Anda di halaman 1dari 6

PROSEDING TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, ( 2013) 1-6 1

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor


Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk
Aplikasi Kendaraan Listrik
Muhammad Qahhar, Dedet Candra Riawan dan Dimas Anton Asfani
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: dedet@ee.its.ac.id, anton@ee.its.ac.id

Abstrak— Kendaraan listrik memiliki kelemahan dalam hal kendaraan listrik diterapkan dengan tujuan untuk
penggunaan motor penggerak, khususnya dilihat dari segi menghindari bahaya sistem tegangan tinggi, kerumitan
biaya, pemeliharaan dan keamanan dari tegangan listrik. isolasi tegangan tinggi serta mengurangi efek dV/dt yang
Motor induksi adalah salah satu jenis yang banyak dipilih berpengaruh terhadap masa kerja motor dan keandalan
sebagai motor penggerak kendaraan listrik karena memiliki
keandalan, daya tahan yang tinggi serta harga yang lebih
sistem [1]. Selain itu penurunan rating tegangan pada motor
murah. Sistem tegangan rendah diterapkan dengan tujuan induksi ini dapat mengurangi dimensi baterai yang
untuk menghindari bahaya sistem tegangan tinggi, kerumitan digunakan menggunakan baterai sebagai sumber listriknya.
isolasi tegangan tinggi serta mengurangi efek dV/dt yang Dalam Tugas Akhir ini diperhatikan bagaimana kinerja
berpengaruh terhadap masa kerja motor dan keandalan sistem motor induksi yang telah dililit ulang dengan tegangan rating
serta mengurangi dimensi baterai. Dalam tugas akhir ini 56 volt dapat mencapai berbagai karakteristik seperti torsi,
diterapkan rewinding pada belitan stator motor induksi 3 fasa efisiensi dan daya keluaran yang identik dengan motor
untuk mendapatkan rating tegangan baru pada motor induksi induksi awal dengan tegangan rating 220 volt demi
3 fasa 220 V yang diturunkan menjadi 56 V serta dilakukan memenuhi kebutuhan motor penggerak kendaraan listrik.
sejumlah tes untuk mendapatkan perbandingan karakteristik
performa motor induksi 3 fasa sebelum dan sesudah rewinding.
Hasil simulasi dan eksperimen yang dilakukan pada motor II. KONSTRUKSI DAN BELITAN MOTOR INDUKSI 3
induksi 3 fasa menunjukkan bahwa rewinding yang dilakukan FASA
pada motor induksi 3 fasa dalam penelitian ini tidak mengubah
rating daya yang dihasilkan oleh motor namun menyebabkan A. Detail Konstruksi
penambahan slip yang cukup besar. Selain itu dari simulasi
Stator adalah bagian stasioner luar pada motor, yang
didapatkan torsi start yang meningkat cukup signifikan dari
1,88 N.m menjadi 4,17 N.m namun dari torsi maksimum tidak tersusun oleh:
mengalami perubahan signifikan hanya meningkat dengan  Rangka silindris motor, yang terbuat dari lembaran baja
kisaran sebesar 1 N.m, dari 7,32 N.m menjadi 8,19 N.m. yang dilas, besi tuang atau campuran aluminium tuang.
 Lintasan magnet, yang tersusun dari kumpulan slot
Kata Kunci—motor induksi 3 fasa, rewinding, rating berlaminasi baja yang disebut inti stator yang ditekankan
tegangan, karakteristik performa, torsi. pada ruang silindris di dalam rangka luar. Lintasan magnet
tersebut dilaminasi untuk mengurangi arus eddy,
I. PENDAHULUAN mengurangi rugi-rugi dan panas berlebih.
 Kumpulan belitan elektrik terisolasi, yang ditempatkan
K ENDARAAN listrik hanya membutuhkan pemeliharaan
minimal, namun sanggup menghasilkan torsi tinggi
pada kecepatan rendah, kokoh, serta menguntungkan pada
dalam slot pada stator terlaminasi. Area penampang pada
belitan harus cukup besar sesuai dengan rating daya dari
motor. Untuk motor 3 fasa, 3 set belitan dibutuhkan, satu
beberapa hal. Melihat hal tersebut, kendaraan listrik dapat untuk tiap 2 fasa yang terhubung dalam belitan bintang
bersaing dengan kendaraan berbahan bakar minyak dalam maupun delta.
hal konsumsi energi secara spesifik. Rotor sangkar tupai terdiri dari kumpulan tembaga atau
Selama ini, jenis yang sering digunakan oleh banyak batang aluminium yang ditempatkan dalam slot yang
kendaraan listrik adalah motor DC karena karakteristik terhubung ke sisi lingkaran pada tiap ujung rotor. Sehingga
kecepatan-torsi nya sesuai dengan kebutuhan daya konstruksi dari tipe rotor ini ditambah dengan belitannya
cengkeram kendaraan dan pengaturan kecepatannya menyerupai ‘rotor sangkar’. Batang rotor aluminium
sederhana. Namun, motor DC memiliki kelemahan yaitu biasanya ditempatkan dalam slot rotor, dimana
memiliki komutator yang membutuhkan pemeliharaan rutin. konstruksinya akan berbentuk sangat kasar. Walaupun
Dalam beberapa tahun terakhir, motor tanpa komutator batang rotor aluminium langsung bersinggungan dengan
lebih sering digunakan karena memiliki keunggulan laminasi baja, secara praktisnya semua arus rotor mengalir
dibandingkan dengan motor DC. Pengembangan motor langsung menuju batang aluminium dan bukan ke
induksi terjadi sangat pesat dikarenakan keandalan dan daya laminasinya [2].
tahannya tinggi, serta digabungkan dengan biaya
B. Detail Desain
pemeliharaan yang rendah. Oleh karena itu motor induksi
adalah salah satu jenis yang banyak dipilih sebagai tipe Untuk mendapatkan detail desain motor induksi 3 fasa
motor tanpa komutator pada sistem penggerak kendaraan dibutuhkan spesifikasi lengkap motor seperti daya keluaran
listrik. Sistem tegangan rendah untuk mengendalikan rating, tegangan rating, kecepatan, frekuensi, hubungan
PROSEDING TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, ( 2013) 1-6 2

belitan stator, jenis belitan rotor, kondisi kerja dan lain-lain. Pitch factor dan faktor distribusi belitan biasanya
Untuk tambahan detail desain, diperlukan juga persamaan dikombinasikan untuk mempermudah penggunaan dalam
desain yang berdasarkan beberapa parameter performa motor faktor belitan tunggal kw. Faktor belitan pada stator diberikan
seperti rugi besi dan tembaga, arus no-load, faktor daya, oleh,
kenaikan temperatur dan efisiensi.
(2)
C. Diagram Belitan
dan untuk pitch factor kumparan diberikan oleh,
Dalam merancang diagram belitan pada motor induksi
perlu diperhatikan beberapa elemen yang membangunnya (3)
seperti conductor, turn, coil, coil group, winding, pole pitch,
dan lain-lain. Mengaplikasikan persamaaan-persamaan sebelumnya
Terdapat berbagai jenis belitan dalam belitan motor maka didapatkan persamaan emf pada sebuah motor induksi
induksi. Berdasarkan jaraknya belitan dibagi jadi dua, yaitu yaitu,
belitan full pitch dan belitan fractional pitch atau belitan (4)
chorded. Belitan full pitch adalah jika jarak kumparan untuk
belitan sama dengan pole pitch belitan. Belitan fractional Fluks air gap per kutub didapatkan dari persamaan,
pitch adalah ketika jarak belitan kurang dari full pitch atau
pole pitch. (5)

Frekuensi rating didapatkan dari persamaan,


(6)

Oleh karena itu lilitan per fasa dapat didapatkan dari


persamaan emf,

(7)

dengan jumlah konduktor per fasa yaitu,


(8)
Area penampang konduktor stator dapat diperkirakan
dari arus stator per fasa dan diasumsikan sesuai dengan nilai
Gambar 1. Belitan full pitch (a) dan Belitan fractional pitch (b) kerapatan arus untuk belitan stator. Persamaan area
penampang konduktor stator yaitu [2],
Berdasarkan jumlah lapisnya belitan dibagi dua, yaitu
belitan single layer dan belitan double layer. Belitan single
⁄ (9)
layer yaitu hanya satu sisi kumparan ditempatkan dalam satu
slot. Belitan double layer yaitu dua sisi kumparan Dimana αs adalah ukuran penampang konduktor stator
ditempatkan dalam satu slot. Pada belitan motor induksi, jika dengan satuan mm2 dan δs adalah kerapatan arus dalam
jumlah kumparan per kutub per fasa sama dengan belitan stator dengan satuan A/mm2.
keseluruhan kumparan maka belitan tersebut disebut Kemudian pole pitch dalam satuan meter didapatkan,
balanced winding atau belitan seimbang. Jika jumlah
(10)
kumparan per kutub per fasa tidak sama dengan keseluruhan
kumparan maka belitan tersebut disebut unbalanced winding
atau belitan tak seimbang [3]. III. MODIFIKASI BELITAN STATOR MOTOR
Konstruksi belitan stator dalam mesin AC secara nyata INDUKSI 3 FASA UNTUK PENURUNAN RATING
sangat rumit. Stator mesin AC normal terdiri dari sejumlah TEGANGAN
kumparan dalam masing-masing fasa, terdistribusi dalam
slot di sekeliling permukaan bagian dalam stator. Pada mesin A. Parameter Motor Induksi 3 Fasa Awal
yang lebih besar, masing-masing kumparan terdiri dari Motor induksi yang digunakan dalam perancangan ini
sejumlah lilitan, tiap lilitan terisolasi dari lilitan lainnya dan adalah motor induksi 3 fasa jenis rotor sangkar dengan
dari sisi statornya sendiri. pertimbangan biaya yang lebih murah. Nameplate dan
Tegangan dalam tiap lilitan tunggal pada kawat datasheet motor induksi 3 fasa rotor sangkar ini dapat dilihat
ukurannya sangat kecil, dan hanya dengan menempatkan pada tabel 1.
sejumlah lilitan tersebut secara seri maka tegangan dapat Tabel 1. Nameplate motor induksi 3 fasa rotor sangkar
dihasilkan. Sejumlah besar lilitan biasanya dibagi dalam Parameter Nilai
beberapa kumparan, dan kumparan tersebut ditempatkan Manufacturer Alliance-Motori
dalam slot pada permukaan stator [4]. Rated Voltage 220/380 V
Output Power 1 HP
Faktor distribusi adalah cara tepat untuk
Rated Current 3.6/2.1 A
menyederhanakan penurunan dalam tegangan dikarenakan Power Factor 0.76
oleh distribusi spasial pada kumparan dalam belitan stator. Rated Speed 1390 rpm
Untuk belitan dengan n slot per sabuk fasa terpisah γ derajat, Rated Frequency 50 Hz
faktor distribusi ditunjukkan oleh, Number of Poles 4
Insulation Class (Is) F
⁄ Index Protection (IP) 55

(1)
Type A-Y3A-80M2-4 B3
PROSEDING TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, ( 2013) 1-6 3

Parameter Nilai
Efficiency 73 %
Rotor Inertia 0,0021 kg.m2

Dalam persamaan tersebut nilai Bav dipilih 0,35 Wb/m2


B. Rangkaian Ekivalen Total Motor Induksi sesuai dengan referensi untuk motor dengan diameter inti
Semua nilai hasil tes disimulasikan dengan perangkat stator 0,15 meter [5]. Sehingga fluks tiap kutub sesuai
lunak dan didapatkan nilai yang identik dengan tes riil. Dari persamaan (5) yaitu
data tes riil berupa tes DC, tes no-load, tes blocked-rotor
yang diambil pada motor induksi pada perancangan ini
dengan rating 1 HP, 4 kutub, 380/220 V, 50 Hz, Desain A, Jarak slot per kutub per phasa (q) adalah jumlah slot
dengan terhubung bintang dan memiliki arus rating 2,1 A stator dibagi dengan jumlah kutub kali dengan jumlah phasa,
didapatkan: dimana
Tabel 2. Parameter rangkaian ekuivalen motor induksi 3 fasa awal
Parameter Nilai (11)
R1 19,96415 Ω
X2 16,052 Ω
R2 3,49585 Ω

Rangkaian ekivalen per fasa motor induksi dapat dilihat Karena lilitan yang akan digunakan adalah jenis fractional
pada gambar 2. pitch sebesar 5/6 maka untuk pitch factor kumparan sesuai
dengan persamaan (3) sebesar

jarak antar grup belitan per slot dalam satuan derajat radian
adalah

(12)
Gambar 2. Rangkaian ekivalen per fasa motor induksi 3 fasa awal

Dari rangkaian ekivalen tersebut, nilai ekivalen thevenin


serta nilai slip dan torsi motor induksi didapatkan:
Tabel 3. Nilai ekivalen thevenin, slip, dan torsi faktor distribusi ditunjukkan oleh persamaan (1) sehingga
Parameter Nilai didapatkan
VTH 202,229 V
RTH 17,0223 Ω
XTH 16,052 Ω
Smax 10,8 %
τmax 7,3159 N.m dari hasil-hasil diatas bisa didapatkan jumlah lilitan per fasa
τind 7,12977 N.m yaitu
τstart 1,87696 N.m

C. Penentuan Ukuran Konduktor dan Jumlah Lilitan untuk


Rewinding Motor Induksi 3 Fasa
Tujuan dalam perancangan ini adalah untuk
Untuk menentukan ukuran konduktor dan jumlah lilitan mengenalkan motor induksi tegangan rendah untuk
motor induksi 3 fasa dalam perancangan ini perlu diukur kendaraan listrik dengan biaya rendah. Solusi yang
terlebih dahulu beberapa parameter yang dibutuhkan yang dilakukan adalah melilit ulang motor induksi 3 phasa dengan
ditunjukkan pada tabel 5 tegangan standar 220 V (mesin-A) untuk memenuhi
Tabel 4. Konstruksi motor induksi 3 fasa awal kebutuhan motor induksi baru. Ini akan lebih murah dan
Parameter Nilai sangat membantu untuk memahami dan melakukan studi
Tegangan Fasa Rating 220 V pada motor tersebut [1]. Tujuan utamanya adalah
Arus Rating 2,1 A
menurunkan tegangan 220 V pada mesin awal ke tegangan
Jumlah kutub (P) 4
Jumlah slot stator (G) 24 56 V dengan tetap mempertahankan daya motor orisinal dan
Diameter inti stator (D) 11,1 cm karakteristik yang dibutuhkan tidak berubah, dengan
Panjang inti stator (L) 6,8 cm persamaan
Diameter konduktor 0,55 mm
Jumlah lilitan per kutub per fasa 125 (13)
Jenis belitan pada motor induksi dalam perancangan ini Diberikan: dan , maka
termasuk jenis unbalanced winding, karena dari hasil
penghitungan jumlah lilitan per kutub per fasa nya tidak (14)
seimbang, pada sebagian kutub ada yang mencapai 128
lilitan namun yang dipilih adalah jumlah belitan yang paling Kemudian dari persamaan (10) bisa diketahui: ,
rendah sebesar 125 belitan. Untuk menghitung jumlah lilitan sementara , maka
yang diperlukan perlu diketahui pertama kali yaitu pole pitch
atau jarak antar kutub yang didapatkan dari persamaan (10) (15)
yaitu
PROSEDING TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, ( 2013) 1-6 4

dimana (S) adalah total daya, (V) adalah tegangan fasa, (I) (18)
adalah arus fasa, ( adalah area penampang konduktor dan
(δ) adalah kerapatan arus. Karena jumlah lilitan per fasa per kutub TA sebesar 125
Harus diperhatikan bahwa belitan stator mesin-A disusun belitan maka berdasarkan persamaan (18) jumlah lilitan per
dari satu kawat dengan diameter 0,55 mm dan berarti jari- fasa per kutub TB sebesar
jari (r) bernilai 0,275 mm sehingga ukuran A sama dengan

berdasarkan persamaan (14) dan arus rating mesin-A sebesar dan jumlah konduktor per fasa per kutub berdasarkan
2,1 A, maka didapatkan arus IB sebesar persamaan (8) yaitu

jadi dari hasil penghitungan secara teoritis dan praktis


2 hasilnya sama sejumlah 128 lilitan per fasa.
Dari persamaan (15) dan nilai A sebesar 0,23768 mm Dari penghitungan untuk mendapatkan motor induksi 3
didapatkan B sebesar fasa baru, maka didapatkan parameter baru seperti pada tabel
5.
Tabel 5. Konstruksi motor induksi 3 fasa baru
Parameter Nilai
sehingga diameter konduktor mesin-B secara teoritis Tegangan Fasa Rating 56 V
minimal harus memiliki diameter sebesar Arus Rating 8,25 A
Jumlah kutub (P) 4
Jumlah slot stator (G) 24
√ (16)
Diameter inti stator (D) 11,1 cm
Panjang inti stator (L) 6,8 cm
Diameter konduktor 4 x 0,55 mm
√ Jumlah lilitan per fasa per kutub (TB) 32
Jumlah Konduktor per fasa per kutub (ZB) 64
karena di pasaran tidak terdapat konduktor dengan ukuran
1,09 mm maka dipilih ukuran konduktor dengan diameter IV. PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MOTOR
sebesar 1,1 mm. Namun karena faktor metode rewinding INDUKSI 3 FASA SEBELUM DAN SESUDAH
yang dilakukan secara manual sehingga konduktor dengan REWINDING
diameter 1,1 mm sulit untuk dilakukan penggulungan Perbandingan karakteristik performa ini dilakukan
ditambah dengan rentang slot pada motor induksi yang dengan melakukan pengujian terhadap motor induksi 3 fasa
digunakan dalam perancangan ini tidak mencukupi sehingga sesudah rewinding untuk mendapatkan rangkaian
tidak mampu menampung ukuran konduktor dengan ekivalennya kemudian melakukan simulasi. Dari rangkaian
diameter 1,1 mm maka digunakan rangkaian paralel untuk ekivalen tersebut bisa didapatkan nilai torsi dan slip seperti
mengatasi hal tersebut. pada motor induksi 3 fasa awal dan dari simulasi bisa
Untuk rangkaian paralel konduktor yang setara dengan didapatkan kurva karakteristik.
konduktor 1 x 1,1 mm adalah konduktor 2 x 0,85 mm dan
konduktor 3 x 0,64 mm. Namun untuk mengurangi biaya A. Rangkaian Ekivalen Total Motor Induksi 3 Fasa Sesudah
konduktor yang digunakan serta mempermudah Rewinding
penggulungan maka dalam rewinding motor induksi ini Dari data tes DC, tes no-load dan tes blocked-rotor yang
dipilih rangkaian paralel 4. Rumus untuk menentukan diambil pada motor induksi sesudah rewinding dengan rating
ukuran dan jumlah rangkaian paralel konduktor sebagai 1 HP, 4 kutub, 56V, 50 Hz, Desain A, dengan terhubung
berikut bintang dan memiliki arus rating 8,25 A didapatkan
 Ukuran konduktor ( ) dibagi sejumlah n paralel rangkaian ekivalen per fasa seperti pada gambar 3 serta
 Hasilnya dimasukkan dalam persamaan (16) parameter dan karakteristik yang didapatkan dari motor
maka diameter konduktor paralel 4 adalah induksi 3 fasa baru yang terangkum pada tabel 6.

karena di pasaran tidak terdapat konduktor dengan ukuran


0,545 mm maka dipilih ukuran konduktor dengan diameter Gambar 3. Rangkaian ekivalen per fasa motor induksi 3 fasa baru
sebesar 0,55 mm. Jadi motor induksi baru ini menggunakan Tabel 6. Parameter rangkaian ekivalen motor induksi 3 fasa baru
Parameter Nilai
rangkaian paralel sejumlah 4 dengan ukuran diameter
R1 1,0297 Ω
konduktor masing-masing 0,55 mm. X2 1,02 Ω
Kemudian untuk mempertahankan total ampere turns R2 0,4973 Ω
dari kedua mesin tetap konstan, maka digunakan persamaan X2 1,02 Ω
XM 12,3771 Ω
(17) VTH 51,584 V
RTH 0,879 Ω
sehingga
PROSEDING TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, ( 2013) 1-6 5

XTH 1,02 Ω
Smax 22,39 %
τmax 8,19257 N.m
τind 5,46542 N.m
τstart 4,1716 N.m

B. Tes Pembebanan Motor Induksi 3 Fasa Baru


Pada motor induksi sesudah rewinding ini dilakukan tes
pembebanan menggunakan beban magnetic powder brake
yang diatur dengan brake control rheostat, sedangkan
pengukuran kecepatannya dengan cara disambungkan
dengan tacho generator. Tes pembebanan ini bertujuan
untuk membuktikan nilai karakteristik yang didapatkan Gambar 6. Karakteristik Power Output vs Kecepatan
ketika melakukan penghitungan secara teoritis berdasarkan
rangkaian ekivalen yang didapatkan. Peralatan tes C. Perbandingan Karakteristik Performa Motor
pembebanan dapat dilihat pada gambar 4, sedangkan hasil Perbandingan karakteristik performa ini bertujuan untuk
tes pembebanan dapat dilihat pada tabel 7. melihat apakah motor induksi 3 fasa baru ini mengalami
perubahan karakteristik jika dibandingkan dengan motor
induksi 3 fasa awal. Karakteristik dari motor induksi 3 fasa
awal dan baru didapatkan melalui pengujian serta simulasi
dengan yang ditunjukkan pada gambar 7, 8, 9, dan 10.

Gambar 4. Peralatan tes pembebanan


Pout yang tercatat disini tidak terukur secara spesifik
menggunakan alat ukur pada rotor motor induksi 3 fasa pada
penelitian ini namun hanya berdasarkan penghitungan rugi-
rugi yang dapat dihitung. Pout juga diasumsikan sama dengan Gambar 7. Perbandingan karakteristik Torsi Induksi vs Kecepatan
Pconv sehingga torsi load yang didapatkan sama dengan torsi
induksi untuk dibandingkan dengan nilai dari grafik hasil
simulasi seperti pada gambar 5 dan 6.
Tabel 7. Hasil Tes Pembebanan
* *
VLN IL cos nm wm Pin Pout τload
(V) (A) φ (rpm) (rad/s) (W) (W) (N.m)
56 4,35 0,23 1440 150,72 168,08 62,43 0,414
55 5 0,6 1400 146,53 495 389,35 3,378
55 5,5 0,68 1375 143,92 617,1 511,45 4,288
54 6 0,74 1360 142,35 719,28 613,63 5,053
54 6,5 0,79 1340 140,25 831,87 726,22 5,931
Gambar 8. Perbandingan karakteristik Power Converted vs Kecepatan
54 7 0,81 1320 138,16 918,54 812,89 6,648
53 7,5 0,83 1300 136,07 989,77 884,12 7,274
52 8 0,84 1280 133,97 1048,3 942,67 7,825

Gambar 9. Perbandingan karakteristik Efisiensi vs Kecepatan

Perbandingan performa antara motor induksi 3 fasa awal


Gambar 5. Karakteristik Torsi Induksi vs Kecepatan dan baru dapat dilihat bahwa karakteristik torsi induksi-
kecepatan motor induksi 3 fasa awal dan baru memiliki
PROSEDING TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, ( 2013) 1-6 6

cukup banyak perbedaan seperti pada torsi start motor V. KESIMPULAN/RINGKASAN


induksi 3 fasa baru mencapai dua kali lebih besar dari motor Dari hasil modifikasi motor induksi 3 fasa serta
induksi 3 fasa awal, serta torsi maksimum motor induksi 3 perbandingan motor induksi 3 fasa awal dan baru, dapat
fasa baru yang lebih besar dibandingkan dengan motor disimpulkan bahwa rewinding yang dilakukan pada motor
induksi 3 fasa awal, namun karakteristik kurva keduanya induksi 3 fasa dalam penelitian ini menyebabkan
masih identik. penambahan slip yang cukup besar pada motor induksi 3
Kurva Power Converted yang ditunjukkan pada gambar fasa baru tanpa mengubah karakteristik daya dan efisiensi
8 diasumsikan identik dengan nilai Power Output karena yang dihasilkan oleh motor. Kemudian berbagai tes secara
dalam simulasi ini tidak dipertimbangkan rugi gesekan dan praktis khususnya tes pembebanan menunjukkan secara
belitan dan rugi inti serta tidak memperhitungkan rugi lain- valid bahwa motor induksi 3 fasa baru (sesudah rewinding)
lain. Walaupun arus rating dalam motor induksi 3 fasa baru pada penelitian ini dapat diaplikasikan pada kendaraan listrik
hampir mencapai 4 kali lipat lebih besar dari motor induksi 3 ditambah dengan keuntungan biaya yang jauh lebih rendah,
fasa awal karena tegangan rating yang diturunkan namun lebih aman terhadap bahaya tegangan tinggi karena
untuk karakteristik daya sebisa mungkin tidak berubah penggunaan tegangan rating yang lebih rendah serta
sesuai dengan persamaan awal untuk tetap mempertahankan mengurangi dimensi baterai yang digunakan karena sel
daya orisinal motor. Perbandingan motor induksi 3 fasa awal baterai yang digunakan juga lebih sedikit.
dan baru menunjukkan daya orisinal motor tetap namun Saran untuk pengembangan motor induksi ini bisa
terjadi pergeseran kurva yang berarti slip untuk motor dilakukan dengan melihat nilai dari resistansi dan induktansi
induksi 3 fasa baru lebih besar dari slip motor induksi 3 fasa belitan sebaiknya dipertimbangkan ulang untuk
awal. mendapatkan efisiensi yang lebih baik dan performansi yang
Nilai efisiensi pada gambar 9 menunjukkan nilai optimal. Kemudian penentuan jenis motor induksi 3 fasa
efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan datasheet konvensional untuk rewinding nantinya sebaiknya
motor ini, karena seperti diketahui bahwa nilai Power dipertimbangkan untuk menggunakan tipe motor induksi
Output dianggap sama dengan nilai Power Converted yang lebih sesuai karakteristiknya dengan motor induksi
sehingga tidak dipertimbangkan rugi-rugi pada motor. Maka untuk kendaraan listrik. Dan pengembangan sistem kontroler
perbandingan daya keluaran dan daya masukan untuk berupa konverter dan inverter sebaiknya segera diteliti agar
mendapatkan efisiensi bisa didapatkan. Perbandingan motor indukssi 3 fasa sesudah rewinding ini bisa segera
performa antara motor induksi 3 fasa awal dan baru dalam diaplikasikan pada sistem penggerak kendaraan listrik.
hal efisiensi menunjukkan karakteristik yang hampir sama
dan tidak terjadi perubahan berarti dengan dilakukannya
rewinding. UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam dunia industri saat ini motor induksi 3 fasa Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Dedet
tegangan rendah untuk kendaraan listrik sudah diproduksi Candra Riawan dan bapak Dimas Anton Asfani selaku dosen
secara massal, produk motor induksi 3 fasa tersebut salah pembimbing tugas akhir ini, serta teman-teman satu
satu contohnya adalah buatan dari EVE (Electro Vehicle perjuangan lab Konversi Energi yang setia bahu-membahu
Europe) yang memproduksi motor induksi 3 fasa 48 volt tipe
untuk saling bekerja sama dalam pengerjaan tugas akhir.
M0-AC04/4-AS dengan rating daya 4 kW. Motor ini
Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada
konstruksinya kecil dan ringan, menghasilkan akselerasi
orangtua yang selalu memberikan kepercayaannya dan juga
bagus serta daya tinggi pada kecepatan tinggi (5000-6000
rpm) yang berfungsi sebagai motor penggerak untuk electric ‘hippo’ yang selalu menemani serta pihak-pihak lain yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
go-karts, electric scooters, quads, golf-carts, dan lain-lain.
Perbandingan dengan motor induksi yang telah dibuat dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8. DAFTAR PUSTAKA
Tabel 8. Perbandingan karakteristik motor induksi 3 fasa tegangan rendah [1] Aglan, Tarek Samir dan Ashour, Hamdy Ahmed, “Reduced Voltage
Combined AC Motor and Drive System for Safe Electric Vehicle”,
Motor Induksi 3 Fasa Tegangan Rendah
Parameter First International Conference on Renewable Energies and Vehicular
A B Technology, pp. 199 - 206, 2012.
Electro Vehicle [2] VTU Learning, “Design of Induction Motor”, Unit 6.
Manufacturer Alliance-Motori [3] VTU Learning, “Computer Aided Electrical Drawing (CAED)”, Unit
Europe
1.
Rated battery voltage 72 VDC 48 VDC
[4] Chapman, Stephen J., “Electric Machinery Fundamentals, Fourth
Rated power (1h) 0,75 kW 4 kW Edition”, Ch. 7 dan Appendix B.
Peak Power (60 s) 1 kW 6 kW [5] M. G. Say, “Performance and design of AC machines”, Pitman,
London, 1970.
Peak torque (60 s) 8,2 N.m 30 N.m
Rated current (1 h) 8,25 A 120 A
Rated frequency 50 Hz 100 Hz
Rated speed 1270 rpm 2900 rpm
Weight 5 kg 21 kg
IP protection class IP 55 IP 66
€ 500.00 /
Estimated Total Cost Rp 1.300.000,-
Rp 6.300.000,-

Anda mungkin juga menyukai