Anda di halaman 1dari 15

Diaknosa Tujuan dan criteria Intervensi Rasionalisasi

keperawatan hasil
1.ketidak Tujuan : 1. Kaji status pernafasan 1. menentukan luas
efektifan pola Ketidakefektifan sesak nafas pada atau berat masalah
pernafasan pola pernafasan pengerahan tenaga yang terjadi pada
berhubungan dapat teratasi. kira kira 60% klien
dengan prenatal meskipun
penekanan Criteria hasil kapasitas vital
difragma 1. pernafasan 24 meningkat fungsi
karena x/menit pernafasan di ubah
pembesaran 2. tidak dispnea saat kemampuan
uterus 3. gerakan dada dsgrahma untuk
regular turun pada inspirasi
4. tidak terlihat berkurang pada
cuping hidung pembesaran uterus.
2. dapatkan riwayat dan 2. masalah lain
pantau masalah medis dapat terus
yang terjadi atau ada mengubah pola
sebelumnya pernafasan dan
menurunkan
oksigen jringan ibu
atau janin.
3. Kaji kadar Hb dan Ht 3. peningkatan
tekankan pentingnya kadar plasma pada
masukan vitamin gestasi minggun ke
prenatal setiap hari. 24-32
mengencerkan
kadar Hb
mengakibatkan
kemungkinan
anemia dan
menurunkan kadar
kapasitas pembawa
oksigen.

4.Berikan informasi 4. menurunkan


tentang rasional untuk kemungkinan
kesulitan pernafasan dan gejala gejala
program aktivitas yang pernafasan yang di
realistis. Anjurkan sering sebabkan oleh
intirahat ,tambah waktu kelebihan
untuk melakukan
aktifitas dan latihan
ringan seperti berjalan

5. tinjau ulang tentang 5. postur yang baik


tindakan yang dapat di dan makan sedikit
lakukan klien untuk membantu
mengurangi masalah memaksimalkan
misal postur yang naik penurunan
diafragma,
meningkatkan
ketersediaan ruang
untuk ekspansi
paru.
2. kelebihan Tujuan : 1. pantau masukan dari 1. haluaran urin
volume Kelebihan volume haluaran oerhatikan dari adalah indicator
cairan b.d cairan dapat teratasi warna urin dan ukur sensitive dari
edema Criteria hasil : berat jenis urin sesuai sirkulasi volume
ekstremitas 1. edema indikasi darah,oliguri dan
bawah karena ekstremitas bawah berat jenis
bendungan dapat dikurangi menandakan oliguri
vena. 2. aliran balik vena
DO: normal 2. pantau TD dan nadi 2. peningkatan TD
Edema 3. haluaran urin 30- dapat terjadi karena
esktremiras 50 ml/jam respon terghadap
bawah 4. tekanan darah ketokolamin
Penurunan 130/90 mmHg prostaglandin
aliran balik 5. turgor kulit vasopressin dan
vena kurang dari 3 detik sebagai anjuran
Oliguri temuan terjadi
Peningkatan kadar penurunan
TD prostaglandin.
Turgor kulit
lebih dari 3 3. tinjau ulang masukan 3. beberapa
detik. natrium sedang sampai 6 masukan Na perlu
DS: gr/hr intruksikan klien karena kadar di
Nyeri saat untuk menghindari bawah 2-4 grm/hr
berjalan makanan tinggi natrium mengakibatkan
Tidak kuat dehidrasi berat
berdiri lama
4. lakukan tirah baring 4. posisi rekumben
anjurkan posisi klien miring kiri
miring kiri menurunkan
tekanan pada vena
cava dan
meningkatkan
aliran balik.

3. gangguan Tujuan : 1. kaji ketidaknyamanan 1 kaji


rasa nyaman Melaporkan melalui isyarat verbal ketidaknyamanan
nyeri ketidaknyamanan dan nonverbal melalui isyarat
berhubungan maksimal verbal dan
denagn Criteria hasil nonverbal
penekanan 1. nyeri minimal
pada 2. pupil isokor 2. Bantu dalam 2. dapat memblok
pinggang 3. perilaku relaksasi penggunaan tehnik inpuls nyeri dalam
karena 4. TD 130/90 pernafasan relaksasi yang korteks serebral
distensi mmHg tepat dan pada masase melalui respons
uterus 5. nadi 90 x/menit punggung kondisi dan
DO: stimulasi kutan
Muka topeng
Perilaku 3. Bantu tindakan 3 meningkatkan
distraksi kenyamanan (mis: relaksasi
Perilaku gosokan punggung atau
berhati hati kaki, tekanan sacral
Tegangan ,istirahat punggung )
otot
Dilatasi pupil 4. anjurkan klien untuk 4 mempertahankan
Peningkatan berkemih setiap 1-2 jam kandung kemih
TD bebas distensi yang
[eningkatan dapat
Nadi meningkatkan
Ds: ketidak nyamanan
Nyeri di
pinggang 5. berikan informasi 5. memungkinkan
tentang ketersedian klien membuat
analgesic dan durasi pilihan persetujuan
analgesic pada lampau tentang cara
pengontrolan nyeri.
3. 21 juni 2005 S: -
14.00 O:
Klien dipasang IVFD NaCl 0,9% 20 tetes dan
DC
Suhu 37,0

A:
infeksi tetap ada
P:
Perawat perianal setiap 4 jam (lebih sering
karena ketuban telah pecah)
Berikan antibiotic sesuai indikasi
Mengajari cara mencuci tangan yang benar dan
tepat.
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria
Hasil
1. Resiko tinggi Tujuan: Mandiri:
infeksi b.d Terbebas dari 1. Lakukan Pengulangan
kerusakan infeksi pemeriksaan pemeriksaan vagina
kulit/trauma vagina awal, berperan dalam
jaringan, Kriteria Hasil: ulangi bila insiden infeksi
pecahnya - suh pola kontraksi asenden
ketuban u tubuh atau perilaku
amniotik normal klien
- tida menandakan
k terjadi kemajuan
odema persalinan Menurunkan resiko
- jumlah bermakna yang memerlukan
leukosit normal atau menyebar agen
(5000- 2. Tekankan
10.0000/mm3) pentingnya Membantu
- cairan amniotic cuci tangan mencegah
jernih, hamper yang baik dan pertumbuhan bakteri
tidak berwarna tepat dan membatasi
dan berbau kontaminasi dari
pencapaian ke vagina
3. Gunakan
tehnik aseptic Dalam 4 jam setelah
selama membrane ruptue,
pemeriksaan insiden
vagina karioamnionitis
meningkat secara
progresif,
ditunjukkan dengan
peningkatan TTv dan
jumlah SDP.

4. Pantau Pada infeksi cairan


suhu, nadi, amniotic menjadi
pernafasan, lebih kental dan
SDP sesuai kuning pekat dan bau
indikasi kuat dan dapat
dideteksi

5. Pantau
dan
gambarkan
karakter
cairan
amniotik
2. Resti terghadap Tujuan: 1. Lakukan Berikan
cidera janin b.d Dapat mengatasi pemeriksaan transversal/presentasi
hipoksia cidera pada janin leopod untuk bokong memrlukan
jaringan menentukan kelahiran semestinya
KH: posisi janin . Abnormalitas lain,
Menunjukkan DJJ dan preentasi seperti presentasi
dan pariasi/denyut janin. dagu, wajah dan
normal posterior dapat
memrlukan
Tidak adanya intervensi khusus
perubahab untuk mencegah
periodic yang persalinan lama.
tidak
menyenangkan
dalam respon 2. Dapatkan DJJ harus direntang
terghadap data dasar DJJ dari 120-160 dpm,
kontraksi uterus secara manual dengan pariasi rata-
atau rata, percepatan
elektronik. dalam respon
Pantau terghadap aktifitas
dengan maternal gerakan
sering, janin dan kontraksi
perhatikan uterus.
variasi DJJ
dan
perubahan
periodic pada
respon
terghadap
kontraksi
uterus
3. Catat Persalinan lama
kemajuan dengan perpanjangan
persalinan fase laten dapat
menimbulkan
kelelahan ibu stress
berat infeksi dan
hemorargi karena
rupture uteri,
menetapkan janin
pada resiko lebih
tinggi terghadap
hipoksia dan cedera.
4. Catat DJJ Perubahan pada
bila ketuban tekanan amniotic
pecah, dengan rupture dan
kemudian variasi deselarisasi
setiap 15 DJJ setelah robek
menit x 3. dan menunjukkan
pantau kompensasi tali pusat
perubahan yang menurunkan
periodic pada transfer oksigen ke
DJJ setelah janin.
rupture
5. Kolabora Meningkatkan
si: perfusi plasenta
Posisikan dengan mencegah
klien pada sindrom hipotensi
posisi miring. terlentang.
3. Cemas b.d Tujuan: 1. Jelaskan Pengetahuan tentang
krisis situasi, Mampu prosedur aktivitas ini dapat
ancaman pada menunjukkan intervensi menurunkan rasa
diri berkurangnya keperawatan takut dan
sendiri/janin cemas dan mampu dan tidakan. ketidaktahuan
mengatasi kopong Pertahankan
komunikasi
KH: terbuka,
-. Menggunakan pertahan kan
tehnik relaksasi sikap optimis
dan pernafasan 2. Orientasi Membantu klien dan
efektif kan klien orang terdekat
-. Mengungkapkan dengan merasa mudah dan
pemahaman situasi pasangan lebih nyaman
individu dan pada
kemungkinan hasil lingkungan
akhir persalinan Memungkinkan klien
-. Tampak rileks, 3. Anjurkan mendapatkan
TTV ibu dalam tehnik kemungkinan
batas normal relaksasi maksimum dari
periode istirahat,
mencegah kelelahan
otot dan
memperbaiki alira
uterus
Dapat membantu
4. Anjurkan menurunkan ansietas
pengungkapa dan merangsang
n rasa takut identifikasi perilaku
dan masalah koping
TTV klien dan janin
5. Pantau dapat berubah karena
TTV ibu ansietas.m

Anda mungkin juga menyukai