Anda di halaman 1dari 9

KARSINOMA KANDUNG KEMIH

Samuel S. Senduk
LindaW. A. Rotty

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: semmi_senduk@yahoo.com

Abstract: We reported a case of bladder carcinoma in a male of 65 years. The main


complaints were hematuria, urinary frequency, dysuria, urgency, loss of weight, and pain in
the genital area spreading to the lower abdomen. Diagnosis made by clinical, laboratory, and
cytological examinations had no result. Final diagnosis was made by ultrasonography and
cystoscopy, associated with transurethral biopsy and histopathological examination. The result
was papillary transitional cell carcinoma, class II; and according to TNM it was a superficial
bladder carcinoma in stadium at least T1. Transurethral resection of the tumor was done, and
intravesical medicine was given (mitomycin C 40 mg once a week for 6 weeks). The patient
was advised to stop smoking and drinking coffee. The prognosis was good.
Keywords: hematuria, bladder tumor, USG, cystoscopy, tansurethral resection

Abstrak: Telah dilaporkan kasus karsinoma kandung kemih pada seorang laki-laki berusia 66
tahun. Keluhan utama: hematuri, urgensi, disuri, frekuensi, penurunan berat badan, dan nyeri
di kemaluan sampai perut bagian bawah. Diagnosis yang ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
klinis, laboratorium, sitologi tidak memberi hasil positif. Diagnosis pasti ditegakkan berdasar-
kan ultrasonografi dan sistoskopi, disertai biopsi transuretral dan pemeriksaan histopatologi.
Hasil yang diperoleh karsinoma sel transisional papiler kelas II, dan berdasarkan TNM
sebagai karsinoma kandung kemih superfisial dengan stadium sekurang-kurangnya T1.
Penanganan yang dilakukan adalah reseksi tumor transuretral yang diikuti pemberian obat
intravesika (mitomicyn C 40 mg sekali seminggu selama 6 minggu), dan penderita dianjurkan
untuk berhenti merokok dan berhenti minum kopi. Prognosis penderita ini baik.
Kata kunci: hematuria, tumor kandung kemih, USG, sistoskopi, reseksi transuretral

Karsinoma kandung kemih adalah suatu Trauma fisik terhadap lapisan uroepitelial
penyakit keganasan yang mengenai kan- yang diinduksi infeksi, instrumensasi, dan
dung kemih dan menempati urutan ke em- kalkulus dapat meningkatkan resiko ter-
pat keganasan pada laki-laki, dan urutan ke jadinya keganasan.2 Terdapat beberapa zat
10 pada perempuan.1 Kejadian penyakit ini yang diduga berhubungan dengan penyakit
lebih tinggi pada orang kulit putih diban- ini, tetapi belum dapat dibuktikan, seperti:
ding kulit hitam, 2,5 kali lebih sering pada kopi, alkohol, pemanis siklamat dan saka-
laki-laki dibandingkan perempuan, dan ter- rin.7,8
banyak dijumpai pada usia 60-70 tahun.2,3 Secara histopatologi karsinoma kan-
Etiologi penyakit ini diduga berhu- dung kemih terdiri dari 95% karsinoma sel
bungan dengan beberapa faktor, seperti: transisional, 3% karsinoma sel skuamosa,
kebiasaan merokok, pekerjaan yang ber- dan 2 % adenokarsinoma.1,9,10 Tujuh puluh
kontak dengan zat kimia yang bersifat kar- lima sampai delapan puluh persen tumor
sinogenik (golongan aromatik amin), obat- menyebabkan lesi superfisial, 20 % terda-
obatan antara lain siklofosfamid, dan in- pat invasi tumor ke otot, dan 5% telah ber-
feksi parasit schistosoma haematobium.2,4-6 metastasis.1,2,9
58
Senduk, Rotty; Karsinoma Kandung Kemih 59

Gejala klinis karsinoma kandung ke- bulan lalu, dan penderita datang kontrol
mih 80-90% berupa hematuria dan 25% dipoliklinik hipertensi dan diberiakan obat
mengeluh urgensi, frekuensi, disuri, dan lisinopril 5 mg sekali sehari. Riwayat
nyeri pinggul setelah kencing.1,3,11 Lima kencing manis juga disangkal. Penderita
persen dari penderita yang telah terjadi mempunyai kebiasaan merokok selama 20
metastasis mengeluhkan penurunan berat tahun terakhir sebanyak satu sampai dua
badan, demam, nyeri tulang, dan gejala bungkus sehari, peminum kopi, serta tidak
yang berhubungan dengan metastase di paru mempunyai riwayat penggunaan obat sito-
dan hati.4,5 statika.
Diagnosis karsinoma kandung kemih Pada pemeriksaan fisik didapatkan
berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan la- keadaan umum sedang dan kesadaran
boratorium, radiologi, ultrasonografi, dan kompos mentis. Tekanan darah 140/80
tomografi komputer.3,5 Dengan biopsi ja- mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, respirasi
ringan dan pemeriksaan histopatologi dapat 24x/menit, suhu badan 36,50C, dan berat
dipastikan diagnosis penyakit ini.5 badan 54 kilogram. Konjungtiva anemis,
Pengobatan dan prognosis penderita karsi- sklera tidak ikterus, tekanan vena jugularis
noma kandung kemih tergantung pada sta- normal, tidak terdapat pembesaran kelenjar
dium penyakit yang didasarkan pada peme- getah bening di servikal, aksila, serta supra
riksaan histopatologi.1,2 dan infraklavikula. Pemeriksaan dada tidak
tampak kelainan, fremitus raba paru kanan
dan kiri sama, perkusi sonor pada kedua
LAPORAN KASUS paru, suara napas vesikuler tanpa suara
Seorang laki-laki berusia 66 tahun, tambahan. Tidak terdapat pembesaran
suku Minahasa, pekerjaan petani, dirawat di jantung, suara jantung satu dan dua normal,
Rumah Sakit Umum Prof. Dr. R.D. Kandou tidak ditemukan bising. Pada pemeriksaan
Manado pada tanggal 2 April 2007 dengan perut didapatkan perut lemas, tidak
keluhan utama buang air kecil bercampur ditemukan massa, rasa nyeri perut bagian
darah. bawah, pada penekanan hepar dan lien tidak
Buang air kecil bercampur darah yang teraba, ballotement kedua ginjal positif, dan
dialami sejak satu hari sebelum masuk bising usus normal. Anggota gerak dalam
rumah sakit disertai rasa nyeri pada perut batas normal, dan tidak ditemukan
bagian bawah. Rasa nyeri hilang setelah pembesaran kelenjar getah bening dan
keluar gumpalan darah dari saluran ken- edema tungkai. Pada pemeriksaan colok
cing. Kencing bercampur darah sudah di- dubur didapatkan sfingter ani cekat, mukosa
alami sejak tiga bulan lalu sebelum masuk licin, tidak teraba massa, serta feses ber-
rumah sakit, sedikit-sedikit, pada awalnya warna kuning.
hilang-timbul, dan tanpa rasa nyeri. Pende- Pada pemeriksaan laboratorium dida-
rita sudah beberapa kali berobat ke poli- patkan hemoglobin 10,8 g/dl, leukosit
klinik penyakit dalam dan diberikan obat 10.200/mm3, trombosit 220.000, dengan
antibiotika dan penghilang rasa nyeri. hitung jenis: eosinofil 1%, basofil 0%,
Lama-kelamaan kencing bercampur darah netrofil batang 3%, netrofil segmen 66%,
semakin sering dan disertai rasa nyeri yaitu limfosit 22%, monosit 4%, dan laju endap
di daerah kemaluan sampai perut bagian darah 35/54 mm. Gambaran darah tepi
bawah. Riwayat demam, batuk, mual, menunjukkan anemia normositik normo-
muntah, nyeri tulang, dan kencing batu kromik dengan morfologi normal. Gula
disangkal penderita. darah sewaktu 96 mg/dl, ureum 17 mg%,
Penderita juga mengeluh nafsu makan kreatinin 1,0 mg%, SGOT 2l u/l, SGPT 19
berkurang, dan berat badan turun dalam tiga u/l, alkali fosfatase 125, natrium 140,6,
bulan terakhir kurang lebih 5 kilogram. kalium 4,1, kalsium 8,8. Urinalisis berat
Tidak terdapat gangguan buang air besar. jenis 1,010, Ph 6,5 , protein -, reduksi -,
Riwayat tekanan darah tinggi sejak tiga eritrosit +++, leukosit ++, nitrit -, keton -,
60 Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 1, Maret 2010, hlm. 58-66

urobilin normal. Sedimen urin leukosit 11- saan tersebut dan minta pulang. Penderita
20/LPB, epitel+, eritrosit padat dan dianjurkan kontrol ke poliklinik bedah
berbentuk homogen. Waktu pendarahan 1’ urologi dan poliklinik hipertensi.
dan waktu pembekuan 8’15”. Sitologi urin Evaluasi selanjutnya satu bulan ke-
mengesankan sediaan hapus yang terdiri mudian tanggal 28 Mei 2007, penderita
dari sel-sel eritrosit dan beberapa sel epitel, kembali masuk RSU Prof. Dr. R.D. Kandou
dengan kesimpulan tidak tampak sel-sel Manado dengan keluhan masih buang air
ganas. Pemeriksaan radiologi foto polos kecil bercampur darah disertai nyeri perut
abdomen tidak tampak batu radioopak pada bagian bawah. Penderita bersedia dilakukan
daerah traktus urinarius. Pemeriksaan foto sistoskopi dan trans-urethral resection.
dada didapatkan paru-paru dalam batas Pada sistoskopi ditemukan tampak gam-
normal dan pada jantung terdapat elongasi baran trabekulasi dan massa pada kandung
aorta. Hasil rekam jantung dalam batas kemih dengan bentuk polipoid, tetapi tidak
normal. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) ditemukan batu. Dilakukan eksisi tumor dan
abdomen didapatkan hati dan kandung selanjutnya dilakukan pembilasan kandung
empedu normal, pada kedua ginjal tidak kemih. Keadaan otot-otot baik. Oleh karena
tampak batu, sistem pelviokalises melebar, terjadi perdarahan maka dilakukan kauteri-
batas kortiko-parenkimal menipis, dan pada sasi serta dipasang kateter urin. Hasil
vesika urinaria tampak gambaran polip. histopatologi sediaan biopsi mengesankan
Kelenjar getah bening normal. Kesan polip suatu karsinoma sel transisional papiler
vesika urinaria dengan kecurigaan suatu kelas II. Berdasarkan sistoskopi dan hasil
keganasan. pemeriksaan histopatologi, penderita ini
Berdasarkan gejala klinik, pemeriksa- didiagnosis sebagai karsinoma sel
an fisik, laboratorium, radiologi, dan ultra- transisional papiler kelas II, dan dianjurkan
sonografi penderita didiagnosis sebagai he- untuk pemberian obat intravesika mitomicin
maturi karena polip vesika urinaria, infeksi C 40 mg setiap minggu selama 6 minggu.
saluran kencing, hipertensi grade I, dan
anemia karena hematuri. Penderita diberi
pengobatan per oral siprofloksasin 500 mg PEMBAHASAN
dua kali sehari, tramadol tiga kali sehari bila Terdapat banyak faktor penyebab yang
perlu, lisinopril 5 mg sekali sehari, disertai dihubungkan dengan terjadinya karsinoma
pemasangan kateter urin. Anjuran untuk kandung kemih, yaitu terutama karena
pemeriksaan kultur urin dengan tes sen- merokok sigaret yang memberikan
sitifitas dan dikonsulkan ke Bagian Bedah kontribusi sampai dengan 40-50%, baik
Urologi. pada laki-laki maupun perempuan.1,2,12
Perkembangan penderita pada hari ke Asap rokok mengandung 2 (alfa dan beta)
lima: hasil pembiakan urin ditemukan ku- naftilamin dan 4 aminobifenil.2 Empat zat
man stafilokokus albus, dengan hasil uji aromatic amin yang bersifat karsinogenik
sensitifitas kuman tersebut sensitif dengan dan telah terbukti menyebabkan karsinoma
obat amikasin, amoksisilin, fosfomisin, li- kandung kemih adalah: 2-naftilamin,
nesolid dan trimitrhoprim. Antibiotik di- benzidin, 3,3 diklorobenzidin, dan 4 ami-
ganti dengan amoksisilin dan asam klavu- nobifenil di mana zat-zat tersebut banyak
lanat per oral tiga kali sehari, kemudian digunakan pada industri pencelupan, dan
dikonsulkan ke Bagian Bedah Urologi de- khususnya benzidin digunakan sebagai rea-
ngan diagnosis kerja hematuri akibat polip gen pada laboratorium.6,12 Faktor lainnya
vesika urinaria, curiga keganasan dengan adalah aniline dyes, radiasi eks-ternal, obat-
infeksi saluran kencing, dan direncanakan obatan phenacetin dan chlor-naphazine,
untuk dilakukan sistoskopi. Pada hari ke penggunaan yang lama siklo-fosfamid
enam penderita direncanakan pindah ke sebagai imunosupresan, infeksi kronis dari
ruangan Bedah untuk persiapan sistoskopi, schistosoma haematobium yang banyak
namun penderita menolak untuk pemerik- terjadi di Mesir dan Tanzania, kopi, dan
Senduk, Rotty; Karsinoma Kandung Kemih 61

pemanis buatan seperti siklamat serta sejak tiga bulan sebelum masuk rumah
sakarin.1,2,4,6,12 Diduga kopi berhubungan sakit, bersifat progresif dan disertai disuri,
erat dengan karsinoma kandung kemih, frekuensi, penurunan berat badan, dan nyeri
namun belum terbukti.7,8 Sakarin telah di kemaluan sampai ke perut bagian bawah.
terbukti menyebabkan karsinoma kandung Karsinoma kandung kemih menyebar
kemih pada tikus percobaan, namun belum secara limfogen dan hematogen. Metastasis
terbukti pada manusia.6 Usia yang sering jauh sering ke tulang, hati, dan paru-paru.
terkena antara 60-70 tahun, dan laki-laki Anemia dapat terjadi bila metastasis ke
dibandingkan perempuan adalah 2,5 : 1.1-3 sumsum tulang atau kehilangan darah yang
Kasus ini seorang laki-laki berusia 66 tahun kronis. Edema pada kedua tungkai
dengan riwayat perokok dan peminum kopi. disebabkan karena obstruksi pembuluh ve-
Karsinoma dapat terjadi di pelvis gin- na atau saluran limf.2,3 Bekuan darah dapat
jal, ureter, kandung kemih, dan uretra, menyebabkan obstruksi uretra dengan aki-
namun 90 % karsinoma ditemukan di kan- bat terjadi pembesaran dan nyeri pada kan-
dung kemih, 8 % di pelvis ginjal, dan 2 % dung kemih dan pinggang; dapat terjadi
terjadi di ureter dan uretra.1 Karsinoma hidroureter, hidronefrosis, dan pielonefri-
kandung kemih 95% adalah janis karsinoma tis.13 Pada pemeriksaan fisik kasus ini di-
sel transisional, 3 % karsinoma sel temukan konjungtiva anemis, nyeri tekan
skuamosa, 2% adenokarsinoma, dan < 1% pada perut bagian bawah, ballottement
tumor sel kecil (dengan sindrom kedua ginjal positif, tanpa terabanya hepar
paraneoplastik).1,6 Karsinoma sel skuamosa dan pembesaran kelenjar limf regional.
sering berhubungan dengan iritasi kronik Pemeriksaan laboratorium yang rutin
oleh benda asing seperti batu, pemasangan dilakukan adalah pemeriksaan darah leng-
kateter, dan invasi schistosoma haemato- kap, faal hati, faal ginjal, serta urinalisis
bium, sedangkan adenokarsinoma sering lengkap.3 Untuk evaluasi dari hematuri yang
terjadi di puncak kubah dari kandung dicurigai akibat adanya tumor kandung
kemih.1,12,13 Pada penderita ini dilakukan kemih perlu dilakukan pemeriksaan sitologi
pemeriksaan patologi anatomi dan di- urin dan sistoskopi.1 Hasil sitologi urin yang
diagnosis sebagai karsinoma sel transisional positif mengindikasikan adanya karsinoma
papiler kelas II di kandung kemih. sel transisional, tetapi tanpa adanya gejala
Keluhan utama yang paling sering klinis yang mendukung maka hasil sitologi
adalah hematuri, yaitu sebanyak 80-90% urin tersebut tidak cukup berarti, karena
kasus. Disuri, frekuensi, dan urgensi sering ditemukannya hasil positif palsu.15
ditemukan sebanyak 25% kasus.2,3 Pada Dugaan karsinoma sel transisional kandung
sekitar 5 % kasus terdapat penurunan berat kemih berdasarkan sitologi urin harus
badan, demam, nyeri tulang, serta tanda dan dikonfirmasi dengan sistoskopi dan biopsi
keluhan yang berhubungan dengan transuretral.1,10 Pada penderita ini ditemu-
5
metastasis ke hati dan paru-paru. Tanda kan anemia normositik normokromik.
klasik dari karsinoma kandung kemih Terdapat hematuri makroskopik dan sitologi
adalah makroskopik hematuri tanpa rasa urin yang mengesankan hanya terdiri dari
nyeri.2,13 Awalnya mikroskopik dan sel-sel eritrosit dan beberapa sel epitel, dan
makroskopik hematuri sering timbul dan tidak tampak sel-sel ganas. Hasil biopsi
hilang dengan sendirinya pada saat kencing, transuretral menunjukkan gambaran histo-
tanpa disertai nyeri baik pada saat bergerak patologik sesuai dengan karsinoma sel
atau istirahat.2,14 Karsinoma kandung kemih transisional papiler kelas II (Gambar 1).
merupakan penyebab utama terjadinya Pemeriksaan lain yang dianjurkan
makroskopik hematuri (40% kasus).1,2 adalah foto toraks, pielografi intravena,
Keluhan disuri, frekuensi, dan urgensi serta tomografi komputer abdomen. Foto
menunjukkan telah terjadi invasi tumor toraks dapat mendeteksi adanya metastasis
pada otot detrusor kandung kemih.5,10 Pada tumor ke paru-paru.2,5 Pielografi intravena
kasus ini keluhan hematuri telah dialami digunakan untuk menentukan adanya obs-
62 Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 1, Maret 2010, hlm. 58-66

truksi pada ureter, pelebaran lokal, dan pemeriksaan pielografi intravena dan to-
tumor pada sistem pelvio-kalises atau mografi komputer abdomen, maka harus
ureter.5 Bila tampak adanya filling defects dicurigai adanya karsinoma kandung ke-
yang radiolusen di kandung kemih pada mih.2,5

Gambar 1. Gambaran histopatologi dari karsinoma transisional papiler kelas II.

Gambar 2. Gambaran Ultrasonografi yang menunjukkan suatu polip kandung kemih

Tomografi komputer abdomen dapat Tomografi komputer abdomen dan


mendeteksi adanya pembesaran kelenjar scan tulang dilakukan pada penderita yang
limf di pelvis dan abdomen, tetapi hanya mengeluh nyeri tulang, peningkatan serum
sensitif jika ada invasi lokal tumor. 2,5,6 alkali fosfatase, atau peningkatan serum
Alat tersebut berkemampuan terbatas transaminase.3 Ultrasonografi direkomen-
(40-85%) untuk membedakan adanya dasikan penggunaannya karena berkemam-
invasi tumor yang dalam (T2) dengan puan untuk mendeteksi tumor yang lebih
invasi peri-vesika (T3).1,2,4 besar dari 1,5 cm pada 58-94% kasus, teta-
Senduk, Rotty; Karsinoma Kandung Kemih 63

pi tidak dapat digunakan untuk menentu- yaitu: TIS adalah tumor in situ, Ta adalah
kan derajat tumor. Ultrasonografi trans- tumor papilari non invasif, T1 adalah
urethral dapat mempertinggi keakuratan tumor pada jaringan ikat subepitel, T2
diagnosis.5 Sistoskopi dan biopsi pada adalah tumor pada otot superfisial, T3
dae-rah yang abnormal merupakan kunci tumor mengenai otot bagian dalam (T3A)
diag-nosis dan gradasi dari karsinoma atau jaringan lunak perivesika (T3B), T4
kandung kemih.2,3 Pada penderita ini tumor mengenai prostate, uterus, vagina,
foto toraks tidak memperlihatkan metas- dinding pelvis, dan dinding abdomen. N0
tasis tumor. Pemeriksaan ultra-sonografi tidak terdapat metastasis kelenjar regional,
transabdominal mengesankan terdapat- N1 terdapat metastasis kelenjar regional
nya polip kandung kemih, yang dikon- (tunggal) dengan diameter ≤ 2 cm, N2
firmasi oleh adanya karsinoma sel terdapat metastasis kelenjar regional
transisional dengan sistoskopi dan biopsi tunggal > 2 cm dan < 5 cm, N3 terdapat
jaringan tumor. metastasis kelenjar regional multipel > 5
Pengangkatan seluruh tumor penting cm. M0 artinya tidak terdapat metastasis,
untuk menegakkan diagnosis, sebagai sedangkan M1 terdapat metastasis jauh3.
tindakan terapi, dan untuk menentukan Berdasarkan TNM staging system,
adanya invasi tumor yang menembus penderita ini diperlakukan sebagai karsino-
lapisan otot.1 Tujuh puluh lima persen ma kandung kemih yang superfisial,
karsinoma sel transisional terdapat dalam sekurang-kurangnya stadium T1 (Tabel 1).
bentuk lesi superfisial, 20% terdapat Penatalaksanaan karsinoma kandung
invasi ke otot, dan 5% terdapat kemih dilakukan berdasarkan sistem TNM.
metastasis tumor.1 Dengan berdasarkan Pada karsinoma kandung kemih yang
pada diferensiasi histologiknya maka superfisial (TIS, Ta, T1) biasanya dilaku-
karsinoma kandung kemih dibedakan kan reseksi tumor transuretral dan diikuti
atas tiga kelas: kelas I tumor ber- pemberian obat kemoterapi atau imuno-
diferensiasi baik, kelas II tumor berdi- terapi intravesika.1-3,11 Pemberian obat
ferensiasi sedang, dan kelas III tumor intravesika yang banyak digunakan adalah
berdiferensiasi buruk.5 Tumor yang mitomycin C (MMC), doxorubicin, dan
berdiferensiasi baik jarang berkembang Bacillus Calmette-Guerin (BCG).1,2,16
menjadi stadium yang lebih tinggi, Pemberian BCG intravesika bersifat
sedangkan tumor yang berdiferensiasi imunoterapi dengan menekan rekurensi
buruk mempunyai resiko tinggi ber- serta progresifitas dari karsinoma kandung
kembang menjadi stadium yang lebih kemih sehingga diindikasikan untuk pen-
buruk.1 Pada kasus ini didapatkan hasil derita-penderita yang cenderung meng-
biopsi karsinoma sel transisional papiler alami kekambuhan setelah operasi reseksi
dengan diferensiasi sedang (kelas II). transuretral.1,12,16
Penentuan stadium dibutuhkan BCG mengurangi kekambuhan 40% -
untuk menentukan perluasan penyakit 45%, dibanding obat intravesika lain yang
secara anatomi. Sistem yang umum hanya sebesar 8-18%.2,16 Pada beberapa
dipakai adalah TNM (Tumor-Node- penelitian penggunaan MMC dosis mini-
Metastasis) staging system.2,5 Untuk mal sebagai kemoterapi intravesika telah
menentukan stadium tumor perlu menunjukkan efektifitas yang sangat tinggi
dilakukan pemeriksaan seperti sistoskopi, terhadap karsinoma kandung kemih. Selain
pielografi intravena, komputer tomografi itu tidak mengakibatkan efek samping
pelvis/abdomen, magnetic resonance yang serius.16-18
imaging (dengan akurasi 85-94%), MMC paling efektif diberikan
ultrasonografi, scan tulang, foto toraks, sesegera mungkin setelah operasi, dimana
dan pemeriksaan laboratorium (darah MMC akan melapisi lapisan mukosa
lengkap, ureum, kreatinin, kalsium, dan kandung kemih dan bekerja menghentikan
alkali fosfatase).3 Berdasarkan TNM pertumbuhan menghentikan pertumbuhan
64 Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 1, Maret 2010, hlm. 58-66

Tabel 1. Perbandingan TNM dan Jewett-Strong-Marshall Staging Systems.2,5

Correlation of the extent of tumor invasion with the TNM staging system of the International Union against
Cancer and the Jewett-Strong-Marshall (JSM) staging system. The muscular layer is missing in bladder
diverticula. The reflection of peritoneum that makes up the serosal layer of the upper bladder is not shown.

serta pembelahan sel-sel kanker terse- sebesar 5000–7000 cGy selama periode
but.19 Tujuan dari terapi ini adalah untuk pemberian 5–8 minggu berperan sebagai
mematikan sel-sel kanker sehingga pengobatan alternatif dengan angka
mukosa kandung kemih akan terbebas harapan hidup lima tahun sebesar 30-
dari sel-sel kanker, yang dengan demi- 45%.1,2 Karsinoma kandung kemih
kian akan mengurangi angka kekam- metastasis (T4) yang menggunakan obat
buhan sampai dengan 40%.19 Standar kemoterapi, biasanya berupa kombinasi
terapi untuk karsinoma kandung kemih M-VAC (Methotrexate, Vinblastin,
yang invasif sampai ke otot (T2, T3) Adriamycin, dan Cisplatin), PT (Ciplastin
adalah sistektomi radikal yang di dan Paklitaksel), GTC (Gemsitabin,
beberapa negara telah digunakan sebagai Paklitaksel, Ciplastin), atau CISCA
terapi standar utama.1,2,5 Radioterapi (Cisplatin, Siklofosfamid, Adriamycin).1-3
Senduk, Rotty; Karsinoma Kandung Kemih 65

Penderita ini diperlakukan sebagai DAFTAR PUSTAKA


karsinoma kandung kemih yang super- 1. Scher HI, Motzer RJ. Bladder and renal
fisial sekurang-kurangnya stadium T1, cell carcinomas. In: Kasper DL, Fauci
sehingga penanganan yang dilakukan AS, Braunwald E, et al (Eds).
adalah reseksi tumor transurethral, dan Harrison’s Principles of Internal
diikuti pemberian obat intravesika Medicine. 16 th ed, vol. 1. New York:
(mitomycin C 40 mg sekali seminggu Mc Graw Hill, 2005; p. 539-40.
selama 6 minggu). Juga penderita 2. Grossfeld GD, Carroll PR. Urothelial
dianjurkan untuk berhenti merokok dan carcinoma: cancers of the bladder,
minum kopi. ureter, & renal pelvis. In: Tanagho EA,
Prognosis penderita karsinoma kan- McAninch (Eds). Smith’s General
Urology. 16th ed. New York: Mc Graw
dung kemih tergantung dari pada kelas
Hill, 2004; p. 324-45.
histologi dan stadium penyakit.5 Kar- 3. Casciato DA, Lowitz BB. Manual of
sinoma yang telah menginvasi jaringan clinical oncology. 4th ed. Philadelphia:
perivesika dan bermetastasis ke jaringan Lippincott Willians & Wilkins, 2000; p.
limf mempunyai prognosis yang buruk.2 284-91.
Angka harapan hidup lima tahun untuk 4. Murta-Nascimento C, Schmitz-Drager
karsinoma yang invasif adalah 45-55%.20 BJ, Zeegers MP, Steineck G,
Karsinoma kandung kemih kelas I yang Kogevinas M, Real FX, et al. Epi-
soliter mempunyai angka kekambuhan demiology of urinary bladder cancer:
30-35%, sedangkan untuk tumor multipel from tumor development to patient’s
65-75%.20 Pada karsinoma kandung death. World J Urol. 2007; 25(3): 285-
295.
kemih yang telah dilakukan sistektomi
5. Rubin P, Mc Donald S, Qazi R. Clinical
maka penderita dengan tumor yang oncology a multidisciplinary approach
berdiferensiasi baik mempunyai angka for physicians and students. 7th ed.
harapan hidup lima tahun sebesar 70- Philadelphia: WB Saunders, 1993; p.
80%, sedangkan yang berdiferensiasi 425-31.
buruk sebesar 35-40%.4 Prognosis pen- 6. Doll R, Peto R. Epidemiology of cancer.
derita ini baik oleh karena pada saat In : Weatherall DJ, Ledingham JGG,
ditemukan masih pada stadium yang Warrell DA (Eds). Oxford Textbook of
superfisial dan non invasif (Ta), sehingga Medicine. 3rd ed, vol. 1. Oxford: Oxford
hanya dilakukan reseksi tumor trans- University Press, 1996; p. 197-237.
uretral yang kemudian diikuti pemberian 7. Viscoli CM, Lachs MS, Horwitz RI.
Bladder cancer and coffee drinking: a
obat kemoterapi intravesika.
summary of case control research.
Lancet. 1993; 341: 1432-7.
KESIMPULAN 8. Zeegers M, Volvolics A, Dorant E, et al.
Alcohol consumption and bladder
Telah dilaporkan kasus karsinoma cancer risk: Result From The Nether-
kandung kemih pada seorang laki-laki lands Cohort Study. Am J Epidemiol.
berusia 66 tahun. Diagnosis ditegakkan 2001;153:38-41.
berdasarkan pemeriksaan klinis, labora- 9. Effert J, Seifert P. In invasive potential of
torium, ultrasonografi, dan sistoskopi noninvasive human bladder carcinoma:
yang menunjukkan adanya tumor pada An Electron Microscopy Study. Am J
kandung kemih. Histopatologi dari biopsi Clin Pathol 2003; 120: 188-93.
jaringan menunjukkan gambaran suatu 10. Paulson DF. The urinary system. In:
Sabiston DC, Lyerly HK (Eds).
karsinoma sel transisional papiler kelas
Textbook of Surgery The Biological
II. Berdasarkan TNM Staging System Basic of Modern Surgical Practice. 15 th
penderita ini diperlakukan sebagai ed. Philadelphia: WB Saunders, 1997;
karsinoma kandung kemih yang p. 1524-51.
superfisial sekurang-kurangnya stadium 11. Pereira JH, Towler JM. Ten cases of
T1. transitional cell carcinoma of bladder
66 Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 1, Maret 2010, hlm. 58-66

causing ureteric obstruction. Br J Urol in Korean superficial bladder cancer


1990; 66: 628-30. patients: Prospective, Randomized
12. Jancovic S, Radosavljevic. Risk factors Study. Cancer Research and Treatment.
for bladder cancer. Tumori. 2007; 93: 2005; 37(1): 44-7.
4-12. 17. Au Jessie L.S, Badalament R.A,
13. Rozanski TA, Grossman HB. Recent Wientjes M.G, et al. Methods to
developments in the pathophysiology improve efficacy of intravesical mito-
of bladder cancer. Am J Rad. 1994; mycin C: Results of a randomized
163: 789-92. phase III trial. Journal of the National
14. Natale R. Tumors of the kidney, ureter, Cancer Institute. 2001; 93(8): 597-604.
and bladder. In: Kelley WN, Devita 18. Somerville J.J.F, Newling D.W.W, et al.
VT, Dupont HL., et al (Eds). Mitomycin C in superficial bladder
Textbook of Internal. 2nd ed. cancer : 24-month Follow – Up. British
Philadelphia: JB Lippincott, 1992; p. Journal of Urology. 1985; 57: 686-89.
749-51. 19. Sillwood N, Skelton B. Intravesical mito-
15. Schwalb DM, Herr HW, Fair WR. The mycin chemotherapy. Royal Berkshire
management of clinically uncon- Hospital Switchboard. [homepage on
firmed positive urinary cytology. J the internet] Revised January 2008.
Urol 1993; 150: 1751-56. www.cancerbackup.org.uk
16. Jeong C.W, Jeon H.G, Kwak C, et al. 20. Rosai J. Surgical pathology. 7th ed. St
Comparison of 30 mg and 40 mg of Louis: Mosby Company, 1989; p. 904-
mitomycin C intravesical instillation 13.

Anda mungkin juga menyukai