Strategi Belajar Kooperatif
Strategi Belajar Kooperatif
2
c) Kemauan untuk bekerja sama.
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukkan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh
sebab itu prinsip kerja sama perlu di tekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap
anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masin, akan
tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. Misalnaya yang pinta membantu yang
kurang pintar.
d) Keterampilan bekerja sama
Kemampuan untuk bekrja sama itu kemudian di praktikan melalui aktifitas dan kegiatan yang
tergambar dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk
mau dan berinteraksi dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan
dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikkan ide,
mengemukakan pendapat dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaraan Kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaraan kooperatif, seperti di jelaskan di bawah ini :
a. Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaikan tugas sangat tergantung
pada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu perlu di sadari oleh
setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan di tentukkan oleh
kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan
saling ketergantungan.
Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif setiap anggota kelompok masing-masing
perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja
disesuaikan dengan kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantungan
positif. Artinya tugas kelompok tidak mungkin diselesaikan manakala ada anggota yang tidak
bisa menyelesaikan tugasnya. Dan semua ini memerluhakan kerjasama yang baik dari
masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai kemampuan lebih,
diharapkan mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.
b. Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan
kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki
tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik
untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian
kelompok harus sama.
c. Interaksi Tatap Muka ( face to face interaction)
Pembelajaran koopertif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota
kelompok untuk bertatap muka saling memebrikan informasi dan saling membelajarkan.
Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota
kelompok untuk bekrja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan
masing-masing dan mengisi kekurangan masing-masing. Kelompok belajar kooperatif
dibentuk secara hiterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang sosial dan kemampuan
akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan menjadi modal utama dalam proses
saling memperkaya antar anggota kelompok.
3
d. Partisipasi dan Komunikasi (Participation and Communication)
Pembelajaran kooperatif membantu siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di
masyarakat kelak. Oleh sebab itu sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali
siswa dengan kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan mendengarakan dan
kemampuan berbicara, padahal keberhasilan kelompok ditentukkan oleh partisipasi setiap
anggotanya.
Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali dengan
kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya cara menyatakan ketidaksetujuan atau
cara menyanggah pendapat orang lain dengan santun, tidak memojokkan, cara
menyampaikan gagasan, ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna.
2. Kelemahan SPK
Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak
rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan
memahami filosofis cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki
kelebihan, contohnya mereka akan terhambat oleh siswa yang memiliki kemampuan
kurang. Akibatnya keadaan semacam ini dapat menganggu iklim kerjasama dalam
kelompok.
4
Ciri utama dari SPK adalah bahawa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu jika
tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dari pengajaran langsung dari
guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan di
pahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan pada hasil kerja kelompok. Namun
demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang
diharapkan adalah prestasi setiap individu.
Keberhasilan SPK dalam upaya menegmbangkan kesadaran berkelompok
memerluhakan periode waktu yang cukup panjang. Dan hal ini tidak mungkin dapat
tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini.
Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting
untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang didasarkan kepada
kemampuan secara individual. Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa
belajar bekerja sama, siswa harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.
Untuk mencapai kedua hal itu SPK memang bukan pekerjaan yang mudah.
5
dibentuk sebelumnya. Pengelompokkan dalam SPK bersifat heterogen artinya kelompok
dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar
belakang agama, sosial-ekonomi, dan etnik serta perbedaan kemampuan akademik. Dalam
hak kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang
berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan berkemampuan akademis sedang dan satu
lainnya dari kelompok akademis yang berkemampuan akademis kurang (Anita Lie, 2005).
Selanjutnya lie menjelaskan beberapa alasan lebih disukainya pengelompokkan hiterogen,
yaitu, pertama kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mnegajar (peer
tutoring) dan saling mendukung. Kedua, kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi
antara agama, etnis, dan gender. Yang ketiga kelompok hiterogen memudahkan pengelolaan
kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru
mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang. Melalui pembelajaran dalam tim siswa
didorong untuk melakukan tukar menukar (sharing) informasi dan pendapat, mendiskusikan
permasalahan secara bersama, membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal
yang kurang tepat.
3. Penilaian
Penilaian dalam SPK bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara
individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi
kemampuan setiap siswa, dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap
kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dibagi dua. Nilai
kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok
adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil akhir kerja sama setiap
anggota kelompok.
4. Pengakuan Tim
Pengakuan tim (team reognition) adalah penetapan tim yang paling menonjol atau tim paling
berprestasi untuk kemudian di beri penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian
penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga
membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
2. Tahapan / Sintak Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together
6
Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Spencer
Kagen (Dalam Ibrahim, 2000:28) yang dikembangkan menjadi enam langkah sesuai
kebutuhan pelaksanaan penelitian dalam pembelajaran. Keenam langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Langkah perama: Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Langkah kedua: pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4
sampai 5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan
nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran
yang ditinjau dari latar belakang sosial, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain
itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes (pre-test) sebagai dasar dalam
menentukan masing-masing kelompok. Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai,
guru memperkenalkan keterampilan kooperatif dan menjelaskan tiga aturan dasar
dalam pembelajaran kooperatif yaitu:
1. Tetap berada dalam kelas
2. Mengajukan pertanyaan kepada kelompok sebelum mengajukan pertanyaan kepada
guru.
3. Memberikan umpan balik terhadap ide-ide serta menghindari saling mengkritik
sesama siswa dalam kelompok.
3. Langkah ketiga: Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan
yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
Pertanyaan dapat bervariasi, dari spesifik sampai yang bersifat umum.
4. Langkah keempat: Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan
nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
5. Langkah kelima: Memberi kesimpulan
Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang disajikan.
7
Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan yang bisa berupa kata-kata pujian pada
siswa dan memberi nilai yang lebih tinggi kepada kelompok yang hasil belajarnya
lebih baik.
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together
1. Kelebihan dari model kooperatif tipe numbered heads together
a. Dapat melatih siswa untuk saling berbagi, saling bekerja sama, dan tidak menang
sendiri.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
c. Melatih siswa meningkatkan keterampilan berkomunikasi melalui diskusi kelompok,
memberikan waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu
satu sama lain, dan meningkatkan berpikir siswa baik secara individu maupun
kelompok.
2. Kelemahan dari model kooperatif tipe numbered heads together
a. Memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahami materi karena ada diskusi
kelompok dan diskusi kelas.
b. Terkadang siswa cenderung mengungkapkan idenya tanpa diskusi terlebih dahulu
dengan kelompoknya.
c. Tidak semua siswa mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan idenya karena
waktu yang tersedia terlalu singkat.
d. Ditinjau dari sarana kelas, jika kelas tersebut hanya dibuat untuk pembelajaran
kooperatif tipe NHT maka setiap kali pertemuan harus mengatur tempat duduk
sehingga suasana kelas akan menjadi ribut, dan waktu yang tersedia untuk jam
pelajaran semakin berkurang.
Kelemahan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:
1. Dalam model pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang sangat lama.
2. Dalam model pembelajaran ini, guru dituntut untuk pandai memilih materi pelajaran
yang cocok untuk model ini.
11
3. Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan. Misalnya
membuat soal untuk setiap meja turnamen atau lomba, dan guru harus tahu urutan
akademis peserta didik dari yang tertinggi hingga terendah.
http://www.mediapustaka.com/2014/11/makalah-pembelajaran-kooperatif.html
http://puspitafajerin.blogspot.co.id/p/makalah-lain-lain.html
http://sorayadwikartika.blogspot.co.id/2013/11/strategi-pembelajaran-kooperatif.html
13
http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/02/tipe-model-pembelajaran-
kooperatif.html
http://akhmuhammadarifin.blogspot.co.id/2013/06
/model-pembelajaran-team-games.html
Pertanyaan
1. Candra Muliadi (1515061004)
Apa yang di maksud pembagian kelompok heterogen?
2. Setiadarma (1515061012)
Apa pengertian usaha kolektif dan usaha individual
3. Ika Pratama (1515061010)
Apakah strategi belajar yang pernah diterapkan di SMK 3 Singaraja termasuk dalam
strategi belajar SPK?
14