Sasqia Putri Aulia 17360196
Sasqia Putri Aulia 17360196
Disusun Oleh:
Pembimbing:
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyanyang puji syukur saya
ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan paper ini dengan baik, serta salawat dan salam tak lupa saya
panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman yang penuh dengan kejahiliaan yang berisi berbagai kecanggihan teknologi serta
ilmu pengetahuan.
Dalam proses pembuatan paper ini saya tidak terlepas dari hambatan dan kesulitan,
namun berkat bimbingan, bantuan dari berbagai pihak akhirnya paper ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yaitu
Dr. dr. Elmeida Effendy M.Ked., Sp.KJ(K) yang telah memberikan masukan serta
bimbingan saya dalam bantuan paper ini.
Saya menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu saya
mengharapkan kritik saran dan tanggapan demi kesempurnaan paper ini. Semoga paper
ini memberikan manfaat khususnya bagi saya sendiri dan semua pihak. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gangguan mental organik merupakan gangguan mental yang berkaitan dengan
penyakit/gangguan sistemik atau otak yang dapat didiagosis sendiri. Termasuk gangguan
mental simptomatik, dimana pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder dari
penyakit/gangguan sistemik diluar otak (extracerebral).4
Gangguan mental organik lainnya mencakup berbagai sindrom/gangguan yang
menyebabkan disfungsi otak. Penyebab dapat akibat penyakit otak primer maupun
sekunder, tidak mengarah ke demensia, delirium, ataupun sindrom amnesik organik.3
2.2 Etiologi
Penyebab gangguan mental organik dapat akibat dari penyakit otak primer maupun
sekunder.5
a) Primer:
- Epilepsi
- Ensefalitis limbik
- Penyakit Huntington
- Trauma kepala
- Neoplasma kepala
- Malformasi pada otak
b) Sekunder:
- Neoplasma ekstrakranial
- SLE
- Penyakit endokrin (hipotiroid, hipertiroid, Cushing sindrom)
- Gangguan metabolik (hipoglikemia, porfiria, hipoksia)
- Penyakit infeksi
- Parasit tropis (tripanosomiasis)
- Efek toksik obat non psikotropik (propanolol, levodopa, metildopa, steroid, anti
hipertensi, anti malaria)
2
2.3 Penggolongan Diagnosis
Menurut PPDGJ III, klasifikasi gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan
disfungsi otak dan penyakit fisik adalah sebagai berikut:4
F06.0 Halusinosis organik.
F06.1 Gangguan katatonik organik.
F06.2 Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)
F06.3 Gangguan suasana perasaan (mood, afektif) organik.
.30 Gangguan manik organik.
.31 Gangguan bipolar organik.
.32 Gangguan depresif organik.
.33 Gangguan afektif organik campuran
F06.4 Gangguan anxietas organik
F06.5 Gangguan disosiatif organik.
F06.6 Gangguan astenik organik.
F06.7 Gangguan kognitif ringan.
F06.8 Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik
lain YDT.
F06.9 Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik
YTT.
Tidak ada bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari sindrom mental ini
(seperti pengaruh kuat dari riwayat keluarga atau pengaruh stres sebagai
pencetus).
3
2.5 Halusinasi Organik
2.5.1 Definisi
Halusinosis organik adalah gangguan psikotik oleh karena kondisi medis/kesehatan
secara umum.Penyakit ini ditandai dengan gejala halusinasi yang prominen dan persisten
atau halusinasi rekuren. Pada umumnya berupa halusinasi visual atau auditori yang
terjadi saat kesadaran penuh dan bersamaan dengan faktor organik yang spesifik. insight
pasien bervariasi. beberapa waham yang terjadi merupakan halusinasi yang sekunder.6
4
Sering ditemukan pada kondisi kejang. Halusinasi kinestetik terjadi pada anggota
tubuh yang diamputasi.7
2.5.4 Penatalaksanaan
5
2.5.5 Diagnosis Banding
2.5.6 Prognosis
Prognosis halusinosis organik bergantung pada reversibilitas dari penyakit yang
mendasarinya dan kemampuan otak untuk menahan pengaruh penyakit itu. Halusinosis
organik karena trombosis arteri otak memiliki prognosis buruk dan bisa berakibat
kematian akibat gangguan vaskular sistemik, terutama ginjal dan jantung. Halusinosis
organik yang ditemukan pada dementia juga berprognosis tidak baik karena penyakit
berjalan secara progresif dan irreversible.Akan tetapi, pada epilepsy, prognosis
baik.Pada tumor intracranial, prognosis tergantung pada keganasan tumor, lokalisasi,
dan cara pengobatan yang memadai.9
2.6.1 Definisi
Gangguan katatonik organik merupakan suatu gangguan aktivitas psikomotor yang
menurun/meningkat (excitement) yang berhubungan dengan gangguan katatonik.5
Pedoman diagnostik dari gangguan katatonik organik berdasarkan PPDGJ III adalah:4
Kriteria umum untuk gangguan mental lainnya yang disebabkan kerusakan dan
disfungsi otak dan penyakit fisik
(a) Stupor (berkurang atau hilang sama sekali gerakan spontan dengan mutisme
parsial atau total, negativisme, dan posisi tubuh yang kaku)
(b) Gaduh gelisah (hipermotilitas yang kasar dengan atau tanpa kecenderungan
untuk menyerang)
(c) Kedua-duanya (silih-berganti secara cepat dan tak terduga dari hipo- ke
hiperaktivitas)
6
2.6.3 Diagnosa Banding
- Skizofrenia Katatonik
- Stupor Disosiatif
- Stupor YTT
2.6.4 Penatalaksanaan
1. Dengan melakukan perawatan di rumah sakit karena perawatan diri yang buruk.
Untuk yang dalam keadaan gelisah dapat dilakukan pengawasan tertutup karena
dapat membahayakan orang lain.
3. Lakukan ECT untuk katatonia dengan kondisi medis umum, khususnya katatonia
yang mengancam jiwa (tidak bisa makan) atau berkembang menjadi katatonia
letal (malignansi).5
2.7.1 Definisi
Waham adalah keyakinan palsu, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang
eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang cultural, yang
tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.1 Gangguan waham organik adalah sindrom
yang dihasilkan oleh penyakit saraf atau gangguan metabolisme toksik yang
berhubungan terkait, terutama dengan sistem limbik dan disfunsgsi ganglia basal.10
2.7.2 Karakteristik
Waham hadir dalam gangguan waham organik dengan berbagai karakteristik
gangguan waham fungsional tetapi sindrom organik ini berbeda dari gangguan waham
dalam berbagai aspek penting. Ada penelitian yang dilakukan pada area ini, yang
membandingkan karakteristik fitur dari kedua kelompok. 11,12
7
Tabel 1. Perbandingan gangguan waham organik dan gangguan waham
Pedoman diagnostik dari gangguan waham organik berdasarkan PPDGJ III adalah:4
Kriteria umum untuk gangguan mental lainnya yang disebabkan kerusakan dan
disfungsi otak dan penyakit fisik
Disertai : Waham yang menetap atau berulang (waham kejar, tubuh yang
berubah, cemburu, penyakit atau kematian dirinya atau orang lain)
8
- Gangguan psikotik akut dan sementara
- Gangguan psikotik akibat obat
- Gangguan waham yang menetap
- Skizofrenia
2.7.5 Penatalaksanaan
Pengobatan terutama akan tergantung pada penyebab terdeteksi. Untuk gejala
persisten berbagai modalitas pengobatan yang digunakan. Pengenalan oral Pimozide
dan penggunaannya dalam pengobatan gangguan waham telah menyebabkan beberapa
peneliti untuk mengklaim spesifisitas terapi untuk gangguan waham, yang tidak
dimiliki oleh antipsikotik lainnya.1
Inhibitor bahkan semua antipsikotik injeksi long acting saat ini tersedia yang
digunakan dalam pengobatan gangguan waham sebagai lini pertama pengobatan. Selain
antipsikotik, bentuk lain dari terapi seperti selective serotonin reuptake inhibitor,
2.8.1 Definisi
Gangguan suasana perasaan (gangguan afektif/mood) merupakan sekelompok
penyakit yang bervariasi bentuknya. Kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini
adalah perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi, atau ke
arah elasi (suasana perasaan yang meningkat).4
9
perasaan senang atau bahagia , dan peningkatan minat pada suatu tujuan. Selain itu,
tampak sifat mudah marah, mengamuk, sensitive, hiperaktif, dan waham kebesaran.
Penderita biasanya merasa senang, tetapi juga bisa mudah tersinggung, senang
bertengkar atau memusuhi secara terang-terangan.Yang khas adalah bahwa
penderita yakin dirinya baik-baik saja. Kurangnya pengertian akan keadaannya
sendiri disertai dengan aktivitas yang sangat luar biasa, bisa menyebabkan penderita
tidak sabar, mengacau, suka mencampuri urusan orang lain dan jika kesal akan lekas
marah dan menyerang. Euphoria, atau suasana hati gembira, berlawanan keadaan
emosional dari suasana hati yang depresi. Hal ini ditandai dengan perasaan
berlebihan dari fisik dan kesejahteraan emosional.
Suasana hati meningkat secara klinis disebut sebagai mania atau, jika ringan,
hypomania. Individu yang mengalami episode manik juga sering mengalami episode
depresi, atau gejala, atau episode campuran dimana kedua fitur mania dan depresi
hadir pada waktu yang sama. Episode ini biasanya dipisahkan oleh periode “normal”
suasana hati (mood) , tetapi, dalam beberapa depresi, individu dan mania mungkin
berganti dengan sangat cepat, yang dikenal sebagai “rapid-cycle”. Manic episode
ekstrim kadang-kadang dapat menyebabkan gejala psikotik seperti delusi dan
halusinasi.
b) Episode Depresif
Depresi merupakan kelompok gangguan suasana perasaan (mood) yang
ditandai dengan tiga gejala khas, yaitu kehilangan minat, tidak berenergi, dan
perasaan depresi (tertekan). Depresi dapat dijumpai pada segala golongan usia,
mulai dari kanak, remaja, dewasa, sampai lanjut usia. Tetapi, gambaran gejala
depresi yang ditampilkan dapat berbeda. Hal tersebut tentunya sangat dipengaruhi
oleh faktor usia dari individu tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa depresi
merupakan gangguan suasana perasaan (mood) yang tampilannya memiliki banyak
muka.
Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat) :
- Efek depresif,
- Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa
lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.4
Gejala lainnya :
10
- Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
- Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
- Gangguan tidur
- Nafsu makan berkurang.4
2.8.3 Klasifikasi
11
.00 Tanpa gejala somatik
.01 Dengan gejala somatik
F32.1 Episode depresif sedang
.10 Tanpa gejala somatik
.11 Dengan gejala somatik
F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik
F32.8 Episode depresif lainnya
F32.9 Episode depresif YTT
F33 Gangguan Depresif Berulang
F33.0 Gangguan depresif berulang, episode kini ringan
.00 Tanpa gejala somatik
.01 Dengan gejala somatik
F33.1 Gangguan depresif berulang, episode kini sedang
10 Tanpa gejala somatik
.11 Dengan gejala somatik
F33.2 Gangguan depresif berulang, episodekini berat tanpa gejala psikotik
F33.3 Gangguan depresif berulang, episode kini berat dengan gejala psikotik
F33.4 Gangguan depresif berulang, kini dalam remisi
F33.8 Gangguan depresif berulang lainnya
F33.9 Gangguan depresif berulang YTT
F34 Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif) Menetap
F34.0 Siklotimia
F34.1 Distimia
F34.8 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) menetap lainnya
F34.9 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) menetap YTT
F38 Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif) Lainnya
12
2.8.4 Pedoman Diagnostik
Disertai kondisi yang sesuai dengan salah satu diagnosis dari gangguan suasana
perasaan yang tercantum dalam F30-F33
F06.30 Gangguan Manik Organik
F06.31 Gangguan Bipolar Organik
F06.32 Gangguan Depresif Organik
F06.33 Gangguan Afektif Organik Campuran
2.8.5 Penatalaksanaan
Terapi Psikososial
13
gejala. Perbaikan dalam kepercayaan diri, mekanisme mengatasi masalah, kapasitas
untuk berdukacita, dan kemampuan untuk mengalami berbagai macam emosi
merupakan tujuan psikoanalisa.2
Terapi keluarga dapat membantu seorang pasien dengan gangguan mood
untuk menurunkan stress dan menerima stress serta menurunkan kemungkinan
relaps.2
Farmakoterapi
a) antidepresan
Antidepresan merupakan obat yang paling sesuai untuk pasien depresi dengan
gangguan vegetatif yang jelas, retardasi psikomotor, gangguan tidur, nafsu makan
menurun, penurunan berat badan, dan penurunan libido. Mekanisme obat antidepresan
adalah menghambat ambilan neurotransmiter aminergic dan menghambat
penghancuran oleh enzim monoamine oxydase (MAO) sehingga terjadi peningkatan
jumlah neurotransmiter aminergic pada celah sinaps neuron yang dapat meningkatkan
aktivitas reseptor serotonin.
b) Antimania
Antimania yang juga disebut sebagai mood modulator atau mood stabilizer
merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi gejala sindrom mania dan
mencegah berubah-ubahnya suasana hati pasien. Episode berubahnya mood pada
umumnya tidak berhubungan dengan peristiwa-peristiwa kehidupan. Gangguan
biologis yang pasti belum diidentifikasi tapi diperkirakan berhubungan dengan
peningkatan aktivitas katekolamin. Berdasarkan hipotesis, sindrom mania disebabkan
oleh tingginya kadar serotonin dalam celah sinaps neuron khususnya pada sistem
limbik.
2.9.1 Definisi
Kecemasan organik adalah Gangguan yang ditandai oleh gambaran utama dari
gangguan cemas menyeluruh, gangguan panik atau campuran dari keduanya, tetapi
timbul sebagai gangguan organik yang dapat menyebabkan disfungsi otak seperti
epilepsi lobus temporalis, tirotoksikosis, dan feokromositoma.13
14
2.9.2 Epidemilogi
2.9.3 Patofisiologi
Teori biologik
15
b) Serotonin
Badan sel pada sebagian besar neuron serotonergik berlokasi di nukleus raphe di
batang otak rostral dan berjalan ke korteks serebral, sistem limbik, dan
hipotalamus. Pemberian obat serotonergik pada binatang menyebabkan perilaku
yang mengarah pada kecemasan.Beberapa laporan menyatakan obat-obatan
yang menyebabkan pelepasan serotonin, menyebabkan peningkatan kecemasan
pada pasien dengan gangguan kecemasan.
Pedoman diagnostik dari gangguan anxietas organik berdasarkan PPDGJ III adalah:4
Gangguan yang ditandai oleh gambaran utama dari Gangguan Cemas
Menyeluruh (F41.1), Gangguan Panik (F41.0), atau campuran dari keduanya,
tetapi timbul sebagai akibat gangguan organik yang dapat menyebabkan disfungsi
otak (seperti epilepsi lobus temporalis, tirotoksikosis, atau feokromositoma).
16
Gambaran utama dari gangguan cemas menyeluruh adalah:4
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung
hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya
“free floating” atau mengambang).
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
a) kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk,
sulit konsentrasi, dsb).
b) ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai);
dan
c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut
kering, dsb).
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),
khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas
menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode
depresif, gangguan anxietas fobik, gangguan panik, atau gangguan obsesif-
kompulsif.
2.9.5 Penatalaksanaan
17
Arsitran Tab. 5 mg
Tensinyl Cap. 5 mg
3 Lorazepam Ativan Tab. 0,5-1-2 mg 2-3 x 1 mg/h
Renaquil Tab. 1 mg
4 Clobazam Frisium Tab. 10 mg 2-3 x 1m mg/h
2.10.1 Definisi
Gejala utama disosiatif adalah adanya kehilangan (sebagian atau seluruh) dari
integrasi normal di bawah kendali kesadaran antara :4
- Ingatan masa lalu
- Kesadaran identitas dan pengindraan segera (awareness of identity and
immediate sensation) dan,
- Kontrol terhadap gerakan tubuh
18
2.10.3 Pedoman Diagnostik dan Klasifikasi
Pedoman diagnostik:
19
Ciri utama adalah hilangnya daya ingat, biasanya mengenal kejadian
penting yang baru tertjadi yang bukan disebabkan karena gangguan mental
ogranik atau terlalu luas duntuk dijelaskan.
Diagnostik pasti memerlukan :
1. Amnesia, baik total maupun persial, mengenai kejadian yang stressful
atau traumatik yang baru terjadi.
2. Tidak ada gangguan mental organic, intoksikasi atau kelelahan
berlebihan.
Pedoman diagnostik:
Pedoman Diagnostik:
20
lingkungannya; dalam beberapa kejadian, individu tersebut berperilaku
seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan gaib atau malaikat.
Hanya gangguan trans yang involunter dan bukan merupakan aktivitas biasa
dan bukan merupakan kegiatan keagamaan ataupun budaya yang boleh
dimasukkan dalam pengertian ini.
5. F44.4 Gangguan motorik Disosiatif
Pedoman diagnostik:
Bentuk yang paling umum dari gangguan ini adalah ketidakmampuan untuk
menggerakkan seluruh atau sebagian dari anggota gerak.
Gejala tersebut seringkali menggambarkan konsep dari penderita mengenai
gangguan fisik yang berbeda dengan prinsip fisiologik maupun anatomik.
6. F.44.5 Konvulsi Disosiatif
Dapat sangat mirip dengan kejang epileptik dalam hal gerakannya akan
tetapi jarang disertai lidah tergigit, luka serius karena jatuh saat serangan dan
mengompol. Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran tetapi diganti dengan
keadaan seperti stupor atau trans.
Gejala anestesi pada kulit seringkali mempunyai batas yang tegas yang
menjelaskan bahwa hal tersebut lebih berkaitan dengan pemikiran pasien
mengenai fungsi tubuhnya daripada dengan pengetahuan kedokterannya.
Meskipun ada gangguan penglihatan, mobilitas pasien serta kemampuan
motoriknya sering kali masih baik. Tuli disosiatif dan anosmia jauh lebih
jarang terjadi dibandingkan dengn hilang rasa dan penglihatan.
21
F44.83 = Gangguan disosiatif lainya YDT
2.10.4 Penatalaksanaan
22
Pengobatan Alternatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam pikiran.
Saat terhipnotis, pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik. Karena pasien
lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis. Ada beberapa konsentrasi yang
menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan memori yang salah
dalam mensugesti.
2.12.1 Definisi
Gangguan Kognitif Ringan atau Mild Cognitive Impairment (MCI) merupakan
stadium gangguan kognitif yang melebihi perubahan normal yang terkait dengan
penambahan usia, akan tetapi aktivitas fungsional masih normal dan belum memenuhi
kriteria demensia. Istilah MCI secara luas dapat diartikan sebagai stadium/tahapan
intermediate penurunan kognitif, terutama yang mengenai gangguan fungsi memori,
yang diduga merupakan prediktif demensia, terutama demensia Alzheimer.15
Kebanyakan pasien MCI dapat menjalani hidup normal. Secara umum mereka
tidak mengalami kesulitan berpikir dan dapat bercakap normal, berpartisipasi dan
hidup bermasyarakat secara normal. Mereka cenderung untuk mudah lupa dan bila
mengerjakan sesuatu selalu berbelit-belit. Bila MCI berlanjut, permasalahan memori
23
menjadi lebih jelas. Kemungkinan keluarga dan teman-teman akan menjumpai tanda-
tanda sebagai berikut:
- Mengajukan pertanyaan yang sama berulang-ulang
- Menceritakan, cerita yang sama atau memberikan informasi berulang kali
- Kurang inisiatif pada awal atau menyelesaikan aktivitas
- Pada waktu melakukan percakapan dan aktivitas kurang bermanfaat
- Tidak mampu untuk mengikuti tugas yang rumit
2.12.4 Terapi
Tata laksana dari gangguan kognitif ringan adalah sebagai berikut:15
1. Counseling dan Support
Penting dilakukan agar setiap anggota keluarga dapat mengerti keadaan pasien dan
mencegah terjadinya komplikasi akibat gangguan memori maupun kognitif. Sehingga
perawatan dan pengobatan pasien dapat dilakukan secara optimal.
2.13 Gangguan Mental Akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak dan Penyakit Fisik Lain
YDT
Contohnya ialah keadaan suasana perasaan (mood) abnormal yang terjadi ketika
dalam pengobatan dengan steroida atau obat antidepresi
25
BAB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
26
DAFTAR PUSTAKA
27