COUNT)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam
darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit. Untuk
mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah
leukosit total (sel/µl). Sebagai contohnya, dengan limfosit 30% dan leukosit 10.000, limfosit
mutlak adalah 30% dari 10.000 atau 3.000. Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara
spesifik kejadian dan proses penyakit dalam tubuh,
terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu basofil, eosinofil, neutrofil,
monosit, dan limfosit.
BAB II
ISI
2.1 Leukosit
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi
untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Leukosit adalah sel heterogen yang memiliki fungsi yang sangat beragam. Walaupun
demikian sel sel ini berasal dari suatu sel bakal (stem cell) yang berdifferensiasi (mengalami
pematangan) sehingga fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan. Maturasi / hematopoesis dari sel
leukosit adalah sebagai berikut :
Stem cell (myeloid)→myeloblast→promyelocyte→metamyelocyte→band
granulocyte→segmented granulocyte (neutrofil, eosinofil, basofil).
Nilai normal :
Bayi baru lahir 9000 -30.000 /mm3
Bayi/anak 9000 - 12.000/mm3
Dewasa 4000-10.000/mm3
Berdasarkan granulasi sitoplasmanya, leukosit dibedakan menjadi granuler meliputi
Basofil, Eosinofil, dan Neutrofil serta agranuler meliputi Limfosit dan Monosit. Peningkatan
jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut,
misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak), apendiksitis (radang
usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan lain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-
obatan misalnya aspirin, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin, kanamycin, streptomycin,
dan Iain-Iain. Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu
terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan obat-obatan,
terutama asetaminofen (parasetamol), kemoterapi kanker, antidiabetika oral, dan antibiotika
(penicillin, cephalosporin).
Fungsi umum leukosit sebagai berikut:
a. Defensif yaitu mempertahankan tubuh dari benda benda asing yng dilakukan oleh
neutofil dan monosit.
b. Reparatif yaitu memperbaiki jaringan yang rusak yang dilakukan oleh basofil.
Fungsi khusus leukosit sebagai berikut:
a. Neutrofil berperan dalam fagositosis.
b. Eosinofil berperan dalam respon terhadap penyakit parasit dan penyakit alergi.
c. Basofil berperan dalam mengeluarkan histamin, heparin dan dilepaskan setelah
pengikatan IgE ke reseptor permukaan, berperan penting pada reaksi hipersensitivitas segera.
d. Limfosit berperan dalam pertahanan tubuh lewat sel ( sel B sel T) sel B memperantarai
imunitas humoral. Sel T memperantarai imunitas seluler.
e. Monosit berperan dalam fagositosis ekstravaskuler.
Sifat-sifat leukosit sebagai berikut:
a. Kemoktaksis yaitu tertarik pada daerah yang mengeluarkan zat kimia tertentu.
b. Amoeboid motion yaitu dapat bergerak seperti amoeba.
c. Diapedesis yaitu dapat melewati membran kapiler sehingga dapat melewati pembuluh
darah dengan mengerutkan sel nya.
d. Fagositosis yaitu menghancurkan benda benda asing yang masuk ke dalam tubuh yang
dilakukan oleh neutrofil dan monosit.
c. Reaksi leukemoid
merupakan produksi berlebihan sel leukosit kadang kadang bertambahnya sel muda baik di darah
perifer maupun di sumsum tulang. Biasanya jumlah leukosit lebih dari 30.000 sel /ul darah atau
kurang dari jumlah tersebut tetapi ada sel muda. Keadaan ini perlu dibedakan dari leukemia.
Penyebabnya adalah infeksi (pneumoni, TBC miller) tumor (limfoma hodgin) penyakit lain
(reaksi hipersensitivitas, luka bakar, metaplasia myeloid, reaksi hemolitik).
Shift to the left (terjadi bila sel yang didapat lebih banyak granulosit muda batang dan
mieolosit) pada infeksi, toksemia, perdarahan akut. Shift to the right (hipersegmentasi) terjadi
pada penyakit hati, anemia megaloblastik herediter.
2.3 Basofil
Basofil adalah jenis leukosit yang terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti
asma, alergi kulit, dan lain-lain. Nilai normal dalam tubuh: 0 - 1%. Sel ini jarang ditemukan
dalam darah tepi normal. Sel ini mempunyai banyak granula sitoplasma yang gelap menutup inti
serta mengandung heparin dan histamin. Pada reaksi antigen-antibodi basofil akan melepaskan
histamin dari granulanya. Di dalam jaringan basofil berubah menjadi sel mast basofil mrmpunyai
tempat perlekatan immunoglobulin E (IgE) dan degranulasinya disertai dengan pelepasan
histamin. Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan
jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
Basofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah basofil lebih dari 100/µl darah.
Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi(radang), leukemia, dan fase penyembuhan
infeksi. Penurunan basofil terjadi pada penderita stress, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan
kehamilan.
2.4 Eosinofil
Eosinofil merupakan jenis leukosit yang terlibat dalam alergi dan infeksi (terutama
parasit) dalam tubuh. Nilai normal dalam tubuh: 1 - 3%. Sel ini mirip dengan neutrofil kecuali
granula sitoplasmanya lebih kasar, lebih berwarana merah tua, jarang dijumpai lebih dari 3 lobus
inti. Sel ini memasuki eksudat inflamatorik dan berperan khusus dalam respon alergi, pertahanan
terhadap parasit, dan pembuangan fibrin yang terbentuk selama inflamasi.
Eosinofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil lebih dari 300/µl darah.
Eosinofilia terutama dijumpai pada keadaan alergi, infeksi parasit. Histamin yang dilepaskan
pada reaksi antigen-antibodi merupakan substansi khemotaksis yang menarik eosinofil.
Penyebab lain dari eosinofilia adalah penyakit kulit kronik, dan kanker tulang, otak, testis, dan
ovarium.
Eosinopenia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil kurang dari 50/µl darah. Hal
ini dapat dijumpai pada keadaan stress seperti syok, luka bakar, perdarahan dan infeksi berat,
juga dapat terjadi pada hiperfungsi koreks adrenal dan pengobatan dengan kortikosteroid.
Pemberian epinefrin akan menyebabkan penurunan jumlah eosinofil dan basofil, sedang jumlah
monosit akan menurun pada infeksi akut. Walaupun demikian, jumlah basofil, eosinofil dan
monosit yang kurang dari normal kurang bermakna dalam klinik. Pada hitung jenis leukosit pada
pada orang normal, sering tidak dijumlah basofil maupun eosinofil.
2.5 Neutrofil
Neutrofil merupakan sel yang paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka dibanding
leukosit yang lain dan merupakan pertahanan selama fase infeksi akut. Sel ini mempunyai inti
padat khas yang terdiri atas 2-5 lobus dan sitoplasma yang pucat dengan batas tida beraturan,
mengandung banyak granula merah-biru (azurofilik) atau kelabu - biru. Granula terbagi menjadi
granula primer yang muncul pada stadium promielosit, dan sekunder yang muncul pada stadium
mielosit dan terbanyak pada neutrofil matang. Nilai normal dalam tubuh adalah 1 – 5% untuk
neutrofil batang dan 50 – 70% untuk neutrofil segmen.
Netrofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil lebih dari 7000/µl dalam darah
tepi. Penyebab biasanya adalah infeksi bakteri, keracunan bahan kimia dan logam berat,
gangguan metabolik seperti uremia, nekrosia jaringan, kehilangan darah dan radang Banyak
faktor yang mempengaruhi respons netrofil terhadap infeksi, seperti penyebab infeksi, virulensi
kuman, respons penderita, luas peradangan dan pengobatan. Pada anak-anak netrofilia biasanya
lebih tinggi dari pada orang dewasa. Rangsangan yang menimbulkan netrofilia dapat
mengakibatkan dilepasnya granulosit muda ke peredaran darah dan keadaan ini disebut
pergeseran ke kiri atau shift to the left. Infeksi tanpa netrofilia atau dengan netrofilia ringan
disertai banyak sel muda menunjukkan infeksi yang tidak teratasi atau respons penderita yang
kurang. Pada infeksi berat dan keadaan toksik dapat dijumpai tanda degenerasi, yang sering
dijumpai pada netrofil adalah granula yang lebih kasar dan gelap yang disebut granulasi toksik.
Netropenia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil kurang dari 2500/µl darah.
Penyebab netropenia dapat disebabkan karena pemindahan netrofil dari peredaran darah
misalnya umur netrofil yang memendek karena penggunaan obat, gangguan pembentukan
netrofil yang dapat terjadi akibat radiasi atau obat-obatan dan yang terakhir yang tidak diketahui
penyebabnya. Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia, anemia
defisiensi besi, dan Iain-Iain.
2.6 Limfosit
Limfosit adalah jenis leukosit agranuler dimana sel ini berukuran kecil dan sitoplasmanya
sedikit.Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi.
Nilai normal: 20 - 40% dari seluruh leukosit. Limfosit adalah sel yang kompeten secara
imunologik dan membantu fagosit dalam petahanan tubuh terhadap infeksi dan invasi asing lain.
Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit, yaitu:
a. Sel B.
Berfungsi membuat antbodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya (sel B tidak hanya
membuat antibodi yang dapat mengikat patogen tetapi setelah adanya serangan, beberapa sel B
akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem
'memori').
2.7 Monosit
Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan ukuran 2x lebih besar
dari eritrosit sel darah merah, terbesar dalam sirkulasi darah dan diproduksi di jaringan limpatik.
Nilai normal dalam tubuh: 2 - 8% dari jumlah seluruh leukosit. biasanya berukuran lebih besar
dari leukosit darah tepi lainnya dan mempunyai inti sentral berbentuk lonjong atau berlekuk
dengan kromatin yang menggumpal. Sitoplasmanya yang banyak berwarna biru dan
mengandung banyak vakuola halus sehingga memberikan gambaran kaca asah (ground-glass-
apperance). Granula sitoplasma juga sering d-glass-apperance. granula sitoplasma juga sering
dijumpai. Monosit membagi fungsi 'pembersih vakum' (fagositosis) dari neutrofil tetapi lebih
jauh dia hidup dengan tugas tambahan yaitu memberikan potongan patogen kepada sel T
sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh atau dapat membuat tanggapan antibodi
untuk menjaga.
Monositosis adalah suatu keadaan dimana jumlah monosit lebih dari 750/µl pada anak
dan lebih dari 800/µl darah pada orang dewasa. Monositosis dijumpai pada beberapa penyakit
infeksi baik oleh bakteri, virus, protozoa maupun jamur. Penurunan monosit terdapat pada
leukemia limposit dan anemia aplastik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi
untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Berdasarkan granulasi sitoplasmanya, leukosit dibedakan menjadi granuler meliputi
Basofil, Eosinofil, dan Neutrofil serta agranuler meliputi Limfosit dan Monosit.
Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam darah
berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.