TAHUN 2013
S
U
M
A
T
P. Kasik
E
R
A
B
A
R
A
T P. Bando
Peduli Sehat , Mandiri, Berkualitas dan Berkeadilan” dan dengan Misinya “1)
akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat untuk kurun
nasional dan Provinsi Sumatera Barat yaitu Standar Pelayanan Minimal (SPM)
indikator Mortalitas, Morbiditas dan Status Gizi, (B) Indikator Upaya Kesehatan,
yang terdiri atas Indikator Pelayanan Kesehatan, Akses dan Mutu Pelayanan
Kesehatan, Perilaku Hidup dan Keadaan Lingkungan, (C) Indikator Sumber Daya
Kesehatan yang terdiri atas Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan dan Pembiayaan
kehidupan dan pembangunan. Data terpilah menurut jenis kelamin atau yang
sering disebut data gender sangat penting artinya dalam setiap penyusunan
sebagai dasar utama dalam mengidentifikasi isu-isu gender yang masih terjadi di
masyarakat.
persoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan terkait dengan akses, partisipasi,
Data dan informasi dalam Profil Kesehatan ini sebagai landasan penentu
tahun 2013 ini berasal dari berbagai program, baik di lingkungan Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat maupun yang berasal dari Lintas Sektoral yang terkait
antara lain; Badan Pusat Statistik (BPS), Kantor BKKBN, Badan Perencanaan
Daerah dan Penanaman Modal, Rumah Sakit Umum Provinsi Sumatera Barat,
terbit lebih cepat, menyajikan data yang lengkap, akurat, konsisten dan sesuai
terdapat dalam setiap bab yang disajikan dalam urutan sebagai berikut :
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Sumatera Barat, yang
meliputi letak geografis, administrasi dan informasi umum lainnya. Bab ini juga
Bab ini berisi uraian tentang tentang indikator mengenai angka kematian, angka
kesakitan dan angka status gizi masyarakat. Angka kematian pada bayi, balita, dan
maternal pada profil kesehatan Provinsi Sumatera Barat ini menggunakan data
laporan dari seluruh sarana pelayanan kesehatan yang ada di Provinsi Sumatera
Barat. Angka kematian neonatal, bayi dan balita bersifat fluktuatif selama 5 tahun
terakhir.
dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan
kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja
kesehatan lainnya
BAB KESIMPULAN
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting dan ditelaah lebih lanjut dari
keberhasilan, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang
LAMPIRAN
tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.
letak geografis yang strategis antara kawasan sebelah utara dan kawasan timur
pulau Sumatera dengan pulau Jawa di sebelah selatan. Provinsi Sumatera Barat
mempunyai luas 42.229.730 km2* dengan topografi yang datar dan bergelombang
sampai bergunung yang merupakan bagian dan jajaran pegunungan Bukit Barisan
pantai barat pulau Sumatera yang berada antara 0 - 54’ Lintang Utara sampai 3 -
30’ Lintang Selatan serta antara 98 36’ sampai 101 53’ Bujur Timur. Provinsi
Sumatera Barat yang terdiri dari 19 kabupaten/kota (12 Kabupaten dan 7 Kota)
6.001,00 Km2 atau sekitar 14,21 % dari luas Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan
kota Padang Panjang memiliki luas daerah terkecil, yakni 23,00 Km2 (0,05 %).
Provinsi Sumatera Barat terletak di sebelah barat pulau Sumatera dan sekaligus
Iklim Sumatera Barat tergolong iklim tropis dengan rata-rata suhu 25,5
derajat Celcius dan rata-rata kelembaban yang tinggi yaitu 86,17 % dengan
Sesuai dengan data dari BPS Provinsi Sumatera Barat, jumlah penduduk
B. ADMINISTRASI
kecamatan dengan jumlah nagari sebanyak 755 nagari, 260 kelurahan, 125
C. KEADAAN PENDIDIKAN
kemampuan baca tulis penduduk yang tercermin dari Angka Melek Huruf.
sebesar 2,2 %.
sehingga tidak cocok untuk ruang lingkup yang luas. Akibatnya kualitas
sehat. Disamping itu ada juga indikator lain yang sangat menunjang keadaan
suatu lingkungan yang sehat antara lain persentase keluarga yang memiliki
diantaranya adalah :
Grafik 2.1 Cakupan Rumah Sehat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013
Cakupan rumah yang memenuhi syarat 70,14 % masih jauh dari target 81
dari pada kebersihan diri dan lingkungannya (rumah sehat, limbah, sampah
dan jamban keluarga serta air bersih). Sebagaiman kita ketahui bahwa
kandang ternak yang ada di sekitar rumah. Kalau dilihat keadaan rumah
seperti ventilasi pada umumnya sudah memenuhi syarat akan tetapi untuk
kesehatan seperti sampah, limbah yang belum dikelola dengan baik dan
terhadap rumah menjadi tidak sehat. Ini dapat kita lihat untuk pengelolaan
sampah dan limbah yang memenuhi syarat baru mencapai untuk sampah
lingkungan rumah.
lain-lain. Untuk tempat-tempat umum ini yang menjadi masalah terutama air
bersih dan sanitasi dasar (jamban, sampah dan limbah). Untuk TTU cakupan
kota sudah mendekati target. Tempat-tempat umum ini yang paling susah
mengelolanya adalah sampah ini sangat tergantung juga dengan perilaku dari
pasar dan daerah wisata. Dan juga penyediaan air bersih masih banyak yang
kurang, sehingga mengakibatkkan jamban umum akan kotor, karena air tidak
tidak merasa bertanggung jawab terhadap kebersihan jamban (WC umum) ini
Umum
restoran/rumah makan, kaki lima, kantin sekolah, warung kopi dan lain-lain.
Cakupan untuk tahun 2013 baru mencapai 65,07 % dengan target 71 % , hal
ini juga masih didominasi oleh kota yang pada umumnya sudah mencapai
target. Tempat pengelolaan makanan ini yang sering menjadi masalah juga
sampah, limbah dan kamar mandi/jamban. Hal ini berdasarkan hasil tinjauan
TPM ini masih dikelola oleh masing-masing pribadi, disini para pelaku TPM
melalui angka morbiditas, mortalitas dan status gizi. Pada bab berikut ini
waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat
umur seseorang yang diharapkan dapat terus hidup atau rata-rata jumlah
tahun yang akan dijalani seseorang sejak orang tersebut lahir. Umur
Jika dilihat pada tahun 2011 Umur Harapan Hidup mencapai 69,76 tahun
Umur harapan hidup baru dapat tercapai jika 15 program langsung yang
a. Penurunan AKI
b. Penurunan AKABA
c. Penurunan AKB
d. Prevalensi BBLR
bawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. AKB
menjadi 23/1000 kelahiran hidup. Hasil SDKI 2007 dan SDKI 2012, AKB
Tabel 3.1 Indikator Penurunan AKB Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013
pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
100.000 kelahiran hidup. AKI merupakan salah satu indikator dari derajat
kesehatan juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam
Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga 3/4 dalam kurun waktu 1990-
2015 dimana ditargetkan AKI pada tahun 2015 sebesar 102/100.000 KH.
angka ini sudah mengalami penurunan, namun angka tersebut masih jauh
Tabel. 3.2 Indikator Penurunan AKI Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013
%
No Indikator Target Realisasi Penca
paian
1 Persalinan oleh tenaga 89% 89% 100
kesehatan terlatih
2 Persentase ibu hamil 88% 89% 101,14
yang mendapatkan
pelayanan ANC lengkap
minggu pertama dan bulan pertama kehidupan. Bayi yang berusia kurang
dari 1(satu) bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau
2013 sebesar 127 orang dengan penyumbang kematian terbesar dari Kab.
Sijunjung, Kab. Padang Pariaman, Kab. Agam dan Kab. 50 kota sebanyak
13 orang.
orang.
cukup bermakna. Keberhasilan program gizi selama ini dapat dilihat dalam
balita (BB/TB) dari 15,7 % tahun 2007 menjadi 8,2 % tahun 2010, status
gizi kurang (BB/U) 19,9 % tahun 2007 menjadi 17,9 % tahun 2010 dan
balita pendek (TB/U) dari 36,2 % tahun 2007 menjadi 32,8 % tahun 2010
(Data RISKESDAS 2010). Angka ini sudah berada di bawah angka yang
ditetapkan MDGS tahun 2014 yaitu status gizi kurang balita setinggi-
I. MORBIDITAS
based data) salah satunya dapat di peroleh dari hasil pengumpulan data
pelaporan
diperiksa
Tahun 2013 proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspek yang
antara suspek pada tahun 2013 ini masih dalam range target yang
Bila angka ini terlalu kecil (< 5%) kemungkinan disebabkan antara lain
Untuk hasil proporsi pasien TB Paru BTA Positif di antara seluruh pasien
15 kabupaten /kota, dengan angka sebesar >65% yaitu Kab. Solok Selatan,
Mentawai, Kab. Agam, Kota Padang Panjang, Kab. Tanah Datar dan
Bila angka ini terlalu besar dari 15%, kemungkinan terjadi overdiagnosis.
seluruh pasien TB. Pada tahun 2013 yang diatas angka 15% adalah Kota
Adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan
kabupaten/kota pada tahun 2012 - 2013 dapat dilihat bahwa untuk angka
sekitarnya) ini ditemukan 50 kasus baru HIV dan 150 kasus baru AIDS
dengan ratio jenis kelamin. Pria masih menjadi penderita mayoritas dan
Untuk cara penularan kasus AIDS, tahun 2013 ini faktor risiko tertinggi
Berdasarkan data surveilans kasus AIDS dari rumah sakit rujukan Anti
Retroviral Terapi, kasus AIDS terbanyak pada tahun 2013 ini pada
kelompok umur 30-39 tahun, diikuti kelompok umur 20-29 tahun dan
bahwa tingkat paparan pertama terhadap virus HIV mulai beranjak dari
kelompok umur 20-29 tahun. Hal ini sesuai jika dianaliis berdasarkan
pendekatan faktor risiko penularan pada tahun ini, dimana 59% nya
Dari 150 kasus baru AIDS di Sumatera Barat pada tahun 2013 jenis
pekerjaaan terbanyak adalah wiraswasta (33%). Hal ini tidak jauh berbeda
dengan data di tahun 2012. Namun fakta yang harus mendapat perhatian
khusus adalah 23% dari penderita AIDS di tahun 2013 ini adalah ibu
rumah tangga. Hal ini berarti bahwa ibu rumah tangga sudah menjadi salah
satu kelompok risiko tinggi. Oleh sebab itu skrening atau deteksi dini juga
skrening infeksi menular seksual, poli ibu hamil dan konseling pranikah.
kasus AIDS terbanyak dilaporkan adalah Kota Padang (61 kasus) dan
Kab Agam (16 kasus). Diikuti Kabupaten Tanah Datar (12 kasus), Pesisir
kota tersebut.
bahwa kematian bayi akibat ISPA masih 28% artinya bahwa dari 100
belum terbiasa untuk melakukan hitung nafas pada setiap kasus infeksi
(NTD). Hingga saat ini NTD termasuk diantaranya kusta dan frambusia
kemiskinan.
penduduk.
Tahun 2003-2013
Sumatera Barat. Pada tahun 2013 ditemukan 83 kasus kusta yang terdiri
didapatkan melalui survey aktif rapid village survey dan survei anak
% PB - MB
27
MB
PB
73
18
16 17
14
12
10
8
8
6 MB
4 5 5 5 PB
4
2 3 3 3
2 1 2 2 1 1 0 0 0 0
0
Payakumbuh
Pasaman
Pessel
Dharmasraya
Kep. Mentawai
Tanah Datar
Agam
Bukittinggi
50 Kota
Sawahlunto
Solok Selatan
Padang Pariaman
Sijunjung
Padang Panjang
Pasaman Barat
Kab. Solok
Kota Solok
Kota Pariaman
Padang
kabupaten/kota dengan kasus baru nihil sepanjang tahun 2013 ini yaitu
Payakumbuh.
2,5
1,5
1
0,62
0,51
0,5 0,34 0,3 0,29
0,2 0,190,19 0,14 0,13 0,11 0,21
0,070,08 0,04 0 0 0 0
0
Sijunjung
Pessel
Kab. Solok
Agam
Pasaman Barat
Sumbar
Payakumbuh
50 Kota
Pasaman
Dharmasraya
Kota Pariaman
Kota Solok
Kep. Mentawai
Padang Panjang
Bukittinggi
Sawahlunto
Padang Pariaman
Solok Selatan
Tanah Datar
Padang
.
Penderita terdaftar di Sumatera Barat pada akhir tahun 2013 sebanyak 83
0,21 per 10.000 penduduk dan lebih kurang 33% dari penderita tersebut
besar masalah dan menentukan beban kerja sebagai dasar perencanaan dan
NCDR
8 6,7 6,2
7
6 5,1
5
4 3 2,5
3 1,9 1,67
2 1 0,7 0,9 0,9 0,8 1,1 0,6 0,8 0,4
1 0 0 0 0
0
NCDR
Pessel
Agam
50 Kota
Kota Solok
Dharmasraya
Bukittinggi
Sijunjung
Pasaman Barat
Kab. Solok
Sawahlunto
Padang Pariaman
Padang Panjang
Payakumbuh
Sumbar
Tanah Datar
Pasaman
Solok Selatan
Kep. Mentawai
Kota Pariaman
Padang
Walaupun ada penurunan yang cukup drastis dari jumlah kasus terdaftar,
namun sesungguhnya jumlah penemuan kasus baru (New case detection)
tidak berkurang sama sekali. Oleh karena itu, selain angka prevalensi,
angka penemuan kasus baru (NCDR) juga merupakan indikator yang harus
diperhatikan.
Agam
50 Kota
Kota Solok
Padang Panjang
Dharmasraya
Pasaman Barat
Bukittinggi
Sijunjung
Sawahlunto
Kab. Solok
Padang Pariaman
Payakumbuh
Solok Selatan
Pasaman
Tanah Datar
Kota Pariaman
Kep. Mentawai
Padang
10
0
0
Pessel
Agam
50 Kota
Kota Solok
Dharmasraya
Sijunjung
Bukittinggi
Padang Panjang
Sawahlunto
Pasaman Barat
Kab. Solok
Sumbar
Solok Selatan
Padang Pariaman
Payakumbuh
Pasaman
Tanah Datar
Kota Pariaman
Kep. Mentawai
Padang
menurun. Di tahun 2013, dari 83 kasus baru, 16 pasien sudah cacat tingkat
harus waspada terhadap cardinal sign dari kusta untuk dapat menemukan
Kasus Anak
12
10
10
6 5
2 1 1 1 1 1
0
Pessel Padang Tanah 50 Kota Sijunjung Kota Sumbar
Pariaman Datar Pariaman
Kasus kusta pada anak juga menunjukkan tren menurun sejak tiga tahun
terakhir. Namun pada tahun 2013, proporsi kasus anak meningkat yaitu
13%. Proporsi penderita anak (0-14 tahun) diantara semua penderita yang
masyarakat.
Berdasarkan jenis kelamin, 89% kasus baru di tahun 2013 adalah laki-laki.
dibandingkan laki-laki.
Pada tahun 2013 kasus diare yang datang ke sarana kesehatan sebanyak
zink hanya baru mencapai 62,6% dari total kasus. Masih rendahnya
besar dokter dan klinisi juga berpandangan bahwa tablet zink hanya pada
kasus diare pada bayi sehingga anak di atas 5 tahun tidak lagi diberikan
ditingkatkan.
Grafik 3.25 Kasus Diare, Pemakaian Oralit dan Pemakaian Tablet Zink
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013
Angka Bebas Jentik (ABJ) yang masih tinggi > 95% menggambarkan
Kita dapat melihat bahwa pada tahun 2013 pola kejadian DBD di Provinsi
Sumatera Barat endemis DBD. Sebagian besar berada di daerah kota yang
padat penduduk dan mobilitas tinggi serta sanitasi lingkungan yang tidak
kompleks perumahan
Dari tahun ketahun terlihat bahwa kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies
berarti. Dari kasus gigitan tersebut lebih dari separuhnya selalu diberi
Jumlah specimen yang diperiksa juga sangat sedikit, dan angka ini belum
peningkatan yang cukup berarti walaupun masih sangat jauh dari target
yang diharapkan.
Pada tahun 2012 kasus flu burung yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan
kasus). Pada tahun 2013 kasus flu burung yang dilaporkan ke Dinas
Sijunjung.
memiliki kasus. Dari hasil SDJ yang dilakukan pada tahun 2013 ada 3
Kabupaten/Kota yang memulai MDA pada tahun ini yaitu Kab Padang
tahun berturut-turut adalah Kab Kep Mentawai dan Kab 50 Kota, yang
Pesisir Selatan, Kab Agam, Kab Pasaman Barat, Kota Bukittinggi. Hal ini
maka ketika sudah melewati putaran kedua harus dilakukan survei evaluasi
pasca pengobatan.
tahun 2013.
target (85%).
Grafik 4.2 Cakupan Distribusi Vitamin A Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013
(98,7 %).
melalui pendistribusi Tablet Besi pada kelompok rawan antara lain ibu
Pada grafik di atas terlihat bahwa cakupan tablet besi di Provinsi Sumatera
peningkatan sebesar 2,8 % dari 79,9 %. Angka ini berada di atas target
ASI pada anak baduta (12 – 24 bulan) sebanyak 2242 baduta dalam
bentuk biskuit dan untuk bayi (6 -11 bln) pemberian MP-ASI bayi
Jumlah balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan tahun 2013 adalah
611 orang. Semua balita gizi buruk sudah mendapatkan perawatan sesuai
inap maupun rawat jalan. Di Provinsi Sumatera Barat sudah ada 14 Klinik
gizi buruk yang tersebar di 9 Kab/Kota yaitu Kota Padang (Hc. Nanggalo),
Kab. Pasaman (Hc. Pegangbaru), Kab. Agam (Hc. Pekan Kamis, Hc.
Lubuk Basung), Kota Solok (Hc. Tanah Garam), Kab. Solok Selatan (Hc.
Lubuk Gadang), Kab. Dharmasraya (Hc. Sungai Rumbai, Hc. Koto Baru,
Hc. Sitiung I), Kab. Tanah Datar (RS Ali Hanafiah), Kab. Lima Puluh
b. Konseling ASI
67,4 % angka ini lebih rendah dari target yang ditetapkan yaitu 75 % akan
a. Penimbangan Bulanan
adalah :
Pencapaian D/S Provinsi Sumatera Barat untuk tahun 2013 (78,2 %) angka
ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan yaitu 77,5%. Jika dibandingkan
dengan tahun 2012 pencapaian tahun 2013 sudah ada peningkatan, dimana
3. Indikator N/D’
N/D’ untuk tahun 2013 (86,5 %) lebih tinggi dari target yang telah
ditetapkan yaitu 80 %.
dan Tanah Datar (2,0 %) yang angka BGM/D nya berada di atas target
yang ditetapkan yaitu 1,5 %, hal ini perlu diwaspadai karena dengan
Target : 98%
2013 sebesar (98,1%). Angka ini sudah mencapai target yang ditetapkan
Target : 88%
tahun 2013 sebesar 89% sudah mencapai target yang ditetapkan sebesar
di Kab mentawai.
Target : 89%
Barat tahun 2013 adalah 89% sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu
pada Kab.Mentawai.
Target : 89%
Kunjungan ibu nifas tahun 2013 adalah 89 % dan ini sudah mencapai
target yang telah ditetapkan yaitu 89%. Dari grafik di atas terlihat
Tahun 2013
Target : 71.5%
Hamil, Bersalin dan Nifas di Provinsi Sumatera Barat tahun 2013 sebesar
71,5%, angka ini sudah mencapai target yang ditetapkan sebesar 71,5%.
penyakit menular, maupun penyakit tidak menular serta masalah gizi yang
terjadi pada waktu hamil bersalin dan nifas. Pelayanan diberikan oleh
Tahun 2013 sebesar 91,14%, ini sudah di atas target yang ditetapkan
Barat tahun 2013 adalah 87,2% angka ini sudah mencapai target yaitu
84%, dan angka ini lebih tinggi dari cakupan tahun 2012.
Terlihat dari grafik ada 7 (tujuh) Kab/Kota yang tidak mencapai target
adalah Kab. Agam, Pasbar, Solsel, Sawahlunto, Kota Solok, 50 Kota dan
Mentawai.
Dari target yang ditetapkan sebesar 73% yang tercapai baru 23,6%, angka
Kunjungan bayi tahun 2013 sebesar 88,05% hal ini sudah mencapai target
Kab/Kota yang belum mencapai target yaitu kab. Agam, Pdg pariaman,
Tahun 2013 (83%), sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu 83%.
SD
Target : 92%
Barat 96,8% sudah di atas target yang ditetapkan yaitu 92%. Kab/Kota
7. Imunisasi
distribusi jumlah sasaran yang tidak merata, ada yang terlalu rendah dan
Kelurahan/Jorong/Desa.
Jumlah sasaran bayi 0-11 bulan adalah 103.444 tahun 2013. Di Provinsi
Sumatera Barat beberapa indikator sudah dapat dicapai, akan tetapi masih
Untuk cakupan imunisasi Hepatitis B 0 diberikan pada bayi 0-7 hari, yang
target.
Campak: 85,4% (Target 90%). Ketiga yang tidak mencapai target karena
adanya mitos/issue negatif tentang imunisasi yang haram dan tidak efektif.
b. Desa UCI
Cakupan UCI secara Provinsi sudah mencapai target, akan tetapi ada
Sedangkan untuk Desa UCI cakupan tahun 2013 baru mencapai 55,6%.
100.6
91.4
100
84.2
82.2
81.2
79.1
78.6
78.2
74.2
73.5
71.9
70.1
80
66.8
61.4
59.6
58.9
55.7
57
60
40
31
20
0
.S an tar
S at
.K rm lok
I
K .Pa uh
ar an
i an
ot an Se gi
K an n
an
.5 am
.D ab to
ai
K a P ng
K b .T ju g
en ya
a
ah k
S
a .Si an
.P na un
ot ot ot
ta
g ma
w
g
IN
ab K un
.M ra
ja
K at
K a P am
B iam
aw ol
b
ab m a
o k Ba
si in
ab g
o
K
la
ta
d
ab a nj
ab m
K b.A
V
.S
ep as
an ia
S
el
l
ab a
. esi tt
0
s
O
u
ad ar
a
P
ak
R
a
k
K d r
P
u
ot
ab a
ay
K K
g
h
K sa
S
ol
ot
P
K ta
a
a
P
a
P
ot
K b.
K
P
K
a
a
K
K
ab
sistim pencatatan dan pelaporan dari TT2+ menjadi TT5 dosis. Hal ini
120.055 murid telah diimunisasi sebanyak 99,4% dan kelas III sebanyak
berbagai faktor seperti absensi murid, orang tua yang masih belum
Tahun 2013
target sebesar 20 %.
3. Persentase Kel/Desa atau Nagari siaga aktif sesuai dengan target dari
Tabel 4.4 Data Desa (Kel/Nagari) Siaga Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013
Kesehatan Sub. Regional Sumatera Barat di Jl. Raya Ulu Gadut Kec.
Grafik 5.1 Persentase Masyarakat Provinsi Sumatera Barat yang Sudah Terjamin
Kesehatan Tahun 2013
B. TENAGA KESEHATAN
Grafik 5.2 Jumlah Dokter di Puskesmas Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013
Untuk sarana pelayanan kesehatan rujukan saat ini telah ada 64 Rumah
unit, Rumah Sakit TNI/Polri 4 unit) dengan type rincian Rumah Sakit
Kelas C (16 unit), dan Rumah Sakit Pemerintah Kelas D (1 unit) serta
Jumlah kapasitas tempat tidur pada Rumah Sakit 5.592 yang dimiliki telah
mencapai 3.876 tempat tidur untuk RS pemerintah dan 1.716 tempat tidur
1. Sarana Laboratorium
2. RS Terakreditasi.
4. UTDRS
Saat ini telah berdiri beberapa Unit Transfusi Darah Rumah Sakit
Bukittinggi, BDRS RSUD Pasaman Barat, dan Bank Darah Rumah Sakit
(BDRS) RSUD Padang Pariamann. Disamping itu juga saat ini telah
10 PENYAKIT TERBANYAK
ISPA dan Rhematik masih menduduki peringkat atas dan kedua dari 10
(43,2%) dan 89.934 kasus (13,3). Hal ini dapat disebabkan karena
pengaruh lingkungan dan faktor umur. Sikap badan yang salah pada waktu
bekerja, sirkulasi darah yang tidak lancar, stres dan penyakit infeksi serta
berikut :
terbaik Tahun 2013 dalam ajang MDGs Awards yang diselenggarakan Kantor
2. Capaian rumah sakit yang terakreditasi sampai tahun 2013 adalah sebesar
60,60 %
7. Angka Penemuan Pasien baru TB BTA positif (Case Detection Rate = CDR)
61 %
11. Persentase penduduk yang memiliki Akses Air Minum yang berkualitas 71,81
penghargaan :
a. Mitra Bakti Husada kepada Ibu Hj. Nevi Irwan Prayitno sebagai
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Dr. Hj. Rosnini Savitri,
Arifin, MM.
anggota masyarakat atas prestasi yang luar biasa dan berjasa besar dalam
14. Selain itu juga diberikan pencapaian (progress) masyarakat yang Buang Air
Lingkungan).
18. Pada tahun 2013 beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat juga
Kota Padang
Kota Payakumbuh
b. Wiwerda
Kota Solok
Pasaman Barat
3 APBN :
- ASKESKIN
- Lain-lain (sebutkan)