PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita
usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada
pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan
95% untuk hamil. Pada usia 30-an persentasenya menurun hingga 90%.
Sedangkan memasuki usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga menjadi
40%. Setelah usia 40 wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk
hamil. Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat
penting untuk diketahui. Dimana dalam masa wanita subur ini harus
menjaga dan merawat personal hygiene yaitu pemeliharaan keadaan alat
kelaminnya dengan rajin membersihkannya, oleh karena itu WUS dianjurkan
untuk merawat diri (Manuaba, 2011).
Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya
subur. Satu putaran haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari
sebelum haid datang kembali, yang biasanya berlangsung selama 28 hingga
30 hari. Oleh karena itu siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk
menandai seorang wanita subur atau tidak (Manuaba, 2009).
Ada beberapa metode yang digunakan untuk dapat menghitung
masa subur seorang wanita. Metode yang paling efektif adalah dengan
menggunakan pendekatan berbagai indikator biasanya perubahan suhu
yang dikombinasikan dengan perubahan lendir serviks. Indikator-indikator ini
secara ilmiah telah terbukti merefleksikan perubahan hormonal dan status
kesuburan secara akurat (Manuaba, 2009).
Itulah beberapa masalah kesuburan yang sering terjadi pada wanita.
Masalah-masalah tersebut dapat menghambat atau mengganggu
kesuburan, sehingga menjadi sulit hamil. Hal-hal tersebut harus dipantang
dan dihindari bila ingin segera (cepat) hamil. Siapkan kondisi kesehatan
yang benar-benar fit dan prima sebelum kehamilan, agar siap menjalani
kehamilan selama sembilan bulan ke depan dan bayi pun akan tumbuh
sehat (Manuaba, 2009).
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di Kabupaten
Karanganyar, Asuhan Kebidanan yang dilakukan oleh bidan adalah asuhan
yang menyeluruh yang di berikan oleh seorang bidan yang mempunyai
ruang lingkup antara lain remaja putri, wanita pra-nikah, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita, menopause, dan wanita
dengan gangguan reproduksi.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis dalam melakukan
praktikum Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Karanganyar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas masalah yang dapat
dirumuskan adalah : Bagaimana asuhan kebidanan fisiologi holistik Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi pada wanita usia subur di Kabupaten
Karanganyar.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan asuhan kebidanan fisiologi holistik keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi pada wanita usia subur di Rumah
Sakit Umum Daerah Karanganyar, sesuai dengan standar manajemen
kebidanan
2. Tujuan Khusus
Penulis dapat melaksanakan :
a. Pengkajian (mengumpulkan data subyektif dan obyektif yang
dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan)
b. Interpretasi data (identifikasi diagnosa/masalah)
c. Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial dan mengantisipasi
masalah
d. Tindakan segera
e. Rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
f. Pelaksanaan (memberikan asuhan secara efisien dan aman)
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan
h. Mendokumentasikan asuhan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi yang telah diberikan
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung
pada ibu sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam
melaksanakan tugas sebagai bidan
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan
kebidanan pada wanita usia subur dengan gangguan sistem reproduksi
3. Bagi Klien dan Keluarga
Agar klien dapat meningkatkan kesejahteraan ibu setelah dilakukan
asuhan kebidanan pada wanita usia subur dengan gangguan sistem
reproduksi
4. Bagi Lahan Praktek
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan
untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan
selalu menjaga mutu pelayanan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan peluasan
pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi
akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus
menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya
jumlah metode kontrasepsi yang tersedia tetapi juga karena metode-metode
tentu mungkin tidak dapat diterima.
Pelayanan keluarga berencana yang merupakan salah satu
didalam paket pelayanan kesehatan reproduksi esensial perlu mendapat
perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan keluarga berencana
berkualitas, diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan
masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian
populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada
kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan pelayanan
keluarga berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan
hak-hak dari klien/ masyarakat.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis dalam praktikum
mata kuliah Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi akan
mempelajari Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan pada akseptor KB ?
C. Tujuan
2. Tujuan Umum
Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada akseptor KB melalui
penerapan manajemen kebidanan menurut Varney H, tahun 1997
3. Tujuan Khusus
Penulis dapat melaksanakan :
i. Pengkajian pada akseptor KB (mengumpulkan data subyektif dan
obyektif yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan).
j. Interpretasi data pada akseptor KB (identifikasi diagnosa/masalah).
k. Identifikasi diagnosa/masalah potensial dan mengantisipasi masalah
pada akseptor KB.
l. Penyusunan Tindakan segera pada akseptor KB.
m. Perencanaan asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
pada akseptor KB.
n. Tindakan sesuai rencana asuhan yang telah disusun secara efisien
dan aman pada akseptor KB.
o. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan pada akseptor KB.
p. Dokumentasi manejemen asuhan kebidanan yang telah dilakukan
pada akseptor KB
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil asuhan kebidanan ini dapat digunakan untuk menambah wawasan
tentang asuhan kebidanan pada akseptor KB
2. Manfaat Aplikatif
a. Institusi
Hasil asuhan kebidanan ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan
dalam pemberian asuhan pada akseptor KB
b. Profesi Bidan
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan
dalam asuhan kebidanan pada akseptor KB
c. Klien dan Masyarakat
Agar klien maupun masyarakat dapat menjadi akseptor KB dengan
menentukan pilihan alat kontrasepsi yang aman, nyaman dan sesuai
dengan keinginnannya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Keterangan :
1. Apabila klien menyusui dan kurang dari 6 minggu postpartum maka pil
kombinasi adalah metode panggilan terakhir.
2. Tidak cocok untuk pil progestin (minipil), suntikan (DMPA atau NET -
EN), atau susuk
3. Tidak cocok untuk suntikan progestin (DMPA atau NET - EN)
4. Tidak cocok untuk AKDR pelepas – progestin
Selain itu, dahulu tenaga kesehatan cenderung menggunakan syarat
pemakaian metode kontrasepsi secara berlebihan sehingga
mempengaruhi pemilihan metode dari klien. Akibatnya, banyak permintaan
pemeriksaan laborat yang sebenarnya tidak di perlukan (misalnya
pemeriksaan kolesterol, fungsi hati, glukosa atau pap smear). Walaupun
permintaan menjadi klien KB menjadi meningkat, kemampuan pelayanan
terbatas karena tidak tersedianya laboratorium untuk pemeriksaan
sehingga menghambat terhadap pemilihan kontrasepsi dan pelaksananan
pelayanan. Karena itu klien dapat memperoleh cara konrasepsi yang
terbaik sesuai pilihannya, penilaian cara klien harus di batasi pada
prosedur yang di perlukan untuk semua klien pada setiap tatanan.
Jika semua keadaan di atas ”tidak” (negatif) dan tidak dicurigai adanya
kehamilan, maka dapat di teruskan dengan konseling metode khusus. Bila
respon banyak yang dalam “iya” (positif), berarti klien perlu di evaluasi
sebelum keputusan akhir dibuat.
Catatan : klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang
kondisi di atas. Namun, petugas kesehatan harus mengetahui bagaimana
keadaan klien sebenarnya bila di perlukan petugas dapat mengulangi
pertanyaan yang berbeda. Perlu juga di perhitungkan masalah sosial
,budaya atau agama yang mungkin berpengaruh terhadap respon klien
tersebut (pasangannya).
4. Infeksi vagina
Penyakit ini menampakkan gejala antara lain keputihan
berlebih dengan bau yang sangat menyengat dan disertai dengan rasa
gatal. Infeksi ini biasanya menyerang wanita pada usia yang produktif
khususnya bagi mereka yang telah memiliki pasangan dan aktif
melakukan kegiatan seksual. Penyebab utamanya adalah hubungan
seksual.
5. Penyempitan Oviduk
Oviduk (saluran telur) yang menyempit, bisa disebabkan karena
genetis atau karena kuman jenis tertentu. Penyempitan Oviduk,
menyebabkan sulitnya terjadi kehamilan pada wanita, karena jalan
sperma menjadi terhalangi.
6. Kemandulan (Infertilitas)
Kemandulan wanita bisa disebabkan karena penyakit maupun
gangguan pada sistem reproduksi. Salah satu tanda paling mudah
mengetahui gangguan kesehatan ini adalah, terjadinya keterlambatan
menstruasi atau bahkan tidak terjadi menstruasi sama sekali.
Gangguan ini bisa diatasi dengan terapi makanan, atau pengobatan
dengan dokter spesialis.
7. Kanker Payudara
Kanker payudara tidak hanya terjadi pada wanita, bahkan pria
juga mempunyai risiko kanker payudara. Namun memang wanita
memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan pria. Hal tersebut dikarenakan
jaringan lemak pada payudara wanita jauh lebih besar. Dan kanker
payudara bisa menyerang wanita yang sudah menikah maupun belum
menikah. Pencegahan kanker payudara bisa dilakukan dengan pola
makan dan hidup sehat, serta hindari penggunaan bra yang terlalu
ketat/sempit.
8. Keputihan
Keputihan merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
infeksi atau peradangan yang terdapat pada alat kelamin dan
umumnya diderita oleh wanita. Infeksi ini merupakan akibat oleh
organisme seperti bakteri, virus dan juga dapat disebabkan karena
pengaruh bahankimia seperti cairan, krim yang digunakan pada
daerah organ intim. Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa
keputihan dapat disebabkan oleh organisme yang ditularkan melalui
pasangan seksual.
Keputihan yang semakin lama tidak diobati dapat menimbulkan
komplikasi sehingga menjadi masalah yang serius antara lain:
infertilitas, radang penyakit panggul, pada wanita hamil dapat
menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir yang rendah.
1. Alasan Datang
Ny. M mengatakan ini adalah kunjungan ulang untuk melakukan KB
suntik 1 bulan
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa tidak ada keluhan
3. Status Perkawinan
Kawin , perkawinan pertama, umur saat menikah 30 tahun, lamanya
pernikahan 4 tahun.
4. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche pada usia 13 tahun, siklus teratur (28 hari), lamanya 6-7
hari, sifat darah kental, warna darah merah kecoklatan, bau khas
darah haid, tidak ada flour albous, tidak ada nyeri saat menstruasi,
banyaknya menstruasi 3 kali ganti pembalut tiap hari.
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Ham Persalinan Nifas
Lahir Persalinan
tahun
5. Data Kesehatan
a. Penyakit yang pernah diderita
Ny. M mengatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit seperti
Infeksi Menular Seksual (IMS), Diabetes Mellitus, Hipertensi,
Epilepsi, Hepatitis, Tuberculosis, dan HIV/AIDS
b. Penyakit yang sedang diderita
Ny. M mengatakan bahwa tidak sedang menderita penyakit seperti
Infeksi Menular Seksual (IMS), Diabetes Mellitus, Hipertensi,
Epilepsi, Hepatitis, Tuberculosis, dan HIV/AIDS
c. Riwayat penyakit gynekologi
Ny. M mengatakan bahwa tidak memiliki riwayat penyakit
gynekologi.seperti kanker payudara, kanker serviks dan gangguan
menstruasi.
6. Data Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
Makan : Ny. M mengatakan bahwa makan sehari 3 kali dengan porsi
satu piring penuh setiap makan dengan jenis makanan nasi, sayur,
lauk pauk (tempe, tahu, ikan, daging, telur). Ny. M mengatakan
bahwa tidak ada keluhan setiap makan dan tidak ada pantangan
makan.
Minum : Ny. M mengatakan bahwa minum sehari 8-9 gelas, dengan
jenis minuman air putih dan teh. Ny. M mengatakan bahwa tidak ada
pantangan minum dan tidak ada keluhan setiap minum.
b. Eliminasi :
1) BAK
a) Sifat : cair
b) Jumlah : 4-5 kali sehari
c) Warna : kekuningan jernih
d) Bau : khas urin
e) Keluhan : tidak ada
2) BAB
a) Sifat : lunak
b) Jumlah : 1 kali sehari
c) Warna : kuning kecoklatan
d) Bau : khas feses
e) Keluhan : tidak ada
c. Pola tidur / Istirahat
Tidur siang : Ny. M mengatakan bahwa tidur siang selama 1 jam
Tidur malam : Ny. M mengatakan bahwa tidur malam selama 6-7
jam
d. Aktivitas
Ny. M mengatakan bahwa ia melakukan aktivitas rumah tangga
seperti memasak, membersihkan rumah, mengurus anak, dan lain –
lain.
e. Pola seksual
Ny. M mengatakan bahwa tidak ada keluhan saat melakukan
hubungan seksual dengan suaminya.
f. Personal hygiene
1) Mandi : Ny. M mengatakan bahwa mandi 2 kali dalam sehari,
pagi dan sore
2) Keramas : Ny. M mengatakan bahwa keramas 3 kali dalam
seminggu
3) Ganti pakaian : Ny. M mengatakan bahwa ganti pakaian 2
kali dalam sehari atau saat sudah merasa tidak nyaman
7. Data psikososial
a. Dukungan suami / keluarga
Ny. M mengatakan bahwa suami dan keluarganya mendukung Ny. M
dalam melakukan KB untuk menjarangkan kehamilan.
V. PERENCANAAN
03 juni 2016 / 18.15 WIB
A. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
B. Siapkan alat dan obat untuk KB suntik 1 bulan
C. Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan
D. Beri suntikan KB 1 bulan
E. Evaluasi dan dokumentasikan tindakan
F. Anjurkan ibu untuk suntik ulang pada tanggal 1 juli 2016 atau lakukan
kunjungan ulang apabila ada keluhan
VI. PELAKSANAAN
03 JUNI 2016 / 18.16 WIB.
A. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
a. Keadaan umum : Baik
b. Tekanan darah : 110/70 mmhg
c. Suhu tubuh :36,50c
d. Nadi :80 kali / menit
e. Pernafasan :20 kali / menit
B. Menyiapkan alat dan obat untuk KB Suntik 1 bulan
a. Menyiapkan kapas alkohol
b. Menyiapkan spuit
c. Menyiapkan obat KB suntik 1 bulan ( cyclogystan)
d. Menyiapkan obat dalam spuit
e. Menjaga keadaan jarum tetap steril
C. Memberitahu kepada ibu tindakan yang akan dilakukan
D. Memberikan suntikan KB 1 bulan pada 1/3 bagian spina illiaca anterior
superior (SIAS) ke tulang ekor (cociygis) secara IM.
E. Mengevaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah diakukan.
F. Menganjurkan ibu untuk melakukan suntik ulang pada tanggal 1 juli 2016
atau melakukan kunjungan ulang apabila asa keluhan
VII. EVALUASI
03 juni 2016 / 18.23 WIB
A. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
B. Telah disiapkan alat dan untuk suntik KB 1 bulan
C. Ibu telah mengetahui tindakan yang akan dilakukan
D. Telah diberikan suntikan KB suntik 1 bulan dengan benar dan tepat.
E. Telah dilakukan evaluasi dan dokumentasi tindakan yang dilakukan
F. Ibu bersedia melakukan suntik ulang KB suntik 1 bulan pada tanggal 1
juli 2016 atau melakukan kunjungan ulang apabila ada keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada tanggal 3 Juni 2016, 18.00 WIB Ny. M umur 34 tahun P1 A 0 datang ke
klinik bersalin untuk melakukan kunjungan ulang KB suntik 1 bulan.
1. Pengkajian Data
Ny. M mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit dan tidak sedang
menderita penyakit sistemik, penyakit menurun dan penyakit menular
seperti: Hipertensi, Gagal Jantung, IMS, Diabetes Mellitus, Epilepsi,
Hepatitis, Tuberculosis, dan HIV/AIDS. Hal ini menyatakan bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori Hanafi Hartanto (2002) dengan kasus. Maka dari
itu ibu dapat diberikan KB suntik 1 bulan (cyclofem) karena ibu tidak
mempunyai riwayat penyakit kontra indikasi bagi pengguna KB suntik
cyclofem.
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital, Ny. M mempunyai tekanan darah
sebesar 110/70 mmHg. Pada teori Hanafi Hartanto (2002) mengatakan
bahwa pasien dengan tekanan darah > 180/100 mmHg tidak diperbolehkan
menggunakan kb suntik. Hal ini yang memperbolehkan pasien dapat
menggunakan kb suntik cyclofem
Berdasarkan hasil pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
2. Interpretasi Data
Ny.M P1A0 Umur 34 Tahun akseptor KB Suntik 1 bulan. Pada
pengidentifikasian diagnosa dan identifikasi masalah tidak terjadi
kesenjangan, karena diagnosa di ambil dari prosedur anamnesa, pada
kasus ini tidak ada masalah yang muncul. Dan ibu sudah memakai alat
kontrasepsi suntik KB cyclofem selama 21 bulan.
3. Diagnose Potensial
Di dalam teori menyatakan masalah potensial yang terjadi pada akseptor KB
yaitu komplikasi yang dapat terjadi selama menggunakan alat kontrasepsi
KB. Didalam praktek tidak ditemukan masalah potensial
4. Tindakan Segera
Dalam identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini tidak memerlukan
tindakan yang khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu agar tidak
terjadi kematian. Dan pada kasus tidak ada tanda tanda yang mengancam
jiwa ibu
5. Perencanaan
Rencana tindakan yang diberikan oleh Ny. M adalah :
a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
b. Siapkan alat dan obat untuk KB suntik 1 bulan
c. Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan
d. Beri suntikan KB 1 bulan
e. Evaluasi dan dokumentasikan tindakan
f. Anjurkan ibu untuk suntik ulang pada tanggal 1 juli 2016 atau lakukan
kunjungan ulang apabila ada keluhan
Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi ibu,
tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif.
Maka berdasarkan rencana yang telah disusun tidak ada kesenjangan
antara teori dengan praktek
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan akseptor KB disesuaikan dengan rencana
asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence based.
7. Evaluasi
NY. M telah mendapatkan asuhan dari tenaga kesehatan berupa pemberian
suntikan KB cyclofem sehingga kebutuhan ibu tertangani. Hal ini merupakan
hasil yang diharapkan oleh ibu.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Dalam kasus ini pengkajian dilaksanakan tanggal 13 Juni 2016 di
BPM Siti Sujalmi pukul 18.00 WIB. Pengkajian dilaksanakan dengan
cara pengambilan data melalui metode wawancara dan pemeriksaan
pada Ny. M. Pada saat dilakukan wawancara pada Ny. M, ibu lebih
kooperatif dengan petugas.
2. Identifikasi diagnosa/masalah
Berdasarkan pengkajian yang telah dilaksanakan didapatkan hasil
bahwa tidak ada suatu kesenjangan antara teori dan praktek dalam
kasus ini ditemukan diagnosa yaitu akseptor KB 1 bulan (cyclofem).
3. Masalah potensial
Dari identifikasi diagnosa yang ditemukan, maka tidak ada masalah
potensial.
4. Identifikasi kebutuhan segera
Dari identifikasi pada diagnose dan masalah potensial tidak
ditemukan tindakan segera.
5. Perencanaan/intervensi
Perencanaan asuhan kebidanan dibuat sesuai dengan diagnose dan
masalah potensial.
6. Pelaksanaan/implementasi
Implementasi asuhan kebidanan dilaksanakan sesuai rencana yang
telah disusun.
7. Evaluasi
Didalam prakteknya semua intervensi tersebut dilaksanakan sesuai
dengan kedaaan pasien. Sehingga tujuan dilakukan asuhan kebidanan
pada Ny. M umur 34 tahun P1 A 0 dengan akseptor KB suntik 1 bulan
(cyclofem) dapat tercapai. Dan tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktek.
B. Saran – Saran
1. Bagi Penulis
Agar penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki untuk
melakukan asuhan kebidanan KB sesuai standar asuhan KB dan dapat
mengatasi kesenjangan yang terkadang timbul antara teori yang di dapat
diperkuliahan dengan praktik yang nyata di lahan serta dapat
mengaplikasikan teori yang didapat dengan perkembangan ilmu
kebidanan terbaru.
2. Bagi Lahan Praktik
Untuk bidan maupun tenaga kesehatan lainnya diharapkan dapat
memberikan asuhan yang menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara
dini dan mencegah terjadinya komplikasi pada akseptor KB.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Agar institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa
dalam menerapkan pengetahuan yang telah didapat dengan
mempraktekkan dan menerapkannya pada pasien/klien secara langsung.
4. Bagi Pasien
Agar ibu dapat mengetahui informasi seputar KB, kemudian keluarga
dapat memberikan dukungan dan semangat kepada akseptor KB.
DAFTAR PUSTAKA
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. S
Umur : 28 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indo Suku/bangsa : Jawa/Indo
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh Pabrik Pekerjaan : Tani
Np HP : 082325477004
Jaminan : Tidak punya kartu jaminan
Alamat : Dukuh Gentungan RT 05/08 Gentungan Mojogedang
2. Alasan Datang
Ny “A” mengatakan ingin menggunakan KB implan
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan
4. Riwayat Perkawinan
Perkawinan pertama, usia saat menikah 18 tahun, lama pernikahan 10
tahun, status perkawinan sah
5. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : usia 13 tahun
Siklus : antara 24-27 hari
Keteraturan : teratur
Lama menstruasi : 5-7 hari
Sifat darah : agak kental
Jumlah/banyaknya : ganti pembalut 2 kali perhari
Bau : anyir
Warna darah : merah kehitaman
Flour albus : kadang keluar kadang tidak ada
Dismenohroe : tidak ada
Amenorhoe : tidak ada
b. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
HAMIL PERSALINAN NIFAS
KE Lahir UK Jenis Penolong Komplikasi JK BBL Laktasi Kompli
Tanggal persalinan
1 20-06- 38 Spontan Bidan Tidak ada L 3400/ Ya, ASI Tidak
2010 mg 47 cm ada
2 26-01- 38 Spontan Bidan Tidak ada P 3800/ Ya, ASI Tidak
2018 mg 49 cm ada
6. Data Kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
a) Jantung : Tidak pernah nyeri pada dada
bagian kiri dan dada tidak berdebar-
debar, saat berjalan / lari mudah
terengah-engah, pada saat tertentu
kuku kaki / tangan menjadi biru
b) Ginjal : Tidak pernah nyeri pada pinggang
dan tidak pernah sakit saat BAK
c) Asma : Tidak pernah sesak nafas
d) TBC : Tidak pernah batuk dalam waktu
lebih dari 2 minggu.
e) Hepatitis : Tidak pernah terlihat kuning pada
mata, kuku dan kulit.
f) Diabetes Melitus : Tidak mudah lapar, haus dan tidak
sering BAK saat malam hari.
g) Hipertensi : Tekanan darahnya tidak pernah
lebih dari 140/90 mmHg.
h) Epilepsi : Tidak pernah menderita kejang yang
disertai keluar busa dari mulut.
B. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign
Suhu badan : 36,2⁰C,
Tekanan darah : 120/70 mmHg,
Nadi : 83 kali/menit,
Pernafasan : 19 kali/menit
4. Berat badan : 78 kg
5. Tinggi badan : 162 cm
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a) Rambut
Warna hitam, bersih, tidak mudah rontok
b) Muka
Tidak oedema, tidak pucat
c) Mata
Konjungtiva kemerahan, tidak pucat, sclera putih
d) Hidung
Bersih, tidak ada secret, tidak ada polip
e) Mulut dan gigi
Bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitits, gusi tidak
bengkak dan tidak berdarah
f) Bibir
Bibir tidak pucat dan lembab
g) Telinga
Simetris, bersih tidak ada secret, tidak ada serumen
2. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis
3. Mammae
Mammae simetris, tidak ada dimpling, tidak ada benjolan, putting
susu menonjol, tidak ada pengeluaran pengeluaran pada putting
susu, tidak ada hiperpigmentasi pada putting susu
4. Abdomen
Simetris, tidak ada pembesaran uterus, tidak ada bekas luka SC,
tidak ada massa
5. Ekstremitas
a) Atas
Simetris, tidak ada oedema, jari kuku kemerahan, tidak pucat
b) Bawah
Simetris, tidak ada oedema, jari kuku kemerahan, tidak pucat
dan adanya reflex patella pada kaki kiri dan kanan
6. Genetalia
Tidak dilakukan
c. Pemeriksaan Ginekologis : Tidak dilakukan
d. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 12 Maret 2018 Pukul : 15.10 WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
RASIONALISASI :
Pemeriksaan laboratorium untuk klien Keluarga Berencana dan klien baru
tidak diperlukan karena :
(d) Sebagian besar klien KB berusia muda (umur 16 – 35 tahun) dan
umumnya sehat.
(e) Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi (misalnya kanker genital
dan kanker payudara, fibroma uterus) jarang di dapat pada umur
sebelum 35 tahun atau 40 tahun.
(f) Pil kombinas yang sekarang tersedia berisi estrogen dan progestin lebih
baik karena efek sampingnya jarang menimbulkan masalah medis
HASIL :
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tekanan darah : 120/70 mmhg
d. Suhu tubuh : 36.20C
e. Nadi : 83 kali / menit
f. Pernafasan : 19 kali / menit
g. Berat badan : 78 kg
HASIL :
Pasien senang bahwa kondisinya saat ini sehat dan siap untuk dilakukan
pemasangan KB implant, tidak ada kontra indikasi terhadap pemasangan
KB implan
2. Memberikan konseling efek samping KB implan
RASIONALISASI :
Kontrasepsi implan adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonorgestrol yang di bungkus dalam kapsul silicone dan susukkan
dibawah kulit.
Efek samping KB implant adalah :
a. Gangguan siklus haid berupa perdarahan bercak (spotting)
b. Ekspulsi implant
c. Perubahan berat badan mengalami penurunan atau peningkatan
d. Pusing/nyeri kepala
e. Rasa nyeri payudara
HASIL :
Pasien senang bahwa kondisinya saat ini sehat dan siap untuk dilakukan
pemasangan KB implan
3. Menyiapkan alat dan bahan pemasangan KB implan
RASIONALISASI :
Mekanisme kerja KB implant yaitu
a. Mengentalkan lender serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi
sprema
b. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak
cocok untuk implantasi zygot
c. Menekan ovulasi
d. Mengganggu transportasi sperma (Saifuddin, 2003)
Peralatan dan bahan yang diperlukan :
a. Sabun antiseptic
b. Kasa steril
c. Betadine
d. Obat anestesi local
e. Spuit dan jarum suntik
f. Trochar nomer 10
g. Sepasang handschoen
h. Satu set kapsul norplant (6 kapsul)
i. Scalpel yang tajam
HASIL :
Alat dan bahan sudah disiapkan dengan rapi
4. Beritahu ibu untuk menandatangani lembar persetujuan tindakan (informed
consent)
RASIONALISASI :
Semua tindakan medis memerlukan penjelasan yang detail dari petugas
kesehatan, hal ini untuk mencegah terjadinya resiko kesalahan/resiko akibat
yng tidak diinginkan sebagai efek (akibat) dari tindakan medis tersebut.
Lembar informed consent adalah bentuk dari pernyataan persetujuan dari
klien/pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan.
HASIL :
Ibu sudah menandatangani lembar persetujuan
5. Melakukan tindakan pemasangan KB implan
RASIONALISASI :
Memberikan informasi dan konseling pada akseptor tentang KB Implan
sehinggan calon akseptor betul-betul mengerti dan menerima sebagai cara
kontrasepsi yang akan dipakainya.
Tehnik pemasangan implant yaitu;
a. Akseptor dibaringkan terlentang diatas tempat tidur dan lengan kiri
diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor.
b. Daerah tempat pemasangan dicuci dengan sabun antiseptic kemudian
diberi cairan antiseptic.
c. Lakukan injeksi anestesi ± 6-10 cm diatas lipatan siku.
d. Buat insisi ± 2-3 mm dengan scalpel yang tajam
e. Masukkan trochar melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan
bawah kulit.
f. Masukkan kapsul melalui lubang trochar dan didorong dengan flunger
sampai kapsul terletak dibawah kulit.
g. Lakukan sampai kapsul ke-6 hingga tersusun seperti kipas.
h. Kontrol luka (ada perdarahan atau tidak)
i. Jika tidak ada perdarahan, tutup luka dengan kasa steril kemudian
plester.
j. Nasehati akseptor agar luka tidak boleh basah selama ± 3 hari dan
datang kembali jika ada keluhan
HASIL :
Pasien sudah dilakukan pemasangan KB implant sesuai prosedur
6. Memberikan terapi obat pemasangan KB implant
RASIONALISASI :
Memberikan terapi Amoxilin 3x500 mg selama 3 hari, asam mefenamat
3x500 mg selama 3 hari bila perlu.
HASIL :
Obat sudah diberikan pada pasien.
7. Melakukan dokumentasi pemasangan KB implant
RASIONALISASI :
Bentuk dokumentasi pelayanan kegiatan KB adalah lembar K1 dan K4.
Lembar K1 adalah lembar identitas pasien dan bentuk pernyataan lembar
persetujuan klien terhadap tindakan Kb yang akan dilakukan. Sementara
lembar K4 adalah kartu KB yang diberikan kepada klien/pasien untuk bukti
bahwa pasien sudah dilakukan pemasangan
HASIL :
Lembar K1 dan K4 KB sudah dikerjakan, lembar K4 diberikan kepada
pasien untuk sebagai pegangan
8. Memberitahu ibu tentang efektifitas KB implant
RASIONALISASI :
a. Angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun
pertama lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode
barrier.
b. Efektifitasnya berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke – 6
kira – kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil.
c. Norplant 2 sama efektifitasnya seperti norplant untuk waktu 3
tahun terjadi kehamilan dalam jumlah yang tidak terduga sebelumnya.
Sekitar 5 – 6 % penyebabnya belum jelas, disangka penurunan kadar
hormon.
HASIL :
Ibu paham dan mengerti efektifitas KB implant
9. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang
RASIONALISASI :
Kunjungan ulang adalah untuk melakukan follow up terhadap tindakan
medis, dimana akan diamati bagaimana posisi alat implant, luka bekas
sayatan dan pasien merawat luka tersebut saat dirumah
HASIL :
Pasien berjanji akan kontrol 3 hari kemudian
Mahasiswa Praktikan