Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Perkembangan zaman membawa perubahan yang sangat pesat dalam berbagai aspek
kehidupan, namun dengan adanya perkembangan zaman perubahan pada segi kehidupan berubah
terutama pada gaya hidup dan pola makan. Banyak yang kita lihat sekarang ini makanan serba
instan dan status gizi dari makanan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Yang
sering terjadi adalah kelebihan mengkonsumsi lemak yang sifatnya jenuh yang dapat
membahayakan kesehatan. Semakin banyak lemak yang ada didalam tubuh sulit untuk dirombak
oleh organ pencernaan maka akan menimbulkan flak yang menumpuk di peredaran darah,
sehingga menyumbat aliran darah yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan tubuh. Salah satu
penyakit yang sering dialami oleh setiap warga Negara yaitu penyakit jantung yang dapat
menyebabkan kematian . jenis-jenis dari penyakit jantung itu banyak namun yang sering
menyebabkan strok bahkan kematian dalam hitungan detik yaitu arterioklorosis
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke seluruh tubuh. Saluran darah ini
merupakan sistem tertutup dan jantung sebagai pemompanya. Fungsi pembuluh darah
mengangkut (transportasi) darah dari jantung ke seluruh tubuh ke seluruh bagian tubuh dan
mengangkut kembali darah yang sudah dipakai kembali ke jantung. Fungsi ini disebut sirkulasi
darah dibagi menjadi dua, yaitu arteri dan vena.
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan menghambat aliran
darah. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta
pada lengan dan tungkai. Jika aterosklerosis terjadi didalam arteri yang menuju ke otak (arteri
karoid) maka bisa terjadi stroke. Namun jika terjadi didalam arteri yang menuju kejantung (arteri
koroner), maka bisa terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yang paling sering terkena adalah
arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum.
Beberapa pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang mulai tua. Namun
sekarang bukan hanya pada orang yang mulai tua, tetapi juga pada kanak-kanak. Karena

1
timbulnya bercak-bercak di dinding arteri koroner telah menjadi fenomena alamiah yang tidak
selalu harus terjadi lesi aterosklerosis terlebih dahulu.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja anatomi dan fisiologi jantung?
2. Bagaimana konsep dari penyakit arterioklorosis ?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien arterioklorosis?

1.3. Tujuan
1. Memahami anatomi dan fisiologi jantung
2. Memahami konsep penyakit arterioklorosis yang meliputi, pengertian, etiologi,
manifestasi klinis, fatofisiologi, pathway, data penunjang, dan komplikasi.
3. Memahami bagaimana asuhan keperawatan pada kasus dengan pasien arterioklorosis.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Jantung

Sistem vaskuler terdiri atas dua sistem yang saling bergantung: jantung kanan memompa
darah ke paru melalui sirkulasi paru, dan jantung kiri memompa darah ke semua jaringan tubuh
lainnya melalui sirkulasi sistemik. Pembuluh darah pada kedua sistem merupakan saluran untuk
pengangkutan darah dari jantung ke jaring¬an dan kembali lagi ke jantung. Kontraksi ventrikel
menyuplai tcnaga dorong untuk mengalirkan darah mela¬lui sistem vaskuler. Arteri
mendistribusikan darah teroksigenasi dari sisi kiri jantung ke jaringan, sementara vena
mengangkut darah yang terdeoksigenasi dari jaringan ke sisi kanan jantung. Pembuluh kapiler,
yang terletak di antara jaringan, menghubungkan sistem arteri dan vena dan merupakan tempat
pertukaran nutrisi dan sisa meta¬bolisme antara sistem sirkulasi dan jaringan. Arteriol dan
venula yang terletak tepat disebelah kapiler, bersama dengan kapiler, menyusun sirkulasi mikro.
Sistem limfa melengkapi fungsi sistem sirkulasi. Pembuluh limfa mengangkut limfa (cairan
serupa plas¬ma) dan cairan jaringan (mengandung protein kecil, sel, debris jaringan) dari ruang
interstisial ke sistem vena.

a. Beban Awal : adalah derajat peregangan serabut miokardium pada akhir pengisian
ventrikel atau diastolik. Meningkatnya beban awal sampai titik tertentu memperbanyak

3
tumpang tindih antara filament-filamen aktin dan miosin, sehingga kekuatan kontraksi
dan curah jantung meningkat. Hubungan ini dinyatakan dengan Hukum Starling, yaitu
peregangan serabut-serabut miokardium selama diastol akan meningkatkan kekuatan
kontraksi pada sistol (Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell, 1995). Beban awal dapat
meningkat dengan bertambahnya volume diastolik ventrikel, misalnya karena retensi
cairan, sedangkan penurunan beban awal dapat terjadi pada diuresis. Secara fisiologis,
peningkatan volume akan meningkatkan tekanan pada akhir diastol untuk menghasilkan
perbaikan pada fungsi ventrikel dan curah jantung, namun pada ventrikel yang gagal,
penambahan volume ventrikel tidak selalu disertai perbaikan fungsi ventrikel.
Peningkatan tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan bendungan paru atau
sistemik, edema akibat transudasi cairan dan mengurangi peningkatan lebih lanjut dari
volume dan tekanan.
Perubahan dalam volume intrakardia dan perubahan akhir pada tekanan
bergantung pada kelenturan daya regang ruang-ruang jantung. Ruang jantung yang sangat
besar, daya regangnya dapat menampung perubahan volume yang relative besar tanpa
peningkatan tekanan yang bermakna. Sebaliknya, pada ruang ventrikel yang gagal, yang
kurang lentur, penambahan volume yang kecil dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
yang bermakna dan dapat berlanjut menjadi pembendungan dan edema ( Carleton,P.F
dan M.M. O’Donnell, 1995 )
b. Kontraktilitas : menunjukkan perubahan-perubahan dalam kekuatan kontraksi atau
keadaan inotropik yang terjadi bukan karena perubahan-perubahan dalam panjang
serabut. Pemberian obat-obat inotropik positif seperti katekolamin atau digoksin, akan
meningkatkan kontraktilitas, sedangkan hipoksia dan asidosis akan menekan
kontraktilitas. Pada gagal jantung terjadi depresi dari kontraktilitas miokardium (
Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell, 1995 ).
c. Beban Akhir :adalah besarnya tegangan dinding ventrikel yang harus dicapai untuk
mengejeksikan darah sewaktu sistolik. Menurut Hukum Laplace , ada tiga variabel yang
mempengaruhi tegangan dinding yaitu ukuran atau radius intraventrikel, tekanan sistolik
ventrikel dan tebal dinding. Vasokonstriksi arteri yang meningkatkan tahanan terhadap
ejeksi ventrikel dapat meningkatkan tekanan sistolik ventrikel, sedangkan retensi cairan
dapat meningkatkan radius intraventrikel. Pemberian vasodilator dan hipertrofi ventrikel

4
sebagai konsekuensi lain dari gagal jantung dapat mengurangi beban akhir ( Carleton,P.F
dan M.M. O’Donnell, 1995 ).

2.2.Anatomi Fisiologi
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke seluruh tubuh. Saluran darah ini
merupakan sistem tertutup dan jantung sebagai pemompanya. Fungsi pembuluh darah
mengangkut (transportasi) darah dari jantung ke seluruh tubuh ke seluruh bagian tubuh dan
mengangkut kembali darah yang sudah dipakai kembali ke jantung. Fungsi ini disebut sirkulasi
darah dibagi menjadi dua, yaitu arteri dan vena.
Terdiri dari 3 lapisan yaitu tunika intima (interna), tunika media, dan tunika eksterna
(adventitia). Darah ini biasanya mengandung oksigen, pengecualian dibuat untuk paru dan arteri
umbilikalis. Sistem peredaran darah ini sangat penting untuk mempertahankan hidup dan
kehidupan manusia. Fungsi tepatnya adalah bertanggung jawab atas pengiriman oksigen dan
nutrisi ke semua sel didalam tubuh, serta penghapusan karbondioksida dan produk-produk
limbah, pemeliharaan optimum pH, mobilitas dari unsur protein dan sel-sel dari sistem kekebalan
tubuh. Di negara maju, ada dua penyebab utama meningkatnya kematian yaitu infark miokard
dan stroke
Pembuluh darah utama dimulai dari aorta yang keluar dari ventrikel sinistra melalui belakang
kanan arteri pulmonalis, membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis kemudian turun
sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma, selanjutnya ke rongga panggul dan
berakhir pada anggota gerak bawah.
Fungsional sirkulasi bagian-bagian yang berperan dalam sirkulasi adalah :

5
1. Arteri : mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan. Arteri mempunyai
dinding yang tebal dan kuat karena darah mengalir dengan cepat pada arteri;
2. Arteriola : cabang kecil dari arteri, berfungsi sebagai kendali dimana darah dikeluarkan
ke dalam kapiler dan mengubah aliran darah ke kapiler sbagai respons terhadap
kebutuhan jaringan;
3. Kapiler : berfungsi untuk pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit hormone, dan lain-
lain. Bersifat sangat tipis dan permeable, terhadap molekul kecil;
4. Venula : berfungsi mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap dan bergabung
menjadi vena yang semakin besar;
5. Vena : saluran penampung mengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung. Oleh
karena tekanan pada system vena sangat rendah, maka dinding vena sangat tipis, tetapi
dinding vena mempunyai otot untuk berkontraksi sehingga darah ekstra dapat
dikendalikan berdasarkan kebutuhan tubuh.
6. Secara anatomis sistem vaskular terdiri atas sistem-sistem yaitu :
a. Sistem distribusi : arteri dan arteriola berfungsi sebagai pentranspor dan penyalur
darah ke semua organ, jaringan, dan sel tubuh, serta mengatur alirannya kebagian
tubuh yang membutuhkan.
b. Sistem difusi : pembuluh darah kapiler yang ditandai dengan dinding yang tersusun
sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya proses difuusi bahan di
dalamnya seperti karbondioksida, oksigen, zat gizi, dan sisa metabolisme sehingga sel
darah dapat melaluinya.
c. Sistem pengumpul : berfungsi mengumpulkan darah dari kapiler dan pembuluh limfe
langsung dari system vena yang berfungsi mengalirkan darah kembali ke jantung.
System sluran vaskuler merupakan system tertutup. Kontraksi dan relaksasi jantung
menimbulkan perrubahan tekanan yang mampu memompakan darah dari jantung
kembali ke jantung.

2.3.Pengertian Arterioklorosis
a. Aterosklerosis juga dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic atau ASVD berasal
dari bahasa Yunani: athero (yang berarti bubur atau pasta) dan sklerosis (indurasi dan
pengerasan). Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan arteri besar dan

6
kecil yang ditandai oleh deposit substansi berupa endapan lemak, trombosit, makrofag,
leukosit, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya yang
terbentuk di dalam lapisan arteri di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika
media.(www.medicastore.com)
b. Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima arteri besar dan
medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium. komponen darah,
karbohidrat dan jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal
sebagai aleroma atau plak. Karena aterosklerosis merupakan pe¬nyakit arteri umum,
maka bila kita menjumpainya di ekstremitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di
bagian tubuh yang lain. (Brunner & Suddarth, 2002).
c. Pertumbuhan ini disebut dengan plak. Plak tersebut berwarna kuning karena mengandung
lipid dan kolesterol. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses
berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil
yang silih berganti. Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan
dengan rupture plak, meskipun rupture tidak selalu diikuti gejala klinik. Seringkali
rupture plak segera pulih, dengan cara inilah proses plak berlangsung. (Hanafi, Muin R,
& Harun, 1997)

Aterosklerosis (Atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana


dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur, yang paling penting dan paling sering

7
ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam
dari dinding arteri. Lemak ini kemudian mengental, mengeras (membentuk deposit kalsium), dan
akhirnya mempersempit saluran arteri sehingga mengurangi suplai oksigen maupun darah ke
organ-organ tubuh. Timbunan lemak yang mengeras di dinding arteri ini disebut plak. Bila plak
menutupi saluran arteri sepenuhnya, jaringan yang disuplai oleh arteri akan mati. Bila arteri
jantung (arteri koroner) yang tersumbat, maka akan terkena angina, serangan jantung, gagal
jantung kongestif, atau irama jantung abnormal.
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan menghambat aliran
darah. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta
pada lengan dan tungkai. Jika aterosklerosis terjadi didalam arteri yang menuju ke otak (arteri
karoid) maka bisa terjadi stroke. Namun jika terjadi didalam arteri yang menuju kejantung (arteri
koroner), maka bisa terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yang paling sering terkena adalah
arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum.
Beberapa pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang mulai tua. Namun
sekarang bukan hanya pada orang yang mulai tua, tetapi juga pada kanak-kanak. Karena
timbulnya bercak-bercak di dinding arteri koroner telah menjadi fenomena alamiah yang tidak
selalu harus terjadi lesi aterosklerosis terlebih dahulu.

2.4.Etiologi Arterioklorosis
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah
ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak.
Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di
lapisan dalam arteri. Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau
8
ateroma, terisi dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah bahan lemak,
terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam
arteri sedang dan juga arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan,
mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini
lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus
tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium,
sehingga ateroma menjadi rapuh dan bisa pecah. Dan kemudian darah bisa masuk ke dalam
ateroma yang telah pecah, sehingga ateroma akan menjadi lebih besar dan lebih mempersempit
arteri. Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu
pembentukan bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan
menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah
sehingga menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
a. Factor risiko yang tidak dapat dimodifikasi : usia diatas 40 tahun dan jenis kelamin laki-laki
b. Factor risiko yang dapat dimodifikasi : diet tinggi lemak/kolesterol, tekanan darah tinggi,
diabetes mellitus dan merokok.
Ada 9 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis yaitu:
1. kadar kolesterol darah - ini termasuk kolesterol LDL tinggi (kadang-kadang disebut
kolesterol jahat) dan kolesterol HDL rendah (kadang-kadang disebut kolesterol baik).
2. Tekanan darah tinggi - tekanan darah dianggap tinggi jika tetap pada atau di atas 140/90
mmHg selama periode waktu.
3. Merokok - ini bisa merusak dan mengencangkan pembuluh darah, meningkatkan kadar
kolesterol, dan meningkatkan tekanan darah - merokok juga tidak memungkinkan oksigen
yang cukup untuk mencapai jaringan tubuh.
4. Resistensi insulin - Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan darah gula ke
dalam sel di mana itu digunakan dan resistensi insulin terjadi ketika tubuh tidak dapat
menggunakan insulin sendiri dengan benar.
5. Diabetes - ini adalah penyakit di mana tingkat gula darah tubuh tinggi karena tubuh tidak
membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin dengan benar.
6. Kegemukan atau obesitas - kegemukan adalah memiliki berat badan ekstra dari otot, tulang,
lemak, dan / atau air - obesitas adalah memiliki jumlah tinggi lemak tubuh ekstra.

9
7. Kurangnya aktivitas fisik - kurangnya aktivitas dapat memperburuk faktor risiko lain untuk
aterosklerosis.
8. Umur - sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis dan atau gaya hidup faktor
genetik menyebabkan plak untuk secara bertahap membangun di arteri - pada pertengahan
usia atau lebih, plak cukup telah membangun menyebabkan tanda-tanda atau gejala, pada
pria, risiko meningkat setelah usia 45, sedangkan pada wanita, risiko meningkat setelah usia
55.
9. Riwayat keluarga penyakit jantung dini - risiko aterosklerosis meningkat jika ayah atau
saudara laki-laki didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 55 tahun, atau jika ibu
atau saudara perempuan didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 65 tahun tetapi
meskipun usia dan riwayat keluarga penyakit jantung dini faktor risiko, itu tidak berarti
bahwa Anda akan mengembangkan atherosclerosis jika Anda memiliki satu atau keduanya.
Membuat perubahan gaya hidup dan / atau mengambil obat-obatan untuk mengobati faktor
risiko lainnya seringkali dapat mengurangi pengaruh genetik dan mencegah aterosklerosis
dari berkembang, bahkan pada orang dewasa yang lebih tua.
Pria memiliki resiko lebih tinggi dari wanita. Penderita penyakit keturunan homosistinuria
memiliki ateroma yang meluas, terutama pada usia muda. Penyakit ini mengenai banyak arteri
tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri yang menuju ke jantung). Sebaliknya, pada
penyakit keturunan hiperkolesterolemia familial, kadar kolesterol yang sangat tinggi
menyebabkan terbentuknya ateroma yang lebih banyak di dalam arteri koroner dibandingkan
arteri lainnya.

10
2.5.Patofisiologi Arterosklorosis
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan
ini, dinamakan ateroma atau plak akan menggangu absorbsi nutrient oleh sel-sel endotel yang
menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan
ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami
nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah
terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi
pembentukan bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler,
diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.
Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosis terjadi telah diajukan, tetapi tidak
satupun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin, adalah pembentukan
thrombus pada permukaan plak; konsolidasi thrombus akibat efek fibrin; perdarahan kedalam
plak; dan penimbunan lipid terus menerus. Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka debris
lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler disebelah distal plak
yang pecah. Struktur anatomi arteri koroner membuatnya rentan terhadap mekanisme
aterosklerosis. Arteri tersebut berpilin dan berkelok-kelok saat memasuki jantung, menimbulkan
kondisi yang rentan untuk terbentuknya ateroma.
Arterosklerosismerupakan suatu proses yang kompleks. Secara tepat bagaimana
arterosklerosis dimulai atau apa penyebabnya tidaklah diketahui, tetapi beberapa teori telah
dikemukakan.
Kebanyakan peneliti berpendapat aterosklerosis dimulai karena lapisan paling dalam arteri,
endotel, menjadi rusak. Sepanjang waktu, lemak, kolesterol, fibrin, platelet, sampah seluler dan
kalsium terdeposit pada dinding arteri.

11
Timbul berbagai pendapat yang saling berlawanan sehubungan dengan patogenesis
aterosklerosis pembuluh koroner. Namun perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang
mengalami kerusakan dapat diringkaskan sebagai berikut:
a. Dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang tampak bagaikan garis
lemak.
b. Penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak kolesterol pada
tunika intima dan tunika media bagian dalam.
c. Lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis.
d. Timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa,
kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler.
e. Perubahan degeneratif dinding arteria.
Meskipun penyempitan lumen berlangsung progresif dan kemampuan vascular untuk
memberikan respon juga berkurang, manifestasi klinis penyakit belum nampak sampai proses
aterogenik sudah mencapai tingkat lanjut. Fase preklinis ini dapat berlangsung 20-40 tahun. Lesi
yang bermakna secara klinis, yang dapat mengakibatkan iskemia dan disfungsi miokardium
biasanya menyumbat lebih dari 75% lumen pembuluh darah. Banyak penelitian yang logis dan
konklusif baru-baru ini menunjukkan bahwa kerusakan radikal bebas terhadap dinding arteri
memulai suatu urutan perbaikan alami yang mengakibatkan penebalan tersebut dan pengendapan

12
zat kapur deposit dan kolesterol. Sel endotel pembuluh darah mampu melepaskan endothelial
derived relaxing factor (EDRF) yang menyebabkan relaksasi pembuluh darah, dan endothelial
derived constricting factor (EDCF) yang menyebabkan kontraksi pembuluh darah. Pada keadaan
normal, pelepasan ADRF terutama diatur oleh asetilkolin melalui perangsangan reseptor
muskarinik yang mungkin terletak di sel endotel. Berbagai substansi lain seperti trombin,
adenosine difosfat (ADP), adrenalin, serotonin, vasopressin, histamine dan noradrenalin juga
mampu merangsang pelepasan EDRF, selain memiliki efek tersendiri terhadap pembuluh darah.
Pada keadaan patologis seperti adanya lesi aterosklerotik, maka serotonin, ADP dan asetil kolin
justru merangsang pelepasan EDCF. Hipoksia akibat aterosklerotik pembuluh darah juga
merangsang pelepasan EDCF. Langkah akhir proses patologis yang menimbulkan gangguan
klinis dapat terjadi dengan cara berikut:
a. Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plaque
b. Perdarahan pada plak ateroma
c. pembentukan thrombus yang diawali agregasi trombosit
d. Embolisasi thrombus atau fragmen plak
e. Spasme arteria koronaria

13
2.6.Pathway Arterioklorosis

2.7. Manifestasi klinis Arterioklorosis


Manifestasi klinik dari proses aterosklerosis kompleks adalah penyakit jantung koroner,
stroke bahkan kematian. Sebelum terjadinya penyempitan atau penyumbatan mendadak,
aterosklerosis tidak menimbulkan gejala. Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya,
sehinnga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya. Jika aterosklerosis

14
menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinnya
tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke
jaringan.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran
darah tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen. Yang khas gejala aterosklerosis timbul secara
perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung
secara perlahan.Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan
menyumbat arteri ) maka gejalanya akan timbul secara mendadak.
Ciri ciri penyakit jantung aterosklerosis agar kita senantiasa bisa terhindar dari bahaya akan
penyakit jantung yang mematikan ini. Beriikut ciri ciri penderita penyakit jantung
aterosklerosis:
a. Sakit Kepala : Walaupun sakit kepala merupakan gejala dari banyak penyebab seperti
stres atau kelelahan, sakit kepala kronis juga bisa menjadi tanda terjadinya penyempitan
penyakit jantung Aterosklerosis.
b. Kehilangan Memori : Kekurangan aliran darah melalui arteri otak dapat menyebabkan
ketidakmampuan untuk berkonsentrasi serta kehilangan memori atau
(kepikunan). Waspadai, kehilangan memori juga bisa menjadi tanda aterosklerosis akibat
tersumbatnya arteri otak yang menyuplai oksigen dan nutrisi bagi otak jika tidak segera
di tangani akan menyebabkan stroke.
c. Nyeri Dada : Ketika plak terbentuk dalam arteri jantung dan menghambat aliran darah,
nyeri dada dapat terjadi. Saat mengalami nyeri dada, segera temui dokter karena kondisi
ini dapat menjadi gejala akan terjadinya serangan jantung dadakan.
d. Tekanan Darah Tinggi : Tekanan darah tinggi sering menyertai kondisi seperti
aterosklerosis. Seseorang dengan tekanan darah tinggi harus memonitor tekanan darahnya
serta mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter.
e. Cepat Lelah : Perhatikan terjadinya kelelahan yang tidak biasa. Berkurangnya aliran
darah melalui arteri dapat menyebabkan seseorang merasa cepat lelah tanpa sebab yang
jelas.
f. Peningkatan Kadar Kolesterol : Kadar kolesterol tinggi adalah salah satu tanda peringatan
utama yang berhubungan dengan aterosklerosis. Seseorang dengan kadar kolesterol

15
tinggi, harus memeriksakan diri dan berkonsultasi dengan dokter perihal metode yang
paling tepat untuk mengurangi kadar kolesterol yang tinggi.
g. Nyeri Otot : Berkurangnya aliran darah melalui arteri dapat menyebabkan rasa sakit atau
kram di lengan atau kaki kadang kadang kesemutan yang luar biasa.

2.8. Data Penunjang Arterioklorosis


Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis. Sebelum
terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop
bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis. Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa
berkurang. Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis:
a. ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan
lengan
b. Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena
c. Skening ultrasonik Duplex
d. CT scan di daerah yang terkena
e. Arteriografi resonansi magnetik
f. Arteriografi di daerah yang terkena
g. IVUS (intravascular ultrasound).
(http//:mediacore.com)

16
2.9. Komplikasi Akibat Dari Arterioklorosis
a. Penyakit jantung koroner
b. Kerusakan organ seperti: ginjal, otak, hati, dan usus
c. Serangan jantung
d. Stroke
e. Serangan iskemik sesaat ( transient ischemic, attack, TIA)

2.10. Penatalaksanaan Medis


Pada tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya dengan membentuk pembuluh darah
baru di daerah yang terkena. Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan
kolesterol dalam darah seperti kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol,
dan lovastatin. Untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah, dapat diberikan obat-
obatan seperti aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan.
Sementara angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran
darah yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk
mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana
arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna
menghindari arteri yang tersumbat.

Pengobatan Aterosklerosis
Obat-obatan, operasi, dan merubah gaya hidup dapat membantu penderita dalam
peningkatan efisiensi jantungnya. Berikut ini adalah beberapa perawatan yang dapat diberikan
untuk seorang penderita aterosklerosis.
a. Pengobatan Kolesterol : Pengobatan kolesterol dapat membantu memperlambat,
menghentikan, atau bahkan membalikkan penumpukan simpanan lemak arteri pasien.
Beberapa dokter meresepkan antikoagulan untuk pasien yang menderita aterosklerosis, yang
bertindak sebagai pengencer darah, sehingga mencegah pembentukan gumpalan darah.
b. Obat antiplatelet atau trombolitik : Jenis obat-obatan ini mengurangi kemungkinan darah
menggumpal di arteri sempit. Selain pengobatan anti-platelet, bedah balon angioplasty juga
merupakan pilihan pengobatan untuk aterosklerosis. Dengan balon angioplasty bagian yang
tersumbat diperluas agar darah dapat mengalir.

17
c. Operasi : Operasi berguna untuk pengobatan aterosklerosis, dan juga operasi lebih sering
dipilih dibanding obat-obatan. Ada berbagai jenis operasi untuk pengobatan penyakit ini,
salah satunya yang umum adalah operasi bypass. Selain itu, endarterectomy (pengangkatan
lapisan arteri) dan penyambungan (memperbaiki atau mengganti pembuluh darah) adalah
metode bedah lain yang digunakan untuk aterosklerosis.
d. Perawatan Diri : Pasien harus mulai berolahraga dan didampingi dengan waktu istirahat
yang cukup, karena membantu dalam peningkatan sirkulasi darah. Penderita harus berhenti
untuk melonggarkan arteri dan meningkatkan kemampuan darah untuk membawa oksigen.
Juga penting untuk memperhatikan setiap luka atau cedera, karena mungkin meningkatkan
risiko infeksi. Lemak terhidrogenasi dan kelebihan lemak jenuh seperti mentega atau krim
harus dihindari oleh pasien. Beberapa dokter juga meminta pasien untuk menjauhkan diri
dari makanan olahan jadi, acar, teh kental, kopi, gula putih, dan semua produk serupa.

18
BAB III
TINJAUAN KASUS
2.2. Pengkajian
Tn. F 48 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sangat hebat yang tiba-tiba
datang terasa seperti terbakar, sakit kepala dan lemah serta kram dibagian ekstremitas.
ekstremitas pucat dan akral dingin. Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki kebiasaan
merokok, dan ada riwayat kolesterol tinggi, keluarga pasien mengatakan tidak mengetahui
pasien mengalami penyakit yang dialami sekarang, karena sebelumnya pasien tidak pernah
dibawa ke rumah sakit. Saat ini keadaan pasien composmetis TD: 160/100, nadi: 120x/mnt,
RR: 34x/mnt suhu 37,5˚c. Dilakukan pemeriksaan darah didapatkan hasil kolesterol LDL
180 mg/dl.

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh,
semua data atau informasi klien yang dibutuhkan dikumpulkan untuk menentukan masalah
keperawatan pengkajian pada klien aterosklerosis.
a. Aktivitas dan istirahat.
Kelemahan, kelelahan,ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tacycardia dan
dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
b. Sirkulasi
 Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi,
diabetes melitus.
 Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnnya capilary refill time, distritmia.
 Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya
kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
 Heaet rate munkin meningkat atau mengalami penurunan (tachy bradi cardia ).
 Irama jantung mungkin ireguler atau juga normaI.
 Edama:Jugular vena distension,odema anasarka,crackles mungkin juga timbul dengaan
gagal jantung.
 Warna kulit mungkin pucat baik bibir dan di kuku.
c. Eliminasi.

19
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
d. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan
perubahan barat badan.
e. Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar padasaat melakukan aktivitas.
f. Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
g. Kenyamanan
 Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan
dengan nitrogliserin.
 Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan,
rahang dan wajah.
 Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang pernah dialami.Sebagai
akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan postur
tubuh, menangis, penurunan kontak mata ,perubahan irama jantung, ECG, tekanan
darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
h. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktifitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit
pernafasan kronis.Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau
cyanisis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesukuler.Sputum jernih atau juga
merah muda/ pink tinged.
i. Interaksi social
Stress,kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tidak terkontrol.
j. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi,
perokok.

2.3. Diagnosa Keperawatan.


1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d gangguan sirkulasi.
2. Nyeri b,d gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke jaringan,

20
3. Kurang Pengetahuan tentang modifikasi gaya hidup b.d kurang informasi.

2.4.Rencana Tindakan Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


1. Gangguan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan  Pantau tanda-tanda
perifer b.d gangguan keperawatan selama 3x24 jam kecukupan perfusi jaringan.
sirkulasi. diharapkan perfusi jaringan  Anjurkan untuk menurunkan
perifer membaik dengan criteria ekstremitas di bawah
hasil jantung.
TD normal 120/80  Anjurkan untuk menghindari
Nadi normal 100x/mnt menyilang kaki.
RR normal 20x/mnt  Dorong pasien melakukan
Suhu normal 36,7˚c latihan jalan atau latihan
Tidak ada tanda-tanda sianosis ekstremitas bertahap.
 Jaga suhu hangat dan hindari
suhu dingin.
 Beri penyuluhan cara
menghindari gangguan emosi
dan penatalaksanaan stres.
2 Nyeri b,d gangguan Setelah dilakukan tindakan  Monitor ttv
kemampuan pembuluh keperawatan selama 3x24 jam  Kaji respons pasien terhadap
darah menyuplai oksigen diharapkan nyeri berkurang nyeri.
ke jaringan, criteria hasil  Jelaskan penyebab nyeri.
TD normal 120/80  Ajarkan teknik distraksi dan
Nadi normal 100x/mnt relaksasi.
RR normal 20x/mnt  Kolaborasi pemberian
Suhu normal 36,7˚c analgetik.
Tidak ada tanda-tanda menahan
nyeri,
Pola tidur baik

21
Pasien merasa nyaman
3 Kurang Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan  Kaji tingkat pengetahuan
tentang modifikasi gaya keperawatan selama 3x24 jam pasien.
hidup b.d kurang diharapkan pasien dan keluarga  Jelaskan cara-cara
informasi. memahami gaya hidup yang baik memodifikasi gaya hidup
(diet dan latihan).
 Diskusikan hambatan dan
dukungan dalam
memodifikasi gaya hidup.

2.5. Implementasi

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI
1 Gangguan perfusi jaringan  Memantau tanda-tanda kecukupan perfusi jaringan.
perifer b.d gangguan  Menganjurkan untuk menurunkan ekstremitas di bawah jantung
sirkulasi. dengan cara meluruskan kaki
 Menganjurkan untuk menghindari menyilang kaki dengan cara
posisi terbaring
 Membantu pasien melakukan latihan jalan atau latihan
ekstremitas bertahap dengan cara jalan-jalan disekitar ruangan
 Menjaga suhu hangat dan hindari suhu dingin.
 Memberi penyuluhan cara menghindari gangguan emosi dan
penatalaksanaan stres.
2 Nyeri b,d gangguan  Memonitor ttv
kemampuan pembuluh  Mengkaji respons pasien terhadap
darah menyuplai oksigen nyeri.
ke jaringan.  Menjelaskan penyebab nyeri.
 Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi dengan cara napas
dalam
 Memberikan injeksi santagesik 1 amp

22
3 Kurang Pengetahuan  Mengkaji tingkat pengetahuan pasien.
tentang modifikasi gaya  Menjelaskan cara-cara memodifikasi gaya hidup (diet dan
hidup b.d kurang latihan).
informasi.  Mendiskusikan hambatan dan dukungan dalam memodifikasi
gaya hidup.

2.6. Evaluasi

NO DIAGNOSA EVALUASI
1 Gangguan perfusi jaringan  Gangguan perfusi jaringan : suplai darah arteri ke ekstremitas
perifer b.d gangguan meningkat (teraba hangat, warna kemerahan/tidak pucat).
sirkulasi.

2 Nyeri b,d gangguan  Nyeri : pasien mengalami penurunan nyeri dan menggunakan
kemampuan pembuluh analgetik dengan baik.
darah menyuplai oksigen
ke jaringan.
3 Kurang Pengetahuan  Kurang pengetahuan : pemahaman pasien meningkat, pasien
tentang modifikasi gaya menunjukkan mengikuti anjuran modifikasi gaya hidup dengan
hidup b.d kurang baik.
informasi.

23
BAB IV
PEMBAHASAN JURNAL

4.1. Terapi Kultural Dan Spiritual Penyakit Jantung Koroner


Pada Jurnal ini dipaparkan mngenai hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya,
dimana penelitian penelitian yang sudah ada dikumpulkan dan dibandingkan apakah terpai yang
diberikan memberikan dampak atau tidak. Pada terapi Kultural Perawat dituntut untuk
memahami budaya daerah setempat terutama dalam hal pola makan, karena setiap kebudayaan di
masing masing daerah memiliki budaya yang berbeda, sehingga dengan mengetahui bagaimana
pola makan seseorang, perawat dapat memberikan intervensi yang tepat berupa Penkes.
Sedangkan pada Terapi Spiritual perawat dituntut untuk bisa berkolaborasi dengan pemuka
agama setempat untuk meningkatkan Spiritual pasien, karena berdasarkan Penelitian yang sudah
dilakukan peningkatan nilai spiritual mempengaruhi tingkat kesembuhan klien yang mengalami
arteoklorosis.
4.2. Efek Anti Aterosklerotik Adiponektin
Kadar adiponektin pada subyek pria diukur pada awal dan kemudian diikuti selama 6 tahun.
Individu dengan konsentrasi adiponektin dalam kuintil tertinggi dibandingkan dengan kuintil
terendah memiliki penurunan risiko infark miokard. Selain itu, pada studi kohort didapatkan
adiponektin berhubungan dengan penurunan risiko kejadian penyakit jantung
koroner.Adiponektin adalah target penelitian masa depan dalam menurunkan morbiditas dan
mortalitas penyakit aterosklerosis. Intervensi terapi dengan diet, olahraga, obat kardiovaskular,
obat yang meningkatkan sensitisasi insulin, dan terapi kombinasi yang diberikan secara
bersamaan dapat meningkatkan kadar adiponektin. Peningkatan kadar adiponektin ini akan
meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan inflamasi dan memperbaiki disfungsi endotel.
Perbaikan sensitivitas insulin dan disfungsi endotel ini berperan penting dalam pengobatan
aterosklerosis. Bukti terbaru menunjukkan bahwa cross-talk antara jalur sinyal inflamasi dan
jalur sinyal insulin dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin dan disfungsi endotel.
disfungsi endotel ini dapatn menyebabkan terjadinya ateroskelrosis. Ada kemungkinan bahwa
rekombinan adiponektin mungkin memiliki peran terapeutik yang bermanfaat dalam pengobatan
dan pencegahan penyakit kardiovaskular di masa depan.

24
4.3. Pengaruh Diet Makrobiotik Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Darah Pada
Penderita Penyakit Jantung Koroner
Perbedaan kadar kolesterol awal kedua kelompok secara statistik tidak bermakna atau
keadaan umum sampel sama. Terdapat perbedaan kadar kolesterol darah pada kelompok kasus
dan kelompok kontrol setelah perlakuan. Kelompok kasus yang menjalani diet makrobiotik
selama dua minggu mengalami penurunan kadar kolesterol sebesar 12,9 %. Diet makrobiotik
yang dijalani selama dua minggu berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol darah pada
penderita PJK. Hal ini dapat membantu mengurangi resiko untuk mengalami serangan
berikutnya daripada kelompok kontrol yang tidak menjalani diet. Pada penderita PJK yang ingin
menurunkan kadar kolesterol darah, disarankan untuk melakukan diet makrobiotik. Disarankan
untuk tenaga kesehatan agar bisa merubah paradigm baru dalam memberikan intervensi
kesehatan yaitu mencakup biologik, psikologik, sosial dan spiritual

25
BAB V
PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Arterioklorosis merupakan penyakit akibat dari peningkatan kolesterol yang menyebabkan
terjadinya flak di arteri sehingga menyumbat aliran darah yang membawa oksigen. Plak terdiri
dari lemak, kolesterol, kalsium, dan zat lain yang ditemukan dalam darah. Seiring waktu, plak
mengeras dan menyempit arteri Anda. Ini membatasi aliran darah yang kaya oksigen ke organ-
organ dan bagian lain dari tubuh Anda.
Ada beberapa factor risiko yang menyebabkan arteroklorosis yaitu : hipertensi, merokokok,
kolesterol tinggi, riwayat keturunan, kurang olahraga. Orang yang mengalami arteroklorosis
akan mengeluh nyeri dada secara mendadak, lemah, dank ram dibagian ekstremitas, sianosis dan
mengalami sakit kepala yang begitu hebat. Apabila arteroklorosis ini tidak ditangani secara cepat
akan mengakibatkan penyakit yang lain seperti : gagal jantung, kerusakan organ, stroke.
Sehingga diperlukan penanganan yang cepat dalam menangani pasien yang mengalami
arteroklorosis.

5.2. Saran
1. Jika ada ciri-ciri dari penyakit arteroklorosis yang dialami oleh salah satu keluarga maka
segera untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan kesehatan lebih lanjut.
2. Membiasakan untuk pola hidup sehat dengan pola makan yang seimbang , mengurangi
konsumsi lemak jenuh secara berlebih.

26
DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin,AMK,2012, Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk


Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Fadila, 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.. Nuha Medika. Yogyakarta

James, William, 2013. ( http://www.jendelasarjana.com/2013/08/pengertian-gejala-pengobatan-


penyakit.html, diakses tanggal 10 April 2016)

Nursalim,Alfin. Penyakit Jantung ( www.klikdokter.com/healthneswtopics/penyakit-jantung,


diakses tanggal 10 April 2016)

http://Diesehat.com/kadar-kolesterol-normal-menurut-who, diakses tanggal 14 April 2016

HB Hidayati - Malang Neurology Journal, 2015 - mnj.ub.ac.id,diakses tanggal 14 April 2016

http://www.pps.unud.ac.id/disertasi/pdf_thesis/unud-61-134897222 infeksi%20helicobacter%20

pylori%20sebagai%20faktor%20risiko%20ateroskler.pdf, diakses tanggal 14 April 2016)

http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/view/308/156, diakses tanggal 18 April 2016)

27

Anda mungkin juga menyukai