Disusun oleh :
Abdul Azis
103018227348
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT., atas segala nikmat dan
karunia yang telah tercurahkan, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Dengan penuh rasa syukur, pada akhirnya skripsi ini telah dapat diselesaikan.
Penulis sangat menyadari bahwa hasil penelitian ddari skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Namun alhamdulillah berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari
banyak pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan kendala-kendala yang ada.
Dengan ketulusan hati, dalam kesempatan ini melalui skripsi penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
beserta segenap jajarannya.
2. Bapak Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed., M. Phil., Ketua Jurusan Kependidikan Islam
sekaligus dosen Pembimbing Skrpsi yang telah banyak memberikan waktu, arahan,
bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu, kritik serta saran yang sangat berarti bagi penulis
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.
3. Bapak Drs. Mu’arif SAM, M. Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang selama ini banyak
membimbing penulis selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
5. Bapak H. Abdul Muiz Syihabudin, M.Ag, para guru dan staf SMA Al-Masthuriyah
yang telah memberikan kesempatan dan waktunya sehingga penelitian ini
6. Bapak dan Mamah (H. Ahmad Rifa’i (Alm.) dan Hj. Lilis), Kakak-kakakku dan
Adikku tercinta yang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil,
kasih sayang serta do’a yang tak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
i
ii
7. Indah Sri Lestari, istriku tercinta, rasa bangga dan terima kasih atas dukungan yang
dengan setia dan penuh kesabaran dan kasih sayang memberikan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Rekan-rekan sahabat seperjuangan KI-MP angkatan 2003 dan seluruh pihak yang
terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kenangan dan kebersamaan kita tidak akan pernah terlupakan.
Abdul Azis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 4
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah ..................................................... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 5
E. Sistematika Penelitian............................................................................. 5
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 53
B. Saran ..................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Depdiknas, Manajemen Berbasis Sekolah. (Jakarta : Program Guru Bantu – Direktorat Tenaga
Kependidikan, 2003) h.4
1
2
2
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta : Fokus Media,
2006) h.83
3
3
Nurkolis. Manajemen Berbasis Sekolah (Jakarta : PT.Grasindo, 2006) Cet.III, h.152
4
Nurkolis. Manajemen Berbasis, h.154
5
Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi Edisi Kesepuluh, (Jakarta : PT. Indeks, 2008) h. 505
4
perilaku orang lain serta sebagai suatu pola perilaku yang konsisten yang
ditinjukan oleh pemimpin dan diketahui pihak lain ketika pemimpin berusaha
mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain. Berdasarkan uraian diatas maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada SMA Al-Masthuriyah
Sukabumi”.
B. Identifikasi Masalah
Ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan penerapan manajemen
berbasis sekolah antara lain faktor kepemimpinan, sikap guru, peraturan
pemerintah, dukungan birokrasi, budaya sekolah, sarana dan prasarana,
lingkungan masyarakat, dan masalah finansial.
Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi yaitu :
1. Kurang optimalnya implementasi MBS karena kurang dukungan dari
kepala sekolah
2. Belum utuhnya persepsi masyarakat sekolah tentang konsep MBS
3. Belum optimalnya dukungan kebijakan dan finansial
4. Kurang efektifnya kepemimpinan kepala sekolah dalam mempengaruhi
pelaksanaan MBS.
5. Kurang terbukanya kepala sekolah
F. Sistematika Penelitian
Untuk memperjelas penulisan skripsi maka penulis membagi sistem
penelitian menjadi lima bab. Dan setiap bab terdiri dari beberapa sub bab, yaitu:
BAB I Pendahuluan, Mencakup Latar Belakang, Identifikasi, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, serta Sistematika Penulisan.
BAB II Kajian Teori tentang Kepemimpinan, meliputi Pengertian, Pendekatan,
Gaya Kepemimpinan, Kepemimpinan Transformasional dalam MBS.
Sedangkan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah meliputi
Pengertian, Alasan dan Tujuan, Strategi Impelementasi, Aspek yang
digarap MBS, Hambatan Implementasi dan Ukuran Keberhasilan
MBS. Dan Kerangka Berfikir
6
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian kepemimpinan
Pemimpin memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi.
Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja,
keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi.
Sebagaimana dikatakan Hani Handoko, bahwa pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi, atau masyarakat untuk
mencapai tujuan mereka.1
Bagaimanapun juga kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam
pengarahan adalah faktor penting efektifitas manajer. Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan
efektif. Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a
leader, power of leading atau the qualities of leader.2
Secara bahasa, makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai
1
Hani Handoko, Manajemen edisi kedua, (Yogyakarta : BPFE, 1995) h.293
2
AS. Hornby. Oxford Edvanced Dictionary of English. (London : Oxford University Press,
1990)
7
8
2. Pendekatan Kepemimpinan
Menurut Handoko, ada beberapa pendekatan kepemimpinan yang
diklasifikasikan sebagai pendekatan-pendekatan kesifatan, perilaku, dan
situasional.5 Pendekatan pertama memandang kepemimpinan sebagai suatu
kombinasi sifat-sifat yang tampak. Pendekatan kedua bermaksud
mengidentifikasikan perilaku-perilaku (behaviours) pribadi yang berhubungan
dengan kepemimpinan yang efektif. Kedua pendekatan ini mempunyai anggapan
bahwa seorang individu yang memiliki sifat-sifat tertentu atau memperagakan
perilaku-perilaku tertentu akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok
apapun dimana ia berada. Pendekatan ketiga yaitu pandangan situasional tentang
3
Hani Handoko, Manajemen edisi kedua, (Yogyakarta : BPFE, 1995), h.295
4
Hani Handoko, Manajemen, h.294
5
Hani Handoko, Manajemen, h.295
9
3. Gaya Kepemimpinan
Gaya adalah sikap, gerak-gerik atau lagak yang menandai ciri seseorang.
Berdasarkan pengertian tersebut maka gaya kepemimpinan adalah sikap, gerak-
gerik atau lagak yang dipilih oleh seorang pemimpin dalam menjalankan tugas
kepemimpinannya. Gaya yang dipakai oleh seseorang pemimpin satu dengan yang
lain berlainan tergantung situasi dan kondisi kepemimpinannya.
Menurut pendekatan tingkah laku, gaya kepemimpinan adalah pola
menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang
tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi
yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat dan sikap yang mendasari
perilaku seseorang.
Gaya kepemimpinan yang berkaitan dengan MBS berkaitan dengan proses
mempengaruhi antara para pemimpin dengan para pengikutnya. Dalam
kepemimpinan partisipatif, menyangkut usaha-usaha oleh seorang pemimpin
untuk mendorong dan memudahkan partisipasi orang lain dalam pengambilan
keputusan. Dalam kepemimpinan partisipatif juga digunakan pendekatan
kekuasaan, yaitu secara bersama-sama membagi kekuasaan (power sharing) dan
6
Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 1995) h.295
10
7
Nurkolis. Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta : PT.Grasindo, 2006) Cet.III, h.168
11
pro aktif seorang pemimpin memerlukan informasi untuk menentukan apa yang
saat ini dibutuhkan bawahannya.
Berdasarkan dari uraian tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa
prinsip utama dari kepemimpinan transaksional adalah mengaitkan kebutuhan
individu pada apa yang diinginkan pemimpin untuk dicapai dengan apa
penghargaan yang diinginkan oleh bawahannya memungkinkan adanya
peningkatan motivasi bawahan.
Dalam kepemimpinan transformasional, pemimpin mencoba menimbulkan
kesadaran dari para pengikut dengan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan
nilai-nilai moral. Kepemimpinan transformasional berbeda dengan kepemimpinan
transaksional yang didasarkan atas kekuasaan birokratis dan memotivasi para
pengikutnya demi kepentingan diri sendiri.
Kepemimpinan transformational mampu mentransformasi dan memotivasi
para pengikutnya dengan cara :8 (1) membuat mereka sadar mengenai pentingnya
suatu pekerjaan, (2) mendorong mereka untuk lebih mementingkan organisasi
daripada kepentingan diri sendiri, dan (3) mengaktifkan kebutuhan kebutuhan
pengikut pada tarap yang lebih tinggi. Tipe kepemimpinan transformasional ini
disarankan untuk diadopsi dalam implementasi MBS karena dapat sejalan dengan
fungsi manajemen model MBS. Pertama, adanya kesamaan yang paling utama,
yaitu jalannya organisasi yang tidak digerakkan oleh birokrasi, tetapi oleh
kesadaran bersama. Kedua, para pelaku mengutamakan kepentingan organisasi
bukan kepentingan pribadi. Ketiga, adanya partisipasi aktif dari pengikut atau
orang yang dipimpin.
8
Nurkolis. Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta : PT.Grasindo, 2006) Cet.III, h.172
9
Nurkolis. Manajemen, h.1
13
basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan
mengajar serta tempat untuk menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan
makna leksikal tersebut maka MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber
daya yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran.
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS, berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah
pusat. Sebaliknya, manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber
daya yang ada di sekolah itu sendiri. Dengan demikian, akan terjadi perubahan
paradigma manajemen sekolah, yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri.
Dari asal usul peristilahan, MBS adalah terjemahan langsung dari School-
Based Management (SBM)10. Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat
pada tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan
atau sekolah. Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama
puluhan tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam
memenuhii tuntutan perubahan lingkungan sekolah.
Gagasa n Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dalam Bahasa Inggris
School- Based Management pada dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan
pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, sampai dengan
tingkat Sekolah. Sebagaimana dimaklumi, gagasan ini semakin mengemuka
setelah dikeluarkannya kebijakan desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti
disyaratkan oleh UU Nomor 32 Tahun 2004. Produk hukum tersebut
mengisyaratkan terjadinya pergeseran kewenangan dalam pengelolaan pendidikan
dan melahirkan wacana akuntabilitas pendidikan. Gagasan MBS perlu dipahami
dengan baik oleh seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam
penyelenggaraan pendidikan, khususnya sekolah, karena implementasi MBS tidak
10
Depdiknas, Manajemen Berbasis Sekolah. (Jakarta : Program Guru Bantu – Direktorat
Tenaga Kependidikan, 2003) h.5
14
11
Nurkolis. Manajemen Berbasis, (Jakarta : PT.Grasindo, 2006) Cet.III, h.21
12
Nurkolis. Manajemen Berbasis, h.23
13
Nurkolis. Manajemen Berbasis, (Jakarta : PT.Grasindo, 2006) Cet.III, h.25
16
14
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2003) h.58
17
dan guru, partisipasi masyarakat, pendapatan daerah dan orang tua, juga anggaran
sekolah sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini15 :
15
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis, h.59
18
kesempatan untuk memuaskan kebutuhan guru dan siswa dan memberi peran
terhadap talenta-talenta mereka
b. Konsep organisasi sekolah.
Sekolah sebagai organisasi tidak sekedar tempat persiapan anak-anak di masa
datang, tapi juga tempat untuk siswa atau guru dan administrator untuk hidup,
tumbuh, dan menjalani perkembangan. Oleh karena itu, dalam MBS sekolah
tidak hanya tempat membantu perkembangan siswa, tetapi juga tempat
perkembangan guru dan administrator
c. Gaya pengambilan keputusan
Dalam MBS gaya pengambilan keputusan pada tingkat sekolah adalah melalui
pembagian kekuasaan (power sharing) atau partisipasi.
d. Gaya kepemimpinan
Dalam merespon perubahan ke MBS maka gaya kepemimpinan kepala sekolah
berubah dari tingkat rendah ke kepemimpinan multitingkat. Kepemimpinan
dalam MBS tidak hanya kepemimpinan teknis dan manusia, tetapi
menggunakan kepemimpinan kependidikan, simbolik, dan budaya
e. Penggunaan kekuasaan
MBS dimaksudkan untuk mengembangkan sumber daya manusia dan
mendorong komitmen dan inisiatif warga sekolah. Oleh karena itu, gaya
tradisional dalam penggunaan kekuasaan harus diubah. Para administrator
sekolah disarankan menggunakan kekuasaan terutama keahlian dan referensi,
memberi perhatian terhadap pertumbuhan professional guru, menjadi
pemimpin yang professional terhadap guru dan menjadi inspirasi pada guru
dan siswa untuk bekerja secara antusias dengan kepribadian yang mulia
f. Keterampilan-keterampilan manajemen
Ketika mengadopsi MBS maka pekerjaan manajemen internal menjadi lebih
kompleks dan berat. Oleh karena itu, diperlukan konsep-konsep baru dalam
keterampilan manajemen
19
16
Heriyanto, Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Muru Pendidikan, (Jakarta :
Tesis, 2008) h.26
20
17
Heriyanto, Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Muru Pendidikan, (Jakarta :
Tesis, 2008) h.35
21
18
Nurkolis. Manajemen Berbasis, h.271
23
B. KERANGKA BERPIKIR
Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat
komplek karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi
yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik,
menunjukan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang
tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lainnya. Ciri-ciri yang menempatkan
sekolah memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi proses belajar mengajar,
tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia.
Karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebutlah, sekolah sebagai
organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Keberhasilan sekolah
adalah keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka
memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta
mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi
tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Studi keberhasilan kepala sekolah
menunjukan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat
dan irama suatu sekolah.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka kepala sekolah harus bisa
menjalankan tugas dan fungsinya dengan efektif dan efisien supaya semua tujuan
sekolah yang menjadi tuntutan masyarakat dapat tercapai. Kalau tidak, jika
sekolah tidak dapat memenuhi tuntutan masyarakat dan perkembangan era
globalisasi, sekolah tersebut akan kehilangan fungsinya sebagai tempat
menghasilkan agen-agen perubahan yang berkualitas di masa yang akan datang.
Kepala sekolah yang bersikap otoriter, cenderung pasif, kurang terbuka,
dan cenderung diskriminatif dalam kepemimpinannya akan sulit menjalankan
fungsinya secara efektif dan efisien.
Kepala sekolah sabagai pemimpin seharusnya dalam praktik sehari-hari
selalu berusaha memperhatikan dan mempraktikan 8 fungsi kepemimpinan di
dalam kehidupan sekolah19, yaitu : 1). Kepala sekolah harus dapat
19
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah : Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya
(Jakarta : Rajawali Pers, 2008) h.84
25
Tabel 2.2
GAMBAR KERANGKA FIKIR
FEED BACK
-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk metode
deskriptif. Penggunaan deskriptif dalam penelitian ini untuk menggambarkan
obyek penelitian atau kondisi lapangan apa adanya pada saat itu, untuk mengkaji
permasalahan pada saat penelitian ini dilakukan. Penelitian ini berusaha
mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa adanya.
Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini dengan tujuan untuk
menggambarkan suatu kegiatan pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah dalam
mengimplementasi manajemen berbasis sekolah yang terlebih dahulu
menganalisis proses pelaksanaannya.
28
29
e. Pelaksanaan Program
f. Supervisi dan Evaluasi
g. Dukungan (Political will) pemerintah
h. Kepemimpinan yang efektif
i. Dukungan finansial dari pemerintah dan masyarakat
j. Ketersediaan SDM
k. Budaya Sekolah
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan menemukan informasi tertulis yang
berkaitan dengan fokus penelitian agar data yang diperoleh lebih lengkap.
Dokumentasi yang dipelajari adalah sebagai berikut:
a. Profil SMA Al-Masthuriyah Sukabumi
b. Struktur organisasi
c. Rencana Kerja Anggaran/RKA
d. Rencana Strategis sekolah
e. Laporan keuangan sekolah
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Wawancara
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 206.
32
HASIL PENELITIAN
33
34
a. Visi
Membangun Sumber Daya Manusia yang memiliki
integritas keilmuan dan kepribadian yang berlandaskan akhlakul
karimah
b. Misi
1. Membentuk kepribadian yang dilandasi nilai-nilai moral dan
agama.
2. Memacu aspek intelektualitas yang mengarah pada penguasaan
ilmu dan teknologi serta menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan.
3. Mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas melalui
penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.
4. Membentuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang
memiliki kompetensi dan profesional.
5. Mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang
proses pembelajaran yang berkualitas berbasis teknologi
informasi dan komunikasi.
Tabel 4.1
Data Guru berdasarkan Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan
1 2 3 4 5 6
1. Pendidikan Agama Islam 2 2 2
2. Kewarganegaraan 1 - 1 1
3. Bahasa Inggris 3 1 2 2
4. Bahasa Indonesia 2 2 - 2
5. Matematika 2 2 - 2
6. Pendidikan Jasmani 1 1 - 1
7. Sejarah 1 - 1 1
6. Fisika 1 - 1 1
7. Biologi 1 1 - 1
8. Kimia 1 - 1 -
9. Geografi 1 - 1 1
10. Sosiologi 1 - 1 1
36
11. Ekonomi 2 2 - 2
12. Pendidikan Seni 1 - 1 1
13. Pend. Ketrampilan - - -
14. TIK 2 - 2 2
15. Bahasa Asing
a. Arab 1 1 - -
16 Muatan Lokal 1 - 1 1
17 Pengembangan diri 1 - 1 1
Jumlah 25 12 13 21
b. Keadaan Siswa
Keadaan siswa SMA Al-Masthuriyah Sukabumi dalam tiga
tahun Ajaran terakhir adalah sebagai berikut :
1) Tahun Ajaran 2008/2009, kelas X berjumlah 180 siswa,
kelas XI berjumlah 180 siswa dan kelas XII berjumlah 180.
Dengan jumlah keseluruhan 540 siswa dan masing kelas
terdiri dari empat rombongan belajar.
2) Tahun Ajaran 2009/2010, kelas X berjumlah 180 siswa,
kelas XI berjumlah 183 siswa dan kelas XII berjumlah 180.
Dengan jumlah keseluruhan 543 siswa dan masing kelas
terdiri dari empat rombongan belajar.
3) Tahun Ajaran 2010/2011, kelas X berjumlah 180 siswa,
kelas XI berjumlah 180 siswa dan kelas XII berjumlah 183.
Dengan jumlah keseluruhan 543 siswa dan masing kelas
terdiri dari empat rombongan belajar.
37
Tabel 4.2
Data Siswa Berdasarkan Tingkat Kelas
Tabel 4.3
Kondisi Sarana dan Prasarana
Luas Kondisi
Ruang Jumlah
(M2) Baik Rusak
Ruang Teori/Kelas 12 392 √
Ruang Kepala Sekolah 1 28 √
Ruang Guru 1 42 √
Ruang Tata Usaha 1 42 √
38
Luas Kondisi
Ruang Jumlah
(M2) Baik Rusak
Laboratorium :
a. IPA 1 72 √
b. Bahasa 2 84 √
c. Komputer 2 84 √
Ruang Perpustakaan 1 81 √
Ruang OSIS 1 24 √
Ruang UKS 1 24 √
Mesjid / Musholla 1 375 √
B. Deskripsi Data
berikut :
1
Diolah dari Profil Sekolah dan hasil wawancara dengan H. Abdul Muiz, M.Ag (Kepala
SMA Al-Masthuriyah
40
bersifat fleksibel dan dinamis, sehingga dapat berlaku dalam waktu yang
panjang dengan fleksibilitasnya dan dengan visi tersebut tetap dapat dilakukan
pengembangan misi dan orientasi yang dinamis. Rumusan awal dimulai dari
esensi muatan hadits yang harus ada dalam proses pendidikan yakni
pembinaan Aqlian, Ruhanian dan Badanian.
Sebagai lembaga yang menganut faham akhlusunnah waljamaah, maka
aspek akhlaq merupakan komponen penting yang tidak dapat dipisahkan
dalam proses pendidikan, maka dari beberapa usulan yang muncul akhirnya
pada rapat tersebut diputuskan dan ditetapkan visi SMA Al-Masthuriyah2.
2
Wawancara dengan Dadih Addhiyar, S.Ag (Sekretaris Yayasan Al-Masthuriyah) dan
Mumu Mudzakir, S.Ag (Ketua Komite Sekolah)
3
Hasil wawancara dengan M. Taufiq Hidayat, SE, S.Pd (Wakaur. Kurikulum) dan M.
Nasir, M.Ag (Wakaur. Kesiswaan)
41
4
Hasil wawancara dengan H. Muhammad Fauzi, S.Ag (Guru)
42
baru dilakukan dalam Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) pada awal tahun
pelajaran.
5
Hasil wawancara dengan M.Irham, SS, M.Si (Guru)
43
lingkungan bekerja bagi guru dan karyawan lebih kondusif, lingkungan belajar
yang lebih efektif bagi siswa. Dengan demikian MBS adalah upaya
memandirikan sekolah dengan memberdayakannya.
Otonomi sekolah di SMA Al-Masthuriyah ini nampak dalam hal :
6
Hasil wawancara dengan H. Abdul Muiz, M.Ag (Kepala SMA) dan Dadih Addhiyar, S.Ag (Sekretaris
yayasan)
44
7
Hasil wawancara dengan M.Taufiq Hidayat, SE,S.Pd (Wakaur. Kurikulum)
45
Dalam forum pimpinan dengan yayasan hal ini dibahas dengan matang, dan
kepala sekolah dan wakil kepala sekolah berhak memberikan masukan demi
kesempurnaan sebuah program.
f) Pelaksanaan Program. Program yang sudah direncanakan dalam
rencana operasional sekolah dan dianggarkan dalam RAPBS kemudian
didistribusikan kepada para penanggung jawab kegiatan, yaitu wakil kepala
sekolah dan kepala tata usaha. Namun apabila ada kegiatan yang berbarengan,
maka disepakati guru lain terlibat dalam kepanitiaan. Hal ini menjadi proses
kaderisasi agar ke depan bila terjadi rotasi kepemimpinan sudah terbaca siapa
kader yang bisa memimpin8. Kepala sekolah lebih bersifat memberikan arahan
dan memonitor kegiatan. Sehingga pelaksana lebih leluasa untuk berinovasi
dalam melaksanakan program.
g) Supervisi dan Evaluasi. Merupakan kegiatan yang menjadi
agenda rutin sekolah, baik kepada guru maupun karyawan. Dilakukan jadwal
dna tindak lanjut yang jelas9. Hasilnya ditindaklanjuti oleh kepala sekolah
secara formal, yaitu guru atau karyawan akan diminta menghadap kepala
sekolah maupun informal dengan kepala sekolah langsung berbincang
mengenai kesulitan yang dihadapi di lapangan. Selanjutnya kepala sekolah
memberikan arahan bagaimana sebaiknya. Setelah setiap personal mengetahui
tugas dan fungsinya sebagai guru atau karyawan, kepala sekolah akan
mensupervisi dengan mengingatkan kembali berbagai hal yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi guru atau karyawan tersebut.
Kegiatan informal terasa lebih dominan dilakukan karena lebih bersifat
kekeluargaan dan dapat dilakukan lebih aktual dengan memanfaatkan
kesempatan dimana guru memang selalu ada di lingkungan sekolah. Guru atau
karyawan lebih terbuka dan tanpa tekanan untuk mengungkapkan ide,
gagasan, bahkan permohonan maaf bila ada kekeliruan dalam bekerja. Dan
semuanya dapat dilakukan dengan kekeluargaan.
8
Hasil wawancara dengan Yus Thobari, S.Ag (Wakaur. Humasy)
9
Hasil wawancara dengan M.Taufiq Hidayat, SE,S.Pd (Wakaur. Kurikulum)
46
Iklim seperti ini tidak berarti melemahkan sikap tegas kepala sekolah.
Baik formal maupun informal, harus dibiasakan sebagai bentuk perhatian. Ini
terjadi antar kepala sekolah kepada guru atau karyawan atau sebaliknya.
Bahkan diantara sesama guru atau karyawan terbangun semangat kebersamaan
untuk saling mengingagtkan.
Setiap sekali dalam semester guru akan diseupervisi baik oleh guru
senior yang ditunjuk, biasanya wakil kepala sekolah, maupun langsung oleh
kepala sekolah. Namun tetap mengkomunikasikan kepada guru yang
bersangkutan dilakukan oleh kepala sekolah sebagai bagian dari pembinaan.
Masalah yang dominan, kemudian dianalisa dan dijadikan bahan evaluasi.
Bila masalah itu dapat diselesaikan internal antara kepala sekolah dan
guru yang bersangkutan, maka cukup dengan pembinaan yang sifatnya
tertutup.
10
Hasil wawancara dengan Yus Thobari, S.Ag (Wakaur. Humasy)
47
d. Ketersediaan SDM
1) Tenaga pengajar dan staf kantor/Administrasi berkualifikasi S.1 dan
S.2
11
Hasil wawancara dengan Drs. U. Ramdhan (Wakaur. Sarana Prasarana)
48
12
Hasil wawancara dengan M.Taufiq Hidayat, SE,S.Pd (Wakaur. Kurikulum)
13
Diolah dari Rencana Induk Pengembangan Sekolah (RIPS) dan hasil wawancara dengan H.
Abdul Muiz, M.Ag (Kepala SMA)
49
14
Hasil wawancara dengan Delfijar (Ketua OSIS Putra)
51
sekolah bernuansa nilai-nilai islami yang kental dan budaya kerja, disiplin,
menghormati, demokratis, dan dialogis,
Kelima, sekolah sebagai organisasi harus diubah dan dikembangkan.
Perubahan sekolah akan berjalan dengan baik apabila berdampak pada
perbaikan kehidupan para guru dan staf lainnya. Sehingga eksistensi
sekolah dalam menyelenggarakan pelayanan pendidikan dapat
dipertahankan dan secara bertahap kualitas pelayanan pendidikan dapat
ditingkatkan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh uraian skripsi ini, dapatlah penulis simpulkan sebagai
berikut:
1. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMA Al-
Masthuriyah Sukabumi mendapat dukungan yang cukup dari kepala
sekolah, dan dibuktikan dalam pelaksanaan MBS bersifat
partisipatif. Manajemen ini memberikan kewenangan dari yayasan ke
sekolah, dan kemudian sekolah mendelegasikan ke setiap guru dan
karyawan. Semua guru dan karyawan merasa terlibat mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program sekolah. Prinsip
desentralisasi memandang bahwa masalah yang muncul di sekolah
akan disesuaikan dengan sebaik mungkin apabila penyelesaiannya
diserahkan kepada pihak yang paling dekat keberadaan masalah
tersebut. Dalam menyelesaikan masalah pendidikan di sekolah, yang
paling tahu tentang masalah itu adalah warga sekolah itu sendiri
terutama guru, staf, kepala sekolah dan orang tua siswa.
53
54
B. Saran-saran
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang
dikemukakan antara lain:
1. Pemerintah, terutama pemerintah daerah hendaknya memfokuskan
perhatian pada pengambilan keputusan secara bersama-sama dalam
kelompok, mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sementara dalam hal
administrasi, pemerintah daerah hendaknya lebih berperan sebagai
fasilitator dari pada mengontrol aktivitas-aktivitas sekolah.
2. Kepala Sekolah, diharapkan tidak hanya bertanggung jawab dan
otoritasnya dalam program-program sekolah, kurikulum, dan
keputusan personel, tetapi juga bertanggung jawab untuk
meningkatkan akuntabilitas keberhasilan program. Kepala sekolah
harus pandai dalam memimpin kelompok dan pendelegasian tugas
dan wewenang sehingga masing-masing kelompok sadar akan tugas
dan fungsinya masing-masing dalam implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah.
55
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi Edisi 10, Jakarta: PT. Indeks
Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi Edisi 12, Jakarta: PT. Salemba
Empat
1
2
PEDOMAN WAWANCARA
Nama :................................................................
Jabatan :................................................................
Hari / Tanggal :................................................................
3. Upaya apa saja yang dilakukan SMA Al-Masthuriyah untuk mencapai visi dan misi tersebut?
- Penyusunan Rencana Strategi sekolah dalam bentuk Program Kerja Jangka Panjang, jangka
menengah dan jangka pendek (tahunan)
- Menyelenggarakan pembinaan akhlaq dan nilai-nilai keagamaan melalui program terjadwal
(sebagai kegiatan awal pembelajaran)
- Menginstruksikan agar dilakukan pengintegrasian nilai-nilai agama dan moral (budi pekerti)
dalam setiap pembelajaran
- Menyelenggarakan Program Pengayaan dan Bimbingan Belajar
- Mengaktifkan program Ekstra kurikuler dalam bidang keilmuan melalui program KISS
(Kelompok Ilmiah Siswa SMA), SEC (SMA English Club) dan DECSMAL (Debat English
Club SMA Al-Masthuriyah)
- Pembekalan Keterampilan keagamaan (Baca Al-Qur’an, Penyelenggaraan sholat-sholat sunnat,
Mengurus Mayit) melalui program PAI Mulok
- Melaksanakan Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Inggris bagi dewan guru
melalui program English for Teacher
4. Sejauh mana keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi dan misi?
Draft visi dan misi yang dibuat, kemudian dibahas oleh guru dan karyawan. Semua peserta rapat
berhak mengungkapkan ide dan gagasannya. Sehingga lahirlah rumusan visi dan misi sekarang ini.
5. Apakah ada manfaat keterlibatan pengelola dalam penyusunan visi dan misi tersebut?
Karena visi dan misi ini merupakan cerminan keinginan pribadi para guru, maka para guru dan
karyawan terdorong untuk kerja penuh dedikasi dalam mewujudkan visi dan misi tersebut.
6. Pada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini sekolah memiliki otonomi dalam menentukan
berbagai kebijakan. Apakah hal ini dirasakan saudara dalam :
a) Hubungan Yayasan dan Kepala Sekolah
iii
iv
Yayasan membangun hubungan dengan sekolah bukan sebagai atasan dan bawahan, namun
lebih mengarah pada hubungan kekeluargaan. Penghargaan yayasan kepada kepala sekolah
demikian juga kepada guru sangat besar, sehingga mereka percaya penuh kepada kepala
sekolah. Kepercayaan ini kemudian berimbas bagaimana kepala sekolah juga menaruh
kepercayaan kepada karyawan dan guru. Semua kepercayaan itu tetap dalam koridor kontrol
dan evaluasi.
d) Penyusunan RAPBS
Laporan keuangan dan program kerja dijadikan acuan untuk merancang keuangan yang akan
datang. Besaran anggaran tiap mata anggaran diserahkan konsepnya kepada para wakil kepala
sekolah. Dianalisa oleh pimpinan sekolah, hasilnya diangkat dalam rapat dinas guru/karyawan
untuk disepakati dan disempurnakan.
e) Pelaksanaan Program
Program dilaksanakan mengacu pada perencanaan, sesuai dengan tugas masing-masing. Para
wakil kepala sekolah mengatur pendanaan yang menjadi wilayah kerjanya. Banyaknya
program dan besarnya anggaran menjadi salah satu alat ukur efektif atau tidaknya program,
efisien atau tidaknya anggaran, dan bagaimana daya serap progran terhadap anggaran.
7. MBS akan efektif apabila ada faktor pendukung kesuksesan implementasi. Apakah yang saudara
rasakan mengenai faktor :
a) Dukungan (Political will) pemerintah
Pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan dinas pendidikan sangat mudah
Pembinaan oleh Dinas Pendidikan Kab. Sukabumi dilakukan secara berkala
d) Ketersediaan SDM
Tenaga pengajar dan staf kantor/Administrasi berkualifikasi S.1 dan S.2
Tersedianya Tenaga Pengajar yang berkualifikasi baik (78% Guru tersertifikasi)
e) Budaya Sekolah
Budaya dasar yang berkembang di lingkungan sekolah adalah budaya pesantren
Budaya sekolah bernuansa Islami
Rasa Hormat dan saling Menghargai sangat kental
Proses dialogis guru dengan siswa terjalin dengan sangat baik
8. Apakah ada kendala dalam implementasi MBS di SMA Al-Masthuriyah? Kalau ada, apa saja?
a. Penyelenggaraan manajemen yayasan dengan sistem kekeluargaan
b. Pengelolaan Sekolah berbasis Kepesantrenan dengan sistem kurikulum terpadu, sedikit
banyaknya berdampak pada
1) tersitanya waktu penyelenggaraan proses KBM,
2) kondisi fisik dan psikis peserta didik,
3) kebutuhan tenaga kerja,
4) kebutuhan anggaran yang mengakibatkan biaya pendidikan meningkat
c. Pengelolaan keuangan dan pendanaan tersentralisasi pada Yayasan
d. Penetapan dan pengangkatan kepala sekolah merupakan wilayah otoritas mutlak yayasan
e. Rekruitmen dan pengangkatan guru dan karyawan otoritas yayasan
10. Apakah saudara merasakan implikasi dari pola MBS di SMA Al-Masthuriyah?
- Pola pengelolaan sekolah yang berorientasi pada mutu dan didasari dengan visi serta misi
yang jelas akan berdampak pada sistem pembinaan, pola asuh, dan sistem pendidikan yang
terstruktur dan terencana dengan baik.
- Keterlibatan guru dan karyawan sebagai komunitas sekolah dalam berbagai kebijakan sekolah,
akan menumbuhkan rasan tanggung hawab dan dedikasi yang baik pada pekerjaannya.
Sehingga pelayanan optimal dapat dilakukan kepada pengguna jasa pendidikan baik siswa
maupun orang tua.
- Pelayanan optimal akan berdampak pada suasana yang kondusif dalam proses belajar
mengajar, sehingga menghasilkan output pendidikan yang andal
vi
PEDOMAN WAWANCARA
3. Upaya apa saja yang dilakukan SMA Al-Masthuriyah untuk mencapai visi dan misi tersebut?
- Penyusunan Program Kerja Jangka Panjang, jangka menengah dan jangka pendek (tahunan)
- Menyelenggarakan pembinaan akhlaq dan nilai-nilai keagamaan
- Menginstruksikan agar dilakukan pengintegrasian nilai-nilai agama dan moral
- Menyelenggarakan Program Pengayaan
- Mengaktifkan program Ekstra kurikuler dalam bidang keilmuan melalui program
- Pembekalan Keterampilan keagamaan melalui program PAI Mulok
- Melaksanakan Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Inggris
4. Sejauh mana keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi dan misi?
Dalam hal ini semua aspirasi diakomodir sehingga dihasilkan kesepakatan berupa visi dan misi yang
ditetapkan.
5. Apakah ada manfaat keterlibatan pengelola dalam penyusunan visi dan misi tersebut?
Tentu hal ini akan berkaitan dengan pekerjaan profesi sebagai pendidikan yang harus memiliki arah
dan tujuan yang ingin dicapai.
6. Pada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini sekolah memiliki otonomi dalam menentukan
berbagai kebijakan. Apakah hal ini dirasakan saudara dalam :
a) Hubungan Yayasan dan Kepala Sekolah
Hubungan yayasan dan kepala sekolah baik. Kepala sekolah mendapat kepercayaan penuh dari
yayasan dalam mengelola sekolah. Kepercayaan ini dibangun dengan tetap kepala sekolah
berkoordinasi dengan yaysan. Yayasan berharap segala infaq pendirian sekolah dapat bertahan
lama sehingga segala bentuk kelebihan dijadikan investasi pengembangan.
diterima menjalani masa diklat dan masa uji coba selama 1 tahun dengan evaluasi setiap bulan.
Bila dipandang layak baru diajukan sebagai pegawai tetap oleh sekolah kepada yayasan.
d) Penyusunan RAPBS
Perencanaan yang sudah disetujui dalam rapat, dialokasikan anggarannya. Hal hal yang
bersifat insidental dan baru dijajaki terlebih dahulu kemungkinan anggarannya. Dari anggaran
belanja tersebut dapat dihitung berapa pengeluaran untuk tahun yang akan datang, sehingga
kita dapat menentukan besaran dana untuk siswa baru.
e) Pelaksanaan Program
Dikerjakan berdasarkan asas kebersamaan dan keterlibatab semua. Walupun menjadi
penanggung jawab biasanya wakil kepala sekolah, namun pelaksanaannya menyandingkan
orang lain untuk membatu sekaligus proses kaderisasi.
7. MBS akan efektif apabila ada faktor pendukung kesuksesan implementasi. Apakah yang saudara
rasakan mengenai faktor :
a) Dukungan (Political will) pemerintah
Pembinaan oleh Dinas Pendidikan Kab. Sukabumi dilakukan secara berkala
d) Ketersediaan SDM
Tenaga pengajar dan staf kantor/Administrasi berkualifikasi S.1 dan S.2
Tersedianya Tenaga Pengajar yang berkualifikasi baik (78% Guru tersertifikasi)
e) Budaya Sekolah
Budaya dasar yang berkembang di lingkungan sekolah adalah budaya pesantren
Budaya sekolah bernuansa Islami
8. Apakah ada kendala dalam implementasi MBS di SMA Al-Masthuriyah? Kalau ada, apa saja?
a. Penyelenggaraan manajemen yayasan dengan sistem kekeluargaan
viii
10. Apakah saudara merasakan implikasi dari pola MBS di SMA Al-Masthuriyah?
- Pola pengelolaan sekolah yang berorientasi pada mutu dan didasari dengan visi serta misi
yang jelas akan berdampak pada sistem pembinaan, pola asuh, dan sistem pendidikan yang
terstruktur dan terencana dengan baik.
- Pelayanan optimal akan berdampak pada suasana yang kondusif dalam proses belajar
mengajar, sehingga menghasilkan output pendidikan yang andal
ix
PEDOMAN WAWANCARA
3. Upaya apa saja yang dilakukan SMA Al-Masthuriyah untuk mencapai visi dan misi tersebut?
- Menginstruksikan agar dilakukan pengintegrasian nilai-nilai agama dan moral (budi pekerti)
dalam setiap pembelajaran
- Menyelenggarakan pembinaan akhlaq dan nilai-nilai keagamaan melalui program terjadwal
(sebagai kegiatan awal pembelajaran)
- Penyusunan Rencana Strategi sekolah dalam bentuk Program Kerja Jangka Panjang, jangka
menengah dan jangka pendek (tahunan)
- Menyelenggarakan Bimbingan Belajar
- Melaksanakan Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Inggris bagi dewan guru
melalui program English for Teacher
- Mengaktifkan program Ekstra kurikuler dalam bidang keilmuan melalui program KISS
(Kelompok Ilmiah Siswa SMA), SEC (SMA English Club) dan DECSMAL (Debat English
Club SMA Al-Masthuriyah)
- Pembekalan Keterampilan keagamaan (Baca Al-Qur’an, Penyelenggaraan sholat-sholat sunnat,
Mengurus Mayit) melalui program PAI Mulok
4. Sejauh mana keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi dan misi?
Ini dilakukan dengan menampung aspirasi baik guru maupun karyawan sehingga dihasilkan
kesepakatan dan kesimpulan berupa visi dan misi yang sekarang.
5. Apakah ada manfaat keterlibatan pengelola dalam penyusunan visi dan misi tersebut?
Semua merasa dihargai dan berusaha bekerja sesuai dengan kemampuan dan tugasnya masing-
masing.
6. Pada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini sekolah memiliki otonomi dalam menentukan
berbagai kebijakan. Apakah hal ini dirasakan saudara dalam :
a) Hubungan Yayasan dan Kepala Sekolah
Yayasan menunjuk tim untuk memonitor pengelolaan sekolah oleh sekolah. Tim tersebut
sendiri memberikan otonomi penuh kepada sekolah mulai dari perencanaan, pengalokasian
x
bahkan sampai tingkat pelaksanaanya. Tim ini sifatnya mengevaluasi keselerasan perencanaan
yang diajukan sekolah dengan pelaksanaannya.
d) Penyusunan RAPBS
Disusun setahun sekali, didasarkan pada rencana yang telah disusun dan dialokasikan oleh
para pimpinan sekolah, alokasi per mata anggaran dibicarakan dalam rapat pimpinan dengan
yayasan dan diinformasikan ke semua stake holder
e) Pelaksanaan Program
Dikerjakan berdasarkan asas kebersamaan. Menjadi penanggung jawab biasanya pimpinan
sekolah namun pelaksanaannya melibatkan guru sebagai proses pengkaderan.
7. MBS akan efektif apabila ada faktor pendukung kesuksesan implementasi. Apakah yang saudara
rasakan mengenai faktor :
a) Dukungan (Political will) pemerintah
Pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan dinas pendidikan sangat mudah
d) Ketersediaan SDM
Tenaga pengajar dan staf kantor/Administrasi berkualifikasi S.1 dan S.2
Tersedianya Tenaga Pengajar yang berkualifikasi baik (78% Guru tersertifikasi)
e) Budaya Sekolah
Rasa Hormat dan saling Menghargai sangat kental
Proses dialogis guru dengan siswa terjalin dengan sangat baik
xi
8. Apakah ada kendala dalam implementasi MBS di SMA Al-Masthuriyah? Kalau ada, apa saja?
a. Pengelolaan Sekolah berbasis Kepesantrenan dengan sistem kurikulum terpadu, sedikit
banyaknya berdampak pada
1) tersitanya waktu penyelenggaraan proses KBM,
2) kondisi fisik dan psikis peserta didik,
3) kebutuhan tenaga kerja,
4) kebutuhan anggaran yang mengakibatkan biaya pendidikan meningkat
b. Pengelolaan keuangan dan pendanaan tersentralisasi pada Yayasan
c. Penetapan dan pengangkatan kepala sekolah merupakan wilayah otoritas mutlak yayasan
10. Apakah saudara merasakan implikasi dari pola MBS di SMA Al-Masthuriyah?
- Keterlibatan guru dan karyawan sebagai komunitas sekolah dalam berbagai kebijakan sekolah,
akan menumbuhkan rasan tanggung hawab dan dedikasi yang baik pada pekerjaannya.
Sehingga pelayanan optimal dapat dilakukan kepada pengguna jasa pendidikan baik siswa
maupun orang tua.
- Pelayanan optimal akan berdampak pada suasana yang kondusif dalam proses belajar
mengajar, sehingga menghasilkan output pendidikan yang andal
xii
PEDOMAN WAWANCARA
3. Upaya apa saja yang dilakukan SMA Al-Masthuriyah untuk mencapai visi dan misi tersebut?
Penyusunan program rencana strategis sekolah yang mencakup semua rencana kegiatan sekolah
4. Sejauh mana keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi dan misi?
Ya, semua guru dan karyawan terlibat
5. Apakah ada manfaat keterlibatan pengelola dalam penyusunan visi dan misi tersebut?
Semua guru dan karyawan bertanggungjawab baik secara moral dan profesional terhadap
implementasi visi dan misi.
6. Pada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini sekolah memiliki otonomi dalam menentukan
berbagai kebijakan. Apakah hal ini dirasakan saudara dalam :
a) Hubungan Yayasan dan Kepala Sekolah
Hubungan yayasan dan kepala sekolah dibangun dengan kesetaraan. Yayasan memberikan
kepercayaan penuh kepada kepala sekolah
d) Penyusunan RAPBS
Perencanaan yang disetujui diprediksi berapa anggaran yang diperlukan
xiii
e) Pelaksanaan Program
Pimpinan sekolah mendapat porsi yang lebih besar dalam menggulirkan program. Guru
dengan perencanaan mengajarnya mendapat wewenang untuk melaksanakannya. Perencanaan
ini menjadi tolok ukur pelaksanaan kegiatan.
7. MBS akan efektif apabila ada faktor pendukung kesuksesan implementasi. Apakah yang saudara
rasakan mengenai faktor :
a) Dukungan (Political will) pemerintah
Pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan dinas pendidikan sangat mudah
Pembinaan oleh Dinas Pendidikan Kab. Sukabumi dilakukan secara berkala
d) Ketersediaan SDM
Tenaga pengajar dan staf kantor/Administrasi berkualifikasi S.1 dan S.2
Tersedianya Tenaga Pengajar yang berkualifikasi baik (78% Guru tersertifikasi)
e) Budaya Sekolah
Budaya sekolah bernuansa Islami
Rasa Hormat dan saling Menghargai sangat kental
8. Apakah ada kendala dalam implementasi MBS di SMA Al-Masthuriyah? Kalau ada, apa saja?
a. Penyelenggaraan manajemen yayasan dengan sistem kekeluargaan
b. Rekruitmen dan pengangkatan guru dan karyawan otoritas yayasan
10. Apakah saudara merasakan implikasi dari pola MBS di SMA Al-Masthuriyah?
- Pola pengelolaan sekolah yang berorientasi pada mutu dan didasari dengan visi serta misi
yang jelas akan berdampak pada sistem pembinaan, pola asuh, dan sistem pendidikan yang
terstruktur dan terencana dengan baik.
xiv
- Keterlibatan guru dan karyawan sebagai komunitas sekolah dalam berbagai kebijakan sekolah,
akan menumbuhkan rasan tanggung hawab dan dedikasi yang baik pada pekerjaannya.
Sehingga pelayanan optimal dapat dilakukan kepada pengguna jasa pendidikan baik siswa
maupun orang tua.
PEDOMAN WAWANCARA
3. Upaya apa saja yang dilakukan SMA Al-Masthuriyah untuk mencapai visi dan misi tersebut?
Banyak sekali upaya yang dilakukan oleh sekolah, semua tertuang dalam rencana induk
pengembangan sekolah.
4. Sejauh mana keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi dan misi?
Semuanya terlibat dengan penuh
5. Apakah ada manfaat keterlibatan pengelola dalam penyusunan visi dan misi tersebut?
Pengelola menjadi punya tanggung jawab besar untuk bisa merealisasikan visi dan misi tersebut.
6. Pada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini sekolah memiliki otonomi dalam menentukan
berbagai kebijakan. Apakah hal ini dirasakan saudara dalam :
a) Hubungan Yayasan dan Kepala Sekolah
Yayasan menempatkan kepala sekolah dalam hubungan yang demokratis. Hubungannya saling
melengkapi. Semua berangkat dari rasa saling percaya.
Perencanaan disusun oleh kepala sekolah, didiskusikan dalam rapat pimpinan. Dilengkapi
dengan saran dan masukan dari guru dan karyawan. Semua program diketahui oleh guru dan
karyawan. Sehingga semua dapat mengevaluasi efektifitasnya.
d) Penyusunan RAPBS
Disusun oleh pimpinan sekolah. Bersifat transparan dan boleh diketahui oleh guru dan
karyawan.
e) Pelaksanaan Program
Guru dan karyawan melaksanakan tugas sesuai ruang lingkup kerjanya. Pimpinan sekolah
melaksanakan tugasnya seperti perencanaannya. Kreatifitas dan inovasi dari suatu program
tetap dihargai.
7. MBS akan efektif apabila ada faktor pendukung kesuksesan implementasi. Apakah yang saudara
rasakan mengenai faktor :
a) Dukungan (Political will) pemerintah
Pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan dinas pendidikan sangat mudah
Pembinaan oleh Dinas Pendidikan Kab. Sukabumi dilakukan secara berkala
d) Ketersediaan SDM
Tenaga pengajar dan staf kantor/Administrasi berkualifikasi S.1 dan S.2
Tersedianya Tenaga Pengajar yang berkualifikasi baik (78% Guru tersertifikasi)
e) Budaya Sekolah
Budaya dasar yang berkembang di lingkungan sekolah adalah budaya pesantren
Budaya sekolah bernuansa Islami
Rasa Hormat dan saling Menghargai sangat kental
Proses dialogis guru dengan siswa terjalin dengan sangat baik
8. Apakah ada kendala dalam implementasi MBS di SMA Al-Masthuriyah? Kalau ada, apa saja?
a) tersitanya waktu penyelenggaraan proses KBM,
b) kondisi fisik dan psikis peserta didik,
c) kebutuhan tenaga kerja,
d) kebutuhan anggaran yang mengakibatkan biaya pendidikan meningkat
10. Apakah saudara merasakan implikasi dari pola MBS di SMA Al-Masthuriyah?
- Keterlibatan guru dan karyawan sebagai komunitas sekolah dalam berbagai kebijakan sekolah,
akan menumbuhkan rasan tanggung hawab dan dedikasi yang baik pada pekerjaannya.
Sehingga pelayanan optimal dapat dilakukan kepada pengguna jasa pendidikan baik siswa
maupun orang tua.
xvii
PEDOMAN WAWANCARA
3. Upaya apa saja yang dilakukan SMA Al-Masthuriyah untuk mencapai visi dan misi tersebut?
Semua pihak berupaya mewujudkan visi dan misi yang sudah ditetapkan. Untuk detailnya semuanya
ada dalam rencana kerja sekolah.
4. Sejauh mana keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi dan misi?
Semua guru bahkan karyawan terlibat dalam proses penyusunannya.
5. Apakah ada manfaat keterlibatan pengelola dalam penyusunan visi dan misi tersebut?
Memberikan kesadaran kepada guru mengenai arah pendidikan yang ditetapkan lembaga.
6. Pada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini sekolah memiliki otonomi dalam menentukan
berbagai kebijakan. Apakah hal ini dirasakan saudara dalam :
a) Hubungan Yayasan dan Kepala Sekolah
Hubungannya baik, dan penuh penghargaan. Yayasan menempatkan kepala sekolah dan guru
pada posisi yang baik. Yayasan memberikan kepercayaan penuh kepada kepala sekolah.
d) Penyusunan RAPBS
Disusun oleh pimpinan. Disosialisasikan dalam rapat guru.
xviii
e) Pelaksanaan Program
Sesuai perencanaan, kalau ada perubahan dan masih dianggap wajar, tidak keluar dari
esensinya dibicarakan lagi di tingkat pimpinan.
7. MBS akan efektif apabila ada faktor pendukung kesuksesan implementasi. Apakah yang saudara
rasakan mengenai faktor :
a) Dukungan (Political will) pemerintah
Pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan dinas pendidikan sangat mudah
Pembinaan oleh Dinas Pendidikan Kab. Sukabumi dilakukan secara berkala
d) Ketersediaan SDM
Tenaga pengajar dan staf kantor/Administrasi berkualifikasi S.1 dan S.2
Tersedianya Tenaga Pengajar yang berkualifikasi baik (78% Guru tersertifikasi)
e) Budaya Sekolah
Budaya dasar yang berkembang di lingkungan sekolah adalah budaya pesantren
Proses dialogis guru dengan siswa terjalin dengan sangat baik
8. Apakah ada kendala dalam implementasi MBS di SMA Al-Masthuriyah? Kalau ada, apa saja?
a. Penyelenggaraan manajemen yayasan dengan sistem kekeluargaan
b. Pengelolaan Sekolah berbasis Kepesantrenan dengan sistem kurikulum terpadu, sedikit
banyaknya berdampak pada
1) tersitanya waktu penyelenggaraan proses KBM,
2) kondisi fisik dan psikis peserta didik,
3) kebutuhan tenaga kerja,
4) kebutuhan anggaran yang mengakibatkan biaya pendidikan meningkat
c. Pengelolaan keuangan dan pendanaan tersentralisasi pada Yayasan
d. Penetapan dan pengangkatan kepala sekolah merupakan wilayah otoritas mutlak yayasan
e. Rekruitmen dan pengangkatan guru dan karyawan otoritas yayasan
- Pembagian waktu yang proporsional dalam menentukan waktu kegiatan sekolah dan kegiatan
kepesantrenan
- Penyelenggaraan kegiatan pendidikan diupayakan secara bervariasi dan menyenangkan
- Pengelolaan sumberdaya secara optimal diupayakan efektif dan efisien
- Perencanaan dan pengajuan anggaran dilakukan secara terinci sesuai platform yang telah
ditentukan
- Pengajuan sistem penetapan dan pengangkatan kepala sekolah dengan mempertimbangkan
standar kualifikasi dan kompetensi kelayakan kepala sekolah
- Pengajuan kebutuhan guru dan karyawan dengan mempertimbangkan kesesuaian bidang
studi/kerja serta standar kualifikasi dan kompetensinya
10. Apakah saudara merasakan implikasi dari pola MBS di SMA Al-Masthuriyah?
- Pola pengelolaan sekolah yang berorientasi pada mutu dan didasari dengan visi serta misi
yang jelas akan berdampak pada sistem pembinaan, pola asuh, dan sistem pendidikan yang
terstruktur dan terencana dengan baik.
- Keterlibatan guru dan karyawan sebagai komunitas sekolah dalam berbagai kebijakan sekolah,
akan menumbuhkan rasan tanggung hawab dan dedikasi yang baik pada pekerjaannya.
Sehingga pelayanan optimal dapat dilakukan kepada pengguna jasa pendidikan baik siswa
maupun orang tua.
- Pelayanan optimal akan berdampak pada suasana yang kondusif dalam proses belajar
mengajar, sehingga menghasilkan output pendidikan yang andal
xx
PEDOMAN WAWANCARA
3. Upaya apa saja yang dilakukan SMA Al-Masthuriyah untuk mencapai visi dan misi tersebut?
Dengan melibatkan semua pihak dan stake holder di SMA Al-Masthuriyah semua bekerja sama
untuk menjalankan program yang sudah ditetapkan untuk mewujudkannya secara efektif dan efisien.
4. Sejauh mana keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi dan misi?
Ya, semua guru dan karyawan terlibat memberikan kontribusi berupa masukan, saran, ide, dan
perbaikan. Kemudian dirumuskan dan disepakati dan direalisasikan.
5. Apakah ada manfaat keterlibatan pengelola dalam penyusunan visi dan misi tersebut?
Ada, dengan demikian segenap pengelola merasa bertanggungjawab atas kelancaran dan kemajuan
sekolah. Di samping itu timbul rasa memiliki yang berdampak pada loyalitas dan dedikasi.
6. Pada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini sekolah memiliki otonomi dalam menentukan
berbagai kebijakan. Apakah hal ini dirasakan saudara dalam :
a) Hubungan Yayasan dan Kepala Sekolah
Yayasan memberikan kepercayaan penuh kepada kepala sekolah untuk merencanakan dan
mengelola program sekolah.
d) Penyusunan RAPBS
Disusun oleh pimpinan. Disosialisasikan dalam rapat guru.
e) Pelaksanaan Program
Sesuai perencanaan, kalau ada perubahan dan masih dianggap wajar, tidak keluar dari
esensinya dibicarakan lagi di tingkat pimpinan.
7. MBS akan efektif apabila ada faktor pendukung kesuksesan implementasi. Apakah yang saudara
rasakan mengenai faktor :
a) Dukungan (Political will) pemerintah
Pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan dinas pendidikan sangat mudah
d) Ketersediaan SDM
Tenaga pengajar dan staf kantor/Administrasi berkualifikasi S.1 dan S.2
Tersedianya Tenaga Pengajar yang berkualifikasi baik (78% Guru tersertifikasi)
e) Budaya Sekolah
Proses dialogis guru dengan siswa terjalin dengan sangat baik
8. Apakah ada kendala dalam implementasi MBS di SMA Al-Masthuriyah? Kalau ada, apa saja?
- Penyelenggaraan manajemen yayasan dengan sistem kekeluargaan
- kebutuhan anggaran yang mengakibatkan biaya pendidikan meningkat
- Pengelolaan keuangan dan pendanaan tersentralisasi pada Yayasan
- Penetapan dan pengangkatan kepala sekolah merupakan wilayah otoritas mutlak yayasan
- Rekruitmen dan pengangkatan guru dan karyawan otoritas yayasan
10. Apakah saudara merasakan implikasi dari pola MBS di SMA Al-Masthuriyah?
- Pola pengelolaan sekolah yang berorientasi pada mutu dan didasari dengan visi serta misi
yang jelas akan berdampak pada sistem pembinaan, pola asuh, dan sistem pendidikan yang
terstruktur dan terencana dengan baik.
xxii
- Keterlibatan guru dan karyawan sebagai komunitas sekolah dalam berbagai kebijakan sekolah,
akan menumbuhkan rasan tanggung hawab dan dedikasi yang baik pada pekerjaannya.
Sehingga pelayanan optimal dapat dilakukan kepada pengguna jasa pendidikan baik siswa
maupun orang tua.
PEDOMAN WAWANCARA
3. Upaya apa saja yang dilakukan SMA Al-Masthuriyah untuk mencapai visi dan misi tersebut?
- Mengaktifkan program Ekstra kurikuler dalam bidang keilmuan melalui program KISS
(Kelompok Ilmiah Siswa SMA), SEC (SMA English Club) dan DECSMAL (Debat English
Club SMA Al-Masthuriyah)
- Pembekalan Keterampilan keagamaan (Baca Al-Qur’an, Penyelenggaraan sholat-sholat sunnat,
Mengurus Mayit) melalui program PAI Mulok
- Melaksanakan Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Inggris bagi dewan guru
melalui program English for Teacher
4. Sejauh mana keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi dan misi?
Ya, semua guru dan karyawan terlibat memberikan kontribusi. Kemudian disepakati dalam rapat dan
direalisasikan
5. Apakah ada manfaat keterlibatan pengelola dalam penyusunan visi dan misi tersebut?
Ada. Semua guru dan karyawan memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap sekolah.
6. Pada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini sekolah memiliki otonomi dalam menentukan
berbagai kebijakan. Apakah hal ini dirasakan saudara dalam :
- Hubungan Yayasan dan Kepala Sekolah
Yayasan menempatkan kepala sekolah dalam hubungan yang demokratis. Hubungannya saling
melengkapi. Semua berangkat dari rasa saling percaya.
Kepala sekolah diangkat oleh yayasan. Guru dan karyawan diseleksi dengan ketat, dna dibina
dalam masa uji coba.
- Pelaksanaan Program
Guru dan karyawan melaksanakan tugas sesuai ruang lingkup kerjanya. Pimpinan sekolah
melaksanakan tugasnya seperti perencanaannya. Kreatifitas dan inovasi dari suatu program tetap
dihargai.
- Supervisi dan Evaluasi
Dilakukan dengan kunjungan ke kelas, dialog dan pembinaan oleh kepala sekolah.
7. MBS akan efektif apabila ada faktor pendukung kesuksesan implementasi. Apakah yang saudara
rasakan mengenai faktor :
a) Dukungan (Political will) pemerintah
Pembinaan oleh Dinas Pendidikan Kab. Sukabumi dilakukan secara berkala
d) Ketersediaan SDM
Tenaga pengajar dan staf kantor/Administrasi berkualifikasi S.1 dan S.2
Tersedianya Tenaga Pengajar yang berkualifikasi baik (78% Guru tersertifikasi)
e) Budaya Sekolah
Budaya dasar yang berkembang di lingkungan sekolah adalah budaya pesantren
Budaya sekolah bernuansa Islami
Rasa Hormat dan saling Menghargai sangat kental
Proses dialogis guru dengan siswa terjalin dengan sangat baik
8. Apakah ada kendala dalam implementasi MBS di SMA Al-Masthuriyah? Kalau ada, apa saja?
a. Penyelenggaraan manajemen yayasan dengan sistem kekeluargaan
b. Pengelolaan Sekolah berbasis Kepesantrenan dengan sistem kurikulum terpadu, sedikit
banyaknya berdampak pada
xxiv
10. Apakah saudara merasakan implikasi dari pola MBS di SMA Al-Masthuriyah?
- Pola pengelolaan sekolah yang berorientasi pada mutu dan didasari dengan visi serta misi
yang jelas akan berdampak pada sistem pembinaan, pola asuh, dan sistem pendidikan yang
terstruktur dan terencana dengan baik.
- Keterlibatan guru dan karyawan sebagai komunitas sekolah dalam berbagai kebijakan sekolah,
akan menumbuhkan rasan tanggung hawab dan dedikasi yang baik pada pekerjaannya.
Sehingga pelayanan optimal dapat dilakukan kepada pengguna jasa pendidikan baik siswa
maupun orang tua.
- Pelayanan optimal akan berdampak pada suasana yang kondusif dalam proses belajar
mengajar, sehingga menghasilkan output pendidikan yang andal
xxv
PEDOMAN WAWANCARA
3. Upaya apa saja yang dilakukan SMA Al-Masthuriyah untuk mencapai visi dan misi tersebut?
- Penyusunan Rencana Strategi sekolah dalam bentuk Program Kerja Jangka Panjang, jangka
menengah dan jangka pendek (tahunan)
- Menyelenggarakan pembinaan akhlaq dan nilai-nilai keagamaan melalui program terjadwal
(sebagai kegiatan awal pembelajaran)
- Menginstruksikan agar dilakukan pengintegrasian nilai-nilai agama dan moral (budi pekerti)
dalam setiap pembelajaran
- Menyelenggarakan Program Pengayaan dan Bimbingan Belajar
4. Sejauh mana keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi dan misi?
Dalam hal ini semua aspirasi diakomodir sehingga dihasilkan kesepakatan berupa visi dan misi yang
ditetapkan.
5. Apakah ada manfaat keterlibatan pengelola dalam penyusunan visi dan misi tersebut?
Tentu hal ini akan berkaitan dengan pekerjaan profesi sebagai pendidikan yang harus memiliki arah
dan tujuan yang ingin dicapai.
6. Pada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini sekolah memiliki otonomi dalam menentukan
berbagai kebijakan. Apakah hal ini dirasakan saudara dalam :
a) Hubungan Yayasan dan Kepala Sekolah
Hubungan yayasan dan kepala sekolah baik. Kepala sekolah mendapat kepercayaan penuh dari
yayasan dalam mengelola sekolah. Kepercayaan ini dibangun dengan tetap kepala sekolah
berkoordinasi dengan yaysan. Yayasan berharap segala infaq pendirian sekolah dapat bertahan
lama sehingga segala bentuk kelebihan dijadikan investasi pengembangan.
diterima menjalani masa diklat dan masa uji coba selama 1 tahun dengan evaluasi setiap bulan.
Bila dipandang layak baru diajukan sebagai pegawai tetap oleh sekolah kepada yayasan.
d) Penyusunan RAPBS
Perencanaan yang sudah disetujui dalam rapat, dialokasikan anggarannya. Hal hal yang
bersifat insidental dan baru dijajaki terlebih dahulu kemungkinan anggarannya. Dari anggaran
belanja tersebut dapat dihitung berapa pengeluaran untuk tahun yang akan datang, sehingga
kita dapat menentukan besaran dana untuk siswa baru.
e) Pelaksanaan Program
Dikerjakan berdasarkan asas kebersamaan dan keterlibatab semua. Walupun menjadi
penanggung jawab biasanya wakil kepala sekolah, namun pelaksanaannya menyandingkan
orang lain untuk membatu sekaligus proses kaderisasi.
7. MBS akan efektif apabila ada faktor pendukung kesuksesan implementasi. Apakah yang saudara
rasakan mengenai faktor :
a) Dukungan (Political will) pemerintah
Pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan dinas pendidikan sangat mudah
Pembinaan oleh Dinas Pendidikan Kab. Sukabumi dilakukan secara berkala
d) Ketersediaan SDM
Tenaga pengajar dan staf kantor/Administrasi berkualifikasi S.1 dan S.2
Tersedianya Tenaga Pengajar yang berkualifikasi baik (78% Guru tersertifikasi)
e) Budaya Sekolah
Budaya sekolah bernuansa Islami
xxvii
8. Apakah ada kendala dalam implementasi MBS di SMA Al-Masthuriyah? Kalau ada, apa saja?
a. Pengelolaan keuangan dan pendanaan tersentralisasi pada Yayasan
b. Penetapan dan pengangkatan kepala sekolah merupakan wilayah otoritas mutlak yayasan
c. Rekruitmen dan pengangkatan guru dan karyawan otoritas yayasan
10. Apakah saudara merasakan implikasi dari pola MBS di SMA Al-Masthuriyah?
- Keterlibatan guru dan karyawan sebagai komunitas sekolah dalam berbagai kebijakan sekolah,
akan menumbuhkan rasan tanggung hawab dan dedikasi yang baik pada pekerjaannya.
Sehingga pelayanan optimal dapat dilakukan kepada pengguna jasa pendidikan baik siswa
maupun orang tua.
xxviii
xxix
xxx
xxxi
xxxii
PROFIL SEKOLAH
A. IDENTITAS SEKOLAH
Nama Sekolah : SMA AL-MASTHURIYAH
Alamat Sekolah : Jl. Raya Tipar – Cisaat PO. Box 33
Desa : Cibolang Kaler
Kecamatan : Cisaat
Kabupaten : Sukabumi
Propinsi : Jawa Barat
Kode Pos : 43101
Telp. : (0266) 7078660, 225935
E-mail : sma_almasth@yahoo.co.id
Misi Sekolah
1. Membentuk kepribadian yang dilandasi nilai-nilai moral dan agama.
2. Memacu aspek intelektualitas yang mengarah pada penguasaan ilmu dan teknologi serta
menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan.
3. Mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas melalui penguasaan teknologi informasi
dan komunikasi.
4. Membentuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi dan
profesional.
5. Mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran yang
berkualitas berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
4. Membekali peserta didik dengan kemampuan dan ketrampilan dalam penguasaan TIK.
5. Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup dan kemampuan pengembangan diri
sebagai bekal kemandirian dalam bermasyarakat.
6. Meningkatkan kemampuan kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan guna
memberikan layanan yang optimal.
7. Melengkapi ketersediaan sarana prasarana penunjang penyelenggaraan pendidikan guna
peningkatan mutu sekolah.
F. KURIKULUM SEKOLAH
Pelaksana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Mulai tahun pelajaran 2007/2008 SMA Al-Masthuriyah melaksanakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) Untuk kelas X berdasarkan Permen no. 24 tahun 2006 Pasal 2 ayat 3
tentang Pelaksanaan Permen 22/2006.
Program yang sudah dilaksanakan ;
2.1 Menyusun Kurikulum (KTSP) SMA Al-Masthuriyah
2.2 Melaksanakan Pembelajaran menurut KTSP sesuai Standar Isi
2.3 Menyusun silabus KTSP semua mata pelajaran
2.4 Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2.5 Membuat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran
2.6 Membuat kalender pendidikan
2.7 Membuat program tahunan dan progam semester semua mata pelajaran
2.8 Membuat model-model pembelajaran
2.9 Menyiapkan format-format pembelajaran dan penilaian
2.10 Menyusun dan menyiapkan Tim Narasumber guru SMA Al-Masthuriyah untuk
mensosialisasikan/mengimbaskan program-program Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) terhadap SMA di Kabupaten Sukabumi.
xxxv
Non Akademik
Kondisi
Ruang Jumlah Luas (M2)
Baik Rusak
Ruang Teori/Kelas 11 392 √
Ruang Kepala Sekolah 1 28 √
Ruang Guru 1 42 √
Ruang Tata Usaha 1 42 √
Ruang Bimbingan Penyuluhan 1 24 √
Laboratorium :
d. IPA 1 72 √
e. Bahasa 2 84 √
f. Komputer 2 84 √
Ruang Perpustakaan 1 81 √
Ruang OSIS 1 24 √
Ruang UKS 1 24 √
Musholla 1 375 √
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Ket
Baik Rusak
GHz 20 √
- Hardisk 40 GB
- Memory 256
- CD Rom
- Monitor Advance 15”
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Ket
Baik Rusak
- TVE Gene 15 “
Printer Canon PIXMA 1200
1 √
5 Laptop
1. Acer 1 √
- Pentium IV
- Memory 512 MB
- HD 80 GB
Kepala sekolah
Komite sekolah
H.A.Muiz Syihabudin, M.Ag
Tata Usaha
SISWA
xl
SASARAN
1. Terselenggaranya proses belajar dan mengajar yang berkualitas
2. Meningkatnya profesionalisme tenaga pendidik
3. Meningkatnya layanan pendidikan yang lebih optimal
4. Terwujudnya lulusan yang berkualitas, beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia
5. Terwujudnya kreativitas peserta didik melalui kegiatan intra dan ekstrakurikuler
6. Terciptanya kemandirian peserta didik dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi
7. Terwujudnya kemandirian peserta didik dalam menyelesaikan beban belajar
8. Tersedianya sarana prasarana penunjang pembelajaran yang berkualitas dan berbasis
Teknologi, Informasi dan Komunikasi
Tk. Kesiapan
Kriteria Kondisi
No. Fungsi dan Faktornya Faktor
Kesiapan Nyata
Siap Tidak
1. FUNGSI PROSES BELAJAR
MENGAJAR
a. Faktor Internal
o Metode Variasi Variasi v -
o Motivasi Guru Tinggi Tinggi v -
o Motivasi Siswa
rendah rendah v
o Alokasi Waktu per Mata
Pelajaran Efektif Efektif v -
o Silabus per Mata
Pelajaran Lengkap Ada v -
o Buku Pegangan -
o Dokumen Program Lengkap Ada v -
Pengembangan Lengkap Ada v
Kurikulum
b. Faktor Internal
o Lingkungan Fisik -
o Lingkungan Sosial -
o Dukungan Kerjasama, Cukup Cukup v -
outsourcing (pihak luar) Kondusif Kondusif v
Kooperatif Kooperatif v
2. FUNGSI KURIKULUM
a. Faktor Internal
o Diskusi Kurikulum Lintas Intensif Baik v -
Mata Pelajaran
o Silabus per Mata
Lengkap Ada v -
Pelajaran
o Buku Pegangan -
o Dokumen Program Lengkap Ada v -
Pengembangan Lengkap Ada v
Kurikulum
b. Faktor Eksternal -
o Keseuaian dengan
kemajuan IPTEK
Tinggi Ada v -
o Keseuaian dengan
kebutuhan/tuntutan
masyarakat Tinggi Ada v
o Kesuaian karakteristik -
Tinggi Ada v
3. FUNGSI PERSONALIA
a. Faktor Internal
o Ketercukupan jumlah
guru
xliii
Tk. Kesiapan
Kriteria Kondisi
No. Fungsi dan Faktornya Faktor
Kesiapan Nyata
Siap Tidak
o Ketercukupan jumlah Cukup Memadai v -
tenaga teknis
(lab/perpustakaan/BK) Memadai Memadai v -
o Ketercukupan jumlah
tenaga administrasi
o Kemampuan guru -
o Kemampuan laboran Memadai Cukup v
o Kemampuan pustakawan -
b. Faktor Eksternal Sedang Ada v -
o Kesuaian Sedang Cukup v -
kompetensi/ijazah guru Tinggi Cukup v
dengan Mata Pelajaran
o Kesuaian dengan
Perubahan Tinggi Memadai v -
Nilai/Paradigma
Tinggi Memadai v -
4. FUNGSI EVALUASI
a. Faktor Internal
o Metode evaluasi Variasi Baik v -
o Diskusi hasil belajar Intensif Intensif v -
siswa
-
o Dokumen evaluasi
o Dokumen pedoman Lengkap Cukup v -
evaluasi Lengkap Lengkap v
b. Faktor Eksternal -
o Masukkan/Umpan Balik
Masyarakat/Orang tua Tinggi Tinggi v -
o Dukungan kerjasama,
outsourcing (pihak luar)
Tinggi Tinggi v
dalam evaluasi
5. FUNGSI KEUANGAN
a. Faktor Internal
o Kesediaan dana/keuangan Tinggi Memadai v -
o Dokumen keuangan Lengkap Lengkap v -
o Administrasi keuangan
Lengkap Lengkap v -
o Kesesuaian dengan
kebutuhan rutin Sesuai Sesuai v -
o Keseuaian dengan
kebutuhan program kerja Sesuai Sesuai v -
b. Faktor Eksternal
o Dukungan pemerintah
terkait Tinggi Tinggi v -
o Dukungan
xliv
Tk. Kesiapan
Kriteria Kondisi
No. Fungsi dan Faktornya Faktor
Kesiapan Nyata
Siap Tidak
masyarakat/orang tua -
o Dukungan alumni Tinggi Tinggi v
-
Tinggi Tinggi v
6. FUNGSI FASILITAS
a. Faktor Internal
o Ruangan kelas Lengkap Cukup v -
o Fasilitas olahraga Lengkap Cukup v -
o Fasilitas kesenian
Lengkap Terbatas v -
o Perpustakaan
o Laboratorium IPA Lengkap Cukup v -
(Fisika, Kimia dan Lengkap Terbatas v -
Biologi)
o Laboratorium Bahasa
(Inggris, Arab) Lengkap Cukup v -
o Laboratorium Komputer
o Akses Internet
Lengkap Cukup v -
o Sarana Ibadah
b. Faktor Eksternal Lengkap Belum v -
o Dukungan masyarakat Lengkap Ada v -
sekitar sekolah Memadai
o Dukungan lembaga lain Cukup v -
(outsourcing) Ada
Cukup v -
Terbatas
Untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul, maka beberapa solusi yang dapat dilakkan
adalah :
1. Memaksimalisasi potensi kemandirian sekolah melalui optimalisasi sumber daya sekolah
yang tersedia
2. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana penunjang pembelajaran yang berkualitas dan
berbasis Teknologi, Informasi dan Komunikasi
3. Meningkatkan kemampuan personal melalui penyertaan pendidikan dan pelatihan bagi
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya
4. Meningkatkan efesiensi dan efektifias sumberdaya manusia secara berimbang
5. Meningkatkan komunikasi dan konsultasi dengan pihak dinas Pendidikan dan Kebudayaan
serta pihak-pihak lainnya dalam pemecahan masalah sesuai dengan kebutuhan yang ada
6. Meningkatkan peran serta masyarakat alumni dan warga sekolah dalam meningkatkan
pelayanan pendidikan
xlv