ITS Paper 29889 2209100104 Paper
ITS Paper 29889 2209100104 Paper
Abstrak— Kendaraan listrik memiliki kelemahan dalam hal kendaraan listrik diterapkan dengan tujuan untuk
penggunaan motor penggerak, khususnya dilihat dari segi menghindari bahaya sistem tegangan tinggi, kerumitan
biaya, pemeliharaan dan keamanan dari tegangan listrik. isolasi tegangan tinggi serta mengurangi efek dV/dt yang
Motor induksi adalah salah satu jenis yang banyak dipilih berpengaruh terhadap masa kerja motor dan keandalan
sebagai motor penggerak kendaraan listrik karena memiliki
keandalan, daya tahan yang tinggi serta harga yang lebih
sistem [1]. Selain itu penurunan rating tegangan pada motor
murah. Sistem tegangan rendah diterapkan dengan tujuan induksi ini dapat mengurangi dimensi baterai yang
untuk menghindari bahaya sistem tegangan tinggi, kerumitan digunakan menggunakan baterai sebagai sumber listriknya.
isolasi tegangan tinggi serta mengurangi efek dV/dt yang Dalam Tugas Akhir ini diperhatikan bagaimana kinerja
berpengaruh terhadap masa kerja motor dan keandalan sistem motor induksi yang telah dililit ulang dengan tegangan rating
serta mengurangi dimensi baterai. Dalam tugas akhir ini 56 volt dapat mencapai berbagai karakteristik seperti torsi,
diterapkan rewinding pada belitan stator motor induksi 3 fasa efisiensi dan daya keluaran yang identik dengan motor
untuk mendapatkan rating tegangan baru pada motor induksi induksi awal dengan tegangan rating 220 volt demi
3 fasa 220 V yang diturunkan menjadi 56 V serta dilakukan memenuhi kebutuhan motor penggerak kendaraan listrik.
sejumlah tes untuk mendapatkan perbandingan karakteristik
performa motor induksi 3 fasa sebelum dan sesudah rewinding.
Hasil simulasi dan eksperimen yang dilakukan pada motor II. KONSTRUKSI DAN BELITAN MOTOR INDUKSI 3
induksi 3 fasa menunjukkan bahwa rewinding yang dilakukan FASA
pada motor induksi 3 fasa dalam penelitian ini tidak mengubah
rating daya yang dihasilkan oleh motor namun menyebabkan A. Detail Konstruksi
penambahan slip yang cukup besar. Selain itu dari simulasi
Stator adalah bagian stasioner luar pada motor, yang
didapatkan torsi start yang meningkat cukup signifikan dari
1,88 N.m menjadi 4,17 N.m namun dari torsi maksimum tidak tersusun oleh:
mengalami perubahan signifikan hanya meningkat dengan Rangka silindris motor, yang terbuat dari lembaran baja
kisaran sebesar 1 N.m, dari 7,32 N.m menjadi 8,19 N.m. yang dilas, besi tuang atau campuran aluminium tuang.
Lintasan magnet, yang tersusun dari kumpulan slot
Kata Kunci—motor induksi 3 fasa, rewinding, rating berlaminasi baja yang disebut inti stator yang ditekankan
tegangan, karakteristik performa, torsi. pada ruang silindris di dalam rangka luar. Lintasan magnet
tersebut dilaminasi untuk mengurangi arus eddy,
I. PENDAHULUAN mengurangi rugi-rugi dan panas berlebih.
Kumpulan belitan elektrik terisolasi, yang ditempatkan
K ENDARAAN listrik hanya membutuhkan pemeliharaan
minimal, namun sanggup menghasilkan torsi tinggi
pada kecepatan rendah, kokoh, serta menguntungkan pada
dalam slot pada stator terlaminasi. Area penampang pada
belitan harus cukup besar sesuai dengan rating daya dari
motor. Untuk motor 3 fasa, 3 set belitan dibutuhkan, satu
beberapa hal. Melihat hal tersebut, kendaraan listrik dapat untuk tiap 2 fasa yang terhubung dalam belitan bintang
bersaing dengan kendaraan berbahan bakar minyak dalam maupun delta.
hal konsumsi energi secara spesifik. Rotor sangkar tupai terdiri dari kumpulan tembaga atau
Selama ini, jenis yang sering digunakan oleh banyak batang aluminium yang ditempatkan dalam slot yang
kendaraan listrik adalah motor DC karena karakteristik terhubung ke sisi lingkaran pada tiap ujung rotor. Sehingga
kecepatan-torsi nya sesuai dengan kebutuhan daya konstruksi dari tipe rotor ini ditambah dengan belitannya
cengkeram kendaraan dan pengaturan kecepatannya menyerupai ‘rotor sangkar’. Batang rotor aluminium
sederhana. Namun, motor DC memiliki kelemahan yaitu biasanya ditempatkan dalam slot rotor, dimana
memiliki komutator yang membutuhkan pemeliharaan rutin. konstruksinya akan berbentuk sangat kasar. Walaupun
Dalam beberapa tahun terakhir, motor tanpa komutator batang rotor aluminium langsung bersinggungan dengan
lebih sering digunakan karena memiliki keunggulan laminasi baja, secara praktisnya semua arus rotor mengalir
dibandingkan dengan motor DC. Pengembangan motor langsung menuju batang aluminium dan bukan ke
induksi terjadi sangat pesat dikarenakan keandalan dan daya laminasinya [2].
tahannya tinggi, serta digabungkan dengan biaya
B. Detail Desain
pemeliharaan yang rendah. Oleh karena itu motor induksi
adalah salah satu jenis yang banyak dipilih sebagai tipe Untuk mendapatkan detail desain motor induksi 3 fasa
motor tanpa komutator pada sistem penggerak kendaraan dibutuhkan spesifikasi lengkap motor seperti daya keluaran
listrik. Sistem tegangan rendah untuk mengendalikan rating, tegangan rating, kecepatan, frekuensi, hubungan
PROSEDING TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, ( 2013) 1-6 2
belitan stator, jenis belitan rotor, kondisi kerja dan lain-lain. Pitch factor dan faktor distribusi belitan biasanya
Untuk tambahan detail desain, diperlukan juga persamaan dikombinasikan untuk mempermudah penggunaan dalam
desain yang berdasarkan beberapa parameter performa motor faktor belitan tunggal kw. Faktor belitan pada stator diberikan
seperti rugi besi dan tembaga, arus no-load, faktor daya, oleh,
kenaikan temperatur dan efisiensi.
(2)
C. Diagram Belitan
dan untuk pitch factor kumparan diberikan oleh,
Dalam merancang diagram belitan pada motor induksi
perlu diperhatikan beberapa elemen yang membangunnya (3)
seperti conductor, turn, coil, coil group, winding, pole pitch,
dan lain-lain. Mengaplikasikan persamaaan-persamaan sebelumnya
Terdapat berbagai jenis belitan dalam belitan motor maka didapatkan persamaan emf pada sebuah motor induksi
induksi. Berdasarkan jaraknya belitan dibagi jadi dua, yaitu yaitu,
belitan full pitch dan belitan fractional pitch atau belitan (4)
chorded. Belitan full pitch adalah jika jarak kumparan untuk
belitan sama dengan pole pitch belitan. Belitan fractional Fluks air gap per kutub didapatkan dari persamaan,
pitch adalah ketika jarak belitan kurang dari full pitch atau
pole pitch. (5)
(7)
Parameter Nilai
Efficiency 73 %
Rotor Inertia 0,0021 kg.m2
Rangkaian ekivalen per fasa motor induksi dapat dilihat Karena lilitan yang akan digunakan adalah jenis fractional
pada gambar 2. pitch sebesar 5/6 maka untuk pitch factor kumparan sesuai
dengan persamaan (3) sebesar
jarak antar grup belitan per slot dalam satuan derajat radian
adalah
(12)
Gambar 2. Rangkaian ekivalen per fasa motor induksi 3 fasa awal
dimana (S) adalah total daya, (V) adalah tegangan fasa, (I) (18)
adalah arus fasa, ( adalah area penampang konduktor dan
(δ) adalah kerapatan arus. Karena jumlah lilitan per fasa per kutub TA sebesar 125
Harus diperhatikan bahwa belitan stator mesin-A disusun belitan maka berdasarkan persamaan (18) jumlah lilitan per
dari satu kawat dengan diameter 0,55 mm dan berarti jari- fasa per kutub TB sebesar
jari (r) bernilai 0,275 mm sehingga ukuran A sama dengan
berdasarkan persamaan (14) dan arus rating mesin-A sebesar dan jumlah konduktor per fasa per kutub berdasarkan
2,1 A, maka didapatkan arus IB sebesar persamaan (8) yaitu
XTH 1,02 Ω
Smax 22,39 %
τmax 8,19257 N.m
τind 5,46542 N.m
τstart 4,1716 N.m