Anda di halaman 1dari 67

POSYANDU LANSIA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
(ttdKa PKM) YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber


Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselengggarakan dari,
oleh untuk ,dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar serta serta berdasarkan inisiatif dan
kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut.
Pengertian Usia Lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun
keatas

2. Tujuan a. Meningkatkan jaminan pelayanan kesehatan lansia di


masyarakat sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan lansia

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang


..................................
4. Referensi 1. PMK no 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis
2. PMK no 55 tahun 2013 tentang penyelenggaraan rekam medis
5. Langkah- 1. Setiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki Puskesmas
langkah tidak boleh disebarkan.
2. Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal:
a. Untuk kepentingan pasien.
b. Untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam
rangka penegakan hukum / perintah pengadilan.
c. Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri.
d. Permintaan institusi / lembaga berdasarkan ketentuan
perundang- undangan.
e. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis
sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien. Dengan syarat
harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.
f. Penjelasan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter/
dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis dari
pasien atau berdasarkan peraturan perundang- undangan.
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi
rekam medis secara tertulis atau langsung kepada pemohon
tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang –
undangan.

6. Bagan Alir
Setiapinformasi yang
bersifatmedis yang
dimilikiPuskesmastidakbo
lehdisebarkan

Informasitentangidentitas, diagnosis, riwayatpenyakit,


riwayatpemeriksaandanriwayatpengobatandapatdibukada
lamhal:
1. Untuk kepentingan pasien
2. Untuk memenuhi permintaan aparatur penegak
hukum
3. Permintaan/ persetujuan pasien
4. Permintaan institusi/ lembaga perundangan
5. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan
audit medis
6. Penjelasan isi rekam medis hanya boleh dilakukan
oleh dokter/ drg atas izin pasien
7. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat
menjelaskan isi rekam medis secara tertulis /
langsung kepada pemohon tanpa izin pasien
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

7. Unit Terkait 1. Pendaftaran


2. Rekam Medis
3. Unit Rawat Jalan
4. Rawat Inap

8. Rekaman
Tanggal mulai
historis No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
perubahan
PEMBERIN IMUNISASI HEPATITIS B0
UNIJECT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
(ttdKa PKM) YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian PetugasImunisasidalammempersiapkanalat/
saranaVaksinsertakesiapanpetugasdalampemberianImunisasi Hb0
Unijectkepada neonates 0 – 7 hari
2. Tujuan Sebagaipedomankerjapetugasimunisasidalammemberikanimunisasi
Hb0 unijectpada neonates 0- 7 hari
.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang
..................................
4. Referensi 1.
5. Langkah- 1. Petugasmenyiapkanalat (kapas air hangat /kapas DTT)
langkah 2. Petugasmenyiapkanvaksin hb0 uniject
(vaksindimasukankedalamtermosvaksin)
3. Petugasmenyiapkansasaran
(memebritahukankepadaorangtuatentangtempatlokasi penyuntikan
4. Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal:
g. Untuk kepentingan pasien.
h. Untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam
rangka penegakan hukum / perintah pengadilan.
i. Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri.
j. Permintaan institusi / lembaga berdasarkan ketentuan
perundang- undangan.
k. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis
sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien. Dengan syarat
harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.
l. Penjelasan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter/
dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis dari
pasien atau berdasarkan peraturan perundang- undangan.
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi
rekam medis secara tertulis atau langsung kepada pemohon
tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang –
undangan.

6. Bagan Alir
Setiapinformasi yang
bersifatmedis yang
dimilikiPuskesmastidakbo
lehdisebarkan

Informasitentangidentitas, diagnosis, riwayatpenyakit,


riwayatpemeriksaandanriwayatpengobatandapatdibukada
lamhal:
8. Untuk kepentingan pasien
9. Untuk memenuhi permintaan aparatur penegak
hukum
10. Permintaan/ persetujuan pasien
11. Permintaan institusi/ lembaga perundangan
12. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan
audit medis
13. Penjelasan isi rekam medis hanya boleh dilakukan
oleh dokter/ drg atas izin pasien
14. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat
menjelaskan isi rekam medis secara tertulis /
langsung kepada pemohon tanpa izin pasien
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

7. Unit Terkait 5. Pendaftaran


6. Rekam Medis
7. Unit Rawat Jalan

8. Rekaman
Tanggal mulai
historis No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
perubahan
INSPEKSI SANITASI RUMAH
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga.
Yang dilakukan dalam inspeksi sanitasi rumah adalah melakukan
pengamatan, pemeriksaan dan pengukuran terhadap kondisi sarana
sanitasi rumah
2. Tujuan - Mengetahui apakah rumah tersebut memenuhi syarat kesehatan
atau tidak
- Mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat penghuninya
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang Inspeksi
sanitasi rumah
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan no. 829/Menkes/SK/VII/1999
tentang persyaratan kesehatan perumahan
2. Pedoman Tekhnis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2002,
5. Alat dan 1. Formulir Inspeksi sanitasi
bahan 2. ballpoint
3. visum
4. berita acara
5. Hygrometer
6. luxmeter

6. Langkah- 1 Pelaksanaan
langkah
a. Perhatikan komponen rumah, seperti :
Langit-langit, dinding, lantai, jendela, ventilasi, lubang asap
dapur.
b. Perhatikan dan periksa sarana sanitasi, seperti :
sarana air bersih, jamban, sarana pembuangan air limbah,
tempat sampah
c. Cari informasi perilaku penghuni :
- Membuka jendela kamar
- Membersihkan rumah dan halaman
- Membuang tinja bayi/balita di WC
- Membuang sampah
- PSN-3M
- Kebiasaan berobat
d. Cari informasi lainnya, seperti :
- Kotak P3K
- Letak kandang ternak
e. Buat kesimpulan hasil IS
Jika nilainya 1.068 – 1.200 = SEHAT
Jika nilainya < 1.068 = TIDAK SEHAT
2 Pencatatan dan pelaporan
Catat hasil IS dan laporkan ke Kepala Puskesmas dan Dinas
Kesehatan.

7. Unit Terkait - Lintas program (Promkes, Pet. TB, Pet. Diare, Surveilans, Pet.
DBD, dll)
- Lintas sektor (Desa, Kecamatan, dll)Unit Rawat Jalan
INSPEKSI SANITASI SARANA
AIR BERSH
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Melakukan pengamatan dan pemeriksaan kondisi dan kualitas


sarana air bersih menggunakan formulir IS SAB.
2. Tujuan Untuk mengetahui tingkat resiko pencemaran Sarana Air Bersih
apakah rendah, sedang, tinggi atau amat tinggi.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang Inspeksi
sanitasi Sarana Air Bersih
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan no. 288/Menkes/SK/III/2003
tentang pedoman penyehatan sarana dan bangunan umum
2. Renstra Kementerian Kesehatan 2014– 2019
3. Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat 2014-2019
4. Renstra Dinas Kesehatan Kab Ciamis 2014-2019
5. Alat dan
Formulir pemerksaan
bahan
6. Langkah- - Melakukan pengamatan dan pemeriksaan sesuai formulir
langkah - Memberikan nilai (scoring)
- Menyimpulkan hasil scoring/menetapkan resiko pencemaran
Sumur Gali :
Jumlah skor : 9-10 = amat tinggi
6-8 = tinggi
3-5 = sedang
0-2 = rendah
Sumur Pompa tangan /Sumur bor :
Jumlah skor : > = amat tinggi
6-7 = tinggi
3-5 = sedang
0-2 = rendah
- Bila diperlukan, memberikan saran tindak lanjut perbaikan sarana
- Melaporkan hasil Inspeksi Sanitasi ke Kepala Puskesmas dan
Dinas Kesehatan

7. Unit Terkait - Lintas program (Promkes, Pet. TB, Pet. Diare, Surveilans, Pet.
DBD, dll)
- Lintas sektor (Kelurahan, Kecamatan, PDAM dll)
INSPEKSI SANITASI TEMPAT TEMPAT
UMUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum adalah salah satu


pengawasan yang dilakukan oleh sanitarian baik Puskesmas
maupun dinas kesehatan terhadap tempat-tempat umum seperti
hotel, terminal, stasiun, kolam renang, salon, rumah sakit,
Puskesmas, perkantoran dll.
2. Tujuan Pengendalian secara terus menerus terhadap suatu keadaan atau
kegiatan serta melakukan tindakan atau koreksi terhadap keadaan
atau kegiatan yang menyimpang dari ketentuan yang telah
ditetapkan yang dapat merugikan kesehatan masyarakat.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang Inspeksi
sanitasi Tempat Tempat Umum
4. Referensi 1. SOP monitoring kualitas lingkungan pada sarana kesehatan,
Depkes.RI, 2001
2. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
3. Persyaratan Kesling Tempat-tempat Umum, Depkes RI, 1993
4. KMK No. 1204/2004 tentang Persyaratan Kesling Rumah Sakit
5. KMK No. 1428/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesling
Puskesmas
6. PMK No. 061/1991 tentang Persyaratan Kolam Renang dan
Pemandian Umum
7. PMK No. 80/1990 tentang Persyaratan Kesling Hotel
8. Pedoman Umum Program Pariwisata Sehat, Depkes RI, 1999
9. Pedoman Umum Sarana dan Bangunan Umum, Depkes RI,
2002
10. KMK No. 288/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan
Bangunan Umum
5. Alat dan - Formulir pemeriksaan
bahan - Berita Acara
- Visum Kunjungan
- Buku pemeriksaan
- Peralatan
6. Langkah- 1. Persiapan
langkah a. Membuat rencana jadwal kunjungan pemeriksaan secara
periodik, setiap tempat-tempat umum harus di kunjungi setiap
6 bulan sekali.
b. Menentukan rencana jadwal pemeriksaan lengkap dengan
sasaran pemeriksaan, lengkap dengan nama dan alamat.
c. Persiapkan surat tugas dan tanda pengenal lainnya seperti
label nama.
d. Mempersiapkan isntrumen pemeriksaan
2. Pemberitahuan

 Untuk pemberitahuan tergantung tujuan, jika untuk melihat


kenyataan sebenarnya tidak perlu dilakukan pemberitahuan
atau inspeksi sanitasi mendadak tetapi untuk menghindari
pemilik tempat-tempat umum pergi maka lebih baik ada
pemberitahuan secara lisan atau tertulis, sebaiknya
pemberitahuan dikirim dengan surat resmi yang merupakan
dokumen otentik yang ditandatangani kepala dinas.
3. Kunjungan
 Persiapkan mental petugas dan hal – hal yang memperlancar
kunjungan seperti alat transfortasi, rencana kunjungan serta
mapping.
 Bila ada pemberitahuan, usahakan membuat perjanjian
melalui telpon dengan menetapkan waktu.
 Kedatangan ke lokasi secara sopan dengan cara melapor
terlebih dahulu dan menunggu sesuai dengan ketentuan
setempat.
 Pakailah tanda pengenal secara mudah dilihat dan
memperlihatkan surat tugas.
 Utarakan maksud dan tujuan kunjungan anda kepada
pengusaha sampai mendapat pengertian dan kerelaan untuk
diperiksa.
 Yakinkan kepada diri sendiri dan kepada pengusaha bahwa
pemeriksaan bukan untuk mencari kesalahan, tetapi justru
mambantu peningkatan keadaan yang belum baik dengan
cara menunjukan keadaan tersbut dan cara memperbaikinya
yang harus dilakukan untuk kepentingan pengusaha sendiri
bukan untuk pemeriksa.
 Berikanlah umpan balik setiap kali melakukan pemeriksaan
dan kemukakan pula alasan-alasannya serta cara
mengatasinya.
 Setiap melakukan kunjungan selalu bersifat correct (teliti),
dan bersifat membina. Bila ditemukan kekeliruan berikan cara
mengatasinya yang dapat dilaksanakan dan bukan yang tidak
mungkin dikerjakan.
 Pamitlah setelah selesai melakukan kunjungan dan meminta
maaf kalau ada hal-hal yang mengganggu karena kunjungan
tersebut.
4. Pemeriksaan
 Lakukan pemeriksaan dengan observasi maupun pengukuran
sesuai formulir
 Observasi dan pengukuran meliputi;
 Kebersihan secara umum
 Kebersihan dan kerapihan karyawan
 Ada tidaknya binatang pengerat dan peliharaan
 Pengukuran pencahayaan bila diperlukan
 Sistem pembuangan air limbah
 Kondisi bangunan
 Penyediaan Air Bersih
 Kebisingan
 Tempat sampah
 Jamban dan urinoir

5. Penilaian
 Penilaian fisik
o Penilaian ini direalisasikan dalam bentuk chek list dengan
sistem bobot nilai, nilai baik atau memenuhi syarat jika
mencapai 70% atau lebih.
 Penilaian kualitas
o Pemeriksaan kualitas air bersih
o Pemeriksaan kualitas udara
o Pemeriksaan kualitas air limbah
 Kesimpulan pemeriksaan
o Dari kedua pemeriksaan tersebut diambil suatu
kesimpulan hasil pemeriksaan setelah diperoleh hasil
pemeriksaan laboratorium.
6. Pengambilan gambar
Bila memungkinkan maka dilakukan pengambilan gambar yang
berguna untuk
 Melihat perubahan yang terjadi pada setiap pemeriksaan
 Memotivasi pengusaha untuk mau malakukan pembenahan
dan perbaikan
 Bahan penyuluhan dan laporan kegiatan
7. Buku Pemeriksaan Tempat Tempat Umum
 Setiap Tempat Tempat Umum disediakan Buku Pemeriksaan
Tempat Tempat Umum dengan maksud untuk menuliskan
riwayat dari waktu ke waktu sehingga dapat diikuti
perkembangan penyehatannya.
 Untuk setiap penjamah diberikan buku kesehatan penjamah
yang merupakan catatan riwayat kesehatannya.
8. Penyuluhan dan Diskusi
 Selama kunjungan lakukan penyuluhan dan motivasi, baik
mengenai hasil pemeriksaan maupun persyaratan yang harus
diikuti serta saran teknis lainnya.
9. Pencatatan dan Pelaporan
Hasil kegiatan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas
Kesehatan

7. Unit Terkait
- Lintas program (Promkes, Pet. TB, Pet. Diare, Surveilans, Pet.
DBD, dll)
- Lintas sektor (Kelurahan, Kecamatan, dll)
INSPEKSI SANITASI TEMPAT
PENGELOLAAN MAKANAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan adalah salah satu


pengawasan yang dilakukan oleh sanitarian baik Puskesmas
maupun dinas kesehatan terhadap tempat-tempat pengelolaan
makanan seperti industri rumah tangga pangan, rumah makan,
restoran, jasaboga/catering, warung makan, dll
2. Tujuan Pengendalian secara terus menerus terhadap suatu keadaan atau
kegiatan serta melakukan tindakan atau koreksi terhadap keadaan
atau kegiatan yang menyimpang dari ketentuan yang telah
ditetapkan sehingga dapat merugikan kesehatan masyarakat.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang Inspeksi
sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan
4. Referensi 1. UU No. 36/2009 Tentang Kesehatan
2. UU No. 7/1996 Tentang Pangan
3. KMK No. 288/Menkes/SK/III/2003 tentang pedoman penyehatan
sarana dan bangunan umum
4. KMK No. 942/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan
5. KMK No. 1098/2003 Tentang Persyaratan Hygiene dan Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran
6. KMK No. 1096/2011 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
7. Pedoman Pengawasan TPM, Depkes RI, 1992
5. Alat dan - Formulir pemeriksaan
bahan - Berita Acara
- Visum Kunjungan
- Buku pemeriksaan
- Peralatan
6. Langkah- 1. Persiapan
langkah a. Membuat rencana jadwal kunjungan pemeriksaan secara
periodik, setiap tempat-tempat umum harus di kunjungi setiap
6 bulan sekali.
b. Menentukan rencana jadwal pemeriksaan lengkap dengan
sasaran pemeriksaan, lengkap dengan nama dan alamat.
c. Persiapkan surat tugas dan tanda pengenal lainnya seperti
label nama.
d. Mempersiapkan isntrumen pemeriksaan
- Formulir pemeriksaan
- Berita Acara
- Visum Kunjungan
- Buku pemeriksaan
- Peralatan
2. Pemberitahuan
 Untuk pemberitahuan tergantung tujuan, jika untuk melihat
kenyataan sebenarnya tidak perlu dilakukan pemberitahuan
atau inspeksi sanitasi mendadak tetapi untuk menghindari
pemilik tempat pengelolaan makanan pergi maka lebih baik
ada pemberitahuan secara lisan atau tertulis, sebaiknya
pemberitahuan dikirim dengan surat resmi yang merupakan
dokumen otentik yang ditandatangani kepala dinas.
3. Kunjungan
 Persiapkan mental petugas dan hal – hal yang memperlancar
kunjungan seperti alat tranportasi, rencana kunjungan serta
mapping.
 Bila ada pemberitahuan, usahakan membuat perjanjian
melalui telpon dengan menetapkan waktu.
 Kedatangan ke lokasi secara sopan dengan cara melapor
terlebih dahulu dan menunggu sesuai dengan ketentuan
setempat.
 Pakailah tanda pengenal secara mudah dilihat dan
memperlihatkan surat tugas.
 Utarakan maksud dan tujuan kunjungan anda kepada
pengusaha/penanggung jawab sampai mendapat pengertian
dan kerelaan untuk diperiksa.
 Yakinkan kepada diri sendiri dan kepada
pengusaha/penanggung jawab bahwa pemeriksaan bukan
untuk mencari kesalahan, tetapi justru mambantu
peningkatan keadaan yang belum baik dengan cara
menunjukan keadaan tersebut dan cara memperbaikinya
yang harus dilakukan untuk kepentingan pengusaha sendiri
bukan untuk pemeriksa.
 Berikanlah umpan balik setiap kali melakukan pemeriksaan
dan kemukakan pula alasan-alasannya serta cara
mengatasinya.
 Setiap melakukan kunjungan selalu bersifat correct (teliti),
dan bersifat membina. Bila ditemukan kekeliruan berikan cara
mengatasinya yang dapat dilaksanakan dan bukan yang tidak
mungkin dikerjakan.
 Pamitlah setelah selesai melakukan kunjungan dan meminta
maaf kalau ada hal-hal yang mengganggu karena kunjungan
tersebut.
4. Pemeriksaan
 Lakukan pemeriksaan dengan observasi maupun pengukuran
sesuai formulir
 Observasi dan pengukuran meliputi;
 Bagian luar bangunan
 Jalur masuk bahan pangan
 Tempat pencucian
 Penyimpanan bahan
 Dapur pengolahan
 Ruang penyimpanan makanan jadi
 Jalur makanan keluar
 Alat pengangkutnya
 Kebersihan secara umum
 Kebersihan dan kerapihan karyawan
 Ada tidaknya binatang pengerat dan peliharaan
 Mengukur suhu penyimpanan dingin
 Sistem pembuangan air limbah
 Penyediaan Air Bersih
 Tempat sampah
 Jamban dan urinoir

5. Penilaian
 Penilaian fisik
o Penilaian ini direalisasikan dalam bentuk chek list dengan
sistem bobot nilai, nilai baik atau memenuhi syarat jika
mencapai 70% atau lebih.
 Penilaian kualitas
o Pemeriksaan cemaran pada makanan
Indikator terjadinya cemaran digunakan E.coli
o Pemeriksaan kebersihan alat masakan dan makanan
Indikator terjadinya cemaran digunakan E.coli untuk
menilai kebersihan dan angka kuman dibawah 100 untuk
kebersihan penyimpanan
o Pemeriksaan carier penjamah makanan
Melakukan rectal swab, indikatornya salmonella dan
shigella
o Pemeriksaan kualitas air bersih
 Kesimpulan pemeriksaan
o Dari kedua penilaian tersebut diambil suatu kesimpulan
hasil pemeriksaan setelah diperoleh hasil pemeriksaan
laboratorium.
6. Pengambilan gambar
Bila memungkinkan maka dilakukan pengambilan gambar yang
berguna untuk
 Melihat perubahan yang terjadi pada setiap pemeriksaan
 Memotivasi pengusaha untuk mau malakukan pembenahan
dan perbaikan
 Bahan penyuluhan dan laporan kegiatan
7. Buku Pemeriksaan Tempat Pengelolaan Makanan
 Setiap Tempat Pengelolaan Makanan disediakan Buku
Pemeriksaan Tempat Pengelolaan Makanan dengan maksud
untuk menuliskan riwayat dari waktu ke waktu sehingga dapat
diikuti perkembangan penyehatannya.
 Untuk setiap penjamah diberikan buku kesehatan penjamah
yang merupakan catatan riwayat kesehatannya.
8. Penyuluhan dan Diskusi
 Selama kunjungan lakukan penyuluhan dan motivasi, baik
mengenai hasil pemeriksaan maupun persyaratan yang harus
diikuti serta saran teknis lainnya.
9. Pencatatan dan Pelaporan
Hasil kegiatan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas
Kesehatan
7. Unit Terkait Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
Disperindag
Dinas Kesehatan
Puskesmas
INSPEKSI SANITASI TEMPAT
PEMBUANGAN SAMPAH
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap kondisi dan


kepadatan lalat di TPS.
2. Tujuan - Mengetahui tingkat kepadatan lalat
- Mengetahui kondisi dan kualitas TPS
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang Inspeksi
sanitasi Tempat Pembuangan Sampah
4. Referensi 1. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah
4. PMK No. 374 tentang Pengendalian Vektor
5. KMK No. 1428 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesling di
Puskesmas

5. Alat dan 1. Formulir,


bahan 2. ballpoint,
3. visum,
4. berita acara,
5. fly grill
6. Hit Couter

7. Langkah- 1. Persiapan
langkah Siapkan : Formulir, ballpoint, visum, berita acara, fly grill, hit
counter
2. Pelaksanaan
a. Perhatikan konstruksi TPS
b. Perhatikan jaraknya dengan pemukiman
c. Apakah ada sampah yang berceceran dan tidak tertampung
d. Hitung kepadatan lalat, dengan cara :
- Letakkan fly grill di dekat TPS
- Hitung jumlah lalat yang hinggap di fly grill selama 10 detik
- Lakukan sebanyak 10 kali pengukuran pada beberapa titik
- Hitung rata-rata kepadatan lalat dari 5 hasil pengukuran
yang tertinggi.
e. Buat kesimpulan hasil IS
Jika nilainya 0 – 6 = Baik
Jika nilainya 9 – 22 = Sedang
Jika nilainya 29 – 50 = Buruk
3. Pencatatan dan pelaporan
Catat hasil IS dan laporkan ke Kepala Puskesmas dan Dinas
Kesehatan.
8. Unit terkait - Lintas program (Promkes, Pet. TB, Pet. Diare, Surveilans, Pet.
DBD, dll)
- Lintas sektor (Kelurahan, Kecamatan, DKP dll)
KLINIK SANITASI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Klinik Sanitasi merupakan upaya /kegiatan yang mengintegrasikan


pelayanan kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif yang
difokuskan pada penduduk yang berisiko tinggi untuk mengatasi
masalah penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan
lingkungan permukiman yang dilaksanakan secara pasif dan aktif
didalam dan diluar Puskesmas.
2. Tujuan a. Umum
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui upaya
preventif, kuratif dan promotif yang dilakukan secara terpadu,
terarah dan terus menerus.
b. Khusus
- Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas
sektor dalam program pemberantasan penyakit menular dan
penyehatan lingkungan dengan memberdayakan masyarakat.
- Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan
perilaku masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dan
perilaku hidup bersih dan sehat.
- Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan dan
meningkatnya kondisi kesehatan lingkungan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang Klinik
Sanitasi
4. Referensi 1. Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat 2014 – 2019
2. Renstra Dinas Kesehatan Kab Majalengka 2014 - 2019
5. Alat dan Buku Register
bahan
6. Langkah- a. Dalam gedung Puskesmas
langkah 1) Untuk Pasien (Penderita)
Pasien yang mendaftar di loket, setelah mendapat kartu status
kemudian diperiksa oleh petugas medis/paramedis.
Apabila pasien tersebut menderita penyakit berbasis lingkungan
maka dirujuk ke ruang Klinik Sanitasi.

Langkah-langkah Konseling oleh Petugas Klinik Sanitasi :


- Menerima kartu rujukan dari petugas poliklinik
- Mempelajari kartu status tentang diagnosis oleh petugas
poliklinik
- Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya,
karakteristik penderita (umur, jenis kelamin, pekerjaan,
alamat) serta diagnosis penyakit ke buku Register.
- Melakukan wawancara atau konseling dengan
penderita/keluarga penderita tentang kejadian penyakit,
kondisi lingkungan dan perilaku yang diduga berkaitan
dengan penyakit yang diderita.
- Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau
perilaku yang berkaitan dengan penyakit yang diderita.
- Memberikan saran tindak lanjut
- Bila diperlukan, membuat kesepakatan untuk kunjungan
rumah.
2) Untuk Klien
Klien mendaftar di loket, langsung menuju ruang Klinik Sanitasi
untuk konseling.

Langkah-langkah konseling:
- Menanyakan permasalahan yang dihadapai klien
- Mencatat nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat
- Melakukan wawancara
- Membantu menyimpulkan permasalahan
- Memberikan saran pemecahan masalah
- Bila diperlukan, buat kesepakatan untuk kunjungan rumah.
b. Luar Gedung Puskesmas
Kunjungan rumah
- Mempelajari hasil wawancara atau konseling .
- Menyiapkan dan membawa bahan dan alat yang diperlukan.
- Menginformasikan /bekerjasama dengan kader, perangkat
desa, tokoh masyarakat yang terkait dan tenaga
medis/paramedis.
- Melakuan pemeriksaan dan pengamatan lingkungan serta
perilaku.
- Membantu menyimpulkan hasil kunjungan.
- Memberikan saran tindak lanjut.
c. Tindak Lanjut
Diarahkan untuk:
- Mengetahui realisasi atau kesesuaian antara rencana tindak
lanjut dengan kenyataan
- Keterlibatan masyarakat, lintas program dan lintas sektor
- Perkembangan kejadian penyakit dan permasalahan
kesehatan lingkungan

Dapat dilakukan secara insidenti dan berkala, antara lain melalui


- Forum lokakarya mini Puskesmas
- Rapat lintas sektor terkait
- Pertemuan tingkat kelurahan
- Kunjungan Posyandu
- Observasi lapangan dan supervise
- Surveilance
7. Unit Terkait - Lintas program (Pet. BP, Pet MTBS, Promkes, Pet. TB, Pet.
Diare, Surveilans, Pet. DBD, dll)
- Lintas sektor (Desa, Kecamatan, dll))
PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH
UNTUK PEMERIKSAAN
BAKTERIOLOGIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
Yosi Garniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Proses mengambil sampel air yang berasal dari suatu sarana air
bersih (Sumur gali, sumur pompa tangan, dll) untuk pemeriksaan
parameter mikrobiologis.
2. Tujuan Untuk mengetahui kualitas air bersih apakah memenuhi syarat
kesehatan atau tidak berdasarkan parameter bakteriologi.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang
Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan bakteriologi
4. Referensi 1. PMK 416 / 1990 , Syarat – syarat pengawasan kualitas air
2. PMK 736 / 2010, Tatalaksana pengawasan kualitas air minum.
3. PMK 492 / 2010, Persyaratan kualitas air minum.
4. Depkes RI . 2006, Pedoman Penyelenggaraan Hygiene sanitasi
Depot air minum
5. Depkes RI, 1995, Pengawasan Kualitas Air untuk Penyediaan air
Bersih Pedesaaan dan Kota Kecil.
5. Alat dan 1. Lampu spirtus
bahan 2. Kapas alkohol
3. Botol sampel steril
4. Kertas label
5. Coolbox

6. Langkah- A. Air Kran dari jaringan distribusi atau Pancuran Pompa


langkah Tangan Permanen
1. Bersihkan kran dari semua kotoran.
2. Buka kran hingga air keluar maksimal dan biarkan mengalir
selama 1-2 menit.
3. Matikan/tutup kran.
4. Mensterilkan kran dengan api dari lampu spiritus, api dari
kapas beralkohol atau pembakar dari gas.
5. Membuka kran dengan aliran sedang dan membiarkannya
selama 1-2 menit.
6. Membuka botol sampel steril dengan hati-hati agar terjaga
kondisi sterilnya. Tutup botol diletakkan diatas kertas steril
bagian dalam yang tidak bersentuhan dengan tangan,
menghadap kebawah.
7. Mengisi botol sampel hingga terisi 2/3 botol.
8. Sterilkan tutup botol dengan api. Segera tutup botol dengan
hati-hati agar terjaga sterilitasnya.
9. Pasang kembali kertas coklat dan beri label.
10. Masukkan ke coolbox atau wadah dengan pendingin.
11. Kirim segera ke laboratorium.

B. Air dari sumber air atau reservoir (sungai, danau, dll)


1. Membuka botol sampel steril dengan hati-hati agar terjaga
kondisi sterilnya. Tutup botol diletakkan diatas kertas steril
bagian dalam yang tidak bersentuhan dengan tangan,
menghadap kebawah.
2. Masukkan botol sampel sedalam kira-kira 20 cm dengan bibir
sedikit menghadap keatas, bila ada aliran dalam air, mulut
botol harus menghadap arah datangnya aliran air.
3. Mengisi botol sampel hingga penuh, keluarkan sebagian
airnya hingga kira-kira 2/3 volume atau ada ruang udara.
4. Sterilkan tutup botol dengan api
5. Segera tutup botol dengan hati-hati agar terjaga sterilitasnya.
6. Pasang kembali kertas coklat dan beri label.
7. Masukkan ke coolbox atau wadah dengan pendingin.
8. Kirim segera ke laboratorium.
C. Air dari sumur gali
1. Membuka botol sampel steril dengan hati-hati agar terjaga
kondisi sterilnya. Tutup botol diletakkan diatas kertas steril
bagian dalam yang tidak bersentuhan dengan tangan,
menghadap kebawah.
2. Masukkan botol sampel sedalam kira-kira berada setengah
dari kedalaman air.
3. Biarkan botol sampel hingga penuh, keluarkan sebagian
airnya hingga kira-kira 2/3 volume atau ada ruang udara.
4. Sterilkan tutup botol dengan api .
5. Segera tutup botol dengan hati-hati agar terjaga sterilitasnya.
6. Pasang kembali kertas coklat dan beri label.
7. Masukkan ke coolbox atau wadah dengan pendingin.
8. Kirim segera ke laboratorium.

7. Unit terkait Desa


Puskesmas
Dinas Kesehatan
PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH
UNTUK PEMERIKSAAN KIMIA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Proses mengambil sampel air yang berasal dari suatu sarana air
bersih (Sumur gali, sumur pompa tangan, dll) untuk pemeriksaan
parameter kimia.
2. Tujuan Untuk mengetahui kualitas air bersih apakah memenuhi syarat
kesehatan atau tidak berdasarkan parameter kimia.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang
Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan kimia
4. Referensi 1. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. Juklak/Juknis Pengawasan kualitas Air Aspek Kimia Air Minum
dan Air Bersih, Depkes RI, 1993
3. KMK-No.-1428-ttg-Pedoman-Penyelenggaraan-Kesling-di-
Puskesmas

5. Alat dan 1. Label


bahan 2. Formulir pengambilan sampel
3. Ballpoint
4. Dirgen

6. Langkah- 1. Pengambilan sampel air bersih pada kran pencauran/pompa


langkah a. Persiapan
1) Penentuan lokasi
2) Menyiapkan: label, formulir pengembilan sampel,
ballpoint
3) Mengambil dirgen sampel di Labkesda
b. Pelaksanaan
1) Membersihkan kran
2) Membuka kran dan membiarkan air mengalir 1-2 menit
3) Membuka dirgen sampel
4) Mengisi dirgen sampel sampai penuh (tanpa ruangg
udara) dengan hati-hati dengan posisi dirgen miring
agar tidak terjadi aerasi
5) Menuutp dirgen
6) Memberikan label sampel
Dalam lambel mencantumkan:
a) Puskesmas/Kelurahan
b) Nama Pemilik
c) Alamat
d) Jenis Sampel
e) Tanggal
f) Jam Pengambilan
g) Petugas Pengirim
c. Pengiriman
Kirim sampel ke laboratorium maksimal 2 jam sejak
pengambilan sampel pertama
2. Pengambilan sampel air bersih pada sumur gali
a. Persiapan
1) Penentuan lokasi
2) Menyiapkan: label, formulir pengembilan sampel,
ballpoint
3) Mengambil dirgen sampel di Labkesda
b. Pelaksanaan
1) Ambil air sumur dengan menggunakan timba
2) Membuka irgen sampel
3) Mengisi dirgen dengan sampel penuh dengan
menggunakan paying, posisi dirgen dalam keadaan
miring
4) Menutup dirgen
5) Memberikan label sampel
Dalam lambel mencantumkan:
a) Puskesmas/Kelurahan
b) Nama Pemilik
c) Alamat
d) Jenis Sampel
e) Tanggal
f) Jam Pengambilan
g) Sisa Chlor
h) Petugas Pengirim
c. Pengiriman
Kirim sampel ke laboratorium maksimal 2 jam sejak
pengambilan sampel pertama
7. Unit Terkait Kelurahan
Puskesmas
Dinas Kesehatan
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN
UNTUK PEMERIKSAAN
BAKTERIOLOGI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Mengambil sampel makanan yang berasal dari tempat pengelolaan


makanan (warunng makan, rumah makan, restoran, catering, dll)
untuk mengetahui tingkat kontaminasi oleh mikroba/bakteri.
2. Tujuan 1. Untuk mengetahui tingkat kontaminasi makanan yang telah di
olah dan siap untuk di konsumsi ( disantap ).
2. Untuk memberikan dorongan ( motivasi ) kepada pengusaha
dan karyawan agar terus menerus meningkatkan kesehatan
pengolahan makanan dan menghindari hal – hal yang dapat
memungkinkan terjadinya kontaminasi terhadap makanan yang
dikelolanya
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang
Pengambilan sampel makanan untuk keperluan bakteriologi
4. Referensi 12. Peraturan Kepala BPOM RI Hk.00.06.1.52.4011 Tentang
Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia
Dalam Makanan
13. Petunjuk pelaksanaan dalam pengumpulan data bakteriologis
usap alat makan / masak, usap dubur penjamah, contoh
makanan jadi dan contoh air.

5. Alat dan 1. Botol


bahan 2. kantong plastic
3. sendok steril
4. pisau steril
5. sarung tangan
6. plastic
7. Alat tulis
6. Langkah- 1. Persiapkan segala sesuatu untuk pengambilan contoh makanan
langkah seperti mempersiapkan botol, kantong plastic, sendok steril, pisau
steril, sarung tangan plastic dan keperluan tulis menulis yang di
perlukan untuk mengambil contoh.
2. Persiapkan catatan pada formulir pemeriksaan tentang lokasi
yang menjadi sasaran ( nama TPM atau jasa boga ), alamat,
tanggal pengambilan dan nama petugas yang melakukan
pengambilan contoh .
3. Mintalah makanan kepada pengusaha sebanyak satu porsi,
kemudian dibayar sebagai mana biasa, sehinnga dapat di cegah
kemungkinan diberikannya contoh yang sudah di persiapkan
sebelumnya.
4. Makanan di masukkan kedalam botol atau kantong plastik steril,
dengan cara yang sesuai keperluannya, yaitu :
a. Untuk memeriksa secara total, cukup dengan cara
memasukkan bersama dalam satu wadah ( di campurkan )
b. Untuk memeriksa setiap jenis makanan, maka setiap makanan
di masukan ke dalm wadah sendiri-sendiri yang terpisah. Untuk
itu di perlukan wadah yang cukup banyak sesuai dengan
banyaknya jenis makanan.
5. Pengambilan makanan dari porsi ke dalam wadah menggunakan
sendok steril dan pisau pemotong untuk memotong makanan
yang ukurannya kebesaran agar mudah di masuk dalam wadah (
botol )
6. Pisau atau sendok steril harus di bungkus steril sebelum di pakai,
dan bila di perlukan untuk strelisasai lapangan, di panaskan di
atas lampu piritus beberapa saat dan di tunngu sampai pisau
kembali dingin ( jangan di pegang dengan tangan ).
7. Wadah botol di tutup dengan tutupnya yang sebelumnya di
inginkan diatas api spiritus, atau kantong plastic di lipat bagian
atasnya beberapa kali lipatan kemudian di stekker dengan
staples machine.
8. Wadah / botol atau kantong plastic di temple kertas cellotape atau
di tulis dengan spidol tahan air lansung dalam plastic cukup
memberi nomor kode dan tanggal pengambilan.
9. Persiapkan buku harian pengumpulan contoh , kemudian
uraiakan secara lengkap rincian dari nomor kode yang di pakai
secara lengkap. Penetapan kode dengan menggunakan huruf
besar atau angka biasa untuk satuan jenis. Contohnya sebagai
berikut :
10. Untuk membawa/mengirim contoh makanan, perlu diperhatikan
sebagai berikut :
a. Segera stelah pengambilan harus sudah sampai di
laboratorium pemeriksa dalam waktu 1 x 24 jam
b. Bila keadaan tidak memungkinkan , maka contoh harus di
bungkus dengan aluminium foil dan ditempatkan pada suhu
dibawah 4° C selama dalam penyimpanaan dan perjalanan
c. Pengguna termos adalah cukup baik untuk membawa contoh,
atau bisa juga dalam kotak / doos yang diisi es kering (dry ice)
dan dibungkus rapat (es kering akan segera habis dalam
ruangan terbuka).
11. Membawa contoh ke laboratorium dengan formulir pengiriman
contoh yang dalm pemeriksaan contoh yang berisikan tentang
tujuan pemeriksaan yang di kehendaki . tujuan umum dalam
pemeriksaan contoh makanan secara laboratorais adalah :
a. bakteri kontaminan : E. coil
b. bakteri pathogen : - Sallmonella
- Sygghela
- Vibrio cholera /
parahaemoltiticus
- Entero bacteri pathogen lain
Untuk tingkat kontaminan cukup dengan pemeriksaan E.coli
7. Unit terkait Kelurahan
Labkesda
Disperindag
Puskesmas
Dinas Kesehatan
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN
UNTUK PEMERIKSAAN KIMIA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Mengambil sampel makanan/minuman yang berasal dari tempat


pengelolaan makanan (warung makan, rumah makan, restoran,
catering, dll) untuk mengetahui ada tidaknya cemaran kimia
khususnya yang dilarang ditambahkan ke pangan.
2. Tujuan Mengetahui ada tidaknya cemaran kimia khususnya yang dilarang
ditambahkan ke pangan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang
Pengambilan sampel makanan untuk keperluan kimia
4. Referensi 1. Permenkes RI No. 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan
Pangan
2. Peraturan Kepala BPOM RI Hk.00.06.1.52.4011 Tentang
Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia
Dalam Makanan

5. Alat dan 1. Botol


bahan 2. kantong plastic
3. sendok steril
4. pisau steril
5. sarung tangan
6. plastic
7. Alat tulis

6. Langkah- 1. Persiapkan segala sesuatu untuk pengambilan contoh makanan


langkah seperti mempersiapkan botol atau kantong plastik, keperluan tulis
menulis yang di perlukan untuk mengambil sampel.
2. Persiapkan catatan pada formulir pemeriksaan tentang lokasi
yang menjadi sasaran ( nama TPM), alamat, tanggal pengambilan
dan nama petugas yang melakukan pengambilan sampel.
3. Mintalah makanan kepada pengusaha sebanyak minimal 60 gram,
kemudian dibayar sebagai mana biasa, sehingga dapat di cegah
kemungkinan diberikannya sampel yang sudah di persiapkan
sebelumnya.
4. Makanan di masukkan kedalam botol atau kantong plastik,
dengan cara yang sesuai keperluannya, yaitu :
a. Untuk memeriksa secara total, cukup dengan cara
memasukkan bersama dalam satu wadah ( di campurkan )
b. Untuk memeriksa setiap jenis makanan, maka setiap makanan
di masukan ke dalm wadah sendiri-sendiri yang terpisah. Untuk
itu di perlukan wadah yang cukup banyak sesuai dengan
banyaknya jenis makanan.
5. Wadah / botol atau kantong plastic di temple kertas label sampel.
6 Membawa contoh ke laboratorium dengan formulir pengiriman
sampel yang berisikan tentang tujuan pemeriksaan yang di
kehendaki .

7. Unit terkait Labkesda


Disperindag
Puskesmas
Dinas Kesehatan
PENGAMBILAN SAMPEL REKTAL WAB
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Mengambil sampel usap dubur penjamah makanan maupun


karyawan lainnya.
2. Tujuan Untuk mengetahui keadaan kesehatan pada penjamah makanan
maupun karyawan lain apakah sebagai carrier penyakit / bukan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang
Pengambilan sampel Rektal Wab
4. Referensi 1. Pedoman Pengawasan TPM, Depkes RI, 1992
2. UU No. 36/2009 Tentang Kesehatan
3. UU No. 7/1996 Tentang Pangan
4. KMK No. 715/2003 Tentang Persyaratan Hygiene dan Sanitasi
Jasaboga
5. KMK No. 942/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan
6. KMK No. 1098/2003 Tentang Persyaratan Hygiene dan Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran.
7. Petunjuk pelaksanaan dalam pengumpulan data bakteriologis
Usap alat makan / masak, usap dubur Penjamah, contoh
makanan jadi dan contoh air.

5. Alat dan 1. kapas


bahan 2. botol media transport,
3. kapas lidi
4. lampu spirtus

6. Langkah- 1. Persiapkan segala sesuatu untuk pemeriksaan usap dubur


langkah termasuk persiapan kapas botol media transport, kapas lidi
dan lampu spirtus.
2. Persiapkan catatan pada formulir pemeriksaan tentang nama
yang diperiksa, umur dan tanggal pemeriksaan serta tempat
kerjanya.
3. Persiapkan sarung tangan dan dipakai dgn rapi.
4. Perintahkan dengan cara sopan kepada penderita atau orang
yg akan diambil usap duburnya dgn posisi menungging kedua
belah tangannya memegang masing masing pinggulnya
atau dapat juga dengan cara tengkurap.
5. Pemeriksa berdiri disamping kiri dari penderitanya.
6. Tangan kiri pemeriksa memegang dan melebarkan lubang
anus kearah samping kiri kanan dengan cara meregangkan
dgn jari tgn kiri. Kemudian tangan kanan bersiap dengan
lidi kapas steril dan dimasukan kedalam anus secara diputar
searah jarum jam dengan arah kira kira sejajar dengan badan
penderita dan kapas lidi harus masuk sedalam kurang lebih 3
cm.
7. Selama memasukan lidi kapas tetap diputar searah jarum jam
dan ditarik dengan terus memutar kearah yang sama sampai
keluar
8. Setelah kapas lidi diluar, segera ambil contoh pembawa, buka
sekrupnya dan tenggelamkan kapas lidi ke dalamnya. Gunting
kelebihan lidi setinggi tutup botol atau bisa juga dipatahkan.
Kemudian dipanaskan di atas api spirtus sekitar bibir botol
kemudian di tutup rapat.
9. Tempelkan kertas label yg telah dipersiapkan kebotol dan tulis
etiket dengan memberi nama dan no kode serta tempat kerja
sesuai dalam formulir.
10. Masukkan sampel ke dalam coolbox.
11. Segera kirim ke Laboratorium.
7. Unit terkait Labkesda
Puskesmas
Dinas Kesehatan
PENGAMBILAN SAMPEL USAP ALAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Mengambil sampel usap alat makan yang siap di pergunakan.


2. Tujuan Untuk mengetahui tingkat kebersihan dari alat makan dan alat
masak
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang
Pengambilan
4. Referensi 1. UU No. 36/2009 Tentang Kesehatan
2. UU No. 7/1996 Tentang Pangan
3. KMK No. 288/Menkes/SK/III/2003 tentang pedoman penyehatan
sarana dan bangunan umum
4. KMK No. 942/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan
5. KMK No. 1098/2003 Tentang Persyaratan Hygiene dan Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran
6. KMK No. 1096/2011 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
7. Pedoman Pengawasan TPM, Depkes RI, 1992
8. Petunjuk pelaksanaan dalam pengumpulan data bakteriologis
Usap alat makan / masak, usap dubur Penjamah, contoh
makanan jadi dan contoh air.
5. Alat dan 1. Sarung tangan steril
bahan 2. Alat masak/alat makan yang akan di periksa
3. Formulr pemeriksaan
4. Lidi kapas steril
5. Botol steril

6. Langkah- a . Persiapkan sarung tangan yg steril untuk mulai mengambil


langkah sampel
b. Alat makan/masak yg akan diperiksa masing masing diambil 4-
5buah tiap jenis yg diambil acak dr tempat peyimpanan
c. Persiapkan catatan formulir pemeriksaan dgn membagi alat
masak/makan dlm kelompok
d. Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka tutup botol dan
masukan lidi kapas steril ke dlmnya.
e. Lidi kapas steril dalam botol ditekan kedinding botol untuk
membuang airnya,baru diangkat dan diusapkan pada setiap
alat alat yg diusapkan sampai satukelompok selesai diusap.
f.. Permukaan tempat alat/perabot yg diusap yaitu :
- Cangkir dan gelas : permukaan luar dan dalam bag bibir
setinggi 6 mm
- Sendok : permukaan bagian luar dan dalam
seluruh mangkok sendok
- Garpu : permukaan bag Luar dan dalam alat
penusuk
- piring : permukaan dalam tempat makanan
diletakan

g. Cara melakukan usapan :


- Pada cangkir dan gelas dengan usapan mengelilingi bidang
permukaan
- Pada sendok dan garpu dengan usapan seluruh permukaan
luar dalam
- Pada piring dengan 2 usapan pada permukaan tempat
makanan dengan menyilang siku siku antara garis usapan
yang satu dengan usapan kedua.
Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan tiga kali
berturut turut dan satu lidi kapas digunakan untuk satu kelompok
alat makan yg diperiksa
i. Pada peralatan masak setiap usapan seluas 8 inchi persegi
atau 50 cm2 dilakukan tiga kali berturut turut dan dianggap satu
kelompok setelah dilakukan luas permukaan sebanyak 5 kali @
luasnya 8 inchi persegi
j. Untuk setiap habis mengusap 1 alat dr satu kelompok selalu
dimasukan kedalam botol cairan diputar putar dan ditekan
kedinding,demikian dilakukan berulang ulang sampai semua
kelompok diambil usapnya
k. Pada usapan peralatan makan setiap usapan alat harus
mencapai luas sekitar 8 inchi persegi atau 50 cm 2 dan
dilakukan 5 kali sehingga cukup mencapai luas 40 inchi persegi
atau 256 cm2 permukaan ( I inchi = 6,4 cm2)
Setiap 1 (satu ) kelompok menggunakan 1( swab) yg
diusapkan dengan cara seperti pd butir no.11
m. Setelah semua kelompok alat makan atau luas permukaan
peralatan masak,kapas lidi dimasukan kedalam botol,lidinya
dipatahkan atau digunting, dan bibir botol dipanaskan dgn api
spirtus baru ditutup sekrupnya.
n. Tempelkan kertas cellotape yg telah dipersiapkan, tulis etiket
dengan spidol yg menyatakan alat makan dan tempat yg
diambil contohnya diberi no sesuai dengan lembar formulir
o. Kirimkan segera ke Lab dgn suhu dingin utk diperiksa bila tidak
dapat dikirim segera disimpan ditempat penyimpanan dingin
7. Unit terkait Labkesda
Puskesmas
Dinas Kesehatan
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Tindakan dan proses dalam melakukan kegiatan pemisahan,


pengumpulan, pewadahan dan pemusnahan sampah medis padat
yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, farmasi atau
sejenisnya, pengobatan, yang menggunakan bahan beracun,
infeksius, berbahaya.
2. Tujuan Mengamankan sampah medis sehingga tidak membahayakan
lingkungan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang Pengelolaan
limbah padat
4. Referensi 1. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. KMK No. 1428/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas
4. KMK No. 1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
5. PP No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun

5. Alat dan 1. Kanong plastik


bahan 2. Safety box

6. Langkah- 1. Setiap ruangan yang berpotensi menghasilkan limbah medis


langkah padat ditempatkan tempat sampah medis berwarna kuning
dilengkapi kantong plastik warna kuning dan safety box
berlogo limbah medis/infeksius.
2. Wadah yang ada dimasing-masing ruangan dicek setiap hari
untuk mengetahui volume sampah medis yang dihasilkan.
3. Wadah yang telah penuh isinya dipindahkan dalam satu
kontainer besar berwarna kuning berlogo limbah medis
infeksius sebagai penampungan sementara sebelum dikirim
ke Pihak Ketiga (PT. TMC).
4. Pengiriman limbah medis dilakukan sesuai jadwal yang
ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten ciamis dan PT
TMC sesuai dengan MoU yang telah disepakati.
5. Kontainer yang kotor dicuci dengan desinfektan, dikeringkan
dan dilengkapi kantong plastik warna kuning dan ditempatkan
kembali di ruang penghasil limbah medis atau ruang lainnya.
6. Dokumen pengiriman limbah medis disimpan untuk dokumen
bukti.

7. Unit terkait Puskesmas


Dinas Kesehatan
Kantor Lingkungan Hidup
PT. TMC
PROSEDUR MENGGUNAKAN ALAT
PEMANTAUAN KESEHATAN
LNGKUNGAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Tata cara atau langkah-langkah dalam mengoperasikan alat-alat


pemantauan kesehatan lingkungan.
2. Tujuan Alat-alat dapat dioperasikan dengan benar sehingga mendapatkan
hasil pengukuran yang tepat.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang prosedur
menggunakan alat pemntauan kesehatan lingkungna
4. Referensi 1. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. KMK No. 1428/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas
4. KMK No. 1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
5. PP No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun

5. Alat dan 1. Ph Tester


bahan 2. Hygrometer
3. Lux meter

6. Langkah- pH TESTER
langkah 1. Lepaskan tutup pelindung.
2. Nyalakan pada posisi ON pada bagian atas alat.
3. Kalibrasi alat dengan buffer pH 4 untuk pengukuran air
limbah atau buffer pH 7 untuk pengukuran air bersih/air
minum.
4. Lakukan pengukuran antara posisi pada level maksimun
dan minimum seperti yang tertera pada alat.
5. Diamkan pada air yang akan diukur, tunggu sampai dengan
angka pada layar pengukuran stabil/tetap.
6. Catat sebagai hasil pengukuran.
7. Pengukuran selesai tekan tombol OF, keringkan elektroda
dengan tisu dan tutup kembali dengan tutup pelindungnya.

HYGROMETER
1. Nyalakan alat pada posisi ON
2. Pasang pada lokasi yang akan diukur suhu dan
kelembabannya berdasarkan waktu yang telah ditentukan.
3. Tekan tombol “Min” untuk mengetahui suhu terendah lokasi
yang diperiksa dan tekan tombol ‘Max” untuk mengetahui suhu
tertinggi lokasi yang diperiksa.
4. Baca dan catat hasil pengukuran suhu dan kelembaban pada
layar.
5. Lepas kembali battery setelah selesai digunakan.

LUX METER
1. Pasang battery sebagai sumber tenaga.
2. Tentukan tempat pengukuran.
3. Hidupkan alat pada posisi ON.
4. Tentukan satuan sebagai skala pengukuran, misalny Lux
dengan menggeser tombol pada panel depan Lux Meter.
5. Buka penutup sensor pengukur cahaya.
6. Lakukan pengukuran dengan memposisikan sensor pada lokasi
yang akan diukur (ketinggian posisi sensor disesuaikan dengan
maksud dan tujuan pengukuran cahaya).
7. Catat sebagai hasil pengukuran.
8. Lepas kembali battery setelah Lux Meter digunakan
7. Unit terkait
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Sistem pengelolaan termasuk pengolahan limbah cair Puskesmas


baik medis maupun non medis.
2. Tujuan Mengamankan limbah cair yang dihasilkan oleh Puskesmas agar
idak mencemari lingkungan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang pengelolaan
limbah cair
4. Referensi 1. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. KMK No. 1428/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas
4. KMK No. 1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
5. PP No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun

5. Alat dan
bahan
6. Langkah- 1. Air limbah yang berasal dari kamar mandi disalurkan ke riol
langkah kota.
2. Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak memiliki
IPAL harus dikelola sesuai ketentuan yang berlaku dengan
bekerjasama dengan pihak lain (pihak ketiga).
3. Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem
saluran tertutup.
4. Air limbah yang diolah melalui IPAL diambil sampelnya
setahun sekali untuk diperiksa kualitasnya.
5. Lakukan perbaikan jika hasil pemeriksaan tidak memenuhi
baku mutu.

7. Unit terkait Dinas Kesehatan


Kantor Lingkungan Hidup
PENATALAKSANAAN KERACUNAN
PANGAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Penatalaksanaan yang dilakukan saat terjadi keracunan pangan.


2. Tujuan Menatalaksana korban keracunan pangan dan mengamankan dan
memeriksakan pangan yang diduga penyebab keracunan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang
penatalaksanaan keracunan pangan
4. Referensi 1. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 7/1996 Tentang Pangan
3. PP No. 28/2004 tentang Kemananan Mutu dan Gizi Pangan
4. Permenkes RI No. 1096/2011 Tentang Hygiene Sanitasi
Jasaboga
5. KMK No. 942/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan
6. KMK No. 1098/2003 Tentang Persyaratan Hygiene dan Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran
7. Permenkes RI No. 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan
Pangan
8. Peraturan Kepala BPOM RI Hk.00.06.1.52.4011 Tentang
Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia
Dalam Makanan
5. Alat dan 1.Temapt untuk sampel makanan
bahan 2. Label
3, Cool box
6. Langkah- 1. Informasi terjadinya keracunan makanan dikofirmasi apakah
langkah benar ada keracunan makanan.
2. Puskesmas melaporkan kasus keracunan makanan ke Dinas
Kesehatan secara lisan.
3. Melakukan penyelidikan awal , penanggulangan korban dan
pengamanan sampel makanan:
a. Buat surat perintah melaksanakan penyelidikan
b. Datangi korban / rumah korban/tempat kejadian / rumah sakit
c. Tangani korban (kirim ke Puskesmas atau Rumah Sakit)
d. Amankan sampel makanan ( identifikasi jenis sampel
makanan, beri label pada sampel makanan, buat berita acara
pengamanan sampel makanan, masukan sampel makanan
pada cool box , bawa sampel ke Puskesmas / Rumah Sakit
dan simpan dalam lemari pendingin atau kirim langsung ke
laboratorium yang dirujuk jika memungkinkan.)
e. Wawancara korban dan pihak terkait.
f. Buat laporan W1
4. Buat laporan awal
a. Buat berita acara pengantar laporan awal keracunan
makanan, lampirkan berita acara pengamanan sampel ,
ringkasan berita keracunan makanan , laporan W1
Puskesmas / RS
b. Kirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis

7. Unit terkait Puskesmas


RS
Polresta
BPOM
TATA CARA PEMBUATAN KOMPOS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Pemanfaatan sampah organik yang mudah membusuk khususnya


daun-daunan menjadi kompos.
2. Tujuan 1. Mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan
kesehatan.
2. Mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang Tatacara


pembuatan kompos
4. Referensi 1 UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

2 UU No. 36/2009 tentang Kesehatan


3 UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
4 KMK No. 1428/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas
5 KMK No. 1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
5. Alat dan 1. Sampah
bahan 2. Wadah/tempat sampah
3. Sekam/ Serbuk gergaji

6. Langkah- a. Pemilahan
langkah • Sampah organik yang berupa sisa makanan, kulit buah,
sisa sayuran dicacah 2x2 cm.
Sisa sayur yang mengandung santan dibilas dulu,
ditiriskan. Tulang, daging, lemak, minyak disisihkan karena
mengganggu proses pengomposan.

b. Pencampuran
• Wadah pengomposan diisi dulu dengan kompos lama 1/3
wadah.
• Masukkan sampah dapur setiap hari, diaduk sampai
tertutup kompos lama.
• Jika terllau basah ditambah sampah coklat misalnya serbuk
kayu gergajian atau sekam.
• Ciri proses pengomposan berjalan timbul panas
• Setelah wadah penuh, 1/3 bagian bawah bisa digunakan
sebagai kompos, 2/3 bagian atas dilanjutkan prosesnya
sebagai biang / bibit kompos.

c. Pembalikan
• Untuk mengendalikan ketersediaan udara segar (oksigen)
dan suhu dilakukan pembalikan setiap 7 hari sekali.
Jika adonan kompos kering perlu diperciki air
d. Pematangan
• Setelah proses pengomposan berjalan 4 minggu, suhu
menurun mendekati suhu tanah. Pembalikan tetap
dilakukan selama 2 minggu.
• Tanda-tanda kompos yang sudah matang a.l. :
- Tidak terlihat bahan aslinya (daun), tetapi
menjadi butiran seperti tanah.
- Tidak berbau sampah atau busuk, tetapi
berbau tanah.
- Warna kehitaman atau coklat kehitaman.
- Suhu sama dengan suhu tanah.

e. Pengayakan
• Kompos yang sudah matang diayak untuk memisahkan dari
bahan-bahan yang kasar misalnya ranting, potongan daun,
biji-bijian atau kulit buah yang belum menjadi kompos
karena terllau besar atau keras.
• Kompos kasar yang tertinggal diayakan dapat digunakan
sebagai “biang” karena mengandung mikroba pengurai
sampah, dapat dicampurkan kedalam tempat
pengomposan yang baru.

f. Pengemasan
• Kompos yang siap pakai dimasukkan kedalam kantung-
kantung plastik kedap air agar kelembaban terjaga.
• Kompos yang terlalu basah perlu diangin-anginkan terlebih
dahulu di tempat teduh.

7. Unit terkait Kantor Lingkungan Hidup


Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Dinas Kesehatan
PENANGANAN BENCANA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Penanganan yang dilakukan terhadap kesehatan masyarakat saat


terjadi bencana.
2. Tujuan Meminimalisir dampak kesehatan masyarakat saat terjadi
bencana.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang penanganan
bencana
4. Referensi 1. UU RI NO. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
2. Kepmenkes RI No. 145 tentang Pedoman Penanggulangan
Bencana Bidang Kesehatan.
3. Kepmenkes RI No. 406 tentang Pembentukan Pemuda
Siaga Peduli Bencana (DASIPENA)

5. Alat dan 1. Obat Obatan


bahan 2. Alat alat medis

6. Langkah- 1. Informasi terjadinya bencana yang diterima segera


langkah dikonfirmasi tentang kebenaran informasi tersebut.
Konfirmasi bisa dilakukan ke Petugas Puskesmas, Kader
Kesehatan, Kader Dasipena, Kampung Siaga, dll.
2. Segera melakukan koordinasi dengan Tim Siaga Bencana,
Dasipena, UPTD Kesehatan Khusus dan Puskesmas
Setempat serta Kantor Penanggulangan Bencana Daerah
dan Pemadam Kebakaran.
3. Menyiapkan peralatan, obat-obatan, tim medis, dan sarana
pendukung lainnya.
4. Tim segera menuju lokasi kejadian.
5. Melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan.
6. Membuat laporan.
7. Unit terkait Puskesmas
Dinas Kesehatan
UPTD Kesus
Kantor Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam
Kebakaran
Tim Siaga Bencana
Dasipena
Kampung Siaga
PENGAMBILAN SAMPEL AIR LIMBAH
UNTUK PEMERIKSAAN PARAMETER
MIKROBIOLOGI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Tata cara mengambil sampel air limbah untuk pemeriksaan


parameter mikrobiologi.
2. Tujuan Untuk mengetahui kualitas air limbah apakah memenuhi baku
mutu atau tidak berdasarkan parameter bakteriologi.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang
Pengambilan sampel air limbah untuk pemeriksaan parameter
mikrobiologi
4. Referensi 1. SOP monitoring kualitas lingkungan pada sarana kesehatan,
Depkes.RI, 2001
2. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
3. Persyaratan Kesling Tempat-tempat Umum, Depkes RI, 1993
4. KMK No. 1204/2004 tentang Persyaratan Kesling Rumah Sakit
5. KMK No. 1428/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesling
Puskesmas
6. PMK No. 061/1991 tentang Persyaratan Kolam Renang dan
Pemandian Umum
7. PMK No. 80/1990 tentang Persyaratan Kesling Hotel
8. Pedoman Umum Program Pariwisata Sehat, Depkes RI, 1999
9. Pedoman Umum Sarana dan Bangunan Umum, Depkes RI,
2002
10. KMK No. 288/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan
Bangunan Umum
11. Pedoman Cara Pengambilan, Pengiriman dan Analisa Sampel
Air Buangan, Depkes RI, 1989
5. Alat dan 1. Botol
bahan 2. Label
3. Cool Box

6. Langkah- 1. Menggunakan botol sampel yang sudah dilengkapi


langkah pemberat dan tali yang cukup panjangnya.
2. Sterilkan tangan dengan kapal beralkohol.
3. Buka tutup botol sampel.
4. Turunkan atau masukkan botol sampel ke air limbah kira
kira berada setengah kedalam air limbah atau berada pada
kedalaman yang terdapat arus/aliran air limbah dengan
arah berlawanan. Diusahakan agar botol tidak menyentuh
dinding bak/container air limbah/sungai.
5. Isi botol sampai penuh, keluarkan sebagian airnya hingga
kira-kira tinggal 2/3 volume botol.
6. Lidah apikan tutup botol dan leher botol.
7. Tutup botol dengan segera.
8. Beri label.
9. Masukkan ke dalam coolbox yang dilengkapi pendingin.
10. Kirim segera ke laboratorium.
7. Unit terkait Labkesda
Dinas Kesehatan
Puskesmas
Kantor Lingkungan Hidup
PENGAMBILAN SAMPEL AIR LIMBAH
UNTUK PEMERIKSAAN PARAMETER
KIMIA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Tata cara mengambil sampel air limbah untuk pemeriksaan


parameter kimia.
2. Tujuan Untuk mengetahui kualitas air limbah apakah memenuhi baku
mutu atau tidak berdasarkan parameter kimia.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang
Pengambilan sampel air limbah untuk pemeriksaan parameter Kimia
4. Referensi 1. SOP monitoring kualitas lingkungan pada sarana kesehatan,
Depkes.RI, 2001
2. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
3. Persyaratan Kesling Tempat-tempat Umum, Depkes RI, 1993
4. KMK No. 1204/2004 tentang Persyaratan Kesling Rumah Sakit
5. KMK No. 1428/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesling
Puskesmas
6. PMK No. 061/1991 tentang Persyaratan Kolam Renang dan
Pemandian Umum
7. PMK No. 80/1990 tentang Persyaratan Kesling Hotel
8. Pedoman Umum Program Pariwisata Sehat, Depkes RI, 1999
9. Pedoman Umum Sarana dan Bangunan Umum, Depkes RI,
2002
10. KMK No. 288/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan
Bangunan Umum
11. Pedoman Cara Pengambilan, Pengiriman dan Analisa Sampel
Air Buangan, Depkes RI, 1989
12. SNI 6989.59_2008 tentang Metoda pengambilan contoh air
limbah
5. Alat an bahan 1. Botol

6. Langkah- 1. Supaya botol mudah tenggelam di dalam air, dipakai botol


langkah timba dengan pemberat dan dilengkapi tali yang sudah
bersih atau gayung bertangkai panjang
2. Botol timba diturunkan pelan-pelan ke dalam bak IPAL dan
tidak menyentuh dindingnya.
3. Pada pengambilan pertama, botol timba hanya diisi
sebagian untuk membilas botol timba.
4. Pada pengambilan kedua, botol timba hanya diisi sebagian
untuk membilas botol sampel sebanyak minimal 3x.
5. Pada pengambilan ketiga dan selanjutnya, air limbah
dituangkan/diisikan ke botol sampel dengan hati-hati dan
diusahakan agar tidak terjadi aerasi.

7. Unit terkait Dinas Kesehatan


Labkesda
Kantor Lingkungan Hidup
PEMBUATAN BIOPORI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Lubang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang 30


sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk
menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi
sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya
serta dapat juga membantu pelapukan sampah organik menjadi
kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan.
2. Tujuan 1. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga
menambah air tanah.
2. Membuat kompos alami dari sampah organik
3. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
4. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
5. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang Pembuatan


Biopori
4. Referensi
1. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
2. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
3. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
4. KMK No. 1428/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas
5. Alat dan
bahan
6. Langkah- 1. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan
langkah kedalaman 30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm.
2. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan
lebar 2-3 centimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada
anak kecil atau orang yang terperosok.
3. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah
dapur, ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb.
Sampah dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi
kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai
pupuk kompos alami.
4. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan
besar kecil hujan, laju resapan air dan wilayah yang tidak
meresap air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas
bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter
/ jam).

7. Unit terkait Dinas Kesehatan


Labkesda
Kantor Lingkungan Hidup
TATACARA PENYEMPROTAN LALAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Melakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida untuk


membasmi lalat.
2. Tujuan Mengendalikan populasi lalat sehingga tidak menjadi vektor
penyebaran penyakit.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang Tatacara
penyemprotan lalat
4. Referensi 1. UU RI NO. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes RI No. 374 tahun 2010 tentang Pengendalian
Vektor
5. Alat dan 1. Container(Bak Penampung)
bahan 2. Insektisida

6. Langkah- 1. Isi bak penampung (container) dengan volume 20 liter air


langkah dan 2 liter insketisida kemudian tambahkan air lagi hingga
penuh (40 liter) sehingga insektisida dapat tercampur
merata dengan air.
2. Putar kunci kontak pada posisi On
3. Lilitkan tali pada pemutar mesin, kemudian tarik tali
tersebut sampai dapat menghidupkan mesin.
4. Ambil ujung selang dimana terdapat sprayer
5. Tekan tombol sprayer sehingga mengeluarkan campuran
insektisidanya, arahkan pada lalat.
6. Gulung kembali selang tersebut pada posisi semula.

7. Unit terkait Dinas Kebersihan dan Pertamanan


TATACARA PEMERIKSAAN JENTIK
AEDES AIGEPTi
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Kunjungan rumah dan tempat-tempat umum untuk memeriksa


tempat penampungan air (TPA), non TPA dan tempat
penampungan air alamiah, di dalam dan di luar rumah/bangunan
serta memberikan penyuluhan tentang PSN DBD kepada
keluarga/masyarakat.
2. Tujuan 1. Melakukan pemeriksaan ada tidaknya jentik nyamuk Aedes
aegypti penular demam berdarah dengue.
2. Memotivasi keluarga/masyarakat dalam melaksanakan PSN
DBD.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang tatacara
pemeriksaan jentik Aedes Aigepti
4. Referensi 1. UU RI NO. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes RI No. 374 tahun 2010 tentang Pengendalian
Vektor
5. Alat dan 1. Penampungan air
bahan 2. Senter

6. Langkah-
1. Periksalah bak mandi/WC, tempayan, drum dan tempat-tempat
langkah
penampungan air lainnya (seperti talang, lubang pohon,
kaleng-kaleng bekas, alas pot bunga, dll)
2. Amati keberadaan jentik Aedes aegypti dengan teliti pada
seluruh bagian container.
3. Jika tidak tampak, tunggu ± 0,5 – 1 menit, jika ada jentik ia
akan muncul ke permukaan air untuk bernafas.
4. Untuk memperjelas penglihatan, gunakan senter / baterai
5. Catat positif (+) jika ditemukan jentik dan negatif (-) jika tidak
ditemukan jentik.
7. Unit terkait
PERJANJIAN LAIK SEHAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Proses penerbitan Sertifikat Laik Sehat yang diberikan kepada


Tempat-tempat Umum seperti Hotel maupun Tempat Pengelolaan
Makanan seperti Restoran, Rumah Makan dan Jasaboga dan Depot
Air Minum Isi Ulang.
2. Tujuan Pengendalian kondisi kesehatan lingkungan Tempat-Tempat
Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan dan Minuman dengan
pemberian sertifikat Laik Sehat.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang Perjanjian
laik sehat
4. Referensi 1. UU No. 36/2009 Tentang Kesehatan
2. UU No. 7/1996 Tentang Pangan
3. KMK No. 288/Menkes/SK/III/2003 tentang pedoman penyehatan
sarana dan bangunan umum
4. KMK No. 942/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan
5. KMK No. 1098/2003 Tentang Persyaratan Hygiene dan Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran
6. KMK No. 1096/2011 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
7. PMK No. 80/1990 tentang Persyaratan Kesling Hotel
8. Pedoman Pengawasan TPM, Depkes RI, 1992
9. Persyaratan Kesling Tempat-tempat Umum, Depkes RI, 1993
10. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Kesehatan Nomor 34 Tahuh 2005 dan nomor
1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaran
Kabupaten/Kota Sehat
5. Alat dan Formulir permohonan
bahan
6. Langkah- 1. Pengusaha mengisi formulir permohonan dilengkapi lampiran.
langkah 2. Pemeriksaan kelengkapan berkas permohonan.
3. Penentuan rencana kunjungan inspeksi sanitasi sesuai
kesepakatan.
4. Melakukan kunjungan (inspkesi sanitasi ) sesuai kesepakatan.
5. Penilaian inspeksi sanitasi, dinyatakan memenuhi syarat jika
hasilnya >70%.
6. Pengambilan dan pemeriksaan sampel, hasilnya harus
memenuhi syarat.
7. Pemeriksaan sampel dilakukan di Labkesda.
8. Sertifikat laik sehat akan diproses jika hasil inspeksi sanitasi >
70% memenuhi syarat, hasil sampel memenuhi syarat dan
berkas dinyatakan lengkap. Jika tidak, maka dilakukan
perbaikan oleh pengusaha dan kembali dilakukan penilaian
inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel.
7. Unit terkait Puskesmas
Dinas Kesehatan
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu\
Labkesda
PERIJINAN P-IRT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD KESEHATAN
PUSKESMASRANCAH
YosiGarniwa, dr MM
NIP.19660423200212
1001

1. Pengertian Proses penerbitan Sertifikat P-IRT yang diberikan kepada produk


pangan industri rumah tangga.
2. Tujuan Pengendalian keamanan pangan agar tidak membahayakan
kesehatan masyarakat.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ................... tentang Perijinan
P-IRT
4. Referensi 1. UU No. 36/2009 Tentang Kesehatan
2. UU No. 7/1996 Tentang Pangan
3. KMK No. 288/Menkes/SK/III/2003 tentang pedoman penyehatan
sarana dan bangunan umum
4. KMK No. 942/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan
5. KMK No. 1098/2003 Tentang Persyaratan Hygiene dan Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran
6. KMK No. 1096/2011 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
7. Pedoman Pengawasan TPM, Depkes RI, 1992
5. Alat dan
Formulir permohonan
bahan
6. Langkah- 1. Pengusaha mengisi formulir permohonan dilengkapi lampiran.
langkah 2. Pemeriksaan kelengkapan berkas permohonan.
3. Penentuan rencana kunjungan inspeksi sanitasi sesuai
kesepakatan.
4. Melakukan kunjungan (inspkesi sanitasi ) sesuai kesepakatan.
5. Penilaian inspeksi sanitasi, dinyatakan memenuhi syarat jika
hasilnya >70%.
6. Pengambilan dan pemeriksaan sampel, hasilnya harus
memenuhi syarat.
7. Pemeriksaan sampel dilakukan di Labkesda.
8. Pengusaha dan penjamah makanan wajib memiliki sertifikat
penyuluhan keamanan pangan.
9. Sertifikat P-IRT akan diproses jika hasil inspeksi sanitasi >
70% memenuhi syarat, hasil sampel memenuhi syarat dan
berkas dinyatakan lengkap. Jika tidak, maka dilakukan
perbaikan oleh pengusaha dan kembali dilakukan penilaian
inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel.
7. Unit Terkait
Puskesmas
Dinas Kesehatan
Labkesda

Anda mungkin juga menyukai