Anda di halaman 1dari 11

Makalah Seminar Kerja Praktek

PENGUJIAN RELE PROTEKSI DIFERENSIAL OVERALL PROTECTION


TIPE ASEA RADSB PADA GENERATOR DAN TRANSFORMATOR UNIT 1

Oleh:
Betta Yudhi Setyawan (L2F005523)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

ABSTRAK - Dalam sistem tenaga listrik,sistem proteksi merupakan komponen penting untuk
menjaga kelangsungan dankeandalan penyaluran energi listrik. Sistem proteksi berfungsi untuk
melindungi peralatan dari kerusakan pada saat terjadinya gangguan serta melokalisir gangguan agar
tidak meluas. Dengan sistem proteksi yang baik, maka kerugian yang tidak diinginkan bisa
dihindarkan, terutama pada peralatan vital seperti padagemnerator dan transformator.
Salah satu peralatan yang berperan dalam sistem proteksi adalah rele proteksi diferensial yang
digunakan untuk melindungi generator dan transformator. Rele ini melindungi generator dan
transformator dari gangguan-gangguan internal seperti hubung singkat antar fasa, hubung singkat
dari fasa ke tanah, maupun hubung singkat antar belitan. Rele ini bekerja berdasarkan setting arus
dan waktu operasi yang sudah ditentukan sehingga bisa bekerja dengan cepat dan tepat sasaran.
Selain itu, rele ini dilengkapi dengan penahan gangguan eksternal dan harmonisa agar tehindar dari
salah kerja.
Rele yang telah bekerja dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus, semakin lama akan
mengalami keausan dan pergeseran setting. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian ulang dalam
rangka pemeliharaan rutin, meliputi di antaranya pengujian setting arus,waktu operasi,resistant
characteristic maupun second harmonic resistant. Hal ini untuk memastikan kelayakan kerja rele
sekaligus memperpanjang umur kerja rele.

I. PENDAHULUAN dilakukan pengujian dan pemeliharaan


1.1 Latar Belakang pada rele. Diantaranya dengan melakukan
pengujian dan pengaturan ulang pada rele
Kebutuhan konsumen akan energi tersebut.
listrik dari hari ke hari semakin bertambah
karena kemajuan teknologi dan ilmu 1.2 Tujuan
pengetahuan menghasilkan produk-produk
teknologi yang membutuhkan suplai energi Adapun tujuan dari penyusunan
berkualitas untuk memaksimalkan laporan adalah agar mengenal cara
kinerjanya. Salah satu komponen utama pengujian rele proteksi khususnya pada
yang menjadi penghasil sumber energi rele proteksi diferensial overall protection
adalah sistem pembangkit tenaga listrik. merk ASEA tipe RADSB yang digunakan
Termasuk didalamnya adalah Pembangkit untuk proteksi keseluruhan pada Generator
Listrik tenaga Air (PLTA). dan Transformator unit 1 PLTA PB
Untuk memberikan keandalan dan Soedirman.
kualitas yang baik dalam pendistribusian
tenaga listrik, suatu sistem tenaga listrik 1.3 Pembatasan Masalah
yang baik harus mempunyai sistem
pengamanan yang memadai untuk Ruang lingkup pembahasaan dalam
melindungi dari gangguan-gangguan laporan kerja praktek di PT. Indonesia
internal dan eksternal. Terutama untuk Power UBP Mrica Sub Unit PLTA
peralatan vital seperti generator dan Panglima Besar Soedirman, Banjarnegara,
transformator, agar tidak sampai Jawa Tengah adalah mengenai pengujian
menyebabkan kerusakan dan kerugian. rele proteksi diferensial overall protection
Contoh pengamanan yang dilakukan merk ASEA RADSB yang digunakan
adalah dengan menggunakan rele proteksi. untuk proteksi keseluruhan pada Generator
Semakin lama waktu pemakaian dan Transformator unit 1.
dari sebuah rele dapat mempengaruhi
kepekaan, keandalan, selektifitas dan
kecepatan kerja rele. Oleh karena itu perlu
II. PT. Indonesia Power UBP Mrica Kondisi abnormal tersebut dapat berupa
2.1 Gambaran Umum PLTA PB antar lain:
Soedirman PT. Indonesia Power 1. Hubung singkat
UBP Mrica 2. Beban lebih
3. Tegangan lebih
Sungai Serayu merupakan salah satu 4. Frekuensi sistem lebih
sungai yang cukup besar di daerah Jawa 5. Lepas sinkron
Tengah. Sungai yang bermuara di laut
selatan ini dikenal sebagai sungai yang 3.2 Rele Proteksi
tidak pernah kering sepanjang tahun.
Kondisi geografis yang berupa pegunungan Rele proteksi adalah peralatan yang
dan lembah, semakin mendukung daerah dapat merasakan atau mengukur adanya
tersebut untuk dijadikan proyek gangguan pada sistem, dan segera
pemanfaatan tenaga air. Setelah melalui membuka pemutus tenaga untuk
proses yang cukup panjang, akhirnya pada memisahkan peralatan dari sistem yang
1982 PLTA Panglima Besar Soedirman di terganggu.
daerah Mrica, Banjarnegara, Jawa Tengah
mulai dibangun.
Sejak 1992, seluruh PLTA di 3.3 Fungsi Rele Proteksi
wilayah Daerah Tingkat I Jawa Tengah
berada dibawah PT. Indonesia Power UBP Rele proteksi berfungsi untuk :
Mrica yang sampai saat ini berjumlah 16 a. Merasakan, mengukur dan menentukan
Sub Unit PLTA dengan total produksi bagian sistem yang terganggu serta
energi rata-rata 1100 Gwh/tahun dengan memisahkan secepatnya.
daya terpasang 349,81 MVA atau 310 b. Mengurangi kerusakan yang lebih parah
MW. akibat gangguan dari peralatan yang
terganggu.
Table 2.1 Daya terpasang di Unit Bisnis c. Mengurangi pengaruh akibat gangguan
pembangkitan Mrica terhadap bagian sistem yang lain yang
Pembangkit Daya Terpasang tidak terganggu di dalam sistem
PB Soedirman 3 x 60 MW tersebut serta dapat beroperasi normal,
Wonogiri 2 x 6,20 MW
juga mencegah meluasnya gangguan.
Sempor 1 x 1,00 MW
Wadaslintang 2 x 9,00 MW
d. Memperkecil bahaya bagi manusia
Kedungombo 1 x 22,50 MW akibat gangguan listrik.
Jelok 4 x 5,12 MW
Timo 3 x 4,00 MW 3.4 Persyaratan rele proteksi
Garung 2 x 13,2 MW
Ketenger 2 x 3,52 MW Untuk dapat melaksanakan fungsi
Ketenger 1 x 1,05 MW tersebut diatas, maka secara umum rele
Klambu 1 x 1,17 MW tersebut harus memenuhi persyaratan
Pejengkolan 1 x 1,40 MW sebagai berikut:
Sidorejo 1 x 1,40 MW 1. Dapat diandalkan ( reliable)
Tapen 1 x 0,75 MW Rele proteksi tidak boleh gagal
Siteki 1 x 1,20 MW bekerja dalam mengatasi gangguan.
Plumbungan 1 x 1,60 MW 2. Selektivitas
Rele proteksi mampu mendeteksi
III. Sistem Proteksi adanya gangguan yang terjadi pada
3.1 Pengertian Sistem Proteksi daerah pengamanannya dan melokalisir
gangguan.
Sistem proteksi merupakan sistem 3. Waktu kerja rele cepat
pengaman pada peralatan-peralatan yang Makin cepat relai bekerja, maka
terpasang pada sistem tenaga listrik. tidak hanya dapat memperkecil
terhadap gangguan atau kondisi abnormal kerusakan akibat gangguan tetapi juga
yang terjadi dalam sistem tenaga listrik.
dapat memperkecil kemungkinan besar, maka tidak akan ada arus yang
meluasnya gangguan. mengalir melalui kumparan kerja
4. Sensitif (peka) (operating coil) rele pengaman, tetapi
Rele dikatakan peka apabila setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah)
dapat bekerja dengan masukan dari yang mengakibatkan sistem keseimbangan
besaran yang dideteksi kecil. terganggu, akan menyebabkan arus
mengalir melalui Operating Coil rele
3.5 Rele Diferensial pengaman, maka relai pengaman akan
bekerja dan memberikan perintah putus
Rele diferensial merupakan suatu (tripping) kepada circuit breaker (CB).
rele yang prinsip kerjanya berdasarkan Seperti gambar 3.2 dibawah ini :
keseimbangan (balance), yang mem-
bandingkan arus-arus sekunder trans-
formator arus (CT) terpasang pada
terminal-terminal peralatan atau instalasi
listrik yang diamankan.

3.5.1 Prinsip Kerja Dari Rele


Diferensial
Gambar 3.2. Sistem Pengaman Rele Diferensial
Dalam kondisi normal, arus
mengalir melalui peralatan listrik yang 3.6 Pemeliharaan Sistem Proteksi
diamankan (generator, transformator dan
lain-lainnya). Arus-arus sekunder trans- Rele proteksi yang telah digunakan
formator arus, yaitu I1 dan I2 bersirkulasi dalam waktu lama dan sering digunakan,
melalui jalur IA. Jika rele pengaman juga bisa mengalami gangguan, sehingga
dipasang antara terminal 1 dan 2, maka mengalami kegagalan atau keterlambatan
dalam kondisi normal tidak akan ada arus kerja.
yang mengalir melaluinya. Dapat dilihat Kegagalan atau keterlambatan kerja
pada gambar 3.1. dibawah ini : proteksi dapat disebabkan oleh antara lain:

1. Relenya telah rusak atau tidak konsisten


bekerjanya
2. Setting relenya sudah tidak benar
3. Baterainya sudah lemah sehingga tidak
mampu mentrip-kan pemutusnya.
4. Kegagalan kerusakan komunikasi tele
proteksi dan lain-lain.

Gambar 3.1 Pengawatan Dasar Rele Diferensial Untuk menghindari hal-hal diatas
maka dilakukan pemeliharaan. Dengan
Jika terjadi gangguan di luar pemeliharaan yang baik diharapkan:
peralatan listrik peralatan listrik yang
diamankan (external fault), maka arus yang 1. Kondisi peralatan proteksi terjaga baik
mengalir akan bertambah besar, akan tetapi sehingga tetap berfungsi sebagaimana
sirkulasinya akan tetap sama dengan pada mestinya.
kondisi normal, sehingga rele pengaman 2. Dapat mendeteksi adanya penyim-
tidak akan bekerja untuk gangguan luar pangan, kelemahan atau ketidak-
tersebut. Jika gangguan terjadi didalam lengkapan sistem proteksi yang
(internal fault), maka arah sirkulasi arus merupakan petunjuk kegagalan proteksi
disalah satu sisi akan terbalik, sebelum kegagalan yang sebenarnya.
menyebabkan keseimbangan pada kondisi
normal terganggu, akibatnya arus ID akan
mengalir melalui rele pengaman dari
terminal 1 menuju ke terminal 2. Selama
arus-arus sekunder transformator arus sama
IV. Pengujian Rele Proteksi Diferensial 4.2. Proses Pengujian Rele Diferensial
Overall Protection Merk ASEA Tipe ASEA RADSB
Tipe RADSB Pada Generator dan 4.2.1. Peralatan Pengujian Rele
Transformator Unit 1 Diferensial ASEA RADSB
4.1 Rele yang Diuji
Untuk dilakukan pengujian di
Rele
ele yang akan di uji adalah Rele perlukan peralatan sebagai berikut:
differensial merk ASEA tipe RADSB. RADSB
Pada rele diferensial ASEA tipe RADSB 1. Secondary current injection test system
ini, dilakukan beberapa pengujian, yaitu merk SMC tipe PTE-5050-CET.
pengujian arus setting operasi, waktu
setting operasi, karakteristik restraint, dan
pengujian second harmonic restraint.
restraint

Gambar 4.5.. Penampang PTE


PTE-50-CET
Gambar 4.1. Rele
ele differensial merk ASEA tipe
2. Secondary voltage injection test
RADSB
system merk SMC tipe PTE
PTE-300-V
4.1.2 Instalasi Rele

Berikut ini adalah spesifikasi yang


digunakan pada instalasi rele diferensial
overall protection RADSB yang di
gunakan pada unit 1 di PLTA PBS Mrica:

 Sirkit 1 : Trafo T1 pada sisi 150 KV


 Rasio CT utama : 300/1 A hubung Y
 Rasio ACT : 1,5/ 1 A hubung : Yd
 Sirkit 2 : Netral Generator Gambar 4.6.. Penampang PTE-300-V
 Rasio CT utama : 300/5 A hubung Y
 Rasio ACT : 4,88/ 1 A hubung : Y 3. Kabel konektor RS-232
232
 Sirkit 3 : sisi primer Trafo bantu T11 4. Test-plug
plug handle tipe RTXF 18
 Rasio CT utama : 100/5 A hubung Y 5. Rele Differensial Overall Protection
 Rasio ACT : 14,6/ 0,1 A hubung Y tipe ASEA RADSB
6. Regulator dan Dioda
7. Obeng khusus (special
special tool
tool)

Gambar 4.7.. Obeng khusus (special tool)

8. Buzzer
9. Sumber tegangan AC 1 fasa 220 V
10.Test lead cable
11.Multimeter digital

Gambar 4.4 Single line diagram proteksi PLTA


PBS pada unit 1
4.2.2 Persiapan Pengujian Rele b. Blok test switch
Bloking dilakukan dengan
Sebelum dilakukan pengujian pada memasukan test-plug
plug handle tip
tipe
rele, ada beberapa hal yang harus RTXF 18 kedalam test switch tipe
dilakukan, diantaranya adalah: RTXP 18.
1. Mempersiapkan formulir laporan
pemeliharaan dan pengujian Trans- Trans
formator Differential Relay tipe
RADSB.
2. Mempersiapkan gambar PCD (Plant
Circuit Diagram) dan data padapad buku
ASEA Relay Buyers Guide.
3. Mempersiapkan peralatan uji injeksi
arus, dioda dan kabel test, buzzer.
4. Blocking
Rele proteksi masih terhubung Gambar 4.9. Test-plug
plug handle RTXF 18 yang
dengan sistem,, sehingga sebelum sudah dimasukkan ke dalam test switch tipe
melakukan pengujian, rele perlu RTXP 18
dipisahkan. Untuk memisahkannya
dilakukan dengan dua cara yaitu: 4.2.3. Rangkaian Pengujian Rele
a. Blok sambungan
Dengan cara melepas Sebelum membuat rangkaian
sambungan kontak dari rele. Dengan pengujian, perlu diketahui diagram
cara menggunakan obeng khusus rangkaian rele diferensial tipe ASEA
untuk mengendurkan sekrup RADSB, agar tidak terjadi kesalahan
sambungan. dalam pembuatan perangkaian. Berikut ini
adalah gambar diagram sirkit dari rele
RADSB:

Gambar 4.8. Sambungan


ngan kontak dibelakang
rele

Dengan melihat gambar PCD


maka sambungan
ambungan yang dilepas
adalah sebagai berikut: Gambar 4.10.. Plant circuit diagram untuk
overall diff. protection
 Pada lemari KAB 6, kelompok
B50 X4 Nomor 1 – 2 yang 4.2.3.1. Rangkaian pengujian arus
terhubung ke sistem proteksi operasi rele
generator
Pengujian ini dilakukan untuk
 Pada lemari KAB 6, kelompok
mengetahui arus operasi (setting) pada saat
B50 X4 Nomor 9 – 10 yang
terjadi trip.
terhubung ke sistem proteksi
trafo.
 Pada lemari KAB 5, kelompok
B50 X4 Nomor 1 – 2, 5 – 6, 3 -4,
7 – 8 yang terhubung ke Trip A. Gambar 4.11.. Diagram blok pengujian arus
operasi rele
berikut ini adalah gambar contoh
berikut ini adalah gambar contoh pemasangannya:
pemasangannya:

Gambar 4.16.. Contoh pemasangan rangkaian


Gambar 4.12.. Contoh pemasangan rangkaian pengujian resistant characteristic
pengujian arus operasi rele
4.2.3.4. Rangkaian pengujian second
4.2.3.2. Rangkaian pengujian waktu harmonics resistant
operasi rele
Pengujian ini dilakukan untuk
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui resistansi rele terhadap
mengetahui waktu operasi (setting) pada harmonisa kedua.
saat terjadi trip.

Gambar 4.13.. Diagram blok pengujian waktu Gambar 4.17. diagram blok pengujian second
operasi rele harmonics resistant
resistant.

berikut ini adalah gambar contoh berikut ini adalah gambar contoh
pemasangannya: pemasangannya:

Gambar 4.18.. Contoh pemasangan rangkaian


pengujian second harmonics resistant
Gambar 4.14.. Contoh pemasangan rangkaian
pengujian waktu operasi rele 4.2.4. Prosedur Pengujian Rele
4.2.4.1. Pengujian arus operasi rele
4.2.3.3. Rangkaian pengujian resistant
characteristic
Sesuai dengan pe petunjuk instruksi
kerja dan PCD,, selanjutnya dilakukan
Pengujian ini dilakukan untuk
langkah kerja sebagai berikut:
mengetahui karakteristik resistan rele.
Pengujian dilakukan antar sirkit pada
1. Hubungkan alat injeksi dengan AC
masing-masing fasa.
source 220 V, hidupkan alat .
2. Hubungkan buzzer dengan terminal test
plug nomor 1A-17A. 17A. seperti dapat
dilihat pada gambar 4.19.
19.
3. Injeksikan arus circuit 1 phase L1 ( R )
pada terminal test plug nomor 3A3A- 12A
Gambar 4.15.. Diagram blok pengujian resistant hingga rele kerja (buzzer bunyi), harga
characteristic arus dapat dilihat pada display arus atau
pada amperemeter terpasang, kemudian
mencatat harga arus (operating
operating value)
value Kabel dari plug nomor 1 dan 17 masuk
pada formulir, matikan alat injeksi. ke terminal timer.
4. Untuk fasa R circuit 2 dan 3,
3 maka 3. Injeksikan arus circuit 1 phase L1 ( R )
ulangi langkah diatas untuk ; pada terminal test plug nomor 3A 3A- 12A
- Circuit 2 phasee L2 ( S ), pada kemudian injeksikan arus serentak
terminal nomor 6A-12A. A. berturut-turut
turut sebesar 1,5 x I sett; 2 x I
- Circuit 3 phase L2 ( S ), pada sett ; 2,5 x I sett, catat hasilnya pada
terminal nomor 9A-12A. A. pada formulir, cocokkan dengan hasil
uji yang lalu, matikan alat injeksi.
4. Bandingkan
andingkan hasil pengujian dengan
hasil commisioning test atau data book
sebagai syarat keberterimaan, jika
sesuai rele dianggap baik , tetapi jika
tidak lakukan adjustment.

4.2.4.3. Pengujian Resistant


Gambar 4.19 Rangkaian kabel pada test switch Characteristic
untuk pengujian arus operasi pada fasa R
circuit 1 Sesuai dengan petunjuk instruksi
kerja dan PCD, langkah kerja
kerjanya sebagai
5. Untuk fasa S, maka ulangi langkah berikut:
diatas untuk ;
- Circuit 1 phase L2 ( S ), pada 1. Pindahkan timer ke fungsi buzzer pada
terminal nomor 4A-13A.
13A. terminal yang sama.
- Circuit 2 phase L2 ( S ), pada 2. Injeksikan dua buah arus dengan sudut
terminal nomor 7A-13A.
13A. yang sama pada circuit 11-2 phase R ,
- Circuit 3 phase L2 ( S ), pada Arus I pada terminal: 3A
3A-6A dan arus II
terminal nomor 10A-13A.
13A. terminal: 12A-6A, A, naikkan arus I
6. Untuk fasa S, maka ulangi langkah hingga 1,5 A, kemudian naikkan arus II
diatas untuk ; hingga rele pick-up,
up, buzzer bunyi dan
- Circuit 1 phase L3 ( T ), pada catat harga arus tersebut pada formulir
terminal nomor 5A-14A.
14A. yang tersedia, matikan alat injeksi arus.
- Circuit 2 phase L3 ( T ), pada 3. Masih pada rangkaian diatas, naikkan
terminal nomor 8A-14A.
14A. arus I hingga 3,0 A, kemudian naikkan
- Circuit 3 phase L3 ( T ), pada arus II hingga rele pickpick-up, buzzer
terminal nomor 11A-14A.
14A. bunyi dan catat harga arus tersebut pada
7. Bandingkan hasil uji dengan formulir, matikan injeksi.
commisioning test dan data ASEA 4. Lakukan seperti langkah diatas untuk ;
Relay pada blanko uji sebagai syarat - Circuit 1-3 phase R R, Arus I terminal
keberterimaannya, bila tidak sesuai : 3A-9A, Arus II terminal : 112A-9A.
lakukan adjustment. 5. Lakukan seperti langkah diatas untuk ;
- Circuit 1-22 phase S, Arus I terminal :
4.2.4.2. Pengujian waktu operasi rele 4A-7A, Arus II terminal : 13A
13A-7A.
- Circuit 1-33 phase S, Arus I terminal :
Sesuai dengan petunjuk instruksi 4A-10A, Arus II terminal :13A
:13A-10A.
kerja dan Plant Circuit Diagram, 6. Lakukan seperti langkah diatas untuk ;
selanjutnya dilakukan langkah kerja - Circuit 1-22 phase T, Arus I terminal
sebagai berikut: :54A-8A, Arus II terminal : 14A
14A-8A.
- Circuit 1-33 phase T, Arus I terminal
1. Hubungkan alat injeksi dengan AC : 5A-11A, Arus II terminal : 14A
14A-
source 220 V, hidupkan alat . 11A.
2. Hubungkan terminal timer dengan 7. Bandingkan hasil pengujian dengan
terminal test plug nomor 1A-17A.
1A hasil commisioning test atau data book
seperti dapat dilihat pada gambar 4. sebagai syarat keberterimaan
keberterimaan.
4.2.4.4. Pengujian second harmonic Adapun hasil uji yang diperoleh
resistant rele pada pengujian arus operasi adalah sebagai
berikut:
Sesuai dengan petunjuk instruksi
kerja dan PCD, selanjutnya dilakukan Tabel 4.1 Hasil pengujian arus operasi rele
langkah kerja sebagai berikut: OPERATION VALUE (mA)

CIRCUIT
1. Injeksikan dua buah arus dengan sudut I set
(mA) Phase Phase Phase LEGEND
yang sama untuk arus I (satu) diseri L1 L2 L3

dengan A meter AC, untuk arus II (dua) ASEA Relays


diseri dengan Dioda dan A meter DC, 315 - 385 SMA 2 RK
baik arus I maupun arus II pada circuit I 625-101E.
phase L1 dipasang pada terminal nomor 1 350 332 344 339
3A-12A (paralel). 2 350 332 343 338
Commissioning
Test
2. Naikkan arus II hingga Amper meter
DC menunjuk 0,8 A, kemudian naikkan 3 350 332 343 338
arus I hingga rele pick-up, buzzer bunyi 1 350 325 338 332
dan catat pada formulir harga arus I,
lalu matikan injeksi arus. 2 350 325 338 331 Test Result
3. Lakukan langkah diatas untuk ;
3 350 326 339 330
- Circuit I phase L2 terminal nomor :
4A-13A.
- Circuit I phase L3 terminal nomor :
5A-14A. 4.3.2 Pengujian waktu operasi rele
- Circuit II phase L1 terminal nomor :
6A-12A. Sedangkan hasil uji yang diperoleh
- Circuit II phase L2 terminal nomor : pada pengujian waktu operasi rele ASEA
7A-13A. RADSB overall protection dapat dilihat
- Circuit II phase L3 terminal nomor : dalam tabel sebagai berikut:
8A-14A.
- Circuit III phase L1 terminal nomor Tabel 4.2.hasil pengujian waktu operasi rele
: 9A-12A Operation
- Circuit III phase L2 terminal nomor Injected Current
Time Legend
(A)
: 10A-13A ( mS )
- Circuit III phase L3 terminal nomor ASEA Relays
: 11A-14A 27 - 33
SMA 2;Page
4. Bandingkan hasilnya dengan 30;RADSB, UG 03
- 5012E.
commisioning test/data book dengan 1.5 x Is 0.53 30.0
syarat keberterimaannya . Commisioning
2 x Is 1.05 30.0
Test
2.5 x Is 1.75 30.0
4.3 Hasil Pengujian Dan Analisa
1.5 x Is 0.525 32.0
2 x Is 0.750 31.0 Test Result
Pada saat pengujian ditetapkan
2.5 x Is 0.875 30.0
setting arus ditetapkan sebesar 350 mA,
maka berdasarkan standar pengujian yang
diberikan oleh produsen pabrik ASEA, Pada standar acuan pabrik
hasil yang diperoleh harus berada antara ditentukan lamanya waktu operasi antara
315 mA sampai 385 mA untuk setiap 27 – 33 ms untuk pengujian dengan 1,5 x
pengujian. Standar ini dapat dilihat pada Is ; 2 x Is ; 2,5 x Is (Manual book ASEA
buku petunjuk di bagian ASEA Relays Relays SMA 2;Page 30;RADSB, UG 03 -
SMA 2 RK 625-101E. Selain itu juga 5012E.), dengan Is adalah besarnya setting
disediakan data hasil commissioning test arus. Selain itu juga disediakan data hasil
yang telah dilakukan sebelumnya. Kedua commissioning test yang telah dilakukan
data inilah yang digunakan sebagai acuan sebelumnya.
hasil pengujian.
Dari hasil pengujian didapatkan
grafik sebagi berikut: Pada saat terjadi gangguan eksternal,
Ix dan Iy meningkat demikian pula torsi
34
penahan meningkat sehingga mencegah
salah operasi. Perbandingan dari arus
waktu operasi
32
30 operasi diferensial terhadap arus penahan
(ms)

28 rata-rata
ata adalah persentase tetap. Sehingga
rele seperti ini disebut rele diferensial
0.525 0.750 0.875
persentase (percentage differential relay).
arus (A) Adapun hasil uji yang diperoleh
pada pengujian karakteristik resistan rele
Gambar 4.20 Grafik hubungan arus dan waktu ASEA RADSB overall protection dapat
operasi rele dianalisa dalam tabel sebagai berikut:

Dan berikut ini adalah kurva Tabel 4.3.hasil pengujian resistant


karakteristik arus terhadap waktu operasi characteristic
pada rele RADSB: Through Current in Diff.

Current Injected
between circuit
current Circuit

Phase
Result
Injected for Operation Range
(A) (A)

1.5 0.84 0.65 - 0.95


1 - 2 R
3.0 2.17 1.6 - 2.2

1.5 0.84 0.65 - 0.95


1 - 3 R
3.0 2.18 1.6 - 2.2

1.5 0.819 0.65 - 0.95


Gambar 4.21 kurva karakteristik arus terhadap 1 - 2 S
waktu operasi pada rele RADSB 3.0 2.12 1.6 - 2.2

1.5 0.815 0.65 - 0.95

Bila dibandingkan keduanya sangat 1 - 3 S


3.0 2.01 1.6 - 2.2
bersesuaian.
1.5 0.82 0.65 - 0.95
1 - 2 T
4.3.3 Pengujian resistant characteristic 3.0 2.10 1.6 - 2.2

1.5 0.821 0.65 - 0.95


1 - 3 T
Ketika
etika terjadi gangguan internal, 3.0 2.03 1.6 - 2.2
maka dengan cepat rele diferensial akan
mentripkan CB. Namun RADSB memiliki Dalam standar acuan pabrik yang
rangkaian penahan (restrains circuitry) terdapat pada buku petunjuk ASEA Relays
untuk arus diferensial yang disebabkan SMA 2;RADSB, RK 625 - 101E.page : 5,
oleh gangguan eksternal, arus inrush atau telah ditentukan bahwa untuk trough
tegangan lebih untuk mencegah current sebesar 1,5 A maka rele harus trip
beroperasinya rele. oleh arus differensial sebesar antara 0,65
A - 0,95 A. Sedangkan untuk trough
current 3 A antara 1,6 A - 2,2 A.
Dari data hasil pengujian dapat kita
lihat bahwa hasilnya masih sesuai dengan
standar. selanjutnya bila kit
kita bandingkan
dengan kurva karakteristik batasan
penahan (restrains) terhadap gangguan
eksternal sebagai berikut:

Gambar 4.22 Skema prinsip kerja rele


diferensial RADSB
Tabel 4.4.hasil pengujian second harmonic
resistant
Injected
Injected LEGEND
AC
half-
Current ASEA Relays
wave
I1(A) SMA.2
Cicuit Phase current
Appendix
DC
B.RK 625-
comp. 1.2 - 1.8
101E hal.5
I2 (A)
tabel 2
L1 0.80 1.362
1 L2 0.80 1.406
L3 0.80 1.411
Gambar 4.23 karakteristik batasan penahan
(restrains) terhadap gangguan eksternal (2). L1 0.80 1.406
2 L2 0.80 1.400
Misalkan kita ambil contoh dari L3 0.80 1.404
pengujian dari sirkit 1-22 pada fasa R.
L1 0.80 1.410
Untuk trough current 1,5 A arus
3 L2 0.80 1.411
diferensialnya adalah 0.84 A, maka
persentase perbandingannya adalah: L3 0.80 1.413

Hubungan antara persentase


terhadap harmonisa kedua, komponen DC
I2 dan Arus AC injeksi I1 adalah sebagai
Dan untuk trough current 3 A berikut:
dengan arus diferensialnya 2,17 A adalah

Dari hasil perhitungan sederhana di


atas dapat di ketahui bahwa keduanya Jika kita masukan hasil pengujian
berada diatas
as batas persentase kerja rele. pada persamaan tersebut, maka hasilnya
dapat kita lihat pada tabel berikut :
4.3.4 Pengujian second harmonic
resistant rele Tabel. 4.5.. Hasil perhitungan persamaan
persentase harmonisa kedua
I2 I1 Persentase
ersentase harmonisa kedua
Pengujian ini dilakukan dengan (A) (A) (%)
memasukan arus DC setengah gelombang 0,800 1,362 16,78
0,8 volt ke dalam rele dengan cara
0,800 1,406 16,46
diparalel dengan arus injeksi rele.
Kemudian arus injeksi AC di naikkan
naikka dari 0,800 1,411 16,42
nol sampai terjadi trip. 0,800 1,406 16,46
Sesuai dengan standar acuan pada 0,800 1,400 16,50
buku manual ASEA Relays SMA.2
0,800 1,404 16,47
Appendix B.RK 625-101E 101E hal.5 tabel 2,2
maka rele akan trip pada saat diinjeksikan
diinjeksik 0,800 1,410 16,43
arus AC sebesar 1,2 – 1,8 A, sesuai dengan 0,800 1,411 16,42
batasan persentase harmonisa kedua 0,800 1,413 16,41
sebesar 14 - 18%.
Adapun hasil uji yang diperoleh Dari hasil perhitungan dapat
pada pengujian second harmonic resistant diketahui bahwa rele diferensial baru
rele ASEA RADSB overall protection bekerja pada saat harmonisa kedua
dapat dianalisa dalam tabel sebagai besarnya telah kurang dari 17%.
berikut:
V. PENUTUP 3. Dengan penambahan personil tenaga
5.1 Kesimpulan kerja ataupun operator penguji dapat
1. Rele diferensial tipe ASEA RADSB ditambah agar peningkatan kerja lebih
adalah salah satu jenis peralatan efektif dan efisien, yang tentunya
proteksi yang dapat digunakan untuk diiringi dengan penampahan peralatan
melindungi Generator sekaligus pengujian yang sesuai.
Transformator dari gangguan-gangguan
yang bersifat internal. DAFTAR PUSTAKA
2. Pemeliharaan peralatan proteksi me- [1] Facta, M., Diktat Kuliah: Sistem
rupakan tindakan untuk memper- proteksi dan rele, Universitas
tahankan kondisi dan meyakinkan Diponegoro , Semarang.
bahwa peralatan proteksi tetap dapat [2] Rao, Sunil S., Switchgear and
berfungsi sebagaimana mestinya. Protection, Khanna Publishers, New
3. Pengujian yang dilakukan pada rele Delhi.
diferensial tipe ASEA RADSB [3] Supriyadi, A. Agus, instruksi kerja
meliputi: pengujian arus setting, pengujian rele proteksi PLTA PB
pengujian waktu operasi, pengujian Soedirman, PT Indonesia Power
restrains characteristic, pengujian UBP Mrica, Banjarnegara, 2006.
second harmonics restraint. [4] ---, ASEA Relay Buyer Guide,
4. Sebelum dilakukan pengujian, rele yang ASEA, swedia, 1985
diuji harus dipisahkan dari sistem [5] .---, Plant Circuit Diagram PLTA
supaya tidak mengganggu jalannya Mrica, ASEA, Swedia, 1985
sistem lainnya.
5. Pengujian arus setting bertujuan untuk [6] ---, PTE-50-CET instructions
mengetahui besar arus pick up rele. manual, EUROSMC , 1998.
Nilai pick-up adalah nilai arus operasi [7] ---, PTE-300-V instruction manual,
minimum pada suatu rele untuk EUROSMC, 1998
beroperasi.
6. Pengujian waktu operasi bertujuan BIOGRAFI
untuk mengetahui lamanya waktu
operasi rele. Betta Yudhi Setyawan
7. Pengujian restrains characteristic (L2F005523)
bertujuan untuk menguji kemampuan
rele untuk menahan gangguan eksternal Lahir di Banjarnegara,
yang datangnya dari luar zona proteksi. 25 November 1987
Apabila hal ini terjadi rele tidak boleh Menempuh pendidikan di
beroperasi, namun jika mendeteksi TK dan SD Tawangsari Wonosobo, SDK
adanya gangguan internal, rele harus Debora Banjarnegara, SMPN 1
dapat beroperasi dengan normal. Banjarnegara, SMAN 1 Banjarnegara dan
8. Pengujian second harmonics restraint sekarang masih menempuh pendidikan di
bertujuan untuk menguji kemampuan Universitas Diponegoro Fakultas Teknik
rele untuk dapat menahan harmonisa Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Teknik
kedua. Energi Listrik angkatan tahun 2005.

5.2 Saran Menyetujui


Dosen Pembimbing
1. Dalam pengujian yang menggunakan
buzzer sebagai indikator trip, sebaiknya
ditambahkan indikator berupa lampu.
untuk mempermudah indikasi secara
visual. Ir.Agung Nugroho
2. Suatu hasil pengujian hendaknya NIP. 19590105 198703 1 002
memiliki data yang akurat, hal ini dapat
diperoleh dengan cara memperbanyak
pengambilan data.

Anda mungkin juga menyukai