Anda di halaman 1dari 7

NAMA : RATIH AZIZAH

NPM : 230110090011

1. Jelaskan mengenai media budidaya mikroba ?

Media budidaya merupakan media yang dibuat untuk


menumbuhkan mikroba. Media budidaya ada yang bersifat cair (broth)
dan padat (solid). Berdasarkan tujuannya, media budidaya dapat dibagi
menjadi media umum, diperkaya atau media selektif. Penentuan jenis
media yang digunakan tergantung dari kebutuhan.

Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi,


memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah
mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan
menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media.
Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam
mikrobiologi.

Lactose Broth

Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi


kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu
pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam
mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan
ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri.
Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk
organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah
presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi
0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.
EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)

Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan


mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang
memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa,
danSalmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan
koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan
mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin
dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun
demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain
juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat
menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk
mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli.
Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk
menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam
tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin bklue sebagai
indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang
meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa
karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa
daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya
digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most
probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel
tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam
100 ml dan 0,1 ml contoh air.

Nutrient Agar

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.
NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme
yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini
merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan,
untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri,
dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl
5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan
komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15
menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.

Nutrient Broth

Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang


berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat
dengan cara sebagai berikut.
1.Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
2.Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah
pertama.
3.Atur pH sampai 7,0.
4.Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
5.Sterilisasi dengan autoklaf.

MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)

MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann,


Rogosa, dan Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan
mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar
mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui
untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus,
sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat selektif, sehingga ada
kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain
dapat tumbuh. MRS agar mengandung:
1.Protein dari kasein 10 g/L
2.Ekstrak daging 8,0 g/L
3.Ekstrak ragi 4,0 g/L
4.D (+) glukosa 20 g/L
5.Magnesium sulfat 0,2 g/L
6.Agar-agar 14 g/L
7.dipotassium hidrogen phosphate 2 g/L
8.Tween 80 1,0 g/L
9.Diamonium hidrogen sitrat 2 g/L
10.Natrium asetat 5 g/L
11.Mangan sulfat 0,04 g/L

MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk


cair/broth.

Trypticase Soy Broth (TSB)

TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk


isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak
digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan
mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen.
Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan
asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi
media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah
sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan
osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk
mempertahankan pH.
Plate Count Agar (PCA)

PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan


inokulasi di atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua
bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga
membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf (15
menit pada suhu 121°C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total
mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung
komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino
dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai
vitamin B kompleks.

APDA

Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung


jumlah khamir dan yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan
yeast akan tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai. Adanya
asam tartarat dan pH rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat.
APDA dibuat dengan merebus kentang selama 1 jam/45 menit, agar
dilelehkan dalam 500 ml air. Campurkan ekstrak kentang dalam agar lalu
ditambahkan glukosa dan diaduk rata. Pada APDA jadi ini juga ditambah
asam tartarat.

Potato Dextrose Agar (PDA)

PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast


dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang
dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber
karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang
dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir
tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA
adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah
didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit
untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C
selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam
cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.

VRBA (Violet Red Bile Agar)

VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri


Enterobactericeae. Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat
basa, sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa
maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri E.coli.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat VRBA adalah yeast
ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal violet, agar).
Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan 1 liter air yang telah
didestilasi. Panaskan hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan
hingga 50-60°C. Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan, pH akhir
adalah 7,4. Campuran garam bile dan kristal violet menghambat bakteri
gram positif. Yeast ekstrak menyediakan vitamin B-kompleks yang
mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa merupakan sumber
karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan agen
pemadat.

PGYA

Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan


sel khamir. Dengan adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini,
PGYA dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroba terutama sel
khamir. Untuk membuatnya, semua bahan dicampur dengan ditambah
CaCO3 terlebih dahulu sebanyak 0,5 g lalu dilarutkan dengan akuades.
Kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer dan disumbat dengan kapas
lalu disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.

Anda mungkin juga menyukai