NIM : 171273110018
UTS : PENDIDIKAN
PANCASILA
DOSEN PENGAMPU :
SYAHRUL ALINARNO, S.PD,
M.PD
1. Menurut pandangan anda mengenai pentingnya pendidikan pancasila di perguruan
tinggi. Apa landasan dan tujuan pendidikan pancasila di perguruan tinggi ? jelaskan !
Jawaban :
Menurut saya, Pendidikan pancasila itu adalah sangat penting dan berguna untuk
mahasiswa/mahasiswi di Perguruan Tinggi. Karena :
Pertama, dalam lembaga pendidikan informal seperti keluarga. Keluarga merupakan jenjang
pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Ini berarti, bagaimana karakter anak
berkembang nantinya bergantung dari pola asuh yang diterapkan di rumah. Apakah pola
asuh permisif yang memberi kebebasan pada anak, pola asuh otoriter yang mewajibkan anak
untuk selalu patuh, atau pola asuh autoritatif yang artinya antara orangtua dan anak saling
mengerti tanggungjawab, hak dan kewajiban masing-masing. Selanjutnya untuk
menanamkan moral yang baik pada anak, orang tua juga harus memiliki karakter yang tentu
saja lebih baik terlebih dahulu. Dengan begitu orangtua seakan menjadi teladan atau row
model bagi anak dalam bertindak sehingga anak senantiasa berhati-hati dalam bertingkah
laku.
Kedua, dalam ranah lembaga pendidikan formal atau sekolah, peran seorang guru sangat
urgen dalam membentuk karakter siswanya. Para guru yang merupakan orangtua kedua
siswa di sekolah, perlu senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila yang
sebenarnya. Mulai dari kebiasaan untuk berdoa setiap kegiatan belajar mengajar, saling
toleransi antar teman, menumbuhkan sikap peduli sesama, dan tidak membeda- bedakan
antara siswa satu dengan siswa lain.
Jawaban :
3. Jelaskan filosofi sila keadilan sosial menurut pengertian paham keadilan dalam sila ke
lima secara :
1. Implisit
2. Eksplisit
3. Antara hubungan negara dan keadilan
4. Implikasi sila kelima dalam kehidupan sehari-hari
Jawaban :
1. Makna implisit yaitu makna yang tidak dapat di tangkap langsung oleh
pembaca,biasanya harus menyimpulkan dulu maknanya,selain itu makna implisit
sifatnya tersirat di sampaikannya secara halus beda dengan eksplisit yang langsung
dapat di tangkap oleh pembaca. Paham keadilan secara implisit adalah sesuatu yang
bersifat rata atau dapat membagi secara adil hak-hak yang dipunyai tentunya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sehingga tercipta keadilan tetapi dalam paham ini
harus benar-benar di simpulkan maknanya. Artinya harus lebih teliti dalam memaknai
suatu perkara sehingga tidak terjadi kekeliruan.
2. Maksud makna eksplisit yaitu makna yang dapat di tangkap oleh pembaca,biasanya
pembaca langsung tau maksudnya dan jelas maknanya selalu tersurat. Paham
keadilan secara eksplisit adalah sesuatu yang langsung bisa diproses oleh pikiran
manusia tentang suatu masalah yang terkait dengan keadilan khususnya di
permasalahan kenegaraan sehingga dapat menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat
indonesia tanpa ada kekeliruan didalamnya.
3. Keadilan sosial adalah keadilan yang pelaksanaannya tergantung dari struktur
kekuasaan dalam masyarakat. Adanya keadilan sosial ini dapat dilihat dari
sedikitnya/ketiadaan masalah ketidakadilan dalam masyarakat. Maka membangun
keadilan sosial berarti menciptakan struktur yang memungkinkan pelaksanaan
keadilan. Jelas saja ada banyak hubungan antara Negara dan keadilan social. Negara
adalah yang menaungi masyarakat-masyarakat nya sehingga jika didalam suatu
Negara tidak memiliki keadilan maka Negara tersebut akan susah berkembang dan
itulah mengapa peruusan pancasila dibuat dengan sebaik-baiknya karena ini menjadi
dasar ideology Negara sehingga tercipta Negara yang adil dalam kegiatan social dan
Nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama
4. Implikasi dalam kehidupan sehari-hari
Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik,
ekonomi dan sosial budaya
Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia;
Keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak milik orang lain;
Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual
bagi seluruh rakyat Indonesia;
Cinta akan kemajuan dan pembangunan.
4. Etika dalam hal prinsip-prinsip etis, menjadi karakter yang memodifikasi baik bagi
konsep demokrasi maupun konsep politik. Jelaskna kolerasi dalam hal demokrasi dan
politik yang didasarkan pada kebersamaan, kesamaan dan kehendak rakyat banyak
yang diletakkan sebagai alat ukur politik ?
Jawaban :
Hubungan antara budaya politik dan demokratisasi sangat erat. Budaya politik memiliki
pengaruh penting dalam perkembangan demokrasi. Demokratisasi tidak berjalan baik
apabila tidak ditunjang oleh terbangunnya budaya politik yang sesuai dengan prinsip-prinsip
demokrasi.
Dalam merespons tuntutan perubahan, kemungkinan munculnya dua sikap yang secara
diametral bertentangan, yaitu "mendukung " (positif) dan kemungkinan pula "menentang "
(negatif), sulit dielakkan. Sebagai sebuah proses perubahan dalam menciptakan kehidupan
politik yang demokratis, realisasi demokratisasi juga dihadapkan pada kedua kutub yang
bertentangan itu, yaitu budaya politik masyarakat yang mendukung (positif) dan yang
menghambat (negatif) proses demokratisasi.
Budaya politik yang matang termanifestasi melalui orientasi, pandangan, dan sikap individu
terhadap sistem politiknya. Budaya politik yang demokratis akan mendukung terciptanya
sistem politik yang demokratis. Budaya politik demokratis adalah suatu kumpulan sistem
keyakinan, sikap, norma, persepsi dan sejenisnya yang menopang terwujudnya partisipasi
(Almond dan Verba). Budaya politik yang demokratis merupakan budaya politik yang
partisipatif, yang diistilahkan oleh Almond dan Verba sebagai civic culture. Karena itu,
hubungan antara budaya politik dan demokrasi (demokratisasi) dalam konteks civic culture
tidak dapat dipisahkan.
Adanya fenomena demokrasi atau tidak dalam budaya politik yang berkembang di suatu
masyarakat tidak hanya dapat dilihat dari interaksi individu dengan sistem politiknya, tetapi
juga interaksi individu dalam konteks kelompok atau golongan dengan kelompok dan
golongan sosial lainnya. Dengan kata lain, budaya politik dapat dilihat manifestasinya dalam
hubungan antara masyarakat dan struktur politiknya, dan dalam hubungan antarkelompok
dan golongan dalam masyarakat itu.
Dalam konteks Indonesia, kiranya jelas bahwa yang dihadapi tidak hanya kemajemukan
etnik dan daerah, tetapi pada saat yang bersamaan adalah "sub-budaya etnik dan daerah "
yang majemuk pula. Keanekaragaman tersebut akan membawa pengaruh terhadap budaya
politik bangsa. Dalam interaksi di antara sub-sub budaya politik, kemungkinan terjadinya
jarak tidak hanya antarbudaya politik daerah dan etnik, tetapi juga antarbudaya politik
tingkat nasional dan daerah. Apabila pada tingkat nasional yang tampak lebih menonjol
adalah pandangan dan sikap di antara sub-subbudaya politik yang berinteraksi, pada tingkat
daerah yang masih berkembang adalah " sub-budaya politik " yang lebih kuat dalam arti
primordial.
Dari uraian di atas bisa dibedakan kiranya antara budaya politik (political culture) dan
perilaku politik (political behaviour). Yang tersebut terakhir kadang-kadang bisa
dipengaruhi oleh budaya politik. Namun, budaya politik tidak selalu tergantung pada
perilaku politik. Apakah sistem budaya yang ada cenderung bersifat komunal/kolektif atau
individual Masalahnya adalah apakah nilai-nilai demokrasi kompatibel dengan nilai-nilai
budaya politik lokal dan sebaliknya.
Jawaban :
Pancasila merupakan dasar negara yang terbentuk melalui proses panjang yang penuh lika-
liku perjuangan, baik perjuangan secara moril maupun materiil bahkan jiwa dan raga. Asal
mula Pancasila menurut kausalitas dibagi menjadi dua, yakni asal mula langsung dan tak
langsung.
Pancasila sebagai ideologi nasional merupakan nilai yang terkandung di dalamnya dan
menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan negara. Secara luas Pengertian
Pancasila sebagai Ideologi negara adalah visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi
ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung
tinggi nilai keadilan. (Baca juga: Macam-macam Ideologi di Dunia beserta Penjelasannya)
Jorge Larrain mengungkapkan, bahwa “ideology as a set of beliefs”. Ini memiliki suatu
makna sebuah sistem kepercayaan yang berkembang ditengah masyarakat mengenai sesuatu
hal yang dijadikan sebagai pedoman karena memiliki nilai yang membangkitkan semangat.
Nilai-nilai tersebut dipandang sebagai gagasan yang menjadi landasan cara berpikir dan juga
bertindak secara individu maupun suatu bangsa untuk mengatasi setiap masalah maupun
persoalan yang dihadapi. (Baca juga: Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi)
Pancasila sebagai ideologi nasional, memiliki pemahaman dalam sudut pandang budaya
bangsa dan bukan melalui sudut pandang kekuasaan, hal ini bermakna bahwa Pancasila
bukanlah sebagai alat kekuasaan namun sebagai alat yang menyatukan bangsa dan negara.