Daftar isi
HEPATITIS
Fungsi hati :
Glikoneogenesis penyimpanan
Glukoneogenesis pembentukan
2. Sekresi
Pada pasien yang punya penyakit hati, lebih gampang atau sering
mengalami perdarahan sebab adanya defisiensi faktor koagulasi
Ada lagi pasien yang bakal ditemukan udem atau asites, karena
albuminnya berkurang
c. Fullminan sudah terjadi exaserbasi yang lebih hebat, dari akut lalu
terjadi perburukan yang hebat jadi fullminan, bisa terjadi gagal hati
• Spektrum
- Akut hepatitis
- Fullminan hepatitis
- Sirosis
Gambaran Klinis
- Sakit perut
- Mata kuning
HEPATITIS A
- Gejala klinis :
Semakin dewasa
seseorang terserang
Hepatitis A, maka
akan semakin ikterik,
soalnya ada juga
orang yang terkena
Hepatitis A tapi tidak/hanya sedikit ikterik kayak di anak-anak.
Pada hepatitis A tidak ada sequele kronik, jadi seseorang yang terkena
hepatitis A, melewati fase kritis, trus sembuh, yaudah jadi sembuh,
kecuali terserang lagi. Soalnya hepatitis A dibiarkan akan sembuh sendiri
- Serologi Hepatitis A
Total anti HAV ini juga akan bertahan seumur hidup. Jadi kalau ngecek
SGPT/SGOT tinggi, total anti HAV juga tinggi, belum tentu positif
Hepatitis A.
Nanti kalo IgM anti HAV nya positif, trus tapi SGPT nya negatif/ normal,
berarti bukan infeksi, tapi pasca/post infeksi.
- Pemeriksaan Laboratorium
3-4 bulan setelah infeksi, dicek, SGPT-SGOT normal, IgM anti HAV nya positif
gak papa, kan IgM anti HAV bertahan 6 bulan
c. Kultur sel sulit dan butuh 4 minggu tidak rutin, biasanya buat penelitian aja
Kasus
Kamu belum pernah vaksin hepatitis, trus ternyata punya temen deket atau anggota keluarga
yang kena hepatitis A. Kamu bakal ngapain, perlu apa ?
Kamu harus disuntik Imunoglobulin. Jangan disuntik vaksin yaa, soalnya kan kamu berada
dilingkungan yang terancam gampang kena hepatitis A, nah langsung suntik Imunoglobulin
biar langsung bikin antibodi hepatitis A. Kalo vaksin, onset nya lama, tetep ketularan ntar.
Cari yang instan kalo terdesak. Onset vaksin itu perlu 1 bulan buat ngebentuk antibodinya.
1. Pre exposure
Rutin kontak diantara anggota keluarga atau pasangan intim yang terinfeksi
Situasi tertentu kayak di TPA, panti asuhan, asrama, trus disituasi yang
terpapar makanan yang disiapkan oleh orang yang terinfeksi
HEPATITIS B
- Partikel DNA komplet terdiri: HBcAg dan HBeAg. Partikel paling luar (surface):
HBsAg
HBsAg istilahnya kayak pintu masuk, kalo hasilnya positif berarti terinfeksi
- Serologi Hepatitis B
Hepatitis B Akut belajarnya sambil mantau grafiknya ya gengs
Diawal hasil HbsAg positif
tanda infeksi Hepatitis B
IgM anti Hbc menandakan bahwa infeksinya akut kalo sembuh (IgM anti Hbc
hilang) bakal timbul IgG Anti Hbc. IgG anti Hbc yang positif menandakan pasca
infeksi.
IgM anti Hbc yang positif menandakan bahwa masih ada virus di tubuh.
Kalo SGPT normal, anti Hbc positif tubuh sudah punya antibodi Hepatitis B.
Apalagi total anti Hbc positif petanda pernah kena atau post infeksi.
Anti Hbs positif menandakan bahwa pintu masuknya ketutup buat si virus udah
kebal dari hepatitis B
*) Vaksin Hepatitis B dilakukan sebanyak 3x yaa. Habis tu dipantau anti Hbs nya,
udah terbentuk atau belum, kalau udah ya syukurlah, udah punya imun. Kalau belum,
anti Hbs < 50 ya disuntik lagi
Hepatitis B Kronik
HbeAg bakal sering
positif terus sampai
terbentuk anti Hbe.
HbsAg akan positif
terus menerus meskipun
titer akan naik turun.
Total anti Hbc akan
positif terus menerus.
IgM anti Hbc akan turun
kan IgM tanda
infeksi akut, kalo udah
kronis ya turun
o Perinatal – Bayi dari ibu dengan HBeAg positif. Merupakan penularan utama
pada populasi dengan prevalensi HBV tingggi.
- Diagnosis (Prinsip lagi yaa, HAFALKAN)
o HBsAg marker infeksi. Kayak pintu masuk
o Anti-HBsAg sembuh/ post imunisasi Hepatitis B
o anti-HBc IgM Infeksi akut.
o anti-HBc IgG paska infeksi atau infeksi kronis tergantung HbsAg-nya
o HBeAg virus aktif bereplikasi (sangat infektif)
o Anti-Hbe virus sudah tidak bereplikasi. Namun mungkin HbsAg bisa
masih positif, oleh karena itu perlu periksa HBV-DNA
o HBV-DNA virus aktif bereplikasi. Lebih akurat dibanding HBeAg.
Biasanya digunakan untuk monitor respon terapi, melihat jumlah
virusnya. Kalo < 104 maka hanya diobservasi, kalo > 104 perlu diobati
- Terapi
o Interferon: untuk HBeAg (+) kronik aktif hepatitis. Response rate: 30 to 40%.
o Lamivudine: Respon terapi cukup baik, namun sering relap bila terapi
dihentikan. Sering terjadi resistensi obat.
o Adefovirudin: Resistensi lebih jarang dibanding lamivudin. Digunakan utk
terapi HBV yang resisten lamivudin. Namun lebih mahal dan toksik
o Entecavir :sama dengan Adefovir
o Keberhasilan terapi dilihat dari: Hilangnya HBsAg, HBV-DNA,
serokonversi HBeAg menjadi anti HBeAg positif.
- Pencegahan
o Vaksinasi: rutin pada neonatus, petugas kesehatan atau orang berisiko
o Hepatitis B Immunoglobulin: HBIG digunakan utk melindung orang yang
terpapar hepatitis B < 48 jam. Juga digunakan pada neonatus yang lahir dari
ibu HBsAg dan HBeAg positive.
o Other measures: Skreening darah donor
HEPATITIS C
- Kalo kena Hepatitis C akan menjadi kronik, karena yang fase akut jarang di ketahui
- Hypervariable region sulit dibuat vaksinnya, soalnya molekul virus hepatitis C
selalu berubah-ubah jadi sampe sekarang gak ada vaksinnya
- Gambaran klinis
- Serologi Hepatitis C
- Penularan Hepatitis C
o Transfusi atau transpalantasi dr donor yg terinfeksi
o Penggunaan obat injeksi
o Hemodialisis
o Kontak seksual dg orang anti-HCV-positive
o Berganti-ganti pasangan seksual
o Anak yg lahir dari ibu yang terinfeksi HCV
- Laboratorium
o HCV antibody: Digunakan utk mendiagnosis hepatitis C. Tidak digunakan
pada fase akut krn perlu waktu 4 minggu setelah terinfeksi, sebelum muncul
antibodi.
o HCV-RNA: dapat digunakan untuk mendiagnosis pada fase akut. Namun
terutama digunakan utk memonitor respon terapi antiviral.
o HCV-antigen – penggunaan hampir sama dengan tes HCV-RNA tetapi lebih
mudah di kerjakan.
- Terapi
o Interferon: Digunakan utk terapi chronic active hepatitis. Respon terapi
berkisar 50% namun 50%-nya akan relap setelah terapi dihentikan
o Ribavirin: Lebih murah dibanding interferon. Kombinasi interferon dan
ribavirin lebih efekstif dibanding interferon saja
- Prevention of Hepatitis C
HEPATITIS D
Hepatitis yang gak bisa sendirian, harus ada temen nya. Butuh DNA dari hepatitis B buat
jadi temen.
HDV merupakan
partikel dg diameter
35 nm terdiri dari
antigen delta
dilingkupi oleh
HBsAg
Genom virus sangat
kecil dan terdiri dari
single-stranded
RNA
- Cara penularannya
1. Percutanous exposures obat-obatan injeksi
2. Permucosal exposure kontak seksual
- Serologi Hepatitis D
Co-infection
Super-infection
- Pencegahan Hepatitis D
o HBV-HDV Coinfection Pencegahan Pre atau postexposure untuk
mencegah infeksi HBV
o HBV-HDV Superinfection Edukasi untuk menurunkan perilaku yang risiko
pada orang dengan chronic HBV infection.
HEPATITIS E
- Calicivirus-like viruses
- unenveloped RNA viruS
- very labile and sensitive
- Serologi Hepatitis E
- Epidemiologi
o Sebagian besar wabah Hep. E berhubungan dengan air yang terkontaminasi dg
feses yang terinfeksi.
o Epidermi terjadi di India,Rusia, China, Africa dan Mexico.
o Person-to-person transmission.
SIROSIS HEPATIS
Patofisiologi
1. Inflamasi kronik parenkim hati yang irreversible
2. Terjadi fibrosis luas (kerusakan hati yang bersifat irreversible)
perubahan arsitektur hati
3. Pembentukan nodul (makro maupun mikro nodul)
Faktor risiko
a. Penyalahgunaan alcohol (alcohol → jadi fatty liver → sirosis)
b. Sirosis Billiary : (tidak diobati → sirosis hepatis)
- Primer : intrahepatik cholestasis
- Sekunder : obstruksi saluran empedu ekstrahepatik
c. Obat-obatan : acetaminophen (paracetamol), methotrexate (sering pada
pasien RA/kanker) , methyldopa, isoniazid (untuk TBC) → penggunaan
jangka panjang
d. Hepatitis kronik-aktif yg disebabkan oleh hepatitis B atau C
e. Kongesti hepar (berkepanjangan) akibat gagal jantung kanan
f. Gagal jantung yang lama
g. Penyakit katup
Gambaran klinis
a. Spider angiomas/ Spider naevi
b. Palmar erythema
c. Perubahan kuku
- Muehrcke's nails
- Terry’s nails
d. Gynecomastia (hiperesterogen → payudara besar pada laki-laki)
e. Atrofi testis (karena lebih dominan hormone esterogen)
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan fungsi hati (LFT/Liver Functio Test):
o Tes enzim hati: GPT, GOT, ALP, GGT, Bilirubin: bisa normal atau
meningkat (Tes enzim hati untuk melihat inflamasi padahal pada sirosis
inflamasi sering terhenti yang ada adalah fibrosis sehingga tidak spesifik
untuk sirosis) → kecuali eksaserbasi→ sirosis perburukan → SGOT &
SGPT naik
o Tes Fungsi sintesis: serum albumin: rendah and prothrombin time:
memanjang
normalnya lebih tinggi albumin → albumin penting untuk menjaga
osmolaritas dalam darah tetap tinggi → kalau albumin rendah
→osmolaritas ikut rendah → sehingga terjadi perpindahan cairan dari
pembuluh darah ke ekstravaskuler masuk ke jaringan ekstraseluler→
udem
Prothrombin time memanjang → ditambah hipersplenisme → mudah
terjadi perdarahan
Pemeriksaan radiologi
USG ABDOMEN:
o Kurang sensitive atau spesifik untuk diagnosis awal CH.
o Tampak gambar liver mengecil dan ekostruktur kasar, hipertensi portal
atau asites (pada beberapa kasus terdapat nodul-nodul karsinoma)
o Evaluasi progresivitas CH/KHS
Diagnosis pasti
Liver biopsy
o Sensitivitas 80-100 % untuk mendiagnosis CH
o Tidak diperlukan bila data klinis, laboratoris dan radiologis sudah jelas
(strongly suggest)
Klasifikasi morfologi
a. Micronodular cirrhosis
- Nodul kurang dari 3 mm
- Kemungkinan penyebab: alcohol, hemochromatosis, cholestatic
and hepatic venous outflow obstruction
Evaluasi sirosis
Komplikasi
a. Ascites → penting→ sering terjadi
Diperiksa menggunakan test undulasi, pekak beralih
b. Spontaneous Bacterial Peritonitis →karena hipoalbumin → barrier di
usus jadi lemah → bakteri didalam usus masuk ke dalam peritonieum
→infeksi peritonieum → terjadi defans muskuler (peritoneum terasa
tegang dan nyeri)
Alat prognostik
Child-Turcotte-Pugh (CTP) score
a. Didasarkan pada 5 parameter: serum bilirubin, serum albumin,
prothrombin time, ascites encephalopathy (penting untuk melihat
outcoma pasien sirosis hepatis 1 tahun atau 5 tahun)
b. Digunakan sebagai prediktor outcome passion CH dengan
komplikasi portal hypertension
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan sirosis:
Memperlambat atau memperbaiki progresi penyakit CH
Mencegah dan mengobati komplikasi (karena sirosis tidak bisa
disembuhkan)
Menentukan waktu yang tepat untuk transplantasi hati
1. Mengontrol komplikasi, spt asites, perdarahan varises esofagus,
encepalopati hepatikum, sindrom hepatorenal, infeksi
2. Memaksimalkan fungsi hepar (dengan pemberian hepatoprotektor),
dengan diet yang bergizi, istirahat yang adekuat
3. Mengobati penyebabnya, spt pemaparan zat hepatotoksin dihilangkan
(hindari pemberian parasetamol), tidak minum alkohol, obstruksi empedu
dihilangkan
Transplantasi hati
a. Terapi definitive sirosis → supaya pasien sembuh (obat tidak bisa
mengobati, hanya mengurangi komplikasi dan mencegah perburukan)
b. Tergantung beratnya penyakit, kualitas hidup dan ada tidaknya kontra
indikasi
c. Kriteria dapat dilakukan transplantasi hati:
- A child-Pugh score 7
- Angka harapan hidup 1 tahaun < 90% bila tanpa transplantasi
- Pernah mengalami episode gastrointestinal hemorrhage yang
disebabkan oleh portal hypertension
- Pernah mengalami episode spontaneous bacterial peritonitis
Vaksinasi
a. Hepatitis A and B
b. Vaksin Pneumococcal
c. Vaksinasi Influenza
Pengawasan
Rekomendasi screening : penentuan AFP (alfa feto protein → marker adanya
kanker hati/ karsinoma hepatoseluler → karena 20% pasien sirosis akan
berkembang menjadi karsinoma hepatoseluler) serum dan ultrasonography
(karena beberpa kasus ASPnya normal, tapi pada USG ditemukan tanda-
tanda karsinoma hepatoseluler) setiap 6 bulan
Penghindaran dari superimposed insult
Penghindaran dari : alcohol, acetaminophen, dan medikasi herbal
VARISES ESOPHAGUS
Terapi dari varises (terapinya yang penting menurunkan hipertensi porta supaya
tidak jadi varises sehingga tekanan di esofagus jadi berkurang)
• Terapi dengan propranolol (golongan beta blocker → mampu mengurangi/
merlekasasi dari pembuluh darah porta→ mengurangi hipertensi porta→
komplikasi : bronkokonstriksi sehingga ditanyakan punya sakit asma atau
tidak)telah diawali pada sebuah dosis dari 40 mg p.o. (per oral) BID (2 kali
sehari)
• Denyut jantung berkurang sampai 58 bpm (beta blocker menyebabkan
denyut jantung berkurang); pasien tetep asimptomatik
• Terapi harus dilanjutkan tanpa batas
KOLESISTITIS
Ini sering terjadi pada pasien batu empedu ini. Kolesistitis akut merupakan
reaksi inflamasi akut dinding kantung empedu yang disertai keluhan nyeri perut
kanan atas, nyeri tekan dan demam. Kolesistitis kronik merupakan Peradangan
kronik dinding empedu. Gejala dan keluhan tidak menonjol ( dispepsi, rasa
penuh di epigastrium, nausea khususnya setelah makan berlemak). Jadi, kalau
pasien yang akut itu gejalanya khas banget (Murphy's sign (+), kadang bisa
menjalar sakitnya ke punggung, terus demam). Kalau yang kronik itu gak jelas,
malah kadang-kadang dikira sakit maag.
ETIIOLOGI DAN PATOGENESIS
• Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Stasis cairan empedu, contoh: karena ada batu di saluran empedu
(koledokolitiasis) atau di kantung empedu (kolelitiasis); bisa juga karena
stenosis
2. Infeksi
3. Iskemik dinding empedu, contoh: ada tumor yang menekan pembuluh
darah
• Penyebab tersering adalah Batu empedu di duktus sistikus (90%) .
Terdapat < 10% kolesistitis tanpa ada batu empedu (kolesistitis akut
akalkulus) →sering terjadi pada pasien yang dirawat cukup lama dan
mendapat nutrisi parenteral.
PEMERIKSAAN FISIK
• Demam
• Ikterus
PEMERIKSAAN KLINIS
- Leukositosis
• CT-scan Abdomen
PENGOBATAN
• Biasanya pasien akan kesakitan, jadi jangan ragu beri obat anti nyeri
1. Kolesistektomi konvensional
PROGNOSIS
• Pembedahan pada usia > 75 tahun mempunyai prognosis jelek dan sering
timbul komplikasi paska bedah . Jadi, pembedahan juga harus
dipertimbangkan baik-baik dulu. Apakah manfaatnya lebih dari
komplikasi?
KOLELITIASIS
TIPE BATU
• Batu pigmen hitam yang kaya akan residu hitam tak terekstraksi
PATOGENESIS
GEJALA
• Ada 3 kelompok:
2. Kolelitiasis simtomatik
• Biasanya itu tanpa gejala. Gejala malah dirasakan setelah diberi tahu ada
batu empedu, jadi ada kaitannya dengan psikologinya. Gejala yang sering
muncul adalah KOLIK BILIER (nyeri hebat hilang timbul di kuadran
kanan atas perut).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG
• Pada USG, terlihat bayangan yang gelap di bagian bawah karena ada
sumbatan, jadi gelombang suara tidak terpantulkan (acoustic shadow).
Kolesistitis akut
Kolelitiasis dengan
kolesistitis Akut
Kolesistitis Akut
PENANGANAN
• Open Kolesistektomi
• Gambaran khas: Trias Charchot (nyeri perut kuadran kanan atas, ikterus,
demam).
• Penatalaksanaan:
PANKREATITIS
Anatomi Pankreas
I. PANKREATITIS AKUT
Gambaran klinis bervariasi dari yang ringan sampai nyeri abdomen hebat
dan syok.
- Antipsychotics (risperdal)
- Antiretrovirals: all types
- Diuretics
- GI agents: H2 blockers, PPI’s
- Glucocorticoids
- NSAIDS
- ASA
*obat obatan ini menyebabkan peristaltik dari saluran empedu menjadi lambat
sehingga terjadi stasis-> saturasi-> dan akhirnya timbul pembentukan batu
empedu.
PATOGENESIS
Pankreatitis Akut dimulai dengan adanya edem atau obstruksi pada ampula
vateri sehingga terjadi :
GAMBARAN KLINIS
- Gejala Utama: Nyeri epigastrik atau nyeri perut kuadran kanan atas
(karena melibatkan saluran empedu) , Nyeri timbul mendadak, sangat
nyeri, menetap dan dapat menjalar ke punggung, dada atau perut bawah
- Mual, muntah, kembung
LABORATORIUM
1. Amylase: diproduksi di pankreas dan kelenjar ludah
- Didapatkan dengan kadar rendah di beberapa jaringan, sehingga tes ini
tidak spesifik
- Amylase mungkin bisa normal pada Pankreatitis Akut
- Spesifisitasnya rendah
2. Lipase: Ditemukan terutama di Pankreas, mukosa usus dan hati
- Diekskresikan lewat ginjal, sehingga pada gagal ginjal kadar lipase akan
tinggi
- Lipase lebih akurat dari pada Amilase untuk mendeteksi Pankreatitis
Akut, Spesifitas lebih baik (90% vs 75 %)
RADIOLOGIS
1. Rontgen thorak/abdomen:
- Kalsifikasi pancreas dapat ditemukan pada pankreatitis kronik
- Dapat terlihat sentinel loop, peninggian hemi-diafragma(diafragma
sebelah kanan akan lebih tinggi dibandingkan diafragma kiri), efusi
pleura.
Acute Pancreatitis:
Bervariasi shg sensitifitas
rendah
- Normal
- Ileus Lokal (“sentinel loop”)
atau
- “Colon cut-off sign”
- terjadi karena spasme kolon
desenden yg disebabkan
adanya peradangan *gambaran
banyak udara di colon
Chronic Pancreatitis
Kalsifikasi (Tampak pada 30%
pasien)
PROGNOSIS
RANSON CRITERIA :
• 48 jam pertama
- Hematocrit drop > 10%
5 % mortality risk : skor < 2
- Serum calcium < 8
15 % - 20 % mortality risk: skor 3 -4
- Base deficit > 4.0
40 % mortality risk: skor 5 – 6
- Increase in BUN > 5
99 % mortality risk: skor > 7
- Fluid sequestration > 6L
- Arterial PO2 < 60
Fungsi Hati :
➢ Storage
➢ Sintesis
➢ Detoksifikasi
➢ Katabolisme hormon
➢ Ekskresi
➢ Metabolisme
• ALT/SGPT : sitoplasma
• Saluran empedu
• LDH/Lactate Dehydrogenase
• CHE :
Hepatitis B/HBV
➢ Penularan dapat melalui cairan tubuh penderita dan dapat menjadi hepatitis
akut dan kronis merusak fungsi hati
• Petugas kesehatan
➢ Penyebaran :
➢ Perlu diperhatikan :
• Jumlah pengidap HBV sangat banyak dimana 80% tanpa gejala (tidak
disadari)
• Ikterus/kuning :
- Muntah darah/hematemesis
- Berah darah
- Perut buncit
SIROSIS HEPATIS
➢ Gejala :
- Bendungan vena
- Ikterus/kuning
- Kesadaran menurun
- Anemia
- Kanker hati
Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved
C o s t a e F K U K D W | 57
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 4
HEPATITIS KRONIS
➢ Dampak jangka panjang serius (sirosis hati, kanker hati primer) terjadi pd
25% karir kronis.
➢ Komplikasi :
- Hepatitis fulminan kurang dari 1% kasus akut pada orang dewasa dan
angka kematian sangat tinggi
HEPATITIS C
➢ Estimasi penderita :
➢ Penularan :
- Faktor utama :
➢ Sifat karakteristik
➢ Diagnosa :
- Gejala klinik
- Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan radiologic
➢ PAPARAN HCV
1. Paska transfusi anak
2. Suntikan anti D imunoglobulin pada wanita
Penelitian prospetik
Menjadi 30% setelah 30 tahun “30-30 rule”
Penderita sirorsi
- 5% tiap tahun timbul HCC
- 2-3% timbul penyakit hati dekompensata , perlu diketahu faktor apa yang
mempengaruhi progesifitas .
- Konsumsi alkohol 40 gm/hari juga dapat menjadi agen ko-infeksi
Dengan catatan diagnosis banding hepatitis virus akut , perlu pertanda virus
spesifik
- Krioglobulin campuran
- Proteinuria dan penurunan fungsi ginjal
- Penurunan kadar fragmen komponen komplemen
Tahapan
Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved
64 | C o s t a e F K U K D W
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 4
CONTOH
Assay range :
Branch DNA : 615 - 7 690 000 IU/ml
RT PCR : 600 - 850.000 IU/ml
Teknik molekuler juga digunakan untuk penentuan genotipe HCV secara rutin
sebelum IFN
Ada 2 Cara :
1. Reverse Hybridization Assay
Contoh : Versant HCV Genotyping Assay (Lipa) dan Bayer Diagnostik
2. Direct Nucleic Acid Sequence Analysis of the 5’ Non-coding Region
of the HCV Genove
➢ Anatomi Pankreas
Berbentuk oblique ,
Terdiri kepala leher badan dan ekor . Melekat langsung
1. Insulin
Disekresikan ke dalam darah.
Dikontrol oleh :
A. Konsentrasi Glukosa darah
B. Vagal interaksi
C. Konsentrasi lokal dari somatosin
2. Polipeptida pankreas
A. Berfungsi untuk regulasi sekresi kelenjar eksokrin dari pankreas
B. Motitilitas tractus biliaris
3. Somatostatin
Sangat menghambat aktivitas gastrointestinal
Penyakit pankreas :
1. PANKREASITIS AKUT
Infeksi :
Insiden 1990 – 2000 meningkat 10 kali , mortalitas 2 – 9 persen
Akut pankreatitis tanpa komplikasi
Pankreasitis kronik dengan komplikasi
GEJALA KLINIS
- Nyeri epigastrium, localisasi tidak jelas, menyebar ke punggung.
- Tanda2 iritasi peritoneal (DD: Ischemi akut dari usus).
- Nausea, vomitus, abdominal distentio
KRITERIA RANSON
KRITERIA IMRIE
➢ Diagnoses pankreatitis
1. Serum amylase nya
Meningkat 2 – 12 jam setelah ada gejala
Cutoff 3 kali dari harga normal
Level peak dapat dinilai 12-72 jam
Kembali normal pada 2-3 hari
Level persisten kurang dari 10 hari
2. Serum Lipase
meningkat 4-8 jam setelah onset ,
menurut 3-5 hari ,
menurun 8-14 hari ,
sensitifitas 50-99 persen ,
spesifitas 86-100,
Lebih mendingan daripada pankreatis alkoholik
3. Tripsinogen
Human pancreatic juice ,
Tripsinogen 19% dari total protein
Three tirpsinogen isoenzim
Tersekresi oleh sel acinal pankreas
Teraktivasi oleh enterokinase
Aktif pada pH 5,6 1mM Ca 2
Tripsinogen inhibotor
PSTI - Pankreatik Sekretori Tripsin Inhibitor
TATI - Tumar Associated Trypsin Inhibitor
Laboratorium
Ekspresi Trypsinogen:
di luar pankreas: usus kecil, mukosa lambung,
kerongkongan, perut, paru-paru, ginjal, hati
Diagnosa
A. Computed Tomography (CT)
B. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
C. Cytologyc
D. Tumor maker
CEA
Fungsi CEA:
Monitoring tiap 3 bulan
Reaksi monitoring normal 1-2 bulan setelah operasi
Prognosis : Pre operatif: CEA < 10 mg/ml metastase
Post operatif: menurun < 5 mg/L recidive