Anda di halaman 1dari 54

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK
Jalan Raibasin,Kelurahan Boronubaen,Kecamatan Biboki Utara

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN
MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu dan keselamatan


: pasien diperlukan penetapan kewajiban tenaga klinis Puskesmas
Lurasik;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas perlu
ditetapkan kewajiban tenaga klinis dengan keputusan Kepala
Puskesmas Lurasik;
Mengingat : 1. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100;
Tambahan Lembaran Negara R.I Nomor 3945 );
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. KepMenpan No.26/KEP/M.PAN 7/2003 tentang Pedoman umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
5. Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
6. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;
7. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara
No.11 Tahun 2010 tentang Retribusi kesehatan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEWAJIBAN


TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN
KESELAMATAN PASIEN
Kesatu : Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah
yang perlu ditangani segera di Puskesmas Lurasik maka
diperlukan peran aktif tenaga klinis dalam merencanakan dan
mengevaluasi mutu layanan klinis dan upaya peningkatan
keselamatan pasien.
Kedua : Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi
permasalahan mutu layanan klinis, melakukan analisis,
menyusun rencana perbaikan, melaksanakan, dan
menindaklanjuti.
Ketiga : Identifikasi permasalahan mutu layanan klinis, potensi terjadinya
risiko dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator
pelayanan klinis yang ditetapkan oleh Puskesmas Lurasik
dengan acuan yang jelas.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lurasik
pada tanggal : 21 April 2015
KEPALA PUSKESMAS LURASIK,

SIMON LUAN ASA


PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
IDENTIFIKASI, DOKUMENTASI DAN PELAPORAN KASUS
KTD ,KPC, DAN KNC

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang: a. bahwa untuk mendukung dan meningkatkan mutu pelayanan


kesehatan di Puskesmas yang berkaitan dengan
keselamatan pasien maka diperlukan identifikasi,
dokumentasi dan pelaporan kasus KTD,KPC, dan KNC;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan
identifikasi, dokumentasi dan pelaporan kasus KTD,KPC, dan
KNC dengan keputusan Kepala Puskesmas Lurasik;

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
4. KepMenpan No.26/KEP/M.PAN 7/2003 tentang Pedoman
umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
5. Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
6. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


IDENTIFIKASI, DOKUMENTASI DAN PELAPORAN KASUS
KTD,KPC, DAN KNC.
Kesatu : Susunan identifikasi, dokumentasi dan pelaporan kasus
KTD,KPC, dan KNC seperti yang tertera pada lampiran Surat
Keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Di tetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA


PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN
MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu dan keselamatan


: pasien diperlukan penetapan kewajiban tenaga klinis
Puskesmas Lurasik;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas perlu
ditetapkan kewajiban tenaga klinis dengan keputusan Kepala
Puskesmas Lurasik;
Mengingat : 1. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100;
Tambahan Lembaran Negara R.I Nomor 3945 );
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
5. KepMenpan No.26/KEP/M.PAN 7/2003 tentang Pedoman
umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
6. Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
7. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;
8. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara
No.11 Tahun 2010 tentang Retribusi kesehatan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEWAJIBAN


TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN
KESELAMATAN PASIEN
Kesatu : Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah
yang perlu ditangani segera di Puskesmas Lurasik maka
diperlukan peran aktif tenaga klinis dalam merencanakan dan
mengevaluasi mutu layanan klinis dan upaya peningkatan
keselamatan pasien.
Kedua : Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi
permasalahan mutu layanan klinis, melakukan analisis,
menyusun rencana perbaikan, melaksanakan, dan
menindaklanjuti.
Ketiga : Identifikasi permasalahan mutu layanan klinis, potensi terjadinya
risiko dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator
pelayanan klinis yang ditetapkan oleh Puskesmas Lurasik
dengan acuan yang jelas.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Di tetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,
SIMON LUAN ASA

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA


PUSKESMAS NOMOR…….
TENTANG : IDENTIFIKASI, DOKUMENTASI
DAN PELAPORAN KASUS KTD,KPC, DAN KNC

Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien
dan staf puskesmas yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi
terjadinya kesalahan medis. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) merupakan suatu
kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi
cedera serius tidak terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu
obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan
overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya
sebelum obat diberikan), dan peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal
diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya).
Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden. Adverse Event atau
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan
cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan ( commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil ( omission), dan bukan karena
“underlying disease” atau kondisi pasien.
Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostik seperti kesalahan atau
keterlambatan diagnose, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai,
menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas
hasil pemeriksaan atau observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan pada
prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan
keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap
preventive seperti tidak memberikan terapi provilaktik serta monitor dan follow up
yang tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain seperti kegagalan berkomunikasi,
kegagalan alat atau sistem yang lain.
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat
asuhan pasien di puskesmas menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Pelaksanaan Patient Safety ini
dilakukan dengan sistem Pencacatan dan Pelaporan.
Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden yang
terkait resiko pasien, menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam
rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan. Mendorong staf utk
melakukan analisis akar masalah utk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu
timbul. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
Langkah- langkah yang dilakukan adalah:
1. Setiap unit kerja di puskesmas ( semua staf puskesmas manufui yang
pertama kali menemukan dan yang terlibat dalam kejadian) mencatat semua
kejadian terkait dengan keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera,
Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Sentinel) pada formulir yang sudah
disediakan oleh puskesmas.
2. Setiap unit kerja di puskesmas melaporkan semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan
Kejadian Sentinel) kepada Tim Keselamatan Pasien Puskesmas pada formulir
yang sudah disediakan oleh puskesmas.
3. Tim Keselamatan Pasien Puskesmas menganalisis akar penyebab masalah
semua kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja.
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien
Puskesmas merekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan hasil
solusi pemecahan masalah kepada Pimpinan puskesmas.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015
TENTANG
PENANGANAN KTD,KPC,DAN KNC

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang a. bahwa untuk mendukung dan meningkatkan mutu pelayanan


: kesehatan di Puskesmas yang berkaitan dengan
keselamatan pasien maka diperlukan penanganan
KTD,KPC, dan KNC;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas
ditetapkan penanganan KTD,KPC, dan KNC dengan
keputusan Kepala Puskesmas Lurasik
Mengingat : 1. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
100; Tambahan Lembaran Negara R.I Nomor 3945 );
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
5. KepMenpan No.26/KEP/M.PAN 7/2003 tentang Pedoman
umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
6. Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
7. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


PENANGANAN KTD,KPC,DAN KNC DI PUSKESMAS
LURASIK.
Kesatu : Susunan penanganan KTD,KPC, dan KNC seperti yang tertera
pada lampiran Surat Keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Di tetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA


PUSKESMAS NOMOR…….
TENTANG : PENANGANAN KTD,KPC, DAN
KNC

Pelaksanaan Patient Safety dilakukan dengan sistem Pencacatan dan


Pelaporan. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden
yang terkait resiko pasien, menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah
dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan. Pencatatan dan
pelaporan insiden akan bermanfaat jika menghasilkan respon yang konstruktif dan
memberi umpan balik tentang data KTD, KNC, dan KPC juga menghasilkan
rekomendasi untuk perubahan proses dan sistem. Untuk itu, Tim Keselamatan
Pasien Puskesmas harus melakukan analisis, pengembangan solusi dan perubahan
sistem terkait insiden yang terjadi.
Penilaian matriks risiko adalah suatu mode analisa kuantitatif untuk
menentukan derajat risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya.
a. Dampak
Penilaian dampak akibat suatu kecelakaan berdasarkan jenis cederanya
dan kemampuan korban kembali ke pekerjaannya.
Tabel dampak

b. Probabilitas
Penilaian tingkat probabilitas risiko adalah seberapa seringnya insiden
tersebut terjadi.
Tabel probabilitas

Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, dimasukkan ke tabel


matriks grading risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna
bands risiko.
Skor risiko= dampak x probabilitas
Tabel penilaian matriks risiko
Bands risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna
yaitu: biru, hijau, kuning, dan merah. Warna bands akan menetukan
investigasi yang dilakukan:
 Bands biru dan hijau: investigasi sederhana
 Bands kuning dan merah: investigasi komprehensif/ analisa akar
masalah
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
EVALUASI DAN PERBAIKAN PERILAKU
PELAYANAN KLINIS

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan


keselamatan pasien Puskesmas maka diperlukan evaluasi
dan perbaikan perilaku pelayanan klinis;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan
evaluasi dan perbaikan perilaku pelayanan klinis dengan
keputusan Kepala Puskesmas Lurasik;
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
4. Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
5. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG EVALUASI


DAN PERBAIKAN PERILAKU PELAYANAN KLINIS DI
PUSKESMAS LURASIK.
Kesatu : Panduan evaluasi dan perbaikan perilaku pelayanan klinis
seperti yang tertera pada lampiran Surat Keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Di tetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA


PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN EVALUASI PERILAKU
PETUGAS DALAM PELAYANAN KLINIS

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan


keselamatan pasien Puskesmas maka diperlukan
penanggung jawab evaluasi perilaku petugas dalam
pelayanan klinis;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas
ditetapkan evaluasi dan perbaikan perilaku pelayanan klinis
dengan keputusan Kepala Puskesmas Lurasik;
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
4. Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
5. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;
6. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara
No.11 Tahun 2010 tentang Retribusi kesehatan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


: PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN EVALUASI
PERILAKU PETUGAS DALAM PELAYANAN KLINIS DI
PUSKESMAS LURASIK.

Kesatu : Panduan evaluasi dan perbaikan perilaku pelayanan klinis


seperti yang tertera pada lampiran Surat Keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA


PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
BUDAYA MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
PUSKESMAS LURASIK

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang: a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan


yang bermutu dan aman;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien di Puskesmas Lurasik perlu disusun
kebijakan budaya mutu dan keselamatan pasien;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
4. Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
5. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG BUDAYA


MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS
LURASIK.
Kesatu : Budaya mutu dan keselamatan pasien Puskesmas Lurasik
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA


LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS NOMOR…….
TENTANG : BUDAYA MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS LURASIK

BUDAYA MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS LURASIK

1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab UKP dan penanggung jawab
UKM wajib berpartisipasi dalam program mutu dan keselamatan pasien mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu
dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran
puskesmas.
3. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas LURASIK dengan
pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu.
4. Perencanaan mutu berisi paling tidak:
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring
dan evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan
pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak
lanjuti dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator
klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan
klinis maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel,
kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial
cedera.
i. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu
laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
5. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah
ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan perencanaan
Puskesmas,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis,
standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari
profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem
pelayanan.
6. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.
7. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap tribulan.
8. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka
area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien adalah:
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan Farmasi
d. Pelayanan Gawat Darurat

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS DI PUSKESMAS

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang: a. bahwa untuk mendukung dan meningkatkan pelayanan di


Puskesmas maka diperlukan penyusunan indikator klinis;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien di PUSKESMAS LURASIK perlu
dilakukan penyusunan indikator klinis sesuai dengan
keputusan Kepala Puskesmas;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
5. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;
6. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara
No.11 Tahun 2010 tentang Retribusi kesehatan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS DI PUSKESMAS
LURASIK.
Kesatu : Susunan indikator klinis seperti yang tertera pada lampiran Surat
Keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA


PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
MANAJEMEN RISIKO KLINIS

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan


keselamatan pasien Puskesmas maka diperlukan manajemen
risiko klinis;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan
manajemen risiko klinis dengan keputusan Kepala Puskesmas
Lurasik;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
5. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG MANAJEMEN


RISIKO KLINIS DI PUSKESMAS LURASIK.

Kesatu : Panduan manajemen risiko klinis, bukti identifikasi risiko,


analisis, dan tindak lanjut risiko pelayanan klinis seperti yang
tertera pada lampiran Surat Keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA


LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS NOMOR…….
TENTANG : MANAJEMEN RISIKO KLINIS

Risiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses
kegiatan saat sekarang atau kejadian di masa datang. Manajemen risiko klinis
adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasikan, mengevaluasi, dan
mempriotaskan risiko untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien,
karyawan puskesmas, pengunjung dan organisasi sendiri.
Tujuan manajemen risiko klinis adalah:
1. Meminimalkan kemungkinan terjadinya cedera pada pasien, pengunjung,
dan karyawan puskesmas Manufui
2. Menciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan dan pengunjung
puskesmas Manufui
3. Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien
4. Mempertahankan reputasi puskesmas Lurasik

Puskesmas Manufui mengembangkan program manajemen risiko dan


keselamatan pasien, mensosialisasikan program manajemen risiko dan keselamatan
pasien (sistem & alur pelaporan), bagaimana kesalahan dapat terjadi dan harus
dilaporkan untuk menjadi pembelajaran memastikan dan monitor bahwa risiko di
kelola secara aktif dan dikomunikasikan ke manajemen,secara multidisiplin
mendiskusikan manajemen risiko dalam rapat yang sudah biasa dilakukan (tidak
perlu dipisah-pisah)
Pelaksanaan sistem manajemen risiko klinis yaitu:
1. Identifikasi Risiko
Adalah usaha- usaha yang dilakukan untuk mengidentifikasi situasi yang
dapat menyebabkan cedera, tuntutan, dan kerugian. Instrumen yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi risiko klinis antara lain laporan kejadian
(KTD, KNC), review rekam medik, pengaduan pelanggan, survei, dan self
assesment.
2. Analisis Risiko
Petugas melakukan pembahasan secara rinci dan pencatatan selengkap
mungkin segala sesuatu tentang semua risiko yang teridentifikasi. Meliputi
bagaimana hal itu bisa terjadi, akibat yang ditimbulkan, tingkat keparahan,
frekuensi kejadian, cara pencegahannya atau rencana tindakan untuk
mengatasi risiko tersebut. Alat yang digunakan Puskesmas Manufui untuk
menganalisa risiko tersebut adalah analisa modus dampak dan kegagalan
(Failure Mode Effect Analysis).
3. Evaluasi Risiko
Dalam tahap ini dilakukan prediksi tingkat risiko dan menentukan prioritas
risiko dengan menggunakan penilaian matriks risiko. Penilaian matriks risiko
adalah metode analisa kualitatif untuk menentukan derajat risiko suatu insiden
berdasarkan dampak dan probabilitas.
4. Pengelolaan Risiko
a. MenentukanTindakan Pengelolaan Risiko antara lain:
 Risk retention: dilakukan pada risiko yang tingkatnya rendah (dampak
dan probabilitas yang rendah), misalnya kerusakan pada peralatan
yang tidak membahayakan. Risiko ini dapat dikelola puskesmas.
 Risk transfer: dilakukan pada risiko yang jarang terjadi tapi bida
berakibat serius (probabilitas rendah, dampak tinggi). Dilakukan
pengalihan risiko agar pihak lain ikut menaggung.
 Risk avoidance: dilakukan pada risiko yang sering terjadi dan
berdampak tinggi (dampak dan probabilitas yang tinggi). Kegiatan
yang menimbulkan risiko tersebut sebisa mungkin dihindari untuk tidak
dilaksanakan.
b. Langkah- langkah melaksanakan tindakan pengelolaan risiko:
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan (action)
3. Opemantauan (monitoring)
4. Evaluasi (evaluation)
5. Perbaikan berkelanjutan (continous improvement)
5. Monitoring dan review
Meliputi kegiatan pemantauan dampak risiko, pengkajian efektivitas kegiatan
yang dilakukan dan perubahan prioritas risiko bila diperlukan.
6. Komunikasi dan konsultasi
7. Tahap terakhir adalah dilakukan komunikasi dan konsultasi kepada semua
pihak baik internal maupun eksternal.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
STANDAR DAN SOP LAYANAN KLINIS

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan


keselamatan pasien Puskesmas maka diperlukan standar dan
SOP layanan klinis;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan
standar dan SOP layanan klinis dengan keputusan Kepala
Puskesmas Lurasik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
4. Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
5. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG STANDAR


DAN SOP LAYANAN KLINIS DI PUSKESMAS LURASIK.

Kesatu : Panduan standar dan SOP layanan klinis seperti yang tertera
pada lampiran Surat Keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA


LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS NOMOR…….
TENTANG : STANDAR DAN SOP LAYANAN
KLINIS

Standar prosedur operasional adalah suatu perangkat instruksi/langkah-


langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
Standar prosedur operasional memberikan langkah yang benar dan terbaik
berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan
fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan
standar profesi.
Fungsi penyusunan SOP adalah:
1. Memperlancar tugas staf atau tim
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan
3. Mengetahui dengan jelas hambatan dan dilacak
4. Mengarahkan staf agar sama- sama disiplin dalam bekerja
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakn pekerjaan

Prinsip penyusunan SOP adalah:


1. Memuat aturan formal segala indikasi dan syarat yang ada di puskesmas
dipenuhi pada setiap upaya dan tahapan yang dilalui setiap kegiatan
2. Memberikan arah kegiatan yang langsung/ tidak langsung berhubungan
dengan pasien
3. Menggunakan bahasa sehari- hari mempunyai urutan, tidak bermakna ganda
4. Selalu berubah mengikuti perubahan standar profesi, serta perkembangan
IPTEK profesi yang bersangkutan serta kebijakan dan serta peraturan formal
5. Harus selalu didokumentasikan
6. Agar dilakukan evaluasi paling lama 3 tahun
7. Penggantian kepala puskesmas/ pimpinan tidak harus mengganti SOP
8. Kumpulan setiap SOP di setiap unit kerja dibuatkan SK Kepala Puskesmas
untuk pemberlakuannya

Syarat penyusunan SOP di puskesmas yaitu:


1. Identifikasi kebutuhan kegiatan. Apakah kegiatan yang dilakukan saat ini
sudah ada SOP-nya atau belum, bila sudah ada apakah masih efektif atau
tidak.
2. Harus ditulis oleh petugas/ unit yang melakukan pekerjaan tersebut. Tim/
panitia yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas hanya untuk
menaggapi/mengkoreksi SOP tersebut.
3. Merupakan bagan alur dari suatu kegiatan, pelaksana/ unit kerja mencatat
proses, membuiat alur, tim/ panitia membuat tanggapan.
4. Jelas, ringkas dan mudah dilaksanakan

Langkah- langkah menyusun SOP yaitu:


1. Menentukan judul; yaitu judul dari SOP
2. Menjelaskan pengertian judul; merupakan pengertian dari judul SOP
3. Rumuskan tujuan; yaitu tujuan yang diharapkan bila SOP dilakukan dengan
benar
4. Menentukan kebijakan; yaitu hal- hal yang mendasari suatu SOP yang
dijadikan referensi, dasar kebijakan baik lokal maupun nasional, serta
kesepakatan yang telah dilegalitas.
5. Menentukan persiapan; yaitu fasilitas alat dan bahan yang harus tersedia
untuk melakukan proses (meliputi jenis, jumlah serta spesifikasinya)
6. Membuat aliran proses; merupakan urutan prosedur yang runut dan rinci
meliputi:
- Prainteraksi: yaitu kegiatan yang harus dilakukan sebelum berinteraksi
denganoasien meliputi dokumen dan klarifikasi
- Interaksi; yaitu kegiatan yang dilakukan saat berinteraksi dengan pasien
meliputi orientasi, kerja dan terminasi
- Post interaksi; yaitu kegiatan yang dilakukan setelah selesai berinteraksi
dengan pasien
7. Menentukan unit terkait; yaitu bagian lain dari pelaku prosedur yang
berkaitan, dan harus ada agar SOP bisa dilaksanakan dengan tepat dan
benar
8. Dianjurkan untuk membuat bagan- bagan agar dapat memberikan gambaran
lengkap.

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS DI PUSKESMAS

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang: a. bahwa untuk mendukung dan meningkatkan pelayanan di


Puskesmas maka diperlukan penyusunan indikator klinis;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien di PUSKESMAS LURASIK perlu
dilakukan penyusunan indikator klinis sesuai dengan keputusan
Kepala Puskesmas;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
5. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS DI PUSKESMAS
LURASIK.
Kesatu :
Susunan indikator klinis seperti yang tertera pada lampiran Surat
Keputusan ini.

Kedua :
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA


PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
PENETAPAN DOKUMEN EKSTERNAL YANG MENJADI ACUAN
DALAM PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN KLINIS

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan


: keselamatan pasien Puskesmas maka diperlukan penetapan
dokumen eksternal yang menjadi acuan dalam penyusunan
standar pelayanan klinis;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan
penetapan dokumen eksternal yang menjadi acuan dalam
penyusunan standar pelayanan klinis dengan keputusan Kepala
Puskesmas Lurasik;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128
tahun 2004, tentang Puskesmas;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
5. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PENETAPAN


: DOKUMEN EKSTERNAL YANG MENJADI ACUAN DALAM
PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN KLINIS DI
PUSKESMAS LURASIK.

Penetapan dokumen eksternal yang menjadi acuan dalam


Kesatu : penyusunan standar pelayanan klinis seperti yang tertera pada
lampiran Surat Keputusan ini.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
Kedua : ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA


PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
INDIKATOR PERILAKU PEMBERI LAYANAN KLINIS
DAN PENILAIANNYA

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang a. bahwa untuk mendukung dan meningkatkan pelayanan di


: Puskesmas maka diperlukan indikator perilaku pemberi layanan
klinis dan penilaiannya;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien di PUSKESMAS LURASIK perlu
dilakukan penyusunan indikator perilaku pemberi layanan klinis
dan penilaiannya sesuai dengan keputusan Kepala Puskesmas;
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Mengingat : tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128 tahun 2004, tentang Puskesmas;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
5. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;
MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG INDIKATOR


: PERILAKU PEMBERI LAYANAN KLINIS DAN PENILAIANNYA
DI PUSKESMAS LURASIK.
Sasaran- sasaran keselamatan pasien seperti yang tertera pada
Kesatu : lampiran Surat Keputusan ini.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


Kedua : ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA


PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
SASARAN- SASARAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang a. bahwa untuk mendukung dan meningkatkan mutu pelayanan


: kesehatan di Puskesmas yang berkaitan dengan keselamatan
pasien maka diperlukan sasaran- sasaran keselamatan pasien;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan
sasaran- sasaran keselamatan pasien dengan keputusan
Kepala Puskesmas Lurasik;

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


Mengingat : tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128 tahun 2004, tentang Puskesmas;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
5. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG SASARAN-


: SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS
LURASIK.

Kesatu : Sasaran- sasaran keselamatan pasien seperti yang tertera pada


lampiran Surat Keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA


LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS NOMOR…….
TENTANG : SASARAN- SASARAN
KESELAMATAN PASIEN

Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan


spesifik dalam keselamatan pasien. Enam sasaran keselamatan pasien adalah
tercapainya hal-hal sebagai berikut :
1. Ketepatan identifikasi pasien
Kebijakan dan/atau prosedur di Puskesmas Manufui memerlukan dua cara untuk
mengidentifikasi seorang pasien yaitu nama pasien dan nomor rekam medis.
Identifikasi nama pasien wajib dilakukan pada saat:
a. Sebelum memberikan obat
b. Sebelum melakukan pemeriksaan kesehatan
c. Sebelum mengambil spesimen darah
d. Sebelum melakukan tindakan/prosedur lainnya
2. Peningkatan Komunikasi efektif
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau
tertulis. Lakukan komunikasi, baik lisan maupun tertulis dengan sejelas-jelasnya.
a. Jika pesan lisan meragukan, segera klarifikasi dengan phonetic alfabeth kepada
pemberi pesan, misalnya A: alfa, B: bola
b. Komunikasi tertulis wajib menggunakan tulisan yang mudah dibaca minimal oleh
3 orang
c. Pencatatan secara lengkap perintah lisan (melalui telepon) atau hasil
pemeriksaan oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
d. Pembacaan ulang secara lengkap perintah lisan (melalui telepon) atau hasil
pemeriksaan oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan dieja bila obat yang
diperintahkan termasuk golongan obat NORUM/LASA.
e. Konfirmasi perintah atau hasil pemeriksaan oleh pemberi perintah atau
pemeriksaan

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert)


Indikator peningkatan keselamatan penggunaan obat-obat yang perlu
kewaspadan tinggi : Elektrolit pekat (MgSO4 20%, MgSO4 40%, )tidak disimpan
dalam unit pasien kecuali dibutuhkan secara klinis, dan tindakan dilakukan untuk
mencegah penggunaan yang tidak seharusnya pada area yang diijinkan sesuai
kebijakan.
Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi lainnya : Golongan
opioid, anti koagulan, trombolitik, anti aritmia, insulin, golongan agonis adrenergic,
anestetik umum, kemoterapi, zat kontras, pelemas otot dan larutan kardioplegia
disimpan dalam unit perawatan pasien memiliki label yang jelas dan disimpan di
tempat dengan akses terbatas.

4. Kepastian tepat lokasi (sisi), tepat prosedur dan tepat pasien operasi
Prosedur yang efektif dalam mengeliminasi masalah tersebut dengan:
 Komunikasi yang adekuat antar anggota tim kesehatan
 Melibatkan pasien dalam penandaan lokasi (site marking)
 Asesmen pasien yang adekuat
 Penelaahan ulang catatan medis yang adekuat
 Memperhatikan tulisan tangan yang tidak terbaca dan pemakaian
singkatan
 Melakukan penandaan lokasi operasi pada semua kasus termasuk sisi
(laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi)

5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan melalui 6 langkah


cuci tangan. Budayakan cuci tangan di puskesmas pada saat :
 Sebelum dan sesudah menyentuh pasien
 Sebelum dan sesudah tindakan / aseptik
 Setelah terpapar cairan tubuh pasien
 Sebelum dan setelah melakukan tindakan invasive
 Setelah menyentuh area sekitar pasien / lingkungan
Adapun 6 langkah cuci tangan standar WHO adalah :
1) Buka kran dan basahi kedua telapak tangan
2) Tuangkan 5 ml handscrub/sabun cair dan gosokkan pada tangan dengan
urutan TEPUNG SELACI PUPUT sebagai berikut :
 Telapak tangan; gosok kedua telapak tangan
 Punggung tangan; gosok punggung dan sela-sela jari sisi luar tangan kiri
dan sebaliknya.
 Sela-sela jari, gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi dalam
 KunCi; jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
 Putar; gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya
 Putar; rapatkan ujungjari tangan kanan dan gosokkan pada telapak tangan
kiri dengan cara memutar mutar terbalik arah jarum jam, lakukan pada
ujung jari tangan sebaliknya.
3) Ambil kertas tissue atau kain lap disposable, keringkan kedua tangan
4) Tutup kran dengan sikut atau bekas kertas tissue yang masih di tangan.

6. Pengurangan risiko pasien jatuh


 Mengamati dengan teliti di lingkungan kerja terhadap fasilitas, alat, sarana
dan prasarana yang berpotensi menyebabkan pasien cidera karena jatuh.
 Melaporkan pada atasan atas temuan risiko fasilitas yang dapat
menyebabkan pasien cidera
 Lakukan asesmen risiko jatuh pada setiap pasien dengan menggunakan
skala (Skala Humpty Dumpty) untuk pasien anak, Skala Risiko Jatuh Morse
(MSF) untuk pasien dewasa, dan skala geriatrik pada pasien geriatrik

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
TIM PENINGKATAN MUTU LAYANAN KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang a. bahwa untuk mendukung dan meningkatkan pelayanan di


: Puskesmas maka diperlukan pembentukan tim peningkatan
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas tim
peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
dengan keputusan Kepala Puskesmas;

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


Mengingat : tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128 tahun 2004, tentang Puskesmas;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
5. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG TIM


: PENINGKATAN MUTU LAYANAN KLINIS DAN
KESELAMATAN PASIEN

Susunan tim peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan


Kesatu : pasien dan Uraian Tugas seperti yang tertera pada lampiran
Surat Keputusan ini.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


Kedua : ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA


PUSKESMAS NOMOR…….
TENTANG : TIM PENINGKATAN MUTU LAYANAN
KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS
LURASIK

1. Persyaratan keberhasilan program peningkatan mutu, manajemen resiko dan


keselamatan pasien puskesmas adalah komitmen dari pemimpin dan staf
puskesmas Lurasik. Puskesmas Lurasik memiliki komitmen untuk
memastikan bahwa semua sumber daya yang dibutuhkan tersedia dalam
upaya menerapkan program peningkatan mutu, manajemen resiko dan
keselamatan pasien yang efektif.
2. Struktur organisasi
a. Penanggung jawab: dr. Desanti Perdani PM
3. Anggota tim mutu dan keselamatan: Joao Soares, Imelda Sani,Adrianus
J.H.Tonbesi,Apolinaris Naiobe,Anita Th.Nino,Sulastri.
4. Uraian tugas
a. Penanggung jawab peningkatan mutu, manajemen resiko dan
keselamatan pasien
 Melakukan pengawasan untuk memastikan pelayanan yang
dilakukan di puskesmas Lurasik adalah berdasarkan prosedur
yang telah disahkan oleh kepala puskesmas
 Melakukan pengawasan di unit terkait untuk memastikan bahwa
semua pelayanan dijalankan secara efektif dan efisien dengan
kualitas pelayanan yang terbaik kepada pasien
 Melakukan pemeriksaan samar atau pemeriksaaan langsung tiba-
tiba ke unit terkait
 Membuat jadwal atau menghubungi langsung petugas unit yang
bersangkutan dalam rangka mencari tahu yang lebih rinci atas
suatu praduga
 Menyusun laporan dan menyampaikannya kepada kepala
puskesmas atas hasil temuan dari pelaksanaan pengawasannya
berdasarkan hasil deteksi observasi pemeriksaan langsung dan
memberikan pandangan dan saran
 Menjaga hubungan yang harmonis dengan para staf dan petugas
unit terkait
 Terus- menerus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan diri yang berkaitan dengan peningkatan mutu kinerja
klinis dan pelayanan.

b. anggota tim mutu dan keselamatan


 berpartisipasi dan berkontribusi terhadap pengembangan program
kesehatan dan keselamtan kerja (K3) dan keselamatan pasien di
puskesmas Lurasik
 melakukan monitoring terhadap jalnnya program kesehatan dan
keselamtan kerja (K3) dan keselamatan pasien di unit masing-
masing
 mencatat dan melaporkan KTD, KNC, dan kejadian sentinel yang
terjadi di unitnya masing- masing kepada penanggung jawab
kesehatan dan keselamtan kerja (K3) dan keselamatan pasien
 Melakukan pembinaan tentang pelaksanaan kepatuhan terhadap
standar kesehatan dan keselamtan kerja (K3) dan keselamatan
pasien pada setiap personel ruangan di unitnya masing- masing.
5. Unit- unit di puskesmas
a. KIA
b. Farmasi
c. Poliklinik umum
d. Poliklinik gigi
e. Rawat Inap
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
PETUGAS YANG BERKEWAJIBAN MELAKUKAN
PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEGIATAN

KEPALA PUSKESMAS LURASIK

Menimbang a. bahwa untuk mendukung dan meningkatkan pelayanan di


: Puskesmas maka diperlukan petugas yang berkewajiban
melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditunjuk
petugas yang berkewajiban melakukan pemantauan
pelaksanaan kegiatan yang direncanakan dengan keputusan
Kepala Puskesmas;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128 tahun 2004, tentang Puskesmas;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
5. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PETUGAS


: YANG BERKEWAJIBAN MELAKUKAN PEMANTAUAN
PELAKSANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS LURASIK

Susunan petugas yang berkewajiban melakukan pemantauan


Kesatu : pelaksanaan kegiatan seperti yang tertera pada lampiran Surat
Keputusan ini.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


Kedua : ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,

SIMON LUAN ASA


LAMPIRAN

6. Petugas yang berkewajiban melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan:


a. Fabianus E Banusu
b. Jose D.S.Pareira
c. Adrianus J.H.Tonbesi
d. Trisnawati Juanda
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LURASIK

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LURASIK
Nomor : /KAPUS/IV/ 2015

TENTANG
PENYAMPAIAN INFORMASI HASIL PENINGKATAN MUTU
LAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA PUSKESMAS LURASIK


Menimbang a. bahwa untuk mendukung dan meningkatkan pelayanan di
: Puskesmas maka diperlukan penyampaian informasi hasil
peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas disusun
penyampaian informasi hasil peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien dengan keputusan Kepala Puskesmas;

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


Mengingat : tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
4. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


: PENYAMPAIAN INFORMASI HASIL PENINGKATAN MUTU
LAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS LURASIK.
Susunan penyampaian informasi hasil peningkatan mutu
Kesatu : layanan klinis dan keselamatan pasien seperti yang tertera pada
lampiran Surat Keputusan ini.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


Kedua : ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lurasik
Pada tanggal : 11 April 2015
KEPALA PUSKESMAS
LURASIK,
SIMON LUAN ASA

Anda mungkin juga menyukai