Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

EKONOMI SUMBER DAYA ALAM

MUH NUR FITRAH

NIM : P0303216010

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


KONSENTRASI MANAJEMEN LINGKUNGAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
Sumber daya alam dan lingkungan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi.
Sumber daya alam, selain menyediakan barang dan jasa, juga menjadi backbone dari perumbuhan
ekonomi dan sumber penghasilan masyarakat serta sebagai aset bangsa yang penting. Oleh karena itu,
ketersediaan dan kesinambungan (sustainability) dari sumber daya alam ini menjadi sangat penting bagi
kelangsungan pembangunan ekonomi dan akan sangat tergantung dari pengelolaan yang baik oleh
setiap stakeholder yakni masyarakat dan pemerintah.

Dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan haruslah holistik dan lintas disiplin ilmu,
termasuk melalui pendekatan ilmu ekonomi. Setidaknya, Ada dua metode untuk melakukan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan melalui mekanis ekonomi yaitu melalui pendekatan
pengaturan langsung berdasarkan baku mutu lingkungan yang diterapkan dengan mekanisme perundang-
undangan tanpa bantuan mekanisme pasar (command and control) dan pendekatan insentif ekonomi
berdasarkan mekanisme pasar (market based incentive).

Waste/ Assimilative
Capacity (W)
Waste (W)
Waste (W)

Asimilasi (A)

Asimilasi (A)

Economic
Activity
X1 X2 X3 X4
Grafik Hubungan Laju Kegiatan Ekonomi dan Jumlah Limbah Yang Dihasilkan

Pada gambar grafik di atas menjelaskan Semakin bertambah laju aktivitas ekonomi, maka
semakin meningkat jumlah limbah yang dihasilkan (W). dalam hal ini ketika produksi barang/produk
meningkat maka jumlah limbah yang dihasilkan juga akan naik. Tetapi pada grafik ini dibatasi oleh
kemampuan lingkungan untuk mengasimilasi (A).
Ketika dalam proses produksi meningkat dan melampaui batas asimilasi lingkungan maka akan
berdampak tidak baik terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya dan apabila dilakukan secara terus-
menerus makan dampak yang ditimbulkan akan semakin parah, maka dari itu perlu ada batasan dimana
dalam proses pengelolaan limbah yang dikeluarkan harus sesuai dengan nilai terendah dimana Asimilasi
harus lebih tinggi dibandingkan dengan aktifitas ekonomi/produksi atau jumlah limbah yang dihasilkan
paling tidak harus seimbang dengan kemampuan asimilasi lingkungan (A=W), ini dapat dilihat pada grafik
X1

Dalam pengelolaan lingkunagan secara secara berkelanjutan, suatu produksi harus selalu
ditimgkatkan untuk mendapatkan keuntungan tanpa melanggar prinsip-prinsip yang ada pada lingkugan
ini dapat dilakukan dengan menurunkan Waste (W) ataupun menaikkan A. Apabila A dapat dinaikkan
menjadi A’, namun laju limbah yang dihasilkan tetap sama, maka titik X1 bergeser menjadi titik optimum
X2. Pada kondisi ini, kegiatan ekonomi dapat ditingkatkan lebih jauh dibanding pada X1 dan toleransi
jumlah limbah yang dapat diasimilasi oleh lingkungan juga lebih banyak. Adapun cara Untuk Menurunkan
W cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan sistim ekonomi yang berbasis dengan sistim
lingkungan

Dimana jumlah dari bahan mentah (BM) sama dengan output (O) ditambah limbah produksi (LP) daur
ulang limbah produksi (LPDU) dan daur ulang limbah konsumsi (LKDU). Terdapat tiga cara untuk
mengurangi BM (Waste) dan karenanya mengurangi limbah yang dibuang ke lingkungan. Ketiganya itu
adalah:

1. Kurangi O. Dengan asumsi aliran lainnya tetap, kita dapat mengurangi limbah yang dibuang
dengan mengurangi jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam ekonomi. Beberapa orang
menganggap hal ini adalah jawaban paling baik jangka panjang terhadap masalah kerusakan
lingkungan; mengurangi output, atau paling sedikit menghentikan laju pertumbuhan.
Dengan menggunakan logika ini, banyak orang menganjurkan ‘pertumbuhan penduduk nol’
karena secara langsung jumlah penduduk berhubungan dengan jumlah barang yang harus
diproduksi.
2. Kurangi LP. Cara lain untuk mengurangi BM yang akhirnya akan mengurangi limbah yang dibuang
adalah dengan mengurangi LP. Asumsikan aliran lainnya tetap, ini berarti mengurangi limbah yang
dihasilkan untuk sejumlah barang produksi yang sama, atau mengurangi jumlah limbah per satuan
barang yang diproduksi. Hal ini dapat dicapai melalui dua cara. Cara pertama adalah dengan
menemukan dan menggunakan teknologi produksi yang baru yang menghasilkan lebih sedikit
limbah per unit barang yang diproduksikan.

Cara kedua untuk mengurangi LP adalah menggeser komposisi internal dari output. Output O
sebenarnya terdiri dari berbagai jenis barang dan jasa yang berbeda, yang juga berbeda dalam
jumlah limbah yang dihasilkannya. Jadi salah satu cara untuk mengurangi total limbah adalah
dengan menggeser dari barang dengan produksi limbah tinggi ke barang dengan produksi limbah
rendah, untuk jumlah total O tetap. Bergesernya ekonomi yang berbasis manufaktur ke berbasis
jasa adalah salah satu contohnya.

3. Tingkatkan LPDU dan LKDU. Kemungkinan ketiga adalah dengan meningkatkan daur ulang.
Daripada membuah limbah produksi dan konsumsi ke lingkungan, kita dapat melakukan daur
ulang ke dalam proses produksi. Hal ini menunjukkan peran utama dari daur ulang adalah
menggantikan aliran bahan mentah (BM) yang diambil dari lingkungan alam. Dengan
menggantikan barang yang diambil dari alam kita juga mengurangi limbah yang dibuang ke alam
sambil tetap mempertahankan produksi barang dan jasa yang dihasilkan (O).
Adapun cara lain yang dapat dilakukan yaitu

 Menggunakan bahan baku yang mengandung kadar cemaran rendah


 Mengupgrade mesin yang digunakan dengan mesin yang lebih baru dan lebih ramah lingkungan.
 Mengurangi penggunaan barang-barang yang berpotensi langsung menjadi limbah ketika
digunakan,
 Mengurangi jumlah limbah yang dapat memapar lingkungan dengan memasang alat. Misalnya.
memasang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk cemaran air.

Selanjutnya, apabila kemampuan asimilasi lingkungan (A) tidak berubah, namun jumlah limbah yang
dihasilkan dapat ditekan, maka diperoleh kondisi X3. Pada titik ini, walaupun jumlah limbah yang dapat
diasimilasi oleh lingkungan lebih sedikit dibanding pada titik X2, namun kegiatan ekonomi masih dapat
ditingkatkan lebih jauh. Kondisi yang paling optimum dapat dicapai pada titik X4, yakni ketika A
ditingkatkan dan W diturunkan. Jumlah limbah yang dapat ditoleransi oleh lingkungan lebih besar, dan
laju kegiatan ekonomi dapat ditingkatkan lebih jauh. Oleh sebab itu, untuk dapat terus mengembangkan
kegiatan perekonomian tanpa melanggar prinsip sustainable economy, jumlah limbah yang dihasilkan (W)
harus diturunkan dan kemampuan asmiliasi lingkungan (A) harus ditingkatkan.

Untuk menaikkan kemampuan asimilasi lingkungan dapat ditempuh dengan cara :

 Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan sumber daya alam
baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan
daya tampungnya.
 Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber daya alam maka
diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.
 Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
 Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.
 Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi yang sudah ada
sebelumnya.
 Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu hijau karena
daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
 Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagia air tanah,
maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
 Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai reservoir air, tata air,
peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.
 Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap pembuangan air
limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.
 Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk, perkantoran, dan
pusat-pusat kegiatan lain.
 Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha pengendalian agar
memiliki nilai yang ekonomis.
 Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju erosi.
 Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai