ISI
ISI
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
ISI
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 /
95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
3
1.2 Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi
Kategori Sistolik, Mmhg Diastolik, Mmhg
Normal <130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi I
Stadium I (ringan) 140-159 99-99
Stadium II (sedang) 160-179 100-109
Stadium III (berat) 180-209 110-119
Stadium IV (sangat >210 >120
berat)
1.3 Etiologi
4
1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
5
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
Kegemukan atau makan berlebihan
Stress
Merokok
Minum alcohol
Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
Aktivitas fisik
6
c. Intake lemak berlebih: Intake lemak berisiko meningkatkan
pembentukanatherosklerosis yang akan menyebabkan dinding
pembuluh darah mengeras danmenyebabkan tekanan darah dapat
meningkat.
d. Intake alkohol: Beberapa studi menunjukkan hubungan linier yang
positifantara tekanan sistolik dan diastolik dengan pengkonsumsian
alkohol.
e. Merokok: Penelitian menunjukkan bahwa orang yang merokok
berisikolebih besar menderita penyakit hipertensi dibandingkan
yang tidak merokok.
f. Stress: Nyeri, marah, keingintahuan berlebih, ketakutan,
kegembiraan danrasa malu menyebabkan tekanan darah akan
meningkat (National Heart Lung &Blood Insitute, 2003)
1.4 Patofisiologi
7
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan
air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.
Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural
dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume
darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan
penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi
palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh
cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
8
Perubahan fisik pada lansia terkait dengan penyakit hipertensi:
9
PATHWAY
Tidak ada tanda dan gejala sampai penyakit ditemukan selama evaluasi
masalah yang lainnya. Terbangun dengan sakit kepala pada bagian oksipital
yang berkurang secara spontan setelah beberapa jam gejala biasanya terkait
10
dengan hipertensi berat. Biasanya terdapat gejala pusing , kehilangan ingatan,
palpitasi, kletihan , dan impotensi.
Dengan keterlibatan vaskuler:
1. Perdarahan hidung
2. Urine berdarah
3. Kelemahan
4. Penglihatan kabur
5. Nyeri dada dan dispnea yang dapat menandakan keterlibatan jantung
6. Tremor lambat
7. Mual dan muntah
8. Peningkatan tekanan diastolik ketika orang tersebut mengubah posisi
dari duduk menjadi berdiri(yang menandakan hipertensi esensial)
9. Penurunan tekanan darah dengan perubahan dari posisi duduk
keberdiri (menandakan hipertensi sekunder)
10. Endema perifer ketika terjadi gagal jantung
11. Hemarogi eksudat dan endema papil menunjukan evaluasi
oftalmoskopik pada tahap lanjut(jika retinopati ipertensif terjadi)
(Jaime Stockslager,2007)
1. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
2. BUN/Keratinin: Memberikan informasi tentang perfusi ginjal
3. Glukosa
Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)
4. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
11
5. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
6. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
7. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
8. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)
9. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
10. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
11. Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
12. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensi seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal / ureter
13. Foto dada
14. Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran
jantung
15. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
16. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi (Prize,Sylvia,2005)
1.7 Penatalaksanaan
12
1. Penurunan berat badan
2. Pembatasan alkohol
3. Pembatasan konsumsi natrium
4. Pembatasan penggunaan tembakau
5. Latihan dan relaksasi
Penatalaksanaan farmakologis terdiri dari:
1. Diuretik (chlorthalidone chygraton)
2. Diuretika pengganti kalium
3. Inhibitor asenergik (propanolog iinderal)
4. Vaskodilaton (hydrolazine hydrocloride apresoline)
5. Penghambat enzim pengubah angiotensin (captropil capoten)
6. Antagonis kalium (diltiazem hydrocloride cardizem)(Prize,Sylvia,
2005)
7. Menurut JNC VI pilihan pertama untuk pengobatan hipertensi
lanjut usia adalah diuretic atau penyekat beta dan ini sangat
bermanfaat namn demikian terbatas penggunaannya pada keadaan
seperti penyakit arteri tepi, gagal jantung.
1. Diet
2. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
3. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
4. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
5. Penurunan berat badan
13
6. Penurunan asupan etanol
7. Menghentikan merokok
8. Latihan Fisik (Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan
terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah
raga yang mempunyai empat prinsip yaitu macam olah raga yaitu
isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang
dan lain-lain)
Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara
sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback
terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri
kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh
menjadi rileks
14
lebih lanjut.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien
dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
15
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian secara Umum:
a. Identitas Pasien
Hal -hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama,
Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental,
Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.
b. Riwayat atau adanya faktor resiko
Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
Penggunaan obat yang memicu hipertensi
c. Aktivitas / istirahat
Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton
Frekuensi jantung meningkat
Perubahan irama jantung
Takipnea
d. Integritas ego
Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau
marah kronik.
Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan
dengan pekerjaan).
e. Makanan dan cairan
Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang
digoreng,keju,telur)gula-gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi
kalori.
Mual, muntah
Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau
menurun).
f. Nyeri atau ketidak nyamanan :
Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung
Nyeri hilang timbul pada tungkai
16
Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
Nyeri abdomen.
2. Pengkajian Persistem :
a) Perubahan–perubahan fisik pada lansia :
1. Sel
Lebih sedikit jumlahnya
Lebih besar ukurannya
Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan intraseluler
Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati
Jumlah sel otak menurun
Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%
2. Sistem persarafan
Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf
otaknya dalam setiap harinya)
Cepatnya menurun hubungan persarafan
Kurang sensitif terhadap sentuhan
Mengecilnya saraf indera
3. Sistem pendengaran
Presbiakusis atau hilangnya kemampuan pendengaran pada
telinga dalam terutama terhadap bunyi suara atau nada nada
yang tinggi
Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
Terjadiya pengumpulan serumen dapat mengeras karena
meningkatnya keratin
4. Sistem penglihatan
Sfinger pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap
sinar
Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
Lensa lebih suram ( kekeruhan pada lensa) menyebabkan
gangguan penglihatan
17
Hilangnya daya akomodasi
Menurunnya lapang pandang
Menurunnya daya membedakan warna biru aau hijau
5. Sistem kardiovaskuler
Elastisitas , dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung menurun memompa darah menurun 1%
setiap tahun sesudah brumur 20 tahun , hal ini yang
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari
tidur ke duduk , bisa menyebabkan darah menurun menjadi 65
mmHg (mengakibatkan pusing mendadak)
Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meninkatnya resisten
dari pembuluh darah perifer, sistolis normal 170 mmHg,
diastolic normal 90 mmHg
6. Sistem repirasi
Otot- otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
Menurunnya aktivitas dari silia
Paru paru kehilangan elastisitas , kapasitas esidu meningkat ,
menarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum
menurun, dan kedalamn bernapas menurun
Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
O2 pada arteri menurun menjadi 75mmHg
Co2 pada arteri tidak berganti
7. Sistem gastorintestinal
Kehilangan gigi penyebab utama adanya periodontal disease
yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun
Indera pengecap menurun
esofagus melebar
lambung : rasa lapar menurun , asam lambung menurun
18
peristaltik melemah biasanya imbul konstipasi
liver makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan ,
berkurangnya aliran darah
8. Sistem genitourinaria
Ginjal : nefron mengecil dan menjadi atrofi, aliran darah ke
ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya
kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin
menurun proteinuria
Vesika urinaria: otot otot menjadi lemah, kapastas menurun s.
ampai 200ml menyebabkan frekuensi BAK meningkat, vesika
urinaria susah di kosongkan pada pria lanjut usia sehinnga
meningkat retensi urin.
9. Sistem endokrin
Produksi dari semua hromon menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
Menurunnya aktifitas tiroid dan daya pertukaran zat
Menurun sekresi hormon kelamin : progesteron, estrogen dan
testosteron.
10. Sistem kulit
Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak
Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses
keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis
Pertumbuhan kuku lebih lebar, keras dan rapuh
Kelenjar kringat berkurang jumlah dan fungsinya
19
Atrofi serabut, sehingga seseorang bergerak menjadi lamban,
otot - otot kram dan menjadi tremor
d) Perkembangan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam ke
hiduapannya (Maslow,1970)
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari hari
(Murray dan Zanter, 1970)
20
Perkembangan spiritual pada usia tahu menurut Fowler 1978,
Universalizing ,perkembangan yang dicapai pada tingkat ini
adalah berfikir dan bartindak cengan cara memberikan
contoh cara mecintai dan keadilan.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh
Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik, yaitu :
1. Headtotoe
2. Sistem tubuh
Keadaan Umum :
Kesadaran
Tekanan darah (berbaring, duduk & berdiri)
Nadi
Pernafasan
Tinggi badan
Berat badan
Suhu badan
a. Psikologis
a) Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
b) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
c) Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
d) Apakah optimis dalam memandang suat kehidupan
e) Bagaimana mengatasi stres yang dialami
f) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
g) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
h) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang
i) Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses
pikir, alasan perasaan, orientasi dan kemampuan dalam
menyelesaikan masalah
21
b. Sosial Ekonomi
a) Darimana sumber keuangan usia lanjut
b) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang
c) Dengan siapa dia tinggal
d) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia
e) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
f) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar
rumah
g) Siapa saja yang biasa mengunjungi
h) Seberapa besar ketergantungannya
i) Apakah dapat menyalurkan hobby atau keinginannya dengan
fasilitas yang ada
c. Spiritual
a) Apakah secara teratur mrlakukan ibadah sesuai dengan
keyakinan agamanya
b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam
kegiatan keagamaan
c) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah
dengan berdoa
d) Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal
Sistem Persarafan
22
Cek kondisi kaca mata
5. Pupil : kesamaan, dilatasi
6. Sensor deprivation ( gangguan sensorik )
7. Ketajaman pendengaran
Apakah menggunakan alat bantu dengar
Tinutis
Serumen telinga bagian luar, jangan dibersihkan
8. Adanya rasa sakit atau nyeri
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi
2. Pemasuka diet
3. Anoreksia, tidak dicerna, mual dan muntah
4. Mengunyah dan menelan
5. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
6. Auskultasi bising usus
7. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon
8. Apakah ada konstipasi ( sembelit ), diare dan inkontinesiaalvi
Sistem Genitourinarius
23
3. Frekuensi, tekanan atau desakan
4. Pemasukan dan pengeluaran cairan
5. Disuria
6. Seksualitas
Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks
Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual
Sistem Kulit
1. Kulit
Temperatur, tingkat kelembaban
Keutuhan luka, luka terbuka, robekan
Turgor ( kekenyalan kulit )
Perubahan pigmen
2. Adanya jaringan parut
3. Keadaan kuku
4. Keadaan rambut
5. Adanya gangguan-gangguan umum
Sistem Muskuloskeletal
1. Kontraktor
Atroofi otot
Mengecilkan tendo
Ketidakadekuatannya gerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
Ambulasi dengan/tanpa bantuan peralatan
Keterbatasan gerak
Kekuatan otot
Kemampuan melangkah atau berjalan
3. Gerakan sendi
4. Paralisis
5. Kifosis
24
Psikososial
2. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral
3. Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output
4. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit
6. Resiko tinggi terhadap cedera
3. Rencana Keperawatan
1. Penurunan curah jantung Tidak terjadi penurunan - Pantau TD, ukur pada kedua tangan,
berhubungan dengan curah jantung setelah gunakan manset dan tehnik yang tepat
peningkatan afterload, dilakukan tindakan - Catat keberadaan, kualitas denyutan
vasokonstriksi, iskemia keperawatan selama 3 x sentral dan perifer
miokard, hipertropi 24 jam. Dengan kriteria - Auskultasi tonus jantung dan bunyi
ventricular hasil : napas
- Amati warna kulit, kelembaban, suhu
- Berpartisipasi dalam
dan masa pengisian kapiler
aktivitas yang
- Catat edema umum
menurunkan TD
- Berikan lingkungan tenang, nyaman,
- Mempertahankan TD
kurangi aktivitas, batasi jumlah
25
dalam rentang yang pengunjung.
dapat diterima - Pertahankan pembatasan aktivitas
- Memperlihatkan seperti istirahat ditempat tidur/kursi
irama dan frekuensi - Bantu melakukan aktivitas perawatan
jantung stabil diri sesuai kebutuhan
- Lakukan tindakan yang nyaman spt
pijatan punggung dan leher,
meninggikan kepala tempat tidur.
- Anjurkan tehnik relaksasi, panduan
imajinasi, aktivitas pengalihan
- Pantau respon terhadap obat untuk
mengontrol tekanan darah
- Berikan pembatasan cairan dan diit
natrium sesuai indikasi
- Kolaborasi untuk pemberian obat-
obatan sesuai indikasi
26
2. Nyeri ( sakit kepala ) Nyeri atau sakit kepala - Pertahankan tirah baring, lingkungan
berhubungan dengan hilang atau berkurang yang tenang, sedikit penerangan
peningkatan tekanan setelah dilakukan - Kaji tingkat nyeri klien
vaskuler serebral tindakan keperawatan - Minimalkan gangguan lingkungan
selama 2 x 24 jam dan rangsangan
Kriteria hasil : - Bantu pasien dalam ambulasi sesuai
- Pasien kebutuhan
mengungkapkan tidak - Beri tindakan nonfarmakologi untuk
adanya sakit kepala menghilangkan sakit kepala seperti,
posisi nyaman, tehnik relaksasi,
- Pasien tampak
bimbingan imajinasi dan distraksi
nyaman
- Hilangkan / minimalkan
- TTV dalam batas
vasokonstriksi yang dapat
normal
meningkatkan sakit kepala misalnya
mengejan saat BAB, batuk panjang,
membungkuk
- Kolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi : analgesik, antiansietas
(lorazepam, ativan, diazepam,
valium )
27
penurunan gejala – prosedur untuk memungkinkan
gejala intoleransi waktu istirahat yang tidak terganggu
aktifitas
- Dapat melakukan
ativitas ringan
28
- Cara pencegahaan program
- Pemanfaatan - Berikan support mental, konseling
dan penyuluhan pada keluarga klien
4. Implementasi
5. Evaluasi
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
30
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9366047/ASUHAN_KEPERAWATAN_GERONTIK
_PADA_KLIENDENGAN_SISTEM_KARDIOVASKULER_HIPERTENSI
http://missthenurse.blogspot.co.id/2014/06/askep-hipertensi-nanda-nic-noc.html
31