Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
i
ii
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Tulisan ................................................................................ ii
Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii
Lembar Pengesahan ............................................................................................ iv
Daftar Isi .............................................................................................................. v
Kata Pengantar .................................................................................................... vii
Abstrak………………………………………………………………………….ix
Abstract………………………………………………………………………….x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Studi Kasus ............................................................................ 6
D. Manfaat Studi Kasus .......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah ......................................... 8
B. Landasan Teori ................................................................................. 16
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Jenis/Desain/Rancangan ................................................................... 31
B. Subyek Studi Kasus .......................................................................... 31
C. Fokus Studi Kasus ............................................................................ 32
D. Definisi Operasional ......................................................................... 32
E. Instrumen Studi Kasus ..................................................................... 32
F. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 33
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ........................................................ 34
H. Analisis Data dan Penyajian Data ................................................... 34
I. Etika Studi Kasus ............................................................................. 34
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus ............................................................................. 36
B. Pembahasan………………………………………………………...52
v
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………...59
B. Saran ................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI:HARGA DIRI
RENDAH SITUASIONAL PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA” ini tepat pada waktunya
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Herniyatun M.Kep., Sp.Kep.Mat selaku ketua Stikes Muhammadiyah
Gombong.
2. Nurlaila S.Kep,Ns.,M.Kep selaku ketua program studi DIII
keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong.
3. Ike Mardiati AgustinM.Kep., Sp.Kep.J selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan serta dukungan secara teknis
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Tri Sumarsih S.Kep.Ns., MNS selaku penguji yang telah memberikan
bimbingan dan arahan serta dukungan dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
5. Bapak Suroso selaku orang tua yang selalu menjadi inspirasi dan
memberikan semangat, kepercayaan, kasihsayang, kesabaran, nasehat
dan dukungan dalam segala bentuknya serta atas doanya selama ini
yang tidak terbalas oleh apapun.
6. Saudara-saudaraku, mba Reni, mba Arin, mas Bagus yang selalu
memberikan semangat, nasehat dan dukungan dalam segala bentuknya
serta doanya selama ini.
vii
7. Teman-teman seperjuangan program studi DIII keperawatan tahun
angkatan 2014 yang selalu kompak dam memberikan semangat dan
motivasi selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dorongan dan bantuan moral selama penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
Kesempurnaan hanya milik Allah semata, untuk itu penulis
menginginkan kritik dan saran demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini karena
penulis yakinkarya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu
keperawatan khususnya.
Penulis
viii
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2017
Haqwa Budi Meliana1, Ike Mardiati2
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA
DIRI RENDAH SITUASIONAL PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RSUD Dr. SOEDIRMAN
KEBUMEN
Kata kunci : Gagal ginjal kronik, Hemodialisa, Harga Diri Rendah Situasional.
ix
DIII Program of Nursing Department
Muhammadiyah Health Sceance Institute of Gombong
Scientific Paper, August 2017
ABSTRACT
THE NURSING CARE FOR CHRONIC RENAL FAILURE HAVING
SELF CONCEPT DISORDER: SITUATIONAL LOW PRESTIGE WITH
HEMODIALYISIS THERAPY IN DR. SOEDIRMAN HOSPITAL
KEBUMEN
Background: Association of Indonesian Nephrology shows that there are 70.000 chronic
renal failure patients have hemodialysis. But only 4.000 – 5.000 patients registered in
Indonesian Renal Registry in 2010. The research conducted by Dr.M.M Dunda Limboto
hospital resulted that self concept of chronic renal failure patients with hemodialysis had
self concept (61,9%).
Objective: Describing nursing care for chronic renal failure patients having self-concept
disoder – situational low prestige.
Method: This Scientific paper is an analytical descriptive with a case study approach.
Data were collected through interviews, observations, physical examination, and
documentation study. The subjects were 2 chronic renal failure patients having situational
low prestige.
Result: After heaving nursing care, there were response decreases in cognitive by 5
(patient 1) and 3 (client 2), affective by 3 (patient 1) and 3 (patient 2), physiological by 4
(patient 1) and 2 (patient 2), behavioral by 2 (patient 1) and 1 (patient 2), social by 1
(patient 1) and 1 (patient 2). The relaxation technique abilty of both patients had
increased by100%. While the ability of dzikir, only patient 2 had increased, patient 1 had
no increase.
Recommendation: Nurses are suggested to apply relaxation technique in providing
nursing care for chronic renal failure patient.
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Ginjal Kronik (Cronic Kidney Disease/CKD) adalah
gangguan fungsi ginjal yang progresif, bersifat irreversible dan
menyebabkan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme serta
keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga mengakibatkan terjadi uremia
(Smeltzer, et al, 2008). Penyakit gagal ginjal kronik terdiri dari beberapa
tahap, dimana tahap akhir dari penyakit gagal ginjal kronik disebut dengan
penyakit ginjal tahap akhir (End State Renal Disease/ESRD). ESRD
ditunjukkan dengan ketidakmampuan ginjal dalam mempertahankan
homeostatis tubuh (Ignatavicius & Workman, 2006) dengan nilai laju
filtrasi glomerolus kurang dari 15 ml/menit/1,73 m2 (Suwitra, 2007).
Menurut World Health Organization (WHO), secara global lebih dari
500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik (Ratnawati, 2014).
Kasus gagal ginjal kronik laporan The United States Renal Data System
(USRDS 2013) menunjukkan prevalensi rate penderita penyakit ginjal
kronik di Amerika Serikat pada tahun 2011 sebesar 1.901 per 1 juta
penduduk. Treatment of End-Stage Organ Failure in Canada, 2000
sampai 2009 menyebutkan bahwa hampir 38.000 warga Kanada hidup
dengan penyakit gagal ginjal kronik dan telah meningkat hampr 3x lipat
dari tahun 1990, dari jumlah tersebut 59% (22.300) telah menjalani
hemodialisis dan sebanyak 3000 orang berada dijadwal tunggu untuk
transplantasi ginjal (Corrigan 2011).
Beberapa treatment untuk menghadapi kasus gagal ginjal kronik. Saat
ini ada tiga terapi modalitas pengobatan yang tersedia untuk gagal ginjal
kronik yang telah mencapai derajat V (End Stage Renal Disease) yaitu
hemodialisis, peritoneal dialisis dan transplantasi ginjal (Corrigan 2011).
Terbatasnya jumlah donor ginjal yang tersedia untuk transplantasi, dialisis
1
2
menjalankan peran secara holistik (Purba & Moni 2012). Perubahan fisik
akibat penurunan fungsi organ akan mempengaruhi masalah psikis.
Hubungan interpersonal yang buruk akibat penurunan fungsi organ dan
perubahan pada kondisi fisiknya cenderung mengakibatkan gangguan
konsep diri khususnya harga diri rendah (Sukarja dkk, 2008). Penelitian
yang dilakukan oleh Hardianti (2014) yang meneliti gambaran psikologis
pasien gagal ginjal kronik dengan tindakan hemodialisa di RSUD Dr. M.
M Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo menemukan hasil bahwa konsep
diri pada pasien gagal ginjal kronik dengan tindakan hemodialisa tidak
menerima atau konsep dirinya buruk (61,9%). Penelitian lain yang
dilakukan oleh Hyang Reksa Agung (2016) di RS Sentra Medika
Cikarang, diketahui hasil distribusi data dari 30 responden pasien
hemodialisa yang diteliti terbanyak mengatakan tidak menerima keadaan
berjumlah 19 orang (63,3%) dan mengatakan menerima keadaan diri
berjumlah 11 orang (36,7%). Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan
masih banyaknya pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
yang belum bisa menerima keadaan dirinya sehingga menimbulkan
gangguan pada konsep dirinya yaitu harga diri rendah.
Harga diri rendah itu sendiri adalah Keadaan dimana individu
mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri dan kemampuannya
dalam waktu lama dan terus menerus (NANDA, 2012-2014). Harga diri
tidak terbentuk dari lahir, tetapi dipelajari dari pengalaman unik seseorang
dalam dirinya sendiri, dengan lingkungan atau orang terdekat dan dengan
realitas dunia (Stuart, 2013). Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika
kehilangan, perilaku orang lain yang mengancam dan hubungan
interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri rendah seseorang berada
dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki harga diri
tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara
efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang
memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan
menganggap sebagai suatu ancaman (Keliat, 2011).
5
Menurut Keliat (2011), tanda dan gejala harga diri rendah yaitu
mengkritik diri sendiri, merasa tidak mampu, pandangan hidup yang
pesimis, penurunan produktivitas, penolakan terhadap kemampuan diri.
Klien dapat diamati dengan harga diri rendah yang tampak kurang
memperhatikan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, kontak
mata mudah beralih, bicara lambat dengan nada suara rendah. Tanda dan
gejala yang dialami pada klien harga diri rendah perlu mendapatkan
penanganan yang tepat karena jika tidak, hal ini dapat menyebabkan
timbulnya masalah psikologis lain yang lebih serius. Morton (2011),
menyebutkan bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi
gangguan jiwa seperti depresi, ansietas, dan panik. Klien yang memiliki
harga diri rendah sering kali tidak dapat mengontrol situasi dan tidak
merasakan manfaat dari pelayanan kesehatan (Potter, 2009).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati dan Rosita (2008)
yang menunjukkan bahwa individu dengan konsep diri yang positif
memiliki tingkat depresi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
individu dengan konsep diri yang negatif disebabkan karena konsep diri
yang dimiliki akan mempengaruhi individu dalam proses berpikir,
bersikap dan bertingkah laku. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa
terjadi penurunan gejala dan peningkatan kemampuan klien harga diri
rendah situasional secara signifikan setelah diberikan tindakan
keperawatan (Pardede, Keliat dan Wardani, 2013).
Dari latar belakang tersebut,penulis tertarik untuk meneliti atau
mengkaji lebih lanjut tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien yang
Menderita Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa
dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Situasional”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka, Gangguan konsep diri:
Harga diri rendah sering dialami oleh pasien dengan GGK. Hal ini sangat
mempengaruhi kepatuhan pasien terhadap proses pengobatan maupun
6
Corrigan, RM. (2011). “The experience of the older adult with end-stage renal
disease on hemodalysis”, Thesis, Queen’s University, Canada
Carpernito, I.J dan Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran: EGC
Lubis, A.J. (2007). Dukungan Sosial Pada Pasien Gagal Ginjal Terminal Yang
Melakukan Terapi Hemodialisa. FK-USU.
Stuart, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Alih bahasa Ramona P.
Kapoh, Eghi Komara Yudha; editor edisi Bahasa Indonesia. Pamalih
Eko Karyani, Edisi 5,Jakarta: EGC.
Suwitra K. (2007). Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
1 Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI.581-584.
musuh-musuhnya.
secara penuh
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah respon rileksasi menurut Dr.dr Samsuridjal
3. Tutup mata
4. Kendurkan otot-otot
pikiran
C. Kriteria Evaluasi
dilakukan.
kefektifan terapi.
Strategi Komunikasi
Orientasi
Salam Terapeutik :
“Assalamu’alaikum mba/mas, Perkenalkan nama saya Haqwa. Saya
mahasiswa dari Stikes Muhammadiyah Gombong yang bertugas
merawat mba/mas disini.
“Nama mba/mas siapa?Suka di panggilnya apa?”
Evaluasi/Validasi :
“Bagaimana perasaan mba/mas hari ini?”
Kontrak :
“Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap tentang apa yang
mba/mas rasakan sehubungan dengan kondisi mba/mas sekaligus cara
mengatasinya?Bagaimana kalo disini saja ya mba/mas?”
Kerja
“Apa yang mba/mas rasakan sekarang? Adakah hal lain yang mba/mas
pikirkan terkait kondisi yang sedang dihadapi?Apakah ada perasaan
khawatir atau perasaan yang lain?”
“Apa yang menyebabkan mba/mas merasa seperti itu?Menurut
mba/mas, apa yang mba/mas yakini tentang kondisi
mba/mas?Bagaimana dukungan keluarga atau orang yang terdekat
dengan terkait kondisi mba/mas saat ini?Bagaimana dengan
pembiayaan rumah sakit? Apa mba/mas pernah mengalami perasaan
seperti ini sebelumnya?Bagaimana prestasi mba/mas saat masih
sekolah?Adakah orang yang sangat berarti buat mba/mas saat
ini?Orang tua?keluarga yang lain?Bagaimana hubungan mba/mas
dengan teman?kerabat dekat?tetangga?”
“Apa yang biasanya mba/mas lakukan kalau perasaan minder itu mulai
muncul?Apakah mba/mas pernah menyampaikan masalah ini ke
orang-orang terdekat mba/mas?Kalau pernah kepada siapa mba/mas
menceritakan masalah ini?”
“Baiklah mba/mas, mari kita buat catatan tentang aspek positif yang
mba/mas miliki yang masih dapat di lakukan di rumah sakit ini. Bagus
sekali mba/mas sudah bisa menuliskan 3 aspek positif yang saat ini
masih mba/mas miliki. Bagaimana kalau kita optimalkan aspek positif
yang mba/mas miliki itu. Ya bagus mba/mas, mba/mas mau mengisi
kegiatan dengan teknik relaksasi dan berdzikir. Kita masukkan
kegiatan ke dalam jadwal mba/mas yah?”
Terminasi :
Evaluasi
“Ga terasa sudah 15 menit kita berbincang ya mba/mas, bagaimana
perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?Apakah bermanfaat bagi
mba/mas?Bagus. Coba mba/mas ceritakan lagi apa yang sudah kita
obrolkan hari ini. Ya bagus sekali..”
Rencana Tindak lanjut
“Tadi kita sudah memasukkan kegiatan dengan teknik relaksasi dan
berdzikir ke dalam jadwal harian”.
Kontrak yang akan datang:
“Besok kita akan ketemu lagi. Dan kita akan berlatih kemampuan
teknik relaksasi dan berdzikir yang sudah direncanakan.
Bagaimana?Kita bertemu pagi hari disini?Baiklah saya akan pamit
dulu. Sampai ketemu besok pagi ya mba/mas. Assalamu’alaikum”.
Strategi Komunikasi
Orientasi :
Salam terapeutik
“Assalamu’alaikum, selamat pagi mba/mas”
Evaluasi
“Bagaimana perasaannya pagi ini?
Validasi
“Apakah mba/mas sudah mencoba kegiatan yang akan dilatih? Coba
saya lihat jadwal kegiatan hariannya? Wahh baguss.”
Kontrak
“Baiklah, sesuai kontrak kemarin kita akan latihan kemampuan yaitu
teknik relaksasi dan berdzikir. Tujuannya agar mba/mas mampu melatih
kemampuan yang telah mba/mas pilih dan lebih mengingat Allah SWT,
Bagaimana mba/mas setuju? Baik, mari sekarang kita akan latihan
kemampuan mba/mas.
“Waktunya sekitar 15 menit”.
Kerja
“Baiklah mba/mas sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Pertama mba/mas tarik nafas dalam-dalam dari hidung, keluarkan
lewat mulut, dengan diikuti membaca istighfar jika mampu lalu di
lanjutkan dengan berdzikir mengucapkan subhanallah, alhamdulilah
dan allahuakbar. Nah selesai.”
“Sekarang coba mba/mas yang melakukan”
“Bagus sekali, mba/mas dapat mempraktekkan tarik nafas dalam dan
berdzikir dengan baik.”
Terminasi
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah latihan teknik nafas dalam dan
berdzikir?”
Evaluasi objektif
“Coba ibu sebutkan lagi cara latihan teknik nafas dalam dan berdzikir”
Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana jika kegiatan teknik nafas dalam dan berdzikir ini
dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari mba/mas. Mau berapa kali
mba/mas melakukan teknik nafas dalam dan berdzikir? Bagus sekali
saat cuci darah dan sehabis solat yah?”
Kontrak
“Besok kita akan latihan ulang untuk kemampuan yang tadi sudah
diajarkan. Bagaimana?”
“Waktunya sama yah mba/mas seperti ini? Kalo begitu saya pamit dulu
mba/mas. Assalamu’alaikum.”
Jadwal kegiatan harian pasien 1 di ruang Cempaka
Jumat Sabtu Minggu Senin
No Kegiatan
M B T M B T M B T M B T
1. Latihan Bantu Bantu Bantu Mandiri
teknik
relaksasi
Ket :
M : Mandiri
B : Bantu
T : Tidak melakukan
Jadwal kegiatan harian pasien 2 di ruang Hemodialisa
Kamis Senin
No Kegiatan
M B T M B T
1. Latihan teknik Bantu Mandiri
relaksasi
Ket :
M : Mandiri
B : Bantu
T : Tidak melakukan
Pengukuran Kemampuan Teknik Relaksasi dan Berdzikir
(sumber : elita,2013)
LEMBAR ASSESMENT TANDA DAN GEJALA HDRS
PADA PASIEN 1