroplasnya. Namun, pigmen warna hijau
yang dimiliki umumnya tertutup oleh pigmen keemasan. Cadangan makanan
berupa zat lemak dan karbohidrat.
Kelompok alga keemasan yang paling terkenal adalah diatom yang memiliki
anggota sekitar 16.000 spesies. Mereka dapat ditemukan diair tawar ataupun air

14
laut. Kebanyakan diatom di susun oleh sebuah sel dan hidup secara soliter atau
berkoloni.
Struktur diatom terdiri atas dua bagian, yaitu bagian dinding tubuh
penutup disebut epiteka dan bagian dinding tubuh yang ditutupi disebut hipoteka.
Reproduksi umumnya berlangsung dengan pembelahan binner. Setelah nukleus
dan sitoplasma terbagi dua bagian (epiteka dan hipoteka) saling terlepas
dilanjutkan dengan pembentukan dinding sebelah dalam dari epiteka ataupun
hipoteka dengan demikian terbentuklah dua sel baru.
c. filum phaeophyta (Alga Cokelat)
Alga cokelat memiliki anggota sekitar 1000 spesies kebanyakan hidup
dilaut mm menempel pada batuan hingga kedalaman 15 meter atau lebih. Alga
cokelat bersifat multiseluler dan memiliki bentuk dan ukuran yang sangat
bervariasi, mulai dari bentuk sehelai benang hingga pita dengan panjang lebih dari
30 meter. Dalam beberapa hal mereka menyerupai tumbuhan tingkat tinggi karena
bertubuh besar serta memiliki struktur yang mempunyai batang ( holdfast), daun
(blade), dan akar (stipe). Agar tetap mengapung didalam air, alga cokelat
dilengkapi kantong udara. Alga cokelat di dominasi oleh pigmen cokelat
(fukosantin) sehingga mempunyai pigmen klorofil a dan c serta karoten.
Berikut ini beberapa contoh alga cokelat.
1. Fucus, banyak terdapat diperairan dingin, dipantai yang dangkal. Panjang
cabang tubuhnya bisa mencapai lebih dari 1 meter pada bagian ujung tubuh
terdapat alat reproduksi seksual berupa reseptakel didalam reseptakel terdapat
alat penghasil sel kelamin yang disebut konsep takel. Fucus bisa dipakai
sebagai pembungkus kerang-kerangan dan makanan hewan laut lainnya.
2. Sargassum, banyak di temukan dilaut atlantik, terutama dilaut sargasso yang
terletak diantara kepulauan Bahama dan Azore. Jenis alga tersebut mampu
menutupi laut lebih dari satu juta kilometer persegi. Tubuh saragassum
memiliki gelembung udara pada bagian percabangan. Pada homotalusnya
terdapat bagian yang berbentuk seperti batang, daun, dan akar.

15
3. Laminaria, merupakan jenis alga cokelat terbesar dengan panjang 30 meter.
Laminaria terdapat banyak ditemukan dipantai barat Amerika Utara.
Tubuhnya tersusun dari beberapa lembar talus berbentuk seperti pita.
4. Turbinaria, diberi nama demikian karena alga tersebut memiliki struktur
berbentuk daun (blade) yang mempunyai bentuk turbin (corong).
d. Filum rhodophyta (alga merah)
Sekitar 2.500 spesies alga merah hidup dilaut, sisanya hidup diair tawar.
Alga merah di dominasi oleh pigmen merah (fikoeritrin) sehingga menutupi
pigmen lainnya seperti klorofil a dan d, kroten, serta, fikosianin. Berbagai
kandungan pigmen tersebut menyebabkan alga merah tampak berwarna hijau,
kuning, hitam, coklat ataupun ungu. Sebagian besar alga merah adalah
multiseluler. Dinding selnya berisi seluosa dan getah. Cadangan makanan berupa
zat tepung floridean yag dapat dgunakan sebagai bahan agar-agar.
Daur hidup alga merah biasanya sangat kompleks dan hanya beberapa saja yang
hanya diketahui secara mendetail.nreproduksi seksual berlangsung dengan
peleburan sel sperma yang tidak berflagela dan sel telur. Contoh alga merah,
antara lain kallimenia renifornis, secinaia furcellata, eucheuma spinosum,
gelidium, gracilalia,dictyota, dan rhodimenia.
e. Filum pyrrophyta (Dinoflgellata)
Filum pyrrophyta sering disebut sebagai alga api. Mereka merupakan
filum terkecil dari seluruh alga karena hanya terdiri atas 1 jenis alga bersel satu
bernama dinoflagellata.
Sebagian besar dinoflagelata hidup di laut , ada beberapa yang hidup di air
tawar. Dinoflagellata laut dapat mengeluarkan zat fosfor sehingga menyebabkan
permukaan laut tampak bercahaya pada malam hari. Dinding selnya sangat
berbeda dibandingkan dengan alga lain karena tersusun dari selulosa. Tubuhnya
juga dilengkapi dengan flagela. Pigmen hijau yang dimiliki tertutup oleh pigmen
coklat kekuningan.
3. Perananan Alga Bagi Kehidupan
Di lautan, salah satu faktor penentu jumlah kandungan oksigen terlarut adalah
alga. Melalui proses fotosintesis, organisme ini menghasilkan oksigen dan zat

16
makanan yang berguna bagi makhluk hidup. Namun, masih banyak manfaat alga bagi
kehidupan, antara lain sebagai berikut.
a. Alga laut bisa digunakan sebagai pupuk. Bahan organik yang terkandung
didalamnya ditambah dengan garam mineral dapat meningkatkan kesuburan
tanah.
b. Kandungan yodium didalam alga sangat tinggi.
c. Alga dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat sup, agar-agar, dan makanan
lain. Alga mengandung komponen sodium yang berguna untuk industri dan
menjaga kelembutan es krim.
d. Chlorella, merupakan sumber protein nabati yang sangat tinggi.
e. Alga merah merupakan sumber koloid kometsial yang sangat penting. Mereka
bisa digunakan sebagai media agar untuk perbanyakan bakteri, bahan untuk
pembuatan susu coklat, stabilisator dalam pembuatan es krim, keju, salad, serta
untuk menjaga kelembapan pada lapisan gula, krim, dan manisan.
f. Asam alginat dari beberapa jenis alga coklat bisa digunakan untuk bahan
pembuatan tekstil, plastik, dan kosmetik.
g. Tanah diatom digunakan sebagai bahan untuk pembuatan kaca, piring hitam, cat,
bahan penggosok, bahan isolasi, saringan untuk penyulingan minyak atau
menggilingan gula, bahan penyekat dinamit dan pembuatan jalan.
h. Alga dapat di budidayakan secara massal di dalam pipa dan tangki plastik dengan
syarat persediaan cahaya, air, dan karbon dioksida.Hal tersebut mungkin
bermanfaat untuk penerbangan luar angkasa sebagai penyuplai oksigen secara
konstan bagi astronot.

Selain memiliki banyak manfaat, beberapa alga dapat juga mendapatkan kerugian.
Alga merah dapat menjadi beracun pada saat mati. Hal tersebut dapat mencemari air
sehingga membahayakan bagi manusia, ikan, atau pun organisme air lainnya. Salah
satu jenis dianoflagellata, gymnodinium, menyebabkan “gelombang merah” di lautan
berair hangat. Apabila reproduksi gymnodinium menjadi sangat cepat, maka
jumlahnya mencapai ratusan juta dalam beberapa liter air. Padahal, tiap sel
gymnodinium mengandung pigmen merah yang sangat beracun bagi ikan dan hewan
laut lainnya.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tumbuhan lumut (Bryophyta) dibagi menjadi 3 kelas, yaitu musci (lumut daun), hepaticae
(lumut hati), dan anthoceraceae (lumut tanduk).

Tumbuhan paku (pterydophyta) dibagi menjadi 4 kelas yaitu : psillophytae, equisetinae,


lycopodinae, dan filicinae.

Berdasarkan ukurannya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofit dan makrofit,
sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tropofil dan sporofil.

Tumbuhan paku dan lumut semasa hidupnya akan mengalami metagenesis, yaitu proses
pergiliran keturunan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Priadi. Arif dan Yanti Herlanti. 2016. Biologi SMA kelas X 1. Yudhistira.

Suwarno. 2002. Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA dan MA kelas X.

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

19

Anda mungkin juga menyukai