MAKALAH
Kelompok I :
Adam Subandi
Andi Riqiq Ridwan Saleh
Andi Muhammad Akbar B. ( Angkatan 2013)
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah pengolahan data pada
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi bagi semua pihak,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Perairan merupakan suatu ekosistem yang memiliki peran dan manfaat yang
sangat besar bagi kehidupan manusia. Kehidupan di dalamnya sangat beragam.
Mulai dari organisme mikroskopik sampai ukuran yang makro dapat terlihat
langsung oleh mata tanpa bantuan alat. Salah satu organisme yang terdapat di
perairan adalah plankton. Plankton merupakan organisme mikroskopis yang berada
di permukaan perairan dan berfungsi sebagai produsen ekosistem perairan. Sebagai
biota mikroskopis perairan, plankton sangat berperan sebagai produsen primer dan
sekunder (Nybakken, 1992).
1.3 Manfaat
Memberikan informasi dan menambah wawasan kepada pembaca tentang apa itu
plankton dan bagaimana cara pemgambilan contoh plankton, pengawetan sampling,
identifikasi dan analisis plankton.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fitoplankton
2. Zooplankton
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika
tidak ada populasi (Mustafa, 2000). Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur
yang akan diteliti. Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih
tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka
cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel
dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel.
Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak
mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus
valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Sampel yang valid
ditentukan oleh dua pertimbangan yaitu akurasi dan presisi. Akurasi atau ketepatan
merupakan tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sampel. Dengan kata
lain, semakin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, maka semakin
akurat sampel tersebut. Sedangkan presisi mengacu pada persoalan sedekat mana
estimasi peneliti dengan karakteristik populasi.
a. Botol
Alat pengukuran plankton yang sering digunakan antara lain adalah botol
Nansen atau Kemmerer, Van Dorn dan botol biasa. Botol gelas bermulut lebar dan
bertutup gelas dipasang pada tali dan diturunkan sampai kedalaman yang
ditentukan dan air dibiarkan masuk ke dalamnya. Untuk mengumpulkan plankton
secara vertikal pada kedalaman tertentu dapat digunanakan botol Kemmerer atau
Nensen. Botol dikaitkan dengan tali dan diturunkan sampai kedalaman yang
diinginkan. Pemberat (mesenger) kemudian diturunkan sehingga melepaskan kait
tutup yang terbuat dari karet. Air yang tertampung dalam botol kemudian disaring
dengan jala plankton (Wardhana, 1997).
b. Pompa
c. Jaring
Dalam keadaan tertentu, ada pula peneliti yang mengambil plankton dengan
cara menciduk dengan ember atau gayung. Pengambilan sampel plankton dengan
cara ini tidak dianjurkan karena terlampau bias. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Arinardi dkk (1997) bahwa plankton tidak tersebar merata baik secara
horizontal maupun vertikal dan plankton juga dapat melakukan migrasi harian. Di
bagian akhir ujung jaring terdapat alat untuk menampung plankton yang terkumpul.
Alat penampung ini biasanya berbentuk tabung yang mudah dilepas dari jaring.
Pada prinsipnya, tabung penampung harus memenuhi dua syarat yaitu, pertama
dapat dengan cepat dan mudah dioperasikan di laut dan kedua tidak menampung
air terlalu banyak. Tabung penampung plankton yang diciptakan oleh Z. Nakai
(Jepang) cukup baik untuk sampel berukuran sedang.
Cara sampling yang digunakan juga tergantung pada tujuan yang diinginkan.
Arinardi dkk (1997) mengelompokkan metode sampling atas :
a. Horizontal
Dengan cara ini plankton diambil secara mendatar (horizontal) di
permukaan air atau di lapisan bawah air yang diinginkan. Jaring ditarik untuk jarak
atau waktu tertentu dengan kecepatan tetap. Dari pengambilan cara ini akan
didapatkan jumlah plankton cukup banyak walau hanya pada lapisan tertentu.
b. Vertikal
Jaring diturunkan pada kedalaman yang diinginkan dengan pemberat di
bawahnya (biasanya 10 kg untuk diameter mulut jaring 0,45 m). Setelah itu, jaring
ditarik dengan kecepatan konstan. Untuk jaring halus biasanya ditarik dengan
kecepatan 0,5 m/detik dan untuk jaring yang agak kasar adalah 1,0 m/detik. Sudut
antara kawat jaring dan garis vertikal sebaiknya dicatat untuk menentukan
kedalaman pengambilan.
c. Miring (Oblique)
Dalam cara ini, sebuah pemberat diikat diujung kawat dan jaring dipasang
pada jarak tertentu dari ujung kawat. Kawat ini diturunkan secara perlahan ketika
kapal bergerak dengan lambat (sekitar 2 knot). Besar sudut kawat dengan garis
vertikal (sekitar 45o) tetap dipertahankan sampai kawat terulur pada panjang yang
diinginkan (biasanya pada kedalaman 200-300 m). Dengan besar sudut tetap sama,
kawat dengan jaringnya ditarik ke atas kapal.
Gambar : pengambilan sampling plankton secara miring
2.3 Pengawetan Sampling Plankton
Satu sampel plankton dapat terdiri atas ribuan bahkan jutaan sel atau
individu plankton. Oleh karena itu mencacah seluruh sampel akan membutuhkan
waktu yang lama. Untuk mempermudah umumnya dilakukan mengencerkan
sampel yang diperoleh dan diambil sebagian kecil sampel. Tata cara pencacahan
seperti ini disebut metoda subsampel. Cara pencacahan dengan metode subsampel
pada dasarnya dilakukan dengan mencuplik sebagian kecil (sub sampel) sampel
plankton dan dicacah di bawah mikroskop. Besar kecilnya volume subsampel akan
sangat bergantung pada alat yang tersedia serta kepekatan sampel. Terdapat
beberapa cara pencacahan plankton dengan metode subsampel (Wardhana, 1997).
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Plankton merupakan sekelompok biota akuatik baik berupa tumbuhan
maupun hewan yang hidup melayang maupun terapung secara pasif di
permukaan perairan, dan pergerakan serta penyebarannya dipengaruhi
oleh gerakan arus
3.1.2 Metode pengambilan contoh plankton terbagi atas 2 yaitu :
a. Metode kualitatif
menarik jala plankton baik secara horizontal maupun vertical.
b. Metode kuantitatif
dapat dilakukan dengan botol, jaring, atau pompa.
3.1.3 pengawetan sampling plankton
Setelah plankton dikeluarkan dari tabung penampung (bucket) sebaiknya
segera diawetkan di dalam botol yang mulutnya cukup luas. Bahan
pengawet bukan untuk penelitian khusus biasanya digunakan cairan
formalin 4 % sedangkan untuk penelitian khusus, sampel didinginkan
antara -10 sampai -250C agar metabolisme tubuhnya tidak bekerja.
DAFTAR PUSTAKA