Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hepatoma (hepatocellular Carcinoma – HCC) merupakan

keganasan primer pada sel hepar paling sering terjadi, dan setiap tahunnya

tercatat 1 juta jiwa meninggal akibat penyakit ini. Di beberapa Negara

penyakit ini secara khusus merupakan penyakit keganasan paling sering dan

penyebab kematian yang paling banyak. Namun, di beberapa Negara

berkembang penyakit ini merupakan suatu hasil akhir dari proses kronis yang

telah menyerang hati, seperti pada penyakit hepatitis, sirosis, dan penyakit

kronis pada hati lainnya (Alex et al, 2002). Data menurut WHO tahun 2012,

hepatoma merupakan penyebab kematian akibat kanker terbanyak kedua di

dunia setelah kanker paru, tercatat sebanyak 745.000 orang meninggal akibat

penyakit ini.

Ada beberapa factor yang berperan sebagai penyebab hepatoma

yaitu meliputi Aflatoksin, Infeksi virus hepatitis B, Infeksi virus hepatitis C,

Sirosis Hati, dan Alkohol. Sedangkan factor resiko lain yang berperan

menimbulkan HCC adalah penyakit hati autoimun, penyakit hati metabolic,

zat-zat enyawa kimia (Singgih B, 2006).

Virus hepatitis B atau C merupakan penyebab 88% pasien terinfeksi

hepatoma. Virus ini mempunyai hubungan yang erat dengan timbulnya

hepatoma. Karsinoma hepatoseluler seringkali tidak terdiagnosis karena

gejala kersinoma tertutup oleh penyakit yang mendasari yaitu sirosis hati atau

hepatitis kronik. Sementara 12% lainnya dapat disebabkan oleh penyebab lain
seperti sirosis, alkoholik, penderita diabetes mellitus, terkontaminasi oleh

aflatokin, terpapar zat kimia, dan lain-lain.

Karsinoma hepatoseluler jarang ditemukan pada usia muda, kecuali

di wilayah yang endemic infeksi hepatits B virus (HBV) serta banyak terjadi

transmisi HBV perinatal. Umumnya di wilayah dengan kekerapan kersinoma

hepatoseluler tinggi, umur pasien karsinoma hepatoseluler berkisar 10-20

tahun lebih muda daripada umur pasien karsinoma hepatoseluler di wilayah

dengan angka kekerapan karsinoma hepatoseluler rendah (Hussodo, 2009).

Di seluruh dunia, 350 juta orang secara kronis terinfeksi virus

hepatitis B (HBV) yang memiliki resiko yang lebih besar untuk menjadi

hepatoma dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi. Risiko relative

hepatoma antara orang-orang terinfeksi HBV pada penelitian kasus-kontrol

berkisar 5-49 kali lebih beresiko dan 7-98 kali lebih beresiko dalam studi

kohort. Lebih dari 50% kasus hepatoma di seluruh dunia disebabkan oleh

HBV, dan 70-80% kasus hepatoma terjadi di daerah sangat endemic HBV

(Ngunyen et al, 2009).

Menurut Asian Pacific Association for The Study of The Liver

Consensus2010, tingginya prevalensi kasus hepatoma di Asia disebabkan

infeksi kronis virus hepatitis B dan hepatitis C. Insidensi penyakit hepatoma

memiliki variasi luas berdasarkan lokasi geografis. Wilayah dengan insidensi

tinggi meliputi Afrika, Sub Sahara, Asia Timur, dan Asia Tenggara (Cina,

Hongkong, Taiwan, Korea, dan Jepang).

Infeksi kronis dari hepatitis C juga merupakan salah satu resiko

besar terjadinya hepatoma. Di Italia, penanda HCV dijumpai sebanyak 44-


46%, 27-58% kasus di Perancis, 60-75% kasus di Spanyol, dan 80-90% kasus

di Jepang. Pada penelitian metaanalisis dilaporkan bahwa orang yang

terinfeksi HCV meningkatkan resiko 17 kali terkena hepatoma dibandingkan

orang yang tidak terinfeksi HCV (Elserag, 2012).

Di Indonesia HCC ditemukan tersering pada median umur 50 dan 60

tahun dengan predominasi pada laki-laki. Rasio antar kasus laki-laki dan

perempuan berkisar antar 2-6 : 1. HCC meliputi 5,6% dari seluruh kasus

kanker serta menempati peringkat kelima pada laki-laki dan kesembilan pada

perempuan sebagai kanker tersering di dunia (Hussodo, 2009).

Di Indonesia terdapat 13.238 kasus kanker hati dengan angka

kematian mencapai 12.825 jiwa. Angka ini diperkirakan akan terus naik

seiring dengan meningkatnya prevalensi penderita hepatitis B dan C yang saat

ini mencapai 30 juta jiwa. Sebanyak 50% di antaranya diperkirakan menderita

penyakit hati kronis dan 10% mengalami kanker hati (Data Globocan yang

dirilis oleh the International Agency for Research on Cancer (IARC), 2008).

Dari data yang di dapat di Rumah Sakit Achmad Mochtar

Bukittinggi dari awal tahun 2016 hingga Mei 2016 didapatkan 10 orang

menderita Hepatoma (buku laporan bulanan Interne Pria 2016).

1.1 Tabel
Daftar Penderita Hepatoma
Di Ruangan Interne Pria Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2016

No Penderita Dengan Bulan Tahun


Hepatoma
1. 4 Orang Januari 2016
2. 2 Orang Februari 2016
3. 1 Orang Maret 2016
4. 1 Orang April 2016
5. 2 Orang Mei 2016
Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok tertarik untuk

melakukan pengelolaan kasus pada pasien Hepatoma dengan judul ” Asuhan

Keperawatan Pada Tn.K dengan Hepatomadi Ruang Rawat Inap Interne Pria

RS DR. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2016”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami dan melakukan Asuhan Keperawatan

pada klien dengan Hepatoma.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami konsep Hepatoma

b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan

Hepatoma.

c. Mahasiswa mampu membuat analisa data dan menegakkan diagnosa

keperawatan klien dengan Hepatoma.

d. Mahasiswa mampu membuat intervensi keperawatan pada klien

dengan Hepatoma.

e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien

dengan Hepatoma.

f. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien

dengan Hepatoma.

g. Mahasiswa mampu mendokumentasikan Hepatoma.

h. Mampu membandingkan antara teori, kasus dan evidance based yang

ada
C. Manfaat

1. Bagi Pelayanan kesehatan

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam melaksanakan

asuhan keperawatan pada pasien dengan Hepatoma, sehingga dapat

dilakukan tindakan yang segera untuk mengatasi masalah yang terjadi

pada pasien dengan Hepatoma.

2. Bagi Pembaca

Memberikan pengertian / pengetahuan dan pengambilan keputusan

yang tepat kepada pembaca. Khususnya dalam menyikapi dan mengatasi

jika ada penderita Hepatoma.

3. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan dan

pengalaman yang lebih mendalam dalam memberikan Asuhan

Keperawatan khususnya pada pasien dengan Hepatoma.

4. Bagi Pasien

Diharapkan pasien dapat menerima asuhan keperawatan yang

diberikan dan mampu menerapkannya untuk mencegah komplikasi lebih

lanjut.

Anda mungkin juga menyukai