Muntah adalah suatu refleks kompleks yang diperantarai oleh pusat muntah di medula
oblongata otak. Implus-implus aferen berjalan ke pusat muntah sebagai aferen vagus dan
simpatis. Impuls-impuls aferen berasal dari lambung atau deudonum dan muncul sebagai
respon terhadap distensi berlebihan atau iritasi, atau kadang-kadang sebagai respons terhadap
rangsangan kimiawi oleh emetik (bahan yang menyebabkan muntah), misalnya pekak,
hipoksia dan nyeri juga dapat merangsang muntah melalui pengaktivan pusat muntah..
Bernafas dalam
hipersalivasi Naiknya tulang lidah & laring
untuk menarik sfingter
esophagus atas supaya
terbuka
Penutupan glottis
Pengangkatan palatum mole
untuk menutup nares
posterior
d. Mengapa urinasi yang keluar lebih sedikit dibanding biasanya? – Najmi, Kiki
Jumlah urin menjadi lebih sedikit dari biasanya karena adanya muntah dan
diare yang menyebabkan dehidrasi. Mekanismenya diawali dengan adanya
infeksi dari rotavirus di sel-sel vili usus. Pada saat virus ini menginfeksi, maka
akan terangsang proses muntah. Akibatnya cairan banyak terbuang, dan sedikit
yang diserap. Dengan begitu tubuh akan mengkompensasi dengan merangsang
sekresi ADH untuk meretensi air dan garam di tubuh dan juga merangsang pusat
haus untuk meningkatkan minum air. Kemudian ketika aliran darah yang rendah
sampai ke ginjal, maka ginjal akan mengkompensasi dengan sistem RAA (Renin
Angiotensin Aldosteron) sehingga terjadilah vasokonstriksi dan peningkatan
reabsorpsi air dan garam, dan juga mengurangi filtrasi di ginjal. Namun pada saat
ini cairan tubuh masih cukup, sehingga walaupun sekresi urin dikurangi, tetap
tidak terlalu tinggi pengurangannya, hanya seperti mekanisme fisiologis biasa.
Kemudian 3 hari yang lalu terjadi terjadilah diare karena vili usus sudah rusak
dan sudah mulai mengganggu proses penyerapan dan sekresi cairan. Akibatnya
vili yang rusak digantikan dengan sel-sel kuboid dan kripta imatur, vili menjadi
atrofi dan sekresi menjadi lebih banyak daripada absorpsi. Dengan banyaknya
makanan yang tidak terserap, maka osmolaritas di lumen semakin tinggi,
sehingga air dan elektrolit di CES akan berpindah ke lumen usus. Dengan
demikian maka tekanan osmotik di usus akan semakin tinggi.
Dengan adanya gangguan absorpsi zat makanan dan adanya peningkatan
sekresi cairan di usus halus ditambah dengan muntah, maka cairan tubuh akan
semakin berkurang, namun sebelumnya tubuh masih bisa mengkompensasi,
karena walaupun ia sudah mengalami diare 3 hari yang lalu, urinnya belum
berkurang.
Selama 4 hari ini ia meminum air yang banyak, namun ketika air masuk ke
usus yang terjadi adalah air banyak terbuang karena gangguan penyerapan, dan
air yang masuk ke plasma darah tidak memperbaiki keadaan karena tidak
diimbangi dengan elektrolit. Ketika air ada di plasma darah maka tubuh akan
langsung mempertahankan keseimbangan CIS dan CES, maka ketika ditambah
air di CES, untuk menyamai osmolaritas dengan CIS akan terjadi perpindahan air
dari CES ke CIS. Kemudian diare masih terjadi sehingga cairan di CES akan
tetap dibuang ke lumen usus. Akibatnya cairan di CES akan tetap rendah.
Sehingga penambahan air saja tanpa elektrolit tidak adekuat, dan justru
meningkatkan cairan di CIS yang dapat berkomplikasi edema dan lisis sel.
Intinya cairan di tubuhnya akan tetap sedikit dan tetap merangsang tubuh
untuk meretensi garam dan air agar tetap cukup. Akibat mekanisme yang terus
berlangsung seperti ini, lama-lama maka air dan elektrolit di CES sangat sedikit,
karena air dan elektrolit terus terbuang akibat diare, dan air terus berpindah ke
CIS. Dehidrasi akan semakin berat, dan urin akan semakin sedikit, dan 8 jam
yang lalu baru Nampak pengurangan yang signifikan.
Learningg issue
DEHIDRASI
Dehidrasi dalam artian klinis adalah tubuh kekurangan air beserta elektrolit-elektrolitnya.
Derajat dehidrasi seseorang berdasarkan defisit berat badan, dapat digolongkan sebagai
berikut:
Penentuan derajat dehidrasi juga bisa ditentukan melalui berat jenis plasma dan pengukuran
Central Vena Pressure: