Metoda Pelaksanaan
Metoda Pelaksanaan
METODE PELAKSANAAN
A. PENDAHULUAN
Proyek ini merupakan Pekerjaan yang dibiayai dari sumber pendanaan :
APBN Tahun Anggaran 2014.
1. Pekerjaan : LANJUTAN PEMBANGUNAN RUTAN HUMBANG
HASUNDUTAN TA.2014
2. Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Humbang Hasundutan
180 (Seratus Delapan Puluh) hari
3. Waktu Pelaksanaan :
kalender
4. Nama Perusahaan : PT. SILUMBALUMBA BINTANG SEMPURNA
B. LINGKUP PEKERJAAN
Secara umum Lanjutan Pembangunan Rutan Humbang Hasundutan TA.2014
ini merupakan Pembangunan yang akan di laksanakan dibawah naungan
Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia berada di lokasi
Kabupaten Humbang Hasundutan yang bentuk dan fungsinya telah
ditata ulang, nantinya akan meliputi pekerjaan:
1
METODE PELAKSANAAN
I. METODE PELAKSANAAN
A. UMUM
Dalam rangka penanganan “Lanjutan Pembangunan Rutan Humbang
Hasundutan TA.2014” akan dilaksanakan mengikuti ketentuan-
ketentuan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Pengaturan yang cermat dan tepat sangat diperlukan agar setiap
aktivitas pelaksanaan proyek tidak mengganggu pada daerah
lingkungan disekitarnya.
2
METODE PELAKSANAAN
3
METODE PELAKSANAAN
d.Pemeriksaan/Pengujian Material
Material dan bahan-bahan kerja yang akan dipergunakan diminta
persetujuan dari pengurus lapangan. Hal ini dilakukan untuk
lebih menjamin bahwa material yang digunakan telah memenuhi
kriteria yang diisyaratkan dalam spesifikasi teknis. Bilamana
diisyaratkan pengujian terhadap material dan mutu pekerjaan
dapat segera dilaksanakan untuk mengetahui pekerjaan telah
dilaksanakan sesuai dengan kualitas/mutu yang diinginkan
4
METODE PELAKSANAAN
- Pelaksanaan Pekerjaan
- Hasil Pekerjaan
KONTRAKTOR
- Laporan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan ke
Konsultan
- Pengawasan Harian
- Hasil Pengawasan
- Pengawasan Mutu
KONSULTAN
- Evaluasi Pengawasan Harian
- Evaluasi Hasil Pelaksanaan
- Evaluasi Teknis
- Evaluasi Pelaksanaan
Hasil : - Teknis
- Pengawasan Harian
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN - Hasil Pengawasan
6
METODE PELAKSANAAN
7
METODE PELAKSANAAN
8
METODE PELAKSANAAN
9
METODE PELAKSANAAN
10
METODE PELAKSANAAN
F. PELAPORAN
Pada kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan kontraktor
mempersiapkan laporan sebagai berikut:
1.Laporan Harian
Laporan harian merupakan penyusunan seluruh isian formulir
standard. laporan harian yang berisikan antara lain: jenis
pekerjaan, tenaga kerja, peralatan yang digunakan, kondisi
cuaca dan permasalahan yang timbul
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan merupakan rekapitulasi dari laporan harian
yang isinya antara lain: rencana kerja dan realisasi progres
fisik pekerjaan setiap minggu, rencana kegiatan untuk minggu
berikutnya.
3. Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan rekapitulasi laporan mingguan yang
isinya antara lain: rencana kerja dan realisasi progres fisik
11
METODE PELAKSANAAN
G. ADMINISTRASI PROYEK
Untuk mendukung administrasi proyek kontraktor membuat arsip
surat-menyurat, dokumen-dokumen kontrak, laporan-lapran, foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dan lain-lain yang dianggap
perlu yang berhubungan dengan administrasi proyek
12
METODE PELAKSANAAN
13
METODE PELAKSANAAN
B. PEKERJAAN GALIAN
Galian tanah terdiri dari:
14
METODE PELAKSANAAN
D. TIMBUNAN / URUGAN
Pekerjaan yang dimaksud adalah timbunan tanah pada permukaan tanah
yang akan ditentukan kemudian, serta sesuai dengan gambar kerja/petunjuk
Direksi Pelaksana / Pengawas.
15
METODE PELAKSANAAN
E. PEKERJAAN PONDASI
a. Pondasi Menerus Pasangan Batu Kali
1. Bahan
Batu kali / batu padas yang digunakan akan dapat di peroleh ditempat
yang bermutu tinggi. Kuat dan bersih.
2. Adukan
Semua pasangan batu untuk pondasi Pasangan Batu Kali akan
dilaksanakan dengan jenis adukan 1 Pc : 4 Ps dengan batu kali / batu
padas pada diameter maksimum 15 s/d 20 cm
3. Pelaksanaan
a. Pekerjaan pondasi mulai setelah seluruh galian tanah diperiksa dan
disetujui oleh Direksi.
16
METODE PELAKSANAAN
c.
Contoh Gbr: Pondasi Menerus
Pekerjaan Pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
d. Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan maka ujung
penghentiannya akan bergigi agar penyambungan baru berikutnya
terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna. Didalam pondasi sama sekali
tidak boleh terdapat rongga atau celah.
b. Pondasi Setempat
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pondasi ini meliputi pekerjaan pondasi Setempat. Pekerjaan
pondasi Setempat beton bertulang yang dimaksud adalah meliputi :
17
METODE PELAKSANAAN
Pondasi dan kolom adukan beton K225 ukuran besi beton dapat
dilihat pada gambar kerja
2. Persyaratan bahan-bahan
a. Semen portland / PC
Semen yang digunakan adalah Semen Portland jenis Portland Cement
Tipe I dan merupakan hasil produksi dalam negeri. Semen yang telah
mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari
tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
18
METODE PELAKSANAAN
c. Air
- Air untuk campuran adukan beton bebas dari asam, garam, bahanm
alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
- Penggunaan air untuk kerja mendapat persetujuan Pengawas.
- Bila akan digunakan air kerja yang bukan untuk air minum dan
mutunya meragukan, maka Pengawas dapat meminta kepada
Pelaksana untuk mengadakan pengujian tersebut dengan biaya
tanggungan Pelaksana.
19
METODE PELAKSANAAN
d. Besi tulangan
- Baja tulangan yang digunakan adalah Besi Polos, kondisi Besi
tulangan yang didatangkan tidak dalam kondisi berkarat dan
mengelupas.
- Baja ulir/deform yang di datangkan ke lokasi proyek tidak
dibengkok/ditekuk, harus dalam bentuk lonjoran.
- Diameter baja tulangan yang digunakan sama dengan ukuran
diameter yang tertera dalam gambar rencana bagian struktur.
Toleransi diameter baja yang dapat diambil adalah sesuai dengan
persetujuan tertulis dari Pengawas / Perencana.
e. Bekisting (Acuan)
- Kuat menahan beban adukan beton tanpa brubah bentuk (stabil), tahan
terhadap perbedaan cuaca yang dapat mengakibatkan perubahan
bentuknya (melengkung), harus kedap air, tidak meloloskan air
campuran (pasta semen), yang dapat merusak kualitas beton dan
mempunyai permukaan yang rata /halus.
- Bekisting dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh, untuk mendapatkan
bentuk penampang, ukuran dari bahan beton seperti dalam gambar
kerja.
- Bekisting tidak boleh dibongkar sebelum mendapatkan ijin tertulis dari
Pengawas.
20
METODE PELAKSANAAN
21
METODE PELAKSANAAN
22
METODE PELAKSANAAN
2. Pelaksanaan
a. Pekerjaan pondasi mulai setelah seluruh galian tanah
diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
b. Pengerjaan pondasi tiang bor, kedalaman dan diameter
tiang bor menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat
bor.
c. Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat
dilanjutkan. Gambar di atas, mata auger sudah diganti dng
Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau lumpur di
dasar lubang.
d. Jika pekerjaan pengeboran dan pembersihan tanah hasil
pengeboran dan akhirnya sudah menjadi kondisi tanah
keras. Maka untuk sistem pondasi Bor Pile maka bagian
bawah pondasi yang bekerja dengan mekanisme bearing dapat
dilakukan pembesaran. Untuk itu dipakai mata bor khusus,
Belling Tools.
e. Setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai
kedalaman rencana maka perlu dipastikan terlebih dahulu
apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi, yaitu
melalui pemeriksaan manual.
f. Dilakukan Pengecekan ulang bahwa tanah hasil pemboran
perlu juga dichek dengan data hasil penyelidikan
terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama seperti yang
diperkirakan dalam menentukan kedalaman tiang bor
tersebut. Ini perlu karena sampel tanah sebelumnya umumnya
diambil dari satu dua tempat yang dianggap mewakili.
Tetapi dengan proses pengeboran ini maka secara otomatis
23
METODE PELAKSANAAN
24
METODE PELAKSANAAN
1. PERSYARATAN BAHAN
1.1 Semen Portland
Akan memakai mutu yang terbaik dari suatu jenis merk atas
persetujuan Pengawas/Direksi Lapangan dan akan memenuhi
SNI 15.2049.1994. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpangan semen portland akan diusahakan sedemikian
rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air
dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpuan sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
25
METODE PELAKSANAAN
1.4 Air
Air yang digunakan adalah merupakan air tawar yang bersih
dapat diminum dan tidak mengandung minyak, asam alkali
dan bahan-bahan organis / bahan lain yang dapat merusak
beton dan akan memenuhi Pd-M-33-2000-03 dan AASHTO T 26.
Apabila dipandang perlu Pengawas/Direksi Lapangan dapat
meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai
diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.
2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
2.1 Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang
adalah K-225, K-250, K-300 dan akan memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03.
2.2 Pembesian
Pembuatan tulang-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan,
sambungan kait-kait
dan pembuatan
sengkang
(ring/beugel),
persyaratan akan
sesuai SK SNI S-05-
1989-F. Pemasangan
dan penggunaan tulangan beton akan disesuaikan dengan
26
METODE PELAKSANAAN
27
METODE PELAKSANAAN
28
METODE PELAKSANAAN
29
METODE PELAKSANAAN
30
METODE PELAKSANAAN
G. PEKERJAAN KERAMIK
a. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
yang diperlukan termasuk alat bantu dan alat angkut yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
- Pekerjaan lantai dan plint keramik ini dilakukan pada ruang
toilet, serta seluruh finishing lantai sesuai yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
31
METODE PELAKSANAAN
b. Persyaratan Bahan
- Bahan dari jenis keramik adalah buatan dalam negeri yang
bermutu baik produksi dalam Negeri dengan ukuran Lantai
Ruangan 40 cmx 40 cm, lantai kamar mandi 20 cm x 20 cm dan
Dinding kamar mandi 20 cm x 25 cm atau produksi lain yang
setara atau yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Finish permukaan : Halus (polish) kecuali lantai kamar
mandi (unpolish)
- Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing warna
harus seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak.
- Ketebalan minimum 7 cm, finish permukaan berglazur,
kekuatan lentur 250 kg/cm2.
32
METODE PELAKSANAAN
33
METODE PELAKSANAAN
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
- Sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor diwajibkan membuat
Shop Drawing dari pola keramik yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
- Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh
bahan dari 3 produk yang berlainan) kepada Konsultan
Pengawas.
- Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak
retak, tidak cacat dan tidak bernoda.
- Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Pasir dan ditambah
bahan perekat seperti yang diisyaratkan.
- Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala
bentuk noda hingga benar-benar bersih Diperhatikan adanya
pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding
atau hal-hal lain seperti ditunjukkan dalam gambar.
- Sebelum pasangan keramik, terlebih dahulu unit-unit keramik
direndam dalam air sampai jenuh.
34
METODE PELAKSANAAN
35
METODE PELAKSANAAN
36
METODE PELAKSANAAN
37
METODE PELAKSANAAN
b. Persyaratan Bahan
- Bahan kosen/Pintu Panel dari dengan Mutu Baik kelas I.
- Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
peraturan Bahan yang telah disyaratkan.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
- Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran
jadi. Pemotongan dan pembuatan profil dilakukan dengan
mesin di luar tempat pekerjaan/pemasangan.
- Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus
lurus dan siku, sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela
bekerja dengan sempurna.
- Kosen tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni
atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh
Direksi Pengawas.
38
METODE PELAKSANAAN
2. Bahan
Terbuat dari Besi Plat 4 mm di las ke Besi Holow ukuran
50.50.5, frame kosen besi L 50.50.5 dan Besi solid dia.22 mm-
10mm
3.Pelaksanaan
a. Untuk ukuran ketinggian dan bahan yang digunakan
disesuaikan dengan yang tertera dalam spesifikasi Teknis.
b. Pekerjaan ini harus sesuai dengan gambar kerja dan
diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
39
METODE PELAKSANAAN
1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam
gambar, dengan hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini
meliputi antara lain :
pengadaan dan pemasangan rangka-rangka atap, termasuk kuda-
kuda, gording, balok nok, kaso, klos-klos dan lain-lain
sesuai dengan petunjuk gambar
1. Persyaratan Bahan
2.1 Atap dan Rabung (Genteng Metal Dan Atap Spandek)
B. Atap yang dipakai untuk bangunan ini adalah dari
bahan:
1. Genteng Metal, produksi dalam negeri yang baru dan
bermutu baik bahan baku Zincalumn dari produk
BlueScope Steel Indonesia t= 0,35 mm.
2. Spandek, produksi dalam negeri yang baru dan
bermutu baik bahan baku Zincalumn dari produk
BlueScope Steel Indonesia t= 0,30 mm.
C. Rabung yang dipakai adalah rabung Genteng Metal, dan
rabung atap spandek dipakai yang bermutu baik.
D. Paku yang dipasang untuk pemasangan atap / rabung
dipergunakan paku seng yang bermutu baik.
E. Penyambungan / overlapping pemasangan atap minimum 15
cm ke arah panjang seng dan dua jalur ke arah
lebarnya.
40
METODE PELAKSANAAN
41
METODE PELAKSANAAN
b. Persyaratan Bahan
Bahan talang dalam digunakan dari bahan metal yang
bermutu baik, produk dalam negeri yang disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas, bentuk dan ukuran sesuai
dengan detail gambar
c. Persyaratan Pelaksanaan
- Pemasangan alat-alat pembuat lubang, pemasangan
sparing dan sebagainya harus menurut petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas
- Pelaksanaan pemasangan talang termasuk susunan,
bentuk, bahan yang digunakan harus sesuai dengan
gambar kerja
- Kontraktor diwajibkan mengadakan dan memasang bagian-
bagian lain yang tidak/belum tercakup dalam gambar
kerja yang merupakan kelengkapan daripada talang untuk
dapat berfungsi, kuat, rapi tanpa mengadakan
pekerjaan/biaya tambahan
42
METODE PELAKSANAAN
43
METODE PELAKSANAAN
Kelebihan
44
METODE PELAKSANAAN
Kekurangan
- Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti
rangka kayu, sistem rangkanya yang berbentuk jaring kurang
menarik bila tanpa penutup plafon.
- Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada
salah satu bagian struktur yang salah hitung ia akan
menyeret bagian lainnya.
- Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat
dipotong dan dibentuk berbagai profil.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
- Semua ukuran Baja Truss yang tertera pada gambar adalah
ukuran jadi dan lurus tanpa cacat, tidak melenting dan lain-
lain yang dapat menurunkan mutu Bahan serta mutu pekerjaan
- Semua pekerjaan Baja Truss seperti diuraikan di atas,
dipotong diserut dengan mesin tanpa kecuali
- Pemeriksaan terhadap jenis, ukuran maupun mutu, wajib
dilakukan dengan teliti
45
METODE PELAKSANAAN
a. Syarat-syarat umum
- Pengerjaan bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus
diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan
terbuka. Semua bagian mempunyai ukuran yang tepat
sehingga dalam memasang tidak akan memerlukan pengisi
kecuali bila gambar detail menunjukan hal tersebut.
- Semua detail dan hubungan dibuat dengan teliti dan
dipasang dengan hati hati untuk menghasilkan tampak yang
rapi sekali.
- Mengambil ukuran ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan
dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang
pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian bagian
yang terhalang oleh benda lain.
- Setiap bagian pekerjaan yang buruk yang tidak memenuhi
ketentuan diatas, akan ditolak dan harus diganti.
Pekerjaan yang selesai bebas dari puntiran-puntiran,
bengkokan-bengkokan dan sambungan-sambungan yang terbuka.
- Konstruksi baja yang telah selesai dikerjakan dilindungi
terhadap pengaruh pengaruh udara, hujan dan lain-lain
dengan cara yang memenuhi persyaratan.
- Sebelum bagian - bagian dari konstruksi dipasangkan
dimana semua bagian yang perlu sudah diberi lubang dan
46
METODE PELAKSANAAN
47
METODE PELAKSANAAN
48
METODE PELAKSANAAN
49
METODE PELAKSANAAN
50
METODE PELAKSANAAN
K. PEKERJAAN PLAFOND
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan,
peralatan, tenaga dan pemasangan semua pekerjaan plafond
seperti yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan
mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang
terlihat dalam gambar-gambar dan persyaratan ini.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Gypsum :
- Jenis bahan: : Gypsum
- Ketebalan : 9 mm
51
METODE PELAKSANAAN
52
METODE PELAKSANAAN
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu meneliti
gambar-gambar yang ada kondisi di Lapangan (ukuran dan
peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay out/
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar. Maka kami akan membuat Shop Drawing sesuai
ukuran/bentuk mekanisme kerja yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas, dan setelah disesuaikan dengan keadaan
di Lapangan.
53
METODE PELAKSANAAN
54
METODE PELAKSANAAN
55
METODE PELAKSANAAN
1.0. UMUM
1.1. Ketentuan Umum Sebelum pekerjaan waterproofing dilakukan,
maka
a. Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan dilapangan, agar
mendapat gambaran luas yang presisi atas bidang yang akan
dilapisi bahan waterproofing.
56
METODE PELAKSANAAN
57
METODE PELAKSANAAN
1.3. Reference
a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar:
ASTM D 146 Piability
ASTM D 412-80 Tensile strength
ASTM D 882
ASTM E 154 Puncture Resistance
ASTM G 54
ASTM C 836-81 Adhesive Strength
ASTM 624-76 Tear Resistance
b. Quality Assurance:
Kualifikasi manufaktur: produk yang digunakan disini harus
diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai
pengalaman yang sukses dan diterima oleh Engineer.
Spesialisasi perusahaan dalam penerapan spesifikasi water
proofing 5 tahun pengalaman tertulis.
c. Kualifikasi pekerja :
58
METODE PELAKSANAAN
59
METODE PELAKSANAAN
1.6. Garansi
a. Sediakan garansi tertulis dari pabrik selama 10 tahun.
b. Garansi pemasangan system yang bebas dari bocor dan rusak
dalam pengerjaan (workmanship) dan material adalah 10 tahun
terhitung dari tanggal penyelesaian proyek.
2.0. BAHAN
2.1. Bahan Waterproofing Jenis Membrane
Addhesive waterproofing membrane untuk bidang atap.
2.2. Material
a. Lembaran Membrane
Lembaran membrane untuk atap harus memiliki persyaratan
sebagai berikut:
- Torch adhesive dan cold applied
- Tebal min. 4mm untuk torch applied dan 1mm untuk cold
applied.
- Tensile strength tidak kurang dari 2800 kpa.
60
METODE PELAKSANAAN
b. Primer
Untuk semua area yang akan ditutup dengan waterproofing
membrane memakai: rubber based liquid type.
c. Mastic Untuk semua perlengkapan yang menembus bagian
waterproofing membrane dan retak-retak kecil pada beton
sebelum pemasangan material waterproofing harus memakai:
Rubberized Asphalitic Type
d. Cement mortar Komposisi epoxy atau latex modified
cementitions.
e. Concrete Patching Compound Pemasangan cepat, non-shrinking
patching compound
f. Wire Mesh
Material : Hotdip, galvanized welded mesh
Spasi : 200 mm x 200 mm, 4,0 mm
g. Polystyrene Protection Board Expanded high density
polystyrene board, sesuai FSHH-1- 524 C, type I, class A,
tebal 30 mm.
h. Protection Board Adhesive Tipe yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat waterproofing membrane dan sesuai dengan
membrane
2.4. Material
a. Epoxy Linning Epoxy material harus dari 2 komponen, system
pelarut yang bebas dari epoxy resin. Epoxy material harus
dari tipe yang non-kontaminasi terhadap potable water dan
harus memiliki sertifikat laboratorium untuk bukti. Karakter
material:
1. Compressive strength tidak kurang dari 600 kg/cm2
2. Flexural strength intension tidak kurang dari 250 kg/cm2
3. Adesi terhadap beton tidak kurang dari 40 kg/cm2
4. Setara dengan Araldite-Top Coat 020, sealocrete.
3.0. PENERAPAN
3.1. Pemeriksaan
a. Periksa permukaan terhadap kondisi-kondisi yang berpengaruh
merugikan pelaksanaan. Jangan diproses/ ditindaklanjuti
sebelum kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan telah diisi
beton.
b. Periksa bahwa item-item yang penetrasi ke system
waterproofing sudah terpasang dengan baik dan kuat.
62
METODE PELAKSANAAN
3.2. Persiapan
a.Lindungi area yang tidak dimaksudkan untuk terpasang dengan
waterproofing.
b. Bersihkan dan siapkan permukaan sesuai instruksi pabrik.
c.Isilah celah dan hubungan yang retak sesuai instruksi pabrik.
Gunakan ratio panjang dan lebar yang direkomendasikan oleh
pabrik sealent.
d.Pindahkan barang-barang yang tajam, lempengan, dan material
lepas lain. Lepaskan ikatan-ikatan dan tempatkan pada jarak
minimum 18 mm dibelakang muka dinding. Isi lubang, rongga,
dan sisir haluskan area rata dengan tambahan compound atau
adukan semen.
e. Penetrasi harus di sealent dengan mastic.
f.Gunakanlah potongan tipis atau bekas barang tertentu pada
pertemuan-pertemuan vertical dan horizontal dengan
63
METODE PELAKSANAAN
3.3. Pemasangan
64
METODE PELAKSANAAN
65
METODE PELAKSANAAN
2. Persyaratan Bahan
66
METODE PELAKSANAAN
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan adukan
campuran 1 Pc : 3 Ps pada Pasangan Batu 1 Bata, aduk
campuran 1 Pc : 3 Ps pada Pasangan Batu ½ Bata, aduk
campuran 1 Pc : 2 Ps pada Pasangan Batu ½ Bata dan aduk
campuran 1 Pc : 4 Ps pada Pasangan Batu ½ Bata. Untuk semua
dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari
permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan
lantai dasar, dinding di daerah basah setinggi 160 cm dari
permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar
menggunakan simbol aduk trasraam / kedap air digunakan aduk
rapat air dengan campuran 1 Pc : 2 Pasir pasang.
Batu bata merah yang digunakan adalah batu bata merah press
mesin ukuran 5 x 11 x 21 cm ex lokal dengan kwalitas
terbaik yang disetujui oleh Pengawas Direksi Lapangan /
Pengawas. Sebelum digunakan batu bata akan direndam di bak
air atau di drum hingga jenuh. Setelah bata terpasang
dengan aduk, naad/siar-siar akan dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
Pasang batu bata sebelum diplester akan dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan
dibersihkan. Pemasangan dinding batu bata dilakukan
bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis
perharinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
67
METODE PELAKSANAAN
68
METODE PELAKSANAAN
69
METODE PELAKSANAAN
70
METODE PELAKSANAAN
- Adukan 1 PC : 3 pasir
- Adukan 1 PC : 4 pasir
Seluruh permukaan plesteran difinish Acian dari bahan PC.
71
METODE PELAKSANAAN
72
METODE PELAKSANAAN
O. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Pengecatan Dinding, plafond dll
1. Lingkup Pekerjaan
Persiapan permukaan yang akan diberi cat. Perngecatan
permukaan dengan bahan–bahan yang telah ditentukan yaitu cat
setara Vinilex . Pengecatan semua permukaan dan area yang ada
gambar tidak disebutkan secara khusus dengan warna dan bahan
yang sesuai dengan petunjuk Perencana.
2. S
t a
n d
a r
d
Gbr contoh. Cat dinding terkelupas Gbr. contoh Cat dinding yang diharapkan
Pengerjaan
belum lama di cat (Mock Up)
Sebelum pengecatan dimulai, pemborong akan melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat
yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh
pilihan warna, texture, meterial dan cara pengerjaan. Bidang-
bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan
oleh Direksi Lapangan. Jika masing-masing bidang tersebut
telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan Perencanaan,
73
METODE PELAKSANAAN
4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Semua bahan sebelum dipasang akan ditunjukkan kepada Pengawas
dan direksi beserta persyaratan-persyaratan / ketentuan
pabrik untuk mendapatkan persetujuan, bahan yang tidak
disetujui akan diganti tanpa biaya tambahan. Jika dipandang
perlu diadakan penukaran / penggantian bahan, penggantian
akan disetujui Pengawas dan Direksi berdasarkan contoh yang
dilakukan Kontraktor.
74
METODE PELAKSANAAN
b. Besi/Baja
Meliputi pengecatan besi/baja pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar
1. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
- Meliputi pengecatan besi/baja pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar
2. Persyaratan Bahan
- Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh
bagian-bagian besi yang terlihat dan pekerjaan besi lain
ditentukan dalam gambar, kecuali ditentukan lain.
- Digunakan bahan cat Produk Dalam Negeri yang bermutu baik
dari jenis merk ICI jenis Syntetic Super Gloss, Cat Besi
(Synthetic Enamel) atau dari produk lain yang setara dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Bahan untuk cat dasar digunakan dari bahan yang
diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan
75
METODE PELAKSANAAN
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
- Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih
dahulu diserahkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan
dari Konsultan Pengawas
- Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan
harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak
dan debu
- Permukaan yang akan dicat diamplas dengan anplas besi
yang halus untuk memperoleh permukaan halus, rata dan
bersih dari karat dan kotoran-kotoran lain
- Sebelum pemakaian, cat harus diaduk dengan rata dan
sempurna sampai jenuh
76
METODE PELAKSANAAN
b.Pengecatan Kayu
Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plesteran diberi
dasar meni
Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian
diplamur bila. terdapat retak, celah atau lobang. Kemudian
permukaan kayu yang telah diplamur diratakan
Permukaan kayu yang kecil harus diberi 2 lapisan plamur yang
tipis
Pekerjaan pengecatan dengan kwas untuk bidang kecil dan
semprot untuk bidang luas
Hasil pengecatan harus mulus, tidak menggelembung atau
cacat-cacat lainnya
77
METODE PELAKSANAAN
2. Perlengkapan Toilet
Semua perlengkapan ini menggunakan produk dalam negeri atau
yang setara. Perlengkapan – perlengkapan tersebut harus dalam
keadaan baik tanpa ada cacat – cacat, sudah mendapat
persetujuan Pengawas. Letak pemasangan disesuaikan gambar-
gambart untuk itu dan cara-cara pemasangan mengikuti petunjuk
– petunjuk dari produsen seperti diterangkan dalam brosur-
brosur yang bersangkutan.
3. Pekerjaan Kran
Semua kran yang dipakai, adalah produk dalam negeri atau yang
setara, dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan
masing – masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat
sanitair. Stop kran yang dapat digunakan adalah bahan
kuningan dengan putaran warna hijau, diameter dan penempatan
sesuai gambar untuk itu. Kran – kran harus dipasang pada pipa
air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai
dengan gambar-gambar untuk itu.
78
METODE PELAKSANAAN
5. Alat-alat Sanitair
- Kamar Mandi
1. Kloset
Jenis : Kloset Jongkok
Merk : Standard INA
- Warna akan ditentukan kemudian
- Kloset Jongkok dan perlengkapannya yang dipasang
adalah yang telah diseleksi baik tidak ada bagian
yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui oleh Pengawas.
79
METODE PELAKSANAAN
D. Pompa Transfer
Jenis : Sanyo atau setara
Motor speed : Disesuaikan
80
METODE PELAKSANAAN
• Pengukuran
• Penggalian, pengurugan, dan pemadatan
• Pemasangan dan penyambungan pipa
2. Persyaratan Umum
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis bahan
kepada pengawas lapangan untuk disetujui sebelum pengadaan
bahan dan pelaksanaan pekerjaan.
b. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar detail
pelaksanaan yang mencakup dimensi, tata letak, jenis
bahan, dan detail-detail pelaksanaan untuk diperiksa dan
disetujui pengawas lapangan
c. Ketidak sesuaian
1) kontraktor wajib memeriksa gambar kerja terhadap
kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi
dimensi, jumlah, maupun pemasangan.
2) Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata tidak sesuai
dengan yang telah disetujui, kontraktor wajib
menggantinya atas biaya kontraktor setelah disetujui
pengawas lapangan.
81
METODE PELAKSANAAN
3. Persyaratan Bahan
a.Tangki septik dapat dibuat dari pasangan batu bata atau
beton bertulang (sesuai dengan petunjuk gambar kerja)
dalam kapasitas, ukuran, bentuk dalam gambar kerja.
b. Pipa-pipa saluran dan rembesan yang dipasang harus pipa
PVC kelas 5 kg/cm2 standar JIS K 6741 berdiameter sesuai
dengan gambar kerja, sedangkan panjang, tebal, dan lainnya
sesuai dengan standar JIS.
c. Batu bata harus memenuhi persyaratan dalam pasal tentang
pemasangan bata.
d. Bahan beton dan baja tulangan harus memenuhi persyaratan
e. Adukan
1) Bahan adukan untuk pasangan batu bata yang terdiri dari
semen, pasir, dan air harus memenuhi spesifikasi teknis.
2) Semua adukan yang dipakai mempunyai komposisi 1 pc : 2
ps atau sesuai dengan ketentuan gambar kerja.
f. Resapan
Tangki septik harus dilengkapi dengan sumur resapan dalam
ukuran sesuai dengan petunjuk gambar kerja. Bahan-bahan
untuk sumur resapan sesuai dengan petunjuk gambar kerja
atau petunjuk pengawas lapangan.
4. Persyaratan Pelaksanaan
a. Umum
1) Seluruh tangki septik dan resapan harus dipasang sesuai
dengan petunjuk gambar kerja, gambar detail
pelaksanaan, serta spesifikasi teknis ini.
82
METODE PELAKSANAAN
83
METODE PELAKSANAAN
2. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi listrik dalam
bangunan termasuk seluruh peralatannya sampai dengan secara
keseluruhan dapat berfungsi dengan baik. Pengadaan dan
84
METODE PELAKSANAAN
3. Kabel / Hambatan
Semua jenis kabel yang dipergunakan / dipasang harus dalam
keadaan baru dan dikirim ke tempat pekerjaan dalam keadaan
terbungkus dalam pak aslinya. Kabel yang digunakan adalah
merk : Kabelmetal, Kabelindo, Tranka, Supreme. Kabel tersebut
harus dilengkapi dengan sertifikat dari LMK – PLN. Kapasitas
kabel yang digunakan / dipasang harus sesuai seperti
dinyatakan dalam gambar – gambar wiring diagram bersangkutan.
Untuk kabel-kabel phasa, netral dan arde harus dibedakan
dalam beberapa macam warna kabel ( sesuai dengan tercantum
dalam SNI Nomor : 0255-1987). Semua instalasi penerangan dan
stop kontak di dalam bangunan digunakan jenis NYM 0,6/1 KV
dan rising feeder dengan 0,6/1 KV dan ditanam dalam tanah,
harus menggunakan NYMFGBY 0,6/1 KV. Semua hantaran baik yang
ditarik di dalam pipa semuannya dipasang secara opbouw dan
diklem pada beton.
85
METODE PELAKSANAAN
86
METODE PELAKSANAAN
4. Panel Pengaman
Rakitan dalam negeri dengan komponan – komponen ex luar
negeri atau setara. Panel – panel ini terbuat dari besi plat
dengan tebal minimum 2 mm dengan rangka besi siku, rangka dan
plat penutup secara elektrik harus menjadi satu kesatuan.
Panel –panel tersebut harus dicat dengan cat bakar metalik
warna abu-abu dan dilengkapi dengan kunci merk terbaik.
Panel-panel tersebut adalah buatan : Sinar Metrido Utama,
Industri. Panel-panel tersebut harus mempunyai 5 ( lima )
busbar tembaga, yang terdiri dari 3 ( tiga ) busbar phase
( RST ), 1 (satu) busbar untuk netral, 1 (satu) untuk
pertahanan. Setiap busbar diberi warna sesuai peraturan PLN.
Lapisan untuk memberi warna ini harus tahan terhadap kenaikan
suhu maksimal busbar tersebut.
87
METODE PELAKSANAAN
88
METODE PELAKSANAAN
6. Lampu
Rumah lampu : buatan dalam negeri yaitu : Sun, Diamond,
Artolite, Armature Indonesia atau setara dengan ketebalan
plat – plat 1/32”, dicat dengan cat bakar, bebas dari karat
dan lecet – lecet.
- Current Transformer
- MCB 2A
- MCB 4A
- MCB 6A
- MCB 8A
- MCB 10A
- MCB 12A
- MCB 20A
- Fitting Lampu Cup Down Light
- Lampu XL, lampu semutu Philips
- Lampu TL, lampu semutu Philips
89
METODE PELAKSANAAN
1. PEKERJAAN INSTALASI
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan material, peralatan dan pemeliharaan,
testing, pengawasan untuk konstruksi, pemasangan
sistim listrik yang lengkap dibuat sesuai dengan
gambar perencanaan dan Rencana Kerja & Syaratnya.
b. Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi daya
tegangan rendah (TR) dari panel utama ke panel-
panel bangunan penerangan dan peralatan.
c. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan,
kotak kontak daya secara lengkap didalam bangunan
dan taman/outdoor.
d. Pengadaan dan pemasangan panel-panel penerangan
dalam dan luar bangunan serta panel-panel peralatan
guna menunjang sistim dari bangunan (sesuai dengan
gambar perencanaan).
e. Mengadakan testing comissioning untuk seluruh
peralatan instalasi sesuai Rencana Kerja & Syarat
ini dan ketentuan-ketentuan dari pabrik serta
standard lainnya.
f. Menyediakan sarana listrik, air dan keperluan kerja
lainnya.
g. Melaksanakan masa pemeliharaan dan masa pertanggung
jawaban (quarantee) sesuai Rencana Kerja & Syarat
ini.
90
METODE PELAKSANAAN
91
METODE PELAKSANAAN
2. Splice/Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-
sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang
kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang
dapat dicapai (accessible). Sambungan pada kabel
circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus
teguh secara electric dengan cara-cara "solderless
connector". Jenis kabel tekanan, jenis "compression
atau soldered". Dalam membuat "splice" konektor harus
dihubungkan pada sambung, tidak ada kabel-kabel
telanjang yang kelihatan dan tidak dapat lepas oleh
karena adanya getaran.
3. Bahan Isolasi
92
METODE PELAKSANAAN
4. Penyambungan Kabel
a. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-
kotak penyambung yang husus untuk itu (misalnya
juction box lain-lain). Pemborong harus memberikan
brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang
dinyatakan oleh pabrikasi.
b. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna
atau nama-namanya asing-masing, dan harus diadakan
pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus
tertulis dan disaksikan oleh Direksi. Penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi timah putih dengan
kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang
sesuai.
c. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi
dengan pipa PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
d. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu
untuk menjaga nilai isolasi tertentu.
e. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus
diikuti, misal temperature-temperatur pengecoran dan
semua lubang-lubang udara harus dibuka selama
pengecoran.
93
METODE PELAKSANAAN
94
METODE PELAKSANAAN
95
METODE PELAKSANAAN
96
METODE PELAKSANAAN
b. Finishing.
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan
oleh Direksi. Semua cabinet dari pintu- pintu untuk
panel board listrik, harus dibuat tahan karat dengan
cara "Galvanized plating" atau dengan "zink chromate
primer". Selain yang tersebut diatas, harus dilapisi
dengan lapisan anti karat yaitu sebagai berikut :
b.1. Bagian dalam dari box dan pintu.
b.2. Bagian luar dari box yang digalvanisir atau
cadnium plating tak perlu dicat kalau seluruhnya
terendam, kalau dipakai zink chromate primer
harus dicat dengan cat bakar.
c. Pasangan Kabel.
Pasangan kabel sedemikian rupa sehingga setiap
peralatan dalam panel dengan mudah dapat dijangkau,
tergantung dari pada macam/type panel. Maka bila
dibutuhkan alas/ pondasi/penumpu/penggantung maka
97
METODE PELAKSANAAN
e. Papan Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi
dengan papan nama, pada pintu pada pemutusan dan dapat
dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama pada
pemutusan dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara
pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas
rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat yang
98
METODE PELAKSANAAN
f. Bus-Bar/Rel.
Bus bar minimal harus dari bahan tembaga, dengan
ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus
beban terpasang yang ukurannya disesuaikan dengan
ukuran PUIL 2000. Semua busbar/rel harus dicat,
dipegang oleh beban isolator dengan kuat dan baik ke
rangka panel. Semua busbar/rel harus dicat dengan
warna yang sesuai dengan yang disebutkan pada PUIL
2000. Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperatur
75°C.
Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik
untuk sistim 3 phase 4 kawat seperti ditunjuk dalam
gambar. Setiap panel harus mempunyai bus netral yang
diisolir terhadap tanah, dan sebuah bus pembumian yang
selanjutnya di klem dengan kuat pada frem dan panel
dan dilengkapi dengan klem untuk pembumian dari
peralatan yang perlu di bumikan (5 bar). Gambar-
Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawings) harus
menunjukkan ukuran-ukuran dari bus-bus dan susunannya.
Ukuran dari bus harus ukuran sepanjang panel dan harus
disediakan cara untuk penyambungan dikemudian hari.
9. PERALATAN LISTRIK
9.1. Peralatan Panel
Semua Peralatan Panel, seperti :
a. Circuit Breaker
99
METODE PELAKSANAAN
b. Power Contactor
c. Moulded Case Circuit Breaker
d. Trafo Arus dan Trafo Tegangan
e. Three Phasa Fuse Load Break Switch
f. Rotary Switch
g. On - Off Knife Switch
h. Fuse dan base/frame diaged fuse
i. HRC fuse dan fuse holder
j. Ampere meter
k. Volt meter
l. KWH meter
m. Lampu indikator
n. Push button
o. Miniatur circuit breaker
p. Relay-relay
q. Dan lain-lain.
Harus memenuhi standarisasi/spesifikasi teknis PUIL,
SPLN dan pabrik.
100
METODE PELAKSANAAN
IV. PROGRAM K3
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat
dalam kegiatan proyek akan dibentuk unit K3 yang akan membuat
program seperti tersebut di atas dan akan diawasi. Dalam
menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka unit K-3
akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun
instansi-instansi lain yang terkait.Untuk tugas-tugas dalam
program K3 adalah sebagai berikut:
101
METODE PELAKSANAAN
Project Manager
Administrasi
/Op. Komputer
Site Manager
102
METODE PELAKSANAAN
Juru Ukur
PELAKSANA LAPANGAN :
Pelaksanan Bangunan
Pelaksana Lingkungan/ Pematangan Lahan
Pelaksana Mekanikal/Elektrikal
MANDOR
Kepala Tukang
Tukang
Pekerja
103