Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Transportasi merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh manusia


dalam melakukan berbagai interaksi. Mengingat pentingnya peran sarana
transportasi dalam kehidupan manusia maka diperlukan sarana penunjang
transportasi yang baik diantaranya adalah jalan dan jembatan.
Seiring perkembangan zaman, pulau Sumatera melakukan pembenahan
pada transportasinya untuk meningkatkan kenyamanan berlalu lintas dari suatu
daerah ke daerah lain dan secara langsung dapat meningkatkan perekonomian di
daerah sekitar jalan tol tersebut.
Dalam perencanaan jalan tol trans Sumatera ini pada ruas jalan tol Medan-
Tebing tinggi akan dibangun jembatan penyebrangan yang berada diatas jalan tol
(overpass) di daerah Halpotohan, Sumatera Utara. Jembatan penyebrangan tol ini
nantinya berfungsi sebagai jalur perlintasan kendaraan bermotor roda dua atau
lebih dengan dua lajur dua arah. Lebar jembatan penyebrangan yang direncanakan
9 m.
Pada jembatan penyebrangan tol ini menggunakan struktur beton pratekan
tipe I statis tertentu. Struktur beton pratekan lebih ekonomis, karena pada beban
dan bentang yang sama dapat digunakan profil girder yang lebih kecil. Hal ini
karena pada beton pratekan memanfaatkan momen sekunder akibat gaya
prategang untuk mengimbangi momen yang ditimbulkan akibat beban luar.
Profil I girder dipilih sebagai profil gelagar, karena profil I girder itu
sendiri sangat sederhana untuk dirancang, dibangun dan bekerja sangat baik
dalam setiap kasus. Jika kasus dilapangan bentang jembatan tersebut berbentuk
kurva maka profil I girder kurang tepat untuk kita gunakan, karena profil I lemah
terhadap puntir atau bisa juga disebut dengan torsi.
Pada perancangan ulang jembatan kali ini, penulis menggunakan standar
acuan AASHTO (American Association of State Highway and Transportation
Officials) 2012. Sebelumnya, para engineer melakukan desain jembatan dengan
mengikut peraturan SNI (Standar Nasional Indonesia) 2005. Pada tugas akhir kali
1 Politeknik Negeri Padang
2

ini penulis mencoba untuk menggunakan standar atau referensi yang digunakan
oleh Amerika Serikat untuk digunakan di Indonesia, karena beberapa parameter-
parameter pembebanan yang ditentukan berdasarkan standar Amerika berbeda
dengan Indonesia. Berikut perbandingan antara standar Amerika (AASHTO 2012)
dengan standar Indonesia (SNI 2005) terlampir pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Perbandingan antara AASHTO 2012 dengan SNI 2005


AASHTO 2012 SNI 2005
 Merupakan standar spesifikasi  Standar spesifikasi perencanaan
perencanaan jembatan yang jembatan yang dikeluarkan oleh
dikeluarkan oleh Amerika. Indonesia.
 Beban sumbu kendaraan sebesar 32  Beban roda kendaraan sebesar 112,5
kip, maka untuk satu roda sebesar 16 kN.
kip (71 kN).  Beban pejalan kaki merupakan
 Beban pejalan kaki 0,075 ksf (366 beban terpusat yang bernilai sebesar
kg/m²). 20 kN.
 Untuk nilai faktor beban dan  Untuk nilai faktor beban dan
kombinasi menurut AASHTO 2012 kombinasi menurut SNI 2005
terlampir pada Tabel 2.4. terlampir pada Tabel 2.10
 Spektrum gempa yang ada hanya  Spektrum gempa yang ada hanya
berlokasi di Amerika saja. berlokasi di Indonesia saja.

AASHTO (American Asociation of State Highway and Transportations


Officials) dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) tidak terlalu jauh berbeda
dalam menentukan standar untuk perencanaan dan sebagainya, akan tetapi standar
yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat lebih dahulu dikeluarkan daripada standar
yang dikeluarkan oleh Indonesia, karena negara kita Indonesia melakukan
pembaharuan dalam angka-angka standar perencanaan merujuk kepada standar
Amerika yaitu AASHTO (American Association of State Highway and
Transportations Officials) yang terbaru. Oleh karena itu, AASHTO dipilih untuk
menjadi standar acuan dalam penulisan tugas akhir kali ini dan AASHTO 2012
merupakan standar perencanaan yang angka-angkanya belum diperbaharui untuk
digunakan di Indonesia.

Politeknik Negeri Padang


3

1.2. Permasalahan

Permasalahan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :


1. Bagaimana permodelan, perhitungan, dan analisa struktur jembatan ?
2. Bagaimana mendesain elemen-elemen jembatan seperti balok,
diafragma, pelat lantai, bearing, dan struktur lainnya ?
3. Bagaimana menuangkan hasil desain dan analisa ke dalam bentuk
gambar teknik ?
4. Bagaimana perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) secara kasar
pada kasus jembatan yang dianalisa ?

1.3. Batasan masalah

Batasan masalah pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut :


1. Melakukan permodelan dan analisa struktur dengan menggunakan
software CSI Bridge dan SAP2000. Pembebanan pada struktur terdiri
dari beban mati (DL), beban hidup (LL), beban mati tambahan (SDL)
mengacu pada AASHTO 2012 beserta kombinasi bebannya.
2. Mendesain superstructure jembatan (balok profil, diafragma, pelat
lantai (deck slab), dan bearing) dengan mengacu kepada standar
AASHTO (American Association of State Highway and
Transportation Officials) 2012.

1.4. Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :


1. Dapat melakukan permodelan dan analisa struktur jembatan dengan
menggunakan software SAP 2000 dan CSI bridge .
2. Dapat mendesain elemen-elemen struktur jembatan seperti balok
profil, diafragma, bearing dan pelat lantai.
3. Dapat menuangkan hasil desain ke dalam bentuk gambar teknik
dengan menggunakan software Autocad.
4. Dapat menganalisa anggaran biaya struktur secara kasar dari output
yang didapatkan.

Politeknik Negeri Padang


4

1.5. Sistematika penulisan

Untuk mempermudah pemahaman, maka disusunlah laporan skripsi ini


disusun sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang
permasalahan yang diajukan serta gambarannya, uraian
permasalahan secara umum, batasan masalah, tujuan dari
permasalahan, serta sistematika penulisan laporan skripsi
tersebut.
BAB II Tinjauan pustaka
Dalam bab ini menguraikan dasar teori dari permasalahan
yang diajukan dilengkapi dengan sumber yang dipakai.
BAB III Metodologi tugas akhir
Dalam bab ini menguraikan tentang metoda yang digunakan
didalam mengumpulkan data maupun analisa data dalam
menyelesaikan permasalahan.
BAB IV Pembahasan
Dalam bab ini menguraikan tentang paramater – parameter
perencanaan yang real dari proyek serta pengolahan-
pengolahan data seusuai dengan tata urutan perencanaan
desain jembatan dari superstructure.
BAB V Rencana Anggaran Biaya
Dalam bab ini menguraikan tentang harga estimasi biaya
secara kasar dari struktur yang dirancang ulang tersebut
dengan mengacu kepada Analisa Harga Satuan (AHS)
terbaru dari Kementrian PU.
BAB VI Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil
desain tersebut serta memberikan saran-saran yang
membangun untuk seterusnya terhadap output yang
didapatkan.

Politeknik Negeri Padang


5

1.6. Lokasi Proyek

Jembatan overpass ini berlokasi di jalan tol trans sumatera yang


menghubungkan kota Medan dan kota Tebing Tinggi di provinsi Sumatera Utara
tepatnya pada seksi 7 (Sei. Rampah-Tebing Tinggi). Berikut peta lokasi provinsi
jembatan overpass dan peta lokasi proyek pada gambar 1.1 dan 1.2 sebagai
berikut .

Gambar 1.1 Provinsi Sumatera Utara

Jembatan Overpass
Halpotohan sta. 78 +866

Gambar 1.2 Lokasi jembatan Overpass Halpotohan sta. 78 + 866

Politeknik Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai