Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Keluarga Berencana adalah program untuk membantu keluarga termasuk
individu merancanakan kehidupan berkeluarganya dengan baik sehingga dapat mencapai
keluarga yang berkualitas, keluarga yang berkualitas dapat menghasilkan generasi yang
berkualitas. Gerakan KB nasional bertujuan memwujudkan keluarga kecil bahagia
sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui
pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia ( BKBPP,2009).
Visi dan misi program kb tahun 2010 telah di refitalisasi dalam rangka untuk lebih
mendukung oencapaian hasil yang optimal. Visi program kb sekarang ini adalah “
keluarga berkualitas 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera,
sehat , meju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
berjanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa. Sedangkan
misi program kb adalah memberdayakan masyarakat untuk membanggun keluarga kecil
berkualitas kecuali menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian
dan ketahanan keluarga, meningkatkan kualitas pelayanan kb dan kesehatan reproduksi,
meningkatkan promosi, perlindungan dan upaya mewudujkan hak-hak reproduksi,
meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan
keadilan gander melalui program berencana,dan mempersiapkan sumber dayamanusia
berkualitas sejak pembuahan dalam kandungan sampai dengan lanjut usia
“( saifuddin,2010)”.
Data yang diperoleh badan kependudukan dan keluarga berencana nasional
tahun2012 peserta kb baru menurut kontrasepsi yaitu sebanyak 9.581.469 aseptor terdiri
dari aseptor kb IUD sebanyak 627.980 aseptor (6,55%), MOW sebanyak 115.018 aseptor
(1,20%). MOP sebanyak 25.619 aseptor (0,27%), KONDOM sebanyak 67.103 aseptor
(6,17%), IMPLAN sebanyak 126.377 aseptor (11,63%), SUNTIK sebanyak 594.283
aseptor (54,67%), dan kontrasepsi PIL sebanyak 193.884 aseptor (17,83%) (kemenkes
RI,2012).
Salah satu medote keluarga berencana yaitu dengan medis operatif wanita
(MOW) atau kontrasepsi mantap (KONTAP) wanita atau sterilisasi makin diterima
masyarakat. Perkembangan waktu yang makin tinggi pengertian masyarakat yang
membuat MOW menjadi salah satu menjadi pilihan masyarakat sebagai metode kb yang
bersifat menetap ( manuaba,2008).
Medis operatif wanita ( MOW ) atau kontrasepdi mantap atau (kontap) wanita
adalah suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan tindakan
mengikat atau memotong pada saluran tuba, dengan demikian ovum yang matang tidak
akan bertemu dengan sperma karna adanya hambatan pada tuba ( suratun
mustakim,2008).
Medisoperatif wanita (MOW) atau kontrasepsi mantap (kontap) wanita sangat
efektif tetapi kemungkinan terjadi kehamilan tetap ada baik dalam lahir maupun di luar
Rahim atau kehamilan ektopik, sehingga petugas klinik harus mengtahui gejala gejala
tersebut
( saifuddin,2010).
Data yang diperoleh di bpm Khadijah bidan Khadijah Surakarta data bulan januari
– September 2013 didapatkan sebanyak 375 aseptor yang terdiri dari 1 aseptor (0,3%).
Kb kondoom, kb pil, sebanyak 6 aseptor ( 1,6%), kb suntik sebanyak 45 aseptor (12%),
kb implan sebanyak 3 aseptor (0,8%), kb iud sebanyak 315 aseptor (84%) dan kb mow
sebanyak 6 aseptor (1,6%).
Berdasarkan uraian bahwa kontrasepsi MOW merupakan tindakan pembedahan
dan calon aseptor harus mengetahui bahwa MOW merupakan pilihan terakhir bila dengan
montasepsi lain tidak cocok , maka penilisan tertarik untuk melakukan studi kasus
dengan judul “ asuhan kebidanan keluarga berencana pada ny.p dengan kb MOW di bpm
Khadijah “

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas perumusan masalah dalam
studi
Kasus ini adalah “ bagaimana asuhan kebidanan keluarga berencana pada ny.p dengan kb
MOW
Di bpm Khadijah bidan Khadijah dengan menggunakan metode SOAP”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada ny.p P4 A0 AH4 aseptor kb MOW di
bpm Khadijah bidan Khadijah dengan menggunakan metode SOAP.
2. Tujuan khusus
a. Penulisan mampu
1) Melakukan pengkajian yang meliputi keluhan, data subjektif dan
objektif pada ny.p P4 A0 AH4 aseptor kb MOW.
2) Menginterprestasi data yang meliputi diaknosa kebidana , masalah dan
kebutuhan pada ny.p P4 A0 AH4 aseptor kb MOW.
3) Menentukan diagnose potensial yang timbul pada ny.p P4 A0 AH4
aseptor kb MOW.
4) Mengidentifikasi penanganan segera pada ny.p P4 A0 AH4 aseptor kb
MOW.
5) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan pada ny.p P4 A0
AH4 aseptor kb MOW.
6) Melaksanakan rencana tindakan yang telah di susun pada ny.p P4 A0
AH4 aseptor kb MOW.

7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ny.p


P4 A0 AH4 aseptor kb MOW.
b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di
lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pad any.p P4 AO
AH4 akseptor KB MOW.
c. Penulisan mampu memberikan alternatif pemecahan permaslahan pad
any.P.P4 AO AH4 akseptor KB MOW.

D. Manfaat Studi Kasus


1. Bagi diri sendiri
Menambahkan pengetahuan dan wawasan dalam memberikan asuhan kebidanan
pada akseptor KB MOW
2. Bagi profesi
Menjadi pertimbangan bagi organisasi profesi bidan dalam upaya meningkatkan
mutu asuhan kebidanan pada aakseptor KB MOW.
3. Bagi institusi
a. BPM Khadijah bidan Khadijah
memberikan masukan terhadap pelaksanakanasuhan kebidanan pada akseptor KB
MOW.
b. Pendidikan
digukanan sebagai wacana atau referensi sehingga dapat nemanbah referensi
tentang
asuhan kebidanan pada asptor kb MOW.

E. Keaslian Studi Kasus


Studi kasus tentang kb MOW belum pernah dilakukan.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi keluarga Berencana


Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau melawan,
sedangkan “konsepsi” adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan
sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan (Kumalasari, 2015).
80

Keluarga Berencana (family planning/planned parenthood) merupakan suatu


usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati, 2014).
Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (Konsepsi)
atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi kedinding rahim (Mulyani,
2013).

B. Tujuan Program keluarga berencana


Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan
social ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengetahuan kelahiran anak agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran,pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini sesuai dengan teori
pembangunan menurut Alx Inkeles dan David Smith yang mengatakan bahwa
pembangunan bukan sekadar perkara pemasok modal dan teknologi saja tapi juga
membutuhkan sesuatu yang mampu mengembangkan sarana yang berorientasi pada
masa sekarang dan masa depan, memiliki kesanggupan untuk merencanakan, dan
percaya bahwa manusia dapat mengubah alam, bukan sebaliknya. (Sulistyawati, 2014)

C. Ruang lingkup Program KB


Menurut (Sulistyawati, 2014)
Ruang lingkup program KB mencakup sebagai berikut.
1. Ibu
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran. Adapun manfaat yang
diperoleh oleh ibu adalah sebagai berikut :
a. Tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu
pendek, sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara terutama kesehatan organ
reproduksinya.
81
b. Meningkatkan kesehatan mental dan social yang dimungkinkan oleh adanya
waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak dan beristirahat yang cukup
karena kehadiran akan anak tersebut memang diinginkan.
2. Suami
Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal berikut.
a. Memperbaiki kesehatan fisik.
b. Mengurangi beban ekonomi keluarga yang ditanggungnya.
3. Seluruh keluarga
Dilaksanakannya program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan
social setiap anggota keluarga, dan bagi anak dapat memperoleh kesempatan yang
lebih besar dalam hal pendidikan serta kasih sayang orang tuanya.
Ruang lingkup KB secara umum adalah sebagai berikut.
a. Keluarga berencana.
b. Kesehatan reproduksi remaja.
c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga.
d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas.
e. Keserasian kebijakan kependudukan.
f. Pengelolaan SDM aparatur.
g. Penyelenggara pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.
h. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara.
i. Program keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi sel telur wanita (fertilisasi), atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk
berimplantasi (melekat) dan berkembang dalam Rahim. Kontrasepsi dapat bersifat
reversibel (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversibel adalah metode
kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama dalam mengembalikan
kesuburan atau kemampuan untuk kembali memiliki anak. Metode kontrasepsi
permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat
mengembalikan kesuburan karena melibatkan tindakan operasi.
82

Faktor yang mempengaruhi pemilihan kotrasepsi adalah efektivitas, keamanan,


frekuensi pemakaian, efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan
kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal terebut, pertimbangan kontrasepsi juga
didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi
tersebut, faktor lainnya adalah frekuensi melakukan hubungan seksual (Sulistyawati,
2014).
Kesempatan yang Dapat Di Jumpai Dan Sasaran Penyuluhan Keluarga Berencana
menurut (Sulistyawati, 2014) Kesempatan di dalam fasilitas pelayanan KB dan
sasarannya :
1. Pemberian nasihat-nasihat pada ibu saat pemeriksaan kehamilan, ibu
pascamelahirkan, ibu yang berobat, serta golonan masyarakat lain nya yang
menggunakan fasilitas-fasilitas kesehatan.
2. Memberikan ceramah-ceramah pada ibu-ibu yang memerlukan pelayanan di klinik
yang bersangkutan
3. Mengadakan demonstrasi khusus mengenai keluarga berencana kepada pengunjung
klinik atau undangan tertentu yang di anggap perlu
4. Mengadakan kursus dukun, yaitu dengan menekankan pentingnya penyebaran ide
Keluarga Berencana kepada masyarakat umumnya dan khususnya kepada golongan
ibu, karena dukun merupakan media yang baik dalam memberikan informasi
mengenai KB karena masih di percaya oleh masyarakat.
5. Menciptakan suasana bertemakan Keluarga Berencana dalam klinik dengan cara
menempatkan gambar, poster, tulisan-tulisan, kalender dinding klinik, serta
pembagian booklet, brosur, pamphlet mengenai program KB kepada para
pengunjung.

D. Macam-Macam Metode Kontrasepsi


A. Pelayanan Kontrasepsi Dengan Metode Sederhana
1. Metode Kontrasepsi tanpa Alat
a. Metode Kalender
b. Metede Pantang Berkala
c. Metode Suhu Basal
d. Metode Lendir Serviks
e. Metode Simtomternal
f. Coitus Interuptus
2. Metode Sederhana Dengan Alat
a. Mekanis/Barier
b. Kimiawi
(Sulistyawati, 2014)
B. Pelayanan Kontrasepsi Dengan Metode Modern
1. Kontrasepsi Oral
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah
konsepsi yang di gunakn dengan cara per-oral/ kontrasepsi oral.
a.Profil
1) Efektif dan reversible
2) Harus di minum setiap hari
3) Pada bulan pertama pemakaian, efek samping berupa mual dan
pendarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang.
4) Efek samping yang serius sangat jarang terjadi
5) Dapat gunakan oleh semua perempuan usia reproduksi, baik yang sudah
mempunyai anak maupun belum.
6) Dapat dimulai di minum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil.Tidak di
anjurkan pada ibu menyusui
7) Dapat di pakai sebagai kontrasepsi darurat
b. Jenis
1) Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7
tablet tanpa hormone aktif.
2) Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone
aktif estrogen/progestin (E/P) dalam 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpa hormone aktif
3) Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progestin (E/P) dalam 3 dosis yang berbeda, degan tablet
tanpa hormone aktif.
c. Cara Kerja
1) Menahan ovulasi
2) Mencegah implantasi
3) Lender serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu pula.
d. Manfaat
1) Memiliki aktifitas yang tinggi (hamper menyerupai
efektifitas tubektomi), apabila di gunakan setiap hari (1 kehamilan per-
1.000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan)
2) Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
3) Tidak menggangu hubungan seksual
4) Siklus haid menjadi tertur, jumlah darah haid berkurang (mencegah
anemia) da tidak nyeri haid
5) Dapat digunakan jangaka pnjang selama masih ingin menggunakan nya
untuk mencegah kehamilan
6) Dapat di gunakan sejak usia remaja hingga menopause
7) Mudah digunakan setiap saat
85
8) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
9) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
10) Metode ini dapat membantu mencegah hal sebagai berikt :
a) Kehamilan ektopik
b) Kanker ovarium
c) Kanker endometrium
d) Penyakit radang panggul
e) Kelainan jinak pada payudara
f) DisminoreJerawat
(Sulistyawati, 2014)
2. Kontrasepsi Suntik
1. Jenis
Tersedia dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung
progestin, yaitu sebagai berikut :
a. Jenis suntikan 1 buan
Suntikan kobinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesterone Asetat dan 5
mg Estradiol Sipionat yang di berikan injeksi IM sebulan sekali
(cyclofem) dan 50 mg.
1) Keuntungan kontrasepsi
a) Risiko terhadap kesehatan kecil
b) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
c) Tidak di perlukan pemeriksaan dalam
d) Efek samping sangat kecil
e) Pasien tidak perlu menyimpan obat suntik
f) Pemberian aman, efektif dan relative
2) Kerugian
a) Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur
b) Mual,sakit kepala, nyeri payudara ringan
c) Ketergantuangan pasien terhadap pelayanan kesehatan, karena
pasien harus kembali setiap 30 hari untuk kunjungan ulang
d) Dapat terjadi perubahan berat badan
3) Cara Penggunaan
Suntikan kombinasi dapat diberikan setiap bulan, disuntik secara
intramuskuler. Suntikan ulang dapat diberikan 2 hari lebih awal,
dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga
diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asalkan ibu
di yakini tidak hamil (Mulyani, 2013).
b. Suntik tiga bulan atau progestin
Suntikan tiga bulan merupakan metode kontrasepsi yang diberikan
secara intramuskuler setiap 3 bulan.
1) Keuntungan
a) Efektifitas tinggi
a. Sederhana pemakaiannya
b. Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak
2) Kekurangan
a) Terdapat gangguan haid eperti amenore
b) Timbulnyya jerawa dibadan atau wajah
c) Mempengaruhi berat badan
d) Pusing dan sakit kepala
2. Cara Kerja
a. Mencegah ovulasi
b. Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma.
c. Mejadikan selaput lender rahim tipiis dan atrofi
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
3. Efektifitas
Kedua jenis kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang
tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal
penyuntikan nya di lakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah di
tentukan.
4. Keuntungan
a. Sangat efektif
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d. Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap produksi ASI
f. Efek samping sedikit
g. Klien tidak menyimpan obat suntik
h. Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
perimenopouse.
5. Keterbatasan
a. Sering ditemukan gangguan haid
b. Klien sangat bergantung pada sarana pelayanan kesehatan (harus kembali
untuk disuntik)
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum sutikan berikutnya.
d. Sering menimbulkan efek samping masalah berat badan
6. Cara penggunaan
Pada KB suntik yang diberikan setiap 3 bulan, maka jaraknya sebanyak 3
siklus atau 3 x 28 = 84 hari
7. Waktu yang dibolehkan untuk penggunaan KB suntik tiga bulan
a. mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
b. bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid dan pasien
tidak hamil. Pasien tidak boleh berhubungan seksual untuk 7 hari
lamanya atau penggunaan metode kontrasepsi yang lain selama masa
waktu 7 hari
c. jika pasien pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum haid,
suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan
88 ibu tidak
hamil
d. bila pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui suntikan kombinasi
dapat diberikan
e. ibu pasca keguguran, suntikan progestin dapat diberikan
3. Kontrasepsi Implan
1. Jenis
a. Norpant. Terdiri atas enam batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm yang di isi dengan 36 mg
levonorgestrel. Lama kerjanya 5 tahun
b. Implanon. Terdiri atas satu batang putih letur degan panjang kira-kira 40
mm dan 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan indoplant. Terdiri atas dua batang yang berisi
75mg levonorgeestrel dengan lama kerja 3 tahun.
2. Cara Kerja
a. Lender serviks menjadi kental
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga
sulitterjadi implementasi
c. Mengurangi transportasi sperma
d. Menekan ovulasi
3. Efektifitas
Sangat efektif (0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)
4. Keuntungan
a. Perlindungan jangka panjang
b. Daya guna tinggi
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e. Tidak menggangu produksi ASI
5. Keterbatasan
a. Nyeri kepala
b. Nyeri payudara
89
c. Perasaan mual
d. Peningkatan/penurunan berat badan
(Sulistyawati, 2014)
4. Kontrasepsi IUD (AKDR)
1. definisi
IUD singkatan dari Intra Uterine Device yang merupakan alat kontrasepsi
paling banyak digunakan, karena dianggap sangat efektif dalam mencegah
kehamilan dan memiliki manfaat yang relative banyak di banding alat
kontrasepsi lainnya.(Mulyani, 2013)
2. jenis IUD
a. Lippes-Loop
b. Saf-T-Coil
c. Dana-Super
d. Copper-T (Gyne-T)
e. Copper-7 (Gravigard)
f. Multiload
g. Progesterone IUD
Dari berbagai jenis IUD diatas saat ini yang umum beredar dipakai Indonesia
ada 3 macem jenis yaitu :
a. IUD Copper T, terbentuk dari rangka plastic yang lentur dan tembaga yang
berada pada kedua lengan IUD dan batang IUD.
b. IUD Nova T, terbentuk dari rangka plastic dan tembaga. Pada ujung lengan
IUD bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga hanya ada pada batang
IUD
c. IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastic yang dikelilingi oleh silinder
pelepas hormone levonolgestrel (hormone progesterone) sehingga IUD ini
dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tidak menghambat ASI (Mulyani,
203).
3. Keuntungan IUD
a. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi (1 kegagalan dalam 125-170
90
kehamilan)
b. Dapat efektif segera setelah pemasangan
c. IUD merupakan metode kontrasepsi jangka panjang
d. Tidak tergantung pada daya ingat
e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
g. Membantu mencegah kehamilan diluar kandungan (kehamilan ektopik)
(Mulyani, 2013).
4. Kerugian IUD
a. Mengalami keterlambatan haid yang di sertai tanda-tanda kehamilan : mual,
pusing, muntah-muntah.
b. Terjadi perdarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
c. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu bidan meningkat,
menggigil, atau jika ibu merasa tidak sehat
d. Sakit, missal nya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi
kedokter jika ibu menemukan gejala-gejala diatas (Mulyani, 2013).

E. Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Operasi


1. Tubektomi
Tubektomi pada wanita adalah setiap tindakan yang dilakukan pada
kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak
akan medapatkan keturunan lagi.
2. Vasektomi
Vasektomi dilakukan difasilitas kesehatan umum yang mempunyai
ruang tindaan untuk bedah minor.
Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah yang terbentuk dari dua kata yaitu
vas dan ektomi. Vas atau vasa deferensia artinya adalah saluran benih yaitu
saluran yang menyalurkan sel benih jantan (spermatozoa) keluar dari buah
zakar (testis) yaitu tempat sel benih itu diproduksi menuju kantung mani
(vesikulaseminalis) sebagai tempat penampungan sel benih jantan sebelum
dipancarkan keluar pada saat puncak senggama (ejakulasi). Ektomi atau
ektomia artinya pemotongan sebagian (0.5-1 cm) pada vasa deferensiaatau
tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan memotong saluran sperma
sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung
spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi pembuahan, operasi berlangsung
kurang lebih 15 menit dan pasien tak perlu dirawat (Sulistyawati, 2014).

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Laporan Tugas Akhir

Jenis laporan tugas akhir ini adalah laporan tugas akhir dengan metode
komprehensif yaitu suatu penelitian yang bersifat luas, lengkap dan meliputi seluruh
aspek atau ruang lingkup yang luas. Laporan tugas akhir adalah hasil tertulis dari
pelaksanaan suatu penelitian, yang dibuat untuk pemecahan masalah tertentu dengan
menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bidang tersebut (Soedjono, 1992).
Laporantugas akhirs ini akan menggambarkan asuhan kebidanan pada akseptor KB
MOW dengan riwayat benjolan payudara.

B. Lokasi dan Waktu Laporan Kasus

Lokasi yaitu tempat pengambilan studi kasus (Budiarto, 2004). Studi kasus ini
dilakukan di BPM Khadijah Palembang.

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk


memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Kasus ini dilakukan
pada tanggal 01 April 2018.

C. Subyek Laporan Kasus

Subyek adalah orang yang dijadikan subjek untuk dilakukan studi kasus
(Notoadmojdo, 2010). Subyek studi kasus ini adalah Ny. “P” P4 A0 Ah4 akseptor KB
MOW dengan riwayat benjolan payudara.

D. Instrumen Laporan Kasus


Instrumen adalah alat yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data agar
pekerjaan lebih mudah dan hasilnya cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
untuk diolah (Arikunto, 2010). Instrumen yang digunakan format asuhan kebidanan
Keluarga Berencana dengan menggunakan metode SOAP.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya atau
objek penelitian oelh peniliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2012). Data primer
dalam studi kasus ini adalah data saat melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana
MOW dengan riwayat benjolan payudara.

Data primer dapat diperoleh dari :

a. Pemeriksaan fisik menurut Nursalam (2008), antara lain :

1. Inspeksi

Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan secara sistematis


dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai
suatu alat mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari
kepala sampai pada kaki.

2. Palpasi

Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indra peraba tangan dan
jari-jari adalah suatu instrumen yang sensitif dan digunakan untuk mengumpulkan
data tentang temperatur, turgor, bentuk kelembaban, vibrasi dan ukuran.

Palpasi pada kasus Akseptor KB MOW dengan riwayat benjolan payudara


dilakukan pemeriksaan abdomen meliputi pemeriksaan pembesaran uterus, dada
dan axilla.

3. Perkusi
Perkusi adalah suatu pemeriksaandengan jalan mengetuk atau
membandingkan kiri-kanan setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan
menghasilkan suara. Pada kasus akseptor KB MOW dengan riwayat benjolan
payudara tidak dilakukan perkusi.

4. Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suatu yang


diberikan ooleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. Pada kasus akseptor KB
MOW dengan riwayat benjolan payudara melakukan pemeriksaan auskultasi
untuk mengukur tekanan darah.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mngumpulkan


data dimana penulis mendapatkan keterangan atau bercakap-cakap berhadapan
muka dengan orang tersebut (Notoadmodjo, 2010). Pada kasus KB MOW dengan
riwayat benjolan payudara wawancara dilakukan kepada akseptor KB MOW dan
tenaga kesehatan.

c. Observasi
Observasi yaitu suatu prosedur yang terencana meliputi : melihat dan
mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus observasi post operasi,
yaitu Observasi Nadi, Tekanan Darah, Suhu dan Pernafasan tiap 15 menit
pertama, tiap 30 menit pada akseptor KB (Saifuddin, 2010).
2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian ( Riwidikdo, 2012). Data yang diperoleh dengan cara mempelajari
status/dokumetasi pasien dan studi kepustakaan.

a. Data Dokumentasi
Data dokumentasi adalah bentuk informasi yang berhubungan dengan
dokumen (Notoatmodjo, 2010). Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan
mengumpulkan data yang diambil dari catatan rekam medik di BPM Khadijah
Palembang.

b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu memperoleh berbagai informasi baik berupa teori-
teori generalisasi maupun konsep yangf dikembangkan oleh berbagai ahli dari
buku-buku sumber yang ada (Notoatmodjo, 2010). Dalam kasus ini studi
kepustakaan dengan mengumpulkan buku-buku kepustakaan terbitan tahun 2008-
2013.

F. Alat dan Bahan yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam pelaksanaan atau pengambilan laporan kasus


adalah sebagai berikut :

1. Alat dan bahan dalam pengambilan data antara lain :


a. Format pengkajian pada ibu bersalin.
b. Buku tulis.
c. Ballpoint.
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi :
a. Timbanganberat badan.
b. Alat pengukur tinggi badan.
c. Tensimeter.
d. Termometer.
e. Stetoskop Monocular.
3. Alat dan bahan dalam pendokumentasian :
a. Status atau catatan medik pasien.
b. Dokumen yang ada.
c. Alat tulis.

G. Jadwal Studi Kasus


Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
laporan tugas akhir, sampai dengan penulisan laporan tugas akhir, beserta waktu
berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal
laporan tugas akhir terlampir
BAB IV
TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana


Pada Ny “P” P4a0 Ah4 di
BPM Khadijah

Nama pengkaji : Kelompok 4


Hari/Tanggal : 01 April 2018
Waktu pengkaji :15:00 Wib

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien
Nama ibu : Ny “P” Nama Suami : Tn.“I”
Umur : 45 Tahun Umur : 47 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Alamat : Lr. Mekar 1 Rt 48, Rw 05 Palembang
1. Keluhan utama
1) Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin melakukan KB MOW .karena ibu merasa jumlah anak
sudah cukup
2) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali umur 23 tahun, lamanya perkawinan sudah 12
tahun dan telah mempunyai 4 anak

2. Data Kebidanan
Riwayat menstruasi
a. Menarche : 14 Tahun
b. Lama : 5 Hari
c. Siklus : 28 Hari
d. Banyaknya : 2X ganti pembalut
e. Keluhan : Tidak ada
f. Amenorea : Tidak ada
3. Riwayat Perkawinan
a. Status perkawinan : Sah
b. Umur waktu kawin : 23 Tahun
c. Kawin berapa kali : 1 Kali
d. Lamanya kawin : 22 Tahun
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Ana Tgl lahir Usia Jenis Tempat Penolon Komplikas nifa
Bayi
k ke kehamila persalina bersali g i s
Ibu Anak Jk Ke
n n n
/BB/PB l
22/10/199 L/2700/
1 Aterm Spontan BPM Bidan - - - -
7 48
09/02/200 P/2800/
2 Aterm Spontan BPM Bidan - - - -
3 47
03/11/200 L/3100/4
3 Aterm Spontan BPM Bidan - - - -
9 8
4 07/12/201 Aterm Spontan BPM Bidan - - L/2800/4 - -
7 8

5. Riwayat KB
Persalinan terakhir : 03 November 2017
Jenis persalinan : Normal
Apakah pernah memakai alat kontrasepsi : Ya
Kalau ya metode apa yang digunakan : Suntik
Apakah pernah drop out : pernah
6. Data Psiko-sosial-spritual
Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi :ibu mengetahui
Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang digunakan sekarang :
(ibu mengetahui macam-macam alat kontrasepsi)
Dukungan suami/keluarga : keluarga mendukung

7. Pola Nutrisi
Pola makan
Frekuensi : 3X sehari
Banyaknya : 1 ½ piring nasi, laukpauk,sayur,makanan
tabahan dan buah-buahan
Jenis makanan : Padat dan cair
Pola minum
Frekuensi : 12 gelas sehari
Banyaknya : ± 3 liter
8. Pola Eliminasi
BAB : 1X sehari
BAK : ±6X sehari
9. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang di derita : Tidak ada
Pengobatan yang telah di dapat : Tidak ada
Alergi terhadap obat : Tidak ada
b. Riwayat kesehatan yang lalu
penyakit yang pernah diderita : Benjolan
payudara
operasi yang pernah di jalani :Operasi
benjolan
c. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit yang diderita : Tidak ada
Operasi yang pernah di jalani :Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah :110/70 mmhg Suhu : 36 0c
Pernafasan : 22x/m Nadi : 78x/m
d.Tinggi badan : 150 cm
e. Berat badan : 49 kg
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Tidak ada ketombe, bersih tidak rontok
Muka : Tidak pucat, tidak ada flek hitam, tidak oedema
Mata : Tidak ikterik, dan skelera tidak pucat
Hidung : Bersih tidak ada polip.
Mulut : Tidak ada stomatitis
Telinga : Simetris dan tidak ada serum
Ketiak : Tidak ada benjolan
Leher : Tidak ada kelainan kelenjar tyroid dan vena 131

jugularis
Payudara : Terdapat bekas operasi ,tidak terdapat benjolan
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi,tidak ada pembesaran uterus
Punggung : Tidak ada kelainan
Genetalia : Bersih, tidak ada varices,tidak ada oedema,tidak
ada iritasi,tidak ada pembesaran kelenjar batolini
Pemeriksaan dalam :
1) Portio/servik
(a) Keras/lunak : keras dan mencucu
(b) Erosi :Tidak ada erosi
2) Posisi Uterus : Normal (retrofleksi)
3) Tumor/benjolan : Tidak ada benjolan
4) Nyeri : Tidak ada nyeri sentuh pada portio
5) Anus
Haemoroid : tidak ada haemoroid
Ekstermitas
Atas : Simetris,tidak ada oedem
Bawah : Simetris,tidak ada oedem,refleks patela(+)
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan lab :Hb 11,6 gr%
Pemeriksaan penunjang lainnya : tidak di lakukan
C. ANALISA
S :ibu mengatakan ingin mengggunakan KB MOW karena ibu merasa jumlah anak
sudah cukup.

O :Keadaaanumum ( composmentis ), TTV 110/70 mmHg N : 78x/mnt , RR :


22x/mnt , T : 360C
A :Ny. P umur 45 tahunP4A0 Ah4 akseptor KB MOW di sertai masalah yang
dialaminya adalah Terdapat riwayat benjolan payudara,sehingga ibu tidak dapat
menggunakan KB yang mengandung hormonal.
P : 1)bidan menjelaskan hasil pemeriksaan

2)bidan memberikan KIE tentang KB yang digunakan (tubektomi)

3)melakukan informed concent

4) mempersiapkan ibu menjelang tindakan yang akan dilakukan

5) menganjurkan ibu melakukan relaksasi

6)memberikan penjelasan tentang perawatan luka bedah

7)anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang

8)pendokumentasian tindakan

D. PENATALAKSANAAN
1.Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
TD : 120/80 mmhg Suhu :360c
RR : 22x/Menit Nadi :78x/menit
(ibu senang dengan keadaannya)
2.Memberitahu ibu KIE tentang KB sterilisasi (tubektomi) meliputi efek samping
yang ditimbulkan : infeksi dan bernanah
- (ibu sudah mengetahui efek samping tetapi ibu masih tetap ingin kb
sterilisasi(tubektomi)
3.Mempersiapkan ibu menjelang tindakan operatif yaitu :
a.Memasang infuse
b.Memasang cateter tetap
c.Memberi konseling pada ibu pasca tindakan
(alat dan obat sudah di siapkan)
4.Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan tindakan
(ibu sudah dilakukan tindakan strelisasi (tubektomi)
5.Memberitahu ibu tetang pola istirahat
(ibu sudah paham dengan apa yang dijelaskan bidan)
6.Memberitahu ibu tentang perawatan luka bedah
(ibu sudah mengerti penjelasan bidan)
7.Memberitahu ibu kunjungan ulang
(ibu mengerti dan mau untuk melakukan kunjungan ulang)
8Melakukan pendokumentasian
(pendokumentasian sudah dilakukan secara metode SOAP

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan study kasus pada Ny. P umur 45 tahun P4 A0 Ah4 akseptor KB MOW dengan
menggunakan manajemen soap.

S : ibu mengatakan ingin mengggunakan KB MOW karena ibu merasa jumlah anak sudah cukup.

O : Keadaaan umum ( composmentis ), TTV 110/70 mmHg N : 78x/mnt , RR : 22x/mnt , T :


360C

A : Ny. P umur 45 tahun P4 A0 Ah4 akseptor KB MOW di sertai masalah yang dialaminya adalah
terdapat riwayat benjolan payudara, sehingga ibu tidak dapat menggunakan KB yang
mengandung hormonal.

P : observasi keadaan umum,TTV tiap 4 jam,berikan konseling tentang MOW,berikan informed

consent,menanayakan kembali apakah ibu nya sudah mantap memilih metode kontrasepsi
MOW, siapkan ibu menjelang oprasi.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas perlu adanya peningkatan pelayanan yang lebih baik, oleh
karena itu penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi bidan / profesi


Menjadi pertimbangan bagi organisasi profesi bidan dalam upaya meningkatkan mutu
Asuhan Kebidanan Akseptor KB MOW.
2. Bagi pendidik
Diharapkan untuk sebagai menambahkan wacana atau informasi mengenai Asuhan
Kebidanan KB pada Akseptor KB MOW.

3. Bagi pasien
Diharapkan pasien dapat melakukan perawatan luka post operasi MOW sendiri dengan
memperhatikan teknik aseptik sehingga tidak terjadi infeksi yang lebih serius dan luka
dapat sembuh dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba DKK , 2013 , Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Edisi 2.

BKBPP, 2009 KB membentuk generasi berkualitas.

http://www.kbemembentuk.keluarga.berkualitas.htm. Diakses Tanggal 22


November 2013

Manuaba I.A.C, 2008, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan
Bidan, Jakarta; EGC.

Proverawati, A, 2010, Panduan Memilih Kontrasepsi, Yogyakarta: Nuha Medika.

Saifuddin, A,B, 2010, Buku Pandukan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Suratun , dkk, 2008, Pelayanan Keluarga Berencana Dan Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta:
Trans Info Medika

Anda mungkin juga menyukai