KBS Ny. D Insyaallah
KBS Ny. D Insyaallah
(BBL)
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Bayi Baru Lahir (BBL)”.
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak menemukan kesulitan tapi dengan adanya
bimbingan dan pengarahan yang baik dari berbagai pihak akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ns. Lina Herida Pinem, S.Kep., M.Kep selaku
dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing kami selama
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi bentuk maupun penyajiannya. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dan lebih peningkatan kualitas untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kelompok dan tingkat dua
keperawatan.
Kelompok
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 -4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat. Sedangkan, asuhan
pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir tersebut selama
satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan
usaha nafas spontan dengan sedikit bantuan adapun permasalahan yang terjadi pada bayi baru
lahir adalah asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat, kejang, BBLR, hipotermi, dll.
Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2013 angka kelahiran di Indonesia sebesar
4.738.692 bayi dan di Jawa Timur sebesar 582.233 bayi. Sedangkan angka kelahiran
berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang tahun 2013 sebesar 19.530 bayi.
Dan angka kelahiran berdasarkan data dari Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang tahun
2014 adalah sebesar 621 bayi.
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000
kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan
kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat
pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta
kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status
kesehatan di wilayah tersebut rendah (Dinkes, 2011).
Bertambah lagi adanya ikterus neonatus yang terjadi akibat asi yang tidak keluar pada ibu
akibatnya bayi tidak mendapatkan asi muncul lah ikterik neonatus,Oleh sebab itu, maka
penulis tertarik mengambil kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Bayi baru lahir pada
bayi Ny.D ” di Ruang Kamar bayi sehat RSIA Restu Kasih”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami tentang Konsep medis BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
dan asuhan keperawatan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
2. Tujuan Khusus
1
a. Mahasiswa dapat memahami definisi, klasifikasi, etiologi, Patofisiologi,
manifestasi klinis, komplikasi, Pemeriksaan penunjang, Penatalaksanaan medis
BBL (Bayi Baru Lahir)
b. Mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada BBL (Bayi Baru
Lahir)
C. Metode Penulisan
Metode dalam penulisan makalah ini menggunakan metode studi kepustakaan yaitu dengan
cara mengumpulkan dan membaca bahan-bahan yang berkaitan Dengan BBL dan dari buku-
buku referensi.
D. Sistematika penulisan
Supaya dalam penulisan makalah ini lebih mudah, penulis membuat sistematika dalam 3 BAB
yaitu:
1. BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
2. BAB II : Tinjauan Teori
Bab ini berisi tentang definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik,
komplikasi, panatalaksanaan medis, pemeriksaan penunjang, Konsep Asuhan
Keperawatan (Pengkajian, Diagnosa, dan Intervensi).
3. BAB III : Tinjauan Kasus
Bab ini berisi tentang kasus bayi baru lahir, yang mencakup pengkajian, diagnose
keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan, serta evaluasi
4. BAB IV : Pembahasan
Bab ini berisi tentang pembahasan teori dan kasus yang ditemukan di lapangan
5. BAB V : Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan serta saran-saran yang diharapkan penulis untuk
lebih memaksimalkan makalah selanjutnya.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran sampai 15 dan 30 menit
setelah kelahiran
b. Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai
sekitar akhir minggu kedua dari kehidiupan pascamatur
(Dalam buku Rivanica, Rhipiduri dkk, 2016)
3
o. Refleks rooting ( mencari puting susu )
p. Refleks sucking ( isap dan menelan )
q. Refleks moro ( gerakan memeluk jika dikagetkan )
r. Refleks grasping ( menggenggam )
s. Genetalia pada laki – laki testis udah berada di skrotum dan penis yang berlubang
sedangkan pada perempuan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang serta
adanya labia minora dan mayora
t. Eliminasi baik keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan
3. Adaptasi Fisologis
Adapun tujuan utama dari adaptasi fisiologi BBL adalah untuk mempertahankan hidupnya
secara mandiri dengan cara :
b. Mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup.
Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
4
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan
kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini
terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan
sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas
sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi
kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak
tercukupinya jumlah surfaktan.
• Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
• Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara
mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf
pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut
yang diperlukan untuk kehidupan.
5
• Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat
dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi
gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah
frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
• Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang
menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih
banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi
yang sebelumnya sudah terganggu.
6
e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah
paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada
pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli,
sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk
hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam
alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang
perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara
mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
7
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah
ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan
atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan
oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan
sirkulasi ke paruparu mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada
atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada
atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara
fungsional akan menutup. Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika
dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan
setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3
bulan.
8
Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang
suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit,
pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat
untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu
meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi
harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak
menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL.
Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress
dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan
tenaga kesehatan (perawat dan bidan) berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan
panas pada BBL.
9
Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan
tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa
darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan
membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika bayi
mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan
glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam
rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia
akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran.
Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran
pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama,
maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat
bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan
stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan
sebelum lahir).
10
mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih
terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini
akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu
BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum
matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi
secara efisien. BBL dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh
ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat
dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan
balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan
reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap
mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama
kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.
Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian diri pada kehidupan pascanatal antara lain:
a. Lingkungan pranatal, dimana pada waktu dilingkungan pranatal tidak di rawat oleh
ibunya sehingga dilingkungan pascanatal meempengaruhi perkembangannya.
11
b. Jenis persalinan, mudah atau sulitnya persalinan mempengaruhi penyesuaian
pascanatal.
c. Pengalaman yang berhubungan dengan persalinan, ada dua pengalaman yang
berpengaruh besar pada penyesuaian pascanatal,yaitu seberapa jauh ibu terpengaruh
oleh obat-obatan dan mudah sullitnya bayi bernapas.
d. Lamanya periode kehamilan, jika bayi yang dilahirkan sebelum waktunya di sebut
premature, sedangkan yang terlambat disebut postmatur. Abortus : bayi lahir dengan
berat badan kurang dari 500 g, dan / atau usia gestasi kurang dari 20 minggu. Angka
harapan hidup amat sangat kecil, kurang dari 1%
e. Sikap Orang tua, sikap yang menyenangkan dari orang tua memperlakukan bayinya
itu akan mendorong penyesuaian yang baik.
f. Perawatan pascanatal, yaitu ada tiga aspek : pertama kebutuhan tubuh, kedua
rangsangan yang diberikan.dan ketiga kepercayaan orang tua.
5. Komplikasi
asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat, kejang, BBLR, hipotermi.
6. Pemeriksaan
Penilaian APGAR skor ini dilakukan pada menit pertama kelahiran untuk memberi
kesempatan kepada bayi memulai perubahan kemudian menit ke 5 dan Pemeriksaan Fisik
Tes Darah :
12
7. Penatalaksanaan Medis
a. Non Farmakologi
Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima setelah
dilahirkan)
Jadwal menyusui
b. Farmakologi
Vitamin K
Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak nitral atau
neosporin).
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang biasa dipakai
untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah muskulus vastus lateralis.
13
setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180
kali/menit (menangis). Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit
warna ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah
sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda
dari hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering
menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan
bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
c. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C. Pengukuran suhu tubuh
dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
d. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit
pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya
dilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di daerah lipatan
dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau
tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki
juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
f. Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat
harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
g. Refleks
Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan akan
terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan
memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang
akan memberi reaksi.
Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau
diangkat akan bergerak seperti berjalan.
14
Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke sisi
yang disentuh itu mencari puting susu.
Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi akan
membuat gerakan menghisap.
h. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun harus
waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan lahir
normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
i. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
j. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan
panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-
occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar
dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan
normal 48-50 cm.
k. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen
dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin
ada.
Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
l. Pemeriksaan Fisik
Kepala
15
terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini
diakibatkan peningkatan tekanan intracranial, sedangkan yang cekung dapat
terjadi akibat dehidrasi.
Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini
terjadi karena adanya trisomi 21.
Telinga
Pemeriksaan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang
rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan
lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun
telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami
sindrom tertentu (Pierre – robin). Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel
hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal.
Mata
Hipertelorisme okular, mata dengan jarak lebar, jarak lebih dari 3 cm antara
kantus mata bagaian dalam dapat dideteksi. Periksa jumlah, posisi atau letak
mata. Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna.
Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea. Katarak congenital akan
mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang
ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat
mengindikasikan adanya defek retina. Periksa adanya trauma seperti palpebra,
perdarahan konjungtiva atau retina, adanya secret pada mata, konjungtivitis
oleh kuman gonokokus dapat terjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan.
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom
down.
16
Hidung dan mulut
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan simetris.
Bibir dipastikan tidak adanya sumbing, dan langit – langit harus tertutup.
Refleks hisap bayi harus bagus, dan berespons terhadap rangsangan. Kaji
bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5
cm.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah, hal ini
kemungkinan adanya sifilis congenital. Periksa adanya pernapasan cuping
hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya rangsangan
pernapasan.
Leher
Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal. Leher berselaput
berhubungan dengan abnormalitas kromosom. Periksa kesimetrisannya.
Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan
ada kelainan tulang leher. Periksa adanya trauma leher yang dapat
menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis. Lakukan perabaan untuk
mengidentifikasi adanya pembengkakan. Periksa adanya pembesaran kelenjar
tiroid dan vena jugularis. Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian
belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
Dada
Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat dan simetris. Payudara
baik pada laki – laki maupun perempuan terlihat membesar karena pengaruh
hormone wanita dari darah ibu. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat
bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks,
paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding
17
dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal
pada saat bernapas perlu diperhatikan.
Gerakan normal, kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang
kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur. Periksa jumlah jari.
Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili. Telapak tangan harus dapat
terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormalitas
kromosom, seperti trisomi 21. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat
terinfeksi atau tercabut, sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.
Perut
Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat.
Perut harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada
saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan, jika perut sangat cekung,
kemungkinan terdapat hernia diafragmatika, perut yang membuncit
kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya. Jika perut
kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau duktus
omfaloentriskus persisten.
Kelamin
Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya verniks dan smegma
(kelenjer kecil yang terletak di bawah prepusium mensekresi bahan yang seperti
keju) pada lekukan. Labia mayora normalnya menutupi labia minora dan
klitoris. Klitoris normalnya menonjol. Menstruasi palsu kadang ditemukan,
diduga pengaruh hormon ibu disebut juga psedomenstruasi. Normalnya
terdapat umbai himen. Pada bayi laki-laki rugae normalnya tampak pada
skrotum dan kedua testis turun kedalam skrotum. Meatus urinarius normalnya
terletak pada ujung glands penis. Epispadia adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan dorsal. Hipospadia untuk
menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan ventral penis.
18
Ekstremitas bagian atas normalnya fleksi dengan baik, dengan gerakan yang
simetris. Refleks menggenggam normalnya ada. Kelemahan otot parstial atau
komplet dapat menandakan trauma pada pleksus brakhialis. Nadi brakhialis
normalnya ada. Ekstremitas bagian bawah normalnya pendek, bengkok dan
fleksi dengan baik. Nadi femoralis dan pedis normalnya ada.
Punggung
Kulit
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko hipotermi b.d transfer panas
b. Resiko infeksi b.d pemotongan tali pusat
3. Intevernsi
a. Dx 1 : - kaji suhu,rr,nadi/4 jam
- Kaji adanya sianosis
- Kali akral
- Jauhkan bayi dari paparan ac
- Segera ganti popok bayi /4jam
- Hangatkan benda-benda yang akan bersentuhan dengan tubuh bayi
b. Dx. 2: - kaji suhu /4 jam
- Lakukan perawatan tali pusat setiap mandi
- Jaga kebersihan sekitar talu pusat
- Kaji ada nya tanda – tanda infeksi di tali pusat
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Bayi :
Nama bayi : By. NY D Tanggal lahir : 05.08.18 Jam : 22.40 Jenis : Lk-Lk
Orang Tua :
20
2. Resume (Ditulis sejak klien masuk rumah sakit sampai dengan sebelum pengkajian
dilakukan oleh mahasiswa meliputi : data fokus, masalah keperawatan, tindakan
keperawatan mandiri serta kolaborasi dan evaluasi secara umum)
Ny. D datang tanggal 05.08.18 ke RSIA Restu Kasih untuk menjalankan operasi caesar
dengan usia kehamilan 40-41 minggu riwayat G1P2A0. Pada jam 22.40 bayi lahir dengan
BB: 3180 gram PB : 52 cm LK : 31,5 cm LLA : 12 cm kesadaran composmentis apgar 8/9
dengan riwayat ketuban pecah dini 16 jam suhu: 35,5 0C Nadi: 140 x/menit RR: 44x/menit
CRT < 3 detik. Setelah itu bayi diberikan injkesi vit k dan obat tetes mata lalu suction oleh
dokter. Setelah itu bayi di pindahkan ke ruangan bayi sehat di lantai 5 dengan masalah
keperawatan resiko hipotermi dan risiko infeksi tindakan yang dilakukan perawat
memberikan lampu penghangat dan bayi dibersihkan badannya evaluasi secara umum
masalah belum teratasi tujuan belum tercapai.
Antepartum
- Lama persalinan : ______ jam, Kala I______ jam, Kala II : ____ jam/menit
- Pecah ketuban : 16 jam/menit, keadaan air ketuban : Jernih
- Masalah kesehatan/komplikasi dalam persalinan : Ketuban pecah dini
21
- Obat-obatan yang didapat : injeksi vit k, obat tetes mata
- Resusitasi yang diberikan pada bayi : Bayi hanya di suction
- Kelainan/cacat fisik : tidak ada
4. Pengkajian Fisik
Menangis : kuat
b. Sistem Integumen
c. Kepala – Leher :
Kepala
Biparietalis : 20 cm
22
d. Mata :
e. Telinga
Simetris : ya Bentuk : Simetris Lubang telinga : Ada
f. Hidung
Pengeluaran : Tidak Ada Pernafasan cuping hidung : tidak
Bersin : tidak
g. Mulut :
h. Muka :
i. Leher :
j. Dada
Thoraks :
Paru-paru :
RR : 42 x/menit
23
f. Abdomen
Distensi : tidak Benjolan : tidak Tali pusat : + ada
1) Laki-laki
Testis : belum
Scrotum : tidak
Meko : Hitam
3) Wanita
Labia : mayor/minor _____________ Pengeluaran ________________
Lain-lain : ____________________________________________
Anus
g. Punggung
Fleksibilitas tulang punggung : Baik Bentuk : simetris
h. Ekstremitas
Jari tangan : 10 Tremor : Tidak ada Nadi brachial : Kuat
Jari kaki : 10 Rotasi paha : Bisa ke segala arah Nadi femoral : Kuat
24
i. Refleks ( dilakukan jika kondisi bayi normal )
Sucking : Ada Palmer graps : Ada
j. Jenis minuman
ASI : Ya PASI : Ya
5. Pemeriksaan Penunjang
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
_________________________________________________________
6. Penatalaksanaan
Pemberian vit.k, obat tetes mata gentamicin 0,3 % , imunisasi Hb, polio pada saat lahir
25
DATA FOKUS
Diagnosa Medis :
Cp.1.A
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
S : 37,1ºC
N : 140x/menit
RR : 42x/menit
PB : 52 cm
LK : 31,5 cm
LLA : 12 cm
LD : 31,5 cm
26
Kebutuhan Fisiologis : Oksigenasi
- RR : 42 x/menit
- Suara nafas vesikuler
- Gerakan Pernafasan teratur
- Bentuk dada simetris
- Retraksi dada +
- LD 31,5 cm
- Tidak sianosis
- Mukosa lembab
- Turgor kulit elastis
- Edema –
- Crt < 3 detik
- Suhu 37,1oC
- Kebutuhan cairan
100 x 315 kg : 315 cc
27
- Bising usus : 10 x / menit
- BAB 1 x
- BAK 1 x
28
Kebutuhan Rasa Aman
- Suhu 37,1 oC
- RR 42 x/menkit
- Nadi 140 x/menit
- Tidak ada muntah
- Tali pusat belum puput masih basah
- Tidak ada tanda – tanda infeksi di tali
pusat seperti kemerahan, bengkak,
nyeri, panas, perubahan fungsi serta
bau
- Akral dingin
- Bayi tidak mengigil
- Bayi tidak menangis
Kebutuhan Aktivitas
29
ANALISA DATA
Diagnosa Medis :
Cp.1-B
1. DS :
DO :
- Suhu : 37,1 0C
- Bayi tidak sianosis
Resiko Hipotermi Trasfer panas
- RR : 42 x/menit
- Nadi : 140 x/menit
- Klien tidak mengigil
- Kulit elastis
- BB lahir 3180 gram
- BB Sekarang 3150
gram
30
2. DS : Resiko infeksi Pemotongan tali pusat
DO : dan ketuban pecah dini
- Suhu : 37,1 0C
- Tali pusat + masih
basah
- Tidak ada tanda –
tanda infeksi di tali
pusat seperti
kemerahan, nyeri,
panas, bengkak,
perubahan fungsi dan
bau di tali pusat
- Riwayat KPD 16 jam
31
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Medis :
DO :
- Suhu : 37,1 0C
- Bayi tidak sianosis
- RR : 42 x/menit
- Nadi : 140 x/menit
- Klien tidak mengigil
- Kulit elastis
- BB lahir 3180 gram
- BB Sekarang 3150 gram
32
2. Resiko infeksi b.d pemotongan tali pusat 06.08.2018 Belum Vina
dan ketuban pecah dini Teratasi
DS :
DO :
- Suhu : 37,1 0C
- Tali pusat + masih basah
- Tidak ada tanda – tanda infeksi
di tali pusat seperti kemerahan,
nyeri, panas, bengkak,
perubahan fungsi dan bau di tali
pusat
- Riwayat KPD 16 jam
33
RENCANA KEPERAWATAN
34
6. Suhu ruangan mandi
dalam batas setiap
normal ( 26 – pagi
28 o C ) 8. Segera
ganti
popokba
yi bila
basah
9. Atur
suhu
ruangan
setiap
pagi
10. Jauhkan
bayi dari
paparan
ac
11. Hangatk
an benda
– benda
yang
bersentu
han
langsun
g
dengan
bayi /
tindakan
35
23/7/1 2. Resiko infeksi b.d pemotongan Setelah dilakukan 1. kaji Vina
8 tali pusat dan ketuban pecah tindakan keperawatan suhu/shi
dini selama 2 x 24 jam ft
diharapkan resiko 2.
DS :
infeksi tidak menjadi Lakukan
DO :
actual, dengan perawat
- Suhu : 37,1 0C
kriteria hasil : an tali
- Tali pusat + masih
pusat
basah 1. Suhu dalam
setiap
- Tidak ada tanda – tanda batas normal
pagi /
infeksi di tali pusat (36,5ºC -
bila
seperti kemerahan, 37,5ºC)
basah
nyeri, panas, bengkak, 2. Tidak ada
3. jaga
perubahan fungsi dan tanda – tanda
kebersih
bau di tali pusat infeksi seperti
an area
- Riwayat KPD 16 jam kemerahan,
sekitar
nyeri,
tali
bengkak,
pusat
panas,
4. kaji
perubahan
tanda –
fungis di tali
tamda
pusat
infeksi
3. Tali pusat
di tali
tidak bau
pusat /
4. Tali pusat
shift
kering
5.
memand
ikan
bayi
36
setiap
pagi
37
PELAKSANAAN ( CATATAN KEPERAWATAN )
Diagnosa Medis :
Senin,
06-08- 2018
H : 36,5 oC
H : 140 x/menit
16.40 1. Mengkaji RR
H : 44 x/menit
H : Akral dingin
38
1. Mengatur suhu ruangan
17.00
H : suhu ruangan 26 0C
Senin,
06-08-2018
H : 36,5 oC
Memandikan bayi
16.55 2.
H : Bayi dimandikan dan bayi tampak tenang
39
EVALUASI ( CATATAN PERKEMBANGAN )
Diagnosa Medis :
06-08-2018 O:
Senin,
2. S:-
06-08-2018 Vina Rosyliana
O:
- Suhu 36,5oC
40
- Ditali pusat tidak ada tanda-tanda infeksi
seperti
kemerahan,nyeri,panas,bengkak,perubaha
n fungsi serta bau di tali pusat
- Tali pusat masih basah
41
PELAKSANAAN ( CATATAN KEPERAWATAN )
Diagnosa Medis :
Selasa,
07-08- 2018
H : 37,1 oC
H : 142 x/menit
16.40 1. Mengkaji RR
H : 43 x/menit
H : Akral hangat
42
Mengganti pokok bayi dengan segera bila basah
16.37
1. H : Popok bayi di ganti setiap 3 jam
1. H : suhu ruangan 26 0C
17.15
Menjauhkan bayi dari paparan AC
Selasa,
07-08-2018
H : 37,1 oC
Memandikan bayi
16.55 2.
43
H : Bayi dimandikan dan bayi tampak tenang
44
EVALUASI ( CATATAN PERKEMBANGAN )
Diagnosa Medis :
06-08-2018 O:
S:-
O:
Senin,
- Suhu 37,1oC
06-08-2018 - Ditali pusat tidak ada tanda-tanda infeksi Vina Rosyliana
seperti
kemerahan,nyeri,panas,bengkak,perubaha
n fungsi serta bau di tali pusat
- Tali pusat mulai mengering
45
A : Masalah teratasi sebagian , tujuan belum
tercapai
46
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Bayi baru lahir By. Ny. D di
Ruang Kamar Bayi sehat RSIA Restu Kasih, maka dalam bab ini kelompok akan membahas
tentang keterkaitan atau kesenjangan antara teori dan kenyataan yang diperoleh dari hasil
pelaksanaan studi kasus
1. Pengkajian
Dalam pengkajian di awali dengan pengumpulan data melalui anamnesa yang meliputi
identitas pasien, riwayat kelahiran bayi, riwayat ibu kandung bayi, pengkajian fisik pada
neonatus dan riwayat sosial yang berpedoman pada format pengkajian, namun tidak
tertutup kemungkinan untuk dikembangkan dengan data-data lain yang ditemukan pada
pasien
Untuk memperoleh data, baik data subjektif maupun objektif, penulis melakukan
pendekatan-pendekatan antara lain pengamatan langsung, wawancara kepada keluarga,
pemeriksaan fisik, baik inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi serta pemeriksaan
laboratorium dan konsultasi dengan tim kesehatan serta melalui catatan medic. Pada
pelaksanaan pengkajian data penulis tidak banyak mengalami hambatan oleh karena
adanya kerjasama yang baik dari keluarga dan tim kesehatan lainnya, sehingga
memudahkan dalam pengumpulan data.
Pada teori dalam buku Rivanica ( 2016 ) Bayi baru lahir ( BBL ) adalah bayi yang lahir
dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, usia kehamilan
genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan 2.500 – 4.000 gram, APGAR >7
tanpa cacat bawaan. Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu
dengan berat badan sekitar 2,500-3.000 gram dan panjang badan 47-52cm, Lingkar kepala
33-35 cm. Lingkar dada 30-38 cm, Lingkar lengan 11-12 cm, Frekuensi nafas 40-60
x/menit, Denyut jantung 120-160 x/menit, Kulit kemerahan, Ada rambut lanugo, Kuku
panjang dan lemas, Gerak aktif, Bayi lahir langsung menangis, Refleks rooting ( mencari
puting susu ), Refleks moro ( gerakan memeluk jika dikagetkan ), Refleks grasping (
menggenggam ), Genetalia pada laki – laki testis udah berada di skrotum dan penis yang
47
berlubang sedangkan pada perempuan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang
serta adanya labia minora dan mayora, Eliminasi baik keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama berwarna hitam kecoklatan. Jika ditemukan nilai APGAR 0-3 asfiksia berat, 4-6
asfiksia ringan 7-10 Bayi normal dan sedikit asfiksia.
Pada kasus By. Ny. D data yang diperoleh terdapat Tanda - tanda seperti berat badan bayi
yaitu 3180gram dengan masa kehamilan 40- 41 minggu, apgar 8/9, panjang badan 52 cm,
lingkar dada 31,5, lingkar kepala 31,5 cm, lingkar lengan atas 12 cm. Pada saat dikaji reflek
pada bayi bagus testis sudah turun tidak ada kelainan lubang uretra, bayi tidak cacat, anus
(+), meko kehitaman. Benar yang di katakan oleh teori bahwa bayi baru lahir rentan sekali
hipotermi jadi penting sekali untuk memantau suhu bayi dan menjaga suhu ruangan serta
alaskan dan hangatkan barang – barang yang akan bersentuhan langsung dengan bayi. Bayi
baru lahir juga harus dipantau untuk tali pusatnya jaga kebersihan tali pusat selalu pantau
tanda – tanda infeksi, tali pusat harus dalam keadaan kering, hindari memakai bahan kimia,
koin atau kopi untuk perawatan tali pusat cukup dengan kasa kering saja. Dalam hal ini
tidak terdapat perbedaan antara teori dan kasus sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
ada kesenjangan antara teori dan kasus.
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir ( BBL ) adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina
tanpa memakai alat, usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan
2.500 – 4.000 gram, APGAR >7 tanpa cacat bawaan. Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir
cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat badan sekitar 2,500-3.000 gram dan panjang badan
47-52cm, Lingkar kepala 33-35 cm, Lingkar dada 30-38 cm, Lingkar lengan 11-12 cm,
Frekuensi nafas 40-60 x/menit, Denyut jantung 120-160 x/menit, Kulit kemerahan, Ada
rambut lanugo, Kuku panjang dan lemas, Gerak aktif, Bayi lahir langsung menangis, Refleks
rooting ( mencari puting susu ), Refleks sucking ( isap dan menelan ), Refleks moro ( gerakan
memeluk jika dikagetkan ), Refleks grasping ( menggenggam ), Genetalia pada laki – laki testis
udah berada di skrotum dan penis yang berlubang sedangkan pada perempuan ditandai dengan
vagina dan uretra yang berlubang serta adanya labia minora dan mayora, Eliminasi baik
keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan. Masa bayi baru lahir
(Neonatal) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran sampai 15 dan 30 menit
setelah kelahiran
b. Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai
sekitar akhir minggu kedua dari kehidiupan pascamatur
(Dalam buku Rivanica, Rhipiduri dkk, 2016)
Pada Bayi Baru lahir bisa terjadi asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat, kejang,
BBLR, hipotermi. Jadi penting sekali untuk memperhatikan bayi baru lahir dengan menjaga
kebersihan daerah sekitar tali pusat agar tidak terinfeksi tali pusat harus dengan keadaan
kering, pantau suhu bayi baru lahir, jaga suhu ruangan, alasi dan hangatkan barang – barang
yang akan bersentuhan dengan kuli bayi.
49
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam mengetahui asuhan
keperawatan pada klien dengan BBL (Bayi Baru Lahir). Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan penulisan makalah karena penulis masih dalam proses
pembelajaran
50
DAFTAR PUSTAKA
Maryanti,dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : TIM
Nurarif,dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-
Noc Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction
Wong, Donna L.2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, Ed 6, Vol 2. Jakarta :EGC
Rivanica, Rhipiduru dan Oxyandi, miming. ( 2016 ). Buku Ajar Deteksi Dini Tumbuh Kembang
dan Pemeriksaan Bayi Bary Lahir. Jakarta : Salemba Medika
51