Anda di halaman 1dari 3

CASE STUDY IMA

KASUS 1

Tn R 60 tahun dengan riwayat DM 20 tahun dibawa ke IRD dengan keluhan nyeri


dada sejak 4 jam lalu. Nyeri pada dada anterior dan tidak ada penyebaran. Nyeri
memberat saat naik tangga, membaik saat klien duduk. • TTV: S 36.9, N: 95, TD:
84/56, RR 22, O2 sat. 99%. • ECG sebagai berikut:

Pertanyaan

1. Data tambahan apa yang diperlukan?


2. Apa interpretasi EKG kasus 1?
3. Apa urutan intervensi yang akan saudara berikan pada kedua pasien
4. Pendidikan kesehatan apa yang perlu diberikan kepada kedua pasien
setelah mereka sembuh dari serangan?

JAWABAN

1. Keluhan utama : nyeri dada sejak 4 jam yang lalu. Nyeri dirasakan
seperti ditekan beban berat. Skala nyeri 5. Nyeri dirasakan pada dada
bagian depan dan tidak ada penyebaran serta nyeri memberat saat naik
tangga dan membaik ketika istirahat.
Riwayat kesehatan masa lalu :
Klien memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 20 tahun yang lalu, gula
darah tidak terkontrol.
Pengkajian data fokus :
a. B1 (Breathing) :
Frekuensi napas 22x/menit, teratur, suara napas normal, Sp02 99%,
tidak ada retraksi dinding dada, dan tidak ada cuping hidung.
b. B2 (Blood) :
Frekuensi nadi 95x/menit, irregular, nadi teraba lemah, tekanan darah
84/56 mmHg, pasien pucat dan berkeringat dingin, akral teraba dingin
dan basah, CRT 4 detik, suara jantung normal, tidak ada suara jantung
tambahan.
c. B3 (Brain) :
Kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6),
d. B4 (Bowel)
Frekuensi BAB 1-2x sehari, konsistensi lembek, bau khas feces, warna
kuning kecoklatan. Bising usus 12x/menit. Ada mual, tidak muntah,
ada nyeri ulu hati.
e. B5 (Bladder) :
Frekuensi BAK 6-8x/hari, produksi urine ±1500cc/hari, warna kuning
hingga jernih, klien mengatakan sering terbangun pada malam hari
untuk BAK.
f. B6 (Bone) :
Tidak ada jejas, memar atau lesi. Terdapat petting edema dikedua
tungkai. Tidak ada ulkus diabetikum, pasien mengeluh lemah dan
sesak ketika beraktifitas.

2. Intepretasi EKG
gambaran : ada ST elevasi pada lead II, III, aVF.
indikasi : adanya stemi inferior.

3. Diagnosa keperawatan :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemik,
penurunan suplai oksigen ke otot jaringan miokard).
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan anatara
suplai dan kebutuhan oksigen.
Intervensi yang dapat diberikan :
Diagnosa : Nyeri akut
NOC : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x7 jam
diharapkan nyeri berkurang/hilang dengan kriteria:
• Klien dapat mengekspresikan bahwa nyeri berkurang/hilang.
• Tanda vital dalam batas normal.
• Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk
meningkatkan kenyamana - Klien dapat mengenali factor penyebab
dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi factor tersebut
• Klien dapat beristirahat
NIC :
Pain manajemen :
a. Lakukan pengkajian secara komprehensif dengan PQRST
b. Gunakan teknik komunikasi terapiutik
c. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi
nyeri dada.
d. Gunakan teknik distraksi relaxasiObservasi pasien tentang skala nyeri
atau ketidaknyamanan
e. Gunakan tebel nyeri untuk memonitor nyeri terhadap efek pemberian
obat
f. Kaji tentang kepercayaan, kebudayaan, terhadap nyeri pasien dan
responnya.
g. Observasi nonverbal pasien terhadap ketidaknyamanan.
h. Observasi gejala yang berhubungan dengan dispnea, mual/muntah,
pusing.
i. Evaluasi laporan nyeri pada leher, bahu, tangan/lengan khususnya sisi
kiri.
j. Posisikan pasien pada istirahat total selama episode angina.
k. Observasi tanda-tanda vital
l. Ciptakan lingkungan yang tenang, nyaman bila perlu batasi
pengunjung

4. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah


Discharge planning diberikan segera setelah pasien di rawat di rumah sakit
dan sebelum pulang pasien seharusnya sudah menerima instruksi secara
detail follow up kesehatannya antara lain latihan fisik, diet, obat-obatan,
modifikasi faktor risiko dan kapan harus mencari pertolongan medis.
a. Istirahat fisik
Bedrest dengan posisi semifowler atau menggunakan chardiac chair
dapat mengurangi nyeri dada dan dispnea. Posisi kepala yang lebih
tinggi sangat bermanfaat bagi pasien karena: (1) Volume tidal dapat
diperbaiki karena tekanan isi abdomen terhadap diafragma berkurang
sehinngga pertukaran gas dapat lebih baik, (2) Drainase lobus atas paru
lebih baik serta (3) Aliran balik vena ke jantung (preload) berkurang
sehingga mengurangi kerja jantung (Smeltzer & Bare, 2008; Underhill,
2005). Pengurangan aktifitas yang berlebihan pada pasien.
b. Manajemen nyeri
c. Rehabilitasi jantung
Rehabilitasi bertujuan untuk mengembangkan dan memperbaiki
kualitas hidup pasien, sedangkan tujuan jangka pendek adalah
mengembalikan sesegera mungkin ke gaya hidup normal atau
mendekati normal.

Anda mungkin juga menyukai