Anda di halaman 1dari 3

4.

3 Etika Akuntan Profesional dalam Bisnis

Akuntan professional dalam bisnis, baik secara perorangan tau bersama-sma, bertanggungjawab
terhadap penyusunan dan pelaporan keuangan dan informasi lainnya, yang akan digunakan oleh
organisasi pemberi kerja atau pihak ketiga. Mereka juga dapat bertanggungjawab untuk
memberikan manajemen keuangan yang efektif dan saran-saran untuk berbagai persoalan bisnis.

Akuntan profesional dapat merupakan pegawai tetap, mitra, direktur, komisaris, pemilik-
pengelola, relawan atau lainnya yang bekerja pada satu atau lebih organisasi pemberi kerja.
Namun, perjanjian kerja dengan organisasi permberi kerja biasanya tidak mengatur kewajiban
tanggungjawab etika dari akuntan profesional.

Akuntan profesional meungkin menjabat posisi senior di dalam organisasi. Semakin tinggi
jabatan akuntan professional, semakin besar kemampuan dan kesempatannya untuk
mempengaruhi situasi, praktik, dan kebiasaan di dalam organisasi. Akuntan profesional di dalam
bisnis diharapkan dapat mendorong budaya berbasis nilai etika pada organisasi pemberi kerja
melalui penekanan yang diberikan oleh akuntan professional terhadap perilaku beretika.

Akuntan professional di dalam bisnis dilarang untuk terlibat dalam bisnis, pekerjaan, ataupun
kegiatan yang diketahuinya merusak atau dapat merusak integritas, objektivitas, atau nama baik
dari profesi yang mana bertentangan dengan prinsip utama akuntan professional.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, akuntan professional menghadapi ancaman yang


menyebabkan mereka melanggar prinsip utama profesi. Beberapa contoh situasi yang dapat
menciptakan ancaman kepentingan pribadi adalah sebagai berikut:

 Memiliki kepentinga keuangan atau menerima pinjaman atau jaminan dari organisasi
pemberi kerja
 Berpartisipasi dalam perhitungan insentif yang ditawarkan oleh organisasi pemberi kerja
 Penggunaan asset perusahaan untuk kepentingan pribadi secara tidak wajar
 Mengkhawatirkan keberlanjutan kerja pada organisasi pemberi kerja
 Tekanan keuangan dan bisnis dari pihak di luar organisasi pemberi kerja

Contoh situasi yang menciptakan ancaman telaah pribadi adalah menetukan perlakuan akuntansi
atas kombinasi bisnis setelah melakukan studi kelayakan yang mendukung keputusan kombinasi
bisnis tersebut.

Sementara itu, dalam berpartisipasi untuk pencapaian tujuan dan sasaran organisasi pemberi
kerja, akuntan professional mungkin akan melakukan promosi atas posisi organisasi. Sepanjang
promosi tersebut dilakukan tanpa tekanan untuk menyusun laporan keuangan yang salah atau
menyesatkan maka situasi tersebut tidak menciptakan ancaman advokasi.
Contoh situasi yang menciptakan ancaman kedekatan akuntan professional di bisnis adalah :

 Bertanggungjawab atas pelaporan keuangan organisasi pemberi kerja dimana anggota


keluarga dekat bekerja pada organisasi tersebut dan membuat keputusan yang
mempengaruhi laporan keuangan organisasi.
 Hubungan yang telah lama berlangsung dengan kontak bisnis akan mempengaruhi
keputusan bisnis.
 Menerima hadiah atau perlakuan khusus, kecuali jika tidak ada nilainya dan tidak
memiliki konsekuensi khusus.

Contoh situasi yang mungkin menciptakan ancaman intimidasi untuk akuntan professional di
bisnis meliputi :

 Ancaman untuk memberhentikan atau mengganti akuntan professional atau anggota


keluarga dekat akibat ketidaksepakatan tentang plikasi prinsip akuntansi atau bagaimana
informasi keuangan dilaporkan.
 Adanya seseorang yang dominan berupaya untuk mempengaruhi proses pengambilan
keputusan, misalnya yang terkait dengan pemberian kontrak atau penerapan prinsip
akuntansi tertentu.

Pengamanan dalam lingungan kerja meliputi :

 Diterapkan system pengawasan perusahaan (corporate oversight) atau struktur


pengawasan lainnya.
 Diterapkannya program etika organisasi.
 Diterapkannya prosedur rekrutmen pada organisasi pemberi kerja menekankan
pentingnya mempekerjakan pegawai yang memiliki kompetensi yang tinggi.
 Diterapkannya system pengendalian intern yang kuat.
 Diterapkannya proses disiplin yang memadai.
 Adanya kepemimpinan yang menekankan pentingnya perilaku etika dan ekspektasi
terhadap pegawai untuk selalu melakukan tindakan beretika.
 Diterapkannya kebijakan dan prosedur untuk memantau kualitas kerja pegawai.
 Adanya komunikasi tepat waktu mengenai kebijakan dan prosedur organisasi pemberi
kerja, termasuk perubahannya, ke seluruh pegawai dan dilakukannya pelatihan dan
pendidikan yang memadai mengenai kebiijakan dan prosedur tersebut.
 Diterapkannya kebijakan dan prosedur yang memberdayakan dan mendorong pegawai
untuk berkomunikasi ke pimpinan organisasi mengenai isu etika tanpa ketakutan untuk
mendapat hukuman.
 Konsultasi dengan akuntan profesional lain.
Dalam situasi dimana akuntan professional di bisnis meyakini adanya perilaku atau tindakan
beretika akan terus muncul dalam organisasi pemberi kerja, akuntan professional dalam bisnis
perlu mempertimbangkan saran hokum. Dalam situasi dimana seluruh pengaman telah
digunakan dan tidak mungkin untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima,
akuntan professional harus mempertimbangkan untuk berhenti dari organisasi pemberi kerja.

Anda mungkin juga menyukai