Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Dalam kegiatan operasional industri minyak banyak ditemukan berbagai


macam alat pengoperasian untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam wujud
peralatan pendukung. Salah satu peralatan pendukung yang penting dalam
operasional dari industri minyak adalah peralatan instrumen. Peralatan instrumen
merupakan bagian dari kelengkapan suatu sistem yang dapat digunakan untuk
mengetahui dan memperoleh sesuatu dari kegiatan kerja peralatan mekanik. Salah
satu peralatan instrumen yang memegang peran penting adalah alat ukur.
Pengukuran laju alir diperlukan untuk menentukan proporsi dan jumlah aliran
fluida yang mengalir masuk dan keluar dari suatu sistem. Dengan kata lain,
pengukuran laju alir menunjukkan berapa banyak fluida yang digunakan atau
didistribusikan ke dalam sistem. Pengukuran laju alir ditentukan dengan
mengukur kecepatan atau perubahan energi kinetik fluida. Perbedaan tekanan
yang terjadi pada saat fluida melewati pipa akan mempengaruhi kecepatan suatu
aliran fluida. Dikarenakan luas penampang pipa (cross sectional area) sudah
diketahui, maka kecepatan rata-rata merupakan indikasi dari laju alir fluida yang
mengalir. Banyak sistem yang sudah dikenal telah diimplementasikan untuk
melakukan kegiatan pengukuran laju alir fluida, baik fluida cairan maupun fluida
gas. Alat yang dapat digunakan harus disesuaikan dengan sifat fluida tertentu,
baik merupakan fluida multi-fase, basah, kering, korosif, kental, dan lain-lain.

Sebagai salah satu studi kasus dari implementasi pengukuran laju alir dapat
ditinjau dari area 11 yang merupakan salah satu area di Duri Field dengan
wilayah operasi di Riau, Sumatra yang dimiliki PT. Chevron Pacific Indonesia.
Area 11 termasuk dalam wilayah Duri Steamflood yang merupakan wilayah
penerapan metode injeksi uap sebagai bentuk dari metode EOR (Enhanced Oil
Recovery) agar meningkatkan produksi dari Heavy Oil di wilayah tersebut.

1
2

Wilayah Duri Steamflood dilengkapi dengan berbagai fasilitas produksi yang


salah satunya berupa Well Testing Facility [1]. Kegiatan Well Test diperlukan
sebagai upaya untuk mengukur atau menguji produksi dari setiap sumur dengan
tujuan dalam memperoleh data dari fluida yang dihasilkan, baik minyak, air, dan
gas (aliran multi-fase) terkait temperatur, tekanan masuk dan keluar, water cut
rata-rata, tingkat produksi rata-rata untuk minyak, air, total fluida dan gas, hasil
kumulatif untuk minyak, air, total fluida dan gas selama pengetesan serta data-
data lainnya.

Well Test Facility di PT. Chevron Pacific Indonesia terdiri dari 3 tipe,
diantaranya Well Test Facility berbasis Manual (Area 1, 2/3, DM/KL), Auto Batch
(Area 4-9 dan Area 10) serta Continuous (Area 11). Area 11 merupakan satu-
satunya area dengan 1 Test Station (sebanyak 7 unit) yang menggunakan
pengukuran secara Continuous, pengukuran dilakukan dengan menggunakan
MPFM dari AccuflowTM SR Series MPFM [1].

Salah satu skema Multi-phase Metering System atau Multi-phase Flow


Metering (MPFM) yang digunakan dalam pengukuran pada Well Test Facility
tersaji pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Skema MPFM (AccuflowTM SR Series) Unit 370A.


3

MPFM terdiri dari beberapa jenis yang digunakan berdasarkan maksud dan
tujuan tertentu yang dapat dibahas secara lebih mendalam pada Lampiran D,
namun sebagian besar memiliki beberapa komponen utama seperti bagian pipa
vertikal (vertical pipe). Baik pipa vertikal utama sebagai media separasi awal,
maupun pipa vertikal dengan diameter lebih kecil dibandingkan pipa vertikal
utama dan bagian pipa horizontal (horizontal pipe) yang dihubungkan bersama.

Aliran multi-fase (minyak, air, dan gas) memasuki pipa vertikal tangensial
sehingga menciptakan bentuk siklon yang membuat adanya proses pemisahan
antara gas yang mengalir ke atas dan cairan (minyak dan air) yang mengalir ke
bawah. Proses pemisahan awal antara gas dan cairan ditemukan adanya proses
pemisahan tidak sempurna yakni gas terikut dalam cairan yang dipisahkan ke arah
bawah pada pipa vertikal, gas yang terikut dalam cairan ditemui sebagai
gelembung-gelembung gas atau dapat disebut dengan istilah gas carry under
(GCU). Gelembung-gelembung gas tersebut akan ikut mengalir bersama cairan
hingga mencapai pipa horizontal, pipa horizontal dilengkapi dengan pipa vertikal
yang memiliki diameter lebih kecil dibandingkan pipa vertikal utama sebagai
media separasi cairan dan gas awal dan terletak tepat di bagian atas pipa
horizontal, pipa vertikal tersebut memiliki fungsi sebagai tempat mengalirnya gas
yang tersisa di dalam cairan dalam bentuk gelembung-gelembung gas sehingga
gas akan benar-benar terpisah dari cairan dan bergabung dengan gas yang sudah
dipisahkan dalam proses separasi awal di pipa vertikal utama, maka akan
diperoleh pemisahan sempurna.

Level cairan dalam pipa horizontal dikendalikan di pusat pipa dengan


menggunakan control valve yang terletak di garis aliran gas. MPFM dilengkapi
dengan meter aliran gas, meter aliran cairan dan meter kadar air untuk melakukan
pengukuran terhadap gas dan cairan yang telah terpisah, hingga pada akhirnya gas
dan cairan akan kembali bersatu untuk dilanjutkan ke fasilitas separasi [2].

Dalam MPFM, aliran multi-fase sebagai input yang memasuki pipa vertikal
akan dipisahkan menjadi aliran 1 fasa maupun aliran 2 fasa, maka dari itu
4

diperlukan adanya pemodelan karakteristik dinamik berdasarkan analisis control


volume untuk aliran 1 fasa, yakni gas dan analisis control volume untuk aliran 2
fasa menjadi aliran 1 fasa, yakni cairan yang terdiri dari minyak dan air.

Dengan menggunakan data yang diperoleh sebagai report dari PT. Mitra
Prana Abadi Sentosa (MPAS) sebagai oil exploration equipment and supplies
dengan produk Accuflow MPFM maka dapat diperoleh verifikasi hasil pemodelan
dengan data yang diperoleh dari proses Well Testing, baik data aktual maupun
data standard sehingga pemodelan tersebut dapat menjadi dasar kajian dan modal
dalam pengembangan MPFM yang serupa lebih lanjut.

I.2. Perumusan Masalah

Melakukan pemodelan karakteristik dinamik pada aliran multi-fase dengan


melakukan simplifikasi model aliran menjadi aliran 1 fasa dan aliran 2 fasa
berdasarkan analisis control volume untuk aliran 1 fasa, yakni gas dan analisis
control volume untuk aliran 2 fasa menjadi aliran 1 fasa, yakni cairan yang terdiri
dari minyak dan air pada MPFM dengan studi kasus yang bertempat di PT. Mitra
Prana Abadi Sentosa (MPAS).

I.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memodelkan karakteristik dinamik pada aliran multi-fase dengan


melakukan simplifikasi menjadi aliran 1 fasa, yakni gas dan aliran 2 fasa
menjadi aliran 1 fasa, yakni cairan yang terdiri dari minyak dan air dengan
menggunakan neraca massa, persamaan Bernoulli dan persamaan geometri
pada MPFM secara teoritis.
2. Memodelkan karakteristik dinamik pada aliran multi-fase dengan
menggunakan software MATLAB R2010a dilengkapi dengan SIMULINK,
sehingga dapat menjadi basis simulasi proses dari aliran multi-fase yang
dialirkan ke dalam MPFM untuk memperoleh karakteristik dinamik model
sistem
5

3. Melakukan verifikasi model dengan data pembanding dari data hasil


penelitian di PT. Mitra Prana Abadi Sentosa (MPAS) sehingga dapat
diperoleh keakuratan dari model yang dibuat sebagai dasar kajian untuk
peralatan yang serupa.

I.4. Batasan Masalah

Dalam penelitian Tugas Akhir ini, diambil batasan masalah sebagai berikut :

1. Model karakteristik dinamik pada aliran multi-fase (minyak, air dan gas)
disederhanakan menjadi aliran 1 fasa untuk gas dan aliran 1 fasa untuk
cairan yang sudah mencakup minyak dan air dengan studi kasus di PT.
Mitra Prana Abadi Sentosa (MPAS).
2. Pemisahan antara cairan dan gas pada pipa vertikal, dinyatakan sebagai
pemisahan sempurna pada gas yang mengalir ke atas dan pemisahan tidak
sempurna pada cairan yang mengalir ke bawah pada pipa vertikal, yakni
dengan adanya gelembung-gelembung gas yang terikut pada cairan yang
disebut sebagai gas carry under (GCU).
3. Pemisahan sempurna pada cairan yang membawa gelembung gas akan
terjadi pada pipa horizontal, yakni dengan adanya aliran gelembung gas
hingga terlepas dari cairan dan gas tersebut akan mengalir pada pipa vertikal
di bagian atas pipa horizontal sehingga gas yang terpisah pada pipa
horizontal akan bergabung dengan gas yang sudah terpisah sejak awal pada
pipa vertikal. Dengan demikian, gas yang mengalir pada titik pertemuan
antara gas dari pemisahan pipa vertikal dan pipa horizontal merupakan gas
dengan pemisahan sempurna, selain itu cairan yang sudah terpisah dengan
gas pada pipa horizontal juga merupakan cairan dengan pemisahan
sempurna.
4. Penggunaan control valve pada garis aliran gas, yang dinyatakan dengan
pipa menyebabkan perbedaan tekanan antara input dan output aliran gas,
perbedaan tekanan pada control valve adalah sama dengan perbedaan
ketinggian yang terjadi pada pipa vertikal cairan setelah pipa horizontal
6

yang berhilir pada titik temu dengan pipa aliran gas, sebelum pada akhirnya
cairan dan gas akan kembali menyatu sebagai output. Perbedaan tekanan
pada control valve adalah sama dengan perbedaan ketinggian pada pipa
vertikal cairan dinyatakan pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2. Skema hubungan perbedaan tekanan (dP) dan perbedaan ketinggian
(dH) pada MPFM Unit 370A.
I.5. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut :

1. Diperoleh verifikasi model dengan data hasil penelitian di PT. Mitra Prana
Abadi Sentosa (MPAS) adalah dengan error yang relatif kecil. Hasil
verifikasi yang diperoleh tersebut mampu digunakan sebagai dasar kajian
peralatan yang sama, khususnya alat pengukuran aliran multi-fase atau
MPFM.
2. Mengetahui perbandingan antara hasil simulasi dinamik dengan data hasil
penelitian di PT. Mitra Prana Abadi Sentosa (MPAS).
3. Mengetahui keakuratan pemodelan karakteristik dinamik untuk kondisi
operasi steady pada MPFM.

Anda mungkin juga menyukai