Tugas CA Lidah
Tugas CA Lidah
I. PENGERTIAN
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas
kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde, 1999).
Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel mukosa
lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng berlapis), juga
beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna). Kanker ganas ini dapat menginfiltrasi ke
daerah sekitarnya, disamping itu dapat melakukan metastase secara limfogen dan hematogen.
Kanker lidah yang sering terjadi adalah tipe karsinoma sel skuamosa, sedangkan untuk jenis
yang lainnya jarang terjadi. Kanker lidah meningkat sejalan dengan peningkatan usia.
Umumnya hal ini terjadi pada usia sekitar 60 tahun, tetapi hal ini telah terjadi pergesaran usia
lebih muda. Selain itu kanker lidah ternyata juga dipicu oleh pemakaian gigi palsu yang
tidak sesuai, kebersihan mulut yang buruk, radang kronis dan genetikpun juga ternyata
menjadi penyebabknya.
III. ETIOLOGI
Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang
terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor. Secara
garis besar, etiologi kanker lidah:
1. Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Risiko perokok adalah 5-9 kali
lebih besar dibandingkan bukan perokok.
2. Alkoholisme: peminum berat mempunyai risiko 30 kali lebih besar dan efeknya sinergis
dengan merokok.
3. Infeksi virus dalam rongga mulut: Human papilloma virus (HPV) khususnya HPV 16
dan HPV 18.
4. Oral hygiene yang jelek.
5. Sunburn: iritasi sinar matahari dan iritasi kronis lainnya.
6. Gaya hidup: kebiasaan mengunyah sirih.
Sumber lain menyebutkan beberapa etioogi atau penyebab kanker lidah yaitu Kanker
rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang terdiri dari beberapa
langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi
kanker lidah:
1. Predisposisi genetic
2. Efek hormonal
3. Lesi prakanker
4. Iritasi kronis, trauma, dan inflamasi
5. Kegagalan fungsi sistem imun
6. Terapi obat
7. Faktor lingkungan (Radiasi pengion, Pemajanan sinar matahar,i Efek radon dan medan
electromagnet, Polusi kimia, Polusi udara)
8. Kebiasaan pola hidup (Rokok dan tembakau, Nutrisi, Konsumsi alcohol, Praktik seksual)
9. Virus
10. Faktor-faktor psikososial (Sifat kepribadian dan sikap; Sistem pendukung social)
(Baradero Mary, dkk.2007.Seri Asuhan Keperawatan Klien Kanker.Jakarta:EGC)
suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi,
promosi dan perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker rongga
2. Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara
matahari.
3. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetik
IV. PATOFISIOLOGI
V. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda awal umumnya berupa ulkus tanpa nyeri yang tidak sembuh-sembuh. Kemudian
membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang megakibatkan nyeri
lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula (Suyatno, 2010).
2. Infiltrasi ke otot-otot ini mengakibatkan gerakan lidah terbatas sehingga proses menelan
bolus makanan dan bicara terganggu. Kanker ini dapat menginfiltrasi jaringan sekitarnya
seperti dasar mulut (floor of mouth, FOM), dasar lidah dan tonsil (Suyatno, 2010. Bedah
Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto).
3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan, kesulitan
mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum bersemu darah atau terjadi
pembesaran nodus limfe servikal. (Baughman Diane C, 2000).
Biasanya terdapat luka (ulkus) seperti sariawan yang tidak sembuh dengan
pengobatan yang adekuat
Mudah berdarah
Nyeri local
Nyeri yang menjalar ke telinga
Nyeri menelan, sulit menelan
Pergerakan lidah menjadi sangat terbatas.
Kanker biasanya tumbuh di bagian pinggir lidah. Hampir tidak pernah di
pangkal lidah kecuali pada seseorang yang pernah menderita sifilis yang tidak diobati
selama beberapa tahun. Karsinoma sel skuamosa pada lidah seringkali tampak seperti
luka terbuka (borok) dan cenderung tumbuh ke dalam jaringan di bawahnya. Merokok
sigaret lebih mungkin menyebabkan kanker mulut dibandingkan merokok cerutu atau
melalui pipa. Bercak perokok (bintik kecoklatan yang mendatar) bisa timbul di sisi
dimana sebuah sigaret atau pipa biasanya diletakkan di bibir. Dengan biopsi, bisa
diketahui apakah bercak tersebut bersifat ganas atau tidak.
VI. KLASIFIKASI
VII. KOMPLIKASI
1. Komplikasi akut yang dapat terjadi adalah :
a. Mukositis : Mukositis oral merupakan inflamasi pada mukosa mulut berupa eritema
dan adanya ulser yang biasanya ditemukan pada pasien yang mendapatkan terapi
kanker. Biasanya pasien mengeluhkan rasa sakit pada mulutnya dan dapat
mempengaruhi nutrisi serta kualitas hidup pasien.
b. Kandidiasis : Pasien radioterapi sangat mudah terjadi infeksi opurtunistik berupa
kandidiasis oral yang disebabkan oleh jamur yaitu Candida albicans. Infeksi kandida
ditemukan sebanyak 17-29% pada pasien yang menerima radioterapi.
c. Dysgeusia adalah respon awal berupa hilangnya rasa pengecapan, dimana salah satunya
dapat disebabkan oleh terapi radiasi.
d. Xerostomia : Xerostomia atau mulut kering dikeluhkan sebanyak 80% pasien yang
menerima radioterapi. Xerostomia juga dikeluhkan sampai radioterapi telah selesai
dengan rata-rata 251 hari setelah radioterapi. Bahkan tetap dikeluhkan setelah 12-18
bulan setelah radioterapi tergantung pada dosis yang diterima kelenjar saliva dan
volume jaringan kelenjar yang menerima radiasi.
2. Komplikasi kronis adalah:
a. Karies gigi : Karies gigi dapat terjadi pada pasien yang menerima radioterapi. Karies
gigi akibat paparan radiasi atau yang sering disebut dengan karies radiasi adalah bentuk
yang paling destruktif dari karies gigi, dimana mempunyai onset dan progresi yang
cepat. Karies gigi biasanya terbentuk dan berkembang pada 3-6 bulan setelah terapi
radiasi dan mengalami kerusakan yang lengkap pada semua gigi pada periode 3-5 tahun.
b. Osteoradionekrosis : Osteoradionekrosis (ORN) merupakan efek kronis yang penting
pada radioterapi. Osteoradionekrosis adalah nekrose iskemik tulang yang disebabkan
oleh radiasi yang menyebabkan rasa sakit karena kehilangan banyak struktur tulang.
c. Nekrose pada jaringan lunak : Komplikasi oral kronis lain yang dapat terjadi adalah
nekrose pada jaringan lunak, dimana 95% kasus dari osteoradionekrosis berhubungan
dengan nekrose pada jaringan lunak. Nekrose jaringan lunak didefinisikan sebagai ulser
yang terdapat pada jaringan yang terradiasi, tanpa adanya proses keganasan (maligna).
Evaluasi secara teratur penting dilakukan sampai nekrose berkurang, karena tidak ada
kemungkinan terjadinya kekambuhan. Timbulnya nekrose pada jaringan lunak ini
berhubungan dengan dosis, waktu, dan volume kelenjar yang terradiasi. Reaksi akut
terjadi selama terapi dan biasanya bersifat reversibel, sedangkan reaksi yang bersifat
kronis biasanya terjadi menahun dan bersifat irreversibel.
VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. CT-scan atau MRI dilakukan untuk menilai detail lokasi tumor, luas ekstensi tumor primer.
2. USG hepar, Foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya metastasis jauh.
3. Biopsi
a. FNAB (Fine Needle Apiration Biopsy), dilakukan pada tumor primer yang metastasis ke
kelenjar getah bening leher.
b. Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (>1 cm)
c. Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil ( 1 cm atau kurang) (Suyatno, 2010).
Pemeriksaan penunjang
1. Biopsi
a. Incisional biopsy
Dengan cara mengambil sampel dari daerah carcinoma dan daerah yang sehat, sehingga
diketahui batas jelas dari carcinoma. Tetapi kejelekannya adalah pembuluh darah menjadi
terbuka, dan ini akan mempermudah penyebaran dari carcinoma tersebut, sedangkan
keuntunganya dapat mengetahui batas dari carcinoma guna terapi selanjutnya (
Penyinaran ).
Cara biopsy ini dapat dilakukan pada cacinoma lidah yang masih kecil dengan atau tanpa
metastase. Excisi jaringan yang diduga carcinoma dengan jarak 1 – 1,5 cm dari jaringan
sehat. Hasil excisi diletakkan pada gabus ( maksudnya adalah untuk cukup bersih ).
Dengan kasa yang diberi formalin diletakkan diatas preparat agar preparat tidak
melengkung sehingga topograpi tidakm berubah, kemudian dikirim ke patologi anatomi.
Dipotong menjadi 7 preparat, dan dilihat bagian mana yang tidak bersih dapat diulang
excisinya.Setelah dilakukan pemeriksaan diatas (incisional biopsi) baru dilakukan
pemeriksaan patologi anatomi untuk menentukan tumor ganas atau bukan.
b. Brush biopsy
Pada prosedur ini, sampel diambil pada permukaan mukosa yang terlihat abnormal
dengan cara mengumpulkan sel epitel mukosa dengan menggunakan alat berbentuk
sikat, menempatkan sampel dalam slide dan melakukan tindakan fiksasi sebelum
membawa jaringan tersebut ke laboratorium. Tindakan pengambilan sampel dengan
skapel dan jarum biopsi diindikasikan pada kanker yang sudah jelas terlihat, terdapat
kecurigaan yang kuat terhadap lesi atau lesi terdapat pada orang yang memiliki faktor-
faktor resiko kanker mulut. Sedangkan brush biopsi diindikasikan pad keadaan yang
sebaliknya.
c. Teknik cahaya khemoluminesen
Jaringan yang dicurigai sebagai kanker disinari dengan khemoluminesen setelah
sebelumnya diwarnai dengan asam asetat. Hasilnya akan terlihat gambaran opak
‘acetowhite’ pada jaringan yang terkena kanker atau jaringan yang abnormal.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menekan risiko kanker ganas yang
menyerang organ lidah tersebut secara umum, antara lain:
Berhenti merokok. Merokok adalah faktor resiko kanker yang terbesar.
Semua jenis tembakau membuat Anda berisiko kanker. Mencegah tembakau atau
memutuskan untuk berhenti menggunakannya merupakan keputusan kesehatan yang
sangat penting. Hal ini merupakan bagian dari mencegah kanker.
Hindari minuman beralkohol.
Pemeriksaan rutin 6 bulan sekali ke dokter gigi. Salah satu hal yang wajib
dilakukan dan sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan
memeriksakan dan membersihkan gigi secara teratur. Hal itu bisa mencegah karang
gigi, gusi sakit, gigi berlubang,kanker mulut, dan penyakit gigi lainnya. Jangan tunggu
sampai Anda punya masalah, lalu baru pergi ke dokter gigi. Sebaiknya cegah sebelum
terjadi.
Menyikat gigi minimal dua kali sehari, pagi hari setelah sarapan dan malam
hari menjelang tidur
Menjaga kebersihan mulut dan gigi. Apabila mulut dan gigi tidak terjaga
kebersihannya, maka membuat kuman yang berjangkit lama-lama menjadi jamur dan
akhirnya berkembang menjadi kanker. Selain menyikat gigi disarankan untuk
menggunakan obat kumur yang menuntaskan kegiatan membersihkan mulut.
Beberapa tindakan untuk mencegah kanker lidah yang bisa berguna dalam
jangka panjang antara lain :
Menghindarkan makan atau minum yg panas - panas.
Membersihkan mulut (lidah) sehabis makan khusunya makanan
berlemaktinggi.
Meningkatkan konsumsi makan makanan yang asam.
Mengikuti pola hidup sehat .
Tindakan pengobatan terbaik untuk kanker mulut non medis antara lain :
Penggunaan obat alami.
Pengobatan kanker Daryels adalah pengobatan khusus kanker dengan bahan
alami yaitu kemoterapi alami. Obat memiliki kemampuan yang baik untuk mematikan
sel dgn cepat dan terlokalisir dengan tidak merusak jaringan sel yang baik. Obat ini
mampu mematikan sel kanker dgn cara pemanasan atau grilling sel sehingga kanker
tidak dapat berkembang.
Penggunanaan konsumsi makanan jus teraphy Daryels utk menghambat
suplai makanan untuk kanker. Perpaduan kedua metode ini sangat berhasil untuk
menyembuhkan kanker
IX. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan farmakologi
Typhonium Plus - Alternatif Kanker Pengobatan ( Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus ekstrak )
Sebagai suplemen alami dapat membantu untuk memerangi kanker / tumor dan
merangsang tubuh anti.
Kanker bukan merupakan salah satu spesifik penyakit . Ini adalah proses yang dapat
mempengaruhi setiap organ tubuh. Tubuh manusia yang sehat terdiri dari sel-sel yang
tumbuh normal yang melaksanakan proses kehidupan secara normal dan teratur. Sebuah sel
hidup normal dapat, karena alasan berbagai disayangkan, gilirannya yang abnormal atau
kanker. Ini mengalikan dalam tubuh cepat dan berlebihan, membentuk sekelompok sel
pertumbuhan yang tidak terkendali mengakibatkan pembengkakan. Kemudian sel-sel
abnormal pecah dan menyerang jaringan sekitar dan organ dan menghancurkan
mereka. Dengan setiap pertumbuhan sel sibuk, tidak terkendali dan teratur, energi tubuh
yang disalahgunakan dan terbuang. Jika ini terus berlanjut dicentang, kematian dapat terjadi.
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus adalah tanaman herbal yang tumbuh di Asia Timur sebagai
obat tradisional untuk memerangi kanker .
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus ekstrak dan herbal lainnya menggabungkan membantu
dalam detoksifikasi sistem darah. Typhonium Plus mengandung ribosom dalam
bertindak protein (RIP), anti oksidan, dan anti kurkumin. Sel bersama-sama dipicu pada
gilirannya menghasilkan mediator yang merangsang dan memperkuat sel-sel lain dari sistem
kekebalan tubuh untuk memerangi sel-sel kanker. Sejak pertumbuhan sel kanker adalah
reversibel diberikan stimulus kimia yang benar dan lingkungan, penjelasan ini tidak terlalu
mengada-ada.
Typhonium Plus merupakan kombinasi herbal selektif ekstrak yang dalam karya sinergi
Typhonium Flagelliforme penguatan / Keladi Tikus. Typhonium Plus Terdaftar POM TR
043 330 391 Departemen Kesehatan Indonesia
Penggunaan yang disarankan:
Stadium I - II, ambil 1 kapsul 2 kali sehari sebelum makan. Stadium III di atas, ambil 2 kapsul 2
kali sehari sebelum makan, atau seperti diarahkan oleh praktisi kesehatan.
Komposisi:
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus 80%, 10% Andrographis paniculata, Curcuma zedoaria 10%
(dalam ekstrak bentuk)
Penyimpanan: . Simpan pada suhu kamar & jauh dari anak Packing size: Packing dengan 20
kapsul.
Perhatian:
o Dua hari setelah mengkonsumsi Typhonium Ditambah , Anda mungkin merasa
masalah perut, diare sedikit, feses berubah menjadi hitam dan tubuh merasa kelelahan.
o Kadang-kadang pasien dapat muntah setelah konsumsi, jika ini terjadi gejala berhenti
minum kapsul, ketika Anda merasa lebih baik, Anda dapat melanjutkan mengambil
kapsul tetapi mengurangi dosis atau berkonsultasi dengan praktisi medis Anda.
o Wanita hamil tidak harus mengambil kapsul ini
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor register, tanggal
masuk, dan nama penanggung jawab pasien elama dirawat.
II. RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan utama: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh.
2) Riwayat penyakit sekarang: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh. Kemudian
membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang megakibatkan nyeri
lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula.
3) Riwayat penyakit dahulu
a. Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Risiko perokok adalah 5-9
kali lebih besar dibandingkan bukan perokok.
b. Alkoholisme: peminum berat mempunyai risiko 30 kali lebih besar dan efeknya
sinergis dengan merokok.
c. Infeksi virus dalam rongga mulut: Human papilloma virus (HPV) khususnya HPV 16
dan HPV 18.
d. Oral hygiene yang jelek.
III. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan Umum
- Pemeriksaan Tanda - Tanda Vital (TTV)
- Pemeriksaan Head to Toe (inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi)
- Pemeriksaan B1-B6 :
1. B1 (Breathing)
Sesak napas, RR meningkat, penggunaan otot bantu pernafasaan.
2. B2 (Blood)
Takikardia, Hipertensi (nyeri hebat).
3. B3 (Brain)
Gangguan saraf IX & X (penurunan reflek menelan), saraf XII (gerakan lidah terganggu).
4. B4 (Bladder)
Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urine, perubahan
bising usus, distensi abdomen.
5. B5 (Bowel)
Anoreksia, nafsu makan menurun, nyeri telan, perubahan berat badan.
6. B6 (Bone)
Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. CT-scan atau MRI dilakukan untuk menilai detail lokasi tumor, luas ekstensi tumor
primer.
2. USG hepar, Foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya metastasis jauh.
3. Biopsi
a. FNAB (Fine Needle Apiration Biopsy), dilakukan pada tumor primer yang metastasis
ke kelenjar getah bening leher.
b. Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (>1 cm).
c. Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil ( 1 cm atau kurang) (Suyatno, 2010).
INTERVENSI KEPERAWATAN
Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit adekuat/
jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan
Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak ( ) yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Nyeri Akut
Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit adekuat/
jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek
negatif dari kedinginan
Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
KETERANGAN PENILAIAN NOC:
Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit adekuat/
jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan
Klien dapat
mendeskripsikan cara
pencegahan komplikasi
1 2345
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.
Jakarta.
Sjamsuhidayat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Suyatno. 2010. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto.
Ackerman, Lauren Vedder (1989).”Pathology Surgical”,7th edition, The C.V.Mosby
company.Washington DC.
Baradero Mary, dkk. 2007. Seri Asuhan Keperawatan Klien Kanker. Jakarta : EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta.
Suyatno. 2010. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto.
http://nurseammar.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-karsinoma-lidah.html