Anda di halaman 1dari 11

KRITERIA DAN KATEGORI KEPUNAHAN INTERNATIONAL

UNION FOR THE CONSERVATION OF NATURE 3.1 (2001)

TUGAS 2
BI2001 Pengetahuan Lingkungan K09

Oleh

GUNAWAN LUMBAN GAOL


NIM: 13214004

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
IUCN Red List Categories and Criteria: Version 3.1

I.1 Struktur Kategori

Gambar 0-1. Struktur Kategori Kepunahan [1]

Kriteria penentuan kategori ini dapat diaplikasikan untuk semua unit taksonomi pada
level spesies dan dibawahnya. Khusus untuk kategori Critically Endangered,
Endangered, atau Vulnerable terdapat kriteria kuantitatif, pemenuhan salah satu dari
kriteria pada kategori ini mengkualifikasi takson tersebut pada tingkat ancaman
kepunahan sesuai kategori tersebut. Meskipun beberapa kriteria mungkin tidak cocok
untuk suatu taksa tertentu, akan selalu ada kriteria yang cocok untuk menentukan
tingkat ancaman terhadap kepunahan. Faktor relevannya adalah apakah salah satu dari
kriteria dipenuhi, bukan semua kriteria cocok atau terpenuhi. Suatu takson harus
dievaluasi ke setiap kriteria, dan semua kriteria ancaman tertinggi yang terpenuhi
harus dituliskan.

Perpindahan kategori suatu taksa dapat dilakukan menurut aturan berikut:

1
a. Suatu takson dapat dipindahkan dari suatu kategori ancaman tinggi ke kategori
dengan tingkat ancaman yang lebih rendah jika tidak ada kriteria ada ancaman
tingkat tinggi yang terpenuhi selama lebih dari 5 tahun terakhir.
b. Jika klasifikasi pertama ternyata salah, takson boleh dipindahkan ke kategori yang
sesuai atau tidak dimasukkan dari kategori ancaman secara langsung.
c. Perpindahan kategori dari tingkat ancaman rendah ke kategori dengan tingkat
ancaman lebih tinggi harus dilakukan sesegera mungkin.

Masing-masing kategori dapat dijelaskan sebagai berikut:


EXTINCT (EX)
Sebuah takson dikatakan punah jika sudah jelas bahwa individu takson tersebut sudah
mati. Sebuah takson dapat diduga punah jika survei pada habitat yang diketahui, pada
waktu dimana individu tersebut paling banyak dijumpai probabilitasnya, gagal untuk
merekam sebuah individu. Survei harus dilakukan selama waktu yang sesuai dengan
siklus hidup takson tersebut.

Gambar 0-2. Contoh hewan yang dinyatakan pundah (dari kiri ke kanan), Harimau Jawa (1980), Burung Dodo
(1600-an), Harimau Bali (1937).

EXTINCT IN THE WILD (EW)


Sebuah takson dikatakan punah di alam bebas ketika diketahui hanya bertahan dalam
kultivasi, di penangkaran atau sebagai populasi naturalisasi (atau populasi) jauh di luar
rentang masa lalu. Takson dianggap pundah di alam bebas saat survei mendalam di
habitat yang diketahui dan / atau diharapkan, pada waktu yang tepat (diurnal,
musiman, tahunan), sepanjang rentang historisnya telah gagal untuk merekam
individu. Survei harus lebih dari kerangka waktu yang sesuai dengan siklus hidup
takson dan bentuk kehidupan.

2
Gambar 0-3. Contoh hewan punah di alam liar (dari kiri ke kanan), Hawaiian Crow (2002), Guam Rail (1980),
Wyoming Toad (1991)

CRITICALLY ENDANGERED (CR)


Sebuah takson dikatakan terancam kritis bila ada bukti terbaik yang menunjukkan
bahwa itu memenuhi salah satu kriteria A sampai E untuk terancam kritis, dan oleh
karena itu dianggap menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi di alam bebas.

Gambar 0-4. Contoh hewan terancam punah (dari atas ke kanan), Black Rhino, Orangutan Kalimantan, Amur
Leopard [2]

ENDANGERED (EN)
Sebuah takson dikatakan spesies langka bila ada bukti terbaik yang menunjukkan
bahwa itu memenuhi salah satu kriteria A sampai E untuk spesies langka (lihat Bagian
V), dan oleh karena itu dianggap menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi di
alam bebas.

3
Gambar 0-5. Contoh hewan spesies langka (dari atas ke kanan), Bluefin Tuna, Borneo Pygmy Elephant,
Chimpanzee [2]

VULNERABLE (VU)
Sebuah takson adalah rentan bila bukti terbaik yang ada menunjukkan bahwa ia
memenuhi salah satu dari kriteria A sampai E untuk rentan, dan oleh karena itu
dianggap menghadapi resiko tinggi kepunahan di alam bebas.

Gambar 0-6. Contoh hewan kategori rentan (dari atas ke kanan), Gajah Afrika, Giant Panda, Great White Shark
[2]

4
NEAR THREATENED (NT)
Sebuah takson Hampir Terancam bila telah dievaluasi berdasarkan kriteria namun
tidak memenuhi syarat untuk Terancam Punah, Terancam Punah atau Rentan
sekarang, namun dekat dengan kualifikasi untuk atau mungkin memenuhi syarat untuk
kategori terancam dalam waktu dekat.

Gambar 0-7. Contoh hewan kategori hampir terancam (dari atas ke kanan), Beluga, Jaguar, Tuna Sirip Kuning
[2]

LEAST CONCERN (LC)


Sebuah takson adalah Least Concern bila telah dievaluasi berdasarkan kriteria dan
tidakmemenuhi syarat untuk Punah, Terancam Punah, Rentan atau Hampir Terancam.
Kategori ini tersebar luas dan taksa yang melimpah termasuk dalam kategori ini.

5
Gambar 0-8. Contoh hewan kategori Least Concern (dari atas ke kanan), Burung Macaw, Beruang Cokelat, Paus
Abu-abu [2]

DATA DEFICIENT (DD)


Sebuah takson adalah Data Deficient bila ada informasi yang tidak memadai untuk
melakukan baik secara langsung maupun tidak langsung penilaian risiko kepunahan
berdasarkan distribusi dan / atau populasinya status. Sebuah takson dalam kategori ini
dapat dipelajari dengan baik, dan biologinya terkenal, namun data yang sesuai tentang
kelimpahan dan / atau distribusi kurang. Data defisien bukan kategori ancaman. Daftar
taksiran dalam kategori ini menunjukkan bahwa lebih banyak informasi diperlukan
dan mengakui kemungkinan bahwa penelitian masa depan akan menunjukkan bahwa
ancaman klasifikasi itu tepat. Penting untuk memanfaatkan data yang positif tersedia.
Dalam banyak kasus, perhatian besar harus dilakukan dalam memilih antara DD dan
status terancam Jika kisaran takson diduga relatif terbatas, dan sebuah periode waktu
yang cukup lama telah berlalu sejak catatan terakhir dari takson, status terancam
mungkin bisa dibenarkan.

NOT EVALUATED (NE)


Sebuah takson tidak dievaluasi bila belum dievaluasi berdasarkan kriteria.

6
I.2 Definisi-definisi Kriteria

I.2.1 Populasi dan Ukuran Populasi (Kriteria A, C, dan D)


Definisi populasi yang digunakan IUCN adalah jumlah individu takson tersebut.
Sedangkan ukuran populasi adalah jumlah individu dewasanya saja.

I.2.2 Subpopulasi (Kriteria B dan C)


Subpopulasi didefinisikan secara geografis atau kelompok yang berbeda dalam
populasi dimana dapat terjadi sedikit pertukaran demografis atau genetic.

I.2.3 Jumlah Individu Dewasa (Kriteria A, B, C, dan D)


Jumlah individu yang diketahui, diperkirakan, atau disimpulkan dapat bereproduksi.
Dalam estimasi jumlah, perlu diperhatikan beberapa poin berikut:
• Individu dewasa yang tidak akan mereproduksi individu baru tidak dihitung
• Gunakan estimasi paling rendah untuk kasus bias populasi individu dewasa
dan rasio pembiakan.
• Saat populasi berfluktuasi, gunakan estimasi yang lebih rendah
• Invidu yang dapat bereproduksi dalam sebuah klon dihitung sebagai individu
dewasa
• Untuk kasus taksa yang secara natural kehilangan semua atau subset dari
jumlah individu dewasa dalam siklus hidupnya, estimasi harus dibuat pada
waktu yang cocok yakni ketika individu dewasa dapat melakukan pembiakan.
• Individu baru harus dapat memproduksi keturunan yang hidup sebelum
dihitung sebagai individu dewasa

I.2.4 Keturunan (Kriteria A, C, dan E)


Panjang keturunan adalah usia rata-rata dari induk dalam kelompok saat itu.

I.2.5 Reduksi (Kriteria A)


Penurunan adalah penurunan jumlah individu dewasa setidaknya jumlah (%)
dinyatakan dalam kriteria selama jangka waktu (tahun) yang ditentukan, walaupun
penurunan tidak terus berlanjut, pengurangan tidak boleh ditafsirkan sebagai bagian
dari fluktuasi kecuali jika ada bukti bagus untuk ini. Fase ke bawah dari fluktuasi
biasanya tidak dihitung sebagai pengurangan.

I.2.6 Penurunan Terus-menerus (Kriteria B dan C)


Penurunan yang terus berlanjut adalah penurunan masa depan yang baru-baru ini, yang
saat ini atau diproyeksikan (yang mungkin lancar, tidak teratur atau sporadis) yang
dapat terus berlanjut kecuali tindakan perbaikan dilakukan. Fluktuasi biasanya tidak
akan dihitung seiring berlanjutnya penurunan, namun penurunan yang diamati tidak
boleh dianggap sebagai fluktuasi kecuali ada bukti untuk ini.

7
I.2.7 Fluktuasi Ekstrem (Kriteria B dan C)
Fluktuasi yang ekstrem dapat dikatakan terjadi pada sejumlah taksa bila ukuran
populasi atau daerah distribusi sangat bervariasi, cepat dan sering, biasanya dengan
variasi yang lebih besar dari satu urutan besarnya (yaitu kenaikan atau penurunan
sepuluh kali lipat).

I.2.8 Terfragmentasi Parah (Kriteria B)


Ungkapan terfragmentasi parah mengacu pada situasi di mana resiko kepunahan
meningkat terhadap takson dihasilkan dari fakta bahwa sebagian besar individu
ditemukan dalam jumlah kecil dan subpopulasi yang relatif terisolasi (dalam keadaan
tertentu hal ini dapat disimpulkandari informasi habitat). Subpopulasi kecil ini bisa
punah, dikurangi kemungkinan rekolonisasi.

I.2.9 Taraf Kejadian (Kriteria A dan B)


Taraf kejadian didefinisikan sebagai daerah yang terkandung dalam kontinuitas
terpendek batas imajiner yang bisa ditarik untuk mencakup semua yang diketahui,
situs yang disimpulkan atau diproyeksikan dari kejadian takson saat ini tidak termasuk
kasus pengembaraan.

I.2.10 Luas Hunian (Kriteria A, B, dan D)


Luas hunian didefinisikan sebagai daerah dalam taraf kejadiannya yang ditempati oleh
takson, tidak termasuk kasus pengembaraan.

I.2.11 Wilayah (Kriteria B dan D)


Istilah 'lokasi' mendefinisikan area geografis atau ekologis yang berbeda dimana
kejadian tunggal yang mengancam dapat dengan cepat mempengaruhi semua individu
dari takson yang hadir. Ukuran dari lokasi tergantung pada daerah yang dicakup oleh
peristiwa yang mengancam dan mungkin termasuk bagian dari satu atau banyak
subpopulasi. Jika takson terkena lebih dari satu ancaman kejadian, lokasi harus
didefinisikan dengan mempertimbangkan ancaman masuk akal yang paling serius.

I.2.12 Analisis Kuantitatif


Analisis kuantitatif didefinisikan di sini sebagai bentuk analisis yang memperkirakan
probabilitas kepunahan takson berdasarkan riwayat kehidupan yang diketahui,
persyaratan habitat, ancaman dan pilihan manajemen yang ditentukan. Analisis
viabilitas populasi (PVA) adalah salah teknik yang biasa digunakan. Analisis
kuantitatif harus memanfaatkan sepenuhnya semua data yang tersedia. Di sebuah
situasi di mana informasi terbatas, data seperti yang tersedia dapat digunakan untuk
memberikan perkiraan risiko kepunahan (misalnya, memperkirakan dampak stokastik
kejadian di habitat). Dalam menyajikan hasil analisis kuantitatif, asumsi tersebut (yang
harus sesuai dan dapat dipertahankan), data yang digunakan dan ketidakpastian dalam
data atau model kuantitatif harus didokumentasikan.

8
I.3 Rangkuman Kriteria untuk Kategori Terancam Kritis, Spesies Langka,
dan Rentan

9
II DAFTAR PUSTAKA
[1] http://s3.amazonaws.com/iucnredlist-
newcms/staging/public/attachments/3097/redlist_cats_crit_en.pdf, diakses
tanggal 9 Oktober 2017.

[2] https://www.worldwildlife.org/, diakses tanggal 9 Oktober 2017.

10

Anda mungkin juga menyukai