Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

Kulit merupakan organ tubuh terluar dengan fungsi utama sebagai sawar
antara organ internal dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, keadaan kulit juga
merupakan cermin kesehatan tubuh seseorang. Untuk menjaga kesehatan kulit
diperlukan perawatan secara tepat dan teratur, sejak dini berlangsung terus sampai
dewasa, bahkan sampai lanjut usia. Cara perawatan kulit yang baik dan benar tidak
selalu sama untuk setiap orang. Perawatan kulit bayi berbeda dengan kulit remaja
atau usia lanjut. Untuk menjaga kesehatan kulit diperlukan perlindungan dan
perawatan secara tepat dan teratur dengan memperhatikan berbagai aspek
termasuk usia dan kondisi kulit.
Perawatan kulit diperlukan seseorang untuk memelihara agar kulit tetap
sehat, bersih dan sedap di pandang mata. Tujuan perawatan kulit adalah untuk
menjaga agar kulit tetap sehat, yaitu dengan membersihkan kulit, melembabkan kulit
, dan memberi proteksi pada kulit.

1
BAB II
PERAWATAN KULIT PADA BAYI DAN ANAK

Kulit neonatus merupakan organ yang langsung berhadapan dengan


lingkungan, sesaat setelah meninggalkan lingkungan steril yang melindunginya.
Dalam hal membersihkan kulit secara umum kulit bayi dan anak yang normal tidak
jauh berbeda dengan kulit dewasa. Fungsi sawar epidermal sudah matur di usia
kehamilan 32 minggu. Meskipun demikian, fungsi sawar kulit masih akan
berkembang di awal kehidupan dan perlu terus dijaga.3

1. Produk Pembersih
Bahan pembersih bekerja sebagai surface active substance (surfaktan) yang
mempunyai dua kutub yang bersifat hidrofob maupun hidrofil sehingga berdaya
larut baik terhadap kotoran maupun lemak. Sabun/deterjen akan mengemulsi
lemak kulit sehingga kotoran dan mikroorganisme akan terangkat dan
memudahkan pembilasan dengan air. Secara umum disepakati mandi berendam
pada neonates tidak boleh lebih dari lima menit dan memakai air dengan suhu
370c. 3
Sabun konvensional dibuat melalui proses hidrolisis lemak nabati/minyak
tumbuhan maupun minyak hewani dengan bahan alkalis. Sifat alkalis merugikan
kulit ini diatasi dengan diproduksinya synthetic detergent (syndet) yang lebih
berminyak dengan pH netral dan bersifat noniritatif. 3
Sodium Lauryl Sulphate (SLS) dan Sodium Laureth Sulphate (SLES)
merupakan surfaktan yang sering dipakai, khususnya pada pembersih dewasa.SLS
dikaitkan dengan kerusakan sawar kulit. SLES bersifat toksik (beracun) bila dihirup,
diserap melalui kulit atau termakan.Selain itu, SLES dianggap dapat membentuk
nitrat dan nitrosamine, yaitu zat yang tergolong karsinogenik. Namun beberapa
studi yang dilakukan oleh The American College of Toxicology dan The Cosmetic
Ingredient Review (CIR) menyatakan produk ini relatif aman karena hanya
menempel sebentar di tubuh dan umumnya kandungan produk personal care
tersebut kurang dari 1%. Namun, hindari penggunaan bahan ini terlalu sering,
jangan melekat terlalu lama di kulit, dan bilas sebersih mungkin sesudah

2
pemakaian.Untuk mengurangi risiko iritasi pada bayi, maka lebih sering digunakan
surfaktan amfoterik (misalnya cocamidopropyl betaine) dan surfaktan anionik
(misalnya PEG-80 sorbitan laurate). 3
Pada sabun sering diberi berbagai bahan tambahan khusus, misalnya super
fatty soap yang diberi tambahan lanolin atau parafin. Ada pula bath oil yang
mengandung lanolin dan lemak tumbuhan serta diindikasikan untuk mengurangi
kekeringan kulit. Cara pemakaiannya dengan menambahkannya pada air yang
akan digunakan untuk mandi. Efektivitasnya masih dipertanyakan, bahkan perlu
diingatkan agar berhati-hati supaya tidak tergelincir. Bahan tambahan lain yang
kerap ditambahkan ialah deodorant, misalnya triklosan, hesaklorofen; antiseptic
misalnya fenol, kresol, dan dikenal sebagai medicated soap. Berbagai bahan
tambahan ini juga dapat menimbulkan iritasi, khususnya pada kulit sensitif. 3

2. Sampo
Sampo merupakan liquid soap atau sindet yang digunakan untuk
mengemulsi lemak, membersihkan, dan mengangkat kotoran dan sisik dari kulit
kepala.Serupa dengan sabun, terdapat berbagai bahan aktif sampo yang bekerja
sebagai surfaktan, misalnya lauril sulfat, sarkosinal, sulfosuksinat, dan lain-lain,
yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu,
biasanya satu jenis sampo mengandung beberapa jenis surfaktan agar
efektivitasnya optimal. Khusus sampo bayi, biasanya surfaktan yang dipilih cukup
yang berdaya bersih sedang karena kulit dan rambut bayi masih sedikit
sebumnya.Surfaktan yang sering digunakan adalah surfaktan amfoterik yang tidak
mengiritasi mata, misalnya cocamidopropyl betaine atau natrium lauril propinat. 3

3. Bedak
Bedak adalah bubuk higroskopik yang sangat halus dan bermanfaat,
khususnya untuk mengurangi gesekan pada kulit.Karena sifatnya yang higroskopik,
maka bedak dapat menyerap sebagian hasil sekresi tubuh dan mengeringkan
kulit.Selain itu, bedak bersifat sebagai penutup, pelindung, dan pendingin.Oleh
karena itu bedak cocok digunakan di daerah intertriginosa yang relatif lebih

3
lembab dan cenderung lebih mudah mengalami maserasi serta iritasi akibat
gesekan antara dua permukaan kulit. 3
Bedak dibedakan atas3;
 Bedak tumbuhan/organik
Bahan utama bedak tumbuhan ialah starch, yakni granul polisakarida
(berasal dari jagung, beras dan wheat) serta zeasorb, yang mengandung
metilselulosa.Kelebihan starch ialah kemampuan absorbsi yang lebih
besar dibandingkan dengan talkum, sehingga cenderung ‘membengkak’
bila dipakai pada kulit basah.Itu sebabnya dinilai tidak sesuai digunakan di
daerah iklim panas. 3
 Bedak mineral/anorganik
Bedak mineral umumnya mengandung talcum venetum, zinc oxide,
magnesium oksida, titanium dioksida dan sebagainya.Talcum merupakan
magnesium trisilikat yang sangat ringan, lembut dan netral.Oxydum
zincicum merupakan bubuk halus berwarna putih yang bersifat hidrofobik
dan memberikan daya lekat.Jika lama kontak dengan udara dapat terjadi
gumpalan-gumpalan karena pembentukan carbonas zincicum yang dapat
mengiritasi kulit. 3
Saat ini berbagai merk bedak tabur bayi tersedia di pasaran, umumnya
dengan bahan utama talkum.Secara umum, penggunaan talkum tidak
meningkatkan risiko terjadinya kanker.Cara penggunaan bedak yang benar
yaitu dengan meletakkan bedak di telapak tangan, diusapkan tipis dan
merata terutama pada daerah lipatan kulit yang telah kering dan
bersih.Bedak jangan digunakan di sekitar mukosa dan di kulit yang tidak
utuh karena dapat menimbulkan rekasi granuloma. 3

4. Lotion
Emolien merupakan bahan yang mengandung lemak untuk melembutkan
kulit dengan cara mempertahankan hidrasi epidermal.Istilah emollient (pelembut
kulit) dan moisturizer (pelembab kulit) sering disama artikan.Sebagian pakar
beranggapan istilah emollient lebih menggambarkan komponen bahannya

4
sedangkan moisturizer lebih menggambarkan produk akhirnya.Fungsi utamanya
adalah mencegah kekeringan kulit agar fungsi proteksi kulit dapat selalu terjaga. 3
Bentuk sediaan pelembab biasanya emulsi minyak dengan air (O/W) atau
emulsi air dalam minyak (W/O) yang terasa lebih kental, hangat dan lengket.
Mekanisme kerja pelembab, antara lain mencegah penguapan air dari kulit,
meningkatkan kemampuan kulit untuk mengikat air dan melembutkan keratin.
Fungsi oklusi, yakni membentuk suatu lapisan film di permukaan kulit yang ankan
menghambat penguapan, sehingga meningkatkan kelembaban kulit. Bahan
utamanya berupa lemak, misalnya vaselin (merupakan gold standard emolien),
lanolin, lemak wol dengan bahan tambahan minyak mineral atau minyak
tumbuhan.Humektan menarik cairan dari lingkungan sekitar sehingga
meningkatkan kelembaban kulit, misalnya gliserin dan propilen glikol.Pelembut
keratin, misalnya urea dan asam laktat.Satu jenis pelembab dapat mengandung
berbagai bahan dengan cara kerja/fungsi berbeda. Di pasaran terdapat bermacam
merk baby lotion yang mengandung bahan aktif, antara lain allantoin (suatu
keratolitik yang menghaluskan lapisan tanduk) dan pantenol. Selain itu kerap
ditambahkan saripati bahan alamiah, namun pelembab untuk bayi umumnya tidak
mengandung bahan aktif tambahan.Bahan alamiah yang sering ditambahkan
misalnya lidah buaya atau minyak jojoba.Pelembab yang terbaik sangat
bergantung pada tingkat kekeringan kulit.Yang perlu diperhatikan ialah gunakan
pelembab segera (dalam waktu 3menit) sesudah mandi, saat kulit bersih dan
lembab yang memudahkan penyerapan bahan aktif. 3

5. Penggunaan Minyak
Umumnya bayi di Indonesia hampir selalu dioles minyak telon atau minyak
kayu putih setelah mandi.Minyak kayu putih merupakan bahan yang mengandung
oleum (ol.) cajuputi, sedangkan minyak telon merupakan campuran yang terdiri
atas ol.cajuputi, ol. foeniculi, dan ol. cocos. Ol. cocos (minyak kelapa) sering
digunakan secara topikal untuk melembutkan kulit. Kini ol. cocos banyak
digunakan dalam produk kosmetik; keamanan dan efektivitasnya sebagai
moisturizer dengan fungsi oklusif setara dengan minyak mineral. Ol. cajuputi
merupakan minyak yang didapat dari daun tumbuhan Melaleuca cajuputi. Ol.

5
foeniculi didapat dari daun tumbuhan Foeniculum vulgare. Dalam bentuk fennel
water secara tradisional digunakan per oral untuk mengatasi keluhan spasme
gastrointestinal dan perut kembung.Berbeda dengan ol.coccos yang termasuk
dalam fixed oil, ol. cajuputi dan ol. foeniculi tergolong dalam minyak esensial,
yakni kelompok minyak yang mudah menguap (volatile). Kelompok volatile oil
sering digunakan pada kulit yang utuh untuk mendapatkan efek rubifacient, yakni
efek hiperemis. Adanya vasodilatasi lokal yang terjadi akan diikuti oleh rasa hangat
dan nyaman karena timbulnya sedikit efek anestesi, tetapi kelompok minyak ini
tergolong bahan iritan.Mungkin pengolesannya cukup dibatasi di daerah umbilikus
dan atau telapak kaki. 3

6
BAB III
PERAWATAN KULIT PADA REMAJA

Perawatan kulit sehari-hari pada remaja sangat bergantung pada kondisi kulit dan
perubahan yang terjadi pada saat memasuki usia pubertas.4

1. Kulit Wajah Berminyak dan Akne Vulgaris


Tujuan perawatan pada kulit berminyak adalah mengurangi sebum
permukaan kulit yang berlebih tanpa menghilangkan lipid barrier kulit.Sedangkan
tujuan perawatan kulit pada akne vulgaris adalah mengurangi produksi sebum,
mengurangi sumbatan duktus pilosebasea, mencegah bakteri masuk ke dalam
folikel pilosebasea dan mengurangi inflamasi pada kulit.Pada akne vulgaris remaja
diperlukan pengobatan terlebih dahulu, sesegera dan seefektif mungkin sehingga
risiko terbentuk jaringan parut minimal. Perawatan kulit wajah berminyak dan
akne vulgaris terdiri atas; 4
 Pembersihan kulit
Pembersih kulit konvensional adalah sabun, 3kali sehari atau susu
pembersih yang dapat digunakan untuk mengangkat debu dan sisa kosmetik-
rias. Setelah itu diikuti dengan pemakaian penyegar (toner, clarifying lotion,
astringent) untuk menghilangkan sisa minyak dan menjaga keseimbangan
asam kulit. Pada akne vulgaris dapat digunakan sabun jerawat yang
mengandung sulfur, resorsinol, benzoil peroksida, dan atau asam salisilat yang
dapat meningkatkan kemampuan pembersih sabun dan pengelupasan kulit
permukaan. 4
 Penggunaan pelembab
Penggunaan pelembab sebaiknya oil free dan tidak mengandung bahan
komedogenik, misalnya lanolin atau vaselin. Sediaan dapat berupa losio, gel,
atau emulsi oil in water (O/W). 4
 Pelindung kulit
Pemilihan tabir surya dapat digunakan yang nonkomedogenik dan tidak
berminyak.Proteksi terhadap sinar UV penting untuk kulit berjerawat karena
sinar matahari dapat memperparah lesi akne. 4

7
 Penipisan kulit
Penipisan kulit diperlukan untuk membersihkan kulit mati yang
menyumbat pori-pori dan mengurangi kelebihan minyak serta mengangkat
komedo terbuka.Penipisan kulit dapat berupa cleansing scrub, 2-3kali
seminggu, atau penggunaan masker dengan bentuk pasta atau gel. 4
 Pemilihan kosmetik dekoratif
Pemilihan kosmetik dekoratif sebaiknya oil free, dapat menggunakan
bedak tabur yang dapat membantu mengabsorbsi sisa sebum. Tidak
dianjurkan penggunaan kosmetik rias berupa alas bedak (foundation) atau
bedak padat untuk menutupi jerawat atau noda bekas jerawat. 4

2. Kulit Wajah Normal


Kulit wajah normal merupakan kulit sehat, tampak tidak berkilap, tidak
kusam, elastis, dan kelembaban cukup. Perawatannya dapat berupa; 4
 Pembersih
Pembersih kulit dapat berupa sabun atau susu pembersih untuk
menghilangkan debu, kotoran, minyak atau sisa make up agar terangkat
seluruhnya, dilakukan 3kali sehari.
 Pelembab
Pemakaian pelembab dianjurkan segera setelah wajah dibersihkan
untuk mempertahankan kadar air, digunakan 2kali sehari. Sediaan dapat
berupa spray, lotion, krim atau salap. 4
 Pelindung
Penggunaa tabir surya dianjurkan untuk menghindari efek buruk sinar
UV yang dapat merusak kulit.Pilihan kosmetik dengan bahan dasar air dan
digunakan terutama dalam beraktivitas. 4

3. Kulit Wajah Kering


Kulit wajah kering merupakan kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit
kurang sehingga perabaan terasa kering, kasar, tampak sisik halus, kaku dan tidak
elastis. Kulit kering jarang ditemukan pada usia pubertas. Langkah-langkah
perawatan; 4

8
 Pembersih
Gunakan pembersih dengan bahan dasar minyak, misalnya krim
pembersih (cleansing cream) 2kali sehari. 4
 Pelembab
Pemakaian pelembab pada kulit kering sebaiknya digunakan 2kali sehari
untuk perbaikan sawar kulit. 4
 Pelindung
Pilihan kosmetik pelindung dianjurkan berbahan dasar minyak berbentuk
losio atau krim, hindari gel atau produk tahan air. 4

4. Kulit Kepala Berminyak dan Berketombe


Penggunaan produk perawatan kulit kepala berminyak bertujuan untuk
menurunkan minyak permukaan kulit atau sebum, menurunkan jumlah mikroba
penyebab ketombe (P. ovale) dan bila sudah terbentuk ketombe dapat
mengurangi skuama dan gatal yang dapat berakibat rambut rontok.Pencegahan
ketombe dengan menjaga higiene kulit kepala dan rambut dengan membersihkan
secara teratur menggunakan sampo yang tepat.Kondisioner lebih ditujukan untuk
rambut yang kering, rambut yang rusak akibat pengering, pewarna, keriting, atau
rambu yang sulit disisir.Kondisioner digunakan setelah pemakaian sampo.Sampo
untuk ketombe yaitu sampo antiseboroik yang mengandung seng pirition,
selenium sulfida, ter atau ketokonazol 2%.Penggunaan 2kali seminggu dapat
mengurangi sebum di kepala dan mengobati ketombe. 4

5. Bau Badan
Pencegahan bau badan pada pubertas perlu diperhatikan dengan menjaga
kebersihan tubuh dengan mandi teratur 2kali sehari menggunakan sabun yang
sesuai dengan jenis kulit. Tujuan penggunaan sabun untuk membersihkan kotoran
pada kulit tubuh, baik yang larut dalam air maupun yang larut dalam lemak.
Sediaan sabun dapat berbentuk batang atau cair yang biasanya mengandung
pengharum kulit.Sumber bau badan utama adalah ketiak, sehingga diperlukan
produk perawatan deodoran yang bertujuan untuk menghilangkan bau badan,
terdiri atas bahan aktif berupa; pewangi dan pembunuh mikroba

9
(triklosan).Antiperspiran adalah kosmetik untuk menekan produksi keringat
dengan bahan aktif mengandung garam aluminium. Deodoran antiperspiran dapat
berupa bedak, cairan, krim, stick atau aerosol. Berdasarkan efektivitasnya, jenis
roll-on adalah yang terbaik, disusul stick kemudian spray.Kosmetik tersebut
digunakan segera setelah mandi dan dalam keadaan kulit ketiak kering. 4
Pemakaian parfum dapat digunakan, sebaiknya segera setelah mandi saat
kulit bersih dan bukan saat kulit berkeringat karena akan membaurkan bau serta
membuat aroma tidak tidak sedap. Sebaiknya disemprotkan pada daerah
belakang telinga, samping leher, dan pergelangan tangan. 4

6. Bau Kaki
Perawatan untuk bau kai, perlu diperhatikan kebersihan kaki dengan
mencuci kaki dengan sabun setelah beraktivitas, bilas hingga bersih dan kering,
mengganti kaos kaki setiap hari, serta memilih bahan kaos kaki dari katun.
Sebaiknya menggunakan sepatu terbuka, sering diganti, dan sepatu harus dalam
keadaan kering.Bila terjadi hiperhidrosis dapat menggunakan antiperspiran yang
mengandung bahan aktif aluminium klorida atau formaldehid dan diberikan pada
malam hari. 4

10
BAB IV
PERAWATAN KULIT PADA DEWASA DAN GERIATRI

The Baumann Skin Typing System (BSTS) adalah sebuah pendekataninovatif


untukmengklasifikasijenis kulityang didasarkan padaempat parameterkulitutama; (1)
kulit berminyakdibandingkankulit kering, (2) kulit sensitifdibandingkankulit yang
resisten, (3)kulit berpigmendibandingkankulit yang tidak berpigmen, (4) kulit
keriputdibandingkankulit yang kencang.2

Tabel : The Baumann Skin Typing System (BSTS)

1. KELEMBABAN KULIT : BERMINYAK (O) vs KERING (D)


Xerosis atau "kulit kering" menggambarkan kulit yang ditandai oleh warna
kusam (biasanya berwarna putih kelabu), tekstur kasar, dan jumlah ridge yang
meningkat.Penyebab dari kondisi umum ini bersifat multifaktor.Faktor paling
penting dalam perkembangan xerosis adalah peran stratum corneum (SC) dan
kapasitasnya untuk menjaga hidrasi kulit. Rawlings et al menunjukkan bahwa
pasien dengan kulit kering memiliki gangguan pada lapisan lipid SC, yang dikaitkan
dengan peningkatan asam lemak dan penurunan kadar ceramide. Kerusakan atau
kekurangan pada lapisan barier kulit ini menyebabkan peningkatan penguapan air,
dikenal sebagai kehilangan air transepidermal (TEWL).Hal ini menyebabkan
deskuamasi abnormal dari korneosit yang terlihat seperti “gumpalan” korneosit
sehingga menyebabkan kulit tampak kasar dan kering.Studi terbaru menunjukkan
bahwa kohesi awal dan deskuamasi korneosit dari permukaan SC dapat diatur
oleh perubahan pH setempat yang secara selektif mengaktifkan protease
ekstraselular. Kerusakan lapisan ganda lipid Dari SC dapat disebabkan oleh

11
berbagai faktor eksogen seperti radiasi ultraviolet (UV), deterjen, aseton, klorin
dan perendaman yang berkepanjangan.1

Gambar : ilustrasi
brick and mortar pada
SC

SC terdiri dari
tiga kelompok
senyawa utama: (1)
seramid, (2) asam
lemak, dan (3) kolesterol. Jika jumlah dan keseimbangan dari ketiga komponen ini
tepat, komponen ini membantu melindungi dan menjaga kulit agar tetap kedap
air.Bila barier ini terganggu, kulit menjadi kering karena ketidakmampuan untuk
mempertahankan air, dan menjadi sensitif karena peningkatan kerentanan pada
elemen ekstrinsik. Beberapa faktor lain berperan penting dalam kulit kering. 1
Natural Moisturizing Factor (NMF), yang berasal dari pemecahan protein
filaggrin, penting dalam mempertahankan air di dalam sel kulit.Filaggrin
memberikan dukungan struktural dan kekuatan di lapisan bawah SC. Pemecahan
filaggrin menjadi NMF diperkirakan diatur oleh protease aspartat
(cathepsin).Protease ini (cathepsin) diatur oleh kelembaban eksternal. Dengan
kata lain, di lingkungan dengan tingkat kelembaban rendah, laju produksi NMF
meningkat.1
Asam hialuronat (HA), yang bisa mengikat 1.000 kali beratnya sendiri di
dalam air, merupakan zat lain yang ditemukan di kulit yang dapat membantu
mempertahankan air. HA diproduksi terutama oleh fibroblas dan keratinosit di
kulit, dan diperkirakan memiliki turnover rate 2-4,5 hari pada mamalia. HA tidak
hanya terdapat di dermis tetapi juga di ruang interselular epidermal, terutama di
bagian tengah stratum spinosum, tidak ada di SC atau stratum granulosum. Kulit
yang menua, ditandai dengan penurunan jumlah HA. Peran HA dalam hidrasi kulit
belum jelas, dan HA tidak dapat menembus kulit pada aplikasi topikal. 1
Aquaporin-3 (AQP3) adalah golongan aquaporin homolog yang memfasilitasi
transpor cairan.Aquaporin lainnya dalam kelompok ini dikenal berkontribusi
dalam transportasi air pada epitel ginjal dan paru-paru. AQP3 tergolong subkelas

12
aquaporin yang disebut aquaglyceroporins, yang mengangkut tidak hanya air tapi
juga gliserol dan mungkin zat terlarut kecil lainnya. AQP3 baru-baru ini ditemukan
diekspresikan pada membran plasma keratinosit epidermis pada kulit
manusia.Telah dibuktikan bahwa superfisial SCmemiliki konsentrasi zat terlarut
yang tinggi (Na +, K +, dan Cl) dan konsentrasi air yang rendah (13% -35%), yang
diproduksi secara tetap dari permukaan kulit ke keratinosit epidermal yang viable.1
Meskipun prosedur pengangkutan cairan transepitelial telah dipelajari
secara luas pada epitel ginjal dan paru-paru, mekanisme molekuler pengangkutan
cairan melewati lapisan keratinosit epidermal masih kurang dipahami, seperti
hubungan antara transportasi cairan keratinosit dan hidrasi SC. Telah diajukan
bahwa AQP3dapat memfasilitasi permeabilitas air transepidermal untuk
melindungi SC terhadap pengeringan dengan kehilangan air evaporatif dari
permukaan kulit dan / atau menghilangkan lapisan air di lapisan sel keratinosit
epidermal. Permeabilitas cairan pada keratinosit epidermal manusia dihambat
oleh merkuri dan pH rendah, sesuai dengan keterlibatan AQP3. Sebuah studi
melihat fenotip kulit pada tikus transgenik yang kekurangan AQP3 menunjukkan
penurunan permeabilitas air dan gliserol yang signifikan pada tikus null AQP3 yang
membuktikan bahwa AQP3 berfungsi sebagai transporter air / gliserol plasma di
epidermis. 1
Pengukuran konduktivitas menunjukkan kadar air SC yang sangat berkurang
pada tikus null AQP3 di sebagian besar wilayah kulit. Namun, permeabilitas cairan
sel epidermis mungkin bukan penentu utama hidrasi SC karena pergerakan air
oleh AQP3 sangat lambat dibandingkan dengan jaringan lainnya. Manipulasi
farmakologis AQP3 dapat digunakan di masa depan untuk mengatasi kelainan kulit
akibat kelebihan dan kekurangan hidrasi. Pada saat ini, hanya ekstrak Ajuga
turkestanica yang telah terbukti berperan dalam mengatur AQP3.Ajuga
turkestanica dapat ditemukan pada produk perawatan kulit saat ini. 1
Produksi Sebum juga bisa menjadi faktor dalam patogenesis xerosis. Sekresi
berminyak dari kelenjar sebasea yang mengandung ester lilin, ester sterol,
kolesterol, di- dan trigliserida, dan squalene, diperkirakan memberi perlindungan
pada kulit dari pengaruh lingkungan dan, ketika produksi menurun, berperan
dalam kulit kering. Oleh karena kulit yang miskin sebasea, seperti pada anak
prasekolah, menunjukkan fungsi barier basal yang normal, diasumsikan bahwa

13
sebum tidak mempengaruhi fungsi barier permeabilitas epidermal. Meski kadar
sebum tidak mempengaruhi fungsi barier, sebum mungkin masih berperan dalam
jenis kulit kering, terutama tipe kering dan resisten yang menunjukkan kulit kering
namun tidak meningkatkan sensitivitas kulit. Lipid dari kelenjar sebasea yang
dimodifikasi di mata, disebut kelenjar meibom, membantu mencegah mata kering
dengan mencegah penguapan air mata.Oleh karena itu, masuk akal bahwa lemak
derivat sebum yang membentuk lapisan lipid di atas permukaan kulit, dapat
mencegah TEWL.Fungsi barier normal ditemukan pada tikus dengan defisiensi
sebum dan dapat dijelaskan oleh tiga lipid penghalang utama (seramid, sterol, dan
asam lemak bebas) yang tidak berubah, serta membran ekstraseluler SC yang
normal.Namun, pada tikus tersebut didapatkan hidrasi SC berkurang.Pada kulit
normal, trigliserida derivat kelenjar sebasea dihidrolisis menjadi gliserol pior yang
kemudian dilepaskan ke permukaan kulit.Pemberian gliserol topikal dapat
mengembalikan derajat hidrasi SC menjadi normal, sehingga dapat mengurangi
kekeringan kulit pada individu yang kekurangan kelenjar sebasea. 1
Pasien umumnya jarang mengeluh tentang penurunan produksi
sebum.Namun, hampirdipastikan produksi sebum berperan dalam kulit
kering.Misalnya, anak-anak pra-pubertas (> 2 tahun dan <9 tahun) biasanya
menampilkan plak eksematosa (pitiriasis alba) pada wajah dan badan yang hilang
bersamaan dengan onset aktivasi kelenjar sebasea.Sebaliknya, peningkatan
produksi sebum, yang berakibat pada kulit berminyak yang bisa menyebabkan
jerawat, merupakan keluhan umum. Tingkat produksi sebum juga dipengaruhi
oleh diet, stres, produksi hormon, dan oleh genetika.1

Perawatan Kulit Berminyak (O) – Kering (D)


Dalam konteks parameter berminyak-kering, kulit ideal biasanya dicirikan
oleh SC yang utuh dengan barier utuh, kadar NMF yang cukup, kadar HA normal,
ekspresi normal AQP3, dan sekresi sebum seimbang. Pada kulit yang jatuh ke sisi
berminyak, sekresi sebum yang meningkat biasanya merupakan penyebabnya.Bisa
disertai jerawat atau tidak. Jika terdapat jerawat, individu tersebut juga masuk
dalam kategori kulit sensitif dan akan diberi label sebagai jenis kulit berminyak-
sensitif. 1

14
Jenis kulit berminyak sulit diobati karena tidak ada agen topikal efektif yang
secara signifikan mengurangi produksi sebum.Selain itu, tabir surya, yang sering
larut dalam minyak, dapat meningkatkan lemak kulit.Kulit berminyak paling baik
diobati dengan pembersih khusus kulit berminyak, yaitu pembersih busa dan
pembersih dengan asam salisilat.Toner dapat digunakan pada jenis kulit
ini.Pelembab seringkali tidak perlu pada kulit berminyak.Jika digunakan, bentuk
yang lebih ringan seperti lotion adalah pilihan.Sebum mengandung vitamin E yang
tinggi, sehingga kulit berminyak memiliki perlindungan antioksidan yang
tinggi.Sebagian besar orang dengan kulit berminyak berusia di bawah 40 tahun
dan mungkin juga memiliki jerawat.Formulasi gel dan serum lebih dipilih daripada
krim pada jenis kulit ini. Lapisan bedak di atas tabir surya bisa membantu
mengurangi minyak yang terdapat pada pasien yang menggunakan tabir surya.1
Jenis kulit kering membutuhkan pembersih tanpa busa yang tidak akan
menghilangkan lapisan lipid dari permukaan kulit. Saat kulit masih lembap,
pelembab harus diaplikasikan untuk menahan air di permukaan kulit. Toner
sebaiknya tidak digunakan pada jenis kulit kering.Pelembab harus dipilih
berdasarkan kemampuannya mengurangi TEWL dan memperbaiki barier
permeabilitas kulit.Jenis kulit yang sangat kering harus menghindari scrub wajah
karena gesekan dapat mengganggu permeabilitas kulit. 1
Ada banyak pelembab di pasaran yang membantu menghidrasi kulit dengan
cara yang lebih mendasar.Pelembab ini dapat dikategorikan sebagai oklusif,
humektan, dan emolien. 1

Oklusif1
Oklusif melapisi SC untuk menghambat TEWL.Oklusif memiliki efek emolien
dan juga mengurangi TEWL.Bahan oklusif terbaik yang tersedia saat ini adalah
petrolatum dan minyak mineral. Petrolatum, memiliki ketahanan terhadap
evaporasi air 170 kali dari minyak zaitun. Namun, petrolatum menyebabkan rasa
berminyak sehingga banyak individu yang tidak mau menggunakannya. Bahan
oklusif lainnya yang banyak digunakan antara lain parafin, squalene, dimethicone,
minyak kedelai, minyak biji anggur, propilen glikol, lanolin, dan lilin lebah. Bahan-
bahan ini hanya efektif bila terdapat kulit, setelah dihapus, TEWL kembali ke level
sebelumnya.Penurunan TEWL lebih dari 40% tidak diinginkan karena dapat terjadi

15
maserasi dengan peningkatan jumlah bakteri.Oleh karena itu, oklusif biasanya
dikombinasikan dengan bahan humektan. 1
Humektan1
Humektan adalah bahan yang larut dalam air dengan kemampuan
penyerapan air yang tinggi.Humektan mampu menarik air dari atmosfir (jika
kelembaban atmosfer lebih besar dari 80%). Meskipun humektan dapat menarik
air dari lingkungan untuk membantu menghidrasi kulit, dalam kondisi kelembaban
rendah mereka dapat menyerap air dari epidermis dan dermis yang
mengakibatkan peningkatan kekeringan pada kulit. Oleh karena itu, obat ini lebih
efektif bila dikombinasikan dengan oklusif.Beberapa humektan juga memiliki sifat
bakteriostatik.Humektan menarik air ke dalam kulit, menyebabkan sedikit
pembengkakan pada SC yang memberi persepsi kulit lebih halus dengan keriput
lebih sedikit.Contoh humektan yang umum digunakan meliputi gliserin, sorbitol,
natrium hialinonat, urea, propilen glikol, asam alfa hidroksi, dan gula. 1
Emolien1
Emolien adalah zat yang ditambahkan ke kosmetik untuk melembutkan dan
menghaluskan kulit.Emolien bekerja dengan mengisi ruang antara korneosit yang
berdeskuamasi untuk menghasilkan permukaan yang halus.Emolien meningkatkan
daya kohesi sehingga pinggir korneosit yang tidak rata menjadi rata.Hal ini
menyebabkan permukaan yang lebih halus dengan gesekan yang lebih sedikit dan
refraksi cahaya yang lebih besar.Banyak emolien berfungsi sebagai humektan dan
juga oklusif.Lanolin, minyak mineral, dan petrolatum adalah contoh bahan oklusif
yang juga memberi efek emolien. 1

2. SENSITIFITAS KULIT : SENSITIF (S) vs RESISTEN (R)


Skor tinggi pada spektrum S / R sesuai dengan kulit sensitif, sementara skor
rendah mewakili kulit yang resisten.Kulit sensitif ditandai dengan peradangan dan
bermanifestasi seperti jerawat, rosasea, rasa terbakar dan menyengat, atau ruam
kulit.Semakin tinggi skor "S", semakin besar kemungkinan pasien memiliki
beberapa jenis kulit sensitif. Misalnya, pasien dengan rosasea saja akan memiliki
skor lebih rendah daripada pasien dengan rosasea disertai gejala terbakar dan
menyengat.2

16
Nilai S ini dapat digunakan untuk menentukan perawatan kulit apa yang
diperlukan dan mana yang harus dihindari. Kulit resisten ditandai dengan stratum
korneum (SC) yang kuat yang sangat melindungi kulit dari alergen, iritasi
lingkungan lainnya, dan dari kehilangan air.Individu dengan kulit yang resisten
jarang mengalami eritema atau jerawat.Secara umum, mereka dapat
menggunakan produk perawatan kulit yang lebih kuat dan prosedur lainnya,
seperti chemical peeling, daripada kulit orang-orang dengan kulit sensitif. 2
Tipe-tipe Kulit Sensitif
S Akne
1
S Rosasea
2
S Terbakar dan Menyengat
3
S Rentan terhadap Dermatitis
4 Kontak dan Iritan
Tabel : tipe-tipe kulit sensitif
Perawatan Kulit Sensitif (S) – Resisten (R)
Individu dengan kulit "R" yang resisten dapat menggunakan sebagian besar
produk perawatan kulit tanpa takut menimbulkan reaksi yang merugikan
(misalnya, jerawat, ruam, atau respons yang menyengat). Di sisi lain, kondisi yang
sama menyebabkan banyak produk tidak efektif karena individu ini menunjukkan
ambang batas yang sangat tinggi dalam penetrasi bahan produk perawatan.
Dengan kata lain, tipe resisten memiliki barier kulit yang kuat. Oleh karena itu,
orang dengan kulit yang resisten mungkin tidak mendapatkan keuntungan dari
produk perawatan kuit, yang tidak mampu menembus SC dari individu tersebut
untuk memberikan hasil yang diinginkan. Kulit resisten harus dirawat dengan
kadar asam glikolat yang lebih tinggi. Kulit resisten cenderung tidak ada reaksi
alergi terhadap produk perawatan kulit yang oleh tipe sensitif tidak dapat
ditolerir.2
Individu dengan kulit sensitif memiliki satu kondisi yang sama; peradangan.
Pengobatan diarahkan untuk mencegah dan mengurangi iritasi dan peradangan
melalui penggunaan produk anti-inflamasi.Karena ada empat jenis kulit sensitif

17
yang bisa saling tumpang tindih, rekomendasi perawatan kulit bergantung pada
jenis kulit sensitif atau kombinasi jenis yang ditunjukkan oleh pasien. Secara
umum, individu yang memiliki kulit sensitif harus menghindari scrub wajah karena
gesekan mengganggu penghalang kulit dan dapat memperburuk jerawat.2

3. PIGMENTASI KULIT : KULIT BERPIGMEN (P) vs TIDAK BERPIGMEN (N)


Parameter jenis kulit ketiga adalah kecenderungan untuk memiliki
hiperpigmentasi atau dyschromia yang tidak diharapkan pada wajah atau
dada.Untuk keperluan mendeskripsikan jenis kulit pada pasien dan membantu
individu dalam memilih produk perawatan kulit yang sesuai, fokus
penilaiannyayaitu pada perubahan pigmen yang dapat diperbaiki dengan produk
perawatan kulit daripada operasi.Misalnya, produk perawatan kulit bisa digunakan
untuk mencegah atau mengobati kondisi seperti melasma, lentigo solaris, dan
ephelides. Pasien dengan kondisi tersebut disebut tipe berpigmen (P). 1Kelainan
kulit yang membutuhkan eksisi atau terapi melebihi perawatan kulit (misalnya
nevus kongenital dan keratosis seboroik) tidak termasuk klasifikasi BSTS. 2
Pigmen kulit (melanin) diproduksi oleh melanosit, yang mentransfer pigmen
melalui melanosom ke keratinosit.Melanin berasal dari pemecahan enzimatik
tirosin oleh tirosinase menjadi 3,4-dihidroksifenilalanin, yang menghasilkan dua
bentuk melanin (eumelanin dan pheomelanin).Pada orang berkulit gelap,
melanosit menghasilkan lebih banyak melanin; melanosom lebih besar untuk
mengakomodasi pasokan pigmen yang lebih banyak dan, karenanya, dipecah lebih
lambat daripada pada orang berkulit terang. Dua mekanisme utama untuk
menghambat perkembangan pigmentasi kulit: menghambat tirosinase, yang
mencegah pembentukan melanin, dan mencegah perpindahan melanosom ke
dalam keratinosit. Penghambat tirosinase meliputi vitamin C, hydroquinone, asam
kojik, arbutin, ekstrak murbei, dan ekstrak licorice.1

18
Gambar : Melanogenesis Pathway

Protein kecil yang terdapat pada kedelai, seperti inhibitor tripsin kedelai dan
inhibitor Bowman-Birk, telah diajukan dapat menghambat pigmentasi
kulit.Protein kedelai ini tidak hanya memiliki aktivitas depigmentasi, tetapi juga
dapat mencegah pigmentasi yang diinduksi oleh UV baik secara in vitro maupun in
vivo.Menurut Paine dkk, protein kedelai ini memberikan efek melalui
penghambatan pembelahan reseptor 2 protease-activated. Reseptor 2 protease-
activated adalah tujuh reseptor ganda protein-G transmembran yang diaktifkan
oleh pembelahan protease serine. Kondisi ini diekspresikan pada keratinosit, tapi
tidak pada melanosit. Dengan menghambat pembelahan ini, inhibitor tripsin
kedelai dan inhibitor Bowman-Birk diyakini mempengaruhi transfer melanosom ke
dalam keratinosit, dan dengan demikian, terjadi pigmentasi. Niasinamid, turunan
vitamin B3, juga telah terbukti menghambat pergerakan melanosom dari
melanosit ke keratinosit.1

19
Tabel : Cosmeceuticals yang dapat menghambat pigmentasi

Radiasi Ultraviolet dan Warna Kulit


Melanogenesis dihasilkan dari paparan kulit terhadap radiasi UV dan
berfungsi sebagai pertahanan utama kulit terhadap kerusakan UV lebih lanjut. Sel
melanosit meningkatkan produksi melanin, transfer melanosit dari melanosom ke
keratinosit meningkat, dan proses ini bermanifestasi pada kulit yang gelap.
Menghindari paparan matahari adalah metode yang paling efektif untuk
mencegah perubahan pigmen, sehingga tabir surya spektrum luas merupakan
komponen penting dari rejimen perawatan kulit yang diarahkan untuk mengurangi
hiperpigmentasi.1

Perawatan Kulit Berpigmen (P) - Tidak Berpigmen (N)


Individu dengan tipe kulit "N" tidak memerlukan produk perawatan kulit
khusus. Namun, jenis kulit "P" mendapatkan manfaat dari bahan pencerah kulit
seperti arbutin, hydroquinone, dan asam kojik. Produk dengan niasinamid dan
kedelai dapat membantu mencegah pigmentasi yang tidak diinginkan.2

4. PENUAAN KULIT : KERIPUT (W) vs KENCANG (T)


Penuaan kulit adalah fenomena kompleks yang mencerminkan proses
intrinsik dan ekstrinsik alami. Penuaan intrinsik adalah fungsi dari keturunan
individu dan merupakan hasil dari berlalunya waktu. Proses ini, tentu saja, tidak
bisa dihindari dan diluar keinginan.1

20
Telomer, komponen khusus kromosom, memainkan peran sentral dalam
penuaan seluler; telomer memendek atau berkurang seiring bertambahnya usia,
sehingga hilangnya telomer atau erosi telah menjadi ukuran penuaan yang
penting, jam penuaan internal yang sebenarnya. Enzim telomerase menstabilkan
atau memperpanjang telomer; enzim ini diekspresikan dalam 90% dari semua
tumor tapi ditemukan di banyak jaringan somatik. Salah satu jaringan regeneratif
yang mengekspresikan telomerase adalah epidermis. Faktanya, bukti terbaru
menunjukkan bahwa telomerase bertindak melawan kehilangan telomer yang
berlebihan pada epidermis manusia selama proses regenerasi seumur hidup. Pada
saat ini, Tidak ada produk perawatan kulit yang menargetkan telomerase karena
belum cukup diketahui tentang keamanan memperpanjang panjang telomer.1
Faktor eksogen, seperti merokok, gizi buruk, dan paparan sinar matahari,
merupakan akar penuaan ekstrinsik. Proses ini tidak bisa dihindari dan
mencerminkan penuaan kulit dini. Faktanya, 80% penuaan wajah diyakini karena
paparan sinar matahari. Paparan radiasi UV, akibat efek merusak DNA dan
percepatan pemendekan telomer, juga dapat dikatakan mempengaruhi penuaan
intrinsik. Selain itu, paparan sinar UV menyebabkan kerusakan kulit melalui
beberapa mekanisme termasuk pembentukan sel sunburn, pembentukan dimer
timin, produksi kolagenase, dan provokasi respon inflamasi. Pensinyalan melalui
p53 yang diikuti gangguan telomer juga merupakan ciri umum yang diamati pada
penuaan dan juga photodamage. Sebuah makalah baru-baru ini menunjukkan
bahwa melanogenesis dan photoaging yang disebabkan oleh paparan sinar UV
juga terkait dengan kerusakan DNA akibat telomer yang sebenarnya dapat
mewakili respons proteksi penghindaran kanker.1
Manifestasi penuaan kulit yang paling jelas adalah perkembangan rhytides.
Keriput disebabkan oleh perubahan pada dermis. Beberapa produk perawatan
kulit dapat menembus cukup jauh ke dalam dermis untuk mempengaruhi keriput
yang dalam.1

Perawatan Kulit Keriput (W) – Kencang (T)


Fokus perawatan kulit antipenuaan yaitu untuk mencegah pembentukan
rhytides. Untuk mencegahnya, sasaran perawatan adalah untuk menghentikan
degradasi dari tiga komponen struktural utama yaitu kolagen kulit, elastin, dan

21
HA; komponen-komponen yang diketahui berkurang pada penuaan kulit. Karena
peradangan dapat berkontribusi pada pemecahan konstituen utama ini, salah satu
tujuan perawatan harus mengurangi peradangan. Antioksidan melindungi kulit
dari radikal bebas. Radikal bebas dapat bertindak langsung pada faktor
pertumbuhan dan reseptor sitokin pada keratinosit dan sel kulit yang
menyebabkan peradangan kulit. Faktor pertumbuhan dan sitokin berperan dalam
penuaan kulit, namun mekanismenya belum dapat dipahami dengan baik. Efek
langsung radikal bebas pada proses penuaan lebih baik dipahami. Kang et al.
menunjukkan bahwa aktivasi radikal bebas dari jalur protein kinase mitogen yang
diaktifkan menghasilkan kolagenase, yang menyebabkan degradasi kolagen.
Memblokir jalur ini dengan antioksidan diperkirakan dapat mencegah photoaging
dengan mencegah produksi kolagenase. Penelitian yang mendukung teori ini
dilakukan pada kulit manusia oleh Kang. Dalam penelitian ini, dia menunjukkan
bahwa ketika kulit manusia diberikan antioksidan genistein dan N-acetyl sistein,
induksi UV pada kolagenase berbasis cJun diblokir. Banyak antioksidan tersedia
dalam produk perawatan kulit yang mengandung vitamin C dan E, ferulic acid,
koenzim Q10, teh hijau, pycnogenol, silymarin, dan idebenone.1

Kombinasi Tipe Kulit


Keempat parameter kulit di atas bisa dikombinasikan membentuk 16 jenis
kulit. Penggunakan sistem ini akan membantu masing-masing individu
memusatkan perhatian pada area permasalahan mereka. Misalnya, seseorang
yang memiliki kulit berminyak, sensitif, tidak berpigmen, keriput akan
menggunakan produk dengan retinoid dan antioksidan sedangkan individu
dengan kulit kering, sensitif, tidak berpigmen, dan kencang akan menggunakan
produk dengan produk yang memperbaiki barier. Masalah kulit tertentu lebih
sering dikaitkan dengan kombinasi kulit tertentu: pigmen, kulit keriput lebih
mungkin diperlihatkan oleh orang dengan riwayat paparan sinar matahari yang
signifikan yang tampak sebagai keriput dan lentigo solaris. Eksim lebih sering
diamati pada jenis kulit kering dan sensitif. Jerawat paling sering terjadi pada jenis
berminyak dan sensitif. Jenis kulit berminyak, sensitif, tidak berpigmen, keriput
dengan warna kulit yang lebih cerah paling rentan mendapatkan rosacea. Kulit

22
cerah lebih sering pada tipe yang tidak berpigmen dan keriput; kulit gelap lebih
sering pada kulit jenis berpigmen dan kencang.1

BAB V
PENUTUP

Untuk tujuan pengobatan dan perawatan kulit yang optimal, klasifikasi tipe
kulit yang dibedakan berdasarkan empat parameter dianjurkan; (1) kering atau
berminyak; (2) sensitif atau resisten; (3) berpigmen atau tidak berpigmen; dan (4)
keriput atau tidak. Karakterisasi jenis kulit berdasarkan empat parameter di atas dan
kombinasinya dapat memfasilitasi pengobatan oleh dokter dan membantu individu
dalam memilih formulasi perawatan kulit terbaik untuk jenis kulit masing-masing. 1

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Baumann, Leslie. Cosmetic Dermatology. Dalam: Cosmetics and Skin Care in


Dermatology. Fitzpatrick volume one. 8th ed. New York. 2012. p 3009-3020.
2. Baumann L, Weisberg E. Cosmetic Dermatology Principles and Practice. 2 nded.
New York. McGraw-Hill Companies. 2009. p 84-162.
3. Ardhie, Ari Muhandari. Perawatan Kulit serta Kosmetik pada Bayi dan Anak.
Dalam: Perawatan Kulit dan Kelamin Sejak Bayi Hingga Dewasa. Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. 2013.hal 28-33.
4. Wisesa, Tina Wardhani. Perawatan Kulit dan Kosmetik pada Remaja. Dalam:
Perawatan Kulit dan Kelamin Sejak Bayi Hingga Dewasa. Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas. 2013.hal 50-57.

24

Anda mungkin juga menyukai