Anda di halaman 1dari 8

Nama Penyusun : Ayu Larasati Anwar

NIM : 60100114065

Judul Skripi :“Perancangan Rumah Susun Kalangan Buruh di


Makassar dengan Pendekatan Arsitektur Hijau ”

A. LATAR BELAKANG

Usia bumi saat ini sudah sangat tua. Bumi pun saat ini sudah
sangat sesak oleh manusia. Pada awalnya, manusia hanya ada Adam
dan juga Hawa. Namun seiring berjalannya waktu, populasi manusia
makin lama semakin meningkat. Dengan semakin bertambahnya jumlah
manusia di bumi, maka kebutuhan pun akan semakin meningkat,
sedangkan sumber daya justru semakin lama semakin berkurang. Hal
inilah yang saat ini menjadi isu hangat di seluruh belahan bumi tidak
terkecuali Indonesia.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri
dari 17.504 pulau. Dengan populasi Hampir 270.054.853 juta jiwa pada
tahun 2018, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di
dunia dan negara yang berpenduduk Muslim, dengan lebih dari 230 juta
jiwa. (Sumber : Data Badan Pusat Statistik)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi, khusunya yang terjadi di


Indonesia tidak hanya bisa berdampak positif saja, tetapi juga akan
menimbulkan dampak negatif di berbagai bidang yang tentunya akan
saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dampak negatif dari
pertumbuhan penduduk yang tinggi ini akan timbul apabila pertumbuhan
penduduk yang terjadi tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana
yang memadai untuk mendukung keberlangsungan hidup penduduk
yang bersangkutan dalam rangka memperoleh kehidupan dan
penghidupan yang makmur dan sejahtera. Salah satu dampak negatif
yang dapat ditimbulkan yaitu berkurangnya lahan tempat tinggal.
Sumber : Badan Pusat Statistik
Gambar 1.1
Proyeksi Penduduk Indonesia Berdasarkan Hasil Sensus
Penduduk 2010.

Terdapat beberapa kota besar di Indonesia, salah satunya yaitu


Kota Makassar yang merupakan ibu kota dari Profensi Sulawesi Selatan.
Penduduk Kota Makassar berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016
sebanyak 1.469.601 jiwa. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah
penduduk tahun 2015, penduduk Kota Makassar mengalami
pertumbuhan sebesar 1,39 persen. Kepadatan penduduk di Kota
Makassar tahun 2016 mencapai 8.361 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah
penduduk per rumah tangga empat orang. Kepadatan penduduk di 15
kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi
terletak di Kecamatan Makassar dengan kepadatan sebesar 33.634
jiwa/km2, dan terendah di Kecamatan Tamalanrea sebesar 3.523
jiwa/km2. Sementara itu jumlah rumah tangga mengalami pertumbuhan
sebesar 2,96 persen dari tahun 2015. (Sumber : Makassar dalam angka)
Faktor kependudukan sangat penting dalam perencanaan
pembangunan dan mempunyai dampak sangat besar terhadap
tercapainya tujuan pembangunan. Karena segala sesuatu yang
direncanakan, baik penyusunan tata ruang, pengadaan fasilitas, dan
utilitas, semua diperuntukan untuk menunjang kehidupan penduduk, dan
diperuntukkan berdasarkan jumlah permintaan penduduk, atau dengan
kata lain penduduk merupakan subjek dan sekaligus objek
pembangunan.
Kebutuhan hunian yang meningkat berbanding terbalik dengan
ketersediaan lahan yang ada ditambah dengan kemampuan ekonomi
masyarakat yang menengah ke bawah. Seiring dengan hal tersebut
padatnya bangunan yang ada di Kota Makassar menyebabkan
ketidakseimbangan iklim Kota Makassar, dikarenakan banyaknya
bangunan yang belum selaras dengan lingkungannya. Konsep
pembangunan ke arah vertikal seperti rumah susun, flat, dan
kondominium akan dapat melipat gandakan daya dukung lahan yang ada
di wilayah kota. Dengan demikian pembangunan rumah susun
merupakan kebijakan pemerintah yang tepat dan baik untuk mengatasi
permasalahan di atas. Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan bahwa
rumah susun dapat terjangkau oleh masyarakat tingkat ekonomi
menengah kebawah.

Dalam UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun pada pasal


1 angka 1 pengertian Rumah Susun yaitu bangunan gedung bertingkat
yang dibangun dalam satu lingkungan yang terbagi dari bangunan-
bangunan yang distrukturkan secara fungsional , baik dari arah
bangunan vertikal maupun horizontal dan merupakan satuan yang
masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama
untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda
bersama, dan tanah bersama. Dibangunnya rumah susun ini ditujukan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan ruang dan
tanah, mengurangi munculnya pemukiman kumuh, menunjang
pemenuhan kebutuhan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), hal
ini tercantum dalam pasal 3 UU Nomor 20 tahun 2011.

Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1988 tentang Rumah Susun


juga mengatur mengenai persyaratan teknis pembangunan rumah
susun, antara lain meliputi :

1. Ruang : harus mempunyai hubungan langsung dan tidak


langsung dengan udara dan pencahayaan alami
2. Struktur, komponen, dan bahan bangunan : harus yang
memenuhi persyaratan konstruksi sesuai dengan standar yang
berlaku
3. Kelengkapan rumah susun : jaringan air bersih, listrik, gas,
saluran pembuangan air hujan, air limbah, tempat pembuangan
sampah, jaringan telepon, tangga, lift, jemuran, pemadam
kebakaran, penangkal petir, alarm.
4. Satuan rumah susun : mempunyai ukuran standar yang dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Bagian bersama dan benda bersama : ruang umum, ruang
tangga, lift, selasar
6. Kepadatan dan tata letak bangunan : penetapan batas
pemilikan tanah bersama, segi-segi kesehatan, pencahayaan,
pertukaran udara, pencegahan dan pengamanan
7. Prasarana lingkungan : jalan setapak, jalan kendaraan, dan
tempat parkir.

Perkembangan sektor ekonomi yang begitu pesat berdampak


terhadap pertumbuhan penduduk dan kebutuhan hunian. Di daerah yang
dekat dengan kawasan industri biasanya memiliki kebutuhan hunian
yang cukup tinggi, hal ini dikarenakan terdapatnya daya tarik ekonomi
suatu kawasan. Berdasarkan PP 24/2009 pengertian Kawasan Industri
adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi
dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan
dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri. Di samping menyerap
tenaga kerja lokal, kawasan industri juga mendorong terjadinya migrasi
penduduk untuk mencari pekerjaan, di antaranya ada yang berpindah
secara permanen maupun sementara.

Maka dari itu rencana pembangunan rusun ini lebih


mengutamakan lokasinya berada di kawasan industri di makassar,
dengan alasan banyaknya penduduk yang tertarik buat melakukan
migrasi ke kawasan industri dengan tujuan untuk mendapatkan kerja.

Diketahui karena banyaknya penduduk yang melakukan migrasi ke


kota, khususnya ke kawasan indutri ini, mengakibatkan penduduknya
terkhusus pada pekerja buruh sulit untuk mendapatkan tempat tinggal.
Sehingga kebutuhan akan tempat tinggal sangatlah penting di adakan.
Maka dari itu, rencana pembuatan rumah susun buat kalangan buruh di
kawasan industri dapat membantu penduduk dengan status pekerja
buruh.

Sumber: Pemerintah Kota


Makassar
Gambar 1.2
Peta Rencana Pola Ruang
Kota Makassar Tahun
2010 – 2030
Ket : Berdasarkan gambar
peta rencana pola ruang
kota makassar diatas,
kawasan industri berada
pada area dengan simbol
huruf E.
Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pengertian
Buruh merupakan orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat
upah. Buruh selama ini dipersepsikan sebagai kelompok pekerja di
pabrik yang berjumlah ratusan hingga ribuan orang. Dengan kekuatan
kuantitatif yang dimiliki oleh buruh, asosiasi yang menaungi mereka
memiliki kekuatan untuk mendapatkan posisi tawar saat berhadapan
dengan pemilik perusahaan ataupun pemerintah.

Secara umum pengertian Pekerja/buruh adalah setiap orang yang


bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Pengertian buruh di masyarakat adalah orang yang bekerja di wilayah-
wilayah “ kasar” seperti pekerja bangunan, pekerja yang bekerja dipabrik.
Merujuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buruh adalah orang
yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah. Sedangkan
karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor,
perusahaan, dan sebagainya) dengan mendapat gaji (upah).

Meskipun KBBI memadankan kedua kata buruh dan karyawan


dengan kata pekerja (orang yang melakukan suatu pekerjaan), tetapi
kedua istilah pertama punya perbedaan yang mendasar, setidaknya
berdasarkan apa yang didefinisikan KBBI. Buruh adalah orang yang
bekerja untuk orang lain, sedangkan karyawan bekerja untuk suatu
lembaga atau instansi atau perusahaan.

Jumlah Pencari Kerja terdaftar di Kota Makassar pada Dinas


Tenaga Kerja Kota Makassar pada tahun 2016 sebesar 5.705 pekerja
dengan penurunan 44,75 persen. Dari 5.705 pekerja yang terdaftar
sebesar 4.940 telah ditempatkan bekerja.
Jenis Kelamin/Sex

Status Pekerjaan Utama Laki-laki Perempuan Jumlah


Male Female Total

Buruh 208 520 135 055 343 575

Jumlah / Total 208 520 135 055 343 575

Sumber : Buku Kota Makassar dalam Angka 2017

Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama
Seminggu yang Lalu Menurut Status Pekerjaan
Utama dan Jenis Kelamin di Kota Makassar, 2016

Rencana pembangunan rumah susun ini tidak hanya di desain


sebagai hunian biasa yang cukup akan kenyamanan penghuninya,
namun juga di usahakan agar pembangunan rumah susun ini dapat
memperhatikan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Pada zaman ini, pembangunan telah banyak menggunakan
berbagai macam jenis perancangan yang terinspirasi dari konsep-
konsep mewah, modern, dengan memanfaatkan laju tegnologi yang
makin pesat, tanpa memperhatikan lingkungan serta budaya yang ada
disekitarnya, sehingga dampak yang ditimbulkan yaitu pemanasan
global. Pemilihan tema arsitektur hijau pada perancangan rumah susun
ini dengan maksud agar terciptanya penataan dan pengembangan
wilayah pemukiman yang selaras dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan.
Dilihat dari berbagai pembahasan di atas, maka dari itu rencana
perancangan Rumah Susun buat kalangan buruh di makassar berlokasi
di kawasan industri dengan menggunakan tema bangunan yaitu
arsitektur hijau.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana menentukan konsep rumah susun yang layak, sesuai
dengan kondisi sosial dan ekonomi di kalangan pekerja buruh di
Makassar?

C. TUJUAN DAN SASARAN PEMBAHASAN


1. Tujuan Pembahasan
Perancangan rumah susun yang menekankan kenyamanan
serta berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap
lingkungan alam dan juga penghuni rusun, serta menyesuaikan
kondisi sosial dan ekonomi bagi kalangan pekerja buruh agar
dapat hidup nyaman dan layak.

2. Sasaran
a. Tersedianya fasilitas yang baik bagi aktifitas penghuninya
b. Keselarasan lingkungan binaan dengan lingkungan di
sekitarnya.
c. Meningkatnya taraf hidup penghuninya.

Anda mungkin juga menyukai