Anda di halaman 1dari 32

KONSEP DASAR PENYAKIT CA LIDAH

I. PENGERTIAN

Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas
kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde, 1999).

Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel mukosa
lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng berlapis), juga
beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna). Kanker ganas ini dapat menginfiltrasi ke
daerah sekitarnya, disamping itu dapat melakukan metastase secara limfogen dan hematogen.

Kanker lidah yang sering terjadi adalah tipe karsinoma sel skuamosa, sedangkan untuk jenis
yang lainnya jarang terjadi. Kanker lidah meningkat sejalan dengan peningkatan usia.
Umumnya hal ini terjadi pada usia sekitar 60 tahun, tetapi hal ini telah terjadi pergesaran usia
lebih muda. Selain itu kanker lidah ternyata juga dipicu oleh pemakaian gigi palsu yang
tidak sesuai, kebersihan mulut yang buruk, radang kronis dan genetikpun juga ternyata
menjadi penyebabknya.

II. ANATOMI FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI


Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Lidah berfungsi untuk
menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan dan dalam
produksi
wicara.
a. Otot-otot ekstrinsik lidah berawal pada tulang dan jaringsn diluar lidah
serta berfungsi dalam pergerakan lidah secara keseluruhan.
b. Otot-otot intrinsik lidah memiliki serabut yang menghadap keberbagai
arah untuk membentuk sudut satu sama lain. Ini memberikan mobilitas
yang besar pada lidah.
c. Papila adalah elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada permukaan
dorsal lidah. Papila-papila ini menyebabkan tekstur lidah menjadi kasar.
 Papila fungiformis dan papila sirkumvalata memiliki kuncup-kuncup
pengecap.
 Sekresi berair dari kelenjar Von Ebner, terletak di otot lidah,
bercampur dengan makanan pada permukaan lidah dan membantu
pengecapan rasa.
d. onsil-tonsil lingua adalah agregasi jaringan limfoid pada sepertiga bagian
belakang lidah (Sloane, 2003).
Lidah secara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni :
1. Apek linguae (ujung lidah)
2. Corpus linguae (badan lidah)
3. Radix linguae (akar lidah)

a) Struktur-struktur Superficial Dari Lidah


Membran mukosa yang melapisi lidah yaitu dipunggung lidah, dipinggir
kanan dan kiri dan disebelah muka terdapat tonjolan yang kecil-kecil disebut
dengan papillae. Dasarnya papillae ini terdapat kuncup-kuncup pengecap
sehingga kita dapat menerima / merasa cita rasa. Ada empat macam yaitu:
papillae filiformes, papillae fungiformes, papillae circumvallatae dan papillae
foliatae.
Area dibawah lidah disebut dasar mulut. Membran mukosa disini bersifat
licin, elastis dan banyak terdapat pembuluh darah yang menyebabkan lidah ini
mudah bergerak, serta pada mukosa dasar mulut tidak terdapat papillae. Dasar
mulut dibatasi oleh otot-otot lidah dan otot-otot dasar mulut yang insertionya
disebelah dalam mandibula. Disebelah dalam mandibula ini terdapat kelenjar-
kelenjar ludah sublingualis dan submandibularis.

b) Otot-otot Pada Lidah


otot-otot ekstrinsik melekatkan lidah ke bagian eksternal yaitu hioglosus,
genioglosus, palatoglosus, pharingoglosus dan stiloglusus. Otot-otot intrinsik
ini berjalan vertikal, transversal dan longirudinal. Dengan struktur otot
ekstrinsik dan intrinsik memungkinkan lidah untuk bergerak lincah (Suyatno,
2010)

c) Persarafan Pada Lidah


Otot-otot lidah di inervasi oleh nervus hipoglosus (N.XII). Sensasi untuk
perabaan (touch sensation) dari lidah 2/3 depan dibawah oleh N. Trigeminus
(N. V cabang lingualis) dan dari 1/3 belakang lidah dibawah olhe N
Glosopharingeus (N. IX). Sensasi untuk pengecapan (taste sensation) dari 2/3
depan dibawah oleh N. Fasialis (VII) dan dari 1/3 belakang lidah melalui N.
Glosopharingeus. Vaskularisasi lidah terutama disediakan oleh arteri
lingualis(Suyatno, 2010).

d) Aliran Limfa Pada Lidah


Aliran limfa disini penting oleh karena berhubungan dengan penyebaran
dini carcinoma lidah.Penyaluran limfe melalui lingua terjadi melalui 4 jalur :
 Limfe dari bagian 1/3 posterior lingua disalurkan ke cervikalis profunda
superior dikedua sisi.
 Limfe dari bagian medial 2/3 anterior lingua disalurkan langsung ke
cervicalis profunda inferior.
 Limfe dari bagian lateral 2/3 anterior lingua disalurkan ke submandibularis
 Limfe dari ujung lingua disalurkan ke submentalis

III. ETIOLOGI

Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang
terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor. Secara
garis besar, etiologi kanker lidah:
1. Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Risiko perokok adalah 5-9 kali
lebih besar dibandingkan bukan perokok.
2. Alkoholisme: peminum berat mempunyai risiko 30 kali lebih besar dan efeknya sinergis
dengan merokok.
3. Infeksi virus dalam rongga mulut: Human papilloma virus (HPV) khususnya HPV 16
dan HPV 18.
4. Oral hygiene yang jelek.
5. Sunburn: iritasi sinar matahari dan iritasi kronis lainnya.
6. Gaya hidup: kebiasaan mengunyah sirih.
Sumber lain menyebutkan beberapa etioogi atau penyebab kanker lidah yaitu Kanker
rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang terdiri dari beberapa
langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi
kanker lidah:

1. Predisposisi genetic
2. Efek hormonal
3. Lesi prakanker
4. Iritasi kronis, trauma, dan inflamasi
5. Kegagalan fungsi sistem imun
6. Terapi obat
7. Faktor lingkungan (Radiasi pengion, Pemajanan sinar matahar,i Efek radon dan medan
electromagnet, Polusi kimia, Polusi udara)
8. Kebiasaan pola hidup (Rokok dan tembakau, Nutrisi, Konsumsi alcohol, Praktik seksual)
9. Virus
10. Faktor-faktor psikososial (Sifat kepribadian dan sikap; Sistem pendukung social)
(Baradero Mary, dkk.2007.Seri Asuhan Keperawatan Klien Kanker.Jakarta:EGC)

Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan

suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi,

promosi dan perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker rongga

mulut dapat dikelompokkan atas :


1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis

dari restorasi, gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu.

2. Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara

penggunaannya, tembakau, agen fisik, radiasi ionisasi, virus, sinar

matahari.

3. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetik

IV. PATOFISIOLOGI

Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang dikelompokkan


menjadi beberapa faktor. Yaitu, Faktor luar, faktor heriditer dan faktor non
heriditer. Faktor luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma krinis.
Faktor non heriditer meliputi Faktor fisik seperti sinar ultraviolet, Faktor biologis
seperti virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami istri,hepatitis)
parasit, dan bakteri.
Faktor-faktor tersebut akan memicu suatu rangsang karsinogen yang
mengenai sel squamous carcinoma pada mukosa mulut yang tidak mempunyai keratin sebagai
pelindung. Dimukosa mulut tersebut, zat-zat karsinogen tertampung dan
berproliferasi secara tidak terkontrol. Kanker lidah yang mengenai radix linguae
biasanya asimptomatis hingga proses penyakit berlanjut hingga timbul nyeri
menelan dan pergerakan lidah yang terbatas. Kanker pada posterior lidah (radix
linguae) dominan bermetastase kecolli/leher. Ketika kanker mengenai corpus
linguae tanda yang paling sering terlihat adalah putih-putih pada lidah yang tidak bisa
dihilangkan. Kemudian bisa terbentuk ulkus yangmudah berdarah. Kanker pada anterior
(corpus linguae) dominan metastase pada kelenjar limfe submental dan
submandibular. Penatalaksanaan kanker lidah meliputi operasiglosektomi dan
diseksi leher yang dilanjutkan dengan kemoterapi.
Dasar lidah memainkan peran penting dalam berbicara dan menelan.
Selama fase faring menelan, makanan dan cairan yang mendorong ke arah
oropharingdari rongga mulut oleh lidah dan otot-otot pengunyahan. Laring
terangkat, efektif menekan katub tenggorok dan memaksa makanan, cair, dan air
liur kedalam kerongkongan hypopharynx.
Meskipun laring menghasilkan suara, lidah dan faring adalah organ utama
yang membentuk suara. Kerugian jaringan dari dasar daerah lidah mencegah
penutupan yang kedap air dengan laring selama tindakan menelan.
Ketidaksesuaian ini memungkinkan makanan dan cairan untuk melarikan
diridalam faring dan laring, koreografer dengan hati-hati mengubah reflex
menelan dan sering mengakibatkan aspirasi. Baik neurologis penurunan dan
perubahan dalam tindakan terkoordinasi menelan dari penyakit berbahaya
didaerah ini dapat merusak mempengaruhi pada kemampuan berbicara dan
menelan.
Squamous sel carcinoma pada lidah sering timbul pada daerah epithelium
yang tidak normal, tetapi selain keadaan tersebut dan mudahnya dilakukan
pemeriksaan mulut, lesi sering tumbuh menjadi lesi yang besar sebelum pasien
akhirnya datang ke dokter gigi. Secara histologis tumor terdiri dari lapisan atau
kelompok sel-sel eosinopilik yang sering disertai dengan kumparan keratinasi.
Menurut tanda histology, tumor termasuk dalam derajat I-IV (Broder). Lesi yang
agak jinak adalah kelompok pertama yang disebut carcinoma verukcus oleh
Ackerman. Pada kelompok ini, sel tumor masuk, membentuk massa
papileferuspada permukaan. Tumor bersifat pasif pada daerah permukaannya,
tetapi jarang meluas ke tulang dan tidak mempunyai anak sebar. Lidah mempunyai
susunan pembuluh limfe yang kaya, hal ini akan mempercepat metastase kelenjar
getah bening dan dimungkinkan oleh susunan pembuluh limfe yang saling
berhubungan kanan dan kiri.
Tumor yang agak jinak cenderung membentuk massa papiliferus dengan
penyebaran ringan kejaringan didekatnya. Tumor paling ganas menyebar cukup
dalam serta cepat ke jaringan didekatnya dengan penyebaran permukaan yang
kecil, terlihat sebagai ulser nekrotik yang dalam. Sebagian besar lesi yang terlihat
terletak diantara kedua batas tersebut dengan daerah nekrose yang dangkal pada
bagian tengah lesi tepi yang terlipat serta sedikit menonjol. Walaupun terdapat
penyebaran local yang besar, tetapi anak sebar tetap berjalan. Metastase
haematogenus terjadi pada tahap selanjutnya.

V. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda awal umumnya berupa ulkus tanpa nyeri yang tidak sembuh-sembuh. Kemudian
membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang megakibatkan nyeri
lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula (Suyatno, 2010).
2. Infiltrasi ke otot-otot ini mengakibatkan gerakan lidah terbatas sehingga proses menelan
bolus makanan dan bicara terganggu. Kanker ini dapat menginfiltrasi jaringan sekitarnya
seperti dasar mulut (floor of mouth, FOM), dasar lidah dan tonsil (Suyatno, 2010. Bedah
Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto).
3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan, kesulitan
mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum bersemu darah atau terjadi
pembesaran nodus limfe servikal. (Baughman Diane C, 2000).

Gejala-gejala kanker lidah diantaranya adalah ;

 Biasanya terdapat luka (ulkus) seperti sariawan yang tidak sembuh dengan
pengobatan yang adekuat
 Mudah berdarah
 Nyeri local
 Nyeri yang menjalar ke telinga
 Nyeri menelan, sulit menelan
 Pergerakan lidah menjadi sangat terbatas.
Kanker biasanya tumbuh di bagian pinggir lidah. Hampir tidak pernah di
pangkal lidah kecuali pada seseorang yang pernah menderita sifilis yang tidak diobati
selama beberapa tahun. Karsinoma sel skuamosa pada lidah seringkali tampak seperti
luka terbuka (borok) dan cenderung tumbuh ke dalam jaringan di bawahnya. Merokok
sigaret lebih mungkin menyebabkan kanker mulut dibandingkan merokok cerutu atau
melalui pipa. Bercak perokok (bintik kecoklatan yang mendatar) bisa timbul di sisi
dimana sebuah sigaret atau pipa biasanya diletakkan di bibir. Dengan biopsi, bisa
diketahui apakah bercak tersebut bersifat ganas atau tidak.

VI. KLASIFIKASI

Klasifikasi ca lidah terdiri dari :


a. Tumor primer
1) TIS adalah karsinoma in situ
2) T1 adalah tumor dengan penampang kurang kurang 2 cm.
3) T2 adalah tumor dengan penampang sama dengan 2 cm dengan infiltrasi dangkal.
4) T3 adalah tumor dengan penampang lebih dari 2 cm dengan infiltrasi dalam.
5) T4 adalah tumor dengan penampang lebih dari 4 cm dan tumor tersebut sudah sudah
meluas disekelilingnya.
b. Pembesaran kelenjar limfe
1) N0 : Kelenjar-kelenjar leher yang palpable tidak ada.
2) N1 : Sudah ada kelenjar leher yang palpable, mobile serta holmolateral.
3) N2 : Kelenjar leher yang palpable, mobile serta heterolateral/bilateral.
4) N3 : Kelenjar-kelenjar leher ini sudah fixed, baik holmolateral atau bilateral.
c. Metastase
1) M0 = Metastase jauh tidak ada.
2) M1 = Metase jauh sudah ada.

VII. KOMPLIKASI
1. Komplikasi akut yang dapat terjadi adalah :
a. Mukositis : Mukositis oral merupakan inflamasi pada mukosa mulut berupa eritema
dan adanya ulser yang biasanya ditemukan pada pasien yang mendapatkan terapi
kanker. Biasanya pasien mengeluhkan rasa sakit pada mulutnya dan dapat
mempengaruhi nutrisi serta kualitas hidup pasien.
b. Kandidiasis : Pasien radioterapi sangat mudah terjadi infeksi opurtunistik berupa
kandidiasis oral yang disebabkan oleh jamur yaitu Candida albicans. Infeksi kandida
ditemukan sebanyak 17-29% pada pasien yang menerima radioterapi.
c. Dysgeusia adalah respon awal berupa hilangnya rasa pengecapan, dimana salah satunya
dapat disebabkan oleh terapi radiasi.
d. Xerostomia : Xerostomia atau mulut kering dikeluhkan sebanyak 80% pasien yang
menerima radioterapi. Xerostomia juga dikeluhkan sampai radioterapi telah selesai
dengan rata-rata 251 hari setelah radioterapi. Bahkan tetap dikeluhkan setelah 12-18
bulan setelah radioterapi tergantung pada dosis yang diterima kelenjar saliva dan
volume jaringan kelenjar yang menerima radiasi.
2. Komplikasi kronis adalah:
a. Karies gigi : Karies gigi dapat terjadi pada pasien yang menerima radioterapi. Karies
gigi akibat paparan radiasi atau yang sering disebut dengan karies radiasi adalah bentuk
yang paling destruktif dari karies gigi, dimana mempunyai onset dan progresi yang
cepat. Karies gigi biasanya terbentuk dan berkembang pada 3-6 bulan setelah terapi
radiasi dan mengalami kerusakan yang lengkap pada semua gigi pada periode 3-5 tahun.
b. Osteoradionekrosis : Osteoradionekrosis (ORN) merupakan efek kronis yang penting
pada radioterapi. Osteoradionekrosis adalah nekrose iskemik tulang yang disebabkan
oleh radiasi yang menyebabkan rasa sakit karena kehilangan banyak struktur tulang.
c. Nekrose pada jaringan lunak : Komplikasi oral kronis lain yang dapat terjadi adalah
nekrose pada jaringan lunak, dimana 95% kasus dari osteoradionekrosis berhubungan
dengan nekrose pada jaringan lunak. Nekrose jaringan lunak didefinisikan sebagai ulser
yang terdapat pada jaringan yang terradiasi, tanpa adanya proses keganasan (maligna).
Evaluasi secara teratur penting dilakukan sampai nekrose berkurang, karena tidak ada
kemungkinan terjadinya kekambuhan. Timbulnya nekrose pada jaringan lunak ini
berhubungan dengan dosis, waktu, dan volume kelenjar yang terradiasi. Reaksi akut
terjadi selama terapi dan biasanya bersifat reversibel, sedangkan reaksi yang bersifat
kronis biasanya terjadi menahun dan bersifat irreversibel.
VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. CT-scan atau MRI dilakukan untuk menilai detail lokasi tumor, luas ekstensi tumor primer.
2. USG hepar, Foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya metastasis jauh.
3. Biopsi
a. FNAB (Fine Needle Apiration Biopsy), dilakukan pada tumor primer yang metastasis ke
kelenjar getah bening leher.
b. Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (>1 cm)
c. Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil ( 1 cm atau kurang) (Suyatno, 2010).
Pemeriksaan penunjang
1. Biopsi
a. Incisional biopsy
 Dengan cara mengambil sampel dari daerah carcinoma dan daerah yang sehat, sehingga
diketahui batas jelas dari carcinoma. Tetapi kejelekannya adalah pembuluh darah menjadi
terbuka, dan ini akan mempermudah penyebaran dari carcinoma tersebut, sedangkan
keuntunganya dapat mengetahui batas dari carcinoma guna terapi selanjutnya (
Penyinaran ).
 Cara biopsy ini dapat dilakukan pada cacinoma lidah yang masih kecil dengan atau tanpa
metastase. Excisi jaringan yang diduga carcinoma dengan jarak 1 – 1,5 cm dari jaringan
sehat. Hasil excisi diletakkan pada gabus ( maksudnya adalah untuk cukup bersih ).
Dengan kasa yang diberi formalin diletakkan diatas preparat agar preparat tidak
melengkung sehingga topograpi tidakm berubah, kemudian dikirim ke patologi anatomi.
Dipotong menjadi 7 preparat, dan dilihat bagian mana yang tidak bersih dapat diulang
excisinya.Setelah dilakukan pemeriksaan diatas (incisional biopsi) baru dilakukan
pemeriksaan patologi anatomi untuk menentukan tumor ganas atau bukan.
b. Brush biopsy
 Pada prosedur ini, sampel diambil pada permukaan mukosa yang terlihat abnormal
dengan cara mengumpulkan sel epitel mukosa dengan menggunakan alat berbentuk
sikat, menempatkan sampel dalam slide dan melakukan tindakan fiksasi sebelum
membawa jaringan tersebut ke laboratorium. Tindakan pengambilan sampel dengan
skapel dan jarum biopsi diindikasikan pada kanker yang sudah jelas terlihat, terdapat
kecurigaan yang kuat terhadap lesi atau lesi terdapat pada orang yang memiliki faktor-
faktor resiko kanker mulut. Sedangkan brush biopsi diindikasikan pad keadaan yang
sebaliknya.
c. Teknik cahaya khemoluminesen
 Jaringan yang dicurigai sebagai kanker disinari dengan khemoluminesen setelah
sebelumnya diwarnai dengan asam asetat. Hasilnya akan terlihat gambaran opak
‘acetowhite’ pada jaringan yang terkena kanker atau jaringan yang abnormal.

A. Pencegahan Kanker Lidah

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menekan risiko kanker ganas yang
menyerang organ lidah tersebut secara umum, antara lain:
 Berhenti merokok. Merokok adalah faktor resiko kanker yang terbesar.
Semua jenis tembakau membuat Anda berisiko kanker. Mencegah tembakau atau
memutuskan untuk berhenti menggunakannya merupakan keputusan kesehatan yang
sangat penting. Hal ini merupakan bagian dari mencegah kanker.
 Hindari minuman beralkohol.
 Pemeriksaan rutin 6 bulan sekali ke dokter gigi. Salah satu hal yang wajib
dilakukan dan sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan
memeriksakan dan membersihkan gigi secara teratur. Hal itu bisa mencegah karang
gigi, gusi sakit, gigi berlubang,kanker mulut, dan penyakit gigi lainnya. Jangan tunggu
sampai Anda punya masalah, lalu baru pergi ke dokter gigi. Sebaiknya cegah sebelum
terjadi.
 Menyikat gigi minimal dua kali sehari, pagi hari setelah sarapan dan malam
hari menjelang tidur
 Menjaga kebersihan mulut dan gigi. Apabila mulut dan gigi tidak terjaga
kebersihannya, maka membuat kuman yang berjangkit lama-lama menjadi jamur dan
akhirnya berkembang menjadi kanker. Selain menyikat gigi disarankan untuk
menggunakan obat kumur yang menuntaskan kegiatan membersihkan mulut.
Beberapa tindakan untuk mencegah kanker lidah yang bisa berguna dalam
jangka panjang antara lain :
 Menghindarkan makan atau minum yg panas - panas.
 Membersihkan mulut (lidah) sehabis makan khusunya makanan
berlemaktinggi.
 Meningkatkan konsumsi makan makanan yang asam.
 Mengikuti pola hidup sehat .

Tindakan pengobatan terbaik untuk kanker mulut non medis antara lain :
 Penggunaan obat alami.
Pengobatan kanker Daryels adalah pengobatan khusus kanker dengan bahan
alami yaitu kemoterapi alami. Obat memiliki kemampuan yang baik untuk mematikan
sel dgn cepat dan terlokalisir dengan tidak merusak jaringan sel yang baik. Obat ini
mampu mematikan sel kanker dgn cara pemanasan atau grilling sel sehingga kanker
tidak dapat berkembang.
 Penggunanaan konsumsi makanan jus teraphy Daryels utk menghambat
suplai makanan untuk kanker. Perpaduan kedua metode ini sangat berhasil untuk
menyembuhkan kanker

IX. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan farmakologi

Typhonium Plus - Alternatif Kanker Pengobatan ( Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus ekstrak )
Sebagai suplemen alami dapat membantu untuk memerangi kanker / tumor dan
merangsang tubuh anti.
Kanker bukan merupakan salah satu spesifik penyakit . Ini adalah proses yang dapat
mempengaruhi setiap organ tubuh. Tubuh manusia yang sehat terdiri dari sel-sel yang
tumbuh normal yang melaksanakan proses kehidupan secara normal dan teratur. Sebuah sel
hidup normal dapat, karena alasan berbagai disayangkan, gilirannya yang abnormal atau
kanker. Ini mengalikan dalam tubuh cepat dan berlebihan, membentuk sekelompok sel
pertumbuhan yang tidak terkendali mengakibatkan pembengkakan. Kemudian sel-sel
abnormal pecah dan menyerang jaringan sekitar dan organ dan menghancurkan
mereka. Dengan setiap pertumbuhan sel sibuk, tidak terkendali dan teratur, energi tubuh
yang disalahgunakan dan terbuang. Jika ini terus berlanjut dicentang, kematian dapat terjadi.
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus adalah tanaman herbal yang tumbuh di Asia Timur sebagai
obat tradisional untuk memerangi kanker .
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus ekstrak dan herbal lainnya menggabungkan membantu
dalam detoksifikasi sistem darah. Typhonium Plus mengandung ribosom dalam
bertindak protein (RIP), anti oksidan, dan anti kurkumin. Sel bersama-sama dipicu pada
gilirannya menghasilkan mediator yang merangsang dan memperkuat sel-sel lain dari sistem
kekebalan tubuh untuk memerangi sel-sel kanker. Sejak pertumbuhan sel kanker adalah
reversibel diberikan stimulus kimia yang benar dan lingkungan, penjelasan ini tidak terlalu
mengada-ada.
Typhonium Plus merupakan kombinasi herbal selektif ekstrak yang dalam karya sinergi
Typhonium Flagelliforme penguatan / Keladi Tikus. Typhonium Plus Terdaftar POM TR
043 330 391 Departemen Kesehatan Indonesia
Penggunaan yang disarankan:
Stadium I - II, ambil 1 kapsul 2 kali sehari sebelum makan. Stadium III di atas, ambil 2 kapsul 2
kali sehari sebelum makan, atau seperti diarahkan oleh praktisi kesehatan.
Komposisi:
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus 80%, 10% Andrographis paniculata, Curcuma zedoaria 10%
(dalam ekstrak bentuk)
Penyimpanan: . Simpan pada suhu kamar & jauh dari anak Packing size: Packing dengan 20
kapsul.
Perhatian:
o Dua hari setelah mengkonsumsi Typhonium Ditambah , Anda mungkin merasa
masalah perut, diare sedikit, feses berubah menjadi hitam dan tubuh merasa kelelahan.
o Kadang-kadang pasien dapat muntah setelah konsumsi, jika ini terjadi gejala berhenti
minum kapsul, ketika Anda merasa lebih baik, Anda dapat melanjutkan mengambil
kapsul tetapi mengurangi dosis atau berkonsultasi dengan praktisi medis Anda.
o Wanita hamil tidak harus mengambil kapsul ini

b. Penatalaksanaan non farmakologi


1) Radio Therapy
Radio therapy dilakukan bila :
Tumor Inoperable, T3 atau lebih, N3, M0 – M1
a) External X ray
dengan memasukkan jarum radium sel-sel carcinoma ikut masuk kedalam. Dapat
digunakan dengan cara lain yaitu : Penderita dinarcose, kemudian memasukkan
polyethtylene catherter dan melalui charteter ini dimasukkan benang yang diikat dengan
radium maka radium ini akan tersebar secara merata, bila sudah selesai benang ditarik
keluar cara ini disebut application.
b) Radon seeds
Dengan biji-biji radon yang diletakkan sekitar cartinoma
o Cytostatica theraphy :
Metotrexate (Mtx) dapat Mendepresi sum-sum tulang, ini dapat diatasi
denganleokoporin. Mempunyai akumulasi baik. Dapat dipakai untuk merubah T3
menjadi T2-T1.
o Surgical/Hemiglosectomy (total glossectomy)
Dilakukan pengangkatan pada bagian yang diindikasi terkena carcinoma atau
hemiglosectomy atau total glossectomy apabila tumor cukup besar dan sudah
bermetastase ke daerah leher.
Pada metastasenya dilakukan :
Pada N1 dan N2, dilakukan RND (Radical Neck Disection) yang diangkat
a. Kelenjar leher
b. Kelenjar sub madibula.
c. V. Jugularis interna.
d. Kelenjar supra ciavicularis Pada N3, dilakukan bilateral neck dissection.
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor register, tanggal
masuk, dan nama penanggung jawab pasien elama dirawat.
II. RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan utama: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh.
2) Riwayat penyakit sekarang: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh. Kemudian
membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang megakibatkan nyeri
lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula.
3) Riwayat penyakit dahulu
a. Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Risiko perokok adalah 5-9
kali lebih besar dibandingkan bukan perokok.
b. Alkoholisme: peminum berat mempunyai risiko 30 kali lebih besar dan efeknya
sinergis dengan merokok.
c. Infeksi virus dalam rongga mulut: Human papilloma virus (HPV) khususnya HPV 16
dan HPV 18.
d. Oral hygiene yang jelek.
III. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan Umum
- Pemeriksaan Tanda - Tanda Vital (TTV)
- Pemeriksaan Head to Toe (inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi)
- Pemeriksaan B1-B6 :
1. B1 (Breathing)
Sesak napas, RR meningkat, penggunaan otot bantu pernafasaan.
2. B2 (Blood)
Takikardia, Hipertensi (nyeri hebat).
3. B3 (Brain)
Gangguan saraf IX & X (penurunan reflek menelan), saraf XII (gerakan lidah terganggu).
4. B4 (Bladder)
Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urine, perubahan
bising usus, distensi abdomen.
5. B5 (Bowel)
Anoreksia, nafsu makan menurun, nyeri telan, perubahan berat badan.
6. B6 (Bone)
Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. CT-scan atau MRI dilakukan untuk menilai detail lokasi tumor, luas ekstensi tumor
primer.
2. USG hepar, Foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya metastasis jauh.
3. Biopsi
a. FNAB (Fine Needle Apiration Biopsy), dilakukan pada tumor primer yang metastasis
ke kelenjar getah bening leher.
b. Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (>1 cm).
c. Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil ( 1 cm atau kurang) (Suyatno, 2010).
INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Ketidakseimbangan NOC Pengelolaan nutrisi (Nutrion Management ) :


nutrisi kurang dari □ Monitor catatan masukan kandungan nutrisi dan kalori.
kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan □ Anjurkan masukan kalori yang tepat sesui dengan tipe tubuh
keperawatan Nutritional Status dan gaya hidup.
Faktor-faktor yang adekuat dengan kriteria hasil : □ Berikan makanan pilihan.
berhubungan : □ Anjurkan penyiapan dan penyajian makanan dengan teknik
□ Intake nutrisi baik yang aman.
Ketidakmampuan □1 □2 □3 □4 □5
□ Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
pemasukan atau bagaimana cara memperolehnya
□ Intake makanan baik
mencerna makanan atau □ Kaji adanya alergi makanan
□1 □2 □3 □4 □5
mengabsorpsi zat-zat gizi □ Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
berhubungan dengan □ Asupan cairan cukup dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
faktor biologis, □1 □2 □3 □4 □5 □ Yakinkan diet yang dimakan mengandungtinggi serat untuk
psikologis atau ekonomi. mencegah konstipasi
□ Peristaltic usus normal □ Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
□1 □2 □3 □4 □5 □ M o n i t o r a d a n y a p e n u r u n a n B B d a n g u l a darah
□ Monitor lingkungan selama makan
□ Berat badan meningkat
□1 □2 □3 □4 □5 □ Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidakselama jam makan
□ Monitor turgor kulit
□ Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb
dan kadar Ht
□ Monitor mual dan muntah
□ Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
□ Monitor intake nuntrisi
Nutrition Monitoring

□ BB pasien dalam batas normal


□ Monitor adanya penurunan berat badan
□ Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
□ Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
□ Monitor lingkungan selama makan
□ Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
□ Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
□ Monitor turgor kulit
□ Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
□ Monitor mual dan muntah
□ Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
□ Monitor makanan kesukaan
□ Monitor pertumbuhan dan perkembangan
□ Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
□ Monitor kalori dan intake nuntrisi
□ Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas
oral.
□ Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
Weight Management
□ Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan antara
intake makanan, latihan, peningkatan BB dan penurunan BB
□ Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis yang
dapat mempengaruhi BB
□ Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya hidup
dan factor herediter yang dapat mempengaruhi BB
□ Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang
berhubungan dengan BB berlebih dan penurunan BB
□ Dorong pasien untuk merubah kebiasaan makan
□ Perkirakan BB badan ideal pasien
KETERANGAN PENILAIAN NOC:

Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit adekuat/
jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT


Berilah tanda centang (√) pada kotak (□) yang sesuai dengan kondisi pasien
2. Risiko Infeksi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

2. Resiko Infeksi NOC NIC :

Dengan faktor-faktor Setelah dilakukan tindakan Infection Control (Kontrol infeksi)


resiko : keperawatn risiko infeksi
terkontrol dengan kriteria  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
- Prosedur Infasif hasil :  Pertahankan teknik isolasi
- Ketidakcukupan
pengetahuan untuk  Klien bebas dari  Batasi pengunjung bila perlu
menghindari paparan  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan
tanda dan gejala
patogen setelah berkunjung meninggalkan pasien
infeksi
- Trauma  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
- Kerusakan jaringan 1 2345
 Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
dan peningkatan  Menunjukkan
 Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
paparan lingkungan kemampuan untuk
- Ruptur membran mencegah  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
amnion timbulnya infeksi  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk
Agen farmasi umum
- 1 2345
(imunosupresan)  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
 Jumlah leukosit  Tingktkan intake nutrisi
- Malnutrisi
dalam batas normal  Berikan terapi antibiotik bila perlu
- Peningkatan paparan
lingkungan patogen 1 2345
- Imonusupresi  Menunjukkan
- Ketidakadekuatan perilaku hidup Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
imum buatan sehat
- Tidak adekuat 1 2345  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
pertahanan sekunder  Monitor hitung granulosit, WBC
(penurunan Hb,  Monitor kerentanan terhadap infeksi
Leukopenia,  Batasi pengunjung
penekanan respon  Saring pengunjung terhadap penyakit menular
inflamasi)  Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
- Tidak adekuat  Pertahankan teknik isolasi k/p
pertahanan tubuh  Berikan perawatan kuliat pada area epidema
primer (kulit tidak  Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
utuh, trauma  Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
jaringan, penurunan
kerja silia, cairan  Dorong masukkan nutrisi yang cukup
tubuh statis,  Dorong masukan cairan
perubahan sekresi  Dorong istirahat
pH, perubahan  Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
peristaltik)  Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
- Penyakit kronik  Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

KETERANGAN PENILAIAN NOC:


Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit adekuat/
jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT

Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak (  ) yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Nyeri Akut

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

3. Nyeri akut NOC : Manajemen nyeri (Pain Management) :


berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
agen cedera biologis keperawatan Pain Control  Kaji nyeri secara komprehensif meliputi (lokasi, karakteristik, dan onset,
dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri)
 Mengenali faktor penyebab  Kaji skala nyeri
1 2345  Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri
 Mengenali onset (lamanya  Kaji factor yang dapat menyebabkan nyeri timbul
sakit)  Anjurkan pada pasien untuk cukup istirahat
1 2345  Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
 Menggunakan metode  Monitor tanda tanda vital
pencegahan untuk  Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi (relaksasi) untuk mengurangi
mengurangi nyeri nyeri
1 2345  Jelaskan factor factor yang dapat mempengaruhi nyeri
 Menggunakan metode  Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
nonanalgetik untuk Analgesic Administration
mengurangi nyeri
1 2345  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
 Mengunakan analgesik pemberian obat
sesuai dengan kebutuhan  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
1 2345  Cek riwayat alergi
 Mencari bantuan tenaga  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika
kesehatan pemberian lebih dari satu
1 2345  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
 Melaporkan gejala pada  Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
petugas kesehatan  Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
1 2345  Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
 Mengenali gejala gejala nyeri  Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
1 2345  Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
 Melaporkan nyeri yang
sudah terkontrol
1 2345
KETERANGAN PENILAIAN NOC:

Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit adekuat/
jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT


Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak (  ) yang sesuai dengan kondisi pasien.
4. Hipertermi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

4. Hipertermi NOC NIC :


berhubungan dengan Fever treatment
penyakit Setelah dilakukan tindakan  Monitor suhu sesering mungkin
keperawatanThermoregulati  Monitor IWL
on dalam batas normal  Monitor warna dan suhu kulit
dengan kriteria hasil :  Monitor tekanan darah, nadi dan RR
 Monitor penurunan tingkat kesadaran
 Tidak menggigil
 Monitor WBC, Hb, dan Hct
1 2345  Monitor intake dan output
 Nadi dbn ( 60-100 x/  Berikan anti piretik
menit)
 Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
1 2345  Selimuti pasien
 RR dbn ( 16-24 x/ menit)  Lakukan tapid sponge
1 2345  Kolaborasipemberian cairan intravena
 Suhu dbn (36-37°C)  Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
1 2345  Tingkatkan sirkulasi udara
 Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil

Temperature regulation
 Monitor suhu minimal tiap 2 jam
 Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
 Monitor TD, nadi, dan RR
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
 Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
 Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek
negatif dari kedinginan
 Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
 Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
KETERANGAN PENILAIAN NOC:

Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit adekuat/
jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT


Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak (  ) yang sesuai dengan kondisi pasien.
5. Kurang Pengetahuan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

5. Kurang pengetahuan NOC : Mengajarkan proses penyakitnya :


b/d
Setelah dilakukan tindakan  Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya
- keterbatasan keperawatan klien mengetahui  Jelaskan patofisiologi penyakitnya dan bagaimana hubungannya
kognitif tentang proses penyakitnya : dengan anatomi dan fisiologinya
- interpretasi
 Deskripsikan tanda dan gejala dari penyakitnya
terhadap informasi  Klien familier dengan
yang salah  Jelaskan pada pasien bagaimana mengelola gejala ytang timbul
nama penyakitnya
- kurangnya  Deskripsikan proses penyakitnya
1 2345
keinginan untuk  Identifikasi faktor penyebab penyakitnya
mencari informasi  Klien dapat
mendeskripsikan proses  Jelaskan tentang kondisi penyakit pasien saat ini
- tidak mengetahui
penyakitnya  Diskusikan gaya hidup yang harus dirubah untuk mencegah
sumber-sumber
informasi. 1 2345 komplikasi atau kekambuhan penyakitnya
 Klien dapat  Diskusikan rencana terapi yang akan dijalani pasien
mendeskripsikan faktor  Jelaskan komplikasi yang bisa muncul
penyebab dari  Anjurkan pasien untuk mengontrol risiko
penyakitnya  Anjurkan pasien segera ke pelayanan kesehatan ketika muncul
1 2345 gejala yang sama
 Klien dapat
mendeskripsikan faktor
risiko
1 2345
 Klien dapat
mendeskripsikan efek
samping dari penyakitnya
1 2345
 Klien dapat
mendeskripsikan tanda
dan gejala
1 2345
 Klien dapat
mendeskripsikankomplik
asi mungkin terjadi
1 2345

 Klien dapat
mendeskripsikan cara
pencegahan komplikasi
1 2345

KETERANGAN PENILAIAN NOC:


Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit adekuat/
jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT


Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak (  ) yang sesuai dengan kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.(2016). Nursing Intervention Classification (NIC). Edisi keenam.


Mocomedia: Elsevier Singapore Pte Ltd

Herdman T.H and Komitsuru. S. 2015. Nanda Internasional Nursing Diagnosis,


Definition and Clasification 2015-2017. EGC. Jakarta
Moorhead, S. (2016).Nursing Outcomes Classification (NOC): Pengukuran outcomes
kesehatan.Edisi Kelima. Mocomedia: Elsevier Singapore Pte Ltd

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.
Jakarta.

Roezin Averdi. 2004. Ilmu Penyakit Telinga-Hidung-Tenggorok. Jakarta: FKUI.

Schrock, Theodore. 1995. Ilmu Bedah (Handbook Of Surgery). Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Sjamsuhidayat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Suyatno. 2010. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto.
Ackerman, Lauren Vedder (1989).”Pathology Surgical”,7th edition, The C.V.Mosby
company.Washington DC.

Baradero Mary, dkk. 2007. Seri Asuhan Keperawatan Klien Kanker. Jakarta : EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta.

Doenges, M. G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta.

Roezin Averdi. 2004. Ilmu Penyakit Telinga-Hidung-Tenggorok. Jakarta: FKUI.

Roezin, Averdi. 2003. Penatalaksanaan Penyakit dan Kelainan Telinga-Hidung-Tenggorok.


Jakarta: FKUI.

Suyatno. 2010. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto.
http://nurseammar.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-karsinoma-lidah.html

Anda mungkin juga menyukai