Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita
usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada
pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan
95% untuk hamil. Pada usia 30-an persentasenya menurun hingga 90%.
Sedangkan memasuki usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga menjadi
40%. Setelah usia 40 wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk
hamil. Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat
penting untuk diketahui. Dimana dalam masa wanita subur ini harus
menjaga dan merawat personal hygiene yaitu pemeliharaan keadaan alat
kelaminnya dengan rajin membersihkannya, oleh karena itu WUS dianjurkan
untuk merawat diri (Manuaba, 2011).
Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya
subur. Satu putaran haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari
sebelum haid datang kembali, yang biasanya berlangsung selama 28 hingga
30 hari. Oleh karena itu siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk
menandai seorang wanita subur atau tidak (Manuaba, 2009).
Ada beberapa metode yang digunakan untuk dapat menghitung
masa subur seorang wanita. Metode yang paling efektif adalah dengan
menggunakan pendekatan berbagai indikator biasanya perubahan suhu
yang dikombinasikan dengan perubahan lendir serviks. Indikator-indikator ini
secara ilmiah telah terbukti merefleksikan perubahan hormonal dan status
kesuburan secara akurat (Manuaba, 2009).
Itulah beberapa masalah kesuburan yang sering terjadi pada wanita.
Masalah-masalah tersebut dapat menghambat atau mengganggu
kesuburan, sehingga menjadi sulit hamil. Hal-hal tersebut harus dipantang
dan dihindari bila ingin segera (cepat) hamil. Siapkan kondisi kesehatan
yang benar-benar fit dan prima sebelum kehamilan, agar siap menjalani
kehamilan selama sembilan bulan ke depan dan bayi pun akan tumbuh
sehat (Manuaba, 2009).
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di Kabupaten
Karanganyar, Asuhan Kebidanan yang dilakukan oleh bidan adalah asuhan
yang menyeluruh yang di berikan oleh seorang bidan yang mempunyai
ruang lingkup antara lain remaja putri, wanita pra-nikah, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita, menopause, dan wanita
dengan gangguan reproduksi.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis dalam melakukan
praktikum Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Karanganyar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas masalah yang dapat
dirumuskan adalah : Bagaimana asuhan kebidanan fisiologi holistik Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi pada wanita usia subur di Kabupaten
Karanganyar.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan asuhan kebidanan fisiologi holistik keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi pada wanita usia subur di Rumah
Sakit Umum Daerah Karanganyar, sesuai dengan standar manajemen
kebidanan
2. Tujuan Khusus
Penulis dapat melaksanakan :
a. Pengkajian (mengumpulkan data subyektif dan obyektif yang
dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan)
b. Interpretasi data (identifikasi diagnosa/masalah)
c. Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial dan mengantisipasi
masalah
d. Tindakan segera
e. Rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
f. Pelaksanaan (memberikan asuhan secara efisien dan aman)
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan
h. Mendokumentasikan asuhan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi yang telah diberikan

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung
pada ibu sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam
melaksanakan tugas sebagai bidan
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan
kebidanan pada wanita usia subur dengan gangguan sistem reproduksi
3. Bagi Klien dan Keluarga
Agar klien dapat meningkatkan kesejahteraan ibu setelah dilakukan
asuhan kebidanan pada wanita usia subur dengan gangguan sistem
reproduksi
4. Bagi Lahan Praktek
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan
untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan
selalu menjaga mutu pelayanan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan peluasan
pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi
akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus
menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya
jumlah metode kontrasepsi yang tersedia tetapi juga karena metode-metode
tentu mungkin tidak dapat diterima.
Pelayanan keluarga berencana yang merupakan salah satu
didalam paket pelayanan kesehatan reproduksi esensial perlu mendapat
perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan keluarga berencana
berkualitas, diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan
masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian
populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada
kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan pelayanan
keluarga berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan
hak-hak dari klien/ masyarakat.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis dalam praktikum
mata kuliah Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi akan
mempelajari Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan pada akseptor KB ?

C. Tujuan
2. Tujuan Umum
Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada akseptor KB melalui
penerapan manajemen kebidanan menurut Varney H, tahun 1997
3. Tujuan Khusus
Penulis dapat melaksanakan :
i. Pengkajian pada akseptor KB (mengumpulkan data subyektif dan
obyektif yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan).
j. Interpretasi data pada akseptor KB (identifikasi diagnosa/masalah).
k. Identifikasi diagnosa/masalah potensial dan mengantisipasi masalah
pada akseptor KB.
l. Penyusunan Tindakan segera pada akseptor KB.
m. Perencanaan asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
pada akseptor KB.
n. Tindakan sesuai rencana asuhan yang telah disusun secara efisien
dan aman pada akseptor KB.
o. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan pada akseptor KB.
p. Dokumentasi manejemen asuhan kebidanan yang telah dilakukan
pada akseptor KB

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil asuhan kebidanan ini dapat digunakan untuk menambah wawasan
tentang asuhan kebidanan pada akseptor KB

2. Manfaat Aplikatif
a. Institusi
Hasil asuhan kebidanan ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan
dalam pemberian asuhan pada akseptor KB
b. Profesi Bidan
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan
dalam asuhan kebidanan pada akseptor KB
c. Klien dan Masyarakat
Agar klien maupun masyarakat dapat menjadi akseptor KB dengan
menentukan pilihan alat kontrasepsi yang aman, nyaman dan sesuai
dengan keinginnannya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

I. Keluarga Berencana (KB)


A. Konsep Dasar Keluarga Berencana
1. Pengertian
Keluarga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah jarak kehamilan dengan memakai Kontrasepsi.
(Mochtar, 1998: 255)
Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara untuk
mencegah terjadinya konsepsi ( Mochtar, 1998 : 256 )

2. Macam – Macam Kontrasepsi Non-Hormonal


a. Tanpa alat/obat (cara sederhana)
1) Metode Amenore Laktasi (MAL)
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air
Susu Ibu (ASI) secara ekslusif artinya hanya diberikan ASI tanpa
tambahan makanan atau minuman apapun lainnya.
2) Pantang Berkala
Yaitu senggama dihindari pada masa subur yaitu dekat dengan
pertengahan siklus haid atau terdapat tanda-tanda adanya
kesuburan yaitu keluarnya lendir encer dari liang vagina.
Menghindari senggama pada saat masa subur (sekitar ovulasi)
perkiraan masa subur = 14 hari sebelum haid ± 2 hari, sperma
mampu bertahan paling lama 72 jam dalam saluran reproduksi
wanita. Ovum dapat bertahan hidup selama 24 jam setelah ovulasi
sehingga jika siklus haid tidak teratur maka harus hati-hati dalam
perhitungan.
3) Senggama terputus
Senggama terputus adalah metode Keluarga Berencana
tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari
vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
b. Dengan alat = penghalang/barrier
1) Kondom
Kondom adalah selaput karet yang dipasang pada penis
selama hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintesis tipis,
berbentuk silendris, dengan muaranya berpinggir tebal. Bila digulung
berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Kondom
juga membantu mencegah penularan PMS, termasuk AIDS (Arif
Mansjoer, 2001).
a) Cara Kerja
(1) Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet
yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak
tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
(2) Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV
dan HIV/ AIDS) satu pasangan kepada pasangan yang lain
(khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil) (Abdul Bari
Saifuddin, 2006).
b) Keuntungan
(1) Efektif bila digunakan dengan benar.
(2) Tidak mengganggu ASI.
(3) Tidak mengganggu kesehatan klien.
(4) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
(5) Murah dan dapat dibeli secara umum (Saifuddin, 2006).
c) Efek Samping
(1) Efektifitasnya tidak terlalu tinggi.
(2) Cara penggunaanya sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi.
(3) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan
langsung) (Abdul Bari Saifuddin, 2006).
2) Diafragma
Adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang di insersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual
dan menutupi serviks.
3) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
a) Jenis
(1) AKDR CuT-380A / Copper-T
Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T
diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu).
Tersedia di Indonesia dan terdapat di mana-mana.
AKDR lain yang beredar di Indonesia Adalah NOVA T
(Schering).
(2) Copper-7
(3) Multi Load
(4) Lippes loop
b) Cara kerja
(1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba
falopii.
(2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri.
(3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum
bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
(4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam
uterus.
c) Mekanisme Kerja AKDR
Bagaimana mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan
pasti, tetapi kerjanya bersifat lokal.
(1) AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga
menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leokosit,
makrofag, dan limposit.
(2) AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan,
prostaglandin, yang menghalangi kapasitas spermatozoa.
(3) Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit
menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan
blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
(4) Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper
menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga
mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.
d) Keuntungan
(1) Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi
Sangat efektif : 0,6 – 0,8 kehamilan/ 100 perempuan dalam 1
tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
(2) AKDR dapat segera efektif setelah pemasangan.
(3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT 380A).
(4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
(5) Meningkatkan kenyamanan seksual karena karena tidak perlu
takut untuk hamil.
(6) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
(7) Dapat di pasang segera setelah melahirkan atau sesudah
abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
(8) Dapat digunakan sampai menopause.
(9) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
(10) Membantu mencegah kehamilan ektopik.
e) Kerugian
(1) Efek samping yang sering terjadi :
(a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama
dan akan berkurang setelah 3 bulan).
(b) Haid lebih lama dan banyak.
(c) Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
(d) Saat haid lebih sakit.
(2) Komplikasi lain :
(a) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari
setelah pemasangan.
(b) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia.
(c) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila
pemasangannya benar).
(3) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
(4) Tidak baik digunakan pada perempuan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan.
(5) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan
IMS memakai AKDR. Hal ini dapat memicu Infertilitas.
c. Dengan obat
1) Spermisida
Zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa
didalam vagina sebelum spermatozoa bergerak kedalam traktus
genetalia interna (Hanafi Hartanto, 2004).
a) Cara Kerja
Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat
pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuatan sel
telur (Abdul Bari Saifuddin, 2006).
b) Keuntungan
(1) Efektif seketika.
(2) Tidak mengganggu produksi ASI.
(3) Mudah digunakan.
(4) Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
(5) Tidak mempunyai pengaruh sistemik (Saifuddin, 2006).
d. Kontrasepsi operatif/ Mantap
1) Jenis – jenis Kontrasepsi operatif/ Mantap
a) Tubektomi atau MOW (Metoda Operasi Wanita)
Adalah pengikatan atau pemotongan Tuba kiri dan kanan
pada wanita untuk mencegah transport ovum dari ovarium
melalui tuba, dilakukan dengan cara operasi.
b) Vasektomi atau MOP (Metoda Operasi Pria)
Adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia
sehingga alur transportasi sperma terhambat dari proses
fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.
c) Histerektomi
Merupakan tindakan bedah yang dilakukan dengan cara
mengangkat rahim wanita, karena pada dasarnya banyak faktor
yang mempengaruhi, seperti jumlah anak terlalu banyak, atau
memang ada masalah terhadap rahim, atau memang ada
keinginan sendiri ingin memutuskan tidak memilik anak lagi.
(Sarwono Prawirohardjo, Buku Panduan Praktis Pelayanan KB )
2) Keuntungan Kontrasepsi mantap
Keuntungan Umum Kontrasepsi Mantap
Secara umum keuntungan kontap wanita dan pria dibandingkan
dengan kontrasepsi lain adalah :
a) Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan
cara kontrasepsi lain
b) Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja
c) Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan
merupakan cara kontrasepsi yang permanen
d) Lebih ekonomis, karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali
tindakan saja
Keuntungan Khusus Kontrasepsi Tubektomi
a) Sangat efektif dan “permanen”
b) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
c) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
d) Tidak mempengaruhi proses menyusui
e) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
f) Tidak menggangu hubungan seksual
Keuntungan Khusus Kontrasepsi Vasektomi
a) Sangat efektif dan “permanen”
b) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
c) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
d) Tidak menggangu hubungan seksual
e) Tindakan bedah yang aman dan sederhana
3) Kerugian kontrasepsi mantap
a) Tubektomi (MOW)
(1) Rasa sakit/ketidak nyaman dalam jangka pendek setelah
tindakan
(2) Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan
b) Vasektomi (MOP)
(1) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki
anak
(2) Harus ada tindakan pembedahan minor.
4) Syarat pasien yang melakukan kontrasepsi mantap
a) Sukarela
b) Bahagia
c) Sehat
5) Indikasi Kontrasepsi Mantap
a) Tubektomi ( MOW )
(1) Usia lebih dari 26 tahun
(2) Sudah punya anak cukup (2 anak), anak terkecil harus
berusia minimal 5 (lima) tahun
(3) Yakin telah mempunyai keluarga yag sesuai dengan
kehendaknya
(4) Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang
serius
(5) Ibu pasca persalinan
(6) Ibu pasca keguguran
b) Vasectomi ( MOP )
(1) Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan
istri beresiko tinggi
6) Kontra Indikasi Kontrasepsi Mantap
a) Tubektomi (MOW)
(1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
(2) Menderita tekanan darah tinggi
(3) Kencing manis (diabetes)
(4) Penyakit jantung
(5) Penyakit paru-paru
(6) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus
dievaluasi).
(7) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu
disembuhkan atau dikontrol)
(8) Ibu yang tidak boleh menjalani pembedahan
(9) Belum memberikan persetujuan tertulis
b) Vasektomi (MOP)
(1) Infeksi kulit atu jamur di daerah kemaluan
(2) Menderita kencing manis
(3) Hidrokel atau varikokel yang besar
(4) Hernia inguinalis
(5) Anemia berat, ganguan pembekuan darah atau sedang
menggunakan antikoagulansia
3. Macam – Macam Kontrasepsi Hormonal
a. Pil Kombinasi (hormone estrogen dan progestin)
Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi, baik yang sudah
mempunyai anak maupun belum.
1) Jenis – jenis pil kombinasi:
a) Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen / progesterone (E/P) dalam
dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif
b) Bifasik : pil yang tersedia didalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/ progestin (E/P) dengan dua
dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
c) Trifasik : pil yang tersedia di dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktif estrogen/ progestin (E/P) dengan tiga
dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
2) Cara Kerja
a) Menekan ovulasi.
b) Mencegah implantasi.
c) Lendir servik mengental sehingga sulit di lalui oleh sperma.
d) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan
sendirinya akan terganggu pula.
3) Keuntungan
a) Memiliki efektifitas yang tinggi.
b) Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
c) Pil Tidak mengganggu hubungan seksual.
d) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah berkurang.
(mencegah anemia), dan tidak terjadi nyeri haid.
e) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan. masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
f) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause
g) Mudah dihentikan setiap saat.
h) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
i) Dapat digunakan sebagai KB darurat.
j) Membantu mencegah :
(1) Kehamilan ektopik.
(2) Kanker ovarium.
(3) Kanker endometrium.
(4) Kista ovarium.
(5) Penyakit radang panggul.
(6) Kelainan jinak pada payudara.
4) Kekurangan / Efek Samping
a) Mahal dan membosankan karena harus menggunakan setiap
hari.
b) Mual terutama 3 bulan pertama.
c) Perdarahan bercak (spotting) atau perdarahan sela terutama 3
bulan pertama.
d) Pusing.
e) Nyeri payudara.
f) Berat badan naik sedikit.
g) Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.
h) Tidak boleh diberikan pada ibu menyusui.
i) Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan.
j) Tidak mencegah IMS, HIV/ AIDS
Hanafi Hartanto (2002)
b. Pil Progestin
1) Jenis pil progestin (mini pil)
a) Kemasan dengan isi 35 pil : 300 µg Levonorgestrel atau 350 µg
noretindon.
b) Kemasan dengan isi 28 pil : 75 µg desogestrel.
2) Cara Kerja
a) Menekan sekresi gondotropin dan sentesis steroid seks di
ovarium (tidak begitu kuat).
b) Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit.
c) Mengentalkan lendir servik sehingga menghambat penitrasi
sperma.
d) Mengubah motalitas tuba sehingga transportasi sperma
terganggu.
3) Keuntungan
a) Sangat efektif bila digunakan secara benar.
b) Tidak mengganggu hubungan seksual.
c) Tidak mempengaruhi ASI.
d) Kesuburan cepat kembali.
e) Nyaman dan mudah digunakan.
f) Sedikit efek samping.
g) Dapat dihentikan setiap saat.
h) Tidak mengandung estrogen.
4) Keterbatasan
a) Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (spotting).
b) Peningkatan atau penurunan berat badan.
c) Harus di gunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
d) Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar.
e) Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis dan jerawat.
f) Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan),
tetapi resiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan
perempuan yang tidak menggunakan mini pil.
g) Efektivitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan
obat tuberkolosis atau obat epilepsy.
h) Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV/AIDS.
i) Hirsutisme (tubuh rambut/ bulu berlebihan didaerah muka), tetapi
sangat jarang terjadi.
Hanafi Hartanto (2002)
c. Suntik kombinasi
1) Jenis suntikan kombinasi
a) 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol
sipionat yang diberikan injeksi IM (Intra Muskuler) sebulan sekali
(Cyclofem)
b) 50 mg Noretindon enantat dan 5 mg estradiol valerat yang
diberikan injeksi IM sebulan sekali.
2) Cara Kerja
a) Menekan ovulasi.
b) Membuat lender servik menjadi kental sehingga penitrasi sperma
terganggu.
c) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi
terganggu.
d) Menghambat transportasi gamet terganggu.
3) Efektivitas
Sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama
tahun pertama penggunaan.
4) Keuntungan Kontrasepsi
a) Resiko terhadap kesehatan kecil.
b) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
c) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
d) Efek samping sangat kecil.
e) Jangka panjang.
f) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
5) Keuntungan Nonkontrasepsi.
a) Mengurangi jumlah pendarahan.
b) Mengurangi nyeri saat haid.
c) Mencegah anemia.
d) Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker
endometrium.
e) Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.
f) Mencegah kehamilan ektopik.
g) Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit
radang panggul.
h) Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia
perimenopouse.
6) Kerugian / Efek samping
a) Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
bercak/ spotting, atau perdarahan sela sampai sepuluh hari.
b) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini
akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
c) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.
d) Efektifitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-
obatan epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tubercolosis (
rifampisin).
e) Dapat terjadi perubahan berat badan.
f) Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung,
stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinannya
timbulnya tumor hati.
g) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
h) Kemungkinannya terlambat pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian.
Hanafi Hartanto (2002)
d. Suntik Progestin
1) Jenis
a) Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung
150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuscular.
b) Depo Noretisteron Enatat (Depo Noristerat), yang
mengandung 200 mg Noretindron enatat, diberikan setiap 2
bulan dengan cara disuntik intramuscular.
2) Cara Kerja
a) Mencegah ovulasi.
b) Mengentalkan lendir servik sehingga menurunkan kemampuan
penitrasi sperma.
c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
3) Keuntungan
a) Sangat efektif.
b) Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c) Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri.
d) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
e) Dapat digunakan perempuan usia >35 tahun sampai menopause.
f) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik.
g) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
h) Mencegah beberapa penyakit radang panggul.
i) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
4) Efektifitas
Memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan/ tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
5) Keterbatasannya
a) Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
(1) Siklus haid yang memendek atau memanjang
(2) Perdarahan yang banyak atau sedikit
(3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
(4) Tidak haid sama sekali
b) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan (harus kembali untuk suntik).
c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan
berikutnya.
d) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
e) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual.
f) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
g) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi
(jarang), sakit kepala, nervositas dam jerawat
6) Indikasi
a) Usia Reproduksi.
b) Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.
c) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.
d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e) Pasca persalinan dan tidak menyusui.
f) Setelah abortus atau keguguran.
g) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
h) Perokok
i) Tekanan Darah > 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah/ anemia berat
j) Menggunakan obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberculosis (rifampisin)
k) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
l) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
m) Anemia defisiensi besi
n) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
7) Kontra Indikasi
a) Hamil atau diduga hamil.
b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama
amenorea.
d) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
e) Diabetes Mellitus disertai kompilkasi.
8) Waktu Mulai Menggunakan Suntik Progestin
a) Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
b) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
c) Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap
saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
d) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah
menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar,
dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera
diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
e) Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan
ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain
lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat
jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
f) Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera
diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya
tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik
setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual.
g) Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.
Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari
ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat hari ke-7 siklus
haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
h) Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak
hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
9) Cara penggunaan
a) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuscular dalam didaerah pantat. Apabila suntikan
diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan
lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan
setiap 90 hari.
b) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang
dibasahi oleh etil/isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering
sebelum disuntik setelah kulit kering baru disuntik.
c) Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila
terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkannya dengan menghangatkannya.
10) Intruksi bagi klien
Klien harus kembali ketempat pelayanan kesehatan atau klinik untuk
mendapatkan suntikan kembali setiap 12 minggu untuk DMPA
Hanafi Hartanto (2002)
e. Kontrasepsi Implan
1) Jenis
a) Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 2,4 cm, dengan diameter 2 mm, yang diisi dengan 36 mg
levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b) Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang
kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-
keto-desogestrel dan lama kerja 3 tahun.
c) Jadena dan indoplan. Terdiri dari dua batang yang diisi dengan
75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
2) Cara kerja
a) Lendir servik menjadi kental.
b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi.
c) Mengurangi transportasi sperma.
d) Menekan ovulasi.
3) Keuntungan
a) Daya guna tinggi.
b) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e) Bebas dari pengaruh estrogen.
f) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
g) Tidak mengganggu ASI.
h) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kesuburan.
4) Efek samping
a) Nyeri kepala.
b) Peningkatan/ penurunan berat badan.
c) Nyeri payudara.
d) Perasaan mual.
e) Pening/ pusing kepala.
f) Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
4. Penapisan Klien
Penapisan klien merupakan upaya untuk melakukan tela’ah dan kajian
tentang kondisi kesehatan klien dengan kesesuaian penggunaan metode
kontrasepsi yang diinginkan.
Tujuan utama penapisan klien untuk menentukan keadaan yang
membutuhkan perhatian khusus dan masalah (misalnya diabetes atau
tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan
lebih lanjut.
Untuk sebagian besar klien bisa diselesaikan dengan cara anamnesis
terarah, sehingga masalah utama dikenali atau memungkinkan hamil dapat
dicegah. Sebagian besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi
mantap tidak membutuhkan pemeriksaan fisik maupun panggul.
Pemeriksaan laboratorium untuk klien Keluarga Berencana dan klien baru
tidak diperlukan karena :
a. Sebagian besar klien KB berusia muda (umur 16 – 35 tahun) dan
umumnya sehat.
b. Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi (misalnya kanker genital
dan kanker payudara, fibroma uterus) jarang di dapat pada umur
sebelum 35 tahun atau 40 tahun.
c. Pil kombinasi yang sekarang tersedia berisi estrogen dan progestin lebih
baik karena efek sampingnya jarang menimbulkan masalah medis.
Pil progestin, suntikan, dan susuk bebas dari efek yang berhubungan dengan
estrogen dan dosis progestin yang dikeluarkan perhari bahkan lebih rendah dari
pil kombinasi.
Tabel Daftar Tilik Penapisan Klien. Metode reversibel
Metode hormonal (pil kombinasi; pil progestin,
Ya Tidak
suntikan dan susuk)
Hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih.
Menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca
persalinan 1,2.
Perdarahan/ perdarahan bercak antara haid setelah
senggama.
Ikterus pada kulit atau mata.
Nyeri kepala hebat atau gangguan visual.
Nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai
bengkak (oedema).
Tekanan darah di atas 160/ 90 mmHg.
Massa atau benjolan pada payudara.
Sedang minum obat – obatan anti kejang .

AKDR (semua jenis pelepas tembaga dan


Ya Tidak
progestin)
Hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu.
Klien (pasangan) mempunyai pasangan seks lain.
Infeksi menular seksual (IMS).
Penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik.
Haid banyak (lebih 1 – 2 pembalut tiap 4 jam).
Haid lama (lebih dari 8 hari).
Dismenorea berat yang membutuhkan analgetika
dan/atau istirahat baring.
Perdarahan/ perdarahan bercak antara haid atau
setelah senggama/gejala penyakit jantung valvular
atau kongenital.

Keterangan :
1. Apabila klien menyusui dan kurang dari 6 minggu postpartum maka pil
kombinasi adalah metode panggilan terakhir.
2. Tidak cocok untuk pil progestin (minipil), suntikan (DMPA atau NET -
EN), atau susuk
3. Tidak cocok untuk suntikan progestin (DMPA atau NET - EN)
4. Tidak cocok untuk AKDR pelepas – progestin
Selain itu, dahulu tenaga kesehatan cenderung menggunakan syarat
pemakaian metode kontrasepsi secara berlebihan sehingga
mempengaruhi pemilihan metode dari klien. Akibatnya, banyak permintaan
pemeriksaan laborat yang sebenarnya tidak di perlukan (misalnya
pemeriksaan kolesterol, fungsi hati, glukosa atau pap smear). Walaupun
permintaan menjadi klien KB menjadi meningkat, kemampuan pelayanan
terbatas karena tidak tersedianya laboratorium untuk pemeriksaan
sehingga menghambat terhadap pemilihan kontrasepsi dan pelaksananan
pelayanan. Karena itu klien dapat memperoleh cara konrasepsi yang
terbaik sesuai pilihannya, penilaian cara klien harus di batasi pada
prosedur yang di perlukan untuk semua klien pada setiap tatanan.
Jika semua keadaan di atas ”tidak” (negatif) dan tidak dicurigai adanya
kehamilan, maka dapat di teruskan dengan konseling metode khusus. Bila
respon banyak yang dalam “iya” (positif), berarti klien perlu di evaluasi
sebelum keputusan akhir dibuat.
Catatan : klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang
kondisi di atas. Namun, petugas kesehatan harus mengetahui bagaimana
keadaan klien sebenarnya bila di perlukan petugas dapat mengulangi
pertanyaan yang berbeda. Perlu juga di perhitungkan masalah sosial
,budaya atau agama yang mungkin berpengaruh terhadap respon klien
tersebut (pasangannya).

Tabel Daftar Tilik Penapisa Klien Metode Irreversibel


(Tubektomi)
Dapt dilakukan pada Dilakukan difasilitas
Keadaan klien
fasilitas rawat jalan rujukan
Keadaan umum Kedaan umum baik, Diabetes tidak
(anamnesis tidak ada tanda-tanda terkontrol, riwayat
pemeriksaan fisik). apenyakit jantung, paru, gangguan pembekuan
atau ginjal. darah, ada tanda -
tanda penyakit
jantung, paru atau
ginjal.
Keadaan emosional Tenang Cemas,takut
Tekanan darah Kurang dari ≥ 160/100mmHg
160/100mmHg
Berat badan 35-85 kg >85kg ; < 35kg
Riwayat operasi Bekas secsio sesaria Operasi abdomen
abdomen/panggul. (tanpa perlekatan). lainya,perlekatan atau
Dapt dilakukan pada Dilakukan difasilitas
Keadaan klien
fasilitas rawat jalan rujukan
terdapat kelaianan
pada pemerikaan
panggul.
Riwayat radang Pemeriksaan dalam Pemeriksaan dalam
panggul, hamil normal ada kelainan.
ektopik, apendisitis.
Anemia HB ≥ 8g% HB < 8g%

Tabel Daftar Tilik Penapisan Klien. Metode Irreversibel


(vasektomi)
Dapat dilakukan pada Dilakukan pada
Keadan klien
fasilitas berjalan fasilitas rujukan
Keadaan umum Keadaan umum baik, Diabetes tidak
(anamnesis, tidak ada tanda penyakit terkontrol, riwayat
pemeiksaan fisik). jantung, paru atau ginjal. gangguan pembekuan
darah, ada tanda
penyakit jantung, paru
atau ginjal.
Keadaan emosional Tenang Cemas takut
Tekanan darah < 160/100mmHg ≥160/100mmHg
Infeksi atau kelainan Normal Tanda-tanda infeksi
skrotum/inguinal. atau ada kelainan.
Anemia HB ≥ 8g% HB < 8g%

Meyakini bahwa klien tidak hamil


Klien tidak hamil apabila :
1. Tidak senggama sejak haid terakhir
2. Sedang memaka metode efektif secara baik dan benar
3. Sekarang didalam 7 hari pertama haid terakhir
4. Didalam 4 minggu pasca persalinan
5. Dalam 7 hari pasca keguguran
6. Menyusui dan tidak haid
Pemeriksaan fisik jarang dibutuhkan kecuali untuk menyingkirkan
kehamilan yang lebih dari 6-8 minggu.
Laboratorium
Uji kehamilan yang biasa tidak selalu menolong, kecuali tersedia uji
kehamilan yang lebih sensitif. Jika tidak tersedia kehamilan yang sensitif,
klien di anjurkan memakai kontrasepsi barier sampai haid berikutnya.
Amenorea laktasi sebagai andalan cara kontrasepsi
Metode Amenorea Laktasi (MAL) sangat efektif dalam mencegah
kehamilan (pencegahan 98% jika dilaksanakan secara benar pada 6 bulan
pertama pasca persalinan; pencegahan 93% jika dilaksanakan samapi 12
bulan pasca persalinan).
Pada perpanjangan masa menyusui petugas kesehatan dapat meyakinkan
bahwa wanita tersebut tidak akan hamil bila sampai 6 bulan pasca
persalinan melaksanakan MAL dengan baik.
Untuk klien yang akan memakai kotrasepsi dalam jangka panjang
(suntikan, norplant atau AKDR) yang sudah lebih 6 bulan pasca persalinan
disarankan untuk dilakukan pemeriksaan dalam guna menyingkirkan
kehamilan.
Tabel Prosedur Penapisan Klien
Prosedur KBA Metode Metode AKDR Kontap
atau barier hormonal wanita/
MAL (kondom) (pil pria
kombinasi, pil
progestin/sun
tikan/
implan)
Penapisan Tidak Tidak Ya (liat daftar)1 Ya (liat Ya (liat
reproduksi daftar) daftar)2
Seleksi Tidak Tidak Tidak Ya Ya
ISR//IMS
resiko tinggi
Pemeriksaan Tidak Tidak Tidak3 Ya -
Wanita - - Tidak - Ya
umum
Abdomen - - Tidak Ya Ya
Pemeriksaan - Tidak Tidak Ya Ya
speculum
Pemerksan - Ya Tidak Ya Ya
dalam
Pria - Tidak - - Ya
(lipat
paha,penis,t
estis,skrotum
)
1. Metode hormonal
2. Oklusituba dan vasektomi
3. Bila checklist penapisan semua “tidak” pemeriksaan tidak diperlukan

II. Kesehatan reproduksi (KESPRO)


Penyakit pada Sistem Reproduksi
Penyakit sistem reproduksi harus diwaspadai oleh setiap orang
terutama pada wanita.Hal ini dikarenakan lubang pembuangan (anus) terlalu
dekat dengan organ reproduksi bagian paling luar wanita (vagina).Penyakit
pada sistem reproduksi wanita, bisa disebabkan karena virus, tumor, bakteri
atau memang terjadi disfungsi organ reproduksi yang disebabkan oleh hal-
hal yang tidak terduga. Adapun hal-hal tidak terduga, seperti makanan atau
zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh manusia, termasuk cara
membersikan daerah kewanitaan yang tidak tepat (Manuaba, 2011).
Sistem reproduksi wanita berhubungan langsung dengan proses
terjadinya kehamilan, yang tentu lebih banyak terjadi pada organ reproduksi
wanita. Beberapa penyakit yang sering terjadi pada sistem reproduksi
wanita, berupa kanker di wilayah genital, gangguan menstruasi, infeksi pada
vagina dan juga endometriosis. Adapun pembahasan dari masing-masing
penyakit tersebut adalah sebagai berikut:
1. Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi bisa berupa amenore sekunder atau
amenore primer.Amenore sekunder ditandai dengantidak terjadinya
siklus menstruasi selama 3 - 6 bulan, pada wanita yang sebelumnya
telah mengalami siklus menstruasi. Sedangkan amenore primer
ditandai dengan gejala seorang wanita tidak mendapatkan siklus
menstruasi untuk pertama kali saat usia 17 tahun, dan diikuti gejala
lain seperti tidak berkembangnya unsur seksual sekunder. Gangguan
menstruasi amenore primer bisa menjadi indikasi wanita tersebut
mandul, sehingga harus dikonsultasikan dengan dokter agar
mendapatkan penanganan medis (Manuaba, 2011).
a. Hypermenorhoe
Hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan
lebih lama dari normal, yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali
perhari.Haid normal (Eumenorea) biasanya 3-5 hari (2-7 hari
masih normal), jumlah darah rata2 35 cc (10-80 cc masih
dianggap normal), kira2 2-3 kali ganti pembalut perhari. Penyebab
hipermenorea bisa berasal dari rahim berupa mioma uteri (tumor
jinak dari otot rahim, infeksi pada rahim atau hiperplasia
endometrium (penebalan lapisan dalam rahim). Dapat juga
disebabkan oleh kelainan diluar rahim seperti kelainan darah:
anemia, gangguan pembekuan darah dll, juga bisa disebabkan
kelainan hormon (gangguan endokrin).
Tanda dan gejala hipermenorea (Manuaba, 2011) meliputi:
1) Masa menstruasi lebih dari 7 hari
2) Aliran menstruasi yang terus-menerus selama beberapa jam
3) Membutuhkan pembalut wanita secara berlapis
4) Membutuhkan penggantian pembalut pada tengah malam
5) Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit
6) Pendarahan berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari
7) Nyeri terus menerus pada perut bagian bawah selama masa
menstruasi
8) Waktu menstruasi tidak teratur
9) Keletihan, kelelahan dan nafas pendek-pendek (mirip gejala
anemia).
Walaupun jarang, indikasi dan gejala menorrhagia mirip
dengan kondisi kelainan medis lain seperti kanker leher rahim atau
kanker saluran kencing. Konsultasikan dengan dokter untuk
mendapatkan hasil diagnosa dengan tepat penyebab kondisi yang
dirasakan. Yang tidak kalah penting untuk diketahui setiap wanita
adalah, faktor apa saja yang menjadi penyebabnya. Menurut para
ilmuan dari Mayo tersebut, beberapa kasus pendarahan hebat
saat menstruasi tidak dapat diketahui dengan pasti.
Etiologi hypermenorhea meliputi :
1) Hormon tak Seimbang
Dalam siklus menstruasi normal, keseimbangan
hormon estrogen dan progesteron menyesuaikan kondisi
dinding uterus (endometrium), untuk mengatur pancaran
darah menstruasi. Jika timbul ketidakseimbangan hormon,
endometrium menghasilkan aliran darah hebat.
2) Kista Ovarium
Timbulnya kantung-kantung cairan di dalam atau di
atas ovarium, yang terkadang menyebabkan ketidaknormalan
menstruasi termasuk menorrhagia.
3) Polip
Timbulnya polip pada dinding uterus menyebabkan
pendarahan menstruasi dalam waktu lama. Polip dari uterus
biasanya muncul pada wanita usia produktif yang
menghasilkan kelebihan hormon, menyebabkan pendarahan
yang tidak terkait dengan menstruasi.
4) Disfungsi Ovarium
Kegagalan fungsi ovarium, anovulation (proses
pelepasan telur) dapat menyebabkan ketidakseimbangan
hormon, berujung pada menorrhagia.
5) Penggunaan IUD
Efek samping alat KB IUD yang sering ditemui adalah
pendarahan menstruasi hebat.
6) Kanker
Walaupun jarang ditemui, kanker pada alat reproduksi
wanita dapat menyebabkan menorrhagia. Kanker uterus,
kanker ovarium dan kanker leher rahim dapat menyebabkan
pendarahan berlebih saat menstruasi
7) Obat-obatan
Obat-obatan tertentu, termasuk obat pencegah
penggumpalan darah (anticoagulants) dan pengobatan anti
radang/infeksi, dapat menyebabkan menstruasi berat atau
dalam waktu lama.
Terapi hipermenorhoe meliputi:
1) Suplemen Zat Besi
Jika kondisi ini disertai dengan anemia, dokter
mungkin merekomendasikan untuk mengkonsumsi suplemen
zat besi secara teratur. Jika level zat besi didalam tubuh
rendah tapi belum mengalami anemia, mungkin disarankan
untuk mengkonsumsi untuk mencegah terkena anemia.
2) Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi oral (seperti pil KB) dapat dipilih untuk
membantu keteraturan ovulasi dan mengurangi pendarahan
hebat dan jangka waktu lama menstruasi
3) Obat-obatan
Obat-obat yang termasuk dalam NSAID (Nonsteroidal
anti-imflammatory drugs) seperti ibuprofen (advil dan motrin)
membantu mengurangi derasnya aliran darah
4) Progesteron
Hormon progesterone dapat membantu mengoreksi
ketidaknormalan hormon dan mengurangi menorrhagia
Penatalaksanaan untuk wanita yang mengalami
hipermenorhoe adalah antara lain:
1) Istirahat Cukup
Dokter akan merekomendasikan cukup istirahat jika
mengalami pendarahan hebat dan ketidakteraturan
menstruasi.
2) Catat Pembalut yang Digunakan
Catat jumlah pelindung wanita yang telah digunakan
agar dokter dapat menarik kesimpulan kurang lebih jumlah
darah yang keluar. Gantilah secara teratur pelindung yang
digunakan paling tidak setiap 4 jam.
b. Hipomenorhoe
Hipomenorea adalah pendarahan dengan jumlah darah sedikit,
melakukan pergantian pembalut sebanyak 1-2 kali per hari, dan
berlangsung selama 1-2 hari saja.
Penyebab wanita mengalami hypomenorrhea adalah antara lain:
1) Uterine
Hipoplasia uterus karena adanya kondisi dalam rahim yang
responsif terhadap hormon betokens ovarium dengan aktifitas,
dan ini memanifestasikan dirinya dengan menstruasi sedikit.
2) Hormonal
Jarang menstruasi dapat terjadi secara normal pada wanita
setelah pubertas dan sesaat sebelum menopause.Hal ini
karena ovulasi tidak teratur saat dan lapisan endomaterial
gagal untuk berkembang secara normal. Tapi masalah lain
juga dapat menyebabkan aliran darah hanya sedikit.
Anovulasi karena tingkat hormon tiroid rendah, prolaktin
tingkat tinggi, tingkat insulin tinggi, androgen tinggi dan
masalah dengan hormon lain juga dapat menyebabkan
menstruasi sedikit. Menstruasi yang jarang juga dapat terjadi
karena penggunaan jangka panjang kontrasepsi oral sebagai
akibat dari endometrium atrofi progresif.
3) Gugup dan Emosional
Psikogenik faktor-faktor seperti stres karena ujian, atau
kegembiraan yang berlebihan tentang sebuah peristiwa yang
akan datang dapat menyebabkan hypomenorrhea. Faktor
tersebut menekan aktivitas yang berpusat di otak yang
merangsang indung telur selama siklus ovarium (untuk
mengeluarkan hormon seperti estrogen dan progesteron), dan
dapat menyebabkan produksi hormon ini rendah.
4) Penyebab Lain
Latihan dan diet yang berlebihan dapatmenyebabkan periode
menstruasi pendek. Salah satu penyebab adalah sindrom
hypomenorrhea Asherman's (adhesi intra uterus).Tingkat
pendeknya menstruasi berkorelasi erat dengan tingkat adhesi
(R. Toaff dan S. Ballus,1978).
c. Polimenorhoe
Polimenore adalahsiklus haid yang memendek dari panjang siklus
haid biasanya, yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya, sementara
volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari
volume perdarahan menstruasi biasanya. Polimenore yang disertai
dengan pengeluaran darah menstruasi yang lebih banyak dari
biasanya dinamakan polimenoragia (epimenoragia)
Penyebabnya wanita mengalami polimenorhoe adalah :
1) Gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan pada
proses ovulasi atau memendeknya fase luteal dari siklus haid
2) Kongesti/bendungan pada ovarium yang disebabkan oleh
proses peradangan/infeksi
3) Endometriosis
d. Oligomenorhoe
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus
menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah
perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea
akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya.
Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama
lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai
amenorea sekunder.
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan
keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-
ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya
siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga
menstruasi menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering
terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun
beberapa tahun menjelang terjadinya menopause.Oligomenorea
yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang
terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus,
hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama
dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan
keseimbaangan hormon dalam tubuh. Gangguan indung telur,
misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS).
Etiologi oligomenorhoe antara lain:
1) Stress dan depresi
2) Sakit kronik
3) Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa,
bulimia)
4) Penurunan berat badan berlebihan
5) Olahraga berlebihan, misal atlit
6) Adanya tumor yang melepaskan estrogen
7) Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang
menghambat pengeluaran darah menstruasi
8) Penggunaan obat-obatan tertentu dsb
Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah,
namun pada beberapa kasus oligomenorea dapat menyebabkan
gangguan kesuburan.Pemeriksaan ke dokter kandungan harus
segera dilakukan ketika oligomenorea sudah berlangsung lebih
dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.
Pengobatan yang dilakukan pada wanita yang mengalami
oligomenorea akan disesuaikan dengan penyebabnya.
Oligomenorea yang terjadi pada tahun-tahun pertama setelah haid
pertama dan oligomenorea yang terjadi menjelang menopause
tidak memerlukan pengobatan yang khusus. Sementara
oligomenorea yang terjadi pada atlet dapat diatasi dengan
mengubah pola latihan dan mengubah pola makan hingga
didapatkan siklus menstruasi yang reguler kembali. Pada
umumnya, disamping mengatasi faktor yang menjadi penyebab
timbulnya oligomenorea, penderita oligomenorea juga akan
diterapi dengan menggunakan terapi hormon, diantaranya dengan
mengkonsumsi obat kontrasepsi. Jenis hormon yang diberikan
akan disesuaikan dengan jenis hormon yang mengalami
penurunan dalam tubuh (yang tidak seimbang). Pasien yang
menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah
terapi diberikan, dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang
terjadi.
e. Amenorrhoe
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi
pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa
sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah
menopause.Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara
komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur serta organ
reproduksi yang sehat.
Jenis amenorea adalah antara lain:
1) Amenorea primer
Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi
pada wanita usia 16 tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1
– 2.5% wanita usia reproduksi.
2) Amenorea sekunder
Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi
selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea jumlah darah
menstruasi sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya
mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar
antara 1 – 5%.
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
1) Pubertas terlambat
2) Kegagalan dari fungsi indung telur
3) Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan
vagina)
4) Gangguan pada susunan saraf pusat
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi
pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual
sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut
pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan
menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan
menstruasi.
f. Pendarahan Bukan Haid
Yang di maksudkan di sini ialah pendarahan yang terjadi
dalam masa antara 2 haid. Pendarahan itu tampak terpisah dan
dapat dibedakan dari haid, atau 2 jenis pendarahan ini menjadi
satu, yang pertama dinamakan menoragia yang kedua
metromenoragia. Metrorhagia adalah suatu kondisi dimana
terjadi perdarahan diluar siklus haid. Penyebabnya bisa oleh
karena luka yang tidak kunjung sembuh (kanker ganas organ
genitalia), peradangan atau bahkan oleh gangguan hormonal.
Metroragia juga bisa dibagi menjadi gangguan oleh kelainan
anatomi (tumor, kelaian organ genital) dan perdarahan
dysfungsional yang tidak ada hubungannya dengan tumor.
Metorrhagia atau Menometrorhargia dapat disebabkan oleh
kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan fungsional,
serta penyebab lain.
Jika pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional
sangat banyak, penderita harus istirahat baring dan diberi tranfusi
darah.

2. Kanker Pada Wilayah Genital


Penyakitsistem reproduksi wanita yang sering terjadi ini
biasanya pada wilayah serviks, ovarium, dan vagina. Para ahli
menduga penyebab kanker vagina adalah infeksi virus, dan bisa
diobati dengan kemoterapi atau bedah menggunakan laser.
Sedangkan, kanker serviks disebabkan karena adanya sel yang
tumbuh secara abnormal di wilayah lapisan epiter mulut rahim.
Sedangkan kanker ovarium biasanya tidak menujukan tanda-tanda
yang jelas, hanya sebatas keluhan rasa pegal luar biasa pada panggul,
terjadi perubahan saluran pencernaan dan terjadinya pendarahan yang
abnormal pada vagina.Untuk mengetahui dan mencegah kanker
tersebut harus dilakukan pemeriksaan Skrining/Pap Smear secara
rutin.

3. Gangguan Kesehatan Endometriosis


Penyakit endometriosis adalah kondisi jaringan endometrium
wanita berada di luar wilayah rahim namun berada di oviduk, ovarium,
ataupun di jalur luar rahim wanita. Gejala penyakit endometriosis yang
paling umum adalah rasa nyeri pada bagian perut, pinggang yang
sakit, serta rasa tidak nyaman saat menstruasi.

4. Infeksi vagina
Penyakit ini menampakkan gejala antara lain keputihan
berlebih dengan bau yang sangat menyengat dan disertai dengan rasa
gatal. Infeksi ini biasanya menyerang wanita pada usia yang produktif
khususnya bagi mereka yang telah memiliki pasangan dan aktif
melakukan kegiatan seksual. Penyebab utamanya adalah hubungan
seksual.

5. Penyempitan Oviduk
Oviduk (saluran telur) yang menyempit, bisa disebabkan karena
genetis atau karena kuman jenis tertentu. Penyempitan Oviduk,
menyebabkan sulitnya terjadi kehamilan pada wanita, karena jalan
sperma menjadi terhalangi.

6. Kemandulan (Infertilitas)
Kemandulan wanita bisa disebabkan karena penyakit maupun
gangguan pada sistem reproduksi. Salah satu tanda paling mudah
mengetahui gangguan kesehatan ini adalah, terjadinya keterlambatan
menstruasi atau bahkan tidak terjadi menstruasi sama sekali.
Gangguan ini bisa diatasi dengan terapi makanan, atau pengobatan
dengan dokter spesialis.
7. Kanker Payudara
Kanker payudara tidak hanya terjadi pada wanita, bahkan pria
juga mempunyai risiko kanker payudara. Namun memang wanita
memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan pria. Hal tersebut dikarenakan
jaringan lemak pada payudara wanita jauh lebih besar. Dan kanker
payudara bisa menyerang wanita yang sudah menikah maupun belum
menikah. Pencegahan kanker payudara bisa dilakukan dengan pola
makan dan hidup sehat, serta hindari penggunaan bra yang terlalu
ketat/sempit.

8. Keputihan
Keputihan merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
infeksi atau peradangan yang terdapat pada alat kelamin dan
umumnya diderita oleh wanita. Infeksi ini merupakan akibat oleh
organisme seperti bakteri, virus dan juga dapat disebabkan karena
pengaruh bahankimia seperti cairan, krim yang digunakan pada
daerah organ intim. Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa
keputihan dapat disebabkan oleh organisme yang ditularkan melalui
pasangan seksual.
Keputihan yang semakin lama tidak diobati dapat menimbulkan
komplikasi sehingga menjadi masalah yang serius antara lain:
infertilitas, radang penyakit panggul, pada wanita hamil dapat
menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir yang rendah.

Cairan vagina dapat ditemukan pada keadaan normal seperti


pada keadaan sesaat sesudah telur keluar dari indung telur dalam
keadaan organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan
payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala
fungsi organ-organ tersebut tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Hal ini yang kemudian dapat menyebabkan gangguan.
penyakit yang menyerang organ kewanitaan sangat beragam jenisnya,
antara lain yaitu keputihan, gangguan menstruasi, kanker payudara,
kanker organ reproduksi (leher rahim, rahim, ovarium), radang
panggul, kista indung telur, dan sebagainya.
Jenis keputihan yaitu :
a. Keputihan Fisiologis
Jenis keputihan ini biasanya terjadi pada saat masa
subur,serta saat sesudah dan sebelum menstruasi. Biasanya saat
kondisi-kondisi tersebut sering terdapat lendir yang berlebih, itu
adalah hal yang normal, dan biasanya tidak menyebabkan rasa
gatal serta tidak berbau.
Keputihan fisiologis atau juga banyak disebut keputihan
normal memiliki ciri-ciri:
1) Cairan keputihannya encer
2) Cairan yang keluar berwarna krem atau bening
3) Cairan yang keluar tidak berbau
4) Tidak menyebabkan gatal
5) Jumlah cairan yang keluar terbilang sedikit
b. Keputihan Patologis
Keputihan jenis patologis disebut juga sebagai keputihan
tidak normal. jenis keputihan ini sudah termasuk jenis keputihan
penyakit. Keputihan patologis dapat menyebabkan berbagai efek
dan hal ini akan sangat mengganggu bagi kesehatan wanita pada
umumnya dan khususnya kesehatan daerah kewanitaan.
Keputihan patologis memiliki ciri-ceiri sebagai berikut:
1) Cairannya bersifat kental
2) Cairan yang keluar memiliki warna putih seperti
susu,atau berwarna kuning atau sampai kehijauan
3) Keputihan patologis menyebabkan rasa gatal
4) Cairan yang keluar memiliki bau yang tidak sedap
5) Biasanya menyisakan bercak-bercak yang telihat pada
celana dalam wanita
6) Jumlah cairan yang keluar sangat banyak.
Penyebab keputihan antara lain:
a. Faktor kebersihan yang kurang baik
Kebersihan di darerah vagina haruslah terjaga dengan baik.
Jika, daerah vagina tidak dijaga kebersihannya akan
menimbulkan berbagai macam penyakit salah satunya
keputhan. Hal ini menyebabkan kelembaban vagina
mengalami peningkatan dan hal ini membuat penyebab
infeksi berupa bakteri patogen akan sangat mudah untuk
menyebarnya.
b. Stress
Semua organ tubuh kinerjanya di pengaruhi dan dikontrol
oleh otak, maka ketika reseptor otak mengalami kondisi
stress hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan dan
keseimbangan hormon -hormon dalam tubuh dan hal ini
dapat menimbulkan terjadinya keputihan.
c. Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat antibitok dalam jangka lama bisa
menyebabkan sistem imunitas pada tubuh wanita, dan obat
antibiotik biasanya dapat menimbulkan keputihan.
Sedangkan gangguan keseimbangan hormonal dapat juga
disebabkan oleh penggunaan KB.
Keputihan dapat ditimbulkan oleh berbagai macam penyebab,
berikut ini merupakan sebagian besar penyebab keputihan yang
dialami oleh wanita Indonesia:
a. Menggunakan WC umum yang kotor, sehingga rawan terinfeksi
oleh bakteri, virus, jamur, dan sebagaianya
b. Ketika selesai buang air kecil, hanya membasuh organ intim
dengan tissue saja, dan tidak membilasnya dengan air
c. Menggunakan pakaian dalam yang sangat ketat, apalagi terbuat
dari bahan sintesis
d. Melakukan cara pembilasan vagina dengan arah yang salah,
umumnya melakukan dari arah anus ke arah vagina, yang benar
adalah dari vagina ke arah anus
e. Kurangnya menjaga kebersihan organ intim
f. Melakukan pertukaran pemakaian handuk/celana dalam dengan
orang lain
g. Mengalami stress dan kelelahan
h. Tidak sering mengganti pembalut saat menstruasi
i. Sering menggaruk – garuk pada daerah organ intim
j. Tinggal di lingkungan yang kotor
k. Mandi dengan berendam air hangat. Jamur penyebab keputihan
suka tinggal pada daerah yang hangat
l. Sering berganti pasangan seksual
m. Memakai pembalut/pantyliner yang tidak berkualitas (terbuat dari
bahan daur ulang & mengandung pemutih).
Penyakit keputihan juga dapat disebabkan karena jamur,
bakteri,virus dan parasit:
a. Jamur Monilia atau Candidas
Bercirikan memiliki warna putih seperti susu, cairannya sangat
kentar, sangat berbau tidak sedap dan menimbulkan rasa gatal
pada sekitar daerah vagina. Hal ini dapat menyebabkan vagina
mengalami radang dan kemerahan. Biasanya hal ini juga dipicu
oleh adanya penyakit kencing manis, penggunaan pil KB, serta
tubuh yang memiliki daya tahan rendah.
b. Parasit Trichomonas Vaginalis
Terjadi dan ditularkan melalui hubungan seks, bibir kloset atau
oleh perlengkapan alat mandi. Memiliki ciri, cairan yang keluar
sangat kental, memiliki warna kuning atau hijau, berbuih dan
berbau anyir. Keputihan akibat parasit tidak menimbulkan gatal,
tapi jika ditekan vagina akan terasa sakit.
c. Bakteri Gardnella
Keputihan akibat infeksi bakteri ini memiliki ciri berwarna keabuan,
sedikit encer, memiliki bau amis dan berbuih. Keputihan jenis ini
dapat menimbulkan rasa gatal yang sangat menggangu.
Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi tergantung pada apa
yang menjadi penyebab keputihan yang di alami. Pada beberapa
wanita ditemukan bahwa mereka tidak mengalami gejala apapun.
Akan tetapi umumnya mereka yang menderita keputihan akan
mengalami beberapa gejala berikut:
a. Terasa gatal pada organ intim bagian dalam dan atau bagian luar
b. Terdapat cairan yang berwarna putih kekuningan dari saluran
vagina, terkadang berbusa dan memiliki bau yang menyengat/
tidak sedap
c. Mengalami rasa seperti “terbakar” saat buang air kecil
d. Merasa tidak nyaman pada organ intim
Wanita yang menderita keputihan biasanya mempunyai
masalah dengan reaksi kejiwaannya apalagi yang sudah memang
mempunyai status kejiwaan yang labil. Reaksi kejiwaan ini
bermanifestasi sebagai berikut:
a. Rasa kecemasan yang berlebihan, kecemasan ini muncul akibat
adanya perasaan malu atau terkena penyakit, atau tumbuhnya
perasaan takut atau khawatir akibat dari penyakit ini yang dapat
menyebabkan kanker
b. Enggan untuk bersenggama dengan suaminya, karena khawatir
akan mengotori suami atau takut jika suami merasakan jijik
dengan dirinya. Selain itu perasaan nyeri juga amat mengganggu
c. Berusaha membatasi kegiatan sosialnya dalam pergaulan sehari-
hari karena khawatir tidak mampu melakukan tugasnya lagi
dengan baik dan berusaha menjauhi kesenangannya sehari-sehari
seperti berolahraga atau mengerjakan hobinya karena merasa
dirinya sakit, takut ketahuan orang lain.
Berikut ini adalah berbagai cara untuk mencegah keputihan
antara lain:
a. Bersihkan selalu organ intim. Bersihkan dengan menggunakan
pembersih yang tidak menyebabkan gangguan kestabilan pH
pada daerah vagina. Gunakan produk pembersih terbuat dari
bahan susu. Produk yang terbuat dari bahan dasar susu dapat
menjaga pH seimbang juga meningkatkan flora dan bakteri yang
tidak bersahabat dapat ditekan. Penggunaan sabun antiseptik
kurang baik bagi vagina dalam jangka panjang, karena bersifat
agat keras
b. Jangan menggunakan bedak atau bubuk yang bertujuan membuat
vagina harum atau kering. Bedak sangat kecil dan halus, hal ini
mudah terselip dan tidak dapat terbersihkan, sehingga
mengundang datangnya jamur pada vagina
c. Keringkanlah selalu vagina setelah mandi, cebok atau mencuci
vagina sebelum berpakaian
d. Pakailah selalu pakaian dalam yang kering. Usahakan selalu
untuk membawa cadangan guna berjaga-jaga jika celana dalam
perlu diganti
e. Gunakan celana luar yang memiliki pori-pori cukup, jangan terlalu
seirng menggunakan celana luar yang ketat, hal ini dapat
menyebabkan sirkluasi di daerah kewanitaan terganggu
f. Gunakan celana dalam dari bahan katun, karena bahan katun
mampu menyerap keringat
g. Saat periode menstruasi, seringlah mengganti pembalut
h. Pantyliner digunakan saat dirasa perlu saja, jangan digunakan
terlalu lama
i. Jika dalam jeadaan stress, ambil waktu libur atau cuti untuk
merilekskan pikiran sejenak karena stress juga dapat memacu
keputihan
j. Kurangi untuk kegiatan yang membuat sangat letih, kepanasan
dan banyak mengeluarkan keringat, atau jika sudah melakukan
aktivitas tersebut, segera mandi dan bersihkan tubuh khususnya
daerah kemaluan.
Berikut ini beberapa solusi untuk mengatasi dan mecegah
keputihan antara lain sebagai berikut:
a. Sering-seringlah mengganti pembalut pada saat menstruasi
b. Gunakan pembalut yang berkualitas, serta mengandung herbal
dan berbagai macam teknologi yang dapat membunuh virus,
bakteri, jamur serta berbagai macam organisme yang menjadi
penyebab keputihan
c. Usahakan untuk tidak menggunakan toilet yang kotor, pastikan
toilet yang digunakan bersih
d. Jalani hidup dengan pola yang teratur, makan makanan yang
bergizi, istirahat dengan cukup serta hindari stress yang
berkepanjangan
e. Gunakan pantyliner yang berkualitas
Pemeriksaan dokter baiknya segera dilakukan bila perempuan
mengalami keputihan.Tujuannya : Menentukan letak dari bagian yang
sakit, dalam hal ini mencari darimana keputihan itu berasal dan jenis
keputihan.

III. Teori Manajemen kebidanan


Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Langkah-langkah manajemen asuhan kebidanan
Menurut Hallen Varney ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan yaitu :
a. Langkah 1 : Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
1) Anamnesis. Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan
nifas, bio-psiko-sosial-spiritual, serta pengetahuan klien.
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-
tanda vital, meliputi :
a) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auscultasi, dan perkusi )
b) Pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi/USG, dan
cacatan terbaru serta catatan sebelumnya ).
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang
dihadapi yang akan menentukan proses interpretasi yang benar atau
tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus
komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan
sehingga dapat menggambarkan kondisi pasien yang sebenarnya dan
valid.
Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat,
lengkap dan akurat.
b. Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah
dikumpulkan.
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosis
dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat
didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah
juga sering menyertai diagnosis.
Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose
kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :
1) Diakui dan telah disahkan oleh profesi.
2) Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
3) Memiliki cirri khas kebidanan.
4) Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen
kebidanan.
c. Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan
Mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-
siap mencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar-
benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang
aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang
akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah
atau diagnosis potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar
merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau logis.
Kaji ulang apakah diagnosis atau masalah potensial yang
diidentifikasi sudah tepat.
d. Langkah 4 : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan atau tenaga konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita
tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data
mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.
Data baru mungkin saja dikumpilkan dapat menunjukkan satu situasi
yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu
intervensi dari seorang dokter. Situasi lainnya tidak merupakan
kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeklampsia,
kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes, atau masalah
medic yang serius, bidan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim
kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli
perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu
mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa
konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan
kebidanan.
Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.
e. Langkah 5 : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap
dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah
dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila
ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural
atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita
tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap aspek
asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua
pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif
karena klien juga akan melaksanakan rencana asuhan bersama klien
kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini
harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori
yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan
dilakukan klien.
f. Langkah 6 : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan
dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggungjawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya
serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
g. Langkah 7 : Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif
sedangkan sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen
asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka
perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif
melalui manajemen tidak efektif serta melakukan penyusaian terhadap
rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi
tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses
manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah
terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin
proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja
2. Penerapan Menejemen Kebidanan Varney
a. Pengkajian
`Pengkajian adalah suatu langkah awal yang dipakai dalam
menerapkan asuhan kebidanan pada pasien. Pada tahap ini semua data
dasar dan informasi tentang klien dikumpulkan dan dianalisa untuk
mengevaluasi keadaan pasien.
Data ini difokuskan pada :
1) Data Subjektif
a) Biodata
(1) Nama : Dikaji dengan nama jelas dan lengkap agar
tidak terjadi kekeliruan dalam melaksanakan tindakan.
(2) Umur : Dikaji untuk mengetahui dan memberikan
perencanaan keluarga pada pasien dengan tepat sesuan
3 fase perencanaan KB
(3) Agama : Untuk mengetahui keyakinan yang dianut
klien Sehingga dapat mempermudah dalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
(4) Suku/bangsa: Untuk mengetahui sosial budaya dan adat
istiadat yang dianut pasien sehingga dapat
mempermudah dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
(5) Pendidikan : Pendidikan perlu dikaji untuk
mengetahui tingkat kemampuan klien. Karena pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
(6) Alamat : Untuk mengetahui pasien tinggal dimana
b) Keluhan Pasien
Dikaji keluhan pasien yang berhubungan dengan penggunaan
KB.
c) Riwayat Kesehatan Pasien
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah pasien pernah
menderita atau sedang menderita penyakit-penyakit meliputi
hipertensi, jantung, TBC, paru-paru, asma, diabetes mellitus,
riwayat penyakit/ trauma tulang punggung.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga
mempunyai riwayat penyakit keturunan meliputi penyakit
hipertensi, jantung, asma, diabetes mellitus, dan riwayat
keturunan kembar.
e) Riwayat Obstetri
(1) Riwayat haid
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya
haid, sifat darah haid, dismenorhea atau tidak, flour albus
atau tidak
(2) Riwayat perkawinan
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama pasien
menikah, sudah berapa kali pasien menikah, berapa umur
pasien dan suami pada saat menikah, sehingga dapat
diketahui apakah pasien masuk dalam infertilitas sekunder
atau bukan..
(3) Riwayat persalinan yang lalu
Jika ia pernah melahirkan, apakah ia memiliki riwayat
kelahiran dengan operasi atau tidak.
(4) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB
lain sebelum menggunakan KB pil dan sudah berapa lama
menjadi akseptor KB tersebut.

f) Pola kehidupan sehari-hari


(1) Pola nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan, dan makanan
pantangan atau terdapatnya alergi.
(2) Pola eliminasi
Dikaji untuk mengetahui tentang BAB dan BAK baik
frekuensi dan pola sehari-hari
(3) Pola istirahat
Dikaji untuk mengetahui pola tidur serta lamanya tidur.
(4) Pola seksual
Dikaji apakah ada gangguan atau keluhan dalam
hubungan seksual.
(5) Pola aktifitas
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Pada
pola ini perlu dikaji pengaruh aktifitas terhadap
kesehatannya.
(6) Pola personal hygiene masalah dan lingkungan
Mandi berapa kali, gosok gigi berapa kali, keramas berapa
kali, bagaimana kebersihan lingkungan apakah memenuhi
syarat kesehatan.
g) Data pengetahuan
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan usaha
yang akan dilakukan ibu, mengenai jenis – jenis alat
kontrasepsi, manfaat dan efek samping.
h) Data Psikologis
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui keadaan psikologi ibu
sehubungan dengan hubungan pasien dengan suami,
keluarga, dan tetangga. Dan bagaimana pandangan suami
dengan alkon yang dipilih apakah mendapat dukungan atau
tidak.
2) Data Objektif
a) Pemeriksaan Umum
Dilakukan pemeriksaan umum untuk mengkaji keadaan
umum, kesadaran, tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, dan RR)
yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan ibu
berkaitan dengan kondisi yang dialaminya, Sehingga bidan
dapat mengambil keputusan untuk melakukan tindakan medis
pada pasien.
b) Pemeriksaan Fisik
(1) Kepala
Periksa keadaan kepala dan kulit kepala, distribusi rambut
rontok atau tidak.
(2) Mata
Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak, sklera
ikterik atau tidak, dan untuk mengetahui kelopak mata
cekung atau tidak.
(3) Hidung
Diperiksa untuk mengetahui ada polip atau tidak.
(4) Mulut
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau
tidak. Dan ada caries dentis atau tidak.
(5) Telinga
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda
infeksi telinga seperti OMA atau OMP.
(6) Leher
Diperiksa apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau
tidak.
(7) Ketiak
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe
atau tidak.
(8) Dada
Untuk mengetahui dada simetris atau tidak, ada retraksi
dinding dada saat respirasi atau tidak.
(9) Mammae
Apakah ada kelainan pada bentuk payudara seperti
benjolan abnormal atau tidak.
(10) Abdomen
Diperiksa untuk mengetahui adanya bekas operasi pada
daerah abdomen atau tidak.
(11) Pinggang
Untuk mengetahi adanya nyeri tekan waktu diperiksa atau
tidak.
(12) Genitalia
Dikaji apakah adanya condiluma aquminata dan diraba
adanya infeksi kelenjar batholini dan kelenjar skene atau
tidak.
(13) Punggung
Periksa apakah ada kelainan tulang punggung atau tidak.
(14) Anus
Apakah pada saat inspeksi ada hemoroid atau tidak.
(15) Ekstremitas
Diperiksa apakah ada varises atau tidak, apakah ada
odema dan kelainan atau tidak.
b. Interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa/ masalah
Interpretasi dibentuk dari data dasar, dalam hal ini dapat berupa
diagnosa kebidanan, masalah dan keadaan pasien.
1) Diagnosa kebidanan
Diagnosa yang dapat ditegakan adalah diagnosa yang berkaitan
dengan para, abortus , umur ibu dan kebutuhan
Dasar dari diagnosa tersebut :
a) Pernyataan pasien mengenai identitas pasien
b) Pertanyaan mengenai jumlah persalinan
c) Pernyataan pasien mengenai pernah atau tidak mengalami
abortus.
d) Pernyataan pasien mengenai kebutuhannya
e) Pertanyaan pasien mengenai keluhannya
f) Hasil pemeriksaan :
(1) Pemeriksaan keadaan umum pasien
(2) Pemeriksaan status emosional pasien
(3) Pemeriksaan kesadaran pasien
(4) Pemeriksaan tanda – tanda vital pasien
2) Masalah : sesuatu yang dikeluhkan oleh pasien
3) Kebutuhan : bidan melihat kebutuhan pasien yang harus segera
dipenuhi
c. Diagnosa Potensial
Mengidentifikasikan masalah potensial atau diagnose potensial
berdasarkan diagnose yang sudah diidentifikasikan. Pada langkah ini
dibutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
d. Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan
Penanganan Segera.
Mengidentifikasikan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi klient.
e. Perencanaan /Intervensi
Lakukan komunikasi terapiutik pada pasien dan merencanakan asuhan
kebidanan sesuai dengan kasus yang ada yang didukung dengan
pendekatan yang rasional sebagai dasar untuk mengambil keputusan
sesuai langkah selanjutnya. Perencanaan berkaitan dengan diagnose
kebidanan, masalah dan kebutuhan.
Contoh :
1) Berkaitan dengan diagnose kebidanan
a) Pemberian informasi tentang hasil pemeriksaan keadaan pasien
b) Pemberian informasi tentang indikasi dan kontraindikasi
c) Pemberian informasi tentang keuntungan dan kerugian.
d) Pemberian informasi tentang cara penggunaan
2) Berkaitan dengan masalah
Pemberian informasi mengenai proses atau cara kerja pil progestin.
3) Berkaitan dengan kebutuhan
f. Pelaksanaan/ Implementasi
Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnose kebidanan, masalah
pasien sesuai rencana yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut
hendaknya dibuat secara sistematis, agar asuhan kebidanan dapat
diberikan dengan baik dan melakukan follow up.
Contoh :
1) Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan keadaan pasien
2) Memberikan informasi tentang indikasi dan kontraindikasi
3) Memberikan informasi tentang keuntungan dan kerugian
4) Memberikan informasi tentang cara penggunaan
g. Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir dari semua tindakan guna
mengetahui apa yang telah dilakukan bidan, apakah implementasi
sesuai dengan perencanaan dan harapan dari asuhan kebidanan yang
diberikan.
Contoh :
1) Pasien mengetahui tentang kondisinya
2) Pasien mengetahui tentang indikasi dan kontraindikasi KB pil
progestin
3) Pasien mengetahui tentang keuntungan dan kerugian KB Pil
progestin
4) Pasien mengetahui tentang cara penggunaan KB pil progestin.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA


PADA NY. M P1A0 UMUR 34 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
DI BPM SITI SUJALMI JATINOM KLATEN

Tempat Praktek : BPM Siti Sujalmi


Tanggal, Jam : 03 Juni 2016, 18.00 WIB

I. PENGKAJIAN DATA /PENGUMPULAN DATA DASAR


A. Data Subjektif
Biodata
Nama Ibu :Ny. M Nama Suami :Tn. P
Umur :34 Tahun Umur :36 Tahun
Suku / Bangsa :Jawa / Indonesia Suku / Bangsa :Jawa / Indonesia
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SMU Pendidikan :SMU
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Swasta
Alamat :Krumpul RT 31/15 Alamat : Krumpul RT 31/15
Jatinom Klaten Jatinom Klaten

1. Alasan Datang
Ny. M mengatakan ini adalah kunjungan ulang untuk melakukan KB
suntik 1 bulan
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa tidak ada keluhan

3. Status Perkawinan
Kawin , perkawinan pertama, umur saat menikah 30 tahun, lamanya
pernikahan 4 tahun.
4. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche pada usia 13 tahun, siklus teratur (28 hari), lamanya 6-7
hari, sifat darah kental, warna darah merah kecoklatan, bau khas
darah haid, tidak ada flour albous, tidak ada nyeri saat menstruasi,
banyaknya menstruasi 3 kali ganti pembalut tiap hari.
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Ham Persalinan Nifas

il Ke- Tanggal UK Jenis Penolong Komp JK BBL Laktasi Komp

Lahir Persalinan

1 10 39 Spontan Bidan Tidak Perem 3200 ASI Tidak

Februari min ada puan gram sampai ada

2014 ggu umur 1,5

tahun

c. Riwayat Kontrasepsi yang Pernah Digunakan


No Jenis Mulai (kapan, Keluhan Berhenti Alasan
oleh, di) (kapan) Berhenti
1 Suntik 1 Mulai Tanggal Tidak ada Alat kontrasepsi masih
bulan 5 September digunakan
2014
Oleh Bidan
Di BPM

5. Data Kesehatan
a. Penyakit yang pernah diderita
Ny. M mengatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit seperti
Infeksi Menular Seksual (IMS), Diabetes Mellitus, Hipertensi,
Epilepsi, Hepatitis, Tuberculosis, dan HIV/AIDS
b. Penyakit yang sedang diderita
Ny. M mengatakan bahwa tidak sedang menderita penyakit seperti
Infeksi Menular Seksual (IMS), Diabetes Mellitus, Hipertensi,
Epilepsi, Hepatitis, Tuberculosis, dan HIV/AIDS
c. Riwayat penyakit gynekologi
Ny. M mengatakan bahwa tidak memiliki riwayat penyakit
gynekologi.seperti kanker payudara, kanker serviks dan gangguan
menstruasi.
6. Data Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
Makan : Ny. M mengatakan bahwa makan sehari 3 kali dengan porsi
satu piring penuh setiap makan dengan jenis makanan nasi, sayur,
lauk pauk (tempe, tahu, ikan, daging, telur). Ny. M mengatakan
bahwa tidak ada keluhan setiap makan dan tidak ada pantangan
makan.
Minum : Ny. M mengatakan bahwa minum sehari 8-9 gelas, dengan
jenis minuman air putih dan teh. Ny. M mengatakan bahwa tidak ada
pantangan minum dan tidak ada keluhan setiap minum.
b. Eliminasi :
1) BAK
a) Sifat : cair
b) Jumlah : 4-5 kali sehari
c) Warna : kekuningan jernih
d) Bau : khas urin
e) Keluhan : tidak ada
2) BAB
a) Sifat : lunak
b) Jumlah : 1 kali sehari
c) Warna : kuning kecoklatan
d) Bau : khas feses
e) Keluhan : tidak ada
c. Pola tidur / Istirahat
Tidur siang : Ny. M mengatakan bahwa tidur siang selama 1 jam
Tidur malam : Ny. M mengatakan bahwa tidur malam selama 6-7
jam
d. Aktivitas
Ny. M mengatakan bahwa ia melakukan aktivitas rumah tangga
seperti memasak, membersihkan rumah, mengurus anak, dan lain –
lain.
e. Pola seksual
Ny. M mengatakan bahwa tidak ada keluhan saat melakukan
hubungan seksual dengan suaminya.
f. Personal hygiene
1) Mandi : Ny. M mengatakan bahwa mandi 2 kali dalam sehari,
pagi dan sore
2) Keramas : Ny. M mengatakan bahwa keramas 3 kali dalam
seminggu
3) Ganti pakaian : Ny. M mengatakan bahwa ganti pakaian 2
kali dalam sehari atau saat sudah merasa tidak nyaman
7. Data psikososial
a. Dukungan suami / keluarga
Ny. M mengatakan bahwa suami dan keluarganya mendukung Ny. M
dalam melakukan KB untuk menjarangkan kehamilan.

b. Pengetahuan KB tentang alat kontrasepsi


Ny. M mengatakan bahwa telah mengetahui alat kontrasepsi
sebagai metode KB seperti suntik, pil, IUD dan implan
c. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakai saat ini
Ny. M mengatakan bahwa yang ia ketahui tentang alat kontrasepsi
suntik KB 1 bulan adalah Ny. M tetap mendapatkan menstrusai
setiap bulannya
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat Badan : 60 Kg
d. Tinggi Badan : 150 cm
e. Vital Sign
Suhu Badan : 36,5oC
Tekanan darah : 110/70 mmhg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : Warna hitam, bersih,tidak mudah rontok
2) Muka : Tidak ada oedem
3) Mata : Konjungtiva kemerahan tidak pucat, Sklera putih
bersih
4) Hidung : Bersih, tidak ada sekret,tidak ada polip
5) Telinga : Simetris, bersih tidak ada sekret dan benda asing.
6) Mulut : Bibir tidak pecah-pecah, tidak ada karies gigi,gusi
tidak oedem,lidah bersih
b. Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar lymfe dan
kelenjar tyroid tidak ada pembesaran vena
jugularis
c. Mammae : Mammae simetris, tidak ada dimpling, tidak ada
benjolan, putting susu menonjol, tidak ada
dimpling, tidak ada benjolan, tidak ada
pengeluaran pada putting susu, tidak ada
hipergmentasi pada putting susu.
d. Abdomen : sismetris, tidak ada pembesaran uterus,tidak ada
bekas luka SC tidak ada massa.
e. Ekstremitas
1) Atas : Simetris, tidak ada oedema, jari kuku kemerahan
tidak pucat.
2) Bawah : Simetris, tidak ada oedema,jari kuku kemerahan
tidak pucat dan adanya refleks patella pada kaki
kiri dan kanan.
f. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan genetalia karena ibu
tidak berkenan
3. Pemeriksaan Ginekologi : Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA


A. Diagnosa
Ny.M P1A0 Umur 34 Tahun akseptor KB Suntik 1 bulan
B. Masalah
Tidak ada
C. Kebutuhan
Tidak ada
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

V. PERENCANAAN
03 juni 2016 / 18.15 WIB
A. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
B. Siapkan alat dan obat untuk KB suntik 1 bulan
C. Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan
D. Beri suntikan KB 1 bulan
E. Evaluasi dan dokumentasikan tindakan
F. Anjurkan ibu untuk suntik ulang pada tanggal 1 juli 2016 atau lakukan
kunjungan ulang apabila ada keluhan
VI. PELAKSANAAN
03 JUNI 2016 / 18.16 WIB.
A. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
a. Keadaan umum : Baik
b. Tekanan darah : 110/70 mmhg
c. Suhu tubuh :36,50c
d. Nadi :80 kali / menit
e. Pernafasan :20 kali / menit
B. Menyiapkan alat dan obat untuk KB Suntik 1 bulan
a. Menyiapkan kapas alkohol
b. Menyiapkan spuit
c. Menyiapkan obat KB suntik 1 bulan ( cyclogystan)
d. Menyiapkan obat dalam spuit
e. Menjaga keadaan jarum tetap steril
C. Memberitahu kepada ibu tindakan yang akan dilakukan
D. Memberikan suntikan KB 1 bulan pada 1/3 bagian spina illiaca anterior
superior (SIAS) ke tulang ekor (cociygis) secara IM.
E. Mengevaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah diakukan.
F. Menganjurkan ibu untuk melakukan suntik ulang pada tanggal 1 juli 2016
atau melakukan kunjungan ulang apabila asa keluhan
VII. EVALUASI
03 juni 2016 / 18.23 WIB
A. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
B. Telah disiapkan alat dan untuk suntik KB 1 bulan
C. Ibu telah mengetahui tindakan yang akan dilakukan
D. Telah diberikan suntikan KB suntik 1 bulan dengan benar dan tepat.
E. Telah dilakukan evaluasi dan dokumentasi tindakan yang dilakukan
F. Ibu bersedia melakukan suntik ulang KB suntik 1 bulan pada tanggal 1
juli 2016 atau melakukan kunjungan ulang apabila ada keluhan.

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada tanggal 3 Juni 2016, 18.00 WIB Ny. M umur 34 tahun P1 A 0 datang ke
klinik bersalin untuk melakukan kunjungan ulang KB suntik 1 bulan.
1. Pengkajian Data
Ny. M mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit dan tidak sedang
menderita penyakit sistemik, penyakit menurun dan penyakit menular
seperti: Hipertensi, Gagal Jantung, IMS, Diabetes Mellitus, Epilepsi,
Hepatitis, Tuberculosis, dan HIV/AIDS. Hal ini menyatakan bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori Hanafi Hartanto (2002) dengan kasus. Maka dari
itu ibu dapat diberikan KB suntik 1 bulan (cyclofem) karena ibu tidak
mempunyai riwayat penyakit kontra indikasi bagi pengguna KB suntik
cyclofem.
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital, Ny. M mempunyai tekanan darah
sebesar 110/70 mmHg. Pada teori Hanafi Hartanto (2002) mengatakan
bahwa pasien dengan tekanan darah > 180/100 mmHg tidak diperbolehkan
menggunakan kb suntik. Hal ini yang memperbolehkan pasien dapat
menggunakan kb suntik cyclofem
Berdasarkan hasil pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
2. Interpretasi Data
Ny.M P1A0 Umur 34 Tahun akseptor KB Suntik 1 bulan. Pada
pengidentifikasian diagnosa dan identifikasi masalah tidak terjadi
kesenjangan, karena diagnosa di ambil dari prosedur anamnesa, pada
kasus ini tidak ada masalah yang muncul. Dan ibu sudah memakai alat
kontrasepsi suntik KB cyclofem selama 21 bulan.

3. Diagnose Potensial
Di dalam teori menyatakan masalah potensial yang terjadi pada akseptor KB
yaitu komplikasi yang dapat terjadi selama menggunakan alat kontrasepsi
KB. Didalam praktek tidak ditemukan masalah potensial
4. Tindakan Segera
Dalam identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini tidak memerlukan
tindakan yang khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu agar tidak
terjadi kematian. Dan pada kasus tidak ada tanda tanda yang mengancam
jiwa ibu
5. Perencanaan
Rencana tindakan yang diberikan oleh Ny. M adalah :
a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
b. Siapkan alat dan obat untuk KB suntik 1 bulan
c. Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan
d. Beri suntikan KB 1 bulan
e. Evaluasi dan dokumentasikan tindakan
f. Anjurkan ibu untuk suntik ulang pada tanggal 1 juli 2016 atau lakukan
kunjungan ulang apabila ada keluhan
Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi ibu,
tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif.
Maka berdasarkan rencana yang telah disusun tidak ada kesenjangan
antara teori dengan praktek
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan akseptor KB disesuaikan dengan rencana
asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence based.
7. Evaluasi
NY. M telah mendapatkan asuhan dari tenaga kesehatan berupa pemberian
suntikan KB cyclofem sehingga kebutuhan ibu tertangani. Hal ini merupakan
hasil yang diharapkan oleh ibu.

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Dalam kasus ini pengkajian dilaksanakan tanggal 13 Juni 2016 di
BPM Siti Sujalmi pukul 18.00 WIB. Pengkajian dilaksanakan dengan
cara pengambilan data melalui metode wawancara dan pemeriksaan
pada Ny. M. Pada saat dilakukan wawancara pada Ny. M, ibu lebih
kooperatif dengan petugas.
2. Identifikasi diagnosa/masalah
Berdasarkan pengkajian yang telah dilaksanakan didapatkan hasil
bahwa tidak ada suatu kesenjangan antara teori dan praktek dalam
kasus ini ditemukan diagnosa yaitu akseptor KB 1 bulan (cyclofem).
3. Masalah potensial
Dari identifikasi diagnosa yang ditemukan, maka tidak ada masalah
potensial.
4. Identifikasi kebutuhan segera
Dari identifikasi pada diagnose dan masalah potensial tidak
ditemukan tindakan segera.
5. Perencanaan/intervensi
Perencanaan asuhan kebidanan dibuat sesuai dengan diagnose dan
masalah potensial.
6. Pelaksanaan/implementasi
Implementasi asuhan kebidanan dilaksanakan sesuai rencana yang
telah disusun.
7. Evaluasi
Didalam prakteknya semua intervensi tersebut dilaksanakan sesuai
dengan kedaaan pasien. Sehingga tujuan dilakukan asuhan kebidanan
pada Ny. M umur 34 tahun P1 A 0 dengan akseptor KB suntik 1 bulan
(cyclofem) dapat tercapai. Dan tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktek.

B. Saran – Saran
1. Bagi Penulis
Agar penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki untuk
melakukan asuhan kebidanan KB sesuai standar asuhan KB dan dapat
mengatasi kesenjangan yang terkadang timbul antara teori yang di dapat
diperkuliahan dengan praktik yang nyata di lahan serta dapat
mengaplikasikan teori yang didapat dengan perkembangan ilmu
kebidanan terbaru.
2. Bagi Lahan Praktik
Untuk bidan maupun tenaga kesehatan lainnya diharapkan dapat
memberikan asuhan yang menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara
dini dan mencegah terjadinya komplikasi pada akseptor KB.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Agar institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa
dalam menerapkan pengetahuan yang telah didapat dengan
mempraktekkan dan menerapkannya pada pasien/klien secara langsung.
4. Bagi Pasien
Agar ibu dapat mengetahui informasi seputar KB, kemudian keluarga
dapat memberikan dukungan dan semangat kepada akseptor KB.

DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Hanafi.1994. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka


Sinar Harapan

Manuaba, Ida Bagus Gede.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan


Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ECG

Prawirohardjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – BP

Saifuddin, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP

________, 2002. Buku Acuan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan


Reproduksi. Jakarta
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK KELUARGA BERENCANA


PADA NY “A” UMUR 28 TAHUN P2A0 AKSEPTOR BARU KB IMPLAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR

Tempat Praktek : Ruang Bersalin RSUD kranganyar

Tanggal/jam : 12 Maret 2018 Pukul : 14.02 WIB

I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. S
Umur : 28 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indo Suku/bangsa : Jawa/Indo
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh Pabrik Pekerjaan : Tani
Np HP : 082325477004
Jaminan : Tidak punya kartu jaminan
Alamat : Dukuh Gentungan RT 05/08 Gentungan Mojogedang
2. Alasan Datang
Ny “A” mengatakan ingin menggunakan KB implan
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan
4. Riwayat Perkawinan
Perkawinan pertama, usia saat menikah 18 tahun, lama pernikahan 10
tahun, status perkawinan sah
5. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : usia 13 tahun
Siklus : antara 24-27 hari
Keteraturan : teratur
Lama menstruasi : 5-7 hari
Sifat darah : agak kental
Jumlah/banyaknya : ganti pembalut 2 kali perhari
Bau : anyir
Warna darah : merah kehitaman
Flour albus : kadang keluar kadang tidak ada
Dismenohroe : tidak ada
Amenorhoe : tidak ada
b. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
HAMIL PERSALINAN NIFAS
KE Lahir UK Jenis Penolong Komplikasi JK BBL Laktasi Kompli
Tanggal persalinan
1 20-06- 38 Spontan Bidan Tidak ada L 3400/ Ya, ASI Tidak
2010 mg 47 cm ada
2 26-01- 38 Spontan Bidan Tidak ada P 3800/ Ya, ASI Tidak
2018 mg 49 cm ada

c. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan


NO JENIS MULAI (KAPAN, KELUHAN BERHENTI ALASAN BERHENTI
OLEH) (KAPAN)
1 Suntik 22-09-2010 oleh Bidan Berat badan naik 23-10- Ingin tambah anak lagi
3 bulan di BPM sangat drastis 2016

6. Data Kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
a) Jantung : Tidak pernah nyeri pada dada
bagian kiri dan dada tidak berdebar-
debar, saat berjalan / lari mudah
terengah-engah, pada saat tertentu
kuku kaki / tangan menjadi biru
b) Ginjal : Tidak pernah nyeri pada pinggang
dan tidak pernah sakit saat BAK
c) Asma : Tidak pernah sesak nafas
d) TBC : Tidak pernah batuk dalam waktu
lebih dari 2 minggu.
e) Hepatitis : Tidak pernah terlihat kuning pada
mata, kuku dan kulit.
f) Diabetes Melitus : Tidak mudah lapar, haus dan tidak
sering BAK saat malam hari.
g) Hipertensi : Tekanan darahnya tidak pernah
lebih dari 140/90 mmHg.
h) Epilepsi : Tidak pernah menderita kejang yang
disertai keluar busa dari mulut.

b. Penyakit yang pernah / sedang diderita


Ny “A” mengatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit seperti
Infeksi Menular Seksual (IMS), Diabetus Melitus (DM), Hipertensi,
Epilepsi, Hepatitis, Tuberkulosis dan HIV-AIDS.
c. Riwayat penyakit ginekologi
Ny “A” mengatakan bahwa ia tidak memiliki riwayat penyakit
gynokologi seperti kanker payudara, kanker serviks dan gangguan
menstruasi yang lain.
7. Data Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi : 3 kali perhari
Macam : nasi, sayur, lauk (tahu, tempe, ayam , telur)
Jumlah : 1 piring penuh
Keluhan : tidak ada
Pantangan : tidak ada
2) Minum
Frekuensi : 8-9 gelas perhari
Macam : air putih dan air teh
Jumlah : antara ½ - 1 gelas sekali minum
Keluhan : tidak ada
Pantangan : tidak ada
b. Eliminasi
1) BAB
Frekuensi : 1 kali perhari, pagi hari
Warna : kuning kecoklatan
Bau : khas faeces
Jumlah : 40-50 gram
Konsistensi : padat
Keluhan : tidak ada
2) BAK
Frekuensi : 5-6 kali perhari
Warna : kuning jernih
Bau : khas
Jumlah : ± 20 cc
Konsistensi : cair
Keluhan : tidak ada
c. Pola tidur/istirahat
Siang : ± 30 menit-1 jam
Malam : ± 6-7 jam perhari
d. Aktivitas
Ny “A” mengatakan bahwa ia melakukan aktifitas rumah tangga
seperti memasak, membersihkan rumah, mengurus anak.
e. Personal hygiene
Mandi : 2 kali perhari
Gosok gigi : 2 kali perhari
Keramas : 3 kali seminggu
Ganti pakaian : 2 kali perhari atau saat merasa tidak nyaman
8. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual
a. Dukungan suami/keluarga
Ny “A” mengatakan bahwa suami dan keluarganya mendukung
dalam melakukan KB untuk menjarangkan kelahiran
b. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi
Ny “A” mengatakan bahwa telah mengetahui alat kontrasepsi
sebagai metode KB seperti suntik, pil, IUD dan implan
c. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakai sekarang
Ny “A” mengatakan bahwa yang ia ketahui tentang alat kontrasepsi
implant adalah berat badan tidak naik secara drastis.

B. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign
Suhu badan : 36,2⁰C,
Tekanan darah : 120/70 mmHg,
Nadi : 83 kali/menit,
Pernafasan : 19 kali/menit
4. Berat badan : 78 kg
5. Tinggi badan : 162 cm
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a) Rambut
Warna hitam, bersih, tidak mudah rontok
b) Muka
Tidak oedema, tidak pucat
c) Mata
Konjungtiva kemerahan, tidak pucat, sclera putih
d) Hidung
Bersih, tidak ada secret, tidak ada polip
e) Mulut dan gigi
Bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitits, gusi tidak
bengkak dan tidak berdarah
f) Bibir
Bibir tidak pucat dan lembab
g) Telinga
Simetris, bersih tidak ada secret, tidak ada serumen
2. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis
3. Mammae
Mammae simetris, tidak ada dimpling, tidak ada benjolan, putting
susu menonjol, tidak ada pengeluaran pengeluaran pada putting
susu, tidak ada hiperpigmentasi pada putting susu
4. Abdomen
Simetris, tidak ada pembesaran uterus, tidak ada bekas luka SC,
tidak ada massa
5. Ekstremitas
a) Atas
Simetris, tidak ada oedema, jari kuku kemerahan, tidak pucat
b) Bawah
Simetris, tidak ada oedema, jari kuku kemerahan, tidak pucat
dan adanya reflex patella pada kaki kiri dan kanan
6. Genetalia
Tidak dilakukan
c. Pemeriksaan Ginekologis : Tidak dilakukan
d. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA


A. Diagnosa Kebidanan
Ny. “A” P2A0 umur 28 tahun akseptor baru KB implant
B. Masalah
Tidak ada
C. Kebutuhan
1. Informasi hasil pemeriksaan
2. Konseling tentang efek samping dan penanganan amenorhoe
3. Memberikan terapi obat
4. Jelaskan jadwal kunjungan ulang

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. RENCANA TINDAKAN Pukul : 15.00 WIB


1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Beri konseling tentang efek samping KB implant
3. Menyiapkan alat dan bahan pemasangan KB implant
4. Menyiapkan lembar persetujuan (informed consent)
5. Melakukan tindakan pemasangan KB implan
6. Berikan terapi obat
7. Melakukan dokumentasi
8. Beritahu ibu efektifitas KB implan
9. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang

VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 12 Maret 2018 Pukul : 15.10 WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
RASIONALISASI :
Pemeriksaan laboratorium untuk klien Keluarga Berencana dan klien baru
tidak diperlukan karena :
(d) Sebagian besar klien KB berusia muda (umur 16 – 35 tahun) dan
umumnya sehat.
(e) Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi (misalnya kanker genital
dan kanker payudara, fibroma uterus) jarang di dapat pada umur
sebelum 35 tahun atau 40 tahun.
(f) Pil kombinas yang sekarang tersedia berisi estrogen dan progestin lebih
baik karena efek sampingnya jarang menimbulkan masalah medis
HASIL :
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tekanan darah : 120/70 mmhg
d. Suhu tubuh : 36.20C
e. Nadi : 83 kali / menit
f. Pernafasan : 19 kali / menit
g. Berat badan : 78 kg
HASIL :
Pasien senang bahwa kondisinya saat ini sehat dan siap untuk dilakukan
pemasangan KB implant, tidak ada kontra indikasi terhadap pemasangan
KB implan
2. Memberikan konseling efek samping KB implan
RASIONALISASI :
Kontrasepsi implan adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonorgestrol yang di bungkus dalam kapsul silicone dan susukkan
dibawah kulit.
Efek samping KB implant adalah :
a. Gangguan siklus haid berupa perdarahan bercak (spotting)
b. Ekspulsi implant
c. Perubahan berat badan mengalami penurunan atau peningkatan
d. Pusing/nyeri kepala
e. Rasa nyeri payudara
HASIL :
Pasien senang bahwa kondisinya saat ini sehat dan siap untuk dilakukan
pemasangan KB implan
3. Menyiapkan alat dan bahan pemasangan KB implan
RASIONALISASI :
Mekanisme kerja KB implant yaitu
a. Mengentalkan lender serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi
sprema
b. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak
cocok untuk implantasi zygot
c. Menekan ovulasi
d. Mengganggu transportasi sperma (Saifuddin, 2003)
Peralatan dan bahan yang diperlukan :
a. Sabun antiseptic
b. Kasa steril
c. Betadine
d. Obat anestesi local
e. Spuit dan jarum suntik
f. Trochar nomer 10
g. Sepasang handschoen
h. Satu set kapsul norplant (6 kapsul)
i. Scalpel yang tajam
HASIL :
Alat dan bahan sudah disiapkan dengan rapi
4. Beritahu ibu untuk menandatangani lembar persetujuan tindakan (informed
consent)
RASIONALISASI :
Semua tindakan medis memerlukan penjelasan yang detail dari petugas
kesehatan, hal ini untuk mencegah terjadinya resiko kesalahan/resiko akibat
yng tidak diinginkan sebagai efek (akibat) dari tindakan medis tersebut.
Lembar informed consent adalah bentuk dari pernyataan persetujuan dari
klien/pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan.
HASIL :
Ibu sudah menandatangani lembar persetujuan
5. Melakukan tindakan pemasangan KB implan
RASIONALISASI :
Memberikan informasi dan konseling pada akseptor tentang KB Implan
sehinggan calon akseptor betul-betul mengerti dan menerima sebagai cara
kontrasepsi yang akan dipakainya.
Tehnik pemasangan implant yaitu;
a. Akseptor dibaringkan terlentang diatas tempat tidur dan lengan kiri
diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor.
b. Daerah tempat pemasangan dicuci dengan sabun antiseptic kemudian
diberi cairan antiseptic.
c. Lakukan injeksi anestesi ± 6-10 cm diatas lipatan siku.
d. Buat insisi ± 2-3 mm dengan scalpel yang tajam
e. Masukkan trochar melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan
bawah kulit.
f. Masukkan kapsul melalui lubang trochar dan didorong dengan flunger
sampai kapsul terletak dibawah kulit.
g. Lakukan sampai kapsul ke-6 hingga tersusun seperti kipas.
h. Kontrol luka (ada perdarahan atau tidak)
i. Jika tidak ada perdarahan, tutup luka dengan kasa steril kemudian
plester.
j. Nasehati akseptor agar luka tidak boleh basah selama ± 3 hari dan
datang kembali jika ada keluhan
HASIL :
Pasien sudah dilakukan pemasangan KB implant sesuai prosedur
6. Memberikan terapi obat pemasangan KB implant
RASIONALISASI :
Memberikan terapi Amoxilin 3x500 mg selama 3 hari, asam mefenamat
3x500 mg selama 3 hari bila perlu.
HASIL :
Obat sudah diberikan pada pasien.
7. Melakukan dokumentasi pemasangan KB implant
RASIONALISASI :
Bentuk dokumentasi pelayanan kegiatan KB adalah lembar K1 dan K4.
Lembar K1 adalah lembar identitas pasien dan bentuk pernyataan lembar
persetujuan klien terhadap tindakan Kb yang akan dilakukan. Sementara
lembar K4 adalah kartu KB yang diberikan kepada klien/pasien untuk bukti
bahwa pasien sudah dilakukan pemasangan
HASIL :
Lembar K1 dan K4 KB sudah dikerjakan, lembar K4 diberikan kepada
pasien untuk sebagai pegangan
8. Memberitahu ibu tentang efektifitas KB implant
RASIONALISASI :
a. Angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun
pertama lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode
barrier.
b. Efektifitasnya berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke – 6
kira – kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil.
c. Norplant 2 sama efektifitasnya seperti norplant untuk waktu 3
tahun terjadi kehamilan dalam jumlah yang tidak terduga sebelumnya.
Sekitar 5 – 6 % penyebabnya belum jelas, disangka penurunan kadar
hormon.
HASIL :
Ibu paham dan mengerti efektifitas KB implant
9. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang
RASIONALISASI :
Kunjungan ulang adalah untuk melakukan follow up terhadap tindakan
medis, dimana akan diamati bagaimana posisi alat implant, luka bekas
sayatan dan pasien merawat luka tersebut saat dirumah
HASIL :
Pasien berjanji akan kontrol 3 hari kemudian

VII. EVALUASI Pukul : 15.50 WIB


1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Pasien sudah diberikan konseling tentang efek samping pemasangan KB
implan
3. Alat dan bahan pemasangan KB implant sudah dilakukan oleh Bidan
4. Lembar persetujuan tindakan medis sudah ditandatangani oleh pasien dan
disaksikan oleh suaminya
5. Ibu telah dilakukan pemasangan KB implant dengan 2 kapsul
6. Ibu telah diberikan obat Amoksilin 3x500 mg selama 3 hari dan asam
mefenamat 3x500 mg selama 3 hari atau bila perlu
7. Dokumentasi kegiatan pemasangan KB implant sudah dilakukan oleh Bidan
8. Ibu paham dan mengerti tentang efektifitas KB implan
9. Ibu paham kapan harus melakukan kunjungan ulang

Mojogedang, 12 Maret 2018

Mahasiswa Praktikan

KRISTUTI CATUR SUMARAH


NIM. P 27224016 340

Pembimbing Kasus Pembimbing Lapangan

ASTI ANDRIYANI, S,SIT,M.Keb NOPITA ANDRIYANTI, A.Md Keb


NIP. 19820831 200912 2 001 NIP. 19811120 200501 2 016

Anda mungkin juga menyukai