o Keperawatan 1. Ketidakefektifa Respiratory status : ventilation Oxygen therapy : n pola nafas Vital sign status 1. Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea Kriteria Hasil : 2. Pertahankan jalan nafas yang paten 1. Menunjukkan jalan nafas yang 3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien paten (klien tidak merasa 4. Pertahankan posisi pasien tercekik, irama nafas normal, 5. Observasi tanda-tanda adanya hipoventilasi frekuensi nafas normal, tidak 6. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi ada suara nafas abnormal) Vital sign monitor : 2. Tanda-tanda vital dalam rentang 1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan pasien normal (tekanan darah, nadi, 2. monitor kualitas nadi pernafasan) 3. monitor irama pernafasan 4. monitor suhu, warna dan kelembaban kulit EBN : Monitor tingkat pernafasan, kedalaman, dan kemudahan respirasi, ketika tingkat pernafasan melebihi 30 nafas / menit menunjukkan adanya perubahan fisiologis yang signifikan (Considine, 2005; Hagel, 2008). 2. Hipertermia Thermoregulation Fever Treatment : Kriteria Hasil : 1. Monitor suhu sesering mungkin 1. Suhu tubuh dalam rentang 2. Monitor IWL normal 3. Monitor warna dan suhu kulit 2. Nadi dan RR dalam rentang 4. Monitor tekanan darah, nadi, dan RR normal 5. Monitor tingkat kesadaran pasien 3. Tidak ada perubahan warna 6. Monitor WBC, Hb, dan Hct kulit dan tidak ada pusing 7. Berikan anti piretik 8. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam 9. Selimuti pasien 10. Lakukan water tepid sponge/ kompres hangat 11. Kolaborasikan pemberian cairan intravena EBN : Ukur dan catat suhu klien demam dengan menggunakan thermometer lisan atau dubur setiap 1-4 jam tergantung pada tingkat keparahan demam atau setiap kali perubahan kondisi terjadi, pengukuran suhu oral memberikan suhu lebih akurat daripada pengukuran timpani, pengukuran aksila, atau pengukuran bahan kimia dot thermometer (Hill, 2004; Fallis, Hemelin dan Wong, 2006; Defrim et al, 2007; Fommelt, Ott dan Hays, 2008). 3. Ketidakefektifa Circulation status Manajemen sensasi perifer : n perfusi Tissue perfusion : cerebral 1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap jaringan perifer Kriteria hasil : panas/dingin/tajam/tumpul 1. Mendemonstrasikan status 2. Monitor adanya paratase sirkulasi yang ditandai dengan : 3. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi a. Tekanan systole dan diastole atau laterasi dalam rentang yang 4. Gunakan sarung tangan untuk proteksi diharapkan 5. Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung b. Tidak ada ortostatistik 6. Kolaborasi pemberian analgetik hipertensi 7. Monitor adanya tromboplebitis c. Tidak ada tanda-tanda 8. Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensori peningkatan tekanan intracranial (tidak lebih dari 15 mmHg) 2. Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan : a. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan b. Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi c. Memproses informasi d. Membuat keputusan dengan benar 3. Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakan gerakan involunter 4. Nyeri akut Pain level Pain management Pain control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk Comfort level lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor Kriteria hasil : presipitasi 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan penyebab nyeri, mampu 3. Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui menggunakan tehnik non pengalaman nyeri pasien farmakologi untuk mengurangi 4. Ajarkan tehnik nonfarmakologi nyeri, mencari bantuan). 5. Berikan anlgetik untuk mengurangi nyeri 2. Melaporkan bahwa nyeri 6. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan berkurang dengan nyeri tidak berhasil menggunakan management EBN : nyeri Menilai tingkat nyeri pada klien menggunakan pendapat klien 3. Mampu mengenali nyeri (skala, secara valid, seperti skala nyeri 0-10 peringkat numeric. EB : intensitas, frekuensi dan tanda hasil skala nyeri adalah valid dan reliable sebagai ukuran tingkat nyeri) intensitas nyeri (Breivic et al, 2008). EBN : penyelidikan sikap 4. Menyatakan rasa nyaman keperawatan dan kenyakinan tentang penilaian nyeri (Layman- setelah nyeri berkurang. young, Horton dan Davidhizar, 2006) 5. Kekurangan Fluid balance Fluid management : volume cairan Hydration 1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Nutritional status : food and fluid 2. Monitor vital sign intake 3. Monitor status hidrasi (kelembaban mukosa, nadi adekuat, Kriteria hasil : tekanan darah ortostatik) 1. Mempertahankan urine output 4. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori sesuai dengan usia dan BB, Bj harian urine norma, HT normal 5. Kolaborasi pemberian cairan iv 2. Tekanan darah, nadi, suhu 6. Monitor status nutrisi tubuh dalam batas normal 7. Dorong pasien untuk penambahan masukan oral 3. Tidak ada tanda-tanda 8. Kolaborasi dengan dokter dehidrasi, elastisitas turgor kulit Hypovolemia management : baik, membrane mukosa 1. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan lembab, tidak ada rasa haus 2. Pelihara iv line yang berlebihan 3. Monitor tingkat Hb dan hematokrit 4. Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan 5. Monitor berat badan EBN : Mengobservasi untuk tanda-tanda awal hipovolemi, termasuk haus, gelisah, sakit kepala, dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Haus sering menjadi tanda pertama dehidrasi (Scales dan Pilsworth, 2008). 6. Resiko syok Syok prevention Syok prevention (hipovolemik) Syok management 1. Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu kulit, denyut Kriteria hasil : jantung, HR, dan ritme, nadi kapiler dan kapiler refill 1. Nadi dalam batas yang 2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan diharapkan 3. Monitor TTV 2. Irama jantung dalam batas yang 4. Monitor input dan output diharapkan 5. Pantau nilai : HB, HT, AGD, dan elektrolit 3. Frekuensi napas dalam batas 6. Tempatkan pasien posisi supine, kaki elevasi untuk yang diharapkan peningkatan preload dengan tepat 4. Iramapernapasan dalam batas 7. Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas yang diharapkan 8. Ajarkan klg dan pasien ttg tanda dan gejala syok 5. Natrium serum dbn (di batas 9. Ajarkan klg dan pasien ttg mengatasi gejala syok normal) Syok management 6. Kalium serum dbn 1. Monitor fungsi neurologis 7. Klorida serum dbn 2. Monitor fungsi renal 8. Kalsium serum dbn 3. Monitor TTV 9. Magnesium serum dbn 4. Monitor gejala gagal pernafasan (rendah PaO2, peningkatan 10. PH darah serum dbn PaO2 tingkat, kelelahan otot pernafasan) 11. Mata cekung tidak ditemukan 5. Monitor nilai laborat 12. Demam tidak ditemukan EBN : 13. TD dbn 1. Perhatikan tanda- tanda awal dari hipovolemia termasuk 14. Hematokrit dbn haus, gelisah, sakit kepala dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Haus sering tanda pertama dehidrasi (Scales dan pilsworth, 2008) 2. Kenali gejala sianosis, kulit lembab dan dingin, benang puls lemah, kebingungan, oliguria, sebagai tanda-tanda akhir hipovolemia. Gejala ini terjadi setelah tubuh dikompensasikan kehilangan cairan dengan memindahkan cairan dari ruang interstisial kedalam kompartemen vaskuler, beberapa liter cairan dapat menurunkan dari tubuh (Scales dan Pilsworth, 2008). 7. Ketidakseimba Nutritional status : food and fluid Nutrition management ngan nutrisi Nutritional status : nutrient intake 1. Kaji adanya alergi makanan kurang dari Weight control 2. Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan kalori dan nutrisi kebutuhan Kriteria hasil : yang dibutuhkan pasien tubuh 1. Adanya peningkatan berat 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe badan sesuai dengan tujuan 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vit C 2. Berat badan ideal sesuai dengan 5. Anjurkan pasien makan tinggi serat untuk mencegah tinggi badan konstipasi 3. Mampu mengidentifikasi 6. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi 7. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang 4. Tidak ada tanda malnutrisi dibutuhkan 5. Menunjukkan peningkatan Nutrition monitoring fungsi pengecapan dari menelan 1. BB pasien dalam batas normal 6. Tidak terjadi penurunan berat 2. Monitor adanya penurunan berat badan badan yang berarti 3. Monitor turgor kulit 4. Monitor kekeringan, rambut kusam dan mudah patah 5. Monitor mual dan muntah 6. Monitor pertumbuhan dan perkembangan 7. Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva 8. Monitor kadar albumin, total protein, HB, dan HT EBN : 1. Sajikan makanan yang membutuhkan sedikit kerat atau dikunyah. EBN : untuk membantu mencegah malingering pada saat makan (Fauci et al, 2008). 2. Tentukan makanan kesukaan pasien dan usahakan untuk mendapatkan makanan tersebut. EBN : untuk meningkatkan nafsu makan pasien. 3. Bila memungkinkan, duduk dengan pasien selama makan. EBN : tindakan ini mencegah pasien untuk membuang-buang makanan atau menyembunyikan makanan atau membawa makanan dari luar (Milne et al, 2009). 4. Timbang berat badan pasien pada jam yang sama setiap hari. EBN : tindakan ini memberikan data akurat dan memberikan pengendalian pada pasien tentang makanan apa yang dimakan (Shay, Shobert dan Seibert, 2009). 8. Resiko Blood lose severity Bleeding precautions perdarahan Blood koagulation 1. Monitor tanda-tanda perdarahan Kriteria hasil : 2. Catat nilai Hb dan HT sebelum dan sesudah perdarahan 1. Tidak ada hematuria dan 3. Monitor nilai lab yang meliputi PT, PTT, trombosit hematemesis 4. Monitor TTV ortostatik 2. Kehilangan darah yang terlihat 5. Pertahankan bed rest selama perdarahan aktif 3. Tekanan darah dalam batas 6. Kolaborasi dalam pemberian prosuk darah normal sistol dan diastole 7. Hindari pengukuran suhu lewat rectal 4. Tidak ada distensi abdomen 8. Hindari pemberian aspirin dan koagulan 5. Hemoglobin dan hematokrit 9. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake makanan yang dalam batas normal mengandung vit K 6. Plasma, PT, PTT, dalam batas EBN : normal 1. Review sejarah klien untuk peningkatan resiko perdarahan. EB : mengantisipasi peningkatan risiko perdarahan jika klien memiliki riwayat pribadi atau keluarga, post trauma, post operative, perdarahan atau anti thrombotics pribadi yang di gunakan dalam 5 hari terakhir (Korte et al, 2009). 2. Monitor tanda-tanda vital, perdarahan dalam urine, tinja, dahak, muntahan. Perhatikan mimisan, petekie, purpura, atau memar abnormal, Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah keadaan penyakit kritis yang membutuhkan tindakan cepat untuk mencegah kematian. Jika terjadi infeksi sistemik seperti tepekie, sianosis jari dan hidung, dan mengalir darah dari 3 situs yang tidak terkait. Penyakit harus di obati dengan cepat bersama dengan mempertahankan hemeostatis (Armola, 2007).