Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Spiritual
dan Paliatif
Disusun oleh:
D. Qolifatussakdiyah P07220116113
KELAS BALIKPAPAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
kekurangan didalamnya.
Dan juga berterima kasih atas beberapa pihak yang telah membantu dan
memberi tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah
PALIATIF dan beberapa hal yang bersangkutan dengan materi tersebut. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
kualitas hidup penderita dan keluarganya, yang pernah menjadi ciri khas
Pada kasus yang oleh tim dokter dinyatakan sulit sembuh atau tidak ada
harapan lagi, bahkan mungkin hampir meninggal dunia atau yang dikenal pasien
care terpinggirkan dan diabaikan. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa
juga dari berbagai kebijakan dalam bidang kesehatan yang dibuat oleh berbagai
pihak, hampir selalu terlihat: “... preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
1
Apalagi kebijakan untuk paliatif care telah dicanangkan oleh Pemerintah
Tata kerja organisasi perawatan paliatif ini bersifat koodinatif dan melibatkan
semua unsur terkait dengan mengedepankan tim kerja yang kuat, membentuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Munculnya palliative care di dunia dimulai dari sebuah gerakan rumah sakit
pada awal abad ke-19, kaum beragama menciptakan hospice yang memberikan
perawatan untuk orang sakit dan sekarat di London dan Irlandia. Dalam beberapa
tahun terakhir, perawatan paliatif telah menjadi suatu pergerakan yang besar, yang
Palliative care dan hospice telah berkembang pesat sejak tahun 1960-an.
Cicely Saunders seorangpekerja yang merintis perawatan ini dimana sangat memiliki
peran penting dalam menarik perhatian pasien pada akhir kehidupannya saat
mengidap penyakit ganas stadium lanjut. Palliative care mulai didefinisikan sebagai
subyek kegiatan di tahun 1970 dan dating untuk menjadi sinonim dengan dukungan
fisik, sosial, psikologis, dan spiritual pasien dengan penyakit yang membatasi hidup,
semua sekolah keperawatan. Dua puluh layanan yang terkait dengan palliative care
tersedia di seluruh negeri. Tiga belas organisasi yang dibangun di Singapura untuk
3
menyediakan palliative care. Modul palliative care ditambahkan kekurikulums
sakit umum untuk memperkenalkan suatu palliative care pada tahun 1998 di
keperawatan di Selandia Baru. Empat puluh satu pelayanan palliative care ini sudah
tersebar di seluruh negeri dan mulai tahun 2005 palliative care diakui sebagai
1. Rawat jalan
4
4. Day care, merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan
yang berisi keputusan Menkes tentang kebijakan palliative care. Dengan terbitnya
Di Amerika Serikat saat ini, 55% dari rumah sakit dengan lebih dari 100
tempat tidu rmenawarkan program perawatan paliatif, dan hampir seperlima dari
Makassar sendiri, hal tersebut belum begitu optimal.Bahkan pada tanggal 15 Mei
2010 telah dideklarasikan secara resmi di Surabaya sebagai kota paliatif di Taman
5
Soetomo perawatan paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas
Nyeri. Pelayanan yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap (konsultatif), rawat
Menimbang :
Mengingat :
3495);
6
2. Undang-undang Nomor 29 tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran
Nomor 4431);
7
b. Pelaksanaan informed consent atau persetujuan tindakan kedokteran pada
undangan.
atau pernyataan pasien pada saat ia sedang competen tentang apa yang harus
eksplisit tindakan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, atau dapat pula
8
2. Resusitasi/Tidak resusitasi pada pasien paliatif
b. Informasi tentang hal ini sebaiknya telah diinformasikan pada saat pasien
kompetensinya.
demikian, dalam keadaan tertentu dan atas pertimbangan tertentu yang layak
dan patut, permintaan tertulis oleh seluruh anggota keluarga terdekat dapat
resusitasi sesuai dengan pedoman klinis di bidang ini, yaitu apabila pasien
berada dalam tahap terminal dan tindakan resusitasi diketahui tidak akan
9
a. Pada dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU mengikuti ketentuan-
pedoman penentuan
pasien.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
adanya perubahan yang terus-menerus setiap rapat kerja untuk membahas system
intervensi mulai dari pencegahan, deteksi dini, terapi, dan perawatan paliatif.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/20130506131833.Skmenkes_Nomor_812MEN
KESSKVII2007_Tentang_Kebijakan_Perawatan_Paliatif.pdf
Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) (2007).Textbook of palliative nursing, 2 nded. New
York, NY: Oxford University PressHospice and Palliative Care Handbook: Quality,
812/Menkes/Sk/Vii/2007
TentangKebijakanPerawatanPaliatifMenteriKesehatanRepublikIndonesia.http://spiritia.o
iii