Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Ca mammae

1. Definisi

Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya


onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara (Karsono, 2006). Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di
dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran
susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari


sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk
kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011).

2. Etiologi

Menurut Brunner dan Suddarth(2002), tidak ada satupun penyebab spesifik


dari ca mammae; sebaliknya serangkaian factor genetik, hormonal, dan kemungkinan
kejadian lingkungan dapat menunjang kanker ini. Sedangkan menurut Moningkey
dan Kodim, penyebab spesifik dari ca mammae masih belum diketahui, tetapi
terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya
ca mammae.

3. Patofisiologi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit
yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada
tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memicu sel
menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh
suatu agen yang disebut karsinogen, yang berupa bahan kimia, virus, radiasi
(penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan
yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan
lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu

1
karsinogen. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjad ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi (Desen, 2008).

4. Anatomi dan Fisiologi

Kelenjar mammae (payudara) dimiliki oleh kedua jenis kelamin. Kelenjar ini
menjadi fungsional saat pubertas untuk merespons estrogen pada perempuan dan
pada laki-laki biasanya tidak berkembang. Saat kehamilan, kelenjar mammae
mencapai perkembangan puncaknya dan berfungsi untuk produksi susu (laktasi)
setelah melahirkan bayi.

1. Struktur Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan


adipose yang tertutup kulit pada dinding anterior dada. Payudara
terletak diatas otot pektoralis mayor dan melekat pada otot tersebut
melalui selapis jaringan ikat. Variasi ukuran payudara bergantung pada
variasi jumlah jaringan lemak dan jaringan ikat dan bukan pada jumlah
glandular aktual.
a. Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai 20 lobus mayor, setiap lobus
dialiri duktus laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi sinus lakteferus
(ampula).
b. Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan dipisahkan oleh ligamen
suspensorium cooper (berkas jaringan ikat fibrosa)
c. Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap lobulus
kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di
alveoli sekretori.

2
d. Puting memiliki kulit berpigmen dan berkerut membentang keluar sekitar 1
cm sampai 2 cm untuk membentuk aerola

2. Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara


a. Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria internal, yang
merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan
berasal dari cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari
payudara melalui vena dalam dan vena supervisial yang menuju vena
kava superior.
b. Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit puting, dan
aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian,
limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (Sloane, 2004).

Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang dipengaruhi oleh


hormon. Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas
sampai menopause. Sejak pubertas, estrogen dan progesteron menyebabkan
berkembangnya duktus dan timbulnya sinus. Perubahan kedua, sesuai dengan
daur haid. Beberapa hari sebelum haid, payudara akan mengalami pembesaran
maksimal, tegang, dan nyeri. Oleh karena itu pemeriksaan payudara tidak
mungkin dilakukan pada saat ini. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil
dan menyusui. Saat hamil payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel
duktus lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru. Adanya sekresi
hormon prolakt in memicu terjadinya laktasi, dimana alveolus menghasilkan
ASI dan disalurkan ke sinus kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting
susu (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2005).

Menurut Price & Wilson (2006) pada ca mammae terjadi proliferasi


keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Pada
awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel atipikal. Sel-
sel ini kemudian berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma.
Kanker membutuhkan waktu tujuh tahun untuk tumbuh dari satu sel manjadi
massa yang cukup besar untuk dapat dipalpasi (kira-kira berdiameter 1 cm)
pada ukuran itu, sekitar 25% ca mammae sudah mengalami metastasis.

5. Klasifikasi ca mamae

Paget’s disease merupakan bentuk kanker yang dalam taraf permulaan


manifestasinya sebagai eksema menahun putting susu, yang biasanya merah dan
menebal. Suatu tumor subareoler bisa teraba. Sedang pada umumnya kanker

3
payudara yang berinfiltrasi ke kulit mempunyai prognosis yang buruk namun
pada paget’s disease prognosisnya lebih baik. Paget’s disease merupakan suatu
kanker intraduktal yang tumbuh dibagian terminal dari duktus laktiferus. Secara
patologik ciri-cirinya adalah: se-sel paget(seperti pasir), hipertrofi sel epidermoid,
infiltrasi sel-sel bundar di bawah epidermis.

Klasifikasi Klinik Kanker Payudara ( Ca mammae)

a. Steinthal I : kanker payudara besarnya sampai 2 cm dan tidak memiliki


anak sebar.
b. Steinthal II : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak sebar
dikelenjar ketiak.
c. Steinthal III : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak sebar di
kelenjar ketiak, infra dan supraklavikular, atau infiltrasi ke fasia pektoralis
atau ke kulit atau kanker payudara yang apert (memecah ke kulit).
d. Steinthal IV : kanker payudara dengan metatasis jauh misal ke
tengkorak, tulang punggung, paru-paru, ahti dan panggul.

6. Manifestasi Klinis

Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa mammae yang tidak


nyeri.Seringkali ditemukan secara tidak sengaja.Lokasi bias di kuadran mana saja
dengankonsistensi agak keras,batas tidak tegas,permukaan tidak licin,mobilitas
kurang.

Perubahan kulit

a. Tanda lesung : ketika tumor mengenai ligament glandula mammae,ligament


itu memendek hingga kulit setempat menjadi cekung disebut „tanda cekung‟
b. Perubahan kulit jeruk (peau d‟orange) : ketika vasa limfatik subkuti tersumbat
sel kanker,hambatan drainase limfe menyebabkan udemkulit,folikel rambut
tenggelam ke bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk.c. Nodul satelit kulit :
ketika sel kanker didalam vasa limfatik subkutis masingmasing membentuk
nodul metastasis,disekitar lesi primer dapat munculbanyak nodul
tersebar,secara klinis disebut tanda satelit.
c. Nodul satelit kulit : ketika sel kanker didalam vasa limfatik subkutis
masingmasing membentuk nodul metastasis,disekitar lesi primer dapat
munculbanyak nodul tersebar,secara klinis disebut tanda satelit.

4
d. Invasi,ulserasi kulit : ketika tumor menginvasi kulit,yerlihat tanda
berwarnakemerahan atau gelap.lokasi dapat berubah menjadi
iskemik,ulserasimembentuk bunga terbalik.
e. Perubahan inflamatorik : tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna
merah bengkak,mirip peradangan,dapat disebut juga “tanda peradangan”.Tipe
ini sering pada kanker mammae waktu hamil atau laktasi.

Perubahan papilla mammae


a. Retraksi,distorsi papilla mammae : umumnya akibat tumor menginvasi
jaringan sub papilar
b. Secret papilar : sering karna karsinoma dalam duktus besar atau
tumormengenai duktus besar.
c. Perubahan eksematoid : merupakan manifestasi spesifik (paget)
klinistampak aerola,papilla mammae tererosi,berkusta,secret,deskuamasi
sangat mirip eksim.

7. Penatalaksanaan

Pengobatan untuk kanker payudara yang terlokalisir

 Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara


menyeluruh terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau
lebih setelah biopsi.
 Pengobatannya terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi
dan obat penghambat hormon.
 Terapi penyinaran digunakan membunuh sel-sel kanker di tempat
pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah
bening.
 Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang
berkembanganbiak dengan cepat atau menekan
perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat yang
mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel
kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh
tubuh.
 Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir
selalu meliputi pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis
ditegakkan) untuk mengangkat sebanyak mungkin tumor.

5
 Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah
mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan breast-
conserving (hanya mengangkat tumor dan jaringan normal di
sekitarnya).

8. Komplikasi Kanker Payudara (Ca mammae)

Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase


jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah
ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah
paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan
mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia.
Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-
paru dan metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.

6
BAB II
LAPORAN KASUS

IDENTISAS PASIEN :
Nama : Ny. Supriatin

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 41 tahun

Alamat : Jurit Cerme Gresik - JATIM

Status : Menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SLTA

ANAMNESA
Keluhan utama : benjolan pada payudara kanan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Tidak bisa BAK dan BAB mulai pukul 18.00 wib

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


-
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
-

PEMERIKSAAN FISIK :
A. Primary survey :
1. Airway : Bebas
2. Breathing : Spontan
3. Circulation : Normal

7
B. Scundary Survey :
1. Keadaan umum :
Gcs :-
Berat badan :-
Tinggi badan :-
2. Vital sign :
Tensi :-
Nadi :-
Suhu : 36,6 C
Respirasi :-
3. Kepala
- Mata
- Telinga
- Hidung
- Gigi/Mulut
- Tenggorokan
4. Leher
5. Thorax
- Dinding dada
- Jantung
- Paru-paru
6. Punggung
7. Abdomen
- Dinding abdomen
- Liver
- Lien
- Usus dll
8. Ekstremitas
9. Genital

8
10. Neurologis

PEMERIKSAAN PENUNJANG : -
DIAGNOSA :
Retensi urin et causa phimosis + hernia scrotalis

TERAPI : -

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ca Mamae adalah sel karsinoma yang tumbuh di daerah payudara. Ca Mamae


ini bisa disebabkan karena faktor internal maupun eksternal. Tanda dan gejala yang
biasa muncul pada pasien Ca Mamae adanya benjolan/massa di payudara, terasa nyeri
dan terjadi pembesaran yang abnormal.

B. Saran

Kita harus selau waspada dan secara rutin memeriksa payudara agar apabila
terdapat kelainan, bisa langsung diobati sebelum mengalami tahap yang paling tinggi
dan sebelum kanker payudara itu bermetastasis lebih jauh.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sjamsuhidayat dan Wim de Joing, R. 2002. Buku Ajar Ilmu Bedah, Revisi ed. EGC,

Jakarta.

Medicastore, 2002. Kanker Payudara. (Online), (URL: http://www.medicastore,

diakses 20 Desember 2009).

Brunner, 2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC, Jakarta.

Desen, Wan. (2008).Onkologi Klinis. Edisi 2. Jakarta: FKUI

De Jong W., 2005, Payudara, dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Editor :

Syamsudihajat, Jong WD., EGC, Jakarta.

Desen,W.(2008).Buku Ajar Onkologi Klinis, edisi 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses

Penyakit.Jakarta: EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai