Anda di halaman 1dari 20

KAJIAN TEKNIS DAN ANALISIS RANCANGAN PIT LIMIT

PADA KEGIATAN PENAMBANGAN EMAS PRIMER DI


PT. AGINCOURT RESOURCES KEC. BATANGTORU
KAB. TAPANULI SELATAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan


Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :

Lukmanul Hakim
14.286.0022

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD. PARDEDE
MEDAN
2017
LEMBAR PENGESAHAN

KAJIAN TEKNIS DAN ANALISIS RANCANGAN PIT LIMIT


PADA KEGIATAN PENAMBANGAN EMAS PRIMER DI
PT. AGINCOURT RESOURCES KEC. BATANGTORU
KAB. TAPANULI SELATAN

Oleh :

Lukmanul Hakim
14.286.0022

Disahkan oleh:

Fakultas Teknologi Mineral Jurusan Teknik Pertambangan


Plt. Dekan Ketua

SALOOM HILTON SIAHAAN, ST.,MT ANALISER HALAWA, ST.,MT


NIDN : 0109107104 NIND : 112017503
LEMBAR PERSETUJUAN

KAJIAN TEKNIS DAN ANALISIS RANCANGAN PIT LIMIT


PADA KEGIATAN PENAMBANGAN EMAS PRIMER DI
PT. AGINCOURT RESOURCES KEC. BATANGTORU
KAB. TAPANULI SELATAN

Medan, April 2018

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

ANALISER HALAWA, ST.,MT R. Hasan Basri Siregar, ST, M.Si


NIND : 112017503
A. JUDUL

KAJIAN TEKNIS DAN ANALISIS RANCANGAN PIT LIMIT PADA KEGI

ATAN PENAMBANGAN EMAS PRIMER DI PT AGINCOURT RESOURC

ES KEC. BATANGTORU KAB. TAPANULI SELATAN

B. LATAR BELAKANG

PT Agincourt Resouces adalah salah satu perusahaan yang mengeksploitasi

sumberdaya Emas di Indonesia. Umumnya Emas yang yang ditambang digunakan

sebagai perhiasan dan produksi perangkat elektronik untuk Pembangkit Listrik.

Aktivitas penambangan pada suatu areal tambang merupakan aspek penting yang

harus diperhatikan dan menjadi faktor penentu dalam keberhasilan atau sukses

usaha tambang tersebut. Di Indonesia pada umumnya usaha pertambangan

dikerjakan secara tambang terbuka, penggunaan teknologi yang tepat terutama

untuk kemajuan tambang serta lamanya jangka waktu usaha tambang

dilaksanakan sebagai pendukung sangatlah diperlukan. Beberapa indikator

keberhasilan dalam usaha tambang yaitu tercapainya target produksi yang

diinginkan sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan serta biaya

operasional rendah sehingga keuntungan perusahaan sangat besar. Indikator-

indikator tersebut di atas walaupun tampak sederhana sebenarnya sangat sulit

dicapai saat pengerjaannya di lapangan. Salah satu indikator yang dianggap sangat

penting adalah pencapaian target produksi yang kemudian dilatar belakangi oleh

bentuk perencanaan atau desain dan perkembangan kemajuan tambang.

Perencanaan tambang merupakan suatu tahap penting dalam studi kelayakan dan

rencana operasi penambangan. Perencanaan suatu tambang terbuka yang modern


memerlukan model komputer dari sumberdaya yang akan ditambang, baik berupa

block model untuk tambang bijih atau kuari, maupun gridded seam model untuk

endapan tabular seperti batubara. Dua aspek penting dalam pekerjaan perencanaan

tambang adalah perancangan pit atau penentuan batas akhir penambangan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa tujuan yaitu :

1. Mengetahui proses perencanaan dalam membuat pit di lapangan.

2. Mengetahui pengambilan data survey dan penggunaan alat di lapangan.

3. Mengestimasi Volume Emas yang tertambang terhadap target produksi yang

ingin dicapai oleh perusahaan.

D. PERMASALAHAN

1. Bagaimana menentukan batas akhir penambangan pada Emas primer yang

berpengaruh terhadap efisiensi kerja?

2. Bagaimana mengestimasikan volume emas primer tertambang?

3. Bagaimana mengkombinasikan data survey ke dalam software tambang.?

E. PEMBATASAN MASALAH

Ruang lingkup pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah kajian

teknis dalam merencanakan pit limit menggunakan metode komputerisasi data

survey dan software tambang surpac 6.1.3 dan menganalisa volume emas primer

tertambang dengan metode Block Model 3D di PT. Agincourt Resources Kec.

Batangtoru Tapanuli Selatan.


F. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan mengenai

perencanaan tambang, baik dari segi tata tahapan perencanaan, kombinasi data

dengan software maupun evaluasi dalam bentuk gambar (peta). Selain itu

perusahaan dapat menerapkan metode estimasi volume sesuai dengan kebutuhan,

serta dapat menjadi landasan dalam melakukan penelitian tentang perencanaan

tambang pada masa yang akan datang.

G. METODELOGI PENELITIAN

Di dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggabungkan antara teori

dengan data-data lapangan. Sehingga dari keduanya didapat pendekatan

penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu:

1. Pengumpulan data, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer, yaitu data yang diambil dari pengamatan lapangan dengan

menentukan secara sistematis data yang dibutuhkan, terdiri dari :

 Tahapan perencanaan tambang terbuka

 Mengkombinasi data survey dengan software tambang

 Menentukan pit limit desain

b. Data sekunder, yaitu data yang diambil dari literatur dan referensi-referensi

yang berhubungan dengan penelitian ini.

 Data rencana dan realisasi target produksi emas selama setahun

 Data estimasi volume emas primer

 Data kualitas emas primer

 Data curah hujan


Selanjutnya dari data tersebut dilakukan proses pengolahan data yang

dilakukan dengan beberapa perhitungan yang menuju perumusan dan pembahasan

sehingga diperoleh penyelesaian masalah. Setelah itu, dilakukan penarikan

kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari korelasi antara hasil pengolahan data

yang dilakukan dengan permasalahan yang diteliti.

2. Pengolahan data

Pengolahan data merupakan perubahan dari data mentah yang diambil dari

lapangan, disusun berdasarkan urutan, ditabulasi, kemudian di hitung nilai-nilai

yang diperlukan seperti nilai rata-rata, rumus luasan dan bangun ruang, dan

hasilnya nanti akan digunakan sebagai masukan-masukan dalam perhitungan

selanjutnya. Pengolahan data dapat juga dilakukan dengan menganalisa hubungan

antara data hasil pengamatan langsung dilapangan dengan teori-teori ynag sudah

ada sebelumya sehingga nantinya akan diperoleh kesimpulan yang merupakan

hasil perbandingan antara teori yang telah ada dengan keadaan sesungguhnya

dilapangan.

3. Pembahasan

Setelah dilakukan pengolahan data, tahap selanjutnya adalah pembahasan.

Pembahasan dilakukan terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan.

Pembahasan dapat dilakukan menggunakan metode-metode penelitian yang telah

ada atau pun berupa analisa terhadap pengolahan data yang telah dilakukan.

Pembahsan sebaiknya dilakukan secara akurat dan teliti sehingga akan diperoleh

kesimpulan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.


4. Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil biasanya harus didasarkan pada metode-metode

penarikan kesimpulan yang telah ada sehingga kesimpulan yang dihasilkan dapat

menjadi dasar bagi penelitian yang sama di masa yang akan datang. Biasanya

setelah kesimpulan terdapat pula suatu saran. Saran yang diberikan sebaiknya

dapat memberikan solusi terhadap suatu penelitian yang telah dilakukan.

H. LANDASAN TEORI

1. Emas

Emas diartikan sebagai logam mulia unsur kimia dalam table periodik yang

memiliki rumus kimia Au bahasa latin (Aurum) dan nomor atom 79. Sebuah

logam transisi (trivalen atau univalent) yang lembek, mengkilap, kuning, berat,

malleable dan ductile. Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tetapi

terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget

emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit Alluvial dan salah satu logam

coenage. Kode ISOnya adalah XAU dan emas melebur dalam bentuk cairan pada

suhu sekitar10000 Celcius. Batubara sebagai energi alternatif mempunyai nilai

ekonomis yang cukup tinggi sehingga dapat menggantikan peran bahan bakar

minyak (BBM) dalam kegiatan produksi untuk industri tersebut. Keberadaan

batubara di tambang terbuka pada prinsipnya memiliki lapisan (tabular) yang

penyebarannya ditentukan dari strike dan dip pada daerah tersebut, sehingga di

lapangan, batubara dapat menyebar ataupun terkonsenrasi pada suatu tempat.

Namun sesuai dengan laju pelapukan dan curah hujan yang tinggi, sehingga

konsentrasi dan posisi lapisan batubara cenderung beragam mengikuti posisi


lereng. Keberadaan lapisan batubara pada lereng umumnya lebih dalam

diakibatkan karena adanya struktur geologi yang berupa sesar, kekar dan lipatan.

Untuk itu dalam sistem penambangan terbuka sebaiknya dilakukan dengan sistem

bench/blok. Penempatan blok kegiatan penambangan disesuaikan dengan

kualitas/kandungan batubara dan kapasitas/volume dan pola sebaran.

2. Perencanaan Tambang Terbuka

Dalam sistem manajemen setelah penetapan tujuan diperlukan suatu tahap

perencanaan. Perencanaan tambang adalah kegiatan untuk merancang suatu

tambang berdasarkan hasil study kelayakan dan eksplorasi yang dilakukan secara

aman dan menguntungkan. Masalah perencanaan tambang merupakan masalah

yang kompleks bukan hanya untuk perancangan geometrik 3D dari tambang, tapi

juga penentuan dan perhitungan parameter-parameter ekonomik lainnya.

Parameter-parameter ini sering merupakan fungsi dari waktu. Perencanaan

tambang, menunjukkan bagaimana kita bisa membuat rancangan tambang

(mencapai ultimate pit limit) dalam jangka waktu tertentu secara aman dan

menguntungkan serta menunjukkan bagaimana cara menentukan tahapan

penambangan.

Tujuan dari pekerjaan perencanaan tambang adalah membuat suatu rencana

produksi suatu cebakan yang akan :

 menghasilkan tonase pada tingkat produksi yang telah ditentukan dengan biaya

semurah mungkin.

 menghasilkan aliran kas yang maksimal pada beberapa kriteria ekonomi seperti

IRR, dan NPV.


HUMAN FACTORS
DATABASE MINE DESIGN
ECONOMIC UNCERTAINLY, DYNAMIC
AND CONSTANLY CHANGING EVALUATION DESIGN
PREPARATION PARAMETER

COMMODITY DISCOUNT RATES


PRICES INTERATIVE MINING COST
GEOLOGIINTEREST
DATABASE PROCESSING COST
CAPITAL COSTS
RATES OVERHEAD COST
COMMODITY PRICES
economic conceptual feasibility
GEOTECHNICAL parameters study
MINE DESIGN
DRILLING
OTHERS PRODUCTION COSTS PARAMETERS
COST

ENVIRONMENT technicalTHE
AFFECTING prefeasibility detailed mine
ULTIMATE PIT LIMIT DESIGN
parameter study design

TOPOGRAFI GRADE MODELS


DILUTIONS
OPTIMALUZATION
HIDROLOGI CONSTRUCTION
MINE RECOVERY
MILL PLANS
RECOVERY
BEDDING
SLOPE ANGLES
PIT LIMIT ROCK MASS DENSITIES
CHARACTERISTIC ROCK TYPE MODELS
GRADE
DISTRIBUTION BENCH HEIGHTS

LITOLOGY

NON HUM AN FACTORS GEOLOGICAL UNCERTANLY, CONSTANLY CHANGING AS INFORM ATION IS ADDED TO DATABASE

Sumber : Eng. Syafrizal

Gambar 2.1 fase perencanaan tambang terbuka

 Dalam melakukan suatu perencanaan tambang terbuka, harus diperhatikan hal

hal sebagai berikut:

a. Data yang diperlukan untuk perencanaan tambang terbuka

b. Pertimbangan-pertimbangan dalam perencanaan tambang terbuka

a. Data yang diperlukan untuk membuat perencanaan suatu tambang terbuka

adalah sebagai berikut :

 Peta topografi dan peta geologi.

 Data geologi dan eksplorasi rinci endapan bahan galian: letaknya,

bentuknya (cincin, lensa, disseminated (tersebar), urat (vein), batolith),

stratigrafi/litologi, dip & strike, kadar bijih rata-rata, ukuran/dimensinya,

jumlah sumber daya dan cadangan (measured/provenreserve), kadar rata-

rata dan penyebaran kadar, dll.

 Data geoteknik

 Data hidrologi dan geohidrologi

 Data kegempaan
 Data keekonomian

b. Perencanaan tambang harus memenuhi pertimbangan – pertimbangan yaitu :

 Pertimbangan ekonomis meliputi :

- Cut off grade

Yaitu kadar endapan bahan galian terendah yang masih memberikan

keuntungan apabila ditambang dan menentukan batas-batas atau besarnya

cadangan, serta menentukan perlu tidaknya dilakukan mining/blending

- Stripping Ratio (SR)

Salah satu cara menggambarkan efisiensi geometri dalam kegiatan

penambangan. Nisbah pengupasan yaitu perbandingan volume tanah

penutup (m3) dan volume bahan galian (ton).

SR (m3/ton) = volume tanah penutup (overburden) m3


volume bahan galian (ton)

- Break Even Stripping Ratio (BESR)

Untuk menganalisis kemungkinan sistem penambangan yang akan

digunakan, apakah tambang terbuka ataukah tambang bawah tanah, maka

dipelajari break even stripping ratio (BESR), yaitu perbandingan antara

biaya penggalian endapan bahan galian dengan biaya pengupasan tanah

penutup (overburden) atau merupakan perbandingan selisih biaya

penambangan bawah tanah dan penambangan terbuka dengan biaya

pengupasan secara tambang terbuka.

BESR = Cost penggalian bahan galian


Cost pengupasan overburden
 Pertimbangan teknis meliputi :

- Pertimbangan geometri

Geometri terdiri dari tinggi jenjang, sudut lereng jenjang tunggal, dan

lebar dari jenjang penangkap (catch bench). Rancangan geoteknik jenjang

biasanya dinyatakan dalam bentuk parameter-parameter untuk ketiga aspek

di atas. Dalam operasi di pit, pengontrolan sudut lereng biasa dilakukan

dengan menandai lokasi pucuk jenjang (crest) yang diinginkan

menggunakan bendera kecil. Operator shovel diperintahkan untuk menggali

sampai mangkuknya mencapai lokasi bendera tersebut. Lokasi lubang-

lubang tembak dapat pula menjadi pedoman. Sudut lereng keseluruhan

(overall slope angle) adalah sudut yang sebenarnya dari dinding pit

keseluruhan, dengan memperhitungkan jalan angkut, jenjang penangkap dan

semua profil lain di pit wall. Topografi merupakan faktor yang penting.

Akan sulit sekali bagi truk untuk keluar dari pit ke medan yang curam.

- Pertimbangan struktur geologi

Struktur bidang misalnya bidang perlapisan, bidang foliasi, bidang kekar,

bidang sesar, bidang sayap lipatan, sedangkan struktur garis antara lain garis

perpotongan dua bidang perlapisan, garis poros lipatan, goresan pada bidang

sesar, liniasi dan lain sebagainya. Dengan demikian masalah geometri dalam

geologi struktur adalah masalah yang dijalin oleh geometri bidang-bidang

dan garis-garis. Didalam prinsip geometri, suatu bidang atau garis adalah

unsur yang mempunyai kedudukan atau orientasi yang pasti di dalam ruang,

dan hubungan antara satu dan lainnya dapat dideskripsikan. Dalam hal ini,

suatu bidang atau garis harus mempunyai komponen kedudukan (attitude),


yang umunya dinyatakan dalam koordinat grafis, arah dan besaran

kecondongan (inklinasi). Salah satu cara struktur geologi diatas

pemecahannya adalah dengan metode geometri deskriptif, yang meliput

metode grafis dan proyeksi. Cara yang digunakan yaitu dengan

memproyeksikan bentuk dan posisi suatu proyek dalam ruang menjadi

gambaran datar pada suatu bidang. Dengan kata lain, bentuk dan posisi

obyek struktur yang tadinya dialam memiliki kenampakan tiga dimensi

diubah menjadi gambaran dua dimensi.

3. Menentukan pit limit

Banyak cara untuk merancang sebuah ultimate open pit. Pit limit adalah

tahap awal dalam menentukan arah penambangan dan batas akhir penambangan

pada material yang ekonomis. Metodenya dibedakan oleh ukuran deposit,

kuantitas dan kualitas data, kemampuan komputer, dan asumsi dari seorang

enginer tersebut. Langkah pertama untuk perencanaan jangka panjang atau pendek

adalah menetukan batas dari open pit. Batas ini menunjukkan jumlah bijih yang

dapat ditambang, kandungan logam, dan jumlah material buangan (overburden)

yang harus dipindahkan selama operasi penambangan berlangsung. Ukuran,

geometri, dan lokasi dari pit utama sangat penting dalam perencanaan tempat

tailing, tempat penimbunan tanah penutup (overburden), jalan masuk, konsentrat,

dan semua fasilitas lain pada tambang terbuka tersebut. Pengetahuan tambahan

dari rancangan ultimate pit juga berguna dalam membantu pekerjaan eksplorasi

mendatang. Dalam merancang ultimate pit, seorang engineer akan memberi nilai

pada parameter fisik dan parameter ekonomi. Batas pit utama merupakan batas

maksimum seluruh material yang memenuhi kriteria fisik dan ekonomi.


Material yang terkandung dalam pit akan mempunyai dua sasaran :

 Sebuah blok tidak akan ditambang kecuali blok tersebut dapat membayar

seluruh biaya untuk penambangan, proses, pemasaran, maupun pengupasan

material di atas blok tersebut.

 Untuk konservasi dari sumber daya alam. Blok yang memenuhi persyaratan

sasaran pertama merupakan bagian dari pit. Hasil dari sasaran-sasaran ini

adalah rancangan yang akan meningkatkan keuntungan total pit berdasarkan

parameter fisik dan ekonomi yang digunakan.

Perubahan parameter-parameter ini di masa yang akan datang, akan

mengakibatkan perubahan pada rancangan pit. Karena nilai dari parameter tidak

diketahui pada saat merancang, seorang enginer diharapkan dapat merancang pit

untuk berbagai nilai untuk menentukan faktor yang paling penting maupun

efeknya terhadap ultimate pit limit.

a. Metode komputerisasi

Yang harus dipahami, rancangan modern dari suatu pit membuat ahli

perencanaan menjadi lebih teliti dengan rancangan tersebut dan meningkatkan

pengetahuan tentang deposit tersebut. Prosedurnya tidak sederhana dan sukar

digunakan dalam deposit yang besar/kompleks. Karena panjangnya prosedur

tersebut, alternatif yang dapat dikerjakan terbatas. Begitu ada informasi tambahan

atau ada parameter desain yang berubah, maka keseluruhan prosesnya mungkin

harus diulang. Kekurangan lainnya adalah penampang dari pitnya mungkin

terancang baik, tetapi bila penampang (potongan) tersebut digabungkan dan

diperhalus, hasilnya bukan yang terbaik untuk pit secara keseluruhan.

Perkembangan pemakaian komputer telah memungkinkan untuk menangani


jumlah data yang besar dan menggunakan lebih banyak alternatif pit daripada

metode manual. Komputer telah terbukti sebagai alat yang hebat untuk

menyimpan, mengeluarkan kembali, memproses, dan menampilkan data proyek

pertambangan. Aplikasi komputer telah dikembangkan untuk memperkirakan

tanah penutup dari rancangan pit. Perhitungan dengan komputer di bawah kendali

seorang enginer. Komputer tidak mengerjakan seluruh rancangan tetapi hanya

melakukan pekerjaan perhitungan yang rumit, dimana prosesnya dikendalikan

oleh seorang enginer. Karakteristik yang lain yang membedakan jenis metode

komputerisasi adalah menggunakan seluruh atau sebagian blok untuk

penambangan. Dalam metode satu blok penuh, setiap blok ditambang sebagai

suatu kesatuan atau utuh, dalam metode blok parsial, bagian setiap blok dapat

ditambang.

Metode komputerisasi memiliki keuntungan tertentu :

 Akurat, dengan penggunaan blok parsial, tonase dalam jumlah kecil dapat

dihitung lebih akurat. Keseluruhan tonase pit mungkin akan akurat

menggunakan metode blok penuh, tetapi ketelitian akan berkurang untuk

volume yang kecil.

 Keterbatasan fisik, lereng pit yang diinginkan dan batas pit diperkirakan

dengan blok-blok penambangan. Penggunaan blok penuh menghasilkan

dinding pit yang tidak dapat diterima dalam masalah operasi dan kestabilan

lereng. Beberapa teknik blok penuh dapat mengasumsikan ukuran blok sebagai

fungsi lereng pit dan beberapa tidak mengijinkan lereng untuk bervariasi pada

pit. Ketelitian diperlukan untuk merancang pit yang menggunakan teknik blok

penuh.
 Biaya sebagaimana biasanya digunakan, metode blok penuh terbukti lebih

murah daripada metode blok parsial. Sebagai hasilnya, beberapa konfigurasi pit

dapat dengan cepat dianalisa dengan metode blok penuh untuk memberikan

dasar yang baik untuk analisa blok parsial secara lebih detail.

Sumber : Eng. Syafrizal

Gambar 3.1 metode komputerisasi dalam merancang pit limit


4. Estimasi volume batubara

Volume (tonase) merupakan bahan galian yang sudah diketahui bentuk,

dimensi, ukuran dan kualitasnya dan dapat diproduksi. Dari informasi tersebut,

dapat dilakukan identifikasi ketebalan tanah penutup dan bahan galian. Untuk

bahan galian dengan sistem perlapisan, dilakukan penjumlahan total ketebalan

untuk seluruh lapisan. Prosedur ini berlaku untuk seluruh lubang bor. Perbedaan

ketebalan dari tanah penutup dan bahan galian berpengaruh terhadap elevasi batas

atas dan batas bawah keduanya. Perhitungan luas daerah tergantung dari metode

perhitungan cadangan yang digunakan.

Pada industri pertambangan, penjualan bahan galian dan kapasitas produksi

dilakukan atas dasar berat dari bahan galian tersebut. Hal ini berlawanan dengan

industri perancangan sipil dimana pembayaran dilakukan atas dasar volume

material yang dipindahkan. Konversi dari volume ke berat harus dilakukan dalam

kaitannya dengan kegiatan pemuatan, pengangkutan maupun untuk kegiatan

pengolahan. Dalam perhitungan cadangan, tanah penutup yang akan dikupas

maupun bahan galian yang akan ditambang dihitung dalam satuan berat (tonase).

Konversi satuan volume ke satuan berat dilakukan dengan bantuan suatu faktor

tonase. Faktor tonase yang dimaksud adalah density. Besar nilai density untuk

setiap material berbeda-beda. Umumnya satuan yang digunakan untuk density

antara lain (ton/meter).

a. Metode grid teratur (block 3D)

Aspek yang paling penting dalam perhitungan cadangan adalah metode

penaksiran, terdapat bermacam-macam metode penaksiran yang bisa dilakukan.

Setelah data-data hasil uji kualitas dari conto dimasukkan ke dalam basis data,

kemudian dilakukan penaksiran data kualitas pada titik-titik (grid) yang belum
mempunyai data kualitas. Nilai data hasil taksiran tersebut merupakan nilai rata-

rata tertimbang (weighting average) dari data conto yang telah ada. Dalam

penaksiran data kadar (kualitas) ini dilakukan teknik-teknik pembobotan yang

umumnya didasarkan kepada :

 Letak grid atau blok yang akan ditaksir terhadap letak data conto,

 Kecenderungan penyebaran data kualitas.

 Orientasi setiap conto yang menunjukkan hubungan letak ruang antar

conto.

Pemodelan dengan komputer untuk merepresentasikan endapan bahan galian

umumnya dilakukan dengan model blok (block model). Dimensi block model

dibuat sesuai dengan desain penambangannya, yaitu mempunyai ukuran yang

sama tinggi jenjang. Semua informasi seperti jenis batuan, kualitas, dan topografi

dapat dimodelkan dalam bentuk blok.

Sumber : www.GemcomSurpac.com Handbook

Gambar 4.1 Block model 3D dari Surpac


I. JADWAL PELAKSAAN

Rencana pelaksanaan tugas akhir adalah mulai tanggal 1 Maret 2018

sampai dengan 1 Mei 2018 dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut:

Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan Minggu
NO 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Orientasi Lapangan

2 Pengambilan Data

3 Pengolahan dan
Analisa Data
4 Penyusunan Laporan

Tabel I.1.Uraian Jadwal Kegiatan Penelitian

J. PENUTUP

Demikianlah proposal ini kami buat sebagai bahan pertimbangan bagi

Bapak/Ibu agar dapat menerima kami untuk melaksanakan Tugas Akhir di

PT.Bukit Asam (Persero), Tbk. Dan untuk selanjutnya kami mohon bimbingan

dan arahan dari Bapak/Ibu dalam pelaksanaannya nanti.


K. DAFTAR PUUSTAKA

1. Dahlan Muhammad, 2014, “Geologi Untuk Pertambangan Umum”,

Yogyakarta; Graha Ilmu.

2. Stacey Peter, 2009, “Open Pit Slope Desaign” Australia;CSIRO

3. Rochmandi, 1998, “Arcgis 10 Untuk Pemula” Jakarta ; Eirlangga

4. Sucipto Adi, 1993, “Gemcom Surpac”, www.GemcomSurpac.com Handbok

5. Syafriza Eng, 2013, “Pemodelan dan evaluasi cadangan”, Bandung; Eirlanga

6. Adi Rahma, 2000,”Mine Planning,”Jakarta;Graha Ilmu.

7. Sunto Budi, 1999,”Teknik Membaca Peta Dan Kompas”, Yogyakarta;

Eirlangga

Kennedy,2000,”Tambang Terbuka”,Bandung;Ha

Anda mungkin juga menyukai