PEMBAHASAN
Contoh pembelian sebuah aktiva yang memiliki umur ekonomis 10 tahun akan mengunci
perusahaan selama periode 10 tahun, karena perluasan aktiva didasarkan atas penjualan yang
diharapkan dimasa depan. Maka keputusan untuk membeli sebuah aktiva yang akan habis
dalam jangka waktu 10 tahun membutuhkan perencanaan penjualan selama 10 tahun.
Akhirnya keputusan penganggaran modal akan menentukan arah strategis perusahaan karena
perusahaan bergerak ke arah produk, jasa atau pasar baru yang harus didahului dengan
pengeluaran modal.
2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva
Perusahaan dalam mencukupi semua kebutuhan yang diperlukan dalam kegiatan produksi,
perusahaan harus mempunyai dana yang cukup dan memadai karena untuk mencukupi semua
kebutuhan perusahaan mengeluarkan dana yang besar. Jumlah uang yang besar yang
dikeluarkan perusahaan tidak dapat tersedia secara otomatis oleh karena itu, Untuk
mencukupi itu semua perusahaan harus memikirkan program pengeluaran modal yang besar
dengan merencanakan membuat capital budgeting dana jauh-jauh hari sebelum dana itu
tersedia.
6. Lainnya
Kategori ini termasuk gedung perkantoran, tempat parkir, dan sebagainya, bagaimana
kategori ini ditangani bervariasi diantara perusahaan.
2. KajiandanAnalisa
Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai
tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi
kemampuan ekonominya.
Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan menjadi sebuah cash flow
yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat diaplikasikan untuk cash flow
tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi.
Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah
analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang
ditujukan untuk para pengambil keputusan.
3. PengambilanKeputusan
Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal
menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran.
Perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai
dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan
akhir untuk sejumlah tertentu penganggaran barang modal yang dikeluarkan.
4. Implementasi
Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi segera
dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran langsung
dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang
ketat.
5. Follow Up (tindaklanjut)
Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan operasi
berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang
diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang
dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk
menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek
tersebut.
Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian dan
analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan waktu dan
tenaga yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting namun sering
diabaikan. Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan
akurasi cash flow yang diestimasi.
kasus
Capital Budgeting
CONTOH SOAL
PT. Maju Tak Gentar mengajukan dua proposal proyek untuk di analisis. Data tentang kedua
proposal proyek tersebut adalah sebagai berikut:
Proyek “A” Proyek “B”
Kebutuhan investasi Rp 250.000.000 Rp 200.000.000
Nilai residu Rp 50.000.000 Nihil
Umur ekonomis 5 tahun 5 tahun
Bunga modal 15% 15%
Pola penjualan untuk lima tahun mendatang sebagai berikut :
Proyek “A” Proyek “B”
Tahun 1 Rp 525.000.000 Rp 400.000.000
Tahun 2 Rp 400.000.000 Rp 400.000.000
Tahun 3 Rp 550.000.000 Rp 200.000.000
Tahun 4 Rp 450.000.000 Rp 250.000.000
Tahun 5 Rp 150.000.000 Rp 250.000.000
Biaya dan pajak yang harus diperhitungkan dari masing-masing proyek setiap tahun adalah
sebagai berikut :
Proyek “A” Proyek “B”
Biaya tetap per tahun Rp 100.000.000 RP 75.000.000
Biaya variabel 60% 50%
Pajak keuntungan 40% 40%
Dalam biaya tetap sudah termasuk biaya penyusutan dan biaya bunga baik untuk proyek “A”
maupun proyek “B”.
Ditanyakan :
1. Menentukan pola EAT untuk kedua proyek
2. menentukan proyek yang dipilih berdasarkan PBP (Pay Back Period)
3. Menentukan proyek yang dipilih berdasarkan NPV (discount rate 15%)
4. Hitunglah profitability indek kedua proyek
5. Kesimpulan yang dapat diambil jika kedua proyek bersifat contigent? dengan asumsi dana
cukup tersedia.
Penyelesaian :
1. Pola EAT proyek “A” (dalam rupiah)
Pajak
T Penjualan FC ( VC ( TC ( EBT ( EAT (
40%
h (Rp) Rp) Rp) Rp) Rp) Rp)
(Rp)
1 525.000.0 100.000.0 315.000.0 415.000.0 110.000.00 44.000.00 66.000.000
00 00 00 00 0 0
2 400.000.0 100.000.0 240.000.0 340.000.0 60.000.000 24.000.00 36.000.000
00 00 00 00 0
3 550.000.0 100.000.0 330.000.0 430.000.0 120.000.00 48.000.00 72.000.000
00 00 00 00 0 0
4 450.000.0 100.000.0 270.000.0 370.000.0 80.000.000 32.000.00 48.000.000
00 00 00 00 0
5 150.000.0 100.000.0 90.000.00 190.000.0 (40.000.00 - (40.000.00
00 00 0 00 0) 0)
Proyek yang baik untuk dipilih berdasarkan NPV adalah proyek “B”
5. PI gabungan = = 1,33
Kesimpulan : kedua proposal proyek dapat diterima karena menghasilkan PI gabungan lebih
besar dari satu.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene.F Gepenski, Louis C. 2008. Financial Manajemen Theory and Practice
Ross Westerfield Jeff. 2010. Corporate Finance 9th Edition. Irwin, McGraw-Hill