Anda di halaman 1dari 16

ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

KOMBINASI NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT DAN


SENSORY INTEGRATION LEBIH BAIK DARIPADA HANYA
NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT UNTUK
MENINGKATKAN KESEIMBANGAN BERDIRI
ANAK DOWN SYNDROME

Oleh :
Dhofirul Fadhil Dzil Ikrom Al Hazmi*, Ketut Tirtayasa**, Muhammad Irfan***

*Prodi Fisioterapi, STIKES Aisyiah, Yogyakarta


**Ilmu Faal, Universitas Udayana, Bali
***Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul, Jakarta

ABSTRAK
Masalah kesehatan pada anak berkebutuhan khusus ada yang dibawa sejak lahir atau
kongenital seperti down syndrome. Pada anak down syndrome sering ditemukan adanya
gangguan keseimbangan berdiri yang menyebabkan ia tidak dapat mempertahankan postur
tubuh terhadap gangguan yang datang. Jika ini dibiarkan tentu akan menimbulkan
permasalahan perkembangan motorik selanjutnya. Fisioterapi mempunyai metode neuro
developmental treatment dan sensory integration. Dalam hal ini penulis ingin
membandingkan kombinasi neuro developmental treatment dan sensory integration
dengan neuro developmental treatment pada anak down syndrome dengan permasalahan
keseimbangan berdiri. Metode penelitian ini eksperimental dengan rancangan penelitian
randomized pre and post test group design. Sampel pada penelitian ini sebanyak 18 anak
down syndrome yang mengalami permasalahan keseimbangan berdiri dan waktu penelitian
selama dua bulan. Kelompok dibagi menjadi dua, yaitu kelompok-1 (neuro developmental
treatment) dan kelompok-2 (neuro developmental treatment dan sensory integration).
Instrumen pengukuran yang digunakan adalah sixteen balance test yang di ukur sebelum
perlakuan (0-session) dan sesudah perlakuan (6-session) pada masing-masing subjek. Hasil
pada penelitian ini didapatkan data deskriptif sampel pada kedua kelompok dengan usia 2-
4 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, tinggi badan 70-85 cm dan berat badan 8-
13 kg. Data sebelum dan setelah perlakuan kelompok-1 berdistribusi normal. Kemudian
data sebelum dan setelah perlakuan kelompok-2 berdistribusi normal. Berdasarkan uji
kompabilitas kedua variabel pada kedua kelompok, pengujian hipotesis menggunakan data
setelah perlakuan. Variabel sixteen balance test pada kedua kelompok menggunakan uji
hipotesis independent sample t-test didapatkan nilai p = 0,034. Kesimpulan yang
didapatkan nilai p<0,05. Nilai tersebut menjelaskan kombinasi neuro developmental
treatment dan sensory integration lebih baik daripada hanya neuro developmental
treatment untuk meningkatkan keseimbangan berdiri anak down syndrome.

Kata kunci : neuro developmental treatment, sensory integration, down syndrome,


keseimbangan berdiri, sixteen balance test.

56
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

THE COMBINATION OF NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT AND


SENSORY INTEGRATION IS BETTER THAN JUST NEURO
DEVELOPMENTAL TREATMENT TO IMPROVE
THE BALANCE OF STAND IN CHILDREN
WITH DOWN SYNDROME

By :
Dhofirul Fadhil Dzil Ikrom Al Hazmi*, Ketut Tirtayasa**, Muhammad Irfan***

*Prodi Fisioterapi, STIKES Aisyiah, Yogyakarta


**Ilmu Faal, Universitas Udayana, Bali
***Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul, Jakarta

ABSTRACT
One of health problem in child with special need is existed at birth (congenital), such
as Down Syndrome. Child with down syndrome often get balance disturbance in stand
which causes he cannot keep the body posture from the disturbance. This condition may
causes the problem with his further motor development. There is neuro developmental
treatment and sensory integration method in physiotherapy. The study aims to compare the
combination of neuro developmental treatment and sensory integration with neuro
developmental treatment in child with down syndrome who get balance disturbance in
stand. The study is an experimental research using randomized pre and post-test group
design. The samples were 18 children with down syndrome which got balance disorder in
stand. The study spent two months. There were two groups. The group one was treated
using neuro developmental treatment and group two was used neuro developmental
treatment and sensory integration. The Measuring instrument used sixteen balance test
which was included pre (0-session) and post (6-session) test for each subject. The
descriptive data for both of groups are age: 2-4 years old children with down syndrome,
sex: male and female, height: 70-85 cm and weight: 8-13 kg. The pre-test data of group
one does not show normal distribution, but the post-test data shows normal distribution.
Both of pre-test and post-test data of group two show normal distribution. According to
compatibility test to both of groups, the hypothesis test used post-test data. The variable of
sixteen balance test that used independent sample t-test both of groups which p value=
0,034. This study has two conclusions. First conclusion is got from the percentage of static
sixteen balance test variable which shows p value < 0,05. The value illustrates that the
using the combination of neuro developmental treatment and sensory integration is better
than just using neuro developmental treatment to improve the balance of stand.

Key words: neuro developmental treatment, sensory integration, down syndrome, the
balance of stand, sixteen balance test.

57
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

PENDAHULUAN merupakan dasar bagi kemampuan


1
Anak mengalami proses tumbuh akademik dan prilaku sosial .
kembang yang dimulai sejak dari dalam Sensory integration adalah
kandungan, masa bayi, dan balita. Setiap pengorganisasian sensasi untuk
tahapan proses tumbuh kembang anak penggunaan sebuah proses yang
mempunyai ciri khas tersendiri, sehingga berlangsung di dalam otak yang
jika terjadi masalah pada salah satu memungkinkan kita memahami dunia
tahapan tumbuh kembang tersebut akan kita dengan menerima, mengenali,
berdampak pada kehidupan selanjutnya. mengatur, menyusun dan menafsirkan
Tidak semua anak mengalami proses informasi yang masuk ke otak melalui
tumbuh kembang secara wajar sehingga indra kita. Pengintegrasian sensoris
terdapat anak yang memerlukan adalah dasar untuk memberikan respon
penanganan secara khusus. adaptif terhadap tantangan yang
Masalah kesehatan pada anak ditimbulkan oleh lingkungan dan
berkebutuhan khusus ada yang dibawa pembelajaran2.
sejak lahir atau kongenital seperti down Sensory integration adalah proses
syndrome. Pada anak down syndrome pengorganisasian masukan sensorik.
sering ditemukan adanya gangguan Fungsi pembelajaran tergantung pada
keseimbangan berdiri yang menyebabkan kemampuan anak untuk memanfaatkan
ia tidak dapat mempertahankan postur informasi sensorik yang di dapat dari
tubuh terhadap gangguan yang datang. lingkungannya. Mengintegrasikan
Jika ini dibiarkan tentu akan informasi kemudian menjadi rencana
menimbulkan permasalahan adalah sebuah bentuk tujuan perilaku.
perkembangan motorik selanjutnya. Intervensi integratif sensorik, stimulasi
Sensory integration (SI) adalah vestibular, pendekatan terapi
sebuah proses otak alamiah yang tidak perkembangan saraf merupakan metode
disadari. Dalam proses ini informasi dari yang efektif digunakan sebagai terapi
seluruh indera akan dikelola kemudian okupasi / fisioterapi3.
diberi arti lalu disaring, mana yang Neuro developmental treatment
penting dan mana yang diacuhkan. Proses (NDT) merupakan salah satu pendekatan
ini memungkinkan kita untuk berprilaku yang paling umum digunakan untuk
sesuai dengan pengalaman dan intervensi anak-anak dengan gangguan

58
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

perkembangan. Metode ini pertama kali sepasang kromosom untuk saling


digunakan untuk terapi anak-anak pada memisahkan diri saat terjadi
5
kondisi cerebral palsy. Kemudian metode pembelahan . Kromosom merupakan
ini digunakan juga untuk kondisi serat-serat khusus yang terdapat di dalam
gangguan perkembangan pada anak setiap sel di dalam badan manusia dimana
lainnya. Pendekatan NDT berfokus pada terdapat bahan-bagan genetik yang
normalisasi otot hypertone atau hypotone. menentukan sifat-sifat seseorang6. DS
Intervensi penanganan NDT melatih adalah ketidakmampuan yang ditandai
reaksi keseimbangan, gerakan anak, dan dengan keterbatasan yang signifikan baik
fasilitasi. NDT adalah metode terapi yang dari fungsi intelektual dan prilaku adaptif
populer dalam pendekatan intervensi seperti yang diungkapkan dalam
pada bayi dan anak-anak dengan keterampilan adaptif konseptual, sosial,
disfungsi neuromotor3. dan praktis3.
Neuro developmental treatment, Ada berbagai tingkat disfungsi
pertama kali dikenalkan dengan istilah integrasi sensorik pada anak-anak DS.
Pendekatan Bobath yang dikembangkan Anak dengan DS memiliki masalah untuk
oleh Berta Bobath seorang fisioterapis, menjaga keseimbangan mereka, baik
dan dr. Karel Bobath di akhir 1940-an, sambil berdiri dan berjalan. Gangguan
untuk memenuhi kebutuhan orang-orang fungsi pada extremitas bawah membuat
dengan gangguan gerak. NDT dianggap dirinya berbeda dari orang normal.
sebagai pendekatan management terapi Kompensasi dari gangguan tersebut
yang komprehensif diarahkan ke fungsi menyebabkan berlebihnya usaha / upaya
motor sehari-hari yang relevan. NDT untuk mempertahankan agar tubuh
biasanya dipakai untuk rehabilitasi pada mampu menjaga keseimbangan7.
bayi, cerebral palsy, down syndrome dan Down syndrome seringkali
gangguan perkembangan motorik mengalami keterbelakangan kemampuan
lainnya4. motorik, seperti terlambat berdiri dan
Down syndrome (DS) adalah suatu berlari. Miftah6 mengatakan bahwa 73%
kondisi keterbelakangan fisik dan mental dari anak-anak DS baru mampu berdiri
anak yang diakibatkan adanya pada usia 24 bulan, dan 40% bisa berjalan
abnormalitas perkembangan kromosom. pada usia 24 bulan.
Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan

59
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

Pada penelitian Ulrich et al.8 memiliki keterlambatan perkembangan


mengemukakan bayi dengan DS mulai motorik terkait oleh adanya hipotonus
berdiri rata-rata sekitar 1 tahun otot dan kelenturan sendi (laxity) yang
dibandingkan bayi yang normal. Ini menjadi karakteristik pada DS. Peran
merupakan bagian dari kemampuan fisioterapi sedini mungkin harus fokus
motorik yang tertunda antara bayi DS dan pada kontrol gerak dan koordinasi untuk
bayi normal yang dapat dilihat dari usia mencapai tahap perkembangan.
nya. Berdiri adalah keterampilan yang Ketika berdiri tentu harus
sangat penting untuk anak-anak karena mempunyai basic yang baik dari segi
dampaknya bersifat multidimensi, kematangan keseluruhan otot,
mempengaruhi kognitif, sosial, serta propioseptif, taktil dan vestibular. Pada
perkembangan motorik selanjutnya. anak DS memiliki masalah dengan
Motorik adalah semua gerakan yang menjaga keseimbangan mereka baik
mungkin dilakukan oleh seluruh tubuh, sambil berdiri dan berjalan yang
sedangkan perkembangan motorik disebabkan oleh hypotone dan mobilitas
sebagai perkembangan dari unsur sendi yang berlebihan. Selain terganggu
kematangan dan pengendalian gerak pada keseimbangan, pengembangan
tubuh. Perkembangan motorik erat reaksi postural dari pola postur dan gerak
kaitannya dengan perkembangan pusat juga tidak cukup baik pada anak dengan
9
motorik di otak . DS7.
Perkembangan motorik yaitu Melihat dari latar belakang tersebut
perkembangan pengendalian gerakan diatas peneliti tertarik untuk mengambil
tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir judul tentang Kombinasi Neuro
antara saraf dan otak. Perkembangan Developmental Treatment dan Sensory
motorik meliputi motorik kasar dan halus. Integration Lebih Baik daripada Hanya
Motorik kasar adalah gerakan tubuh Neuro Developmental Treatment Untuk
menggunakan otot-otot besar atau seluruh Meningkatkan Keseimbangan Berdiri
anggota tubuh yang dipengaruhi oleh Anak Down Syndrome.
kematangan anak itu sendiri. Misalnya Rumusan masalah dalam penelitian
merayap, merangkak dan berjalan10. ini adalah :
11
Pada penelitian Galli et al. 1. Apakah neuro developmental
mengatakan bahwa anak dengan DS treatment meningkatkan

60
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

keseimbangan berdiri pada anak down meningkatkan keseimbangan berdiri


syndrome di Klinik Griya Fisio Bunda anak down syndrome di Klinik Griya
Novy Yogyakarta ? Fisio Bunda Novy Yogyakarta.
2. Apakah kombinasi neuro Manfaat yang dapat diambil pada
developmental treatment dan sensory penelitian ini adalah untuk :
integration meningkatkan 1. Memperoleh data yang empirik tentang
keseimbangan berdiri pada anak down penggabungan dua metode yaitu neuro
syndrome di Klinik Griya Fisio Bunda developmental treatment dan sensory
Novy Yogyakarta ? integration dalam meningkatkan
3. Apakah kombinasi neuro keseimbangan berdiri anak down
developmental treatment dan sensory syndrome di Klinik Griya Fisio Bunda
integration lebih baik daripada hanya Novy Yogyakarta.
neuro developmental treatment untuk 2. Sebagai pedoman bagi Fisioterapis
meningkatkan keseimbangan berdiri untuk upaya meningkatkan pelayanan
anak down syndrome di Klinik Griya fisioterapi paripurna khususnya pada
Fisio Bunda Novy Yogyakarta ? intervensi pediatri.
Penelitian ini bertujuan : MATERI DAN METODE
1. Untuk mengetahui neuro A. Ruang Lingkup Penelitian
developmental treatment dapat Penelitian ini dilaksanakan di Klinik
meningkatkan keseimbangan berdiri Griya Fisio Bunda Novy Yogyakarta,
pada anak down syndrome di Klinik mulai hari senin sampai dengan hari
Griya Fisio Bunda Novy Yogyakarta. sabtu, dimulai jam 08.00-18.00 WIB
2. Untuk mengetahui kombinasi neuro selama delapan minggu (Mei s/d Juni
developmental treatment dan sensory 2013). Penelitian ini dilakukan terbatas
integration dapat meningkatkan pada Klinik Griya Fisio Bunda Novy
keseimbangan berdiri pada anak down Yogyakarta saja, untuk menjaga
syndrome di Klinik Griya Fisio Bunda homogenitas penelitian yang dilakukan.
Novy Yogyakarta. Adapun tujuan umum penelitian ini
3. Untuk mengetahui kombinasi neuro adalah untuk mengetahui peningkatan
developmental treatment dan sensory keseimbangan berdiri anak DS dengan
integration lebih baik daripada neuro metode NDT dan SI lebih baik daripada
developmental treatment untuk hanya dengan metode NDT. Penelitian ini

61
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

menggunakan rancangan Randomized taktil pada responden yang dilakukan


Pre and Post Test Group Design terhadap sebanyak 2 kali seminggu selama 60
dua kelompok. menit setiap 1 kali pertemuan.
B. Populasi dan Sampel C. Cara Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah Sebelum diberikan perlakuan baik
anak dengan DS, mampu berjalan sendiri kelompok-1 maupun kelompok-2
dan dapat mengikuti instruksi sederhana. dilakukan pengukuran keseimbangan
Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 18 berdiri. Alat ukur yang digunakan ialah
anak berusia 2-4 tahun, tinggi badan 70- sixteen balance test (SBT) dan setelah 6
85 cm, berat badan 8-13 kg, berjenis kali perlakuan di evaluasi untuk
kelamin laki-laki dan perempuan, yang mengetahui keberhasilan latihan.
dibagi menjadi dua kelompok. Prosedur Pengukuran Keseimbangan
Kelompok-1 berjumlah 9 orang dengan Berdiri
motede NDT. Kelompok-2 berjumlah 9 Untuk mengetahui nilai
orang dengan kombinasi metode NDT keseimbangan berdiri anak DS maka
dan SI. diukur dengan menggunakan sixteen
Kelompok perlakuan I balance test (SBT) yang terdiri dari 16
Kelompok perlakuan I diberikan rangkaian test. Penilaian sixteen balance
metode neuro developmental treatment test dinilai dari detik dan langkah, skor
selama 2 bulan. Perlakuan yang diberikan terbaik adalah 143. Nilai tersebut
ialah tehnik-tehnik stimulasi, inhibisi dan akumulasi dari 16 rangkaian test. Test
fasilitasi pada responden yang dilakukan tersebut berupa 16 rangkaian test dimana
sebanyak 2 kali seminggu selama 60 subjek harus melakukan test-test
menit setiap 1 kali pertemuan. sebanyak 16 yang terdapat di dalam SBT.
Kelompok perlakuan II D. Analisis Data
Kelompok perlakuan II diberikan Data yang diperoleh dianalisa dengan
kombinasi metode neuro developmental SPSS For Window versi 16, langkah-
treatment dan sensory integration selama langkah sebagai berikut:
2 bulan. Perlakuan yang diberikan ialah 1. Karakeristik subjek untuk mengetahui
tehnik-tehnik stimulasi, inhibisi dan kondisi fisik subjek penelitian
fasilitasi kemudian diberikan juga input meliputi: umur, jenis kelamin, tinggi
vestibular, input propioseptif dan input

62
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

badan dan berat badan yang datanya data berdistribusi normal. Uji ini
diambil sebelum diberikan perlakuan. bertujuan untuk membandingkan
2. Uji homogenitas data (skor SBT) rerata hasil peningkatan keseimbangan
dengan levene test berdiri kedua kelompok setelah
3. Uji normalitas data (skor SBT) dengan perlakuan.
shapiro wilk test
4. Uji komparasi data sebelum dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
setelah perlakuan terhadap
Tabel 1
keseimbangan berdiri anak DS pada
Karakteristik Subjek
kelompok-1 (NDT) dengan
Karakteristik kel-1 kel-2
Rentangan
menggunakan uji parametrik (paired subjek (n=9) (n=9)
Umur
sampel t-test) karena data berdistribusi 2-4 9 9
(tahun)
normal. Jenis Laki-laki 5 5
kelamin Perempuan 4 4
5. Uji komparasi data sebelum dan
Tinggi 70-79 5 1
setelah perlakuan terhadap badan (cm) 80-89 4 8
keseimbangan berdiri anak DS pada Berat badan 8-10 5 4
(kg) 11-13 4 5
kelompok 2 (kombinasi NDT dan SI)
Populasi dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan uji parametrik
anak dengan DS, mampu berjalan sendiri
(paired sample t-test) karena data
dan dapat mengikuti instruksi sederhana.
berdistribusi normal.
Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 18
6. Uji kompabilitas data pada kedua
anak berusia 2-4 tahun, tinggi badan 70-
kelompok sebelum perlakukan
85 cm, berat badan 8-13 kg, berjenis
dengan menggunakan uji parametrik
kelamin laki-laki dan perempuan, yang
(independent sample t-test) karena
dibagi menjadi dua kelompok.
data berdistribusi normal. Uji ini
Kelompok-1 berjumlah 9 orang dengan
bertujuan untuk membandingkan
motede NDT. Kelompok-2 berjumlah 9
rerata hasil peningkatan keseimbangan
orang dengan kombinasi NDT dan SI.
berdiri kelompok sebelum perlakuan.
Pengukuran keseimbangan berdiri
7. Uji kompabilitas data pada kedua
pada anak DS, dilakukan sebelum
kelompok setelah perlakukan dengan
perlakuan dan setelah perlakuan pada
menggunakan uji parametrik
masing-masing kelompok, dengan alat
(independent sample t-test) karena
ukur sixteen balance test (SBT) untuk

63
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

mengetahui keseimbangan berdiri dalam umur 2 tahun merupakan jumlah


satuan detik dan satuan langkah. Test terbanyak, yaitu sejumlah 14 dari 18
tersebut berupa 16 rangkaian test dimana subjek. Hasil jumlah umur dalam
subjek harus melakukan test-test penelitian ini sesuai dengan pendapat
sebanyak 16 yang terdapat di dalam SBT. penelitian Bensa14 mengemukakan di
Rangkaian test SBT ialah: 1) berdiri pada Indonesia, jumlah balita dari jumlah
permukaan keras, 2) berdiri pada penduduk, dimana prevalensi (rata-rata)
permukaan keras dengan mata tertutup, 3) gangguan perkembangan berdiri
berdiri pada permukaan lunak, 4) berdiri bervariasi dengan umur 1-2 tahun
pada permukaan lunak dengan mata sehingga dianjurkan melakukan
tertutup, 5) berdiri dengan 1 tungkai, 6) observasi/skrining tumbuh kembang pada
berdiri dengan 1 tungkai diatas balok setiap anak. Rentang umur subjek
keseimbangan, 7) berdiri dengan 1 tersebut menunjukan bahwa semua
tungkai diatas balok keseimbangan subjek tergolong umur yang produktif.
dengan mata tertutup. Poin 1-7 dapat Dimana pada umur yang produktif dapat
diberikan skala 0-10 detik. 8) Time up diberikan penanganan sedini mungkin
and go test. Poin 8 dapat diberikan skala agar tidak menimbulkan dampak
0-15 detik. 9) Berjalan maju pada garis, gangguan perkembangan dikemudian hari
10) Berjalan maju diatas balok jika tidak ditangani secara cepat dan
keseimbangan, 11) Berjalan maju “heel- tepat.
to-toe” pada garis, 12) Berjalan maju Karakteristik subjek menurut jenis
“heel-to-toe” pada balok keseimbangan, kelamin pada kedua kelompok
13) Berdiri ke duduk, 14) Melangkahi menunjukan bahwa subjek terbanyak
balok keseimbangan, 15) Maju berjenis kelamin laki-laki yaitu 10 subjek,
menggapai benda, 16) Berputar ke kiri sedangkan pada perempuan berjumlah 8
12
dan kanan 360° . subjek. Kondisi ini sesuai dengan
Data karakteristik subjek penelitian penelitian Hurairah14 terdapat 43 subjek
yang didapat adalah umur, jenis kelamin, DS yang ditemukan dengan gangguan
tinggi badan dan berat badan. jantung, dengan jumlah pasien sebanyak
Berdasarkan distribusi subjek menurut 23 laki – laki dan 20 perempuan.
golongan umur menunjukan pada Hasil diatas sesuai dengan beberapa
kelompok-1 dan kelompok-2 golongan hasil penelitian terdahulu (a) Ulrich et al.8

64
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

mengemukakan bayi dengan DS mulai memadai menjadi penyebab kurangnya


berdiri rata-rata sekitar 1 tahun. (b) gizi atau berat badan ideal pada balita.
6
Miftah mengatakan bahwa 73% dari Pernyataan-pernyataan diatas
anak-anak DS baru mampu berdiri pada menguatkan dugaan bahwa pada rentan
usia 24 bulan, dan 40% bisa berjalan pada umur 1 tahun keatas berjenis kelamin
usia 24 bulan. (c) Bensa13 penyebab laki-laki maupun perempuan dengan
gangguan perkembangan karena tidak tinggi badan dan berat badan yang tidak
diberikan penanganan sedini mungkin. ideal beresiko terjadi gangguan
Karakteristik subjek menurut tinggi keseimbangan berdiri. Hal ini
badan pada kedua kelompok menunjukan kemungkinan dari umur yang masih
bahwa subjek terpendek memiliki tinggi produktif tidak diberikan penanganan
badan 70-79 cm yaitu sejumlah 6 dari 18 yang baik dan tepat seperti pemberian
subjek. Hasil dari jumlah tersebut sesuai terapi dengan metode NDT dan SI, atau
21
dengan pendapat penelitian Sutaryanto orang tua belum tau bagaimana
mengatakan bahwa balita memiliki menangani masalah yang terjadi pada
permasalahan pada tinggi badan, anak mereka.
prevalensi balita pendek menunjukan Uji Homogenitas Varians Subjek
bahwa masalah ini serius dan perlu
Tabel 2
mendapat perhatian khusus untuk Hasil Uji Homogenitas Varian Subjek
mengatasinya.
p. Homogenitas
Varian Subjek
Karakteristik subjek menurut berat (Levene test)
badan pada kedua kelompok menunjukan Skor SBT 0,256
sebelum
bahwa subjek memiliki berat badan 8-10
Skor SBT 0,005
kg yaitu sejumlah 9 dari 18 subjek. Hasil setelah
Umur 0,322
dari jumlah tersebut sesuai dengan
Tinggi badan 0,046
pendapat penelitian Pakpahan22 Berat badan 0,849
mengemukakan bahwa ada 75% Berdasarkan hasil uji homogenitas

kabupaten di Indonesia menanggung data (levene test) skor SBT pada kedua

beban dengan prevalensi gizi kurang pada kelompok sebelum perlakuan didapatkan

balita > 20%. Tingginya angka penyakit p = 0,256 (p>0,05) yang berarti data

dan pelayanan kesehatan yang tidak homogen. Setelah perlakuan skor SBT
pada kedua kelompok didapatkan p =
0,005 (p<0,05) yang berarti data tidak

65
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

homogen, dengan demikian pada kedua Hasil uji normalitas (shapiro-wilk


kelompok sebelum perlakuan tidak ada test) pada Tabel 3 sebelum dan setelah
perbedaan varian keseimbangan berdiri. perlakuan kelompok-1 (NDT) skor SBT
Setelah perlakuan ada perbedaan varian didapatkan p > 0,05, yang berarti data
keseimbangan berdiri pada kedua skor SBT berdistribusi normal, sehingga
kelompok. pengujian selanjutnya dengan uji
Tabel 2 menunjukan umur pada kedua parametrik. Kemudian setelah perlakuan
kelompok didapatkan p = 0,322 (p>0,05) kelompok-2 (NDT dan SI) skor SBT
yang berarti data homogen, dengan didapatkan p>0,05, yang berarti bahwa
demikian pada kedua kelompok memiliki data skor SBT berdistribusi normal,
varian umur yang sama. Jenis kelamin sehingga pengujian selanjutnya dengan
pada kedua kelompok didapatkan p = uji parametrik.
1,000 (p>0,05) yang berarti data Uji Perbedaan Hasil Skor SBT
homogen, dengan demikian pada kedua
Tabel 4
kelompok memiliki jenis kelamin yang Uji Hipotesis Peningkatan Skor SBT
pada Kelompok-1 Sebelum dan Setelah
sama. Tinggi badan pada kedua
Perlakuan
kelompok didapatkan p = 0,046 (p<0,05)
paired sampel
yang berarti data tidak homogen, dengan Kel.1 n Rerata SB t-test
t P
demikian pada kedua kelompok memiliki
Seb. 9 54,67 23,780 -
0,000
tinggi badan yang bervariasi. Berat badan Set. 9 90,44 23,990 14,040
pada kedua kelompok didapatkan p = Tabel 4 memperlihatkan beda rerata
0,849 (p>0,05) yang berarti data peningkatan skor SBT antara sebelum
homogen, dengan demikian pada kedua dan setelah perlakuan pada kelompok-1
kelompok memiliki varian berat badan (NDT) yang dianalisis dengan uji paired
yang sama. sampel t-test (dua sampel berpasangan)
Distribusi Uji Normalitas Data Skor dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). Hasil
SBT nilai tersebut menyatakan ada pengaruh
Tabel 3 yang signifikan pada metode NDT
Hasil Uji Normalitas Data Skor SBT
terhadap peningkatan keseimbangan
Sebelum dan Setelah Perlakuan
shapiro wilk test berdiri anak DS.
Variabel
Sebelum Setelah
Kelompok-1 0,545 0,270
Kelompok-2 1,000 0,461

66
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

Tabel 5 patternt. Perubahan tonus postural dan


Uji Hipotesis Peningkatan Skor SBT
patternt dapat membangkitkan otot-otot
pada Kelompok-2 Sebelum dan Setelah
Perlakuan yang hypotone pada anak DS.
paired sampel Membangkitkan sikap tubuh yang normal
Kel.2 n Rerata SB t-test
dengan tehnik reflek inhibitory patternt.
t p
Seb. 9 50,22 18,579 - Efek fasilitasi yaitu upaya mempermudah
0,000
Set. 9 111,44 9,926 17,131
reaksi-reaksi automatik dan gerak
motorik yang mendekati gerak normal
Tabel 5 memperlihatkan peningkatan dengan tehnik key point of control yang
skor SBT antara sebelum dan setelah bertujuan untuk memperbaiki tonus
perlakuan pada kelompok-2 yang postural yang normal, untuk
dianalisis dengan uji paired sampel t-test mengembangkan dan memelihara tonus
(dua sampel berpasangan) dengan nilai p postural normal, untuk memudahkan
= 0,000 (p<0,05). Hasil nilai tersebut gerakan-gerakan yang disengaja ketika
menyatakan ada pengaruh yang diperlukan dalam aktifitas sehari-hari.
signifikan pada kombinasi metode NDT Efek Stimulasi yaitu upaya untuk
dan SI terhadap peningkatan memperkuat dan meningkatkan tonus otot
keseimbangan berdiri anak DS. melalui proprioseptif dan taktil. Berguna
Intervensi kombinasi metode NDT untuk meningkatkan reaksi pada anak,
dan SI dengan tehnik inhibisi, fasilitasi memelihara posisi dan pola gerak yang
kemudian memberikan input taktil, dipengaruhi oleh gaya gravitasi secara
propioseptif dan vestibular selama 2 kali automatik.
seminggu selang 2-3 hari, selama 4 Kedua, berdasarkan pada metode SI,
minggu (6 sesi intervensi). Evaluasi peningkatan keseimbangan berdiri
pengukuran skor SBT dilakukan sebelum disebabkan oleh input taktil merupakan
mulai perlakuan (sesi ke-0), dan setelah sistem sensory terbesar yang dibentuk
perlakuan (setelah sesi ke-6). oleh reseptor di kulit, yang mengirim
Hal ini disebabkan oleh pertama, informasi ke otak terhadap rangsangan
berdasarkan pada metode NDT, cahaya, sentuhan, nyeri, suhu, dan
peningkatan keseimbangan berdiri tekanan. Sehingga seseorang dapat
disebabkan oleh efek inhibisi yaitu suatu merasakan adanya bahaya dari
upaya untuk meningkatkan tonus otot lingkungan sekitar yang akan menganggu
tehniknya disebut reflek inhibitory

67
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

sikap berdiri kemudian berusaha muncul reaksi proteksi dari tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan tetap mempertahankan tubuh agar tidak
berdirinya merupakan peran dari sistem jatuh. Sistem vestibular terletak pada
taktil tersebut. telinga dalam (kanal semisirkular) dan
Proses terjadinya mekanisme diatas mendeteksi gerakan serta perubahan
selaras dengan penelitian Uyanik and posisi kepala. Sistem vestibular
Kayihan3 dengan judul Down Syndrome: merupakan dasar tonus otot,
Sensory Integration, Vestibular keseimbangan, dan koordinasi bilateral.
Stimulation and Neurodevelopmental Ketika anak bersikap berdiri dan mulai
Therapy Approaches for Children. mengatur tubuh harus seimbang maka
Penelitian tersebut memperoleh hasil sistem vestibular yang berperan.
bahwasannya kombinasi kedua metode Akibat dari pemberian terapi dengan
NDT dan SI dapat memperbaiki metode-metode diatas seorang anak yang
achievement of postural control is mengalami gangguan keseimbangan
significant for endurance against gravity berdiri akan mendapatkan pengalaman
and muscle strength. input-input tentang bagaimana ia harus
Input proprioseptif yaitu memberikan mempertahankan sikap berdirinya agar
rasa sendi. Rasa sendi disini dimaksudkan tetap seimbang.
agar anak mengenal sendi yang ia punya, Kombinasi NDT dan SI lebih baik
bahwa sendi dapat menekuk, bahwa sendi daripada NDT untuk meningkatkan
dapat menopang tubuh atau berat keseimbangan berdiri anak DS
badannya. Sistem propioseptif terdapat Untuk mengetahui perbandingan dari
pada serabut otot, tendon, dan ligament, efek ke dua perlakuan dapat dilihat
yang memungkinkan anak secara tidak melalui uji t- tidak berpasangan
sadar mengetahui posisi dan gerakan (independent sampel t-test). Berdasarkan
tubuh. Ketika anak bersikap berdiri dan uji t- tidak berpasangan (Tabel 6)
merasakan berat badannya sehingga ia menunjukan bahwa rerata skor SBT
harus berusaha mempertahankan setelah perlakuan di antara kelompok
keseimbangan berdirinya maka sistem NDT yang dibandingkan dengan
propriosepsif yang berperan. kombinasi NDT dan SI mempunyai
Input vestibular ialah memberikan kesimpulan Ho ditolak karena nilai
rasa keseimbangan tubuh kemudian p<0,05 yang artinya ada perbedaan yang

68
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

signifikan pada peningkatan treatment dan sensory integration


keseimbangan berdiri anak DS pada perlu diteliti dengan kasus lain tidak
kelompok-2 dan hal ini mendukung hanya pada kondisi down syndrome
hipotesis penelitian. saja dan permasalahan yang berbeda.
Tabel 6 2) Memberikan pelayanan fisioterapi
Uji beda rerata skor SBT setelah
yang paripurna yang berarti
perlakuan pada ke dua kelompok
melakukan tindakan terapi tidak hanya
independent
Variabel Rerata SB sampel t-test bersifat suportif dan simtomatis tetapi
t p juga melakukan tindakan causatif
Kel.1 90,44 23,990 sebagai penyebab utama adanya
-
0,034
Kel.2 111,44 9,926 2,427 gangguan keseimbangan berdiri.

Tabel 6 diatas menunjukan bahwa DAFTAR PUSTAKA

rerata skor SBT antara kedua kelompok 1. Nanaholic. 2012. Perkembangan

setelah perlakuan didapatkan nilai p = Sensori Integrasi Pada Anak.

0,034 (p<0,05) yang artinya terdapat Available from: URL:

perbedaan yang signifikan pada http://goo.gl/e0bbX

peningkatan keseimbangan berdiri anak 2. Waluyo, E., Surachman, Y. 2012.

DS. Maka penelitian ini sesuai hipotesis, Workshop Pelatihan Fisioterapis

dimana kombinasi neuro developmental Anak. 14 April.

treatment dan sensory integration lebih 3. Uyanik, M., Kayihan, H. 2013.

baik daripada hanya neuro developmental Down Syndrome: Sensory

treatment untuk meningkatkan Integration, Vestibular Stimulation

keseimbangan berdiri anak down and Neurodevelopmental Therapy

syndrome. Approaches for Children.

SIMPULAN DAN SARAN International Encyclopedia of

Berdasarkan hasil analisis data dan Rehabilitation. Available from:

pembahasan maka dapat disimpulkan URL:

bahwa : Kombinasi NDT dan SI lebih http://cirrie.buffalo.edu/encyclopedia

baik daripada hanya NDT untuk /en/article/48/

meningkatkan keseimbangan berdiri anak 4. Degangi, A.G., Royyen, B.C. 1994.

DS. Oleh karena itu peneliti menyarankan Current Practice Among Neuro

1) Terapi metode neuro developmental Developmental Treatment

69
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

Association Members. The American 9. Lifya. 2012. Jurnal Meningkatkan


Journal of Occupation Therapy. Kemampuan Motorik Halus dengan
Available from: URL: Finger Painting Pada Siswa Down
http://ajot.aotapress.net/content/48/9/ Syndrome Kelas C1 Dasar 3 di SLB
803.full.pdf+html Wacana Asih Padang. Available
5. Judarwanto, W. 2012. Down from: URL: http://goo.gl/Wutvgr
Syndrome: Deteksi Dini, Pencegahan 10. Wulan. 2012. Perkembangan
dan Penatalaksanaannya. Clinic for Motorik Childhood. Just another
Children Information Education wordpress.com site. Available from:
Network. Available from: URL: URL: http://goo.gl/13Ohw
http://goo.gl/fWAKS 11. Galli, M., Rigoldi, C., Brunner, R.,
6. Miftah. 2013. Hasil Observasi Varji-Babul, N., Giorgio, A. 2008.
Kondisi dan Perkembangan Anak Joint Stiffness and Gait Pattern
Down Syndrome. Templete Awesome Evaluation in Children with Down
Inc. Available from: URL: Syndrome. Elsevier B. V. All rights
http://mismif28.blogspot.com/2013/0 reserved. Available from: URL:
2/hasil-observasi-kondisi-dan.html http://goo.gl/Xsxav
7. Marchewka, A., Chwala, W. 2008. 12. Villamonte, R., 2009. Reliability of
The Effect of Rehabilitation sixteen balance test in individuals
Exercises on The Gait in People with with down syndrome. Departement
Down Syndrome. Biology of sport of exercise sciences Brimingham
Vol. 25:339. Available from: URL: Young University. Available from:
http://goo.gl/74W0s URL: http://goo.gl/HUwMA
8. Ulrich, A.D., Ulrich, B.D., Angulo- 13. Bensa, C.P. 2013. Deteksi Dini
Kinzler, M.R., Yun, J. 2001. Tumbuh Kembang. Hak cipta oleh
Treadmill Training of Infants With majalah parenting. Available from:
Down Syndrome: Evidence-Based URL:
Developmental Outcomes. American http://www.parenting.co.id/article/ba
Academy of Pediatrics. Available yi/deteksi.dini.gangguan.tumbuh.ke
from: URL: mbang/001/002/277
http://pediatrics.aappublications.org/ 14. Hurairah, K.A. 2011. “Prevalensi
content/108/5/e84.full.pdf+html Kejadian Penyakit Jantung

70
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 2, No. 1 : 56 – 71, Maret 2014

Kongenital Pada Anak Penderita The Effect of Rehabilitation


Sindrom Down di RSUP Haji Adam Exercises on The Gait in People with
Malik Pada Tahun 2008 – 2010”(kti). Down Syndrome. Biology of sport
Medan: Universitas Sumatra Utara. Vol. 25:339. Available from: URL:
15. Degangi, A.G., Royyen, B.C. 1994. http://goo.gl/74W0s
Current Practice Among Neuro 20. Miftah. 2013. Hasil Observasi
Developmental Treatment Kondisi dan Perkembangan Anak
Association Members. The American Down Syndrome. Templete Awesome
Journal of Occupation Therapy. Inc. Available from: URL:
Available from: URL: http://mismif28.blogspot.com/2013/0
http://ajot.aotapress.net/content/48/9/ 2/hasil-observasi-kondisi-dan.html
803.full.pdf+html 21. Sutaryanto. 2012. Hasil Bulanan
16. Galli, M., Rigoldi, C., Brunner, R., Penimbangan Balita (BPB). Powered
Varji-Babul, N., Giorgio, A. 2008. by Blogger. Available from: URL:
Joint Stiffness and Gait Pattern http://dinkescianjur.blogspot.com/20
Evaluation in Children with Down 13/02/hasil-bulan-penimbangan-
Syndrome. Elsevier B. V. All rights balita-bpb.html
reserved. Available from: URL: 22. Pakpahan, A. 2013. Proyeksi Status
http://goo.gl/Xsxav Gizi Penduduk Sampai 2015. All
17. Judarwanto, W. 2012. Down Right Reserved Template SEO
Syndrome: Deteksi Dini, Pencegahan Fendly. Available from: URL:
dan Penatalaksanaannya. Clinic for http://globalsearch1.blogspot.com/20
Children Information Education 13/06/proyeksi-status-gizi-penduduk-
Network. Available from: URL: sampai.html
http://goo.gl/fWAKS
18. Lifya. 2012. Jurnal Meningkatkan
Kemampuan Motorik Halus dengan
Finger Painting Pada Siswa Down
Syndrome Kelas C1 Dasar 3 di SLB
Wacana Asih Padang. Available
from: URL: http://goo.gl/Wutvgr
19. Marchewka, A., Chwala, W. 2008.

71

Anda mungkin juga menyukai