Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam dunia pendidikan banyak hal yang berkaitan dengannya, sehingga perlu
memperhatikan semua aspek yang mempengaruhinya. Khususnya dalam lingkup sekolah
semua aspek mulai dari keamanan, ketertiban, kebersihan, transportasi, tempat parkir,
bangunan dan lain sebagainya perlu lebih diperhatikan.

Transportasi bagi semua komponen sekolah menjadi hal yang penting pada saat ini,
komponen sekolah tersebut baik dari tenaga kependidikan, pendidik, dan peserta didik yang
mayoritas mereka tinggal jauh dari sekolah memerlukan bentuk transportasi yang baik dan
mudah.

Menurut Wikipedia.org, transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari


satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.

Jenis transportasi yang sekarang paling efektif dan efisien adalah sepeda motor,
dengan moda transportasi ini banyak komponen di sekolah menggunakannya. Penggunaan
sepeda motor di Indonesia sangat populer karena harganya yang relatif murah, terjangkau
untuk sebagian besar kalangan dan penggunaan bahan bakarnya serta serta biaya
operasionalnya cukup hemat.

Menurut Wikipedia.org sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang digerakkan
oleh sebuah mesin. Letak kedua roda sebaris lurus dan pada kecepatan tinggi sepeda motor
tetap stabil disebabkan oleh gaya giroskopik. Sedangkan pada kecepatan rendah, kestabilan
atau keseimbangan sepeda motor bergantung kepada pengaturan setang oleh pengendara.

Dengan perkembangan yang sangat pesat sepeda motor ini sampai sekarang,
kendaraan ini di Indonesia menjadi kendaraan utama/tulang punggung transportasi jarak
pendek yang sangat mendukung kebutuhan para pemakai untuk mendukung kegiatanya
dalam bekerja sehari- hari misalnya ke pabrik, kantor, proyek, pasar, sekolah dan kebutuhan
pengantaran lain yang murah.

1
Populasi kendaraan ini makin lama semakin banyak sehingga untuk kebutuhan ke
sekolah para siswa/siswi banyak menggunakan kendaraan ini setiap pergi ke sekolah dan
akhirnya terjadilah penumpukan sepeda di halaman sekolah, dengan demikian banyak
terjadi di sekolah-sekolah di kota yang hanya mempunyai halaman sempit dan tidak lagi
mampu menampung kendaraan para siswanya dan perlu dicari solusinya.

Dan dalam perkembangannya populasi kendaraan roda empat juga perlu menjadi
perhatian bagi sekolah dalam mengelola tempat parkir, karena sebagian dari guru dan
tenaga pendidik juga membawa kendaraan ini untuk transportasi menuju sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah :

1. Dampak meningkatnya kendaraan roda empat dan roda dua yang masuk ke sekolah.
2. Pengaturan tempat parkir untuk kendaraan roda dua dan roda empat.

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dan manfaat yang hendak dicapai adalah :

1. Memberi gambaran dalam merencanakan tempat parkir untuk kendaraan roda empat
dan roda dua.
2. Menentukan kebutuhan ruang parkir roda empat dan roda dua yang harus disediakan.
3. Memberikan gambaran pengelolaan parkir roda empat dan roda dua.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Menurut Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor


272/HK.105/DRJD/96 tanggal 8 April 1996 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Parkir,
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara dan
berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk sementara dengan
pengemudi tidak meninggalkan kendaraan. Sedangkan Fasilitas parkir adalah lokasi yang
ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk
melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu. Fasilitas parkir itu sendiri dibagi menjadi :

a. Parkir di badan jalan (on street parking ) adalah fasilitas parkir yang menggunakan tepi
jalan.
b. Parkir di luar badan jalan (off street parking ) adalah fasilitas parkir kendaraan di luar tepi
jalan umum yang dibuat khusus atau penunjang kegiatan yang dapat berupa tempat
parkir dan/atau gedung parkir.

Menurut Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor


272/HK.105/DRJD/96 tanggal 8 April 1996 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Parkir
juga di jelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan parkir, diantaranya :

a. Jalur sirkulasi adalah tempat, yang digunakan untuk pergerakan kendaraan yang masuk
dan keluar dari fasilitas parkir.
b. Jalur gang merupakan jalur antara dua deretan ruang parkir yang berdekatan.
c. Kawasan parkir adalah kawasan atau areal yang memanfaatkan badan jalan sebagai
fasilitas parkir dan terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk.
d. Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan (mobil
penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas dan lebar buka pintu.
Untuk hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil penumpang.

Jenis peruntukan kebutuhan parkir sebagai berikut:

a. Kegiatan parkir yang tetap


1. Pusat pedagangan
2. Pusat perkantoran swasta atau pemerintahan
3. Pusat pedagangan eceran atau pasar swalayan
4. Pasar
5. Sekolah
6. Tempat rekreasi

3
7. Hotel dan tempat penginapan
8. Rumah sakit
b. Kegiatan parkir yang bersifat sementara
1. Bioskop
2. Tempat pertunjukan
3. Tempat pertandingan olahraga
4. Rumah ibadah.

Ukuran kebutuhan ruang parkir pada pusat kegiatan ditentukan sebagai berikut :

A. Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) Untuk Roda Empat

Gambar 1 : Dimensi Standar untuk kendaraan Penumpang

Keterangan:
a = jarak Gandar
b = depan tergantung
c = belakang tergantung
d = lebar
h = tinggi total
B = lebar total
L = panjang total

4
Gambar 2 : Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Mobil Penumpang

Keterangan :
B = lebar total kendaraan
L = panjang total kendaraan
O = lebar bukaan pintu
a1, a2 = jarak bebas arah longitudinal
R = jarak bebas arah lateral

Tabel 1 : Lebar bukaan pintu kendaraan

Tabel 2 : Penentuan satuan ruang parkir (SRP mobil penumpang)

5
Sebagai contoh kendaraan pada tiap Golongan I s/d III, didapatkan besarnya Lebar total
(Bp) dan besarnya Panjang total (Lp) sebagai berikut :

Gol I : B = 170, a1 = 10, Bp = 230 = B + O + R


O = 55, L = 470, Lp = 500 = L + a1 + a2
R = 5, a2 = 20

Gol II : B = 170, a1 = 10, Bp = 250 = B + O + R


O = 75, L = 470, Lp = 500 = L + a1 + a2
R = 5, a2 = 20

Gol III : B = 170, a1 = 10, Bp = 300 = B + O + R


O = 80, L = 470, Lp = 500 = L + a1 + a2
R = 50, a2 = 20

Sehingga dari perhitungan tersebut dapat dipakai untuk acuan merencanakan


besarnya tempat parkir yang nyaman, aman dan teratur, sedangkan pola pengaturan parkir
dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan.

B. Satuan Ruang Parkir Untuk Roda Dua

Gambar 3 : Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Sepeda Motor (dalam cm)

C. Parkir di badan jalan (on street parking)

Dengan meningkatnya perkembangan ekonomi dan gaya hidup manusia secara


umum mengakibatkan prespektif manusia yang menginginkan semua hal yang mudah dan
praktis. Kaitannya dengan sistem transportasi, semua komponen sekolah baik guru, tenaga
kependidikan ataupun peserta didik dalam hal ini juga memandang bahwa cara mudah dan

6
praktis untuk alat transportasi menuju sekolah adalah dengan kendaraan baik roda empat
dan roda dua. Walaupun ternyata timbul masalah lainnya yang berdampak dari penggunaan
alat transportasi yang satu ini, khususnya pihak sekolah akan terbebani dengan kondisi parkir
kendaraan ini.

Sekolah yang memiliki area yang cukup luas akan memiliki pengaturan lalu lintas yang
lebih kompleks. Karena sebagian besar badan jalan yang merupakan media lalu lintas
ataupun untuk pergerakan semua komponen sekolah ketika beraktifitas, akan dijadikan
sebagai tempat untuk parkir kendaraan roda empat dan roda dua.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu diadakannya perencanaan tempat


parkir yang mencukupi, nyaman, aman baik parkir di lingkungan sekolah dan tempat-
tempat umum. Kita ketahui bahwa parkir pada badan jalan yang masih kurang teratur
mengakibatkan laju kendaraan yang lewat di sepanjang ruas jalan itu menjadi berkurang,
dengan demikian bisa menyebabkan kemacetan di sepanjang ruas jalan, hal ini dapat
dipastikan sangat mengganggu kelancaran lalu lintas.

Sudut parkir yang akan digunakan umumnya ditentukan oleh :

a. lebar jalan;
b. volume lalu lintas pada jalan bersangkutan;
c. karakteristik kecepatan;
d. dimensi kendaraan;
e. sifat peruntukkan lahan sekitarnya dan peranan jalan yang bersangkutan

Keterangan : J = lebar pengurangan ruang manuver (2,5 meter)

Tabel 3 : Lebar minimum jalan kolektor satu arah untuk parkir pada badan jalan

7
1. Pola Parkir

Gambar 4 : Ruang Parkir pada Badan Jalan

Keterangan :

A = lebar ruang parkir (m)

D = ruang parkir efektif (m)

M = ruang manuver (m)

J = lebar pengurangan ruang manuver (m)

W = lebar total jalan

L = lebar jalan efektif

Gambar 5 : Pola parkir parallel

8
Gambar 6 : Pola parkir sudut 300

Gambar 7 : Pola parkir sudut 450

Gambar 8 : Pola parkir sudut 600

Gambar 9 : Pola parkir sudut 900

9
D. Parkir di luar badan jalan (off street parking)

Selain tesebut di atas masih ada parkir di luar badan jalan ( off street parking ) yang
juga perlu pengaturan, untuk itu perencanaan tempat parkir harus dilakukan secermat
mungkin sehingga pengendara dapat menempatkan kendaraanya dengan nyaman. Selain itu,
upaya ini juga dilakukan untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di sepanjang ruas jalan
dan menciptakan kondisi yang lebih teratur dan aman.

Pada parkir di luar badan jalan akan kita uraikan berkaitan dengan kendaraan roda
dua, yang mana penerapannya banyak digunakan di sekolah-sekolah. Pola parkir di luar
badan jalan ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan dengan pola parkir
paralel, tetapi kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan
keluar ke ruangan parkir lebih sedikit jika dibandingkan dengan pola parkir parallel.

1. Pola parkir satu sisi


Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit.

2. Pola Parkir Dua Sisi


Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai (lebar ruas > 5,6 m ).

10
3. Pola Parkir Pulau
Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.

Keterangan :

h = jarak terjauh antara tepi luar satuan ruang parkir

w = lebar terjauh satuan ruang parkir pulau

b = lebar jalur gang

Dalam penataannya perlu diperhatikan dalam merencanakan pintu masuk dan keluar
parkir sehingga bisa berjalan dengan maksimal, diantara hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :

1. Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sejauh mungkin dari persimpangan


2. Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga kemungkinan konflik
dengan pejalan kaki dan yang lain dapat dihindarkan.
3. Letak jalan keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga memberikan jarak pandang
yang cukup saat memasuki arus lalu lintas.
4. Secara teoretis dapat dikatakan bahwa lebar jalan masuk dan keluar (dalam pengertian
jumlah jalur) sebaiknya ditentukan berdasarkan analisis kapasitas.

11
BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, betapa pentingnya perencanaan parkir untuk
kendaraan roda empat dan roda dua yang baik sehingga diharapkan permasalahan parkir
yang biasa dihadapi sekolah bisa mendapatkan solusi. Dan untuk medesain parkir kendaraan
roda empat dan roda dua yang baik tidaklah mudah, maka hendaknya semua pihak
memahami bahwa :

1. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan
yang tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu.
2. Tempat parkir di badan jalan, (on street parking) adalah fasilitas parkir yang menggunakan
tepi jalan. Dan fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking) adalah fasilitas parkir
kendaraan di luar tepi jalan umum yang dibuat khusus atau penunjang kegiatan yang
dapat berupa tempat parkir.
3. Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan (mobil
penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas dan lebar buka pintu.
4. Parkir diperlukan informasi mengenai dimensi kendaraan dan perilaku dari pengemudi
(manuver parkir maju atau mundur) berkaitan dengan layout SRP yang meliputi : sudut
parkir, lebar ruang (stall), lebar gang (aisle), dan arah sirkulasi kendaraan.

Demikian semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkanya,
dan akhirnya kami mohon maaf apabila ada kekeliruan kami bersedia menyempurnakan.

Daftar Pustaka :

Direktur jenderal perhubungan darat, Pedoman teknis penyelenggaraan Fasilitas parkir,


nomor : 272/HK.105/DRJD/96

Tukiman, Drs. MT, 04 August 2013, SOLUSI MERENCANAKAN TEMPAT PARKIR UNTUK KENDARAAN
RODA EMPAT DI TEPI JALAN DAN TEMPAT PARKIR.
(http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/departemen-bangunan-30/922-
tukiman)

http://www.erllang.ga/teknik-informatika/makalah-parkir-kampus.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Transportasi

https://id.wikipedia.org/wiki/Sepeda_motor

12

Anda mungkin juga menyukai