Anda di halaman 1dari 30

AKREDITASI

FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP)


SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN

EKA VIORA
DIREKTUR MUTU DAN AKREDITASI PELAYANAN KESEHATAN
DISAMPAIKAN PADA

SEMINAR DAN LOKAKARYA NASIONAL AKREDITASI FKTP TAHUN 2018

JAKARTA, 15 FEBRUARI 2018


TOPIK BAHASAN
1. Mutu Pelayanan Kesehatan
2. Akreditasi
3. Catatan Hasil Review Survei Akreditasi Puskesmas dan Rencana
Tindak Lanjut
4. Capaian Akreditasi
5. Beberapa Kajian Mutu Pelayanan Puskesmas
MUTU PELAYANAN
BERBAGAI PERSPEKTIF MUTU PELAYANAN
• The “Healthcare service” perspective
• Perspektif Pasien : Pelayanan sesuai dengan harapan : kepuasan pasien
• Perspektif Profesional : Pelayanan yang mengikuti prosedur dan evidence-
based
• Perspektif Manajemen : Pelayanan efektif dan efisien

• The “System-of-care” perspective


• Rujukan dan kesinambungan pelayanan

• The “Populations’ public health” perspective


• Pelayanan kesehatan menjangkau dan dapat diakses oleh semua orang yang
membutuhkan
UPAYA PENINGKATAN MUTU YANKES YANG TELAH ADA

• Mekanisme perijinan (lisensi) yang diberikan oleh Kementerian


Kesehatan maupun Dinas Kesehatan seperti perijinan rumah-sakit, ijin
praktek mandiri (dokter, bidan), ijin klinik, ijin apotik dan sebagainya;

• Mekanisme sertifikasi seperti rumah-sakit sayang bayi dan ibu, bidan


Delima, sertifikat ACLS/ATLS dan sebagainya;

• Mekanisme akreditasi seperti akreditasi RS, akreditasi Puskesmas,


akreditasi laboratorium, akreditasi RS pendidikan, akreditasi klinik dan
lain-lain.
UPAYA INOVASI PENINGKATAN MUTU

UPAYA INOVASI MASALAH


▪ Pengembangan Tim Quality • Tidak selalu dapat berjalan
Assurance, secara berkelanjutan,
▪ Gugus Kendali Mutu • Sebagian besar juga tidak
▪ Pengembangan sistem dilakukan evaluasi untuk
peningkatan kinerja klinis, menilai efektifitasnya.
▪ Penerapan STANDAR ISO,
AKREDITASI
▪ Penerapan AUDIT MUTU, PUSKESMAS
MUTU PELAYANAN
KOMITMEN
LEADERSHIP

SISTEM
SISTEM PELAYANAN
MANAJEMEN Mengukur -Struktur
Memonitor -Proses
MUTU Mengendalikan
Memelihara -Outcome
Menyempurnakan
Mendokumentasikan
VARIASI MASALAH
PROSES MUTU
PENYEBAB MASALAH MUTU:
VARIASI PROSES

1 Proses tidak diukur dg baik

2 Proses tidak dimonitor dg baik

3 Proses tidak dikendalikan dg baik

4 Proses tidak dipelihara dg baik

5 Proses tidak disempurnakan

6 Proses tidak didokumentasi dg baik


AKREDITASI
KONSEP DASAR AKREDITASI

2 AKSES PELAYANAN

BERORIENTASI MUTU DAN


1 PADA PASIEN 3 KESELAMATAN

AKREDITASI
NILAI DARI AKREDITASI
(value of accreditation)
▪ Ciptakan budaya mutu dan keselamatan yang berfokus pada perbaikan
terus-menerus (continuous quality improvement)
▪ Dapatkan kepercayaan dan pengakuan publik
▪ Libatkan pasien dan keluarga sebagai mitra dalam proses perawatan
▪ Tingkatkan keamanan dan efisiensi di lingkungan kerja yang
berkontribusi terhadap kepuasan staf
▪ Negosiasi untuk pembayaran dengan menggunakan data berkualitas
(dapat meningkatkan nilai kapitasi Puskesmas)
▪ Kepemimpinan kolaboratif yang berusaha untuk selalu menjadi yang
terbaik
Manfaat bagi pasien dan keluarga.
AKREDITASI
• Akreditasi bukan jaminan bahwa :
• Tidak ada kesalahan yang akan terjadi
• Kejadian yang dapat dicegah tidak akan pernah
menimbulkan dampak merugikan pasien
• Perawatan yang berkualitas tinggi yang selalu harus
diberikan kepada setiap pasien
• Akreditasi bukanlah obat mujarab yang bisa mengatasi
semua masalah mutu pelayanan
CATATAN HASIL REVIEW SURVEI
AKREDITASI PUSKESMAS
DAN RENCANA TINDAK LANJUT
CATATAN HASIL REVIEW LAPORAN
SURVEI AKREDITASI PUSKESMAS
1. Masih lemahnya implementasi manajemen puskesmas (P1, P2, P3):
▪ Perencanaan PKM tidak berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat
▪ Kepala PKM belum terlatih manajemen puskesmas
▪ Penilaian kinerja tidak dilakukan secara periodik
▪ Monitoring dan Evaluasi belum menjadi budaya di PKM

2. Dokumentasi kegiatan masih lemah, belum ada budaya “ kerjakan apa yg


ditulis dan tulis apa yang dikerjakan”
3. Belum terpaparnya PKM tentang upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien, termasuk manajemen risiko dan audit internal
4. Tenaga Kesehatan PKM tidak sesuai dengan kompetensi, masih terbatasnya
tenaga Kesmas, Kesling, Gizi, Lab, Apoteker, RM umum dikerjakan oleh Bidan
dan Perawat
5. Alkes yang tersedia belum sesuai dengan jenis pelayanan yg tersedia dan
belum dilakukan kalibrasi secara periodik (Misal nya PKM Poned: inkubator
rusak, tidak ada alat resusitasi bayi, dll)
RENCANA TINDAK LANJUT HASIL
REVIEW SURVEI AKREDITASI
1. Memberikan umpan balik hasil survei akreditasi kepada
stakeholders terkait baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota.
2. Melakukan advokasi kepada stakeholders terkait agar dilakukan :
▪ Peningkatan kompetensi pimpinan dan staf puskesmas dalam Manajemen
Puskesmas
▪ Pemenuhan SDM Puskesmas sesuai standar
▪ Pemenuhan Sarana Prasarana dan Alkes sesuai standar
▪ Pembayaran Kapitasi berdasarkan kualitas layanan ( tingkat kelulusan
akreditasi)
3. Meningkatkan Peran Dinas Kesehatan Kab/ Kota dan Provinsi untuk
terus menerus melakukan pendampingan dan pengawasan dalam
penerapan budaya mutu dan keselamatan pasien
CAPAIAN AKREDITASI
AKREDITASI FKTP PALING MUDA DI
BANDINGKAN
DENGAN AKREDITASI RS DAN
AKREDITASI LABORATORIUM

1995 2012 2015 2018

AKREDITASI
AKREDITASI FKTP
AKREDITASI RS LABORATORIUM

KARS Tersertifikasi ISQua


2014
23 TH

6 TH

3 TH
CAPAIAN AKREDITASI

AKREDITASI AKREDITASI AKREDITASI


RS LAB MANDIRI PUSKESMAS

TOTAL RS = 2.732 TOTAL LAB = 1.216 TOTAL PKM = 9.825

TERAKREDITASI = 1.581 TERAKREDITASI = 123 TERAKREDITASI = 4.223

CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN


57,87% 10,1 % 43,0%

PROGRESS CAPAIAN PER TAHUN PROGRESS CAPAIAN PER TAHUN PROGRESS CAPAIAN PER TAHUN
2,5% 1,7% 14,3%
KELULUSAN AKREDITASI PUSKESMAS
PARIPURNA;
UTAMA; 11% 1% PUSKESMAS DENGAN TINGKAT
KELULUSAN DASAR DAN MADYA MASIH
MENDOMINASI (88% DARI TOTAL
PUSKESMAS YANG LULUS AKREDITASI)

DASAR; 34% KELULUSAN DI BAB 3,6 DAN 9 DALAM


STANDAR AKREDITASI (BAB TENTANG
MUTU) MASIH BANYAK YANG KURANG
DARI 60%

PERLU UPAYA MENINGKATKAN


MADYA; 54% MENJADI PARIPURNA
DASAR MADYA UTAMA PARIPURNA
PETA JALAN AKREDITASI PUSKESMAS
BERDASARKAN RPJMN TAHUN 2015-2019

PROGRAM/ INDIKATOR TARGET CAPAIAN


SASARAN
KEGIATAN IKP IKK 2015 2016 2017 2018 2019 2017

Meningkatnya
Jumlah Kecamatan Yang
Penguatan Akses Pelayanan
Memiliki Minimal 1 3.447
Pelayanan Kesehatan Primer 350 700 2800 4900 5600
Puskesmas Tersertifikasi (123,11%)
Kesehatan Yang Berkualitas 350 700 2100 2100 700
Akreditasi
Bagi Masyarakat TARGET PER TAHUN

Jumlah Kab/Kota
Yang Siap 442
86 210 266 313 366
Akreditasi Faskes (166,17%)
Primer
Jumlah Provinsi
Yang Memiliki 34
12 24 34 34 34
Minimal 1 Tim (100%)
Surveior
BEBERAPA KAJIAN MUTU
PELAYANAN PUSKESMAS
PENGEMBANGAN INDEKS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS:
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA DAN PELAYANAN KESEHATAN - BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI, TAHUN 2017

• Indeks Mutu Pelayanan Kesehatan (IMPK) puskesmas merupakan


indikator komposit sebagai alat bantu penilaian mutu yankes secara
mandiri oleh Puskesmas dan juga berguna untuk mengetahui
rangking mutu yankes puskesmas di wilayah DINKES KAB/KOTA
• Client Oriented Research Activity (CORA). Cara pengumpulan data
dilakukan dengan menilai kelengkapan regulasi (R) , dokumen (D),
Observasi (O), wawancara (W) dan simulasi (S) dengan menggunakan
kuesioner riset indeks mutu di 200 puskesmas penelitian oleh tim
peneliti terlatih (Jan-Des 2017).
• Lokus 200 Puskesmas tersebar di 10 provinsi, yaitu: Lampung (6),
Banten (14), JaBar (106), DKI Jakarta (24), JaTeng (34), D.I.Y (4), JaTim
(4), SulSel (2), NTT (4) dan Papua (2).
1. PENGEMBANGAN INDEKS MUTU PELAYANAN KESEHATAN
DI PUSKESMAS:
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA DAN PELAYANAN KESEHATAN - BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI, TAHUN 2017

• Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua set indikator alternatif


sebagai IMPK.
• Indikator I terdiri dari 88 elemen penilaian dan indikator II terdiri dari 18
elemen penelitian.
• IMPK puskesmas diharapkan dapat digunakan sebagai alat penilaian secara
mandiri oleh puskesmas untuk menata diri sebelum akreditasi.
• Persiapan sebelum akreditasi membutuhkan upaya yang besar karena
puskesmas harus memenuhi sebanyak 776 EP yang cukup rumit sehingga
perlu ada pendampingan dari petugas pendamping Dinkes Kab/Kota.
• Dengan alternatif hanya 88 EP atau 18 EP, puskesmas akan lebih mudah
mempersiapkan diri menghadapi penilaian akreditasi puskesmas oleh KAFKTP.
• Monitoring secara penilaian mandiri oleh Puskesmas menggunakan
IMPK dapat dipertimbangkan sebagai metode untuk membantu
menilai mutu yankes di Puskesmas setiap tahun.
18 INDIKATOR
INDEKS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI
PUSKESMAS
DIMENSI KEPEMIMPINAN: DIMENSI MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI,
1. Komitmen Kepala dan seluruh staf puskesmas untuk • Audit internal secara periodik terhadap yankes
meningkatkan mutu dan kinerja secara konsisten dan
berkesinambungan. • Analisis data yankes secara berkesinambungan
2. Kebijakan Puskesmas dalam peningkatkan kinerja untuk • Evaluasi hasil indikator mutu UKM dan UKP
pengelolaan dan pelaksanaan UKM PKM.
DIMENSI YANKES FOKUS SDM:
3. Kebijakan komunikasi internal yang dilaksanakan di semua
tingkat manajemen. • Pertemuan membahas kinerja petugas dan upaya perbaikan
kegiatan puskesmas (UKM dan UKP)
DIMENSI PERENCANAAN, • Pelatihan khususnya bagi petugas yang diberi kewenangan namun
4. Pengalokasian sumber daya yang cukup agar kegiatan tidak memenuhi persyaratan
perbaikan mutu layanan klinis dan upaya keselamatan pasien • Kejelasan kriteria petugas yang akan ditugaskan dalam pelayanan.
optimal.
5. Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP). DIMENSI YANKES FOKUS MANAJEMEN OPERASIONAL.
6. Program keselamatan/keamanan di laboratorium. • Jaminan keamanan sarana dan prasarana terhadap petugas dan
pasien/ masyarakat
DIMENSI YANKES FOKUS KLIEN, • Kejelasan label obat kepada pasien
7. Keterlibatan lintas sektoral dalam peningkatan kinerja • Waktu tunggu pelayanan laboratorium
Puskesmas.
8. Tanggap terhadap harapan pasien dan masyarakat terhadap
mutu yankes agar memberikan kepuasan klien.
9. Pemenuhan hak dan kewajiban pasien/ keluarga oleh petugas
puskesmas.
2. PENGUKURAN INDEKS KUALITAS FASYANKES TAHUN 2016
(LITBANGKES BPJS KESEHATAN DAN UGM, 2016)

DESKRIPSI HASIL
Kajian meliputi kualitas input, proses, dan outcome. Di 49 Indeks kualitas layanan faskes secara keseluruhan
kab/kota di 14 prov. Pemilihan lokasi sasaran dilakukan mengalami peningkatan.
secara acak. Indeks Kualitas Faskes BPJS secara total (input-proses-
Tujuan : mengukur indeks kualitas layanan Faskes BPJS outcome) mengalami peningkatan dari 73% pada tahun
Kesehatan berdasarkan cara pengukuran yang telah 2015 menjadi 78% pada tahun 2016.
ditetapkan. Indeks kualitas layanan faskes terbaik secara
Tujuan khusus: umum diperoleh oleh FKTP Puskesmas.
Indeks kualitas mutu terendah secara umum berasal dari
▪ mengukur indeks kualitas layanan faskes BPJS Kesehatan pelayanan rawat jalan RS.
yang dibedakan atas kelas RS, kepemilikan faskes dan
wilayah kerja divisi regional, Penyebab meningkatnya hasil kajian indeks
▪ mengetahui perbandingan indeks kualitas layanan faskes
mutu proses, output dan indeks mutu secara
tahun sebelumnya dan totaldimungkinkan karena sudah banyak FKTP
yang menerapkan sistem akreditasi puskesmas
▪ mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi indeks
kualitas layanan faskes.
3. PEMETAAN SISTEM MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN PASIEN DI INDONESIA
WHO INDONESIA DAN UGM,2013

DESKRIPSI SINGKAT HASIL


Tujuan: mengetahui sistem mutu 1.Kebijakan terkait mutu banyak tetapi tidak terintegrasi dan belum ada
pelayanan kesehatan di Indonesia pada regulasi spesifik yang mengatur mengenai mutu YANKES dan upaya
level nasional, provinsi dan peningkatan mutu secara nasional
kabupaten/kota. 2.Belum ada unit yang secara khusus mengorganisasi mutu YANKES di
Indonesia. Peran stakeholders belum jelas dalam upaya peningkatan
Pengumpulan data dilakukan dengan mutu
menelaah regulasi dan dokumen dan 3. Program peningkatan mutu dan penilaian mutu pelayanan fasyankes di
melakukan interview terhadap Indonesia beragam tapi belum terintegrasi dan hasil pencapaian tidak
stakeholders terkait. semuanya terukur
4. Sumber daya pelaksanaan upaya peningkatan mutu, termasuk SDM,
sumber pendanaan, program peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan serta sumber informasi yang dibutuhkan untuk
peningkatan kualitas masih perlu ditingkatkan
5. Rekomendasi untuk penyusunan National Quality Strategy in
Healthcare
4. HEALTH SECTOR REVIEW: QUALITY AND SAFETY OF HEALTHCARE
Bappenas dan AusAid (program AIHPSS) , World Bank, UNICEF, WHO Indonesia, WFP, UGM, 2014

DESKRIPSI SINGKAT HASIL


Tinjauan sektor kesehatan untuk 1. Berbagai indikator kesehatan Indonesia menunjukkan perbaikan dalam sepuluh
mendukung penyusunan rencana tahun terakhir. Namun demikian masih ada beberapa indikator yang
pembangunan jangka menengah nasional mengkhawatirkan seperti AKI, AKB, dan status gizi masyarakat. Selain itu masih
(RPJMN) 2015-2019. terjadi kesenjangan pelayanan kesehatan berdasarkan posisi geografis dan tingkat
pendapatan.
2. Pembiayaan kesehatan belum dianggap bagai investasi.
Tinjauan meliputi analisa situasi yang 3. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang ada dianggap memadai dengan
mencakup pembelajaran serta capaian dari mengedepankan pelayanan kesehatan primer. Tantangannya saat ini adalah
RPJMN sebelumnya sekaligus memberikan mencapai target Universal Health Coverage (UHC) tahun 2019 dengan berbagai
rekomendasi mengenai pilihan kebijakan. peluang dan hambatan terkait desentralisasi wewenang ke pemerintah daerah.
4. Permintaan pelayanan kesehatan diperkirakan akan meningkat secara signifikan,
terutama disebabkan oleh faktor populasi dan makin meluasnya pemanfaatan
jaminan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Pada saat yang sama,
Indonesia sedang mengalami beban ganda penyakit.
5. Bonus demografi yang sedang dijalani saat ini harus disertai dengan strategi
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang komprehensif.
6. Terdapat kemajuan dalam kualitas dan keamanan obat-obatan dan teknologi
kesehatan, terutama karena adanya perbaikan regulasi.
7. Rekomendasi untuk upaya perbaikan dari hasil kajian
PENUTUP

Perlu dukungan regulasi dan komitmen bersama pemangku kebijakan


terkait dalam mendukung peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Puskesmas

Penguatan pelayanan kesehatan puskesmas difokuskan untuk


meningkatkan AKSES & MUTU YANKES melalui pemenuhan Sarana
Prasarana dan Alkes serta SDM Kesehatan Puskesmas , akreditasi
puskesmas, pengukuran indikator mutu pelayanan kesehatan puskesmas

29
TERIMA KASIH
Quality is doing the right thing;
Safety is doing it in the right way

Anda mungkin juga menyukai