Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DALAM SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

 Orde Lama
Pada kurun waktu tahun 1945-1964 istilah IPS di Indonesia belum
dikenal. Namun, pembelajaran yang memiliki karakteristik sama dengan
IPS merujuk kepada definisi social studies menurut Edgar Wesley (1937)
yang menyatakan bahwa “social studies are the social sciences simplified
for pedagogical purposes” (Pendidikan IPS adalah ilmu-ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan pendidikan). Kenyataan ini dapat dilihat dari
adanya mata pelajaran sejarah, geografi, civics, koperasi yang disampaikan
secara terpisah di sekolah dasar, dan mata pelajaran ekonomi, sosiologi,
dan antropologi di sekolah menengah.1

 Orde Baru
Pertumbuhan IPS di Indonesia tidak terlepas dari situasi kacau,
termasuk dalam bidang pendidikan, sebagai akibat pemberontakan G30S/PKI,
yang akhirnya dapat ditumpas oleh Pemerintahan Orde Baru.Setelah keadaan
tenang pemerintah melancarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita). Pada masa Repelita I (1969-1974) Tim Peneliti Nasional di bidang
pendidikan menemukan lima masalah nasional dalam bidang pendidikan.
1. Kuantitas, berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan
belajar.
2. Kualitas, menyangkut peningkatan mutu lulusan
3. Relevansi, berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan dengan
kebutuhan pembangunan.
4. Efektifitas sistem pendidikan dan efisiensi penggunaan sumber daya dan
dana.
5. Pembinaan generasi muda dalam rangka menyiapkan tenaga produktif bagi
kepentingan pembangunan nasional.

1
Sapriya 2012:41

PERKEMBANGAN PIS 1
Kurikulum Nama Scope
No Keterangan
Tahun Pelajaran Materi

1 1964 Pendidikan Ilmu bumi, sejarah MerupakanBroad


Kemasyarakatan dan pengetahuan Filed dari materi
kewarganegaraan tersebut dan
diajarkan secara
terpisah
2 1968 Sda Ilmu bumi, sejarah, Diajarkan sejak kelas
dan Pendidikan 1 sampai dengan
Kemasyarakatan kelas 6 SD
3 1975 Ilmu Pengetahuan Pengetahuan Sosial Diajarkan sejak kelas
Sosial (IPS) dan sejarah 3
(PMP terpisah Diajarkan sejak
dari IPS) kelas 1
4 1984 Sda Disusun secara Sejarah diajarkan
terintegrasi dari secara terpisan dari
beberapa Ilmu IPS
Sosial
5 1986 Sda Penyempurnaan Kurikulum 1984
dari kurikulum yang disempurnakan
1984
6 1994 Sda Sda Pendekatan inkuiri
7 2004 Pendidikan IPS dan PKn Kurikulum Berbasis
Kewarganegaraan diintegrasikan Kompetensi (KBK)
dan Pengetahuan menjadi satu yang menekankan
Sosial (PKPS) bidang pengajaran kepada penguasaan
di Sekolah Dasar pengetahuan,
keterampilan dan
sikap.
tabel perkembangan sejarah IPS dalam sistem pendidikan di Indonesia

PERKEMBANGAN PIS 2
Istilah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) pertama kali muncul dalam
Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo
Jawa Tengah. Dalam laporan seminar tersebut, muncul 3 istilah dan digunakan
secara bertukar pakai, yaitu :
1. Pengetahuan Sosial
2. Studi Sosial
3. Ilmu Pengetahuan Sosial
Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dunia persekolahan pada
tahun 1972-1973 dalam Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan
(PSSP) IKIP Bandung.Dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP ini digunakan
istilah “Pendidikan Kewarganegaraan Negara/Studi Sosial” sebagai mata
pelajaran terpadu.
Sedangkan dalam Kurikulum Sekolah Menengah 4 tahun, digunakan istilah:
1. Studi Sosial sebagai mata pelajaran inti untuk semua siswa dan sebagai
bendera untuk geografi, sejarah dan ekonomi sebagai mata pelajaran
mayor ada jurusan IPS.
2. Pendidikan Kewargaan Negara sebagai mata pelajaran inti bagi semua
jurusan.
3. Civics dan Hukum sebagai mata pelajaran mayor pada jurusan IPS.
Pada tahap kurikulum PPSP konsep pendidikan IPS diwujudkan dalam
3 bentuk, yaitu:
1. Pendidikan IPS, terintegrasi dengan nama Pendidikan Negara/Studi Sosial.
2. Pendidikan IPS terpisah, istilah IPS digunakan sebagai konsep paying
untuk sejarah, ekonomi dan geografi.
3. Pendidikan Kewargaan Negara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS
khusus.
Konsep pendidikan IPS tersebut lalu memberi inspirasi terhadap
kurikulum 1975 yang menampilkan empat profil, yaitu:
Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Kewargaan Negara sebagai
bentuk pendidikan IPS khusus.
1. Pendidikan IPS terpadu untuk SD

PERKEMBANGAN PIS 3
2. Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SNIP yang menempatkan IPS
sebagai konsep peyung untuk sejarah, geografi dan ekonomi koperasi.
3. Pendidikan IPS terisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah,
ekonomi dan geografi untuk SMA, atau sejarah dan geografi untuk SPG.
Secara singkat IPS diartikan sebagai bidang studi kemasyarakatan
secara terpadu (integrasi). Untuk SD, IPS merupakan perpaduan mata
pelajaran sejarah, geografi dan ekonomi, untuk Sekolah Menengah Pertama
sejarah, ekonomi, geografi ditambah kependudukan dan koperasi, sedangkan
untuk SMA sejarah, geografi dan ekonomi, kependudukan, koperasi ditambah
tata buku dan hitung dagang.
Konsep pendidikan IPS seperti itu tetap dipertahankan dalam
Kurikulum 1984 yang secara konseptual merupakan penyempurnaan dari
Kurikulum 1975 khususnya dalam aktualisasi materi, seperti masuknya
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) sebagai materi pokok
PMP.Pada kurikulum 1984, pengajaran IPS terpadu hanya dilaksanakan di SD,
sedangkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) digunakan pendekatan IPS
Terkait (korelasi), dan untuk SMA Atas tidak lagi dikenal IPS terpadu ,
melainkan diajarkan secara terpisah. Maka muncullah mata pelajaran sejarah,
geografi, ekonomi, antropologi-sosiologi, dan tata negara yang berdiri sendiri.
Pada periode berikutnya, pemerintah memberlakukan kurikulum baru
lagi yaitu kurikulum l994.menurut kurikulum 1994, program pengajaran IPS
di sekolah dasar terdiri dari IPS terpadu dan sejarah nasional. IPS terpadu
adalah pengetahuan yang bersumber dari geografi, ekonomi, sosiologi,
antropologi, dan ilmu politik yang mengupas tentang berbagai kenyataan dan
gejala dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan sejarah nasional adalah
pengetahuan mengenai proses perkembangan masyarakat Indonesia dari masa
lampau sampai dengan masa kini.
Pada tahun 2004, pemerintah melakukan perubahan kurikulum kembali
yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Dalam
kurikulum SD, IPS berganti nama menjadi Pengetahuan Sosial.
Pengembangan kurikulum Pengetahuan Sosial merespon secara positif
berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi.Hal ini

PERKEMBANGAN PIS 4
dilakukan untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran Pengetahuan
Sosial dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Kompetensi Pengetahuan
Sosial menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, penguasaan kecakapan hidup, penguasaan prinsip-prinsip sosial,
ekonomi, budaya, dan kewarganegaraan sehingga tumbuh generasi yang kuat
dan berakhlak mulia.
Tahap – tahap perkembangan Kurikulum IPS Sekolah Dasar mulai
berkembang yaitu pada Tahun 1964, 1968, 1975, 1984, 1986, 1994, 2004
hingga Kurikulum 2006 (KTSP) yang digunakan sampai sekarang . Selintas
dengan sejarah yang melatarbelakangi perkembangan kurikulum di tanah
air, maka perkembangan kurikulum secara nasional tidak dapat dipisahkan
dari perkembangan pendidikan dari dulu hingga sekarang.

 Masa Sekarang
IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial
yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi,
tatanegara dan sejarah (kurikulum, 1994) yang bertujuan untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi
dirinya dalm kehidupan sehari – hari, tetapi kenyataan dilapangan berbeda
dengan yang diharapkan, IPS dalam kehidupan, baik kalangan siswa maupun
orang tua dianggap sesuatu yang tidak membanggakan, contoh lain : IPS
hanya sebagai hapalan belaka sehingga bosan, tidak dapat menggunakan alat –
alat kongkrit (fasif), tidak menjamin, sehingga yang amsuk IPS dianggap
orang – orang yang gagal, padahal tidak demikina eksistensi IPS dalam
membentuk kepribadian dan mengasah kecerdsan siswa.
Pada Kurikulum 1994, mata pelajaran IPS mengalami perubahan yang
cukup signifikan. Hal ini terjadi setelah diberlakukannya Undang-undang
nomor 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sebagai implikasi dari
pelaksanaan UU tersebut muncul kajian kurikuler yang menggantikan mata
pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) menjadi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn).2

2
Sapriya 2012:43

PERKEMBANGAN PIS 5
Seorang guru SD yang kreatif dapat dilihat pada saat mengajar
pelajaran IPS.Tidak selamanya materi IPS dapat diceritakan dan dihafalkan,
melainkan harus menggunakan nalar dan intelegensi yang tinggi seperti
belajar tentang geologi, geomorfologi, kosmografi.Tanpa berfikir yang
rasional dan nalar yang tinggi sangat sulit mengerti tentang bahan kajian
tersebut.Tidak hanya pelajaran eksak yang menjadi tolak ukur kecerdasan
siswa pelajaran IPS pun dapat dijadikan tolak ukur, karena siswa yang
cerdaslah yang dapat menelaah, menganalisa, dan mengambil suatu
kesimpulan terhadap suatu peristiwa sosial yang terjadi di masyarakat.
Memandang perlunya pendidikan IPS bagi setiap warga negara
Apresiasi terhadap social studies (pendidikan IPS) terus bertambah dari
berbagai negara, terutama di Amerika, Inggris, dan berbagai negara di Eropa,
dan baru berkembang ke berbagai negara di Australia dan Asia termasuk
Indonesia.

Pakar PIPS seperti Prof. Nu`man Somantri, M.Sc.Ed, Prof. Dr. Azis
Wahab, M.A., dan Prof. Dr. Suwarma Al Muchtar, S.H. M.Pd.
mengungkapkan, bahwa proses pembelajaran IPS di tingkat persekolahan
mengandung beberapa kelemahan seperti:
1. Kurang memperhatikan perubahan-perubahan dalam tujuan, fungsi , dan
peran PIPS di sekolah Tujuan pembelajaran kurang jelas dan tidak tegas
(not purposeful).
2. Posisi, peran, dan hubungan fungsional dengan bidang studi lainnya
terabaikan Informasi faktual lebih bertumpu pada buku paket yang out of
date dan kurang mendayagunakan sumbr-sumber lainnya.
3. Lemahnya transfer informasi konsep ilmu-ilmu sosial Out put PIPS tidak
memberi tambahan daya dan tidak pula mengandung kekuatan (not
empowering and not powerful).
4. Guru tidak dapat meyakinkan siswa untuk belajar PIPS lebih bergairan
dan bersungguh-sungguh Siswa tidak dibelajarkan untuk membangun
konseptualisasi yang mandiri.

PERKEMBANGAN PIS 6
5. Guru lebih mendominasi siswa (teacher centered) Kadar pembelajaran
yang rendah, kebutuhan belajar siswa tidak terlayani.
6. Belum membiasakan pengalaman nilai-nilai kehidupan demokrasi sosial
kemasyarakatan dengan melibatkan siswa dan seluruh komunitas sekolah
dalam berbagai aktivitas kelas dan sekolah Dalam pertemuan kelas tidak
menggagendakan setting lokal, nasional, dan global, khususnya berkaitan
dengan struktur sistem sosial dan perilaku kemasyarakatan.

IPS sebagai mata pelajaran di lembaga pendidikan mempunyai peran


yang sangat strategis. Hal ini terbukti dengan banyak ide atau pemikiran dari
para ahli seperti Robert E. Yager yang memasukkan ilmu, teknologi dan
masyarakat (ITM) baik sebagai bidang penerapan dan hubungan, kreativitas
dan sikap, maupun konsep dan proses.
Remy (1990) mengemukakan konsep ITM memberikan konstribusi
secara langsung terhadap misi pokok IPS, khususnya dalam mempersiapkan
warga negara yang:
1. Memahami ilmu pengetahuan di masyarakat.
2. Pengambilan keputusan warga negara.
3. Membuat hubungan antar pengetahuan.
4. Mengingatkan generasi pada sejarah bangsa-bangsa beradab.
Melalui suatu studi "Project Synthesis", Noris Harms mengembangkan tujuan
IPS untuk pendidikan sebagai berikut:
1. IPS untuk memenuhi kebutuhan pribadi individu.
2. IPS untuk memecahkan persoalan-persoalan kemasyarakatan masa kini.
3. IPS Untuk membantu dalam memilih karir.
4. IPS untuk mempersiapkan studi lanjutan.

PERKEMBANGAN PIS 7
DAFTAR PUSTAKA

SAPRIYA, Dr, M.Ed, Pendidikan IPS, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012


http://long-visit.blogspot.com/2012/07/perkembangan-pendidikan-ilmu.html

PERKEMBANGAN PIS 8

Anda mungkin juga menyukai