Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha perawat untuk meminimalkan serangan dan penyebaran infeksi didasarkan
pada prinsip, teknik aseptik . Tenik aseptik merupakan usaha mempertahankan klien sedapat
mungkin bebas dari mikroorganisme.Ada dua jenis asepsis, yaitu asesis medis dan
bedah.Menurut asepsis medis jika suatu objek menjadi tidak steril atau tidak bersih maka
objek tersebut akan terkontaminasi , pada asepsis medis suatu area itu mengandung patogen
,contohnya yaitu benda yang telah dipakai, jatuh ke lantai dan kasa yang basah , namun jika
pada asepsis bedah suatu benda dikatakan tidak steril apabila disentuh oleh objek yang tidak
steril, misal sobekan pada sarung tangan bedah. Perawat bertanggung jawab menyediakan
lingkungan yang aman bagi klien. Keefektifan tindakan kontrol infeksi bergantung pada
sifat dan konsistensi dalam menggunakan teknik asepsis. Klien yang berada dalam
lingkungan perawatan kesehatan beresiko tinggi mendapatkan infeksi. Salah satunya berupa
infeksi nosokomia yang diakibatkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas
perawatan kesehatan. Rumah sakit merupakan salah satu tempat yang paling mungkin
Mendapat infeksi karena mengandung populasi microorganisme yang tinggi dengan jenis
virulen yang mungkin resisten terhadap antibiotik.1
1.2 Tujuan Umum :
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini ,agar perawat dapat mengetahui infeksi dan cara
pencegahan infeksi tersebut sehingga klien sedapat mungkin bebas dari mikroorganisme
1.3 Tujuan Khusus:
a. Mengetahui batasan patogen,infeksi dan kolonisasi
b. Mengetahui Konsep Agent-Host-Environment
c. Mengetahui Rantai infeksi
d. Mengetahui Tipe infeksi
e. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi
f. Mengetahui Sistem imunitas tubuh
g. Mengetahui Prosedur asepsis
Medikal asepsis
Surgical asepsis

1
Potter and Perry.2013.Fundamental of Nursing .canada :Mosby. pp 399
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Batasan patogen,infeksi dan kolonisasi


Kolonisasi mengacu pada mikroorganisme yang tidak bereplikasi pada jaringan
yang ditempatinya. Sedangkan "infeksi" mengacu pada keadaan di mana mikroorganisme
bereplikasi dan jaringan menjadi terganggu. Semua organisme multisel mengalami
kolonisasi oleh organisme lain sampai dengan tahap tertentu, yang umumnya bersifat
mutualisme atau komensalisme. Contoh yang bersifat mutualisme adalah spesies bakteri
anaerobik yang mengkolonisasi kolon manusia, sedangkan yang komensalisme adalah
beberapa spesies staphylococcus pada kulit manusia. Jenis kolonisasi semacam itu tidak
digolongkan sebagai infeksi. Perbedaan antara infeksi dan kolonisasi seringkali tergantung
pada situasi dan kondisi. Organisme yang umumnya non-patogen bisa menjadi patogen pada
kondisi tertentu. Selain itu, organisme yang sangat virulent sekalipun memerlukan kondisi
tertentu untuk dapat menyebabkan infeksi yang berarti. Beberapa bakteri koloni, misalnya
Corynebacteria sp. dan viridans streptococci, menghalangi pelekatan dan kolonisasi yang
dilakukan oleh bakteri patogen, sehingga memberikan keuntungan bagi inang dengan
mencegah infeksi dan mempercepat sembuhnya luka.
2.2 Konsep Agent-Host-Environment
Tiga komponen (faktor) yang berperan dalam menimbulkan penyakit model ekologi adalah
sebagai berikut :
2.2.1 AGENT
Manusia hidup berdampingan dengan banyak mikroorganisme yang kompleks, hubungan
yang saling menguntungkan. banyak organisme membangun tempat tinggal yang biasanya
dapat menyebabkan kerusakan. Parasit dapat membangkitkan sebuah phatologi yang disebut
phatogens. di satu sisi phatogen adalah parasit tidak efektif karena mereka memberikan
respon stimulant inflamasi, yang mengarah ke penyakit yang dapat membahayakan pada
manusia 2
2.2.2 HOST
Ketika penyakit menular datang manusia diciptakan berbeda-beda ada yang lebih
rentan dari penyakit mereka memiliki karakteristik yang berbeda tergantung dari tuan
rumahnya.2

2
Efendi,Ferry.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas .Salemba:Jakarta.pp54
Host atau tuan rumah atau induk semang adalah manusia yang terkena penyakitunsur
penyebab biologis : semua unsur penyebab yang tergolong makhluk hidup termasuk
kelompok mikroorganisme seperti virus, bakteri, protozoa, jamur, kelompok cacing dan
insekta.
unsur nutrisi : semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat nutrisi dan dapat
menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun kelebihan zat nutrisi tertentu
seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin, mineral dan air
unsur kimiawi : semua unsur dalam bentuk senyawaan kimia yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan atau penyakit tertentu. Pada umumnya berasala dari luar tubuh
termasuk berbagai jenis zat racun, obat-obatan keras, berbagai senyawaan kimia tertentu dan
lain sebagainya. Unsur tersebut dalam bentuk padat, cair atau gas. Ada juga senyawaan
kimia sebagai hasi produk tubuh (dari dalam) yang dapat menimbulkan penyakit tertentu
seperti ureum, kolesterol, dan lain-lain.
unsur fisika : semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit melalui proses fisika misalnya
panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan, radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit
dalam hal ini terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan
gangguan kesehatan.
Unsur psikis : semua unsur yang bertalian dengan kejadian penyakit gangguan jiwa serta
gangguan tingkah laku sosial.
Unsur genetika : disebabkan oleh sifat keturunan (gen)3
2.2.3 Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar kehidupan organisme contohnya
adalah lingkungan dan fisik
Interaksi antara Agent,Host dan Environment serta model ekologinya adalah jika antara
Agent,Host dan Environment dalam keadaan seimbang maka tidak terjadi penyakit . Jika
kemampuan agen meningkat maka dapat menginfeksi manusia serta mengakibatkan
menyakit pada manusia . Perubahan lingkungan yang buruk juga dapat juga dapat
meningkatkan perkembangan agen.3
2.3 Rantai Infeksi
Rantai infeksi adalah sebuah model yang digunakan untuk memahami proses infeksi.
lingkaranlink, masing-masing mewakili komponen dalam siklus. Setiap poin dari mata

3
Black.M.Joyce.1997.Medical-Surgical Nursing :clinical management for continuityof care.W.B
Saunders Company:United States of America.pp 314
rantai harus adadan berada dalam posisi yang benar. Rantai Infeksi terdiri atas : agen infeksi,
reservoir, portalkeluar dari reservoir, cara penularan, dan portal masuk ke dalam
host.Pemahaman karakteristik setiap poin dalam mata rantai dapat membuat perawat
merawat pasien yang rentan denganinfeksi lebih baik lagi. Sebuah kesadaran siklus ini juga
menjadikan perawat lebih berpengetahuan tentang metode perlindungan diri

a. INFECTIOUS AGENT
Sebuah organisme mikroba dengan kemampuan untuk menyebabkan penyakit.
Semakin besar virulensi organisme (kemampuan untuk tumbuh dan berkembang biak),
invasi(kemampuan untuk masuk ke dalam jaringan) dan patogenisitas (kemampuan
untuk menyebabkan penyakit), semakin besar kemungkinan bahwa organisme
akanmenyebabkan infeksi. Agen infeksius adalah bakteri, virus, jamur, dan parasit.2.
b. RESERVOAR
Tempat di mana mikroorganisme dapat berkembang dan bereproduksi. Sebagai
contoh,mikroorganisme berkembang pada manusia, hewan, dan benda mati seperti
air, permukaan meja, dan gagang pintu.
c. PORTAL OF EXIT
portal keluar dari reservoir Sebuah tempat keluar mikroorganism meninggalkan reservoir.
Sebagai contoh,mikroorganisme dapat meninggalkan reservoir melalui hidung atau mulut
ketikaseseorang bersin atau batuk. Mikroorganisme, terbawa dari tubuh oleh tinja, juga
dapatmeninggalkan reservoir usus yang terinfeksi.4.
d. MODE OF TRANSMISSION
Metode transfer oleh organisme yang bergerak atau dibawa dari satu tempat ke
tempatlain. Tangan pekerja kesehatan dapat membawa bakteri dari satu orang ke orang lain.
e. PORTAL OF ENTRY
Sebuah portal/pintu gerbang/tempat masuk mikroorganisme ke dalam
host/penderita.Portal termasuk lubang tubuh, selaput lendir, atau istirahat di kulit. Portal
juga hasil daritabung yang ditempatkan dalam rongga tubuh, seperti kateter urin, atau dari
tusukan yangdihasilkan oleh prosedur invasif seperti penggantian cairan intravena.
f. SUSCEPTIBLE HOST
Seseorang/Individu yang tidak bisa menahan invasi mikroorganisme ke dalam
tubuhnyadan mengakibatkan infeksi. Host rentan terhadap penyakit, kurang kekebalan
atauketahanan fisik untuk mengatasi invasi oleh mikroorganisme patogen.4

4
Potter and Perry.2013.Fundamental of Nursing .canada :Mosby. pp339
2.4 Jenis Infeksi

1. Infeksi silang ( infeksi eksogen)Infeksi silang terjadi jika mikroorganisme yang


menyebabkan infeksi didapat dari orang lain ( pasien, tenaga kesehatan, orang yang
merawat pasien) atau dari lingkungan (yaitu dari sumber eksogen). Contohnya
infeksi luka yang disebabkan oleh anggota staf perawat yang membawa
staphylococcus, atau yang memiliki lepuh atau lesi spesi atau yang lebih sering staf
perawat yang tidak melakukan teknik mencuci tangan yang tepat
2. Infeksi endogen ( infeksi sendiri)
Infeksi endogen terjadi jika mikroorganisme melakukan kolonisasi pada satu area
dalam tubuh pejamu masuk ke arah lain di dalam tubuh pejamu dan menyebabkan
infeksi, seperti mikroorganisme usus yang menyebabkan infeksi pada luka atau
saluran kemih
3. Infeksi nosocomial
Infeksi nosocomial atau infeksi yang didapat di rumah sakit terjadi pada pasien
yang dirawat di Rumah Sakit paling tidak selama 72 jam dan pasien tersebut tidak
menunjukkan tanda serta gejala infeksi saat masuk Rumah Sakit. Infeksi
nosocomial yang paling umum adalah infeksi saluran kemih.
4. Infeksi oportunistik
Infeksi oportunistik adalah infeksi serius akibat organisme yang normalnya tidak
memiliki atau memiliki sedikit aktivitas pathogen (kemampuan menimbulkan
penyakit), tetapi menyebabkan penyakit jika resistensi pejamu menurun akibat
penyakit serius, pengobatan infasif, atau karena obat (mis.,pneumonia
Pneumocystis cranii pada pasien HIV dan/atau AIDS).5
2.5 Faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi
1. Adhesi
Fimbriae (pili) adalah struktur yang menyerupai rambut yang terdapat pada
tubuh bakteri. Pili berfungsi membantu bakteri menempelkan tubuhnya pada lokasi
infeksi.Kondisi penempelan ini disebut sebagai adhesi.Hal ini tidak terjadi secara
kebetulan, reaksi tertentu membantu terjadinya adhesi.Reseptor permukaan pada sel-
sel epitel dan struktur perekat (adhesin) pada permukaan bakteri terlibat dalam reaksi
adhesi ini.Struktur perekat (adhesin) terdapat pada fimbriae/fibrillae/pili.Adhesin

5
Brooker chris.2009.Ensiklopedia Keperawatan.Jakarta: EGC Medical Publisher .pp 206
mengandung faktor virulensi yang membuat rantai virulen bakteri.Bila adhesin
hilang, bakteri menjadi avirulen.Jadi, orang yang diimunisasi dengan adhesin
tertentu akan membuat tubuh membentuk kekebalan terhadap infeksi bakteri tertentu
2 Daya Serang
Bakteri yang menyerang jaringan tubuh inang bisa menimbulkan infeksi pada
skala luas atau hanya infeksi lokal.Misalnya, infeksi luka dapat menyebabkan
septikemia streptokokus yang merupakan jenis infeksi luas.Sedangkan infeksi abses
Staphylococcus lebih bersifat lokal.
3 Jenis Toksin
Bakteri mampu menghasilkan toksin yang menyebabkan infeksi pada
tubuh.Ada dua jenis toksin yang dihasilkan oleh bakteri, yaitu eksotoksin dan
endotoksin. Eksotoksin dapat berdifusi pada media di sekitarnya dan sangat
berbahaya meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit.Sedangkan endotoksin mudah
hancur karena panas.Terdapat beberapa eksotoksin yang terkenal sebagai zat paling
beracun di dunia.Misalnya, toksin botullinum. Satu juta marmut dapat dibunuh
dengan hanya 1 mg toksin botullinum.Eksotoksin umumnya dihasilkan oleh bakteri
gram positif dan beberapa bakteri gram negatif seperti E.coli, Cholera vibrio, dan
lainnya.Eksotoksin menunjukkan afinitas spesifik terhadap jaringan tertentu dan
setiap eksotoksin memiliki efek yang berbeda pada masing-masing inang.Endotoksin
merupakan bagian integral dari dinding sel bakteri gram negatif.Endotoksin terbuat
dari kompleks polisakarida-protein-lipid yang sangat stabil terhadap panas.Lipid A
merupakan komponen yang mempengaruhi toksisitas endotoksin.Komponen ini akan
dilepaskan ke media sekitarnya hanya ketika dinding sel bakteri hancur.Endotoksin
akan berbahaya hanya ketika terdapat dalam jumlah banyak.Endotoksin tidak
memiliki aktivitas farmakologis tertentu dan memiliki efek yang sama pada setiap
inang.
4. Faktor Lain
a. Bakteriofag
Beberapa bakteri mengandung bakteriofag yang memberikan sifat virulensi
pada bakteri tersebut.Misalnya, bakteri difteri mengandung bakteriofag yang
memiliki gen untuk memproduksi toksin.
b. Plasmid
Terdapat bakteri yang mengandung plasmid. Plasmid ini memberikan
kekebalan ganda terhadap pengobatan pada bakteri sehingga infeksi menjadi sulit
diobati.
c. Bakteri berkapsul
Klebsiella pneumoniae dan Haemophilus influenzae adalah jenis bakteri yang
berkapsul.Sel-sel bakteri dilindungi oleh sebuah kapsul yang membantu mereka
menghindari fagositosis.Bakteri tersebut membawa antigen pada kapsul untuk
melanjutkan aktivitas lisis (proses penghancuran) di dalam sel-sel tubuh6

2.6 Sistem Pertahanan Tubuh

2.6.1 Imunitas Nonspesifik


Pertahanan tubuh terhadap serangan (infeksi) olehmikroorganisme telah dilakukan
sejak dari permukaan luar tubuh yaitu kulit dan pada permukaan organ-organ dalam. Tubuh
dapatmelindungi diri tanpa harus terlebih dulu mengenali ataumenentukan identitas
organisme
penyerang. Imunitas non spesifikdidapat melalui tiga cara berikut:
a. Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Organ Tubuh.Tubuh memiliki daerah-daerah
yang rawan terinfeksi olehkuman penyakit berupa mikroorganisme, yaitu daerahsaluran
pernapasan dan saluran pencernaan. Saluranpencernaan setiap hari dilewati oleh
berbagai macam makanan dan air yang diminum. Makanan tersebut tidakselalu terbebas
dari kuman penyakit baik berupa jamurmaupun bakteri sehingga terinfeksi melalui
saluranpencernaan kemungkinannya tinggi.
b. Pertahanan dengan cara menimbulkan peradangan (Inflamatori) mikroorganisme yang
telah berhasil melewatipertahanan di bagian permukaan organ dapat menginfeksi sel-sel
dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungandan pertahanan dengan memberi
tanda secara kimiawi yaitudengan cara sel terinfeksi mengeluarkan senyawa kimia
histamin dan prostaglandin. Senyawa kimia ini akanmenyebabkan pelebaran pada
pembuluh darah di daerahyang terinfeksi. Hal ini akan menaikkan aliran darah kedaerah
yang terkena infeksi. Akibatnya daerah terinfeksi menjadi berwarna kemerahan dan
terasa lebih hangat.Apabila kulit mengalami luka akan terjadi peradangan yang ditandai
dengan memar, nyeri, bengkak, dan meningkatnya suhu tubuh. Jika luka ini
menyebabkan pembuluh darah robek maka mastosit akan menghasilkan bradikinin dan
histamin. Bradikinin dan histamin ini akan merangsang ujung saraf sehingga pembuluh
darah dapat semakin melebar dan bersifat permeabel.Kenaikan permeabilitas kapiler
darah menyebabkan neutrofil berpindah dari darah ke cairan luar sel. Neutrofil ini akan

6
Amazine.Faktor Yang Mempengaruhi Infeksi. Diperoleh 03 oktober 2014 dari
http://www.amazine.co/22880/4-faktor-yang-mempengaruhi-infeksi-bakteri-pada-manusia/
menyerang bakteri yang menginfeksi sel.Selanjutnya, neutrofil dan monosit berkumpul
di tempat yang terluka dan mendesak hingga menembus dinding kapiler. Setelah itu,
neutrofil mulai memakan bakteri dan monosit berubah menjadi makrofag (sel yang
berukuran besar).Makrofag berfungsi fagositosis dan merangsang pembentukan jenis sel
darah putih yang lain
2.6.2 Imunitas Spesifik
Imunitas spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas nonspesifik.
Antigen merupakan substansi berupa protein dan polisakarida yang mampu merangsang
munculnya sistem kekebalan tubuh (antibodi).Mikrobia yang sering menginfeksi tubuh
juga mempunyaiantigen. Selain itu, antigen ini juga dapat berasal dari sel asing atau sel
kanker. Tubuh kita seringkali dapat membentuk system imun (kekebalan) dengan
sendirinya. Setelah mempunyai kekebalan, tubuh akan kebal terhadap penyakit tersebut
walaupun tubuh telah terinfeksi beberapa kali. Sebagai contoh campak atau cacar air,
penyakit ini biasanya hanya menjangkiti manusia sekali dalam seumur hidupnya. Hal
ini karena tubuh telah membentuk kekebalan primer. Kekebalan primer diperoleh dari B
limfosit dan T limfosit.Adapun imunitas spesifik dapat di peroleh melaluipembentukan
antibodi. Antibodi merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel darah putih.
Apakah Anda tahu bagaimana kuman penyakit dapat terbunuh di dalam tubuh? Semua
kuman penyakit memiliki zat kimia pada permukaannya yang disebut
antigen. Antigen sebenarnya terbentuk atas protein. Tubuh akan merespon ketika tubuh
mendapatkan penyakit dengan cara membuat antibodi. Jenis antigen pada setiap kuman
penyakit bersifat spesifik atau berbeda-beda untuk setiap jenis kuman penyakit. Dengan
demikian diperlukan antibodi yang berbeda pula untuk jenis kuman yang berbeda.
Tubuh memerlukan macam antibodi yang banyak untuk melindungi tubuh dari berbagai
macam kuman penyakit. Anda pasti tahu bahwa dalam kehidupan sehari-hari tubuh tidak
dapat selalu berada dalam kondisiterbebas dari kotoran dan mikroorganisme (steril).7
2.7 Prosedur Asepsis :
2.7.1 Medical Asepsis
perawat melaksanakan prinsip dan prosedur tertentu untuk mencegah infeksi dan
mengontrol penyebarannya. Selama perawatan setiap hari perawat menggunakan teknik

7
Mulyani Pharmaco.(2013, 14 april).Sistem Imun. Diperoleh 4 oktober 2014,dari
http://mulyanipharmaco.files.wordpress.com/2013/04/sistem-imun-stfb-2013.pdf
asepsis dasar untuk memutuskan rantai infeksi karena infeksi dengan mudah berpindah
antara kl(ien dan pemberi perawatan, Contoh dari tindakan asepsis medis adalah asepsis
pada kulit yang akan diinjeksi, atau pada prosedur cuci tangan dengan sabun. Berikut
merupakan prosedur mencuci tagan dengan langkah sebagai berikut :
1. Menggunakan wastafel yang mudah digapai dengan air mengalir yang hangat, sabun
biasa atau sabun antimicrobial,lap tangan kertas atau pengering
2. Lepaskan jam tangan dan gulung lengan panjang ke atas pergelangan tangan. Hindari
memakai cincin. Jika memakai cincin lepaskan selama mencuci tangan
3. Jaga supaya kuku tetap pendek dan datar
4. Inspeksi permukaan tangan dan jari akan adanya luka atau sayatan pada kulit dan
kutikula. Laporkan adanya lesi pada saat merawat klien yang sangat rentan.
5. Berdiri didepan wastafel. Jaga agar tangan dan seragam tidak menyentuh wastafel.(jika
tangan menyentuh permukaan wastafel selama mencuci tangan,ulangi)
6. Alirkan air
7. Hindari percikan air mengenai seragam
8. Atur aliran air sehingga suhu hangat
9. Basahi tangan dan lengan bawah dengan seksama sebelum mengalirkan air hangat.
Pertahankan supaya tangan dan lengan bawah lebih rendah dari pada siku selama
mencuci tangan.
10. Taruh sedikit sabun biasa atau sabun anti microbial cair pada tangan, sabuni dengan
seksama
11. Gosok kedua tangan dengan cepat paling sedikit 10 sampai 15 detik. Jalin jari-jari
tangan dan gosok telapak dan bagian punggung tangan dengan gerakan sirkuler paling
sedikit masing-masing lima kali. Pertahankan supaya ujung jari berada dibawah untuk
memungkinkan pemusnahan mikroorganisme
12. Jika daerah dibawah kuku kotor, bersihkan dengan kuku jari tangan yang satunya dan
tambah sabun atau stik orangewood yang bersih
13. Bilas tangan dan pergelangan tangan dengan seksama, pertahankan supaya letak tangan
dibawah siku.
14. Pilihan :ulangi langkah-langkah 10 sampai 12 namun tambah periode mencuci
tangannya,1,2 dan 3 detik
15. Keringkan tangan dengan seksama dari jari tangan ke pergelangan tangan dan lengan
bawah dengan handuk kertas atau pengering
16. Jika digunakan buang handuk kertas pada tempat yang tepat
17. Tutup kran air menggunakan handuk kertas yang kering 8
2.7.2 Surgical Asepsis
Asepsis bedah atau teknik stiril mengharuskan perawat untuk menggunakan tindakan
pencegahan berbeda dari asepsis medis. Asepsis bedah mengharuskan adanya
mikroorganisme,termasuk pathogen dan spora,dari suatu objek,perawat yang bekerja dengan
lingkungan yang steril atau dengan peralatan yang steril yang harus mengerti bahwa
kegagalan sekecil apapun dalam teknik ini mengakibatkan kontaminasi. Perawat juga
melakukan asepsis bedah untuk menjaga supaya mikrooganisme tidak ada dalam suatu area.
Meskipun asepsis bedah sering dilakukan dalam ruang operasi ,area laboratorium
dan pengiriman dan area diagnosis utama,perawat juga dapat menggunakan teknik asepsis
bedah pada klien. Hal ini termasuk, pada contoh pemasangan kateter intravena atau
urin,pemasanagan jalan nafas trakeobronkial, memasang kembali balutan steril . Perawat
diruang operasi mengikuti langkah untuk mempertahan kan teknik stiril, termsuk memakai
masker ,kacamata pelindung, dan kap,melakukan cuci tangan bedag dan memakai gown dan
sarung tangan steril. Bedanya, perawat yang melakukan ganti balutan dikamar klien dapat
hanya mencuci tangan dan memakai sarung steril. Prosedur asepsis bedah memakai sarung
tangan dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Tangan dijulurkan melalui manset baju bedah. Sarung tangan pertama dipegang
dibagian dalam mansetnya oleh tangan yang tidak memakai sarung tangan dan
ditarik,hanya sampai manset. Bagian luar sarung tangan jangan disentuh.
2. Sarung tangan kedua diambil dibawah manset(steril ke steril)dengan menjaga
jempol yang terbungkus jauh dari tangan yang tidak steril
3. Sarung tangan dengan hati-hati disarungkan ke manset baju bedah disemua
sisinya
4. Maset sarung tangan pertama kemudian disarungkan ke atas manset baju bedah.9

8
Potter and Perry.2013.Fundamental of Nursing .canada :Mosby.pp425
9
J.Gruendemann,Barbara.2005.Buku Ajar Keperawatan Perioperatif.EGC: Jakarta.pp 233
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit.Terdapat batasan patogen,infeksi dan kolonisasi dalam konsep aseptik
dan kontrol infeksi.Kolonisasi mengacu pada mikroorganisme yang tidak bereplikasi pada
jaringan yang ditempatinya. Sedangkan "infeksi" mengacu pada keadaan di mana
mikroorganisme bereplikasi dan jaringan menjadi terganggu. Tiga komponen (faktor) yang
berperan dalam menimbulkan penyakit model ekologi adalah Konsep Agent-Host-
Environment Usaha perawat untuk meminimalkan serangan dan penyebaran infeksi
didasarkan pada prinsip, teknik aseptik.Rantai infeksi adalah sebuah model yang digunakan
untuk memahami proses infeksi. lingkaranlink, masing-masing mewakili komponen dalam
siklus. Setiap poin dari mata rantai harus adadan berada dalam posisi yang benar. Rantai
Infeksi terdiri atas : agen infeksi, reservoir, portalkeluar dari reservoir, cara penularan, dan
portal masuk ke dalam host. Tenik aseptik merupakan usaha mempertahankan klien sedapat
mungkin bebas dari mikroorganisme.Ada dua jenis asepsis, yaitu asesis medis dan
bedah.Menurut asepsis medis jika suatu objek menjadi tidak steril atau tidak bersih maka
objek tersebut akan terkontaminasi , pada asepsis medis suatu area itu mengandung patogen
,contohnya yaitu benda yang telah dipakai, jatuh ke lantai dan kasa yang basah , namun jika
pada asepsis bedah suatu benda dikatakan tidak steril apabila disentuh oleh objek yang tidak
steril, misal sobekan pada sarung tangan bedah.
Daftar Pustaka

1. Potter and Perry.2013.Fundamental of Nursing .canada :Mosby.pp 399,425


2. Efendi,Ferry.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas .Salemba:Jakarta.pp54
3. Black.M.Joyce.1997.Medical-Surgical Nursing :clinical management for continuityof
care.W.B Saunders Company:United States of America.pp 314
4. Brooker chris.2009.Ensiklopedia Keperawatan.Jakarta: EGC Medical Publisher .pp 206
5. Amazine.Faktor Yang Mempengaruhi Infeksi. Diperoleh 03 oktober 2014 dari
http://www.amazine.co/22880/4-faktor-yang-mempengaruhi-infeksi-bakteri-pada-manusia/
6. Mulyani Pharmaco.(2013, 14 april).Sistem Imun. Diperoleh 4 oktober 2014,dari
http://mulyanipharmaco.files.wordpress.com/2013/04/sistem-imun-stfb-2013.pdf
7. Hegner ,Barbara R.2003.Asisten Keperawatan :Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan.Penerbit buku Kedokteran :jakarta
8. J.Gruendemann,Barbara.2005.Buku Ajar Keperawatan Perioperatif.EGC: Jakarta pp 233

Anda mungkin juga menyukai