Anda di halaman 1dari 1

Selamat siang Ibu Susilowati dan rekan-rekan PPGJ sekalian,

Berkembangnya produk hasil dari GMO (Genetically Modified Organism) menimbulkan


kontroversi. Salah satu contoh hewan hasil GMO adalah sapi penghasil Omega 3. Bagaimana
pendapat Anda mengenai perkembangan GMO terhadap lingkungan dan juga biodiversity
hewan?

GMO (Genetically Modified Organism) adalah organisme yang material genetikanya telah dimodifikasi
menggunakan metode rekayasa genetika. Prinsip umum produksi GMO adalah dengan mengubah materi
genetika dari genom suatu organisme. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan mutasi, penghapusan,
atau penambahan materi genetika. Ketika meteri genetika dari spesies yang berbeda ditambahkan,
hasilnya disebut dengan DNA rekombinan dan organismenya disebut dengan organisme transgenik.

Berdasarkan informasi yang dapat kita peroleh dari berbagai sumber di internet, contoh proses
persilangan dengan metode GMO antara lain: DNA dari pisang disilangkan dengan DNA diluar spesies
pisang lainnya, alias yang jauh sekali dari gen pisang itu sendiri, yaitu dari DNA spesies ikan, tanaman
jagung yang mudah terserang hama lalu “disilangkan” dengan jenis bakteri yang dapat ”melawan” hama
tersebut, merekayasa DNA dari ikan zebra (Danio rerio) dengan gen pengkode protein flourens warna
hijau dari gfp (green flourescent protein), merekayasa sapi menjadi hewan transgenik penghasil omega 3.
Sapi yang direkayasa disisipi dengan gen mfat-1 yang mampu memproduksi n-3 PUFA. Dari penelitian ini
diperoleh hasil ekpresi gen berupa n-3 PUFA pada jaringan dan susu sapi

Berdasarkan informasi tersebut, akhirnya saya berpendapat bahwa permasalahan muncul diakibatkan
karena penyilangan DNA ini tak mempedulikan spesies yang berdekatan, misal biasanya untuk menjadikan
tanaman jagung unggul, maka disilangkan dengan spesies jagung lainnya. Metode menyilangkan DNA
diluar dari spesiesnya seperti metode GMO ini, sangatlah berbahaya sebab rekayasa genetika ini dapat
menciptakan spesies atau sub-spesies baru akibat perubahan trans genetika yang disengaja terhadap
makhluk hidup tersebut. Selain itu budidaya tanaman transgenik berpotensi untuk mengganggu
keseimbangan ekosistem. Salah satunya kemungkinan terbesar adalah terbentuknya hama atau gulma
super (yang lebih kuat atau resisten) di lingkungan. Selain itu pembiakan tanaman transgenik dapat
menimbulkan perpindahan gen secara tidak terkendali dari tanaman transgenik ke tanaman lain di alam
melalui penyerbukan (polinasi) dengan bantuan angin atau hewan. Akibatnya, dapat terbentuk tumbuhan
baru dengan sifat yang tidak diharapkan dan berpotensi merugikan lingkungan serta menyebabkan
fenomena kontaminasi benih. Begitu juga yang terjadi dengan hewan apabila metode GMO semakin giat
dilakukan pada hewan, genetik dan spesies asli hewan tersebut semakin lama akan semakin berkurang
dan akan mengakibatkan terganggunya keanekaragaman hewan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai