H.O Gizi DWS, Lansia
H.O Gizi DWS, Lansia
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa : masalah penting.
Kebutuhan gizi seseorang --- ada penyesuaian metabolisme dan fisiologis yang mempengaruhi.
Angka prevalensi kegemukan atau obesitas penduduk usia dewasa di Indonesia lebih tinggi
dibandingkan angka terjadinya kekurangan gizi, terutama di kota-kota besar dan pada tahun-
tahun terakhir ini juga diikuti terjadi di pedesaan.
Laporan Depkes tahun 2005 = menunjukkan bahwa di dua belas kota di Indonesia yang
menderita kegemukan sebanyak 22,5%, yang 54,2% diantaranya menderita kegemukan tingkat
berat (obesitas).
Bila dilihat dari kelompok umur, 41-55 tahun ternyata prevalensi gemuknya lebih tinggi yaitu
33,7%, yang 59,0% diantaranya termasuk obesitas.
Dewasa merupakan :
-- Angka kecukupan gizi (AKG) pada orang dewasa didasarkan pada :
1. usia,
- Kebutuhan zat gizi pada orang dewasa 40-50 kal/kg berat badan (BB). Semakin bertambah
umur, kebutuhan zat gizi seseorang relatif lebih rendah untuk tiap kilo gram berat badannya.
2. pekerjaan , Aktivitas
- Kebutuhan zat gizi seseorang ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Makin
berat aktivitas yang dilakukan, kebutuhan zat gizi makin tinggi, terutama energi.
Misalnya : - seorang pria dewasa dengan pekerjaan ringan membutuhkan energi sebesar 2800
kalori.
3. jenis kelamin,
--- Kebutuhan zat gizi juga berbeda antara laki-laki dan perempuan, terutama pada usia
dewasa. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh komposisi tubuh dan jenis aktivitasnya.
4. kondisi khusus ( seperti pada kondisi ibu hamil dan ibu menyusui) .
5. Kelompok lain
Angka kecukupan gizi yang disusun belum mempertimbangkan faktor geografi dan ekologi,
sehingga perlu ada penyesuaian untuk keadaan demikian, terutama yang menyangkut
kebutuhan zat gizi mikro.
– Vitamin D, untuk :
– Vitamin E,:
– Vitamin B1 (thiamin),
– Vitamin B3,
– Vitamin B6,
Kecukupan gizi
Nutrisi dapat didefinisikan sebagai : jumlah keseluruhan proses yang terlibat dengan asupan
dan penggunaan bahan – bahan makanan.
Nutrisi yang cukup dibutuhkan untuk :
- Pertumbuhan
- Perbaikan
- Perawatan aktivitas-2 dalam tubuh
ATAU :
- memberi energy untuk aktivitas sehari – hari.
- Membentuk struktur kerangka & jaringan tubuh.
- Mengatur berbagai proses kimiawi tubuh.
Nutrient = materi-2 esensial.
Nutrient harus disediakan oleh makanan untuk : Mempertahankan fungsi-2 tubuh.
Kebutuhan nutrient bervariasi menurut usia seseorang :-
- jenis kelamin,
- ukuran,
- keadaan penyakit,
- kondisi klinis
- status nutrisional
- tingkat aktivitas
pada orang dewasa penting :
- o/k selain mempunyai risiko penyakit – penyakit tertentu.
- Mempengaruhi produktifitas kerja.
nutrisi yang tidak memadai dapat diakibatkan dari kurangnya makanan.
BEE, basal energy expenditure; ht, height (tinggi badan); wt, weight (berat badan)
Metode yang paling sederhana – dan mungkin paling umum – dalam menentukan kebutuhan
energi adalah berdasarkan pada angka standard kalori yang dibutuhkan per kilogram berat
badan.
Metode ini menggunakan berat badan tanpa lemak dan tidak memperhitungkan perbedaan-
perbedaan metabolisme energi terkait usia dan jenis kelamin pada orang dewasa.
Persamaan Harris-Benedict memperkirakan penggunaan energi yang tersisa/resting energy
expenditure (REE), yang kemudian harus dimodifikasi berdasarkan pada faktor “stress” atau
“aktivitas”.
Faktor-faktor stress mencakup kondisi-kondisi seperti operasi minor, retak pada tulang
(fraktura), trauma, sepsis, dan luka bakar parah.
Faktor-faktor aktivitas melibatkan apakah individu sedang atau tidak dalam kondisi istirahat
ranjang.
Dengan adanya faktor stress, kebutuhan energi sebagaimana dihitung berdasarkan persamaan
Harris-Benedict meningkat sedikitnya 30% (misalnya pada operasi minor dan fraktura) atau
sampai dengan 80 hingga 130% (misalnya pada luka bakar parah). Indvidu yang tidak istirahat
ranjang memiliki kebutuhan energi 30% lebih besar dari yang dihitung berdasarkan persamaan
Harris-Benedict.
2. PROTEIN
Kebutuhan pada dewasa ± 0.8 / Kg/BB/Hr
Kebutuhan protein pada orang dewasa bervariasi berdasarkan pada :
- status nutrisi,
- keadaan penyakit, dan kondisi klinis.
Asupan protein tidak bisa melebihi - oleh karena p ↓ dasar dalam fungsi ginjal.
Kelebihan protein bisa me↗ketegangan pada ginjal.
3. CAIRAN
Kebutuhan cairan harian orang dewasa dapat ditentukan berdasarkan berat badan atau pada
kebutuhan energi.
Meningkatnya kebutuhan cairan terjadi dengan :
- meningkatnya kehilangan yang tidak disadari melalui kulit atau metabolisme (seperti
muntah atau diare).
- Kebutuhan cairan menurun pada pasien dengan gagal ginjal, volume ekstraseluler
yang meningkat.
- Ketika memperkirakan kebutuhan cairan, farmasis harus mempertimbangkan semua
rute asupan atau hilangnya cairan. Sebagai contoh, sumbersumber nonnutrisional dari
asupan cairan (misalnya: jumlah volume dalam pengobatan intravena) harus
dipertimbangkan.
Orang dewasa harus berusaha :
- Karena pada tahapan usia inilah -biasanya penyakit yang berhubungan dengan
nutrisi seperti diabetes, kanker dan serangan jantung terjadi. Biasanya ini terjadi
karena kurangnya nutrisi di tahapan usia sebelumnya.
- Orang dewasa pada umur pertengahan harus : membatasi asupan lemak jenuh dan
sodium (garam). Kurang dari 10% kalori harian harus berasal dari lemak jenuh, kurang
dari 30% berasal dari lemak total.
-- Orang dewasa seharusnya memasukkan jenis makanan sehat dalam diet yang
dilakukan. -- Antara lain : biji-bijian utuh, makanan yang mengandung banyak serat
seperti Quaker oatmeal, buah segar dan sayuran, daging potong tipis dan produk
olahan susu rendah lemak.
1. Karbohidrat Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan adalah aktivitas fisik --
angka kecukupan gizi energi untuk dewasa = ♀ : 2000-2200 kkal .
= ♂ 2400-2800 kkal setiap hari.
Energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat.
Kebutuhan Karbohidrat sebagai sumber energi utama pada usia dewasa = ± 46 %
dari total masukan energi.
2. Protein Pada akhir remaja kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibanding
perempuan karena perbedaan komposisi tubuh.
Kecukupan protein dewasa = ♀ 48-62 gr/hari . ♂ = 55-66 gr/hari.
3. Vitamin.
Kebutuhan juga me↑ selama dewasa muda o/k - pertumbuhan dan perkembangan
cepat terjadi,
karena energi yang me↑, maka pertumbuhan kebutuhan beberapa vitamin pun m↑ a.l
yang berperan dalam
- metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti : vitamin A, vitamin B1, vitamin B2,
dan niacin.
Vitamin D yang cukup, vitamin A, dan C, E-- untuk pertumbuahan tulang.
Kegemukan dapat mengurangi kemolekan tubuh, bisa mengurangi kelincahan gerak tubuh dan
sering kali lebih cepat menimbulkan kelelahan.
Bila kelebihan ini terjadi dalam jangka waktu lama, dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang
cukup untuk membakar kelebihan energi, lambat laun kelebihan energi tersebut akan diubah
menjadi lemak dan ditimbun di dalam sel lemak di bawah kulit. Akibatnya orang tersebut akan
menjadi gemuk. Kegemukan mempengaruhi umur rata-rata seseorang dan berisiko untuk
terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi (tekanan darah tinggi),
penyakit jantung koroner, atritis, dan kanker.
A. Faktor External
1) Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan
daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999).
2) Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat
untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001).
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).
4) Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).
B. Faktor Internal
1) UsiaUsia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian
nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).
2) Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan
khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah
sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat
(Suhardjo, et, all, 1986).
3) Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan
mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986).
KESIMPULAN
Dari pendahuluan dan pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Seperti halnya pada kelompok-kelompok umur yang lain, kecukupan gizi diet orang tua adalah
hasil dari faktor-faktor yang beragam yang menentukan masukan harian, penggunaan zat gizi dan
akhirnya kebutuhan gizi.
Semua ini meliputi keadaan sekeliling seperti juga keadaan biologis.
Karena orang tua sangat heterogen dalam bentuk kesehatannya dan status gizinya pada masa
perkembangan dan dewasa maka penentuan kebutuhan gizi dan kecukupan gizi adalah lebih
komplek daripada untuk kelompok umur yang lebih muda, Penentuan kebutuhan gizi dan
kecukupan gizi untuk orang tua memerlukan pertimbangan banyak faktor dan interaksinya satu
dengan yang lain.
Pengaruh utama pada masukan, penggunaan dan kebutuhan zat gizi dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok besar yaitu :
a. Faktor fisiologis
b. Faktor fisis, dan
c. Faktor psikososial.
a. Faktor fisiologis
Dan mencegah untuk tidak terjadi komplikasi lebih lanjut dari penyakit
yang dideritanya.
Pada lansia :
- Pendapatan.
- Kesehatan.
- Perubahan fisiologis.
- Ketidakmampuan aktivitas fisik.
- Perubahan mental, sosial.
Cirri khas : - rendah protein,tinggi pada roti, sereal, kue, tidak daging sulit dikunyah, untuk
persediaan protein = keju, telur, selai, kacang.
Dengan terjadinya perubahan-perubahan pada orang tua maka diikuti pula perubahan kebutuhan
akan zat gizi. Perlu diingat bahwa populasi orang tua adalah bukan kelompok yang homogen, oleh
karena itu tidak ada pernyataan umum yang dapat dibuat tentang mereka. Tujuan zat gizi dan
kalori untuk memelihara seseorang pada keadaan kesehatan yang normal, mungkin tidak
mencukupi atau berlebihan untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
1. Kalori
Dengan semakin bertambahnya umur, kebutuhan kalori juga semakin berkurang. Perubahan
fisiologis utama yang terjadi adalah.penurunan jumlah sel sel yang fungsional, yang
mengakibatkan penurunan proses metabolisme.
Pada keadaan normal hampir selalu terjadi penurunan metabolisme sebesar 10-15 %/ > setelah
umur 50 tahun.
Hal ini disebabkan oleh berkurangnya aktivitas fisik yang lebih lanjut akan menurunkan kebutuhan
kalori. Akan tetapi untuk menaksir derajad penurunan aktivitas fisik dari setiap individu dalam umur
lanjut tidak dapat dilakukan dengan mudah. Pengurangan aktivitas fisik dan
penurunan metabolic basal bervariasi secara individual.
RDA tahun 1974 mengusulkan bahwa pada umur 50 tahun kecukupan kalori dikurangi sampai 90
% dari jumlah yang dibutuhkan pada orang dewasa umur 23 tahun.
Tetapi'bila seseorang tetap aktif pada umur di atas 50 tahun maka pengurangan kalori tidak perlu
sampai sebanyak ini.
Laki-laki dan wanita pada umur 23 tahun memerlukan kalori kira-kira sebanyak 2700 dan 2000
Kalori. Penaksiran pada mereka yang memelihara kesehatan dengan baik, aktivitas normal dan
kira-kira sama beratnya pada umur 65 tahun, mereka memerlukan kalori kira-kira sebanyak 2400
Kalori dan 1800 Kalori per hari. Jika masukan kalorinya tidak dikurangi untuk menyesuaikan
kebutuhannya maka kelebihan kalori yang masuk akan disimpan sebagai lemak, kasus ini sangat
umum terjadi pada wanita tua. Jika beratnya lebih besar pada umur 65 tahun daripada umur 23
tahun a vda kemungkinan terjadi penambahan jaringan lemak.
Disarankan bahwa pengurangan kalori berasal dari pengurangan karbohidrat dan lemak dalam
diet, karena orang yang berumur memerlukan kalori lebih sedikit tetapi kebutuhan protein, vitamin
dan mineral tidak berkurang. Bila kalori dibatasi sampai dibawah 1800 Kalori, diperlukan
perencanaan yang hati-hati untuk menyediakan diet yang cukup.
Biasanya masukan makanan dibawah 1800 Kalori menyediakan jumlah yang tidak mencukupi
untuk kebutuhan protein, kalsium, besi dan vitamin.
2. Protein
Protein tubuh berkurang dengan bertambahnya umur. Hal ini mungkin terjadi karen penurunan
sebagian besar masa skeletal otot.
Nampaknya penurunan lebih cepat terjadi pada laki-lal daripada wanita. Pemecahan dan sintesa
total protein tubuh juga menurun dengan bertambahnya umur sehingga pada orang tua yang
bertubuh sehat protein tubuh adala sebesar 60-70 % dibanding awal kedewasaan.
Walaupun nampak bahwa kebutuhan protein orang tua berkurang daripada orang dewasa, tetapi
tidak ada informasi yang cukup tentang kebutuhan asam amino dan protein orang tua yang dapat
digunakan sebagai pegangan.
Fisik yang tegang/stress dan stimuli psikologis dapat mengakibatkan keseimbangan nitrogen
negatif. Infeksi, gangguan fungsi pada pencernaan makanan dan perubahan metabolik yang
disebabkanloleh penyakit kronis dapat menurunkan effisiensi penggunaan nitrogen dalam diet.
Bahkan tanpa penyakitpun, saluran pencernaan mengalami penurunan digesti dan absorpsi
protein. Orang tua harus menaksir masala ini untuk menentukan masukan protein. Young dan
Serimushaw dalam Kreutler (198!),menganjurkan masukan protein sebanyak 1 g/kg berat badan
per hari.
3. Karbohidrat
4. Lemak
5. Mineral
Diantara mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh, kalsium dan besi merupakan mineral-mineral
yang paling penting pada gizi orang tua. Masukan kalsium yang rendah atau makanan sumber
kalsium seperti misalnya susu, mendorong terjadinya kerapuhan tulang dan pembuluh kapiler.
Tahun 1965 USDA Nationwide Food Consumption Survey menun-jukkan bahwa diet pada
orang-orang yang berumur 65 tahun atau lebih, kekurangan kalsium sebanyak rata-rata 30 persen
untuk wanita, dan 24 persen untuk laki-laki, diba-wah RDA (Recommended Dietary Allowance).
Wanita yang disurvey menggunakan ekuivalensi kurang dari secangkir susu setiap hari,
sedangkan laki-laki menggunakan sedikit lebih banyak. Wanita menunjukkan jumlah besi dibawah
kebutuhan rata-rata.
- satuan yang sering digunakan untuk mengukur besar energy yang dibutuhkan tubuh.
Banyaknya energy yang berasal dari asupan makanan perhari - harus disesuaikan dengan banyaknya
energy yang digunakan tubuh.
Pada lansia : energy yang dibutuhkan untuk aktifitas menurun lebih besar daripada metabolism basal.
Harus : mengatur pola makan > 40 th & memilih bahan makanan yang tepat
Agar tidak mengkonsumsi bahan makanan yang bersifat : empty calories tapi : nutrient dense.
Mengingat lansia tidak dapat mengkonsumsi makanan dalam energy besar / lebih banyak.
Protein : zat gizi yang memiliki kandungan terbesar setelah air dalam tubuh
Therapy yang khas di tubuh tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain.
Fungsi khas di tubuh tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain.
Yaitu :
- Wanita : 50 g
- Laki-laki = 60 g
PENGUKURAN ASUPAN MAKANAN PADA LANSIA :
1. Metode kualitatif
a.l :
- metode frekuensi makanan.
- metode dietary history.
- metode telepon.
- metode pendaftaran makan.
2. Metode kuantitatif
a.l :
- metode recall.
- metode food account.
- metode inventaris.
- perkiraan makanan.
- Penimbangan makanan & pencatatan.
- Daftar makanan
- Frekuensi konsumsi --- untuk menilai seberapa sering suatu makanan dikonsumsi.
Kelebihan metode ini : analisis kuisioner yang cukup sederhana & murah.
---- o/k daftar jenis-2 makanan yang terdapat dalam kuis tsb telah divalidasi dapat
dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan pola konsumsi masyarakat.
Tidak ada satupun metode dietary assessment menghasilkan penilaian kebutuhan energy
yang akurat pada lansia.
Pada lansia : untuk menilai rata-rata asupan zat gizi > tepat dengan metode :
Dengan : ukuran porsi -- jadi mampu memberi penilaian jumlah zat-zat gizi yang dikonsumsi
pada masa lampau.
1. KALORI
-- BMR m ↓ = 15 – 20 % ( o/k berkurangnya massa otot & aktivitas )
Diperoleh dari : lemak = 9.4 kal, KBH = 4 kal, Prot = 4 kal/gramnya.
Lansia energy = 20 -25% -dari protein
Lemak = 20%
Sisanya karbohidrat.
Kebutuhan kalori laki – laki = 1960 kal, wanita = 1700 kal.
Jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan - sebagian energy akan disimpan menjadi
lemak -- obesitas.
Bila kekurangan - cadangan energy tubuh digunakan kurus.
Laki – laki & wanita --o/k beda ukuran & komposisi tubuhnya.
2. PROTEIN
Kebutuhan per hari = 1 gr /Kg BB.
Lansia = massa otot m ↓, tapi kebutuhan tubuh akan protein tidak berkurang, bahkan
harus lebih tinggi dibanding dewasa.
o/k lansia : efisiensi penggunaan senyawa nitrogen / protein oleh tubuh berkurang (
o/k penyerapan & pencernaan kurang efisien ).Kebutuhan protein ditingkatkan = 12 –
14 % dari porsi orang dewasa.Sumber protein yang baik = pangan hewani & kacang –
kacangan.
3. LEMAK
Dianjurkan 30% / < dari total kalori yang dibutuhkan.
Konsumsi lemak yang > 40% dari konsumsi energy - jadi atherosclerosis
( pembuluh darah ke jantung tersumbat ).
Dianjurkan = 20% lemak tsb asam lemak tidak jenuh .
PUFA = Poly Unsaturated Faty Acid ), misal = minyak nabati = asam lamak tidak jenuh
yang baik.
6. AIR
Untuk mengganti yang hilang ( keringat & urine )
Membantu pencernaan makanan
Membersihkan ginjal / membantu fungsi kerja ginjal.
Minum > 6 – 8 gls/hr.
4 - Kecukupan Gizi
Besarnya angka kecukupan gizi yang dianjurkan dicantumkan pada Tabel 16.
Tabel 16. Angka kecukupan gizi harian yang dianjurkan (Recommended Dietary Intakes) yang
dibuat oleh Badan Pangan dan Nutrisi Amerika Serikat
Kebutuhan kalori yang lebih rendah pada orang tua memerlukan perhatian yang khusus. Ketika
aktivitas berkurang, berat badan sangat mudah bertambah apabila daya tarik terhadap makanan
tetap tinggi. Masukan makanan berkalori tinggi perlu dibatasi. Pengecekan kebiasaan makan
untuk kegemaran merupakan bantuan kedua dan pada makanan sehingga yang mungkin tidak
terhitung sebagai sumber kelebihan kalori. Disisi lain, ada kemungkinan pada usia tua daya tarik
terhadap makanan berkurang dan kalori tidak mencukupi.
Dalam contoh ini, makan sedikit-sedikit tetapi sering dan pemasukan beberapa makanan berkalori
tinggi mungkin diperlukan. Berat masing-masing individu merupakan refleksi kecukupan kalorinya.
Untuk kebutuhan protein, protein hewani seperti misalnya susu, daging, telur, dan keju, penting
sebagai supplemen protein nabati baik yang terdapat pada sayur-sayuran maupun biji-bijian.
Beberapa penelitian menyatakan masukan protein tidak mencukupi pada orang tua wanita.
Kekurangan ini dapat berakibat serius jika seseorang baru mengalami operasi atau menderita
kerusakan pada tulang karena penyembuhannya memerlukan waktu yang lama.
Protein yang sangat sedikit pada diet hariannya menyebabkan orarig tua menjadi mudah lelah dan
lebih mudah terkena infeksi. Akar tetapi, anjuran untuk masukan protein yang tinggi kadang-
kadang tidak dapat dibenarkan
Beberapa peneiitian yang berhubungan dengan hal tersebut tidak menunjukkan perlunya
menaikkan protein untuk kelompok umur tersebut. Perhatian pada kecukupan dari kualitas protein.
Pada umur-umur ini seringkali masukan kalsium sangat rendah. Banyak orang tua yang tidak
mempercayai pentingnya susu dan kemudian menderita defisiensi kalsium. Orang orang tua
seringkali menderita anemi gizi, yang menunjukkan kurang zat besi, protein da1 vitamin-vitamin
tertentu.
Dianjurkan memberikan perhatian pada sayuran hijau, biji-bijia dan padi-padian yang diperkaya,
dan daging terutama hati.
Beberapa penelitiah menunjukkan bahwa vitamin yang cukup dalam diet menghasilka vitalitas dan
tenaga. Defisiensi vitamin dalam jumlah sedikit bukan tidak umum diantar orang-orang tua.
Air adalah penting untuk membawa per bahan-bahan sisa yang dikeluarkan oleh ginjal dan itu
lebih mudah bagi fungsi ginj apabila urinenya encer. Sembelit kadang-kadang merupakan penyakit
ringan pada orar tua dan minum air dapat meringankan sembelit tersebut.
5 - Status Gizi
Survey diet pada orang-orang tua menyediakan/memberikan berguna pada jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi, kebiasaan makan, dan frekuensi penggunaan makanan-makanan
khusus.
Dengan perhitungan kandungan zat gizi dalam diet menunjukkan status gizi perseorangan. Secara
perbandingan penelitian status gizi pada kelompok orang-orang tua baru sedikit dilakukan. Pada
umumnya orang-orang tua yang berumur di atas 60 tahun menunjukkan status-giz kurang
("undernutrition"), tidak terbatas pada kelompok yang sangat miskin atau satu kelompok
kebudayaan tertentu.
Kondisi status gizi kurang pada orang tua mungkin disebabkan oleh beberapa hal antan lain:
1. Kehilangan atau berkurangnya pendapatan .
2. Isolasi social
3. Penyakit-penyakit yang menurunkan selera makan, menurunkan penyerapan / penggunaan zat
gizi atau kenaikan kebutuhan zat gizi.
4. Obat-obat yang mempengaruhi masukan makanan, atau penyerapan penggunaan atau
ekskresi zat gizi.
5. Masalah gigi
6. Depresi atau masalah mental
7. Penurunan kemampuan fisik untuk membeli makanan atau menyiapkan makanan.
8. Konsumsi alkohol.
1. AKTIFITAS FISIK
~~ dengan kemunduran biologis ---aktifitas m ↘.
Harus diimbangi dengan me↘ asupan kalori –mencegah timbulnya penyakit
degenerative.
2. KEMUNDURAN BIOLOGIS
~~~ dengan kemunduran secara fisik / biologis.
Gizi disesuaikan agar optimal, dengan kemampuan organ-2.
3. PENGOBATAN
Efek obat-2 tertentu ---dapat mempengaruhi proses penyerapan zat gizi.
4. DEPRESI & KONDISI MENTAL
Perubahan lingkungan sosial, kondisi yang terisolasi, kesepian, < aktifitas, ---
frustasi, kurang semangat, selera makan jadi terganggu –status gizi buruk.
5. PENYAKIT
--. Penyakit tertentu --- dapat menjadi keadaan gizi buruk
Misal : DM ----biasanya BB < normal.
o/k ada defisiensi insulin ---glukosa sedikit disimpan tubuh jadi glukogen ( e_)
jadi tubuh untuk memenuhi kebutuhan energy –merombak lemak / lipolisis & protein
/ proteolitis ---sebagai sumber energy.
Bila terus menerus –cadangan lemah & protein –dalam tubuh berkurang, BB jadi me↘
Energy yang dari : KBH, LEMAK, PROTEIN --- untuk memenuhi 3 komponen dasar yaitu :
- Metabolism dasar.
- SDA / specific Dynamic Action.
- Aktifitas fisik ( gerakan anggota tubuh yang diproduksi untuk kontraksi otot )-------shg
menghasilkan tenaga. Yang berfungsi -----untuk memelihara kerja fisik & mental &
mempertahankan kualitas hidup, agar tetap segar dan bugar sepanjang hari.
____________________________________
24 jam
TABEL PAL :
Tidur ---------1.0
Berkendaraan ---1.2
Santai ----1.4
Makan -------1.5
Berjalan -----2.0
Memasak -----2.1…….dst……
Keadaan lansia yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik terhadap energy dan zat
– zat gizi yang diperoleh dari pangan & makanan yang dampak fisiknya dapat diukur.
Perbandingan perhitungan rata-rata kebutuhan gizi dengan jumlah asupan zat gizi
____>jadi indikasi ada tidaknya masalah gizi.
1. Perubahan fisiologis.
2. Kondisi sosial--- tempat tinggal -----di panti ----risiko malnutrisi > besar ( riset ).
3. Status ekonomi ----~ dengan keadaan ekonomi.
4. Psikologis = pikun –disorientasi, kecemasan, gelisah ----m↘asupan makan &
perubahan ADL, --- jangka lama - jadi penurunan status gizi.
5. Status kesehatan
= penyakit infeksi, degenerative, kesehatan gigi mulut-----bisa merubah asupan.
Penilaian status gizi lansia ---.> mengacu pada AKG, dipengaruhi oleh = usia, JK, aktifitas fisik,
BB, keadaan fisiologis.
Penilaian langsung= antropometri, biokimia, biofisik, klinis.
Tidak langsung = survey konsumsi makanan, statistic vital, factor ekologi.
ANTROPOMETRI
Lebih sering digunakan o/k : sederhana, praktis, pelaksanaan murah, dapat dilakukan pada
banyak orang dengan waktu relative singkat.
IMT :
-- salah satu indeks antropometri sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa
yang umur > 18 th, khususnya yang berkaitan kekurangan / kelebihan BB.
RUMUS :
IMT = BB ( Kg )
TB (M) X TB (M)
KLASIFIKASI STATUS GIZI LANSIA BERDASARKAN IMT :
_____________________________________________________________________________
Underweight <18.50
Overweight > 25
Membantu orang tua untuk menyediakan diet yang mencukupi untuk dirinya sendiri kadang-
kadang menemui beberapa kesulitan.
Penyakit-penyakit kronis, dikombinasikan dengan faktor-faktor ekonomi dan psikologi,
mengembangkan program diet yang lebiri disederhanakan, merupakan alasan yang sangat sering
yang mengakibatkan ketidakcukupan makanan yang bersifat melindungi.
Orang-orang tua, seperti juga kelompok umur yang lain, memerlukan diet yang seimbang yang
meliputi makanan yang bersifat melindungi.
Kebiasaan makan dari orang-orang tua tidak selalu bertepatan/sesuai dengan kebutuhan akan
makanannya. Beberapa survey tentang pemilihan makanan oleh orang-orang tua telah dilakukan
di tempat-tempat yang berbeda, dan semua laporan menunjukkan kecenderungan yang sama. Di
Boston, survey dilakukan oleh Davidson (pada orang-orang tua yang berumur di atas 70 tahun),
menunjukkan tanda-tanda penurunan konsumsi daging dan susu dan kenaikan penggunaan telur,
tetapi tidak terjadi kekurangan kalori. Pada kenyataannya 84 % laki-laki dan 71 % wanita berada
di atas berat badan yang dikehendaki. la mengamati faktor-faktor yang nampaknya mempengaruhi
kebiasaan makan orang-orang tua tersebut yaitu sistem sosial (lebih dari separo dari mereka hidup
seorang diri), penurunan pendapatan, keterbatasan fasilitas masak dan pendinginan, kesulitan
pasar/belanja, masalah penelanan, mode makanan, dan telah berada pada konsep yang salah
tentang gizi yang baik.
Ketika dilakukan pengujian 24 hour recall diet terhadap kira-kira 4000 partisipan yang mengikuti
suatu program yang disponsori oleh Administration on Aging, hanya 3 persen yang ditemukan
mempunyai diet baik.
Dengan kata lain, hanya jumlah kecil tersebut yang memenuhi 100 persen angka kecukupan gizi
yang dianjurkan (RDA tahun 1968) untuk protein, kalsium, besi, vitamin A, tiamin, riboflavin dan
vitamin C. Delapan persen memenuhi 2/3 RDA untuk zat-zat gizi tersebut dan dikelompokkan pada
diet cukup, sedangkan 86 persen dibawah 2/3 RDA untuk satu atau lebih zat gizi dan
dikelompokkan dalam diet kurang.
Beberapa orang tua tidak mengkonsumsi hasil olah susu atau sayuran dan buahbuahan, dan
sejumlah besar dilaporkan makan kurang dari 3 kali sehari.
a. Kelompok susu. Kelompok ini meliputi susu penuh, susu skim, susu berlema rendah, susu
kental, susu bubuk dan mentega.
Dua cangkir atau lebih susu (488 atau 0,40 liter) perhari, atau susu pengganti yang
dianjurkan dengan jumlah yani setara.
c. Kelompok daging. Kelompok ini meliputi daging sapi, kambing, babi,organ-orgai daging seperti
hati, jantung dan ginjal, unggas dan telur, ikan dan kerang, dar pengganti daging seperti biji-bijian
dan kacang-kacangan.
Pilih dua atau lebrf penyajian setiap hari, satu kali penyajian sebanyak 16- 23 g daging unggas
dan ikar tanpa tulang. Setara dengan protein dalam 16 g daging adalah 2 butir telur (terbata; pada
3-4 butir per minggu), 1 cangkir atau 250-260 g biji-bijian masak, atau t sendok makan atau 64 g
mentega kacang.
c. Kelompok serealia.
Makanan yang termasuk dalam kelompok ini adalah semua jenis roti dan serealia yang berupa
biji-bijian. yang telah diperkaya atau distandarisasi Secara spesifik kelompok ini meliputi roti,
serealia rebus, serealia yang siap santap: crackers, tepung makaroni, spaghetti, mie, beras, beras
parboiled dan gandum, Sajikan 4 kali sehari, satu kali penyajian sebanyak 1 iris roti (23 g), 28 g
serealis siap santap, atau V2 - 1/3 cangkir (118-177 g) serealia rebus, makaroni, mie, nasi atau
spaghetti.
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan makanan sekitar makanan pokok, makanan lain yang tidak
spesifik dapat termasuk disini seperti gula, mentega, margarin dan lemak yang lain. Beberapa
minyak nabati mengandung asam lemak tidak jenuh dan ini dianjurkan.
1. Komposisi tubuh melihat jumlah massa otot dan lemak. Pada usia tua massa
otot menyusut sedangkan massa lemak bertambah 10-15 %. Penyusutan
massa otot mencapai 5 kg pada wanita dan 12 kg pada laki-laki usia 25-70
tahun. Total cairan tubuh berkurang dari 65 % menjadi 60 %.
2. Tinggi badan menurun dengan kecepatan 0,03 cm/ tahun pada umur 40-45
tahun dan 0,28 cm /tahun setelah usia itu. Pemendekan ini diduga akibat
penipisan lempeng tulang belakang dan pengurangan massa tulang. Pada
keadaan osteoporosis dan kifosis susutan mencapai 12 % untuk laki-laki dan
25 % untuk wanita.
3. Perubahan berat badan dapat pula digunakan sebagai indicator kurang gizi.
Penyusutan BB 10 % atau lebih dalam masa < 3 bulan menandakan terjadinya
malnutrisi. Oleh karena itu usila yang dirawat sebaiknya ditimbang setiap
minggu sedangkan usila yang sehat dapat ditimbang setiap 2-3 bulan.
4. Indeks massa tubuh dapat digunakan dengan mengukur tinggi dan berat badan.
TB ditaksir dengan mengukur tinggi lutut (TL) jika usila tidak dapat berdiri tegak.
Pasien ditelentangkan dan sendi lutut ditekuk sampai 90, diukur menggunakan
kaliper. Batang kaliper sejajar tulang tibia. Perkiraan TB adalah :
Laki-laki : TB = 64,19 – (0,40 x usia) + (2,02 x TL)
Wanita : TB = 84,88 – (0,24 x usia) + (1,83 + TL)
Kebutuhan gizi
1. Kebutuhan energi usila > 60 tahun 2200 kkal untuk laki-laki dan 1850 kkal untuk
wanita. Kebutuhan energi menurun sejalan dengan pertambahan usia karena
metabolisme sel dan kegiatan otot berkurang. Penurunan kebutuhan energi adalah 5
% per decade. Namun jika masih aktif bekerja kebutuhan energi relative tidak
menurun. Energi ini diperoleh dari karbohidrat 60 %, protein 15 % dan lemak 25 %.
2. Kebutuhan protein sehari 0,9 g/kg BB. Kebutuhan protein meningkat bila ada
stress fisiologis seperti infeksi, luka bakar, patah tulang dan operasi. Kebutuhan
protein menurun bila ada gangguan ginjal/hati.
3. Kebutuhan vitamin dan mineral relative sama dengan usia sebelumnya. Namun
asupannya perlu mendapat perhatian karena efisiensi pencernaan menurun. Vitamin
dan mineral yang sering kurang : vitamin A, B, D, kalsium dan zat besi.
4. Konsumsi serat perlu diperhatikan untuk mencegah konstipasi.
5. Cairan perlu diperhatikan pada usila untuk membantu system pencernaan dan
eksresi yang lancar. Usila membutuhkan cairan sekitar 1,5 liter atau 7 gelas sehari
ADL m ↘
m↘sekresi asam lambung dan enzim cerna ----menganggu penyerapan vitamin & mineral---
def. zat-2 mikro.
Pensiun --- pendapatan ber <. DEMENSIA BISA --- < gizi, atau obesitas.
Kurang gizi :
- Penyebab primer : ketidaktahuan, isolasi ps, hidup seorang diri, baru kehilangan
pasangan hidup, gg fisik, indra, mental, kemiskinan, iatrogenic.
- Sekunder : gg nafsu makan, gg mengunyah, malabsorbsi, obat – obatan, p↗ zat gizi,
alkoholisme.
Hendaknya :
Hendaknya tidak banyak menyimpang dari kebiasaan makan, sesuai dengan kebiasaan
psikologisnya.
Pada makanan sesuai dengan kecukupan gizi, menu sesuai ketersediaan & kebiasaan makan
tiap daerah.
Misal :
KBH - nasi, jagung, ketan, bihun, biscuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubi, pisang,
nagka, macaroni.
Protein hewani - daging sapi, ayam, hati, telur, unggas, ikan, baso daging.
- >>> minum/ kurangi garam - memperingan kerja ginjal -- risiko hipertensi. Banyak
minum = memperlancar pengeluaran sisa makanan.
- Batasi makan dengan manis-2 / gula, minyak, makanan lemak ( santan, mentega, dsb
)
- Makanan yang mudah dicerna, hindari terlalu manis, gurih, goreng-goreng
- Gigi rusak / gigi palsu kurangbaik makanan cincang / lunak.
- Makan kecil tapi sering & makan selingan / snack.
- Tidak minum kopi/ the-- boleh diberi, tapi diencerkan - untuk merangsang
gerakan usus & menambah nafsu makan.
- Makanan >> zat besi kacang-kacangan,hati, telur, daging rendah lemak, bayam,
sayuran hijau.
- Olahan : dikukus, direbus, dipanggang, kurangi digoreng.
Protein = 1 gr / Kg BB.
LEMAK <<,
Menu yang disajikan :mengandung gizi seimbang ( sumber energy, pembangun, pengatur
) = 4 sehat, 5 sempurna.
10 LANGKAH AGAR HIDUP LEBIH LAMA , SEHAT & BERARTI BAGI LANSIA :
Dalam menaksir kecukupan energi dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu:
Prinsip menaksir Angka Kecukupan Energi (AKE) didasarkan pada pengeluaran energi
dimana angka metabolik dasar (Basal Metabolik Rate, BMR) merupakan komponen utama.
Energi basal yang dinyatakan dalam BMR - penggunaan energi oleh tubuh pada tingkat
psca penyerapan dan keadaan istirahat sempurna.
- berat badan.
- susunan tubuh
- umur
- jenis kelamin.
BMR per satuan berat badan berbeda menurut umur, biasanya makin tua umur makin
rendah. Secara praktis, untuk menghirung BMR cukup hanya indeks berat badan yang
dipakai sebagai peubah berpengaruh.
Tabel 1. berikut merupakan rumus untuk menghitung nilai BMR dengan peubah berat
badan menurut kelompok umur.
Tabel 1.Rumus untuk Menghitung Nilai BMR dengan Peubah Berat Badan
menurut Kelompok Umur.
Pengertian bayi adalah anak yang belum berumur satu tahun (kurang dari 12 bulan). Angka
kecukupan energi bayi secara individu dibedakan menurut umur dan berat badan.
Informasi yang diberikan untuk menaksir angka kecukupan gizi individu (AKEI) bagi bayi
adalah : umur bayi (bulan), berat badan sehat, persamaan regresi kecukupan energi bayi
per kilogram berat badan. Secara umum perhitungan AKEI bayi dirumuskan sebagai berikut
:
Dimana :
AKEIi = Angka Kecukupan Energi Individu bagi bayi pada umur Ui (kal/org/hari)
Ui = Umur bayi (bulan)
Bi = Berat badan bayi pada umur Ui (kg)
Jawab :
Berarti angka kecukupan energi bagi bayi umur antara 2 – 3 bulan dengan berat badan 4.5
kg adalah 437.6 kal/hari/orang.
Untuk menghitung angka kecukupan energi individu bagi anak-anak (umur 1 -9 tahun)
dengan pendekatan pengeluaran energi, diperlukan informasi tentang alokasi waktu
kegiatan (wi) dan jumlah pengeluaran energi untuk setiap kegiatan bagi anak-anak. Namun
kedua informasi tersebut tidak ada karena belum ada penelitian berskala besar yang
mengungkapkan informasi ini. Berdasarkan hasil kesepakatan komisi ahli, konsumsi anak-
anak hasil penelitian Ferro Luzzi dan Durnin (1981) dalam Hardinsyah (1992) ditambahkan
sebesar lima persen untuk disajikan AKEI anak-anak.
Cara menghitung AKEI anak-anak secara umum dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
Keterangan :
a) Untuk contoh ini berat badan sehat berdasarkan NCHS :
Berat badan median – 1 standar deviasi (WHO, 1979)
Sumber : Hardinsyah dan Martianto, 1988.
Sebagai latihan dapat kita coba dengan menghitung angka kecukupan energi seorang anak
laki-laki yang berumur 2.5 tahun dengan berat badan 11 kg, maka angka kecukupan
energinya adalah 11 kg x 104 kal/kg B/hari = 1144 kal/hari.
Perhitungan kecukupan energi bagi remj (10 – 19 tahun) dibedakan menurut jenis kelamin.
Berbeda halnya dengan menghitung AKEI bayi dan anak-anak, AKEI remaja dihitung
berdasarkan pengeluaran energi, bukan berdasarkan konsumsi.
Tahapan yang dilakukan dalam menghitung AKEI bagi remaja adalah harus tersedia
informasi sebagai berikut:
- jenis kelamin
- berat badan sehat
- persamaan energi untuk menghitung Energi Metabolisme Basal (EMB) yang sesuai
dengan kelompok umurnya.
- tingkat kegiatan
- alokasi waktu untuk setiap kegiatan, dan
- faktor energi kegiatan (K), yang merupakankelipatan EMB. Untuk menentukan
pengelompokan tingkat kegiatan perlu diketahui beragam jenis kegiatan secara
rinci dan jumlah energi yang diperlukan oleh setiap jenis kegiatan dapat dilihat
pada lampiran 4 dan 5.
Pada prinsipnya AKEI bagi remaja merupakan penjumlahan dari Energi Kegiatan (EK) dan
Energi Pertumbuhan (EP) dimana EMB dan Energi Specific Dynamic Action (ESDA) telah
diperhitungkan di dalam EK. ESDA adalah energi khusus untuk pencernaan dan
metabolisme makanan.
Sebagai contoh perhitungan AKEI bagi pria remaja dapat dilihat pada Tabel 3.
Secara umum perhitungan AKEI remaja cara sederhana dirumuskan sebagai berikut :
a) Untuk Pria :
b) Untuk wanita :
Dimana :
Bi = Berat badan sehat (kg)
FKi = Faktor Kelipatan EMB untuk menghitung kecukupan energi pada umur-i
menurut jenis kelamin
(2) EK (24)
Angka-angka yang berada pada tabel tersebut adalah hasil dari perhitungan berdasarkan
rumus – rumus berikut :
Khusus untuk Energi Kegiatan (KE) bagi pria yang merupakan kelipatan EMB dapat dilihat
pada Lampiran 4 sesuai jenis kegiatannya.
Perhitungan AKEI bagi wanita remaja yang berumur 10 -19 tahun dapat diketahui dengan
tahapan yang sama seperti pada pria remaja dengan mengacu pada kegiatan bagi wanita
yang dapat dilihat pada Lampiran 5.
Bila informasi jenis dan tingkat kegiatan serta alokasi waktunya tidak tersedia, dapat
dilakukan perhitungan AKEI secara sederhana, namun harus tetap memerlukan informasi
tentang: Berat badan sehat (B), Persamaan regresi EMB yang sesuai dengan kelompok
umurnya dan Faktor Kelipatan EMB untuk kecukupan energi (FK). Biasanya semakin
meningkat umur remaja semakin rendah nilai FK-nya.
Secara umum perhitungan AKEI remaja cara sederhana dirumuskan sebagai berikut :
a. Untuk Pria
b. Untuk Wanita
Seperti halnya pada cara menghitung AKEI remaja, AKEI dewasa juga dapat dihitung
dengan cara rinci dan cara sederhana. Cara mana yang akan dipilih tergantung dari tujuan
dan informasi yang tersedia.
No. AKEI Pria (umur dalam tahun) Wanita (umur dalam tahun)
20 - 29 30 - 59 = 60 20 - 29 30 - 59 = 60
Sama pula halnya dengan AKEI remaja, bila informasi jenis dan tingkat kegiatan serta
alokasi waktunya tidak tersedia, dapat dilakukan perhitungan AKEI secara sederhana,
namun harus tetap memerlukan informasi tentang: Berat badan sehat (B), Persamaan
regresi EMB yang sesuai dengan kelompok umurnya dan Faktor Kelipatan EMB untuk
kecukupan energi (FK).
Tabel 5. Faktor Kelipatan EMB untuk menghitung AKEIi bagi pria dan
wanita Dewasa menurut Tingkat Kegiatan
Pada orang dewasa, pengeluaran energi dikelompokkan menurut jenis kegiatan : tidur dan
pekerjaan (ringan, sedang dan berat), santai dan kegiatan lainnya (kegiatan rumah tangga,
sosial dan olah raga atau kesegaran jasmani).
Berbeda dengan perhitungan energi untuk bayi, remaja dan orang dewasa, pada wanita
hamil dan menyusui masing-masing memerlukan tambahan sejumlah energi dari keadaan
sehat sebelum hamil. Tambahan energi ini digunakan untuk pertumbuhan fetus, plasenta
dan jaringan lain yang ada selama kehamilan, serta cadangan energi, berupa lapisan lemak
tubuh. Bagi wanita menyusui, tambahan energi ini digunakan untuk ASI dan memulihkan
kesehatan setelah melahirkan. Prinsip perhitungannya sama dengan cara menghitung AKEI
wanita dewasa kemudian ditambah dengan sejumlah energi tambahan.
Berdasarkan Komisi Ahli FAO/WHO/UNU (1985) dalam Hardinsyah (1989) perhitungan AKEI
untuk :
e)1. Wanita Hamil:
- Untuk wanita umur < 19 tahun :
AKEI = (12.2 B + 746) FK + EH
- Untuk wanita umur 20 – 29 tahun :
AKEI = (14.7 B + 496 ) FK + EH
- Untuk wanita umur = 30 tahun :
AKEI = ( 8.7 B + 829) FK + EH
Dimana :
B = Berat badan sehat wanita sebelum hamil (kg)
EH = Tambahan energi wanita hamil (Kal/org/hari), yaitu :
a) a)
(1) EMB - 1528.6
(2) EK (24)
a. Tidur 8 b) 509.5
b. Pekerjaan
- Ringan - -
- Sedang - -
- Besar 6.0 c) 1452.2
c. Kegiatan Lainnya
- Kegiatan di rumah tangga 3.5 d) 601.9
- Kegiatan Sosial 0.5 e) 63.7
- Olahraga - -
d. Santai, waktu luang 6.0 f) 535.0
AKEI = 3162
(Kal/org/hr)
Keterangan : a) 1528.6 = (30 thn s/d 59 thn) = 11.6 B + 879 = 11.6 (56) + (879)
b) 509.5 = (1.0 w1 /24 x EMB) = (1.0 ) (8)/ 24 X ( 1528.6)
c) 1452.2 = (3.8 w4 /24 x EMB) = (3.8) (6)/24 X 1528.6)
d) 601.9 = (K) X (w5/24) x EMB) = (2.7) (3.5) /24 x (1528)
e) 63.7 = (K)x (w6 /24) x EMB) = (2.0) (0.5)/24 x ( 1528.6)
f) 535.0 = (K) x (w7/24) x (EMB) = (1.4)(6)/24 x (1528.6)
Demikian seterusnya, dapat Anda coba juga untuk pria/wanita dewasa pada usia dan berat
badan yang berbeda, sesuaikan dengan standard yang ada. Mengenai Faktor Kelipatan (K)
EMB dapat dilihat pada Lampiran 6 untuk pria dan Lampiran 7 untuk wanita.
Diketahui wanita menyusui umur 27 tahun, berat badan sehat setelah melahirkan 48 kg,
bekerja berat, maka AKEI-nya adalah :