2. Machiavelli
Bagi Machiavelli kekuasaan adalah raison d’etre Negara. Negara juga
merupakan simbolisasi tertinggi kekuasaan politik yang sifatnya mencakup semua
dan mutlak. Machiavelli memiliki obsesi terhadap negara kekuasaan dimana
kedaulatan tertinggi terletak pada kekuasaan penguasa dan bukan rakyat dan
prinsip-prinsip hukum.
Dalam kaitannya dengan kekuasaan seorang penguasa, Machiavelli
membahas perebutan kekuasaan (kerajaan). Bila seorang penguasa berhasil
merebut suatu kerajaan maka ada cara memerintah dan mempertahankan negara
yang baru saja direbut itu, yaitu :
4. John Locke
Konsep kontrak sosial menurut John Locke pada dasarnya manusia yang
satu dengan yang lainnya pada dasarnya sama, akan tetapi manusia bisa
menentukan mana yang benar dan salah, sehingga tidak perlu khawatir untuk
kehidupan manusia yang lain. Namun ketika pemikiran yang baik itu disertai
dengan nafsu, maka akan menjadi tidak terkontrol dan melanggar hak-hak orang
lain sehingga masih terdapat potensi terjadinya ketidakamanan, dari kondisi
tersebut, maka manusia menyerahkan sebagian hak-haknya kepada pihak yang
diajak untuk membuat kontrak sosial untuk menjamin keamanan mereka.
Meskipun sudah ada hukum alam yang mengatur manusia, menurut John Locke,
tetap saja masih diperlukan beberapa aturan hukum lain selain yang ada bersifat
moral karena “hukum alam”. Dengan adanya ketidakpastian dan rasa tidak aman
bagi manusia untuk menikmati hak pribadi dan hak miliknya itulah, maka mereka
menyelenggarakan perjanjian masyarakat untuk membentuk masyarakat yang
selanjutnya membentuk negara. Oleh karena itu, solusi Locke adalah menyusun
badan legislatif yang membuat hukum, badan eksekutif yang melaksanakan, dan
kekuasaan federatif yang menyangkut dalam pembuatan perjanjian dan
persekutuan. Jika ditilik, asal usul negara menurut Locke dan Rousseau hampir
sama, yaitu kehidupan individu bebas dan sederajat. Teori Kontrak Sosial
Rousseau dan Locke juga sama-sama mengelompokkan manusia pada dua masa,
pra-negara dan bernegara. Keduanya juga memasukkan nilai kemanusiaan pada
pemikirannya.
Dapat disimpulkan pula bahwa kontrak sosial menurut John Locke dapat
diartikan sebagai penyerahan hak-hak alamiah, tetapi individu tidak menyerahkan
kepada komunitas tersebut hak-hak alamiahnya yang substansial, tetapi hanya hak
untuk melaksanakan hukum alam. Hak individu merupakan hak alamiah yang
dimiliki manusia. Prinsip yang menggerakkan terwujudnya kontrak sosial adalah
keinginan menghindari gangguan. Berbeda dengan pemikiran tokoh sebelumnya,
Rousseau memandang sifat dasar manusia adalah saling bekerjasama sehingga
tidak terjadi perkelahian. Hal ini disebabkan oleh situasi manusia yang lemah
dalam menghadapi alam. Sifat bekerja sama mereka inilah yang kemudian
tertampung dalam sebuah organisasi. Organisasi tersebut memunculkan seseorang
yang mendominasi dan memiliki hak-hak istimewa sehingga berpotensi terjadi
kekuasaan tunggal. Untuk menghindari terjadinya kekuasaan tunggal, maka perlu
dibentuk kontrak sosial dalam masyarakat.