1. Pendahuluan
Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah berupa cair, padat
dan gas yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup, oleh karena itu perlu
dilakukan pengendalian terhadap pengelolaan limbah sejak dari sumber limbah sampai
dengan limbah dibuang ke lingkungan, khususnya limbah cair harus melalui tahap
pengolahan yaitu melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang berfungsi
dengan baik agar limbah sebelum dibuang ke lingkungan sesuai dengan baku mutu
limbah cair kegiatan rumah sakit menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor
58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair kegiatan Rumah Sakit. Instalasi
Pengolahan Air Limbah dengan sistem kerja selama 2 x 24 jam non stop harus selalu di
awasi dan di pelihara secara rutin, karena mesin bekerja tanpa henti dengan sistem
otomatis dengan pengaturan waktu pengolahan yang di setting pada panel IPAL.
Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Propinsi Bengkulu memiliki IPAL sebanyak 2
(dua) unit, unit pertama dibangun tahun 2013 sampai saat ini belum pernah ada
pemeliharaan sehingga IPAL I telah mengalami kerusakan dan tidak berfungsi dengan
baik, menyebabkan mesin pengolahan terhenti, pengendapan sedimentasi pada bak
equalisasi I & II dan pipa dari dapur sudah tertutup lemak, hal ini seharusnya tidak
terjadi jika pemeliharaan IPAL dilaksanakan secara rutin dan biaya pemeliharaan di
anggarankan setiap tahun. Hal serupa juga terjadi pada IPAL II yang dibangun tahu 2014
sudah mengalami kerusakan pada mesin pengolahan.
Standar teknis berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 sebagai persyaratan wajib akreditasi bahwa rumah sakit
wajib memiliki IPAL dengan perizinannya, dan menurut UU nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit pasal 7 ayat (1) berbunyi: Rumah Sakit harus memenuhi
persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, SDM, farmasi, dan peralatan, yang mana salah
satunya adalah IPAL, jika rumah sakit tidak memenuhi persyaratan tersebut tidak dapat
diberika izin, dicabut atau tidak diperpanjang iizin operasional rumah sakit.
Dari peraturan tersebut diatas sudah seharusnya semua SDM/stakeholder rumah
sakit memahami semua peraturan tentang perumahsakitan dan menyadari pentingnya
penerapan standar mutu, tidak egoisme dalam berfikir dan merubah pola pikir yang
dengan ilmu pengetahuan yang luas sesuai kemajuan teknologi yang berkembang saat ini
demi meningkatkan citra rumah sakit.
Sehubungan hal diatas sebagai persyaratan IPAL dan proses perizinan, maka kami
mengusulkan Pemeliharaan IPAL di RSKJ Soeprapto Propinsi Bengkulu dapat
dianggarkan pada tahun 2016 dan secara rutin setiap tahun
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Linbah sebagai uapaya agar IPAL
dapat berfungsi dengan baik untuk mengolah air limbah rumah sakit dan sesuai
standar prosedur operasional.
b. Tujuan pemeliharaan IPAL adalah air limbah yang dihasilkan IPAL dan sebelum di
buang ke lingkungan sesuai baku mutu Kepmen LH nomor 58 Tahun 1995.
3. Sasaran
Sasaran Pemeliharaan adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RSKJ
Soeprapto Propinsi Bengkulu.
4. Sumber Dana
Sumber Dana Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RSKJ
Soeprapto Propinsi Bengkulu.dari anggaran APBD-P yang dimasukkan pada DPA RSKJ
Soeprapto Propinsi Bengkulu tahun 2016.
5. Cara Pelaksanaan/Methode
Setelah anggaran biaya pada DPA RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu sudah
disahkan maka pelaksanaan kegiatan Pemeliharaan IPAL RSKJ Soeprapto Propinsi
Bengkulu ditawarkan ke pihak III untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
6. Anggaran Biaya
Biaya Pemeliharaan IPAL Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu
sebesar Rp. 57.990.000,- (Lima Puluh Tujun Juta Sembilan Ratus Puluh Sembilan Ribu
Rupiah) Rincian Anggaran Biaya berdasarkan analisa biaya terlampir
7. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaaan kegiatan Pemeliharaan IPAL RSKJ Soeprapto Propinsi Bengkulu
dilaksanakan selama 30 (tiga puluh) hari kalender pada tahun anggaran 2016.
Demikian kerangka acuan kegiatan ini dibuat sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
yang nantinya dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Demikian kerangka acuan kegiatan ini dibuat sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
yang nantinya dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
No : /Kesling/V/2016 Kepada
Lampiran : Yth: Direktur RSKJ Soeparpto
Perihal : Rencana Anggaran Biaya Provinsi Bengkulu
Pembangunan Gudang Pemilahan Di
Sampah Medis,TPS dan Pagar Bengkulu
Incenerator
Emsafendi, SKM
NIP. 19620409 198312 1 001
KAK ( KERANGKA ACUAN KEGIATAN )
BELANJA MODAL PENGADAAN INCINERATOR TAHAP II
(SCRUBBER DAN NEDDLE CHRUSTER)
RSKJ SOEPRAPTO PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016
A. Pendahuluan
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan kegiatan Pengadaan Incinerator tahap II adalah pengadaan
pemasanagan alat pengolah asap yang dikeluarkan mesin incinerator saat proses
pembakaran sampah pada tungku pembakaran sebelum gas yang dikeluarkan
melalui cerobong asap tidak menjadi sumber polutan yang wajib dipasang setiap
pemilik incinerator. Sedangkan Neddle Destroyer atau Neddle Cluster) adalah
salah astu alat berupa mesin penghancur yang rancang khusus jarum suntik yang
tidak difungsikan dan jika langsung dibuang akanmasih termasuk limbah
berbahaya (benda tajam).
Scrubber dapat didefenisikan sebagai alat pemisah suatu partikel solid (debu) yeng
terdapat pada gas atau udara dengan menggunakan cairan sebagaialat bantu dan
berfungsi untuk mengurangi polutan yang dihasilkan oleh gas buang.
Alat ini merupakan rangkaian lanjutan pemusnahan limbah tajam setelah jarum
suntik masuk ke incinerator secara fisik masih utuhdan harus potong-potong halus
agar tidak menjadi benda tajam (limbah B3).
b. Latar Belakang
Persyaratan fisik untuk operasional incinerator terdiri dari bermacam-macam jenis
dan nama sesuai dengan tahap-tahap pengelolahan sampah yang diola, wajib
dilengkapi sebelum operasional incinerator difungsikan, baik berbentuk barang
atau bentuk administartif. Jika persyaratan-persyaratan fisik tidak dilengkapi
sesuaiketentuan, maka pengolahan samaph di incinerator belum sesuai prosedur
yang akan berdampak terhadap pengelolaan dan pencemaran lingkungan. Apabila
dibiarkan dampak social seperti sebagai pemerbitan perizinan yang harus dipenuhi
sebagai ketertiban adninistarsi sesuai dengan peraturan yang berlaku (UU No 32
2009 tentang Perlindungan Pengelolahan Lingkungan Hidup.
RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu telah memiliki incinerator yang berfungsi
baik sejak tahun 2015 tetapi belum mempunyai alat pengolah asap, sehingga asap
yang dikeluarkan oleh cerobong incinerator belum diolah menggunakan Scrubber
dan amsih termasuk sumber polutan. Jarum suntuk dimusnahkan di incinerator
masih termasuk benda tajam. Yang keduanya masih berpotensi sebagai sumber
pencemaran baik udara maupun lingkungan
Untuk mengatsi kedua hal tersebut berdasarkan UU Ri No 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan Pengelolahan Lingkungan Hidup, stiap badan usaha dan kegiatan
wajib mengolah limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Aatas dasar di atas RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu mengajukan KAK
Pengadaan Alat Penolah Asap dan Alat pemotong jarum sebagai langkah
pemenuhan persyaratan fisik incinerator RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu
berupa Scrubber dan Neddle Destroyer.
c. Tujuan
1. Tujuan Umum adalah terlaksananya Pengadaan peralatan incinerator tahap I di
RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu tahun 2016
2. Tujuan Khusus adalah
a. Terlaksanya 1 (stu) unit pengadaan peralatan pengolahan asap incinerator
(Scrubber)
b. Terlaksananya 1 (satu) unit Pengadaan Mesin penghancur jarum (Neddle
Destroyer/Cluster)
B. Dasar Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolahan
Lingkungan Hidup
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
4. Peraturan Menteri RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahya dan Beracun
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No 56 Tahun
2015 tentang Tata Cara dan Persyaaratan Teknis Pengelolan Limbah Bahan
Berbahya dan Beracun
7. Persyaratan Perizinan Operasional Incinerator
8. Persyaratan Perizinan Lingkungan
9. Persyaratan Lingkungan Rumah Sakit
10. Tentang Rumah Sakit
11.
C. Sasaran
Sasarannya dalah terlaksanya kegiatan Pengadaan Peralatan Pengolhan Sampah
Medis (Incinerator Tahap II) adalah Pengadaan alat pengolah asap incinerator
(Scrubber) 1 (satu) unit dan Pengadaan Peralatan Mesin Pemusnah Sampah Medis
tajam /jarum suntik I (satu) unit.
D. Out put/Keluaran
Dengan terlaksananya Pekerjaan kegiatan Pengadaan Peralatan Sampah Medis
(Incinerator Tahap II) ini akan menhasilkan output sebagai berikut :
1. Gas yang keluar melalui cerobong asap incinerator sesuai dengan baku mutu emisi
gas buang menurut Kepmen LH No 5 Tahun 1995.
2. Limbah jarum suntik yang dimusnahkan melalui incinerator masih utuh dan jika
diolah tahap II dengan alat penghancur jarum maka outputnya jarum sudah aman
untuk dibuang ke TPS karena tidak lagi termasuk benda tajam (LB3).
3. RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu dapat memenuhi persyaratan perizinan
operasional incinerator.
4. RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu dapat melaksanakan operasional sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
E. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Sistem pelaksanaan kegiatan Pembangunan Pengadaan Incinerator tahap II ini adalah
dengan melalui init pelelangan umum Provinsi Bengkulu.
F. Waktu Pelaksanaan
Pengadaan kegiatan Pengadaan Peralatan Incinerator II ini dengan waktu pelaksanaan
2 bulan (60 hari kalender).
G. Anggaran Biaya
Jumlah anggaran biaya kegiatan Pengadaan incinerator tahap II RSKJ Soeprapto
Provinsi Bengkulu adalah Rp 571.630.000,- (Lima Ratus Tujuh Puluh Satu Juta Enam
Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah), RKA terlampir
H. Sumber Dana/Pendanaan
Pembangunan kegiatan Pengadaan incinerator tahap II RSKJ Soeprapto Provinsi
Bengkulu dengan dana bersumber pada DPA, ABBD Provinsi Bengkulu, melalui
DPA SKPD RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu tahun 2017.
I. Penutup
RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang
khusus pasien jiwa dan narkoba melalui persyaratan operasional yang sama dengan
rumah sakit-rumah saki lain umumnya dan setiap unit fasilitas pelayanan kesehatan
atau rumah sakit dengan kegiatan/ menghasilkan limbah medis (limbah B3).
Persyartan Limbah B3 sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu yaitu melalui
mesin pengolah sampah medis (incinerasi), namun mesin ini sebelum operasional
harus dilengkapi dengan fasilitas lainnya yang mengacu pada peraturan yang berlaku
antara lain : TPS, LB3, Gudang Pemilah, Scrubber, Neddle destroyer dan fasilitas
lainya. Secara bertahap pembangunan incinerator akan terlaksana dengan mengarah
ke kelengkapan fasilitas dan mengacu pada persyaratan yang sesuai ketentuan
perundang-undangan.
Demikian KAK ini semoga dapat berjalan sesuai dengan ketentuan.
1. Pendahuluan
Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Propinsi Bengkulu merupakan unit pelayanan
kesehatan masyarakat khusus jiwa dan narkoba di provinsi Bengkulu serta sebagai
tempat pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan,Letak yang strategis berada di pinggir
jalan utama membuat RSKJ memerlukan infrastruktur yang memadai terutama akses
jalan masuk dan fasilitas pendukung lainnya seperti Trotoar dan kursi tunggu permanen.
Sehubungan hal diatas agar lebih menunjang pelayanan dan kenyamanan
pengunjung maka kami mengusulkan pembangunan Trotoar Jalur Taman Depan dan
fasilitas pendukung infrastruktur RSKJ Soeprapto Propinsi Bengkulu.
2. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no 15 / PRT / M/2010 tentang Petunjuk teknis
Bidang Infrastruktur
b Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat tentang Konstruksi
berkelanjutan tentang Perencaanaan
2 Maksud dan Tujuan
Maksud pembangunan trotoar dan fasilitas pendukung infrastruktur lainnya adalah agar
terciptanya rasa aman dan nyaman bagi pengunjung dan pasien juga menciptakan
keindahan disepanjang jalur depan RSKJ .
c. Tujuan pembangunan pembangunan trotoar dan fasilitas pendukung infrastruktur
lainnya adalah mewujudkan prinsip pembangunan dan Motto kota Bengkulu
b. Sasaran
Adalah pembangunan Trotoar dan Fasilitas pendukung infrstruktur di jalur Taman Depan
RSKJ Soeprapto Daerah Bengkulu
c. Cara Pelaksanaan/Methode
Setelah anggaran biaya pada DPA RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu sudah
disahkan maka pelaksanaan kegiatan pembangunan Gudang pemilihan sampah,Pagar dan
TPS ditawarkan ke pihak III untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
d. Anggaran Biaya
Biaya pembangunan Gudang pemilahan sampah,pagar dan TPS sampah Rumah
Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu sebesar Rp. Rp. 101.247.000,- (Seratus
Satu Juta Dua Ratus Empat Puluh Tujuh Ribu Rupiah) Rincian anggaran biaya
berdasarkan analisa biaya terlampir
e. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaaan kegiatan Pembangunan gedung pemilahan sampah, pagar dan TPS
sampah RSKJ Soeprapto Propinsi Bengkulu dilaksanakan pada tahun anggaran 2016.
Demikian kerangka acuan kegiatan ini dibuat sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
yang nantinya dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
No : /Kesling/V/2016 Kepada
Lampiran : Yth: Direktur RSKJ Soeparpto
Perihal : Rencana Anggaran Biaya Provinsi Bengkulu
Pembangunan Gudang Pemilahan Di
Sampah Medis,TPS dan Pagar Bengkulu
Incenerator
Emsafendi, SKM
NIP. 19620409 198312 1 001
KAK ( KERANGKA ACUAN KEGIATAN )
BELANJA MODAL PENGADAAN INCINERATOR TAHAP II
(SCRUBBER DAN NEFFLELUSTER)
RSKJ SOEPRAPTO PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016
J. Pendahuluan
d. Pengertian
Yang dimaksud dengan kegiatan Pengadaan Incinerator tahap II adalah pengadaan
pemasanagan alat pengolah asap yang dikeluarkan mesin incinerator saat proses
pembakaran sampah pada tungku pembakaran sebelum gas yang dikeluarkan
melalui cerobong asap tidak menjadi sumber polutan yang wajib dipasang setiap
pemilik incinerator. Sedangkan Neddle Destroyer atau Neddle Cluster) adalah
salah astu alat berupa mesin penghancur yang rancang khusus jarum suntik yang
tidak difungsikan dan jika langsung dibuang akanmasih termasuk limbah
berbahaya (benda tajam).
Scrubber dapat didefenisikan sebagai alat pemisah suatu partikel solid (debu) yeng
terdapat pada gas atau udara dengan menggunakan cairan sebagaialat bantu dan
berfungsi untuk mengurangi polutan yang dihasilkan oleh gas buang.
Alat ini merupakan rangkaian lanjutan pemusnahan limbah tajam setelah jarum
suntik masuk ke incinerator secara fisik masih utuhdan harus potong-potong halus
agar tidak menjadi benda tajam (limbah B3).
e. Latar Belakang
Persyaratan fisik untuk operasional incinerator terdiri dari bermacam-macam jenis
dan nama sesuai dengan tahap-tahap pengelolahan sampah yang diola, wajib
dilengkapi sebelum operasional incinerator difungsikan, baik berbentuk barang
atau bentuk administartif. Jika persyaratan-persyaratan fisik tidak dilengkapi
sesuaiketentuan, maka pengolahan samaph di incinerator belum sesuai prosedur
yang akan berdampak terhadap pengelolaan dan pencemaran lingkungan. Apabila
dibiarkan dampak social seperti sebagai pemerbitan perizinan yang harus dipenuhi
sebagai ketertiban adninistarsi sesuai dengan peraturan yang berlaku (UU No 32
2009 tentang Perlindungan Pengelolahan Lingkungan Hidup.
RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu telah memiliki incinerator yang berfungsi
baik sejak tahun 2015 tetapi belum mempunyai alat pengolah asap, sehingga asap
yang dikeluarkan oleh cerobong incinerator belum diolah menggunakan Scrubber
dan amsih termasuk sumber polutan. Jarum suntuk dimusnahkan di incinerator
masih termasuk benda tajam. Yang keduanya masih berpotensi sebagai sumber
pencemaran baik udara maupun lingkungan
Untuk mengatsi kedua hal tersebut berdasarkan UU Ri No 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan Pengelolahan Lingkungan Hidup, stiap badan usaha dan kegiatan
wajib mengolah limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Aatas dasar di atas RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu mengajukan KAK
Pengadaan Alat Penolah Asap dan Alat pemotong jarum sebagai langkah
pemenuhan persyaratan fisik incinerator RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu
berupa Scrubber dan Neddle Destroyer.
f. Tujuan
1. Tujuan Umum adalah terlaksananya Pengadaan peralatan incinerator tahap I di
RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu tahun 2016
3. Tujuan Khusus adalah
c. Terlaksanya 1 (stu) unit pengadaan peralatan pengolahan asap incinerator
(Scrubber)
d. Terlaksananya 1 (satu) unit Pengadaan Mesin penghancur jarum (Neddle
Destroyer/Cluster)
K. Dasar Hukum
12. Undang Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
13. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
14. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolahan
Lingkungan Hidup
15. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
16. Peraturan Menteri RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah
17. Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahya dan Beracun
18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No 56 Tahun
2015 tentang Tata Cara dan Persyaaratan Teknis Pengelolan Limbah Bahan
Berbahya dan Beracun
L. Sasaran
Sasarannya dalah terlaksanya kegiatan Pengadaan Peralatan Pengolhan Sampah
Medis (Incinerator Tahap II) adalah Pengadaan alat pengolah asp incinerator
(Scrubber) 1 (satu) unitdan Pengadaan Peralatan Mesin Pemusnah Sampah Medis
(jarum suntik) I (satu) unit.
M. Out put/Keluaran
Dengan terlaksananya Pekerjaan kegiatan Pengadaan Peralatan Sampah Medis
(Incinerator Tahap II) ini akan menhasilkan output sebagai berikut :
5. Gas yang keluar melalui cerobong asap incinerator sesuai dengan baku mutu emisi
gas buang menurut Kepmen LH No 5 Tahun 1995.
6. Limbah jarum suntik yang dimusnahkan melalui incinerator masih utuh dan jika
diolah tahap II dengan alat penghancur jarum maka outputnya jarum sudah aman
untuk dibuang ke TPS karena tidak lagi termasuk benda tajam (LB3).
7. RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu dapat memenuhi persyaratan perizinan
operasional incinerator.
8. RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu dapat melaksanakan operasional sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
N. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Sistem pelaksanaan kegiatan Pembangunan Pengadaan Incinerator tahap II ini adalah
dengan melalui init pelelangan umum Provinsi Bengkulu.
O. Waktu Pelaksanaan
Pengadaan kegiatan Pengadaan Peralatan Incinerator II ini dengan waktu pelaksanaan
2 bulan (60 hari kalender).
P. Anggaran Biaya
Jumlah anggaran biaya kegiatan Pengadaan incinerator tahap II RSKJ Soeprapto
Provinsi Bengkulu adalah Rp 568.440.000, (Lima Ratus Enam Puluh Delapan Juta
Emapat Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah), RKA terlampir
Q. Sumber Dana/Pendanaan
Pembangunan kegiatan Pengadaan incinerator tahap II RSKJ Soeprapto Provinsi
Bengkulu dengan dana bersumber pada DPA, ABBD Provinsi Bengkulu, melalui
DPA SKPD RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu tahun 2016.
R. Penutup
RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang
khusus pasien jiwa dan narkoba melalui persyaratan operasional yang sama dengan
rumah sakit-rumah saki lain umumnya dan setiap unit fasilitas pelayanan kesehatan
atau rumah sakit dengan kegiatan/ menghasilkan limbah medis (limbah B3).
Persyartan Limbah B3 sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu yaitu melalui
mesin pengolah sampah medis (incinerasi), namun mesin ini sebelum operasional
harus dilengkapi dengan fasilitas lainnya yang mengacu pada peraturan yang berlaku
antara lain : TPS, LB3, Gudang Pemilah, Scrubber, Neddle destroyer dan fasilitas
lainya. Secara bertahap pembangunan incinerator akan terlaksana dengan mengarah
ke kelengkapan fasilitas dan mengacu pada persyaratan yang sesuai ketentuan
perundang-undangan.
Demikian KAK ini semoga dapat berjalan sesuai dengan ketentuan.