Anda di halaman 1dari 8

1|Page

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Kesehatan merupakan keadaan yang meliputi kesehatan badan jiwa

dan sosial, bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan

adapun istilah kesehatan dalam undang-undang adalah keadaan sehat, baik

secara fisik, spritual, maupun sosial dan ekonomis (World Health

Organization,2014)

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu

keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnyaa terdapat kemungkinan

suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat

menyebabkan kematian, sehingga harus di tangani oleh petugas kesehatan

yang berwenang secara komprehensif demi kesehatan dan keselamatan ibu

dan bayi. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang

dilakukan secara lengkap. Asuhan kebidanan komprehensif mencakup empat

kegiatan pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah asuhan

kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan persalinan, asuhan kebidanan masa

nifas,asuhan kebidanan bayi baru lahir, dan asuhan keluarga berencana

(Kemenkes, 2016)

Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi

saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran,

sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah
2|Page

(BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung

kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti

pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan

sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini.

Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat

mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat

mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu

muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran) (Triana, dkk, 2015).

Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan

menggunakan indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu

hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga

kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada

kurun waktu satu tahun.Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah

memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali

sesuai jadwal yang dianjurkan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu

wilayah kerja padakurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan

akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu

hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan (profil

kesehatan Indonesia 2013).

Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong

agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter

spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta

diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan


3|Page

persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I

sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin

diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan

terlatih (Cakupan Pn). Indikator ini memperlihatkan diantaranya tingkat

kemampuan pemerintah dalam menyediakan pelayanan (profil kesehatan

Indonesia 2013).

Upaya meningkatkan kelangsungan dan kualitas ibu dan anak

dilakukan dengan pendekatan Continuity Of Care, yang menekankan bahwa

upaya promotif dan preventif sama pentingnya dengan upaya kuratif dan

rehabilitatif pada setiap siklus kehidupan dan pada setiap level pelayanan.

Kualitas pelayanan ini didukung oleh SDM kesehatan yang kompeten dan

patuh terhadap standar, kesiapan fasilitas pendukung pelayanan lainnya di

samping biaya operasional dan supervise fasilitatif yang terus menerus.

Continuity Of Care artinya pelayanan yang diberikan pada siklus

kehidupan yang dimulai dari prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi,

balita, anak prasekolah, remaja, dewasa hingga lansia. Jika pendekatan

intervensi Continuity Of Care ini dilaksanakan maka akan memberi dampak

yang signifikan terhadap kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan anak

(Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan data dariProfilKesehatanRepublik Indonesia pada tahun

2015 Angka Kematian Ibu yakni 305/100.000 KH, yang didominasi oleh tiga

penyebab utama yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan dan infeksi.

Dan AKB sebesar 22,23/1.000 KH. (ProfilKesehatanRI,2016).


4|Page

ProvinsiSulawesi Tengah 2015 AKI Sebesar 208/100.000 KH.Dan AKB

yaitusebesar 11/1000 KH. (DinkesSulteng, 2015). Kabupaten Poso juga

merupakan daerah penyumbang Angka Kematian Ibu yang terbanyak yaitu

7jiwapada tahun 2016 dan pada tahun 2017 menurun menjadi 1jiwa. Dan

Angka Kematian Bayi pada tahun 2016 yaitu sebanyak 54 jiwa.Dan 2017

menurun menjadi 46 jiwa.(Dinkes Kab Poso,2017). AKI di wilayah

Puskesmas Kayamanya pada tahun 2016 1 jiwa yang di sebabkan oleh

preeklamsia dan pada tahun 2017 0jiwa. (Puskesmas Kayamanya,2017).

AKB padatahun 2016 yaitu 8 jiwa dan menurun pada tahun 2017 menjadi 5

Jiwa (Puskesmas Kayamanya,2017).

Cakupan pelayanan ibu hamil K1 di Indonesia mengalami

peningkatan tahun 2015 yaitu 94,99% menjadi 95,75% dan cakupan K4 di

Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2016 yaitu87,48% menjadi

85,35% .(Kemenkes RI, 2016). Di Provinsi Sulawesi Tengah padatahun 2015

cakupan pelayanan ibu hamil K1 sebesar 87%. Dan K4 mengalami

peningkatan pada tahun 2016 sebesar 74% menjadi 75,42% (Kemenkes

RI,2017). Di Kabupaten Poso padatahun 2016 cakupan K1 sebesar 86% dan

mengalami peningkatan di tahun 2017 menjadi K1100%. Dan K4 pada tahun

2016 sebesar 75%, ditahun 2017 meningkat menjadi84 % (Dinkes Kab

Poso,2017). Puskesmas Kayamanya cakupan pelayanan ibu hamil K1 pada

tahun 2016 adalah 120,3% dan K4 adalah 94%(Puskesmas

Kayamanya,2016).
5|Page

Cakupan Pn (PersalinanNakes) adalah pencapaian kesehatan ibu

bersalin diukur melalui indicator persentase persalinan ditolong tenaga

kesehatan. Cakupan Pn secara nasional pada tahun 2015 yaitu sebesar 88,55%

Dan padatahun 2016 mengalami penurunan menjadi 80,61%. (Kemenkes RI

2016).Cakupan Pn tahun 2015 di Provinsi Sulawesi Tengah adalah 74 %, Dan

pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 64,93%. (Kemenkes

RI,2016). Di Kabupaten Poso cakupan Pn tahun 2016 sebesar 74%. Dan Pn

2017 sebesar 100%. (Dinkes Kab Poso 2017)

Pada tahun 2016 cakupan Pn di wilayah kerja Puskesmas Kayamanya

ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 92,1% . Dan pada tahun 2017 yaitu

100% (Puskesmas Kayamanya,2017).

Cakupan KF3 adalah cakupan kunjungan nifas. Data cakupan KF3 di

Indonesia tahun 2015 adalah 87,06%, Dan pada tahun 2016 mengalami

penurunan menjadi 84,41%. (Kemenkes RI,2016). Sedangkan Provinsi

Sulawesi Tengah tahun 2016 yaitu sebesar 71,67% (Kemenkes RI,2016).

Cakupan KF3 di Kabupaten Poso pada tahun 2016 yaitu 73%. Dan pada

tahun 2017 meningkat menjadi 100%. (Dinkes Kab Poso,2017). Cakupan

KF3 di Puskesmas Kayamanya tahun 2016 sebesar 92%

(PuskesmasKayamanya,2016).

Cakupan KN adalah cakupan kunjungan neonates. Data cakupan KN

1 di Indonesia tahun 2015 yaitu 85, 67 %. di Profinsi Sulawesi Tengah yaitu

51,90 % indikator tersebut tidak memenuhi target Renstra sebesar 75% dan

data cakupan KN lengkap di Indonesia tahun 2015 yaitu 77,31 %, diprovinsi


6|Page

Sulawesi Tengah yaitu 41,18 % (Kemenkes RI,2016). Di Kabupaten Poso

cakupan KN 1 pada tahun 2016 yaitu sebesar 80%, dan KN lengkap pada

tahun 2016 yaitu 80 %. Pada tahun 2017 KN1 yaitu 97%. Dan KN Lengkap

96%. (Dinkes Kab Poso,2017).Data cakupan KN1 di Puskesmas Kayamanya

pada tahun 2016 yaitu 97,9%. Dan KN lengkap 2016 yaitu 94,1%. Dan

padatahun 2017 di Puskesmas Kayamanya KN 1 yaitu99,75% dan KN

lengkap yaitu 94% (Puskesmas Kayamanya, 2017).

Cakupan presentase peserta KB terhadap pasangan usia subur di

indonesia pada tahun 2016 yaitu sebesar 74,8% (Profil kesehatan RI 2016).

Provinsi sulawesi tengah presentase peserta KB terhadap pasangan usia subur

pada tahun 2016 yaitu sebesar 78,24% (Profi lkesehatan RI, 2016).

Kabupaten Poso presentase peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur

pada tahun 2016sebesar 73.3%. Dan capaian KB baru sebesar 9,5 % (Dinkes

Kabupaten Poso,2016). Dipuskesmas kayamanya pengguna IUD sebesar

10,7%,MOP 0%, MOW sebesar 1,3%, implan sebesar 5,2%, kondom sebesar

1,2%, suntik sebesar 42,6%, pil sebesar 39,1% dan presentase peserta KB

aktif pada tahun 2016 yaitu 44,55% (puskesmas kayamanya, 2015- 2016).

Berdasarkan latarbelakang diatas bahwa masih adaterdapatAKI dan

AKB di Kota Poso maka penulis tertarik melakukan Asuhan Kebidanan

Komprehensif (continuity of care) secara dini mengidentifikasi penulis mulai

dari masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, bayi baru lahir dan KB

serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan untuk

menurunkan AKI dan AKB.


7|Page

B. Rumusan Masalah

Bagimana menerapkan model asuhan kebidanan yang Komprehensif

pada ibu hamil, pada ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan keluarga

berencana di wilayah kerja Puskesmas Kayamanya Kabupaten Poso?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu

hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan pada Ny. H umur 27 tahun GIP0A0 di Kelurahan

Kayamanya wilayah kerja Puskemas Kayamanya.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk melakukan pengkajian data subjektif pada Ibu Hamil,

Bersalin, Nifas, BBL dan KB pada Ny H umur 27 tahun GIP0A0

di Kelurahan Kayamanya Wilayah Kerja Puskesmas Kayamanya.

b. Untuk melakukan pengkajian data objektif pada ibu hamil,

bersalin, nifas, BBL, dan KB pada Ny H umur 27 tahun GIP0A0 di

Kelurahan Kayamanya di Wilayah kerja Puskesmas Kayamanya

c. Untuk menetapkan analisa pada ibu hamil bersalin, nifas, BBL, dan

KB padaNy H umur 27 tahun GIP0A0 di Kelurahan Kayamanya

Wilayah kerja Puskesmas Kayamanya


8|Page

d. Untuk melakukan penatalaksanaan secara berkesinambungan

(Continuity of Care) pada ibu Hamil, Bersalin, Nifas, BBL dan KB

pada Ny H umur 27 tahun di Kelurahan Kayamanya Wilayah kerja

Puskesmas Kayamanya.

D. Manfaat

a. Bagi Klinik

Sebagai bahan kontribusi asuhan kebidanan secara Komprehensif

padai buhamil, bersalin, nifas, BBL, dan KB. Sehingga bisa menekan

AKI dan AKB di wilayah kerja puskesmas Kayamanya.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan kajian meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peserta

didik.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk Membantu meningkatkan, wawasan, pengetahuan dalam

melakukan penelitian bagi peneliti selanjutnya, serta dapat memahami

tentang asuhan kebidanan secara Komprehensif (continuity of care) pada

ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir , dan keluarga berencana.

d. Bagi Penulis

Untuk meningkatkan pengalaman, wawasan, dan mengasah

pengetahuan mahasiswa dalam memberi asuhan kebidanan secara

Komprehensif (continuity of care) pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,

bayi baru lahir dan keluarga berencana

Anda mungkin juga menyukai